Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT

DAN GAS
“ Proses Dan Teknologi Pengelolaan Gas SO2 ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengolahan Limbah Cair,
Padat dan Gas
Dosen Pengampu : Ir. Ketut Sumada, MS

Disusun Oleh:
Wahyu Nur Fadlilah Dwi Purnama (17031010009)

Paralel D

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“
JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/202
PENGELOLAAN GAS SO2 DAN NO2 DARI PROSES
INDUSTRI

I. Emisi Gas Buang SO2 dan NO2


Emisi gas buang (flue gas) SO2 dan NO2 ke udara diperoleh dari aktivitas
industri berat, dan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara dan
minyak bumi pada pembangkit listrik. Dari proses tersebut merupakan salah satu
sumber polusi dalam skala besar. Reaksi yang terjadi di udara akan menyebabkan
hujan asam yang berbahaya bagi lingkungan. Keadaan ini diperparah dengan
meningkatnya penggunaan batubara berkualitas rendah yang mengandung kadar
belerang tinggi.
Dampak terhadap lingkungan hidup berkaitan dengan kebutuhan dan
ketersediaan energi menjadi faktor penting yang mempengaruhi pengembangan dan
penggunaan energi secara komersial, serta teknologi pengendalian emisi gas buang;
karena pembangkitan energi melibatkan masalah penyebaran polusi udara yang dapat
melintasi batas antar negara, diperlukan strategi dan kebijakan yang terkoordinasi
secara internasional untuk pengendalian emisi gas buang SO2 dan NO2.

II. Pengolahan Gas Buang SO2 dan NO2


Terdapat banyak metode yang digunakan untuk mengolah gas SO2 dan NO2
yang ada dilingkungan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi ataupun
menghilangkan kandungan gas SO2 dan NO2 yang berbahaya bagi lingkungan.
Contohnya yaitu dengan :
1. Memperluas penghijauan
2. FGD (Flue Gas Desulphurisation)
3. SCR (Selective Catalitic Reduction)
4. MBE (Mesin Berkas Elektron)
5. Teknik Biofilter
III. Mesin Berkas Elektron (MBE)
Teknologi MBE untuk pengolahan gas buang SO2 dan NO2 pada umumnya
terdiri dari lima komponen utama, yaitu :
1. Spray cooler
2. Sistem injeksi amonia
3. Sistem iradiasi : bejana proses dan mesin berkas elektron
4. Sistem pengumpul produk samping
5. Sistem instrumentasi dan kendali

IV. Mekanisme Dari Mesin Berkas Elektron (MBE)

Apabila proses pengolahan gas buang menggunakan berkas elektron untuk


membersihkan gas buang dari boiler suatu pembangkit listrik, gas buang pertama kali
harus dibersihkan dari abu-layang menggunakan kolektor partikel yang biasa disebut
ESP (Electrostatic Precipitator). Selanjutnya gas buang dilewatkan pada evaporative
spray cooler dimana suhu gas buang diturunkan ketika humidity meningkat,
kemudian gas buang sebelum masuk ke dalam bejana proses (process vessel)
diinjeksikan sejumlah amonia. Di dalam bejana proses gas buang diradiasi dengan
berkas elektron energi tinggi, SO2 dan NO2 teroksidasi masing-masing membentuk
H2SO4 dan HNO3, dan selanjutnya asam sulfat dan asam nitrat tersebut bereaksi
dengan amonia yang diinjeksikan membentuk amonium sulfat dan amonium sulfat-
nitrat. Dengan penambahan amonia (NH3), asam sulfat dan asam nitrat akan berubah
menjadi amonium sulfat (NH4)2SO4 dan amonium sulfat-nitrat (NH4)2SO4.2NH4NO3.
Garam-garam tersebut diproses menjadi bubuk kering (dry powder) menggunakan
sistem pengumpul produk samping (by-product collection system). Bubuk kering
yang terkumpul tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk pertanian.

V. Pengurangan Kadar SO2 Dan NO2 Dengan Teknik Biofilter


Biofilter merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk penghilangan
gas berbau secara biologis. Untuk mencapai keadaan optimal, gas yang mengandung
senyawa-senyawa bau perlu dikondisikan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
reaktor biofilter. Pengkondisian meliputi kontrol terhadap suhu, kelembaban relatif
dan laju volumetris. Dengan kondisi lingkungan optimal maka gas buangan yang
masuk ke biofilter yang telah berisi koloni mikroorganisma aktif pendegradasi
senyawa bau akan dibersihkan dan keluar dengan kadar bau yang sangat rendah.
Mikroorganisme yang digunakan biasanya Thiobacillus sp. Karena dianggap
mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendegradasi sulfur dengan baik.
Mekanisme :
Proses awal penanganan gas polutan dengan sistem biofiltrasi yaitu dilakukan
pengkondisian temperatur, kelembaban relatif dan laju aliran volumetrik terhadap gas
berbau kemudian diumpankan ke dalam sistem biofiltrasi yang telah siap
mendegradasi gas polutan sehingga konsentrasi bau gas polutan pada saluran outlet
sistem biofiltrasi berkurang. Kinerja biofilter dapat dinilai berdasarkan beberapa hal
berikut :
1. Laju atau kapasitas penghilangan maksimum (g/kg-media kering/hari).
2. Kecepatan tercapainya kondisi aklimatisasi mikroba. Parameter ini akan menunjuk
an kinerja dari bioviabilitas konsorsium mikroba yang Pengkondisian: - Tempera
tur - Kelembaban - Laju aliran Biofilter: Degradasi gas berbau 21 dikembangkan
untuk pendegradasian polutan target. Semakin cepat masa adaptasi (log phase),
maka kinerja biofilter akan semakin baik.
3. Kemampuan mempertahankan rasio penghilangan gas (efisiensi) dalam waktu
yang relatif lama. Rasio penghilangan polutan gas dari biofilter umumnya diatas
95% dalam waktu yang relatif lama (tahunan).
4. Kemampuan bahan pengisi dalam mempertahankan kondisi pH, suhu, dan kadar
air. Kemampuan ini menggambarkan kinerja biofilter terhadap fluktuasi beban
polutan gas yang tinggi dan kurangnya humidifikasi.
Media yang digunakan dalam teknik biofilter ini biasanya sangat berpengaruh
terhadap hasil yang didapatkan nanti. Karena media yang digunakan harus sesuai
dengan mikroba yang digunakan. Jika media yang digunakan tidak dapat sesuai
makan mikroba akan mati dan tidak dapat melakukan proses mendegradasi gas
dengan baik.
VI. SCR (Selective Catalitic Reduction)

Reduksi katalitik selektif ( SCR ) adalah cara mengkonversi nitrogen oksi


da , juga disebut sebagai NOx dengan bantuan katalis menjadi nitrogen diatomik (
N2 ), dan air ( H2 O ). Reduktor gas, biasanya amonia anhidrat , amonia atau urea ber
air , ditambahkan ke aliran gas buang atau gas buang dan diadsorpsi ke katalis. Kar
bon dioksida , CO2 adalah produk reaksi ketika urea digunakan sebagai reduktor.
Sistem reduksi katalitik selektif komersial biasanya ditemukan pada boiler
utilitas besar, boiler industri , dan boiler limbah padat kota dan telah terbukti
mengurangi NOx sebesar 70-95%. Aplikasi yang lebih baru termasuk mesin diesel ,
seperti yang ditemukan di kapal besar, lokomotif diesel , turbin gas , dan
bahkan mobil .

Anda mungkin juga menyukai