Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan komunitas

2.1.1 Pengertian

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta

masyarakat dalam melakukan upaya promotif dengan tidak melupakan tindakan

kuratif dan rehabilitative sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal

mengambil keputusan dalam memelihara kesehatanya. (Mubarak, 2009)

menurut WHO (1995), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan social, sebagai bagian dari program kesehatan

masyarakat secara keseluruhan guna untuk meningkatkan kesehatan,

penyempurnaan kondisi social, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitas,pencegahan

penyakit dan bahaya yang lebih besar. Keperawatan komunitas ditunjukkan untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan

intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai maslah

keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (effendi,2009).


Menurut Americaan Nursing Assosiation (1980), Community Health

Nursing adalah sintesis praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat

yang diterapkan untuk mempromosikan dan melestarikan kesehatan penduduk.

Prakteknya bersifat umum dan komprehensif. Hal ini tidak terbatas pada

kelompok usia tertentu atau diagnosis dan berlanjut, bukan episodic. Tanggung

jawab yang dominan adalah populasi secara keseluruhan, keperawatan yang

ditunjukkan kepada individu, keluarga atau kelompok berkontribusi terhadap

populasi kesehatan. Promosi kesehatan, perawatan kesehatan, pendidikan dan

manajemen kesehatan, serta koordinasi dan kelangsungan perawatan digunakan

dalam pendekatan holistic terhadap pengelolaan perawatan kesehatan individu,

keluarga dan kelompok di masyarakat.

2.1.2 Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

a) pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga,dan kelompok dalam konteks komunitas.

b) Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat

mempengaruhi individu, keluarga,dan masyarakat.

2.1.3 Strategi keperawatan komunitas

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam

perawatan kesehatan masyarakat adalah:


a) Pendidikan kesehatan (Health promotion)

Penyuluhan kesehatan adlah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melalukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Anderson, 2007)

b) Proses kelompok (Group process).

Bidang tugas perawat komunitas tidak bias terlepas dari kelompok

masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub system yang terdapat di

dalamnya, yaitu: individu, keluarga,dan kelompok khusus, perawat

spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan

dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan

alternative model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan social

atau pengembangangan kesehatan masyarakat yang relevan, ,maka penulis

mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan

model pengembangan masyaraka (community development) (Anderson,

2007).

c) Kerjasama atau kemitraan (partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau lebih

memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan

sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki

kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Anderson,

2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan

masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-

komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya

kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang

dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat (Anderson, 2007).

d) Pemberdayaan (Empowerment).

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses

pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,

pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk

pengetahuan baru (Anderson, 2007).

2.1.4 pusat kesehatan masyarakat

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Sekolah atau kampus

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan

pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.

Selain itu perawat yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan

untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus penyakit

kedaruratan misalnya penyakit influensa, batuk dan lain-lain. Perawat juga


dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila

dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan kesehatan kerja.

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi

pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan menjalankan

program yang bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi

jumlah kejadian kecelakaan kerja

2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja

4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

dan pendidikan kesehatan.

5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan nonkedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2009)

3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah.

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang

dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas

juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawat

melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dan lain-lain.

Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik,

fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki

kemampuan klinik yang kompoten.


4. Lingkungan kesehatan kerja lain.

Terdapat sejumlah lain dimana perawat juga dapat bekerja dan

memiliki peran serta tanggung jawab yang bervariasi. Seorang perawat

dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawat lain,

bekerja di bidang pendidikan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas

dan lain sebagainya. Selain itu, dimana pun lingkungan tempat kerjanya,

perawat di tantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas

(Mubarak,2009).

2.1.5 Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat

Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai

berikut:

1. Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau lebih dikenal dengan posyandu. Secara

sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat

sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan. Selain itu posyandu juga

dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat

kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti:

a. Kesehatan ibu dan anak

b. KB

c. Imunisasi

d. Peningkatan gizi

e. Penanggulangan diare

f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial, (zulkifli, 2003)

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan

untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di

posyandu tersebut masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada waktu

dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat

namun keberadaanya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu

pemerintah mangadakan revalisasi posyandu. Revalisasi posyandu merupakan

upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi

terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga

bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan

anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu.

(zulkifli, 2003).

Tujuan pokok penyelenggaraan posyandu adalah untuk:

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

c. Mempercepat penerimaan NKKBS

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat utuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan

hidup sehat.

e. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada penduduk berdasarkan

letak geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.

Menurut effendi (2008), untuk menjalankan kegiatan posyandu dilakukan

dengan system 5 meja yaitu :

1) Meja I

a. Pendaftaran

b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (pasangan

usia subur)

2) Meja II

Penimbangan balita dan ibu hamil

3) Meja III

Pengisian KMS

4) Meja IV

a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko

tinggi, PUS yang belum mengikuti KB

b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan PMT, oralit, vit.A tablet zat besi, pil ulangan, kondom

5) Meja V

a. Pemberian imunisasi

b. Pemeriksaan kehamilan

c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.

Anda mungkin juga menyukai