Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

A. Definisi RAB

Rencana Anggaran Biaya (RAB) perhitungan banyaknya biaya yang


diperlukan untuk bahan dan upah pekerja, serta biaya - biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pengerjaan bangunan atau proyek.

Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung


dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan
yang sama akan berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.

Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara


berikut:

1. Angka biaya kasar Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya


kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai.
Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang
dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun
harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga
yang dihitung secara teliti.
2. angka biaya teliti Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran
Biaya Bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat
sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran biaya.
Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga
satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran
tsb haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda
dengan harga yang dihitung secara teliti. Sedangkan penyusunan
anggaran biaya yang dihitung secara teliti,
didasarkan atau didukung oleh :

6
a. Besteks Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-
syarat teknis
b. Gambar bestek Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya
masing- masing volume pekerjaan
c. Harga Satuan pekerjaan Didapat dari harga satuan bahan dan harga
satuan upah berdasarkan perhitungan BOW

BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu


ketentuan dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28
Februari 1921 Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman
sekarang BOW diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun
kabupaten mengeluarkan HSPK dan setiap tahun ada pergantian.

B. Definisi jembatan

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route


transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-
lain.

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk


menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya


hubungan komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan antara
manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang
digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan
teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang
mutakhir.

7
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas
jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan
bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.

Berikut beberapa jenis jembatan :

a. Jembatan diatas sungai


b. Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
c. Jembatan diatas lembah
d. Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct Bagian-bagian Konstruksi
Jembatan terdiri dari :
a) Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)
Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
 Trotoir :
- Sandaran + tiang sandaran
-Peninggian trotoir / kerb
-Konstruksi trotoir
 Lantai kendaraan + perkerasan
 Balok diafragma / ikatan melintang
 Balok gelagar
 Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
 Perletakan (rol dan sendi)

Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas


suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh
suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan
bawah.

b) Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah


jembatan meliuputi : Pangkal jembatan / abutment + pondasi 2 Pilar / pier
+ pondasi Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah
bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan
bengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut

8
selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah. Pada umumnya suatu
bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok, yaitu
1. Bangunan atas
2. Landasan
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
6. Bangunan pengaman jembatan.

C. Tahapan Perhitungan Rencana Anggaran BIaya Konstruksi

Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan


biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :

 Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan


menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.

 Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail


dan terinci sesuai dengan perencanaan yang ada.
1. Tahapan Estimasi Biaya
Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses
perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga  satuan standar dari
tipe bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka
jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya
sebenarnya atau aktual,

2. Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya


Perhitungan anggaran terperinci dilakukan dengan cara menghitung
volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan,
agar nilai bangunan dapat dipertanggung jawabkan  secara benar dan
optimal. Cara penghitungan yang benar adalah dengan menyusun semua
komponen pekerjaan mulai dari tahapan awal pembangunan (Pekerjaan

9
persiapan) sampai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan (Pekerjaan
Finishing), contoh:

a. Pekerjaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill,


pagar pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.
b. Pekerjaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan
rangka penutup atap.
c. Pekerjaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan
penutup atap.
d. Pekerjaan Instalasi Mekanikal, Elektrikan dan Plumbing, terdiri
dari jaringan listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan
air kotor.
e. Pekerjan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan
setapak, pagar halaman dan taman.
Cara penghitungan setiap item pekerjaan tersebut di atas biasanya
dibuat berdasarkan jenis material dan komponen pekerjaan, misal:
a. Komponen beton, cara penghitungannya dilakukan dengan
membuat perhitungan volume secara satuan isi (m3), dikalikan
dengan harga satuan per m3 yang disusun berdasarkan analisa
penggunaan material per m3 @ Rp m3)
b. Komponen material lantai, dinding dan plafond dilakukan
dengan menghitung luasan area yang ada (m2) dikalikan
dengan harga satuan per m2 yang disusun berdasarkan analisa
penggunaan bahan per m2 ( @ Rp/m2)
c. Komponen material pekerjaan finishing seperti tali air, talang air,
jaringan pipa dan pengkabelan dilakukan dengan menghitung
panjang bahan yang dipakai (m1) dikalikan dengan harga
satuan material perm1 (@ Rp/m1)
d. Komponen material besar seperti daun pintu, jendela dan
peralatan dilakukan dengan menghitung jumlah material yang
dipakai (unit) dikalikan dengan harga satuan material per-
unitnya (@ Rp/unit), bisa juga dengan perhitungan volume

10
secara detail, yaitu : kusen (m3), daun pintu (m2), kaca (m2),
daun jendela (m2), perlengkapan lainnya (bh). termasuk
finishing.
e. Komponen material yang sulit dihitung tetapi harus dikerjaan
dilakukan dengan menentukan status lumpsum (ls), artinya
untuk pekerjaan itu nilai besaran ditentukan berdasarkan
cakupan pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan yang
dikekendaki oleh perancang, biasanya komponen ini tidak ada
harga satuannya tetapi langsung menyebutkan nilai total dari
komponen pekerjaan tersebut
f. Usahakanlah untuk menghitung secara detail karena akan lebih
akurat dan cenderung hemat.
Penghitungan  anggaran biaya pada umumnya dibuat berdasarkan 5
hal pokok, yaitu:
a. Taksiran biaya bahan-bahan. Harga bahan-bahan yang dipakai
biasanya harga bahan-bahan di tempat pekerjaan, jadi sudah
termasuk biaya transportasi atau angkutan, biaya bongkar muat.
b. Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh:
panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan
dan keahlian pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal
upah pekerja.
c. Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan untuk
suatu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya
pembuatan bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-
mesin, dan alat-alat tangan (tools).
d. Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost. Biaya tak
terduga biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya tak
terduga umum dan biaya tak terduga proyek.
e. Taksiran keuntungan atau profit. Biaya keuntungan untuk
pemborong atau kontraktor dinyatakan dengan prosentase dari
jumlah biaya total yang berkisar antara 8-15%.

11

Anda mungkin juga menyukai