Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melihat teori-teori di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa,


hubungan keduanya sangat mutlak dalam hal ini adalah perancangan geometrik
jalan, yang merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada
perancangan bentuk fisik sehinggah dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu.
Memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu lintas.

Dengan meninjau aspek-aspek perencanaan bagian-bagian jalan seperti:


(trase, lebar, tikungan, landai, dan jarak pandang) dan juga kombinasi dari bagian-
bagian tersebut sesuai dengan tuntutan dan sifat-sifat lalu lintas dengan tujuan
menciptakan hubungan efisien antara waktu dan ruang dengan kendaraan untuk
mencapai efisiensi, keamanan dan kenyamanan secara optimal dengan batas-batas
kelayakan ekonomi.

Pada perencanaan alinyemen horizontal jalan, tidak cukup hanya bagian


alinyemen saja yang memenuhi syarat, tetapi keseluruhan bagian harus
memberikan kesan aman dan nyaman. Lengkungan yang terlalu tajam, kombinasi
lengkung yang tidak baik akan mengurangi kapasitas jalan, dan kenyamanan serta
keamanan penguna jalan.

Perencanaan alinyemen vertikal selalu dengan mempertimbangkan kondisi


lapisan tanah dasar, tinggi muka air banjir, tinggi muka air tanah, fungsi jalan,
kelandaianya, dan keadaan medan.

108
B. SARAN

 Penentuan lebar jalur lintas hendaknya di sesuaikan dengan volume dan


kelas jalan.
 Dalam perencanaan jalan yang sebenarnya harus dibuat sesuai dengan
ketentuan yang ada dan pengawasan yang baik demi terwujudnya
perencanaan yang baik pula.
 Penentuan Kecepatan Rencana hendaknya di sesuaikan segmen jalan dapat
di turunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20
Km/jam.
 Dalam Perencanaan Geometrik jalan harus memperhatikan kontur medan
dan sedapat mungkin menngikuti garis kontur agar kelandaian yang di
dapat tidak begitu besar.

109

Anda mungkin juga menyukai