KATA PENGANTAR
A. SEBELUM PEMBEDAHAN
1. Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi
2. Menyiapkan obat, cairan, alat kesehatan, mesin anastesi, alat monitoring dan formulir anastesi.
3. Menilai fungsi mesin anastesi dan alat monitoring
4. Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain :
Pengikat meja operasi
Standar lampu
Kunci meja operasi
Boog kepala
Standar infus
5. Menyiapkan botol suction
6. Mengatur posisi meja operasi sesuai tindakan
7. Memasang infus
8. Memberikan premedikasi sesuai program dokter anastesi
9. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh dan aspirasi
10. Memindahkan pasien ke meja operasi
11. Membantu tindakan induksi, intubasi atau regional
B. SELAMA PEMBEDAHAN
1. Memantau mesin anastesi, alat monitoring
2. Memantau cairan tubuh yang keluar
3. Mempertahankan posisi endostracheal tube / cateter untuk regional
4. Memberi obat-obatan sesuai program
5. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
6. Menilai berlangsungnya efek obat anastesi
7. Membantu resusitasi pada henti jantung
C. SETELAH PEMBEDAHAN
1. Membantu tindakan ekstubasi
2. Mempertahankan jalan nafas
3. Memantau tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan
4. Memantau tingkat kesadaran dan reflek pasien
5. Menilai respon pasien terhadap efek obat
6. Memindahkan pasien ke ruang pulih
7. Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan sesudah pembiusan
8. Mencatat pemakaian obat-obatan, cairan, ala kesehatan, dll
9. Membersihkan dan merapikan alat-alat anastesi, alat monitoring, suction, dll
MACAM OBAT ANASTESI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
a. Sebagai obat tunggal (sekali suntik) untuk induksi anastesi operasi singkat
b. Suntukan berulang untuk prosedur yang tidak memerlukan anastesi inhalasi dengan dosis ulang lebih kecil
dari dosis permulaan sesuai kebutuhan
c. Melalui infus (diteteskan) untuk menambah anastesi intravena, hanya beberapa kali saja yang sering digunkan
yakni golongan berbiturat, ketamin, dan diazepam.
2. Obat Anastesi Inhalasi
Halothan
H2O
Enfluran
Isoflurane
Trilen
Etil klorida (kloretil), Ether Jarang dipakai
Pentharane dan Ssiklapron Jarang dipakai
METODE ANASTESI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
21 Nov 2013 Direktur
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
1. Anastesi Umum
2. Anastesi Regional
Epidural anastesi
Spinal anastesi
Blok anastesi
3. Anastesi Setempat
Anastesi Intravena
Setelah 30 menit setelah pemberian obat pasien tidak sadar dan dipakai tanpa kombinasi. Seperti prosedur ringan
Anastesi Inhalasi
Campuran cairan anastesi dari penguapan cairan atau gas dengan O2, lalu diinhalasi melalui sungkup atau ETT
dimasukkan langsng ke tachea, banyak digunakn melalui induksi
Contoh : haloten, Isoflurane ( Hasil penguapan )
Anastesi Rektal
Dipakai melalui tube rectal, diabsorpsi mukosa rectal & dibawa ke SSP melalui system sirkulasi. Harus diberikan
anastesi type lain.
Contoh : Methohexital sodium
TEHNIK ANASTESI
1. Tehnik anastesi nafas spontan dengan sungkup muka
2. Tehnik anastesi nafas spontan dengan pipa endotracheal
3. Tehnik anastesi dengan endotracheal dan nafas kembali
KLASIFIKASI ANASTESI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
KEBIJAKAN Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
Berdasarkan status pasien pra anastesi, dapat diklasifikasi 5 (lima) kategori sbb :
ASA 1 : Pasein dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi
ASA 2 : Pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak berkaitan dengan penyakit bedah yang akan
dioperasi
ASA 3 : Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diakibatkan karena berbagai
penyebab
ASA 4 : Pasien dengan kelainan sistemik berat yang mengancam kehidupan
ASA 5 : Pasien tak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau tidak
PEMBERIAN OBAT PREMEDIKASI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
Penghambat H2 dan antacid – 30 cc oral perlu diberikan pada pasien yang akan menjalani bedah sesar, pasien
dengan obesitas, hiatus hernia atau refluks oesophagitis.
Secara umum terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling berhubungan yaitu :
Komponen 1 : Sumber gas, petunjuk aliran gas atau flowmeter dan alat penguap (Vapurizer)
Komponen 3 : Alat yang menghubungkan sirkuit nafas dengan pasien sungkup muka ( face mask, pipa
endotracheal )
PENGATURAN POSISI PASIEN
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
1. Pada saat memindahkan pasien ke meja operasi harus diidentifikasi lokasi operasi dengan tepat.
2. Meja operai harus dalam keadaan terkunci, pada saat pasien dipindahkan dari atau meja operasi serta pada saat
pasien berada di atas meja operasi.
3. Jika papan tangan digunakan, harus dijaga posisinya untuk mencegah berubahnya posisi sehingga jarum infus
tidak tertekuk
4. Khusus untuk pasien tua, harus dipindahkan dengan hati-hati agar sirkulasi pernafasan tidak terganggu.
5. Jika posisi pasien berbaring pada punggung , tumit dan tungkai tidak boleh disilangkan karena akan menaikkan
pembuluh dara dan saraf.
6. Jika posisi miring, bantal diletakkan diantara kedua kaki untuk mencegah penekanan pembuluh darah.
7. Jika posisi tengkurap, penekanan pada dada harus dikurangi untuk memperlancar pernfasan.
8. Posisi pasien harus tidak menekan slang alat kesehatan yang terpasang seperti slang infuse, cateter dan alat
lainnya.
9. Pemindahan pasien tidak boleh tanpa seizing dokter anastesi
10. Pada saat memindahkan / mengangkat pasien, bantuan yang diberikan harus kuat untuk mencegah pasien jatuh.
TAHAPAN ANASTESI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
Tindakan : Tutup pintu OK, ciptakan ruangan harus tenang, petugas berdiri didekat pasien.
1. Pasien yang dilayani operasi adalah pasien yang sudah dijadwalkan sebelumnya, kecuali dalam keadaan
emergency.
2. Pasien harus dipersiapkan baik jasmasni & rohani sebelum tindakan pembedahan diruang rawat inap.
3. Petugas kamar bedah yang berhak membatalkan tindakan operasi adalah
Ahli bedah / operator
Dokter anastesi
Kepala IBP
4. Pasien dapat dibatalkan atau ditolak untuk dilakukan tindakan meskipun sudah terjadwal jika :
Pasien suhu tubuhya tidak normal (panas lebih dari 37° C)
Persiapan operasi tidak dilaksanakan seperti pasien tidak puasa, tidak dilakukan pengosongan
perut/huknah/hasil pemeriksaan penunjang tidak lengkap
Belum ada izin operasi (informed consent)
Pasien influenza / batuk/ haid/diare/ tekanan darah tinggi/ keadaan umum jelek/ terdapat infeksi kulit.
Pasien menolak tindakan pembedahan
Pasien kabur
Pasien meninggal sebelum masuk kamar bedah
Operator berhalangan
Kamar operasi yang akan dipakai tercemar
Pasien belum masuk ruang rawat inap
Terdapat salah diagnose
Pasien sudah dioperasi di IGD
5. Setiap pembatalan operasi harus dicatat dalam rekam medis pasien, perawat ruang rawat inap, pasien atau
keluarga diberi tahu dengan disertai alasan yang jelas.
6. Pasien yang dibatalkan harus dilakukan penjadwalan ulang
7. Pembatalan operasi dicatat dan dilaporkan disertai alasannya.
8. Setiap bulan dilaporkan jumlah pasein yang ditunda/dibatalkan operasinya.
Untuk memindahkan pasien pasca bedah ke ruang rawat berdasarkan penilaian sbb :
- Diam 0
2. Pernafasan
- Teratur, batuk, menangis 2
- Depresi 1
- Perlu dibantu 0
3. Warna
- Merah muda 2
- Pucat 1
- Sianosis 0
4. Tekanan darah
- Berubah kurang lebih 20 % 2
- Berubah 20 % - 30 % 1
- Berubah lebih 30 % 0
5. Kesadaran
- Sadar benar-benar 2
- Bereaksi 1
- Tak bereaksi 0
1. Setiap pemakaian obat jenis Petidin harus dicatat dalam formulir yang telah disiapkan
2. Untuk pengadaan obat petidin melalui Depo farmasi di Instalasi Bedah Pusat, jika dokter harus membuat resep
obat untuk pasien maka :
Dalam pembuatan resep harus mencantumkan nama dokter dan alamat dokter serta nomor ijin praktek
dengan jelas
Nama pasien dengan jelas
3. Dalam melakukan pencatatan & pelaporan haarus ditulis :
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin
Diagnose medis
Jenis anastesi
Jumlah dosis yang diberikan
4. Cara pelaporan pemakaian obat petidin
Dilakukan secara periodic yang setiap bulan
Ditujukan ke Direktur Pelayanan Medis
KEBIJAKAN
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
Persetujuan tindakan medik (Informed consent) merupakan bukti tertulis atas persetujuan
PENGERTIAN
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya, atas dasar informasi dan penjelasan mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
1. Cara pasien menyatakan persetujuan dapat secara tertulis (expres) maupun lisan ;
Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan medis yang mengandung resiko tinggi
Persetujuan secara lisan, diperlukan pada tindakan medis yang tidak mengandung resiko tinggi.
2. Informed Consent tidak diperlukan bagi pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi
oleh keluarga pasien yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan persetujuan.
3. Pihak yang berhak memberikan atau menyatakan persetujuan adalah :
a. Pasien sendiri yaitu adalah apabila pasien telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
b. Bagi yang berumur dibawah 21 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka ,
menurut hak sbb :
1. Ayah/ ibu kandung
2. Saudara-saudara kandung
c. Bagi pasien dibawah 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir,
persetujuan atau penolakan tindakan medis oleh mereka menurut urutan sbb :
1. Ayah/ibu kandung
2. Saudara kandung
3. Induk semang
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut urutan sbb :
1. Ayah/ibu kandung
2. Wali yang sah
3. Saudara-saudara kandung
e. Bagi pasien dewasa yang dibawah pengampuan (curatele), persetujuan atau penolakan oleh mereka menurut
urutan sbb :
1. Wali
2. Curator
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/orang tua, persetujuan atau penolakan oleh mereka menurut urutan
sbb :
a. Suami/istri
b. Ayah/ibu kandung
c. Anak-anak kandung
d. Saudara-saudara kandung
5. Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan :
- Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi
dan penjelasan yang diperlukan.
- Apabil berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter lain
dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan.
PEMBERIAN PREMEDIKASI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Pemberian obat premedikasi adalah kegiatan pemberian suntikan terhadap
pasien yang akan dilakukan tindakan/prosedur pembedahan sebelum
dilakukan induksi anastesi
TUJUAN 1. Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa cemas, rasa takut,
rasa nyeri, mengurangi sekresi kelenjar, mengurangi respon
simpatik
2. Untuk memberikan rasa nyaman
3. Membantu mempermudah / jalannya pemberian induksi anastesi
KEBIJAKAN 1. Waktu pemberian obt premedikasi disesuaikan dengan cara
pemberian agar memperoleh efek optimal saat induksi
2. Cara pemberian dapat secara oral, intramuskuler,
intravena,rectal,transdermal.
PROSEDUR Persiapan Alat :
- Alat suntik
- Obat premedikasi
Persiapan Pasien
- Pasien diletakkan diruang persiapan
- Pasien diberitahu tujuan, efek pemberian obat premedikasi
Cara Kerja :
1. Melihat jadwal operasi pasien dengan memperhatikan jenis
pembiusan pasien
2. Membaca instruksi pemberian obat premedikasi di lembar rekam
medik
3. Mengecek nama pasien, jenis kelamin, dan umur
4. Menyiapkan obat-obatan sesuai kebutuhan
5. Menyuntikan obat premedikasi ke pasien sesuai program anastesi
- Pemberian sedasi oral atau parenteral sebelum analgesia
regional
- Analgetika narkotik diberikan pada pasien muda sehat dengan
kondisi nyeri seperti fraktur tulang
- Pada kasus anak, sedasi oral daam bentu sirup dapat diberikan
2 jam sebelum operasi.
6. Dosis pemberian obat premedikasi tergantung pada umur, keadaan
umum pasien
7. Setiap selesai memberikan obat premedikasi harus dilakukan
pencatatan dengan baik :
- Catat nama obat, dosis obat, cara pemberian obat
- Waktu pemberian obat
- Cantumkan nama petugas, nama jelas perawat yang
memberikan
8. Mendorong pasien ke kamar tindakan operasi sesuai jadwal
9. Memindahkan pasien ke meja operasi
Hal yang perlu diperhatikan:
- Keadaan umum pasien
- Pasien harus diawasi setelah pemberian obat premedikasi sampai
saat induksi anastesi
- Pertimbangkan keadaan khusus seperti pasien dengan masalah
jalan nafas, kasus bedah saraf
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. SMF Anastesi
DOKUMEN TERKAIT A. Rekam medik pasien
B. Formulir anastesi
C. Buku catatan permintaan obat
INTUBASI TRAKHEA
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Tindakan memasukan pipa khusus ke dalam trachea sehingga jalan nafas
bebas hambatan dan nafas mudah dibantu atau dikendali. Dapat
merupakan tindakan pertolongan darurat ( penyelamat hidup )
TUJUAN 1. Mempermudah pemberian anastesi
2. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas, mempertahankan
kelancaran jalan nafas.
3. Mencegah kemungkinan aspirasi isi lambung
4. Memudahkan penghisapan secret
5. Pemakaian ventilasi mekanis yang lalu
6. Mengatasi obstruksi laring akut.
KEBIJAKAN Tindakan induksi terakhir di IBP dilakukan pkl 14.00, kecuali untuk
operasi pendek.
PROSEDUR 1. Pastikan bahwa alat-alat yang diperlukan sudah lengkap dan siap
pakai.
2. Bila perlu sediakan oksigen dan diperiksa manometer, flometer,
dan pipa oksigen
3. Setelah pasien tidur dengan memberikan obat-obat induksi
intravena (thiopental/ketalar), diberikan obat pelemas otot succinly
choline Img/kg BC
4. Bila fasikulasi (Kejang otot) sudah mulai berkurang berikan
ventilasi buatan dengan oksigen kurang lebih 30 detik.
5. Batang laringoskop dipegang dengan tangan kiri dan tangan yang
lain mendorong kepala sehingga membuka. Bila mulut juga tiding
membuka , maka setelah melakukan ekstensi kepala, mulut dibuka
dengan jari tangan (jempol, telunjuk, dan atau jari tangan) salah
satu tangan tetap memegang laringoskope.
6. Setelah lampu laringoskope kita nyalakan, masukkan bilah
kedalam mulut, berawal dari sudut mulut sebelah kanan.
7. Bilah dimasukkan sedikit demi sedikit sedemikian rupa, sehinga
menyelurusi sebelah kanan lidah, sambil menggeser lidah kekiri.
8. Sambil memasukkan bilah kedalam cairan epiglottis diangkat
9. Dengan sedikit mengangkat laringoskope, maka akan tampak
rimaglatis (jangan dicongkel)
10. Bila tampak rimaglatis, maka akan tampak pita yang berwarna
putih tidak bergerak karena henti nafas dan sekitarnya berwarna
merah.
11. Bila perlu berikan obat analgetik local dengan semprotan lidocain
10 % pada laring dan trachea
12. Pipa endotrakhea dimasukan melalui rimagloris
13. Pipa endotrakhea dihubungkan dengan alat anastesi atau alat
resusitasi dan pernafasan tetap dikendalikan sampai kembali
spontan dan akurat
EKSTUBASI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Mengangkat keluar pipa endotrakea pada pasien pasca bedah
TUJUAN 1. Mengangkat keluar pipa endotrakhea
2. Supaya pasien bernafas spontan
KEBIJAKAN 1. Ekstubasi dapat dilakukan dengan menggangu pasien sampai sadar
betul
2. Ekstubasi harus mulus dan tidak disertai batuk dan kejang otot
yang menyebabkan gangguan nafas, hipoksia sianosis.
PROSEDUR A. Persiapan Alat
- Suction lengkap
- O2 dengan face mask
B. Cara Kerja
Bersihkan sylm dengan cara membuka mulut pakai laringoskop
sampai bersih, juga isap melalui pipa trachea
Berikan oksigen 5-6 liter per menit salama 2 sampai 3 menit
untuk mencegah hipoksia
Angkat pipa endotracheal
Kalau pasien belum sadar boleh dipasang pipa oropharingeal
(guedel) untuk mencegah hipoksia, untuk mencegah lidah jatuh
kedalam.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
SMF Anastesi
SMF
DOKUMEN TERKAIT - Rekam Medik Pasien
- Lembar observasi pasien
ANASTESI UMUM
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Memblok stimulasi dikortex, dimana obat tersebut mendepresi susunan
saraf pusat, menimbulkan status analgesia, amnesia, ketidaksadaran
dengan karakteristik reflek dan tonus otot.
TUJUAN 1. Selama tindakan pasien tidak merasa sakit & tenang
2. Operator (ahli bedah) dapat bekerja dengan tenang
KEBIJAKAN Dilakukan sesuai metode anastesi
KEBIJAKAN
INHALASI TRAKHEA
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Adalah tindakan memasukkan pipa khus ke trachea sehingga jalan nafas
bebas hambatan dan nafas mudah dibantu atau dikendalikan, dapat
merupakan tindakan pertolongan darurat (penyelamat hidup)
TUJUAN 1. Mempermudah pemberian anestesi
2. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas & mempertahankan
kelancaran jalan nafas.
3. Mencegah kemungkinan aspirasi isi lambung
4. Memudahkan penghisapan lender/secret
5. Pemakaian ventilasi mekaniis yang lama
6. Mengatasi obstruksi laring akut
KEBIJAKAN
PEMASANGAN INFUS
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 0 1/2
JL. Provinsi KM.09 Nipah – Nipah
(0542) 7211361, 7211513
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur
21 Nov 2013
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Memasukan cairan dalam jumlah yang ditentukan melalui vena pasien
secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama
TUJUAN 1. Mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit yang diperlukan oleh
tubuh
2. Memberi zat makan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
makan & minum melalui mulut.
3. Untuk member pengobatan yang terus menerus
KEBIJAKAN Pemberian infus harus sesuai dengan indikasi dan berdasarkan standing
order dokter. Bekerja dengan tehnik aseptic.
PROSEDUR 1. Membaca standing order dokter
2. Persiapan alat
- Infus set
- Cairan infuse
- Kapas desinfektan
- Manset
- Standar infus
3. Persiapan Pasien
- Melihat keadaan pasien
- Pasien beri tahu
- Persiapkan daaerah yang akan ditusuk
4. Cara
Alat – alatnya dibawa ke tempat pasien
Bila akan dilakukan dilengan pakaian bagian atas dibuka
Perlak dan alasnya dipasang dibawah daerah yang akan
ditusuk
Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan mencatat obat
yang dimasukkan pada flatboat/botol
Memasukkan selang infus kedalam plabot botol dan
keluarkan udara dari selang infus
Menentukan vena yang akan ditusuk.
Pasang toumiquet dibagian atas daerah yang kan ditusuk.
Desinfektan area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10
cm
Menusuk jarum infus / abocath pada vena yang telah
ditentukan.
Menghubungkan dengan selang infuse, dan mengatur tetesan
infus sesuai dengan “standing order" dokter.
Mencatat dalam daftar infus dan tindakan keperawatan.
UNIT TERKAIT - SMF Anestesi
- Ruang Rawat Inap Terkait
- Depo Farmasi
DOKUMEN TERKAIT - Formulir Observasi
- Lembar Anestesi
- Daftar Infus
Semua hasil pemeriksaan harus dicatat dengan lengkap dan baik dilembar
catatan medic pasien
UNIT TERKAIT KSMF Anestesi
PROSEDUR
Dr. Jansje Grace Makisurat
NIP. 196901252002122005
PENGERTIAN Memindahkan pasien adalah serangkaian kegiatan memindahkan pasien
pasca bedah dari ruang pulih ke kereta dorong untuk dikirim keruang
perawatan
TUJUAN 1. Agar pasien merasa nyaman
2. Tidak terjadi komplikasi akibat tindakan memindahkan pasien.
KEBIJAKAN 1. Kereta dorong rawat inap tidak boleh masuk area kamar bedah