Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen Pembimbing :
ABDUL HABIB.,S.Kep.Ns

Nama :
ALWI HASAN
2018.01.001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH


SURABAYA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

2.1 Masalah Utama


Defisit perawatan diri
2.1.2 Proses Terjadinya Masalah
2.1.2.1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,
2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

2.1.2.2 Rentang Respon


Adaptif Maladaptif
Pola kadang perawatan diri Tidak melakukan
perawatan kadang tidak perawatan saat stress
diri
seimbang

2.1.2.3 Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi


Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59)
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

2.1.2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
· Badan bau, pakaian kotor
· Rambut dan kulit kotor
· Kuku panjang dan kotor
· Gigi kotor disertai mulut bau
· Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis
· Malas, tidak ada inisiatif
· Menarik diri, isolasi diri
· Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
· Interaksi kurang
· Kegiatan kurang
· Tidak mampu berperilaku sesuai norma
· Cara makan tidak teratur
· BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.

2.1.2.5 Penatalaksanaan
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan
medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai
kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

2.1.3 Pohon Masalah

Effect Isolasi Sosial: menarik diri



Core Problem Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Causa Harga Diri Rendah Kronis

2.1.4 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
2.1.5 Data yang Perlu Dikaji
1. Data Subyektif:
· Klien mengatakan malas mandi
· tak mau menyisir rambut,
· tak mau menggosok gigi,
· tak mau memotong kuku,
· tak mau berhias,
· tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan diri.
2. Data Obyektif:
· Badan bau,
· pakaian kotor,
· rambut dan kulit kotor,
· kuku panjang dan kotor,
· gigi kotor, mulut bau,
· penampilan tidak rapih dan tak bisa menggunakan alat mandi.

2.1.6 Diagnosis Keperawatan Jiwa


1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan diri

2.1.7 Rencana Tindakan Keperawatan


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI INTERVENSI
PASIEN KELUARGA
1 Penurunan Tujuan Umun: 1) Berikan salam 1) Beri pendidikan
kemampuan Klien dapat setiap kesehatan tentang
dan motivasi meningkatkan berinteraksi. merawat klien
merawat diri. minat dan 2) Perkenalkan dan memotivasi
motivasinya nama, nama klien untuk
untuk panggilan kebersihan diri
memperhatikan perawat dan melalui
kebersihan diri. tujuan perawat pertemuan
Tujuan Khusus : berkenalan. keluarga.
Klien dapat 3) Tanyakan 2) Beri
membina nama dan reinforcement
hubungan saling panggilan positif atas
percaya dengan kesukaan klien. partisipasi aktif
perawat. 4) Tunjukan sikap keluarga.
Kriteria evaluasi: jujur dan
Dalam menepati janji
berinteraksi setiap kali
klien berinteraksi.
menunjukan 5) Tanyakan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI INTERVENSI
PASIEN KELUARGA
tanda-tanda perasaan dan
percaya pada masalah yang
perawat: dihadapi klien.
1) Wajah 6) Buat kontrak
cerah, interaksi yang
tersenyum jelas.
2) Mau 7) Dengarkan
berkenalan ungkapan
3) Ada kontak perasaan klien
mata dengan empati.
4) Menerima 8) Penuhi
kehadiran kebutuhan
perawat dasar klien.
5) Bersedia
menceritaka
n
perasaannya

2 Defisit Tujuan: 1) Mengkaji 1) Diskusikan


Perawatan Diri Klien mampu kemampuan dengan keluarga
melakukan melakukan tentang fasilitas
aktivitas perawatan diri kebersihan diri
perawatan diri secara mandiri yang dibutuhkan
secara mandiri 2) Memberikan oleh klien agar
seperti mandi, cara melakukan dapat menjaga
berpakaian, mandi/members kebersihan diri
makan, dan ihkan diri, 2) Anjurkan
BAB/BAK. berhias, keluarga untuk
makan/minum, terlibat dalam
BAB/BAK merawat dan
secara mandiri memantau klien
3) Keluarga dalam merawat
mampu merawat klien
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI INTERVENSI
PASIEN KELUARGA
anggota 3) Anjurkan klien
keluarga yang untuk
mengawali memberikan
masalah kurang pujian atas
perawatan diri keberhasilan
klien dalam
merawat diri.

2.1.8 Implementasi Keperawatan


Implementasi dalam asuhan keperawatan merupakan melakukan dan
mendokumentasikan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk
melaksanakan intervensi.

2.1.9 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah suatu tindakan proses yang sistemik dimana penilaian di buat
mengenai kwalitas, nilai atau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada
kriteria yang diidentifikasikan dimana tujuan nya untuk mengetahui kemajuan pasien
terhadap outcome yang di capai .

SP UNTUK KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI


N STRATEGI TINDAKAN
O PELAKSANAAN
1 SP 1 1. Bina hubungan saling percaya.
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri.
4. Bantu pasien mempraktekkan cara mejaga
kebersihan diri.
5. Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.

2 SP 2 1. Bina hubungan saling percaya


2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar.
3. Latih kegiatan makan.
4. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan
makan dalam jadwal kegiatan harian.

3 SP 3 1. Bina hubungan saling percaya.


2. Latihan cara BAB dan BAK dengan baik.
3. Jelaskan tempat BAB dan BAK yang
sesuai.
4. Jelaskan cara membersihkan diri setelah
BAB dan BAK.

4 SP 4 1. Bina hubungan saling percaya.


2. Jelaskan pentingnya berhias/berdandan.
3. Latihan cara berhias/ berdandan.
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Daftar Pustaka

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier


Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai