Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Oleh :

Lintang Sinta

2020.04.008

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN WILLIAM BOOTH


SURABAYA

2020

4
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Pada bab ini akan diuraikan konsep teoritis skizofrenia,eori mengenai isolasi
sosial serta asuhan keperawatan secara teori mengenai masalah keperawatan
isolasi sosial.

2.1 Konsep skizofrenia

2.1.1 Definisi skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang banyak terdapat dalam masyarakat,


dan sering dikonotasikan dengan keadaan gila ( Ibrahim sani ayub. 2011).
Skizofrenia adalah kelompok gangguan psikologi dengan gangguan dasar pada
kepribadian dan distrasi proses pikir yang di tandai dengan proses pikir penderita
yang lepas dari realita sehingga terjadi perubahaan kepribadian yang reversible
dan menuju pada kehancuran dan tidak berguna sama sekali ( Depkes, 2002).

2.1.2 Jenis dan tipe skizofrenia

Berikut ini adalah beberapa jenis dan tipe skizofrenia :

2.1.2.1 Tipe Paranoid

DSM-IV menyebutkan bahwa tipe paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi)


pada satu atau lebih waham atau halusinasi dengar dan tidakada perilaku spesifi
lain yang mengarahkan pada tipe terdisorganisasi atau katatonik.

Secara klasik, skizofrenia tipe paranoid ditandai oleh waham persekutorik (waham
kejar) dan atau waham kebesaran. Kekuatan ego pasien paranoid cenderung
mempunyai ide kebesaran disbanding pasien katatonik dan terdisorganisasi.

Pasien skizofrenia paranoid menunjukkan regresi lambat dalam hal kemampuan


mental, respon emosional dan perilakunya dibandingkan skizofrenia tipe
lainnya,mempunyai sifat tegang, pencuriga, berhati-hati dan tak ramah. Mereka
dapat bersikap bermusuhan atau agresif.

5
2.1.2.2 Tipe Hebefrenik

Ditandai oleh regresi yang nyata pada perilaku primitive, terdisinhibisi dan tidak
teratur. Tidak ada gejala yang memenuhi kriteria untuk tipe katatonik. Onset
biasanya lebih awal yaitu sebelum usia 25 tahun.

Penampilan pribadi dan perilaku sosialnya berada dalam keadaan yang rusak.
Respon emosialnya tidak sesuai dan mereka sering memperlihatkan tingkah laku
aneh seperti misalnya tertawanya yang meledak tanpa alasan. Meringis dan
seringai wajah sering ditemukan pada tipe pasien ini. Perilaku tersebut
digambarkan sebagai kekanak-kanakan atau bodoh.

2.1.2.3 Tipe Katatonik

Ciri klasik dari tipe katatonik terlihat dengan adanya gangguan nyata pada fungsi
motoric, berupa stupor, negativism, rigiditas, kegembiraan, atau posturing.

2.1.2.4 Tipe Tidak Tergolongkan

Pseien jelas skizofrenia, namun tidakdapat dimasukkan ke dalam salah satu


tipe,berdasarkan DSM-IV. Pasien tersebut diklasifikasikan sebagai tipe tidak
tergolongkan.

2.1.2.5 Tipe Residual

Gambaran klinis pada saat diperiksa tidak menunjukkan gejala psikotik yang
menonjol, meskipun tanda penyakit masih tetap ada. Yang umum ditemukan
adalah penumpukan emosi, penarikan diri dari hubungan sosial, tingkah laku
ekstrentik. Pikiran tak logis, dan pelonggaran asosiasi.

2.1.3 Etiologi Skizofrenia

Etiologi skizofrenia diuraikan menjadi dua kelompok yaitu:

6
1. Teori somafogenik, merupakan teori yang menganggap bahwa penyebab
skizofrenia karena kelainan organic atau badaniah.
2. Teori Psikogenic, merupakan teori yang menganggap bahwa skizofrenia
disebabkan oleh suatu gang guan pada fungsional dan penyebab utama
adalah konflik, stres psikologik dan hubungan antar manusia yang
mengecewakan.

2.1.4 Tanda dan Gejala Skizofrenia

Gejala pokok dari skizofrenia dikelompokkan menjadi 4 gangguan yaitu


antara lain (Roan, 2000).:

1. Alam pikir, merupakan gangguan alam pikir pada penderita skizofrenia


diantaranya berupa gangguan bentuk arus pikiran dan isi pikiran.
2. Daya tangkap, merupakan gangguan daya tangkap sebagai suatu
pengelabuhan panca indera, pada gangguan ini dapat terjadi ilusi suatu
peristiwa salah tangkap dari suatu situasi luar.
3. Alam perasaan, pada awal gangguan suasana penderita, biasanya lebih
peka dari orang normal.
4. Gangguan tingkah laku, Gangguan tingkah laku (psikomotor) yang
beraneka ragam sering membuat terlihat, khususnya pada bentuk serangan
akut dan nyata.
2.2 Konsep isolasi sosial
2.2.1 Definisi isolasi sosial

Isol asi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami gangguan
penurunuan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya (Damaiyanti.2008). Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang
dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan
sebagai pernyataan negative atau mengancam (Nanda-1.2012). Isolasi sosial
adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin

7
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain. (Keliat Anna Budi.2011)

2.2.2 Rentang respon isolasi sosial

Respon Adaptif Respon


maladaptif

Menyendiri Kesepian
Manipulasi

Otonomi Menarik diri


Impulsif

Kebersamaan Ketergantungan
Norkisisme

Saling ketergantungan

Keterangan:

a. Menyendiri

Merupakan respon yang dibutuhkan seseoramg untuk merenungkan apa yang


telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah selanjutnya.

b. Otonomi

Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide


pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.

c. Kebersamaan

Kebersamaan adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu


tersebut mampu untuk saling memberidan menerima

8
d. Saling ketergantungan (interdependen)

Interdependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar individu dengan


orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

e. Kesepian

Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan terangsing dari


lingkungannya.

f. Isolasi sosial

Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam


membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

g. Ketergantungan

Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri/kemampuannya


untuk berfungsi secara sukses.

h. Manipulasi

Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada individu yang


menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina
hubungan social secara mendalam.

i. Impulsif

Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang buruk.

j. Narkisisme

Terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, sikap egosentrik, pecemburu, marah jika orang lain tidak
mendukung.

9
2.2.3 Penyebab

Faktor yang menyebabkan isolasi social meliputi :

2.2.3.1 Faktor predisposisi

a. Faktor perkembangan : gangguan perkembangan karena keluarga yang


terganggu, pemisahan anak-orang tua yang tidak berhasil, keluarga yang
tidak mendorong relasi dengan dunia luar, peran keluarga yang kabur,
orang tua alkoholisme.

b. Faktor biologi : faktor genetik-neurotransmitter, kelainan struktur.

c. Faktor soial-budaya : isolasi sosial, norma yang tidak mendorong


interaksi, penilaian kurang terhadap anggota masyarakat yang kurang
produktif.

2.2.3.2 Faktor presipitasi

a. Stressor social budaya : unit keluarga tidak stabil, perpisahan dengan


orang yang bermakna, seperti akibat hospitalisasi.

b. Stressor psikologis : ansietas berkepanjangan dan berat disertai


ketidak.mampuan menghadapi ansietas tersebut

2.2.4 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada isolasi social meliputi :

a. Tidak memiliki teman dekat

b. Menarik diri

c. Tidak komunikatif

d. Tindakan berulang dan tidak bermakna

e. Asyik dengan pikirannya sendiri

f. Tidak ada kontak mata

10
g. Tampak sedih, afek tumpul

2.2.5 Pohon masalah

Resiko gangguan persepsi


sensori

Halusinasi

Effect

Isolasi social

Core problem

Harga diri rendah kronik

Causa

2.2.6 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan yang perlu dikaji pada pasien dengan isolasi sosial adalah :

2.2.6.1 Pada saat dilakukan wawancara, yaitu :

a. Pasien menceritakan perasaan kesepian/ditolak oleh orang lain

b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain

c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain

d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu

11
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan

f. Pasien merasa tidak berguna

g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

2.2.6.2 Pada saat diobservasi yaitu:

a. Tidak memiliki teman dekat

b. Manarik diri

c. Tidak komunikatif

d. Tindakan berulang dan tidak bermakna

e. Asyik dengan pikirannya sendiri

f. Tidak ada kontak mata

g. Tampak sedih, afek tumpul

2.2.7 Diagnosa keperawatan

1) Isolasi sosial: menarik diri

2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2.2.8 Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawatan

1. Isolasi sosial 1.Klien dapat 1. BHSP


membina hubungan
saling percaya

2.Klien dapat 2.Kaji pengetahuan


menyebutkan menarik klien tentang perilaku
diri menarik diri dan tanda-
tandanya, beri
kesempatan kepada

12
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya

3.Klien dapat 3.Kaji pengetahuan


menyebutkan klien tentang manfaat
keuntungan dari keuntungan
berhubungan dengan berhubungan dengan
orang lain dan orang lain
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain

4.Klien dapat 4.Beri kesempatan


melaksanakan dngan klien untuk
hubungan sosial mengungkapkan
secara bertahap perasaan tentang
hubungan

5.Klien dapat 5.Kaji pengetahuan


mengungkapkan klien tentang manfaat
perasaannya setelah dan kerugian tidak
berhubungan dgn berhubungan dengan
orang lain orang lain

6.Beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain

7.Diskusikan dengan
anngota keluarga
tentang:

13
a.Menarik diri

b.Penyebab perilaku
menarik diri

c.Akibat yang akan


terjadi jika perilaku
menarik diri tidak
ditanggapi.

No Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawatan

2 Harga diri TUM : klien dapat 1. BHSP dengan


rendah berhubungan dengan menggunakan
orang lain secara prinsip terapeutik
optimal.
2. Mendiskusikan
TUK : kemampuan dan
aspek positif yang
1. Klien dapat
dimiliki klien
membina hubungan
saling percaya 3. Diskusikan
dengan klien
2. Klien dapat
kemampuan yang
mengidentifikasikan
masih daoat
kemampuan dan
digunakan selama
aspek positif yang
sakit.
dimiliki
4. Rencanakan
3. Klien dapat menilai
bersama klien
kemampuan yang
aktivitas yang
digunakan
dapat dilakukan
4. Klien dapat setiap hari sesuai
(menetapkan)

14
merencanakan kemampuan
kegiatan yang sesuai
5. Beri kesempatan
dengan kemampuan
pada klien untuk
yang dimiliki.
mencoba kegiatan
5. Klien dapat yang telah
melakukan kegiatan direncanakan.
sesuai kondisi sakit
6. Beri pendidikan
dan kemampuannya
kesehatan pada
6. Klien dapat keluarga tentang
memanfaatkan cara merawat
sistem pendukung klien dengan
yang ada HDR

2.2.9 Rencana keperawatan isolasi sosial dalam bentuk strategi pelaksanaan

Pasien Keluarga

NO SP1P SP1K

1 Mengidentifikasi penyebab isolasi Mendiskusikan masalah yang


sosial pasien dirasakan keluarga dalam merawat
pasien. Menjelaskan pengertian,
2 Berdiskusi dengan klien tentang
tanda dan gejala isolasi sosial yang
keuntungan berinteraksi dengan
dialami klien beserta proses
orang lain
terjadinya. Menjelaskan cara-cara
3 Berdiskusi dengan klien tentang merawat pasien
kerugian berinteraksi dengan
orang lain

4 Mengajarkan klien cara


berkenalan dengan orang lain

5 Menganjurkan klien memasukkan


kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam
kegiatan harian

15
SP2P SP2K

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikkan


harian pasien cara merawat lien dengan isolasi
sosial. Melatih keluarga
2 Memberikan kesematan kepada
mempraktikkan cara merawat
klien mempraktikkan cara
langsung kepada klien iolasi
berkenalan dengan satu orang
sosial.
3 Membantu klien memasukkan
kegiatan ltihan berbincang-
bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

SP3P SP3K

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan Membantu keluarga membuat


harian pasien jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning).
2 Memberikan kesempatan kepada
Menjelaskan fpllow up klien
klien memprakikkan cara
setelah pulang
berkenalan dengan dua orang atau
lebih

3 Menganjurkan klien memasukkan


dalam jadwal kegiatan harian

16

Anda mungkin juga menyukai