7. Bagian-bagian lambung
a. Fundus ventrikuli, bagian yang dipenuhi gas dan
menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum
kardium
b. Korpus ventrikuli, lekukan pada bagian bawah
kunvantura minor
c. Antrum pylorus, berbentuk tabung mempunyai otot
yang tebal membentuk spinter pylorus
d. Kurvantura minor, di sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai
ke pylorus
e. Kurvantura mayor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus
ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pylorus inferior
f. Osteum kardiakum, tempat dimana esophagus bagian abdomen masuk ke lambung
dan terdapat orfisium pilorik
8. Fungsi mucus yang dihasilkan lambung dalam proses pencernaan makanan
a. Lendir: melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung
b. Enzim pencernaan:
a) Enzim pepsin: protein → asam amino (albumin dan pepton)
b) Enzim renin: menggumpalkan protein susu (kasein)
c) HCl: membunuh kuman, mengasamkan makanan, mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin
d) Sedikit enzim lipase: lemak → asam lemak, gliserida
c. Hormon gastrin: memacu sekresi getah lambung
SISTEM URINARIA
1. Struktur anatomi sistem urinaria pada pria dan wanita
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika urinaria (kandung kemih)
d. Uretra
Pada wanita: panjangnya sekitar 2.5 – 4 cm dan
terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina. Hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi urin.
Pada pria: panjangnya sekitar 20 cm dan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat
lalu berakhir pada glans penis. Berfungsi
sebagai saluran eksresi urin dan air mani.
Nefron ginjal
a. Badan malpighi: tdd glomerulus dan kapsula bowman, berfungsi sebagai tempat
penyaringan darah
b. Glomerulus: tempat penyaringan darah untuk menyaring
air, asam amino, garam, urea, dan glukosa. Hasil
saringannya disebut urin primer
c. Kapsula bowman: mengumpulkan cairan hasil
penyaringan glomerulus
d. Tubulus kontortus proksimal: reabsorpsi urin primer yang
hasilnya disebut urin sekunder (mengandung kadar urea
yang tinggi)
e. Lengkung henle: mengendapkan garam di interstitium
(jaringan yang mengelilingi lengkung henle)
f. Tubulus kontortus distal: tempat melepaskan zat tidak
berguna lain atau berlebihan dalam urin sekunder. Hasilnya adalah urin sesungguhnya
g. Tubulus kolektivus: menampung urin sementara di dalam nefron sebelum disalurkan
ke pelvis ginjal
3) Augmentasi (pengumpulan)
Di tubulus kontortus distal terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+,
NH3, dan kreatinin. Proses augmentasi menghasilkan urin sesungguhnya yang
mengandung urea, asam urin, amonia, sisa pembongkaran protein, vitamin, obat2an,
hormon, garam mineral, dan sedikit air. Urin sesungguhnya akan menuju tubulus
kolektivus – pelvis – ureter – kandung kemih – uretra.
5. Fungsi sistem urinaria pada tubuh
a. Mempertahankan keseimbangan internal atau homeostatis
b. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
c. Pengeluaran zat sisa organik
d. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
e. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
f. Pengaturan produksi sel darah merah
g. Pengaturan tekanan darah
h. Pengendalian terbatas terhadap
konsentrasi glukosa darah dan asam
amino darah
i. Pengeluaran zat beracun
SISTEM INDRA
1. Struktur anatomi indra penglihatan dan
fungsinya
1) Lapisan terluar
a) Sklera, memberi bentuk pada bola mata dan tempat perlekatan otot ekstrinsik
b) Kornea, mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya
2) Lapisan tengah
a) Lapisan koroid, mencegah refleksi internal berkas cahaya dan memberikan nutrisi
pada mata
b) Badan siliaris, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot siliaris
berperan dalam akomodasi penglihatan untuk mengubah fokus dari objek berjarak
jauh ke objek berjarak dekat di depan mata.
Prosesus siliaris, mensekresikan aqueous humor ke dalam ruang posterior
kemudian mengalir melalui pupil ke ruang anterior.
c) Iris, mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan dengan
diameter pupil
d) Pupil, mengatur caha yang masuk ke mata dengan cara melebarkan atau
menyempitkan lingkarannya
3) Lensa, membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina
a) Rongga anterior, yang berisi aqueous humor untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
lensa dan kornea
b) Rongga posterior, berisi vitreus humor untuk mempertahankan bentuk bola mata
dan posisi retina terhadap kornea
4) Retina, menerima cahaya dan membentuk bayangan benda yang kemudian akan
disalurkan ke saraf otak
a) Lapisan terpigmentasi luar, mengandung pigmen melanin, berfungsi menyerap
cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola
mata
b) Lapisan jaringan saraf dalam
- Sel batang, bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari
- Sel kerucut, berfungsi pada tingkat intensitas cahaya tinggi dan berperan
dalam penglihatan siang hari
- Neuron bipolar, menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel
ganglion
- Sel ganglion, mengandung akson untuk membentuk saraf optik
- Sel horizontal dan sel amakrin, menghubungkan sinaps-sinaps literal
c) Bintik buta, tidak ada sensasi penglihatan karena tidak adanya fotoreseptor
d) Lutea makula
e) Fovea,merupakan pusat visual mata, bayangan yang terfokus disini akan
diinterpretasi dengan jelas dan tajam oleh otak
f) Jalur visual ke otak
c. Katarak, adalah kondisi lensa mata yang keruh dan berawan. Penyebab paling sering
terjadi pada katarak yaitu penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada
jaringan mata dan gumpalan protein sehingga mengurangi cahaya yang masuk ke
retina.
Tanda-tanda katarak:
- Pandangan kabur seperti berkabut
- Warna di sekitar terlihat memudar
- Rasa silau saat melihat cahaya atau dapat melihat lingkarang di sekeliling
cahaya
- Pandangan ganda
- Penurunan penglihatan di malam hari
- Sering mengganti ukuran kacamata
b. Bagian tengah
- Osikula: maleus, inkus, stapes. Untuk mengalirkan getaran
dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam dan
memperkuat gelombang bunyi 22 kali.
- Muskulus: tensor timpani, stapedius. Untuk mengurangi bunyi
yang terlalu keras
- Tuba eustachius, mempertahankan keseimbangan tekanan
udara dalam ruang timpani dengan tekanan udara atmosfer
c. Bagian dalam
- Labirin tulang
a) Vestibula, menghubungkan saluran semisirkularis
dengan koklea
b) Saluran semisirkular, membantu cerebellum untuk
mengendalikan keseimbangan serta kesadaran akan
kedudukan tubuh
c) Koklea, mengubah bunyi dari getaran mekanis
menjadi sinyal yang dikirimkan ke otak melalui saraf auditori
- Labirin membranosa
a) Utrikulus dan sakulus
b) Duktus semisirkular
c) Ekuilibrium statis
6. Proses bunyi dapat diterima oleh telinga sehingga rangsangan suara dapat diterima saraf
pendengaran
Gelombang suara → ditangkap oleh daun telinga → disalurkan ke kanalis auditori
eksternal → menggetarkan membran timpani → menggetarkan tulang maleus, incus,
stapes → melewati oval windows → diteruskan melaui cairan yang ada dalam skala-
skala koklea ATAU melalui cairan perilimfe yang ada pada skala festibuli dan timpani
(untuk suara yang lebih keras) → menggerakkan silia pada organ corti → mengubah
rangsangan getaran suara menuju neuron sensoris → diteruskan ke lobus temporalis, kita
pun dapat mengetahui suara dari benda apa
8. Kondisi ketulian
a. Tuli konduksi, adalah suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam
karena terjadi masalah pada saluran telinga, gendang telinga, mau pun telinga tengah.
Sering terjadi karena adanya penyumbatan kotoran di telinga, penumpukan cairan
dari infeksi telinga, gendang telinga berlubang, atau gangguan tulang pendengaran.
Tanda-tanda tuli konduksi:
- Kesulitan mendengar percakapan orang lain
- Sering meminta orang lain mengulangi perkataan
- Mendengarkan musik atau televisi dengan volume lebih tinggi dari orang lain
Tuli konduksi dapat diatasi dengan cara mengeluarkan kotoran, mengobati infeksi,
implan koklea, atau menggunakan alat bantu dengar.
b. Tuli sensorineural (saraf), terjadi saat sel-sel rambut kecil (ujung saraf) yang
mendeteksi suara di telinga cedera, terkena penyakit, tidak berfungsi atau mati. Tuli
sensorineural umumnya disebabkan oleh:
- Neuroma akustik
- Tuli terkait usia
- Infeksi seperti meningitis, gondok, scarlet fever dan campak
- Paparan rutin terhadap suara keras
- Penggunaan obat tertentu
- Turunan
- Suara rekreasional (ledakan)
Jenis tuli ini seringkali tidak dapat diperbaiki.
b) Bagian dalam
- Rongga hidung, tempat masuknya udara menuju
tenggorokan; menjaga kelembaban, suhu, dan tekanan
udara
- Septum hidung, mengatur suhu dan kelembaban rongga
di dalamnya
- Silia, menyaring udara yang masuk
- Serabut saraf pembau, sebagai penerima rangsang berupa bau
- Selaput lendir, melindungi dari berbagai macam kotoran dan bakteri
10. Proses indra penciuman dapat menangkap respon bau dan mengirim sinyal bau ke otak
1) Zat yang akan dibaui berupa uap, masuk bersama dengan udara saat bernapas
2) Molekul bau larut bersama lendir (mukus) dalam hidung
3) Molekul bau yang terlarut akan merangsang silia pada saraf olfaktorius pada hidung
4) Stimulus dari saraf olfaktorius akan berjalan melalui traktur olfaktorius ke pusat
olfaktorius pada lobus temporalis di otak
5) Lobus temporalis akan menginterpretasi stimulus
tersebut dan menerjemahkannya menjadi informasi
yang lebih dimengerti oleh otak
13. Proses indra pengecap dapat menangkap respon rasa dan mengirim sinyal rasa ke otak
a. Zat yang terkandung dalam makanan dicerna secara mekanis oleh gigi dan ludah
b. Zat tersebut lalu menyentuh papila lidah yang kemudian diteruskan ke kuncup
pengecap
c. Dari kuncup pengecap akan diteruskan menuju serabut saraf sensoris untuk
diteruskan ke otak
d. Impuls saraf akan diolah di otak kemudian kita dapat merasakan rasa dari zat tersebut
2) Dermis
- Fibroblas, mensintesis matriks ekstraseluler dan juga kolagen
- Makrofag, berfungsi pada jaringan yang berasal dari leukosit
- Adiposit, tempat penyimpanan lemak
- Pembuluh kapiler, menghantarkan zat-zat makanan ke akar rambut dan sel kulit
- Kelenjar keringat, menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori
- Kelenjar minyak, menghasilkan minyak untuk melembabkan kulit dan rambut
- Rambut
3) Hipodermis, berfungsi:
- Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap benturan
- Memberi bentuk pada tubuh
- Sebagai penyedia makanan karena tempat berkumpulnya lemak
- Membantu mempertahankan suhu tubuh