Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENCERNAAN

1. Struktur anatomi sistem pencernaan dari mulut hingga anus


1) Mulut:
a. Gigi
b. Lidah
c. Air liur yang mengandung enzim ptialin
2) Esophagus
3) Lambung; mensekresikan enzim pepsin, enzim renin, HCl, dan enzim lipase
4) Usus halus; tempat bekerjanya enzim yang dihasilkan pankreas (amilase, tripsin,
lipase) dan enzim dari dinding usus halus (maltase, laktase, sukrase, tripsin,
enterokinase)
a. Duodenum (duabelas jari)
b. Jejununm (kosong)
c. Ileum (penyerap)
5) Usus besar:
a. Sekum d. Kolon desenden
b. Kolon asenden e. Kolon sigmoid
c. Kolon transversum f. Rektum
6) Anus:
a. Anal canal d. Sfingter anal eksternal
b. Rektum e. Pectinate line
c. Sfingter anal internal f. Kolom anal

2. Enzim pencernaan yang berfungsi di sepanjang sistem pencernaan


a. Enzim ptialin: amilum → maltosa
b. Enzim pepsin: protein → pepton dan proteosa
c. Enzim renin: menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu
d. HCl: membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan,
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
e. Enzim lipase: lemak → asam lemak
f. Enzim enterokinase: mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin
g. Enzim maltase: maltosa → glukosa dan galaktosa
h. Enzim sukrase: sukrosa → glukosa dan fruktosa
i. Enzim erepsin/dipeptidase: pepton → asam amino
j. Enzim disakarase: disakarida → monosakarida
k. Enzim tripsinogen, diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase: protein dan pepton
→ dipeptida dan asam amino
l. Enzim klimkotripsin, teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin: berfungsi sama
seperti tripsin terhadap protein
m. Enzim karboksipeptidase, aminopeptidase, dipeptidase: melarutkan proses
pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas

3. Jenis gigi dan fungsinya


a. Gigi seri (pipih dan tajam): untuk mengiris makanan
b. Gigi taring (ujungnya runcing): untuk mencabik dan menyobek makanan
c. Gigi geraham depan (lebar dan berlekuk-lekuk): mengiris dan melembutkan makanan
d. Gigi geraham belakang (paling kuat, lebar dan berlekuk-lekuk): melembutkan
makanan

4. Mekanisme lidah dapat mengecap berbagai sensasi rasa


Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar
lendir dan saraf pengecap yang terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai
tonjolan seperti rambut disebut papila.
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke
pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsangan tersebut
sehingga kita dapat merasakan suatu jenis makanan atau minuman.

5. 3 pasang kelenjar ludah


a. Kelenjar parotis (di bawah telinga): menghasilkan
ludah yang berbentuk cair
b. Kelenjar submandibularis (di rahang bawah):
menghasilkan getah yang mengandung air dan
lendir
c. Kelenjar sublingualis (di bawah lidah):
menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir

6. Fungsi ludah dalam proses pencernaan


Ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan.
Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa.
Ludah mengandung enzim ptialin yang berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.

7. Bagian-bagian lambung
a. Fundus ventrikuli, bagian yang dipenuhi gas dan
menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum
kardium
b. Korpus ventrikuli, lekukan pada bagian bawah
kunvantura minor
c. Antrum pylorus, berbentuk tabung mempunyai otot
yang tebal membentuk spinter pylorus
d. Kurvantura minor, di sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai
ke pylorus
e. Kurvantura mayor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus
ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pylorus inferior
f. Osteum kardiakum, tempat dimana esophagus bagian abdomen masuk ke lambung
dan terdapat orfisium pilorik
8. Fungsi mucus yang dihasilkan lambung dalam proses pencernaan makanan
a. Lendir: melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung
b. Enzim pencernaan:
a) Enzim pepsin: protein → asam amino (albumin dan pepton)
b) Enzim renin: menggumpalkan protein susu (kasein)
c) HCl: membunuh kuman, mengasamkan makanan, mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin
d) Sedikit enzim lipase: lemak → asam lemak, gliserida
c. Hormon gastrin: memacu sekresi getah lambung

SISTEM URINARIA
1. Struktur anatomi sistem urinaria pada pria dan wanita
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika urinaria (kandung kemih)
d. Uretra
Pada wanita: panjangnya sekitar 2.5 – 4 cm dan
terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina. Hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi urin.
Pada pria: panjangnya sekitar 20 cm dan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat
lalu berakhir pada glans penis. Berfungsi
sebagai saluran eksresi urin dan air mani.

2. Struktur anatomi ginjal


a. Korteks: di dalamnya terdapat jutaan nefron
yang tdd badan malpighi. Badan Malpighi
tersusun atas glomerulus yang diselubungi
kapsula Bowman dan tubulus (proksimal,
distal, kolektivus).
b. Pelvis: tempat penampungan urin sementara sebelum dialirkan menuju kandung
kemih
c. Medula: terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal
dengan tubulus kontortus distal
d. Hilus ginjal: tempat masuknya pembuluh darah, pembuluh limfatik, pembuluh saraf,
dan ureter ke ginjal
e. Ureter: saluran urin dari ginjal menuju kandung kemih
f. Vena ginjal: membawa darah dari ginjal – vena cava inferior – jantung
g. Arteri ginjal: membawa darah menuju ginjal

Nefron ginjal
a. Badan malpighi: tdd glomerulus dan kapsula bowman, berfungsi sebagai tempat
penyaringan darah
b. Glomerulus: tempat penyaringan darah untuk menyaring
air, asam amino, garam, urea, dan glukosa. Hasil
saringannya disebut urin primer
c. Kapsula bowman: mengumpulkan cairan hasil
penyaringan glomerulus
d. Tubulus kontortus proksimal: reabsorpsi urin primer yang
hasilnya disebut urin sekunder (mengandung kadar urea
yang tinggi)
e. Lengkung henle: mengendapkan garam di interstitium
(jaringan yang mengelilingi lengkung henle)
f. Tubulus kontortus distal: tempat melepaskan zat tidak
berguna lain atau berlebihan dalam urin sekunder. Hasilnya adalah urin sesungguhnya
g. Tubulus kolektivus: menampung urin sementara di dalam nefron sebelum disalurkan
ke pelvis ginjal

3. Rangsangan miksi (berkemih) terjadi


Setelah melalui proses panjang di nefron ginjal, urin sesungguhnya masuk ke vesika
urinaria karena adanya dorongan dari otot-otot detrusor ureter. Kemudian, jika urin itu
telah penuh dan menyebabkan peregangan vesika urinaria, maka
saraf vesika urinaria akan menyampaikan ke medula spinalis dan
kembali lagi ke vesika urinaria sebagai suatu refleks miksi untuk
relaksasi sfingter interna.

4. Proses ginjal menyaring darah hingga menghasilkan urin


1) Filtrasi (penyaringan)
Darah dari arteriol masuk ke dalam glomerulus dan kandungan
air, glukosa, urea, garam, asam amino, dll lolos ke penyaringan
menuju tubulus. Filtrasi menghasilkan urin primer yang masih
mengandung glukosa, garam, dan adam amino.

2) Reabsorpsi (penyerapan kembali)


Zat-zat dalam urin primer seperti glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-,
HCO3-, HBO42- yang masih bermanfaat bagi tubuh diserap kembali di dalam tubulus
kontortus proksimal dan masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil
dari reabsorpsi adalah urin sekunder.
Di lengkung henle, terjadi proses osmosis air sehingga volume urin sekunder
berkurang dan menjadi pekat.

3) Augmentasi (pengumpulan)
Di tubulus kontortus distal terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+,
NH3, dan kreatinin. Proses augmentasi menghasilkan urin sesungguhnya yang
mengandung urea, asam urin, amonia, sisa pembongkaran protein, vitamin, obat2an,
hormon, garam mineral, dan sedikit air. Urin sesungguhnya akan menuju tubulus
kolektivus – pelvis – ureter – kandung kemih – uretra.
5. Fungsi sistem urinaria pada tubuh
a. Mempertahankan keseimbangan internal atau homeostatis
b. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
c. Pengeluaran zat sisa organik
d. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
e. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
f. Pengaturan produksi sel darah merah
g. Pengaturan tekanan darah
h. Pengendalian terbatas terhadap
konsentrasi glukosa darah dan asam
amino darah
i. Pengeluaran zat beracun

SISTEM INDRA
1. Struktur anatomi indra penglihatan dan
fungsinya
1) Lapisan terluar
a) Sklera, memberi bentuk pada bola mata dan tempat perlekatan otot ekstrinsik
b) Kornea, mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya
2) Lapisan tengah
a) Lapisan koroid, mencegah refleksi internal berkas cahaya dan memberikan nutrisi
pada mata
b) Badan siliaris, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot siliaris
berperan dalam akomodasi penglihatan untuk mengubah fokus dari objek berjarak
jauh ke objek berjarak dekat di depan mata.
Prosesus siliaris, mensekresikan aqueous humor ke dalam ruang posterior
kemudian mengalir melalui pupil ke ruang anterior.
c) Iris, mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan dengan
diameter pupil
d) Pupil, mengatur caha yang masuk ke mata dengan cara melebarkan atau
menyempitkan lingkarannya
3) Lensa, membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina
a) Rongga anterior, yang berisi aqueous humor untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
lensa dan kornea
b) Rongga posterior, berisi vitreus humor untuk mempertahankan bentuk bola mata
dan posisi retina terhadap kornea
4) Retina, menerima cahaya dan membentuk bayangan benda yang kemudian akan
disalurkan ke saraf otak
a) Lapisan terpigmentasi luar, mengandung pigmen melanin, berfungsi menyerap
cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola
mata
b) Lapisan jaringan saraf dalam
- Sel batang, bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari
- Sel kerucut, berfungsi pada tingkat intensitas cahaya tinggi dan berperan
dalam penglihatan siang hari
- Neuron bipolar, menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel
ganglion
- Sel ganglion, mengandung akson untuk membentuk saraf optik
- Sel horizontal dan sel amakrin, menghubungkan sinaps-sinaps literal
c) Bintik buta, tidak ada sensasi penglihatan karena tidak adanya fotoreseptor
d) Lutea makula
e) Fovea,merupakan pusat visual mata, bayangan yang terfokus disini akan
diinterpretasi dengan jelas dan tajam oleh otak
f) Jalur visual ke otak

2. Mekanisme cahata diteruskan melalui mata sampai ke retina


Sumber cahaya → masuk ke mata melalui kornea → melewati pupil yang lebarnya diatur
oleh iris → dibiaskan oleh lensa → terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata,
terbalik, diperkecil → sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui
saraf optik → otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina → objek terlihat
sesuai dengan aslinya

3. Jenis sel retina mata


a. Sel batang d. Sel ganglion
b. Sel kerucut e. Sel horizontal
c. Neuron bipolar

4. Kondisi kelainan pada organ penglihatan


a. Rabun jauh, adalah kondisi penglihatan yang tidak mampu melihat benda dalam
jarak jauh, tetapi mampu melihat benda terdekat dengan jelas. Rabun jauh
disebabkan bola mata terlalu panjang atau memiliki kornea yang melengkung terlalu
curam. Ini berarti, bukannya fokus dalam retina, cahaya malah fokus di depan retina
yang mengakibatkan penglihatan menjadi buram.
Tanda-tanda rabun jauh:
- Penglihatan buram ketika melihat benda jarak jauh
- Harus menyipitkan atau menutup sebagian kelopak mata untuk melihat dengan
jelas
- Sakit kepala karena kelelahan mata
- Kesulitan melihat pada malam hari
- Tampak tidak menyadari adanya benda jauh
- Mengedipkan mata secara berlebihan
- Terus menggosok mata
Rabun jauh dapat diobati dengan bantuan lensa korektif, operasi refraktif, atau laser-
assisted in situ keratomileusis (LASIK).
b. Rabun dekat, adalah kondisi mata dapat melihat benda yang berada di kejauhan
dengan jelas, namun tidak dapat melihat dengan jelas benda yang dekat. Rabun dekat
terjadi apabila bayangan suatu benda jatuh tidak tepat di retina, melainkan di
belakang retina karena mata terlalu pendek dan kornea kurang melengkung.
Tanda-tanda rabun dekat:
- Benda yang dekat terlihat kabur
- Nyeri pada sekitar mata atau mata lelah
- Perlu menyipitkan mata untuk melihat dengan lebih jelas
- Sakit kepala atau pusing setelah membaca
- Beberapa anak dapat mengalami mata juling
Rabun dekat dapat diatasi dengan menngunakan lensa kontak atau pengobatan laser.

c. Katarak, adalah kondisi lensa mata yang keruh dan berawan. Penyebab paling sering
terjadi pada katarak yaitu penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada
jaringan mata dan gumpalan protein sehingga mengurangi cahaya yang masuk ke
retina.
Tanda-tanda katarak:
- Pandangan kabur seperti berkabut
- Warna di sekitar terlihat memudar
- Rasa silau saat melihat cahaya atau dapat melihat lingkarang di sekeliling
cahaya
- Pandangan ganda
- Penurunan penglihatan di malam hari
- Sering mengganti ukuran kacamata

5. Struktur anatomi indra pendengaran dan fungsinya


a. Bagian luar
- Daun telinga, mengumpulkan gelombang suara
yang ditangkap
- Lubang telinga, melanjtkan gelombang bunyi agar
masuk ke membran tympani
- Membran tympani, menggetarkan gelombang
bunyi secara mekanik

b. Bagian tengah
- Osikula: maleus, inkus, stapes. Untuk mengalirkan getaran
dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam dan
memperkuat gelombang bunyi 22 kali.
- Muskulus: tensor timpani, stapedius. Untuk mengurangi bunyi
yang terlalu keras
- Tuba eustachius, mempertahankan keseimbangan tekanan
udara dalam ruang timpani dengan tekanan udara atmosfer

c. Bagian dalam
- Labirin tulang
a) Vestibula, menghubungkan saluran semisirkularis
dengan koklea
b) Saluran semisirkular, membantu cerebellum untuk
mengendalikan keseimbangan serta kesadaran akan
kedudukan tubuh
c) Koklea, mengubah bunyi dari getaran mekanis
menjadi sinyal yang dikirimkan ke otak melalui saraf auditori
- Labirin membranosa
a) Utrikulus dan sakulus
b) Duktus semisirkular
c) Ekuilibrium statis

6. Proses bunyi dapat diterima oleh telinga sehingga rangsangan suara dapat diterima saraf
pendengaran
Gelombang suara → ditangkap oleh daun telinga → disalurkan ke kanalis auditori
eksternal → menggetarkan membran timpani → menggetarkan tulang maleus, incus,
stapes → melewati oval windows → diteruskan melaui cairan yang ada dalam skala-
skala koklea ATAU melalui cairan perilimfe yang ada pada skala festibuli dan timpani
(untuk suara yang lebih keras) → menggerakkan silia pada organ corti → mengubah
rangsangan getaran suara menuju neuron sensoris → diteruskan ke lobus temporalis, kita
pun dapat mengetahui suara dari benda apa

7. Bagaimana telinga berfungsi untuk menjaga keseimbangan


statis dan keseimbangan dinamis tubuh
Telinga mempunyai aparatus vestibular yang mengandung
reseptor untuk ekuilibrum dan keseimbangan. Ekuilibrum
dibagi menjadi 2 yaitu statis dan dinamis.
- Ekuilibrum statis, adalah kesadaran akan posisi
kepala terhadap gaya gravitasi jika tubuh tidak
bergerak. Otolit (kumpulan rambut yang menonjol)
pada makula berfungsi meningkatkan sensasi gravitasi
dan gerakan sehingga dapat dirasakan. Saat kepala
pada posisi tegak lurus, otolit berada pada puncak sel
rambut. Pada saat kita pada posisi terbalik, maka gaya
gravitasi akan menyebabkan otolit berganti arah.
- Ekuilibrium dinamis. Kupula (sel rambut yang
menonjol) pada ampula akan membentuk gerakan
kupula yang disebabkan oleh cairan endolimfe akibat gerakan kepala. Jika gerakan
kepala mendongak ke atas, cairan endolimfe hanya diam tidak membentuk gerakan
pada kupula. Tetapi pada gerakan menggelengkan kepala, cairan endolimfe akan
membuat kupula bergerak.

8. Kondisi ketulian
a. Tuli konduksi, adalah suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam
karena terjadi masalah pada saluran telinga, gendang telinga, mau pun telinga tengah.
Sering terjadi karena adanya penyumbatan kotoran di telinga, penumpukan cairan
dari infeksi telinga, gendang telinga berlubang, atau gangguan tulang pendengaran.
Tanda-tanda tuli konduksi:
- Kesulitan mendengar percakapan orang lain
- Sering meminta orang lain mengulangi perkataan
- Mendengarkan musik atau televisi dengan volume lebih tinggi dari orang lain
Tuli konduksi dapat diatasi dengan cara mengeluarkan kotoran, mengobati infeksi,
implan koklea, atau menggunakan alat bantu dengar.

b. Tuli sensorineural (saraf), terjadi saat sel-sel rambut kecil (ujung saraf) yang
mendeteksi suara di telinga cedera, terkena penyakit, tidak berfungsi atau mati. Tuli
sensorineural umumnya disebabkan oleh:
- Neuroma akustik
- Tuli terkait usia
- Infeksi seperti meningitis, gondok, scarlet fever dan campak
- Paparan rutin terhadap suara keras
- Penggunaan obat tertentu
- Turunan
- Suara rekreasional (ledakan)
Jenis tuli ini seringkali tidak dapat diperbaiki.

9. Struktur anatomi indra penciuman dan fungsinya


a) Bagian luar, dimulai dari pangkal, batang, sayap, dan
puncak hidung
- Lubang hidung, tempat masuknya udara dan kotoran

b) Bagian dalam
- Rongga hidung, tempat masuknya udara menuju
tenggorokan; menjaga kelembaban, suhu, dan tekanan
udara
- Septum hidung, mengatur suhu dan kelembaban rongga
di dalamnya
- Silia, menyaring udara yang masuk
- Serabut saraf pembau, sebagai penerima rangsang berupa bau
- Selaput lendir, melindungi dari berbagai macam kotoran dan bakteri
10. Proses indra penciuman dapat menangkap respon bau dan mengirim sinyal bau ke otak
1) Zat yang akan dibaui berupa uap, masuk bersama dengan udara saat bernapas
2) Molekul bau larut bersama lendir (mukus) dalam hidung
3) Molekul bau yang terlarut akan merangsang silia pada saraf olfaktorius pada hidung
4) Stimulus dari saraf olfaktorius akan berjalan melalui traktur olfaktorius ke pusat
olfaktorius pada lobus temporalis di otak
5) Lobus temporalis akan menginterpretasi stimulus
tersebut dan menerjemahkannya menjadi informasi
yang lebih dimengerti oleh otak

11. Struktur anatomi indra pengecap dan fungsinya


a. Lidah, berfungsi:
- Sebagai indra pengecap
- Sebagai organ pencernaan yang membantu untuk
membalikkan dan menelan makanan
- Membantu proses berbicara

12. Jenis papilla pada lidah


a. Papilla filliformis (seperti benang dan tersebar merata di seluruh permukaan lidah),
menerima rangsangan sentuhan dan pengecapan
b. Papilla sirkumvalata (bulat dan tersusun seperti huruf V di belakang lidah)
c. Papilla fungiformis (seperti jamur dan tersebar pada bagian sisi lidah dan permukaan
ujung lidah)
d. Papilla foliata (seperti tonjolan daun pada lidah dan berjumlah sangat sedikit)

13. Proses indra pengecap dapat menangkap respon rasa dan mengirim sinyal rasa ke otak
a. Zat yang terkandung dalam makanan dicerna secara mekanis oleh gigi dan ludah
b. Zat tersebut lalu menyentuh papila lidah yang kemudian diteruskan ke kuncup
pengecap
c. Dari kuncup pengecap akan diteruskan menuju serabut saraf sensoris untuk
diteruskan ke otak
d. Impuls saraf akan diolah di otak kemudian kita dapat merasakan rasa dari zat tersebut

14. Struktur anatomi indra peraba dan fungsinya


1) Epidermis, berfungsi:
- Melindungi tubuh dari mikroba atau patogen berbahaya
- Memberikan ketahanan mekanis pada tubuh
- Memberikan warna pada kulit
- Melindungi tubuh dari risiko stress oksidan akibat
paparan sinar UV
a) Stratum korneum
b) Stratum lusidum
c) Stratum granulosum
d) Strarum spinosum
e) Stratum basal

2) Dermis
- Fibroblas, mensintesis matriks ekstraseluler dan juga kolagen
- Makrofag, berfungsi pada jaringan yang berasal dari leukosit
- Adiposit, tempat penyimpanan lemak
- Pembuluh kapiler, menghantarkan zat-zat makanan ke akar rambut dan sel kulit
- Kelenjar keringat, menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori
- Kelenjar minyak, menghasilkan minyak untuk melembabkan kulit dan rambut
- Rambut

3) Hipodermis, berfungsi:
- Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap benturan
- Memberi bentuk pada tubuh
- Sebagai penyedia makanan karena tempat berkumpulnya lemak
- Membantu mempertahankan suhu tubuh

15. Jenis reseptor rasa pada kulit


a. Ujung rambut folikel, merespon perpindahan rambut
b. Korpuskula ruffini, merespon penerimaan rangsangan panas
c. Korpuskula Krause, peka terhadap rangsangan dingin
d. Korpuskula pacini, peka terhadap rangsangan berupa tekanan atau saraf perasa
tekanan kuat
e. Korpuskula meissner, peka terhadap sentuhan
f. Sel merkel, peka terhadap sentuhan dan tekanan ringan

16. Fungsi kulit pada tubuh manusia


a. Fungsi termoregulasi (mengatur suhu)
b. Fungsi proteksi (menjaga bagian dalam tubuh dari gangguan fisik)
c. Fungsi absorpsi (menyerap air, udara, serta zat lain di udara)
d. Fungsi eksresi (mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh)
e. Fungsi persepsi (berhubungan dengan rangsangan)
f. Fungsi pembentukan pigmen (warna kulit)
g. Fungsi keratinasi (melindungi kulit dari infeksi)
h. Fungsi pembentukan vitamin D

Anda mungkin juga menyukai