Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FLUIDA STATIS

OLEH

1. Marselina Barek Aran (1801050016)


2. Sharil Ramadhan Cona(1801050056)
3. Polikarpus Lose(1801050021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Judul makalah ini ialah”Fluida Statis”. Makalah ini berisi tentang konsep fluida statis,sifat-sifat
fluida statis, dan penerapan hukum dasar fluida statis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah.
Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada makalah ini,
sehingga kritik dan saran sangat di butuhkan penulis untuk melengkapi ini baik dari segi teori,
metode, dan analisis sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi peneliti selanjudnya.

Kupang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KOVER

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….…i

Daftar isi ………………………………......…………………………………………….….….ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

A.Pengertian Fluida Statis………………………………………………………………….

B. Sifat- sifat Fluida Statis………………………………………………………………….

C. Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis…………………………………………………

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah salah
satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih
merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang
interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil. Karena itu, fluida dapat ditinjau sebagai
sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel.
Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida
statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai fluida statis.  
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut

1. Apa Konsep dari Fluida Statis?


2. Baaimana sifat- sifat Fluida Statis?
3. Baaimana penerapan hukum dasar fluida statis?
C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai
berikut.
1) Menjelaskan Konsep Fluida Statis
2) Menjelaskan Bagaimana Sifat- Sifat Fluida Statis
3) Menjelaskan Bagaimana Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fluida Statis

Fluida tidak mengalir biasa disebut fluida statis. Contoh fluida tidak mengalir, yaitu
zat cair yang berada dalam bejana tidak berlubang. Dapat dilihat bahwa zat cair dalam bejana
tersebut secara langsung atau tidak langsung tidak mengalami perpindahan.Sifat- Sifat Fluida
:

B. Sifat – sifat Fluida statis

Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.

1. Massa Jenis

Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).

Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)


Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.

Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

m
Ρ=
v

dengan: m = massa (kg atau g),

V = volume (m3 atau cm3), dan

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).

Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)


Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2. Tegangan permukaan

Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan
disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam
cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan
tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya
gayapemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke
atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan
air tanpa tenggelam.

Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan
perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum
disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis.

3. Kapilaritas

Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena


menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak
tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim
hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala
inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas.

Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya
tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.

sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya.
Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik
karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.

Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada
gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan
lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.

Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:

a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.

b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.

c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.

Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :

Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.

Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas
sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik


dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.

Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.

5. Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang persatuan luas
bidang tersebut. Bidang atau permukaan yang dikenai gaya disebut bidang tekan. Gaya yang
diberikan pada bidang tekan disebut gaya tekan. Rumus Tekanan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

P = Tekanan, satuan (pascal/Pa)

F = Gaya, satuan (newton/N)

A = Luas Penampang, satuan (m2)

Konversi satuan tekanan dituliskan sebagai berikut:

1 pa = 1 N/m2

1 bar = 1,0 x 105 Pa

1 atm = 101.321 Pa
1 atm = 760 mmHg

a) Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis disebabkan karena fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis
pada suatu objek didalam fluida terjadi karena gaya berat fluida berada diatas objek
tersebut.
Dan dirumuskan sebagai berikut :
Ph = ρgh

Keterangan:
Ph = tekananhidrostatis (N/m2)
ρ = massajenis (kg/m3)
g = kecepatangravitasi (m/s2)
h = kedalamantitikpermukaanfluida (m).
b) Tekanan Mutlak
Penunjukan tekanan dalam ruang tertutup oleh alat ukur tekanan disebut tekanan
terukur atau tekanan gauge. Alat ukur tekanan pada alat semprot dinamakan manometer
tertutup. Udara di bumi atau yang dinamakan atmosfer memiliki tekanan ke segala arah.
Tekanan atmosfer dapat diukur menggunakan barometer.

Tumus Tekanan Mutlak adalah sebagai berikut.

PG = P - P A

Keterangan:

P = tekanan mutlak

PA = tekanan atmosfer

PG = tekanan terukur
Tekanan hidrostatik merupakan tekanan terukur. Tekanan mutlak di dalam fluida merupakan
jumlah dari tekanan hidrostatik dengan tekanan atmosfer. Persamaannya dituliskan sebagai
berikut.

P = P0 +ρgh

C. Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis

1. Penerapan Hukum Pascal


a. Dongkrak Hidrolik dan Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil

Persamaan yang berlaku pada dongkrak hidrolik atau lift (pengangkat) hidrolik
yaitu perbandingan gaya yang diberikan untuk mengangkat beban pada dongkrak sama
dengan perbandingan luas silinder tekaq dengan luas silinder beban.

Rumus yang berlaku pada dongkrak dan mesin hidrolik:

F1 F2
=
A1 A 2

Keterangan :

F1 = gaya tekan atau gaya yang digunakan untuk mengangkat beban (N)

F2 = berat beban ( N)

A1 =luas penampang silinder tekan (m2)

A2 = luas penampang silinder beban (m2)

b. Rem Hidrolik

Prinsip kerja rem hidrolik sama dengan prinsip kerja mesin pengangkat mobil
atau dongkrak hidrolik. Perbandingan luas silinder utama dengan silinder rem
menentukan keuntungan mekanik. Semakin besar keuntungan mekanik, semakin ringan
saat menginjak pedal rem.
2. Penerapan Hukum Archimedes
 Mengapung, melayang dan tenggelam
a). Mengapung

Benda mengapung jika gaya apung iebih besar daripada berat benda.

Syarat benda mengapung:ρF > ρb

keterangan :

ρF = massa jenis fluida (kg/m3)

ρb = massa jenis benda (kg/m3)

b. Melayang

Benda akan melayang jika gaya apung sama dengan berat benda.

Syarat benda melayang:

ρF = ρb

keterangan :

ρF = massa jenis fluida (kg/m3)

ρb = massa jenis benda (kg/m3)

c. Tenggelam

Benda akan tenggelam jika gaya apung lebih kecil daripada berat benda.

Syarat benda tenggelam:

ρF< ρb
keterangan :

ρF = massa jenis fluida (kg/m3)

ρb = massa jenis benda (kg/m3)

 Hidrometer

Dengan prinsip kerja yang sederhana, hidrometer dapat digunakan untuk


mengukur massa jenis fluida. Dengan cara memasukkan hidrometer ke fluida yang akan
diukur massa jenisnya, maka massa jenis fluida dapat diketahui secara langsung.

 Kapal Laut

Kapal laut dibuat berongga, sehingga volume kapal menjadi besar, akibatnya
volume air yang dipindahkan juga besar. Dengan demikian gaya apung kapal juga besar,
maka kapal tidak tenggelam. Kapal yang sarat penumpang, volume kapal yang tenggelam
akan lebih besar daripada volume kapal kosong.

 Kapal Selam

Kapal selam memiliki rongga atau tangki yang dilengkapi dengan katup air dan
katup udara. Supaya dapat tenggelam, maka katup air pada tangki dibuka sehingga air
masuk dan udara dikeluarkan melewati katup udara. Akibatnya, kapal bertambah berat
sehingga gaya apung lebih kecil dari gaya beratnya, akibatnya kapal menyelam.
Sebaliknya untuk dapat muncul lagi di permukaan, air dalam tangki dipompa dan udara
masuk lewat katup udara ke dalamnya. Dengan cara ini gaya apung kapal lebih besar
daripada berat kapal, sehingga kapal terapung.

 Balon Udara

Udara merupakan fluida, sedangkan balon sebagai benda yang melayang di udara.
Sesuai dengan hukum Archimedes, balon yang berisi gas helium (He) memiliki massa
jenis lebih kecil dari masa jenis udara pada umumnya, akibatnya balon akan melayang di
udara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fluida tidak mengalir biasa disebut fluida statis. Contoh fluida tidak mengalir, yaitu zat
cair yang berada dalam bejana tidak berlubang.

Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam
keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.

Penerapan hukum dasar fluida statis meliputi : Penerapan Hukum Pascal,yakni Dongkrak
Hidrolik dan Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil serta Rem Hidrolik, Penerapan Hukum
Archimedes yakni konsep Mengapung, melayang dan tenggelam, Hidrometer, Kapal Laut,
Kapal Selam, Balon Udara.

Anda mungkin juga menyukai