Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan


bahan baja untuk konstruksi pada masa ini sudah banyak berkembang. Teknologi yang
telah dikembangkan dari baja salah satunya adalah baja ringan, penggunaan baja ringan
dalam struktur sudah menjadi hal yang lazim ditemukan. Dikarenakan penggunaannya
yang sudah lazim di temukan, di beberapa negara sudah membuat Design Code untuk
baja ringan seperti di Amerika menggunakan American Iron and Steel Institute (AISI),
Eropa menggunakan Eurocode, Australia menggunakan Australia Standard (AS/AZS)
dan Inggris menggunakan British Standard (BS Code). Indonesia juga telah membuat
standar untuk baja canai dingin (Cold-formed) yaitu SNI 7971:2013

Baja canai dingin (cold-formed) seperti namanya, menurut Sandjaya, A.,


Suryoatmono, B. (2018) mengatakan bahwa “Baja canai dingin merupakan baja yang
dibentuk tanpa peleburan, tetapi dengan cara penggabungan atau penekanan lembaran
baja tipis menjadi penampang yang dibutuhkan.” Tidak seperti pembuatan baja biasa,
baja canai dingin di buat di dalam suhu ruangan.

Baja canai dingin atau yang biasa disebut di pasaran dengan nama baja ringan ini
memiliki profil baja yang tipis bila dibandingkan dengan lebarnya. Pada masa ini baja
canai dingin biasanya digunakan masyarakat Indonesia untuk membuat struktur
penggantung plafon, dinding, rangka atap dan juga dapat digunakan sebagai kuda-kuda
rumah. Karena baja canai dingin kuat, mudah di dapatkan, praktis dan cepat dalam
konstruksi maupun pembongkaran, tidak jarang bahan ini digunakan untuk membuat
struktur yang sifatnya semi-permanen, sebagai contohnya adalah pembuatan rumah
evakuasi masyarakat yang terkena bencana alam, dan Ketika keadaan sudah membaik
dan stabil bangunan dapat di bongkar dengan mudah, bahkan setelah di bongkar baja
canai dingin atau baja ringan masih memiliki nilai jual yang tinggi. Baja canai dingin
kini semakin popular dan dapat digunakan untuk mengganti bahan kayu dan dapat
digunakan juga untuk bangunan yang tidak tinggi atau bangunan rendah tidak
bertingkat.
Baja canai dingin (Cold-formed) ini memiliki kelebihan maupun kekurangan,
menurut Wuryanti, W. (2018) mengatakan bahwa kelebihan baja canai dingin
dibandingkan material lain, yaitu bobotnya yang ringan, rasio kekuatan terhadap berat
tinggi, dapat di pabrikasi di bengkel, baja tidak memuai atau menyusut, mengeliminasi
penggunaan perancah, tahan rayap dan tidak membusuk, mudah dalam proses
pengangkutan dan pemasangan, tidak mudah terbakar, dapat didaur-ulang, dan efisiensi
energi. Sedangkan menurut Sandjaya, A., Suryoatmono, B. (2018) mengatakan bahwa
kelemahan struktur baja canai dingin adalah tekuk lokal yang disebabkan oleh tipisnya
elemen penampang. Hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan struktur terjadi sebelum
mencapai kapasitas beban tertinggi.

Dikarenakan material baja canai dingin ini akan terus berkembang dengan
berbagai inovasi yang ada dan akan semakin banyak di gunakan di masa depan, maka
penelitian lebih lanjut mengenai baja canai dingin (Cold-formed) ini harus dilakukan,
juga agar masyarakat dapat lebih memaksimalkan bahan baja ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Baja canai dingin (Cold-formed) akan semakin dipakai di Indonesia, maka dari itu
diperlukan penelitian baja canai dingin (Cold-formed) ini dengan

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik sambungan baut dan profil baja canai dingin saat
mengalami beban tarik?
2. Bagaimana pengaruh konfigurasi baut terhadap kekuatan tarik maksimal profil
baja canai dingin?
3. Bagaimana pengaruh variasi letak sambungan terhadap lentur yang terjadi
pada profil baja canai dingin?

1.4 Batasan Masalah

Terdapat batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.
1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik sambungan baut dan profil baja canai dingin
saat mengalami beban tarik.
2. Untuk mengetahui pengaruh konfigurasi baut terhadap kekuatan tarik
maksimal profil baja canai dingin.
3. Untuk mengetahui pengaruh variasi letak sambungan terhadap lentur yang
terjadi pada profil baja canai dingin.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti: mengetahui perilaku baja canai dingin serta sambungan baut
saat mengalami beban tarik hingga maksimal dan mengetahui konfigurasi
peletakan baut yang baik.
2. Bagi pembaca: penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi pertimbangan
dalam mendesain struktur bangunan dengan menggunakan baja canai dingin
serta menggunakan baut sebagai sambungannya.
3. Bagi akademis: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang serupa di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai