Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muji Palhadad

NIM : 11194692010076

Hemodialisa

1. Pengertian
Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses
tersebut. Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan
pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali. Hemodialisa adalah upaya membersihkan
sisa-sisa metabolisme atau zat-zat toksik lain dalam darah disaring lewat membran
semipermeabel dan kemudian dibuang.
2. Etiologi
Hemodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik
akibat dari : azotemia, simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia
berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa
diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
3. Tujuan
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
4. Indikasi Hemodialisa
A. Gagal ginjal akut
B. Gagal ginjal kronik, bila laju filtrasi gromelurus kurang dari 5 ml/menit
C. Kalium serum lebih dari 6 mEq/l
D. Ureum lebih dari 200 mg/dl
E. pH darah kurang dari 7,1
F. Anuria berkepanjangan, lebih dari 5 hari
G. Intoksikasi obat dan zat kimia
H. Sindrom Hepatorenal
I. Fluid overload
5. Persiapan Pasien
A. Pada peritoneal dialisis, pasien perlu dipersiapkan pemasangan kateter peritoneal
dialisis dengan langkah sebagai berikut:
B. Menentukan tipe kateter yang tepat dan lokasi pemasangan keluar
C. Persiapan usus sehari sebelum tindakan, yaitu: 2 L polyethylene glycol solution,
enema
D. Membilas bagian perut/dada dengan sabun chlorhexidine sehari sebelum tindakan
E. Menghilangkan rambut di area pemasangan
F. Mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan
G. Profilaksis antibiotik dosis tunggal sebelum tindakan terutama yang mencakup anti
staphylococcus
H. Pada hemodialisa, pasien akan dipersiapkan sebagai berikut
I. Pasien akan diukur berat badan, tekanan darah, nadi, suhu, dan kemudian akses
vaskular dipastikan bersih dan didesinfeksi
J. Kemudian dua jarum dimasukkan ke dalam akses vaskular, dan difiksasi. Tiap jarum
tersambung dengan selang plastik yang terhubung ke dialiser
K. Pada saat hemodialisa berlangsung, pasien dapat mengalami mual dan kram otot
perut
L. Selama hemodialisa berlangsung, pasien akan dipantau ketat seperti tekanan darah
dan detak jantung
M. Setelah hemodialisa selesai, jarum dilepaskan dari akses vaskular dan diberikan
penahan ke tempat bekas tusukan jarum agar tidak perdarahan. Berat badan pasien
akan diukur ulang pascahemodialisa[3,8,13,14]
6. Peralatan
A. Berikut ini adalah beberapa peralatan hemodialisa dan peritoneal dialisis
B. Peralatan Peritoneal Dialisis:
C. Cairan dialisat: Cairan dialisat yang digunakan terdiri dari tiga macam cairan dengan
konsentrasi berbeda yaitu kadar dextrose5%, 2,5% dan 4,25% dalam kantong
plastik 2 liter
7. Set transfer
A. Kateter peritoneal dialisis yang tersedia dalam beberapa bentuk (lurus, pigtail-curled,
swan neck), ukuran, dan jumlah cuff Dacron untuk mencapai kedalaman dan fiksasi
yang optimal. Pemasangan kateter peritoneal dialisis sebaiknya dipakai setelah 10-
14 hari untuk menunggu perbaikan pada area yang dipasang kateter Konektor
Cycler: diperlukan pada automated peritoneal dialysis.
8. Alat Hemodialisa
A. Alat hemodialisa dibagi menjadi dialiser, cairan dialisat, dan akses vaskuler.
Alat Dialiser:
B. Alat dialiser merupakan suatu alat berupa tabung yang terdiri dari kompartemen
darah dan kompartemen dialisat yang dipisahkan oleh membran semipermeabel.
C. Dialiser hollow-fiber (serat kapiler) merupakan desain yang paling efektif sehingga
memungkinkan proses dialisis dengan efisiensi tinggi dan resistansi yang rendah.
D. Ada tiga bahan dasar membran dialiser yaitu selulosa, selulosa modifikasi, dan
selulosa sintetik. Saat ini, banyak membran dialisis terbuat dari bahan sintetik,
seperti polyacrylonitrile, polysulfone, polyamide, dan lain-lain. Perbedaan utama dari
bahan-bahan ini adalah efek biokompatibilitas, besar klirens, dan daya filtrasinya.
Biokompatibilitas adalah kemampuan membran untuk aktivasi kaskade komplemen
(respon inflamasi).[4,11,15-17] Bahan selulosa sintetik mempunyai biokompatibilitas
yang lebih baik.[15-17]
9. Komplikasi hemodialisa
A. Kram otot
B. Hipotensi
C. Aritmia
D. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
E. Hipoksemia
F. Perdarahan
G. Gangguan Pencernaan
H. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler
I. Pembekuan darah
10. Diagnosa Keperawatan
Pre-hemodialisa
A. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, Hb ≤ 7 gr/dl,
Pneumonitis dan Perikarditis d.dPenggunaan otot aksesoris untuk bernafas,
Pernafasan cuping hidung, Perubahan kedalaman nafas, dan Dipneu
B. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet cairan berlebih, retensi
cairan & natrium b.d Perubahan berat badan dalam waktu sangat singkat, Gelisah,
Efusi pleura, Oliguria, Asupa melebihi haluran, Edema, Dispnea, Penurunan
hemoglobin, Perubahan pola pernapasan , dan Perubahan tekanan darah
C. Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual &
muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa oral d.d nyeri abdomen
bising usus hiperaktif, kurang makanan, diare, kurang minat pada makanan, dan berat
badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal.
D. Ansietas b.d krisis situasional d.d gelisah, wajah tegang, bingung, tampak waspada,
ragu/tidak percaya diri dan khawatir
E. Kerusakan integritas kulit b.d Gangguan sirkulasi, Iritasi zat kimia, Defisit cairan d.d
Kerusakan jaringan (Mis. Kornea, membrane mukosa, integument, atau subkutan)
dan Kerusakan jaringan.

Intra-Hemodialisa
A. Resiko cedera b.d akses vaskuler & komplikasi sekunder terhadap penusukan &
pemeliharaan akses vaskuler.
B. Risiko terjadi perdarahan b.d penggunaan heparin dalam proses hemodialisis
Post-Hemodialisa
A. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur
dialisis menyatakan merasa lemah, menyatakan merasa letih, dispnea setelah
beraktifitas, ketidaknyamanan setelah beraktifitas, dan respon tekanan darah
abnormal terhadap aktivitas.
B. Risiko Harga diri rendah b.d ketergantungan, perubahan peran dan perubahan citra
tubuh dan fungsi seksual d.d gangguan citra tubuh, Mengungkapkan perasaan yang
mencerminkan perubahan individudalam penampilan, Respon nonverbal terhadap
persepsi perubahan pada tubuh (mis;penampilan,steruktur,fungsi), Fokus pada
perubahan, Perasaan negatif tentang sesuatu
C. Resiko infeksi b.d prosedur invasif berulang

Anda mungkin juga menyukai