DOSEN PENGAMPU :
Ns.Misniarti,M.Kep
Disusun Oleh :
Anggota Kelompok 3
TINGKAT 1B
PRODI D3 KEPERAWATAN CURUP
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak
lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”Kebutuhan nutrisi pada anak
prasekolah” yang kami buat berdasarkan hasil diskusi yang kami lakukan selama
beberapa hari dan refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya
buku dan google book. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan
semaksimal dan sebaik mungkin.
Demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi
anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang
berumur dibawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh
kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan
kalori protein (Back, 2000).
Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia
tersebut merupakan periode emas seorang anak dalam pertumbuhan dan
perkembangan terutama fungsi bahasa, kognitif, dan emosi. Untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tersebut, asupan nutrisi dari makanan merupakan
salah satu faktor yang berperan penting. Pada usia prasekolah, anak mengalami
perkembangan psikis menjadi balita yang lebih mandiri, dan dapat berinteraksi
dengan lingkungannya, serta dapat mengekspresikan emosinya.
1
makan sendiri seharusnya terus didorong sampai anak dapat menanganinya sendiri
dengan baik. Finger foods memudahkan kelompok umur ini untuk makan sendiri.
Para ahli tumbuh dan kembang anak mengatakan bahwa periode 5 (lima)
tahun pertama kehidupan anak sebagai masa keemasan (golden period) atau
jendela kesempatan (window opportunity), atau masa kritis (critical period).
Periode lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, merupakan masa yang sangat
peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan
sekitarnya. Pada masa ini otak anak bersifat lebih plastis dibandingkan dengan
otak orang dewasa dalam arti anak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai
macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif maupun negatif.
Sisi lain yang perlu mendapat perhatian otak balita lebih peka terhadap asupan
yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti asupan zat gizi yang tidak
adekuat, kurang stimulasi dan kurang mendapat pelayanan kesehatan yang
memadai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak dibagi dua
menjadi dua periode yang berbeda, dibedakan menjadi masa awal dan akhir masa
kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam tahun
dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.
Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi,
usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati,diganti dengan
tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar.
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.
Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami
gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini anak menjadi “egosentris”, semua perhatian orang dewasa
harus tertuju kepadanya. Khususnya menjelang usia lima tahun, anak akan
semakin tahu akan kondisi lingkungan dan sudah pandai menerapkan norma-
norma, seperti mencuci tangan sebelum makan, membaca salam sebelum masuk
rumah, mencium tangan orang tuanya dan banyak lagi norma yang sudah
dipahami dan diterapkan dalam kesehariannya.
3
2.2 Kebutuhan Gizi dan Anak Pra sekolah
Masa prasekolah adalah masa paling penting bagi proses tumbuh kembang
anak. Oleh karena itu, nutrisi tepat dan sehat sangat dibutuhkan untuk
anak.Kebutuhan nutrisi bagi anak prasekolah adalah karbohidrat sebagai sumber
energi pemenuhannya sebesar 220g. Aktifitas anak prasekolah sangatlah banyak,
untuk itu konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sangat dibutuhkan. Hampir
setengah dari total kalori yang dibutuhkan anak prasekolah berasal dari makanan
yang berkarbohidrat. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
sebagai penentu pertumbuhan. Protein juga membangun dan memperbaiki
jaringan tubuh dibutuhkan sebesar 35 g. Zat gizi lainnya adalah lemak, lemak juga
merupakan sumber energi bagi tubuh, kebutuhannya sebesar 62 g. Ketiga zat gizi
termasuk unsur gizi makronutrien. Sedangkan unsur gizi yang disebut
mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E,.
Zat gizi esensial yang kita ketahui selam ini ada enam macam yaitu,
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral. Keenam gizi sangat
diperlukan oleh tubuh untuk dapat menjalankan fungsinya secara baik, sehinggga
diharapkan dapat terkandung dalam menu makanan sehari-hari. Menurut Barker
(2002) keenam zat gizi tersebut adalah :
4
c. Lemak : merupakan sumber energi, berfungsi sebagai pembawa vitamin larut
dalam air (Vitamin A,D,E,K) mengandung asam lemak esensial yang penting
untuk membran seldan pemberi rasa sedap pada makanan.
d. Air : sebagai media yang esensial untuk proses metabolisme dan pengeluaran
zat sisa
f. Mineral : pembentuk tulang dan gigi, komponen sistem enzim, untuk fungsi sel
saraf,mempertahakan homeostasis sel
5
b. Umur 4-6 tahun
Menggunakan cangkir dengan baik, mulai makan sendiri.
Lebih banyak bicaravdri pada makan, ingin makanan tertentu
secara terus menerus, motivasi makan karena dapat hadiah, tertarik
pada makanan utuh dan asal makanan tersebut, peran teman
bertambah
c. Umur 5-6 tahun
Makan sendiri
Konfirmasi, tidak menyukai makanan aneh yang dicampur-campur,
lebih menyukai makanan sederhana,peran orang lain diluar rumah
makin bertambah, makan merupakan bagian yang penting dari
peristiwa yang khusus
6
Sebenarnya tidak ada ukuran porsi tertentu untuk makanan balita karena
ada variasi yang besar di dalam kuantitas yang dimakan oleh kelompok umur ini.
porsinya bervariasi dari satu waktu makan utama ke waktu makan utama lainnya.
dari hari ke hari ,dan bergantung pada seberapa aktif anak tersebut dan apakah
mereka menyukai makanan itu atau tidak. memberikan ide kepada orangtua dan
perawat tentang kuantitas yang akan ditawarkan. jika anak prasekolah makan
dengan jumlah seperti di rentang-rentang ini maka orangtua boleh merasa yakin
bahwa anak makan diet yang cukup bernutrisi.
Adapun bahan makanan yang harus dihindari pada usia 1-5 tahun yaitu
makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya
dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama
untuk balita. Penggunaan garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan
dalam jumlah sedikitdan pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila
membeli makanan dalam kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya dan zat
lain serta tanggal penggunaan. Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin
kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu bisa membuat sendiri ‘jajanan’ untuk
balita hingga ia tidak tergiur untuk jajan..
7
2. Upaya memberikan makanan untuk balita
a. Berikan makanan 5-6 kali sehari, pada masa ini lambung anak belum
mampu mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih
sering, sekitar 5-6 kali sehari (3 kali makanan berat dirambah cemilan sehat).
b. Berikan porsi kecil, batita di kenal sebagai anak yang mempunyai nafsu
makan yang naik turun. Terkadang makan dengan porsi banyak dan kadang
makan dengan porsi sedikit, namun tetap bisa tumbuh dengan sehat. Jangan
berikan susu dan jus sampai berlebihan (Sitorus, 2009)
8
4.vegan
5.anak anak yang mengikuti diet terbatas karena alergi atau toleransi makanan.
Seseorang pakar diet dapat menasihatkan suplemen untuk anak anak semacam ini
setelah mengakses nutrien-nutrien mana yang tidak adekuat di dalam diet mereka.
1.233 µg vitamin A
2.20 Mg vitamin C
3.7,5 µg vitamin D3
Kandungan nutrisi dan gizi yang seimbang pada makanan tentunya sangat
berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak anak, serta untuk kesehatan
seluruh anggota keluarga. Jika makanan yang dikonsumsi merupakan makanan
sejenis junk food yang bergizi sedikit dan berlemak tinggi, tentunya hal tersebut
akan berdampak pada masalah kesehatan pada keluarga, seperti penyakit diabetes,
ginjal, kolesterol tinggi, asam urat, hingga jantung.
Oleh karena itu, penting sekali bagi kita para ibu untuk memperhatikan asupan
makanan yang dikonsumsi anggota keluarga di rumah. Memasak serta mengolah
sendiri masakan yang akan dikonsumsi, akan lebih menjamin kualitas serta
kandungan gizi yang ada di dalamnya. Selain itu ada beberapa hal lain yang perlu
diperhatikan dalam menyajikan menu masakan keluarga, yaitu diantaranya:
9
Buat daftar menu masakan sehat harian
Kita menjadi lebih mudah dalam berbelanja dan juga sangat membantu dalam
memasak sehari-hari dengan membuat daftar menu makanan sehat. Kita juga jadi
mengetahui apa-apa saja yang nantinya harus dibelanjakan. Selain itu, juga setiap
harinya, kita tidak perlu membuang-buang waktu lagi untuk memikirkan masak
apa hari ini? Hal ini karena sudah ada jadwal menu masakan sehat harian yang
akan kita buat.
Resep dan tutorial cara membuat menu masakan sehat sudah banyak tersebar di
internet, baik itu lewat instagram ataupun youtube. Anda perlu untuk rajin-rajin
melihat pada resep dan juga tutorial masakan sehat ini. Selain mengetahui cara
membuatnya, Anda juga mendapatkan ide masakan-masakan sehat terbaru yang
beraneka ragam dan tidak monoton.
Perbanyak sayuran
Pada menu masakan sehat sehari- hari, jangan lupa untuk memperbanyak
sayuran di dalamnya. Sayuran ini merupakan hal yang sangat penting dalam
pemenuhan gizi seimbang dan sebagian dari isi piring kita, menurut kementrian
kesehatan, sebagian besarnya adalah berisi sayuran. Pasalnya sayuran ini memang
sangat baik untuk kesehatan, melancarkan pencernaan, mengeluarkan toksin –
toksin yang ada dalam tubuh, dan juga menghindari diri dari resiko terkena
berbagai macam penyakit tidak menular. Berikut, contoh resep sayuran yang
dapat Anda buat di rumah, simple dan menyehatkan.
Sebagai cemilan sehat atau selingan antara jeda waktu makan, Anda dapat
menjadikan buah sebagai cemilan atau selingan tersebut. Anggota keluarga
menjadi terhindar dari mengonsumsi cemilan-cemilan yang tidak sehat seperti
keripik kentang, cake, cookies dan yang lainnya. Sehingga dengan itu pula, akan
10
lebih terjaga kesehatan anggota keluarga dan terhindar dari penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh obesitas dan juga cemilan berpengawet dan mengandung
pewarna, seperti, diabetes, kolesterol tinggi, kanker, stroke hingga jantung.
Pada minuman manis tentunya memiliki kandungan glukosa yang tinggi. Jika
tubuh terlalu banyak mengonsumsi glukosa, akan berdampak pada timbulnya
penyakit tertentu, seperti diabetes dan jantung. Oleh karena itu, alangkah lebih
baik jika kita mulai membiasakan pada anggota keluarga kita untuk mengonsumsi
air putih sebagai minuman harian. Selain mengurangi resiko dari penyakit-
penyakit tersebut, air putih juga mampu mengeluarkan racun-racun dalam tubuh.
Biasakan sarapan
Membiasakan sarapan setiap hari bagi anggota keluarga, agar terhindar dari jajan
sembarangan nanti saat di luar rumah, dan juga menghindari dari porsi makan
siang yang terlalu banyak akibat kelaparan. Anda dapat menyajikan sereal, salad
buah atau sayur, nasi merah dan lauk dan yang lainnya sebagai sarapan sehat
untuk angota keluarga Anda.
Masalah gizi pada anak usia prasekolah muncul karena perilaku makan
anak yang kurang baik dari orang tua. Perilaku orang tua dalam memberikan
makanan akan mempengaruhi sikap suka dan tidak suka seorang anak terhadap
makanan. Asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan
mempengaruhi status gizi. Ketidakseimbangan asupan gizi, baik kelebihan
maupun kekurangan akan mengakibatkan masalah gizi pada anak usia prasekolah.
Masalah gizi yang sering dihadapi anak usia prasekolah adalah kekurangan :
11
a. Kurang Kalori Protein (KKP)
1. Kebutuhan gizi anak lebih besar dibanding orang dewasa, anak memerlukan zat
gizi untuk pemeliharaan juga pertumbuhan mereka
2. Kemampuan saluran cerna anak yang tidak sesuai dengan jumlah volume
makanan yang mepunyai kandungan gizi dibutuhkan anak
3. Segera setelah anak dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain, mereka
akan lebih sering kontak dengan orang sekitar, sehingga memudahkan untuk
terkena penyakit infeksi terutama bagi anak yang daya tahan tubuhnya lemah
b. Kekurangan Vitamin A
12
A diindonesia masih merupakan salah satu masalah gizi utama. Menurut Azwar
(2004),Kekurangan vitamin A selain bermanifestasi sebagai xerophtalmia (mata
kering) dan kebutaan, erat hubungannya dengan malnutrisi, diare, campak dan
infeksi saluran pernafasan. Kejadian xerophtalmia di indonesia sering bersamaan
dengan Kwashiorkor (anak dengan status gizi buruk). Di indonesia xerophtalmia
paling sering dijumpai pada anak-anak kelompok umur 2-4 tahun, dan jarang
terdapat pada usia diatas 8-9 tahun (Hartono, 2000).Dari berbagai kajian ilmiah
menunjukkan, KVA di kalangan anak balita akan meningkatkan kesakitan dan
kematian yaitu anak mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-
paru, pneumonia dan akhirnya kematian. Dampak lainnya yang sangat serius
adalah buta senja dan tanda-tanda lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan
kornea (keratomalasia) dan kebutaan. Penyebab masalah KVA adalah kemiskinan
dan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Almastsier, 2002).
13
tanda anemia antara lain kulit pucat, rasa lelah, nafas pendek, kuku mudah pecah,
kurang selera makan, dan sakit kepala sebelah depan. Namun, terkadang tidakada
keluhan bila pasien mengalami anemia ringan (Depkes RI, 2004).
Untukmemastikan diagnosis anemia perlu pemeriksaan laboratorium untuk
mengukur kadar Hb dan Ht. Pada anak prasekolah dikatakan anemia bila kadar Hb
< 11 gram % dan Kadar Ht < 34%.
1. Menu sehari-hari kurang mengandung zat besi. Hal ini sering terjadi karena
kurangnya daya beli masyarakat untuk mengonsumsi mskanan sumber zat besi,
4. Kemampuan menampung zat besi menurun, atau kebutuhan zat besi meningkat
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebutuhan akan zat gizi yang seimbang bagi anak usia pra sekolah harus
tetap dipenuhi melalui penerapan pola makan yang sehat. Kebiasaan untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman ringan harus dibatasi kalau belum dapat
dihilangkan. Ada banyak anak usia pra sekolah mengalami defisiensi zat gizi
tertentu yang berakibatkan fatal bagi proses tumbuh dan kembangnya. Kasus
anemia gizi besi, dan kekurangan gizi masih menjadi masalah kesehatan bagi anak
prasekolah.
3.2. Saran
Disarankan bagi orang tua yang mempunyai anak usia pra sekolah lebih
dapatmemperhatikan pola makan anaknya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang seimbang.Orang tua juga disarankan untuk lebih terampil dalam menyiapkan
makanan untuk anak yang kesulitan mengonsumsi sayuran, susu dan makanan
bergizi lainnya agar anak dapat menghindari kebiasaan ngemil makanan siap saji
yang berisiko buruk untuk kesehatan pertumbuhan dan perkembangan anak di
masa yang akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harinda, Loraine. (2012). Proporsi Dan Status Gizi Pada Anak Prasekolah
Dengan Kesulitan Makan Di Semarang (Jurnal)
Maryunani, Anik. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah.
Jakarta: In Media
Sa’diya, Lida Khalimatus. (2015). Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi
Anak Pra Sekolah di Paud Tunas Mulia Claket Kecamatan Pacet Mojokerto
(Jurnal) aniromaningsih.blogspot.com/2015/04/ program - balita-dan-anak -
pra - sekolah .html.DiakseS 25 januari 2021
16