Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN UKM

POSYANDU LANSIA PEMBUANG HULU II

I. Latar Belakang
Mengacu pada konsep Active Ageing WHO (2002), lanjut usia sehat berkualitas
adalah proses penuaan yang tetap sehat serta optimal secara fisik, sosial dan mental sehingga
dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup sebagai anggota masyarakat (partisipasi sosial). Hal-hal yang diperlukan untuk meraih
active ageing ini meliputi kondisi ekonomi, social, fisik, kesehatan, perilaku dan kondisi
personal lansia itu sendiri. Semua determinan active ageing berada dalam lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi secara positif pencapaian active ageing yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup yang
sehat/healthy life expectancy (Adieoetomo dan Pardede, 2018).

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan. Proses penuaan akan berkaitan dengan proses degeneratif tubuh
dengan segala penyakit yang terkait, mulai dari gangguan mobilitas alat gerak sampai
gangguan jantung. Dengan demikian, golongan lansia ini akan memberikan masalah
kesehatan yang khusus yang memerlukan bentuk pelayanan kesehatan tersendiri. Dengan usia
lanjut dan sisa kehidupan yang ada, kehidupan lansia terisi dengan 40% masalah kesehatan

Peningkatan jumlah lansia ini terjadi baik di negara maju mapun negara berkembang.
Peningkatan penduduk lansia di negara maju tampak relatif cepat dibandingkan dengan yang
terjadi di negara berkembang. Namun demikian lansia di negara berkembang secara absolut
lebih banyak dibandingkan dengan di negara maju. Hal ini menunjukan bahwa masalah lansia
tidak hanya di negara maju saja tetapi juga negara berkembang.

Pertambahan jumlah lansia di Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990-2025,


tergolong tercepat di dunia sebesar 41,4 %, suatu angka yang paling tinggi diseluruh dunia.
Jumlah sekarang 16 juta dan akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37 %.
Penduduk dan angka ini merupakan peringkat keempat dunia di bawah Cina, India dan
Amerikaserikat. Di wilayah Asia Pasifik, Jumlah lanjut usia akan meningkat dengan pesat
dari 410 juta tahun 2007 menjadi 733 juta pada 2025, dan diperkirakan menjadi 1,3 miliar
pada tahun 2050 (Badan Pusat Statistik, 2018).

Di Indonesia, kini populasi lansia rata-rata adalah 7,5% dari jumlah total penduduk
dan dalam waktu 20 tahun lagi jumlah lansia Indonesia akan melebihi balita. Pada saat itulah
WHO mengatakan bahwa milenium ini ditandai dengan apa yang disebut dengan pergeseran
gerontologis (gerontological shift), di mana jumlah lansia dengan permasalahannya akan jauh
lebih besar, lebih serius,dan lebih kompleks.
Pemerintah harus memfasilitasi dengan menyediakan fasilitas dan perlindungan yang
memadai,keamanan,serta perawatan ketika dibutuhkan. Pelaksanaannya di Indonesia
diterjemahkan dalam bentuk pelayanan kesehatan santun lanjut usia baik di fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pemberian
pelayanan kesehatan kepada lansia dilakukan mengacu kepada hasil penapisan dan
pengelompokan berdasarkan status fungsional lansia
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang santun lansia naik
dari 3.645 puskesmas (37,1%) di tahun 2017 menjadi 4.835 (48,4%) di tahun 2018.
Sementara itu jumlah Posyandu Lansia yang dibina oleh Puskesmas mencapai 100.470
posyandu dan tersebar di semua provinsi.
Berdasarkan uraian diatas, maka telah diselenggarakan suatu kegiatan posyandu
Lansia di Desa Pembuang Hulu II yang di bantu oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas
Pembuang Hulu pada tanggal 18 Januari 2021, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan.

II. Permasalahan

1. Rendahnya Kesadaran perserta lansia untuk Mengikuti Pemeriksaan dan pengobatan


di posyandu lansia secara rutin.
2. Dari sarana prasarana yang masih belum mencukupi menyebabkan kegiatan tidak bisa
berjalan optimal sebaliknya bila sarana prasarana yang dimiliki posyandu lansia
mencukupi akan menjadi daya tarik untuk menarik minat lansia berkunjung ke
posyandu lansia
III.Tujuan Kegiatan

Tujuan Umum:

Melakukan pemeriksaan kesehatan Guna menemukan Masalah Kesehatan pada lansia


Desa Pembuang Hulu II

Tujuan Khusus:

1. Memberikan Pengobatan Sesuai masalah kesehatan yang diderita masing masing


individu setempat di Desa Pembuang Hulu II
2. Memberikan edukasi yang tepat untuk masalah Kesehatan masing masing individu
lansia di Desa Pembuang Hulu II, serta Memandirikan Lansia agar Peduli dan
melakukan hal tepat untuk menjaga Kesehatan nya.

IV. Manfaat Kegiatan


1. Meningkatkan Derajat kesehatan masyarakat Lansia di Desa Pembuang Hulu II
2. Menyelesaikan Masalah Kesehatan individu perindividu Lansia di Desa
Pembuang Hulu II
3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat lansia penting nya
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

V. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Waktu : Senin, 18 Januari 2021
Tempat : Posyandu Desa Pembuang Hulu II
Sasaran : Lansia Desa Pembuang Hulu II
Intervensi : Pemeriksaan kesehatan rutin dan terkait keluhan
Pelaksana : Para Kader dan Tenaga Kesehata Puskesmas Pembuang Hulu
II di antaranya
1. dr. Elfrida jesika
2. dr. Tria coresa
3. Fela Supah Ramadan, Amd. Keb
4. Sri Kusmiati. Amd. Keb
Durasi : 180 menit
Jumlah Peserta : Lansia yang Berjumlah 23 Peserta
VI. Pelaksanaan

Pada Senin, 18 Januari 2021 di laksanakan posyandu lansia di Desa Pembuang Hulu
II, pelayanan kesehatan yang di berikan secara garis besar, sebagai berikut:

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,


seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan
menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia.

VII. Monitoring dan Evaluasi


Secara Umum kegiatan Posyandu lansia di Desa Pembuang Hulu II berjalan dengan
baik, sebagian peserta lansia sadar bahwa penting nya memeriksakan kesehatan secara
berkala, terlebih yang sudah memiliki penyakit degeneratif seperti hipertensi, Diabetes
millitus, dan Neuropati, Namun ada beberapa peserta penyakit degeneratif yang seperti
hipertensi di ketahui belum mengkonsumsi obat secara rutin. Jika obat yang di berikan
habis, atau bahkan minum obat jika keluhan timbul saja. Ada beberapa peserta juga yang
baru diketahui menderita penyakit diabetes setelah memeriksakan kesehatan di posyandu,
Harapan nya kedepan derajat kesehatan masyarakat lansia di Desa Pembuang Hulu II
semakin meningkat yang di dahului oleh kepatuhan dan keadaran penting nya
memeriksakan kesehatan secara berkala.

Desa Pembuang Hulu II, 18 Januari 2021


Dokter Internship Dokter Pendamping

dr. Elfrida Jesika/ Nani Haryati Syamsi


dr. Tria Coresa

Anda mungkin juga menyukai