Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

“Vetigo”

Blok 13 Keperawatan Medikal Bedah 2

Disusun Oleh :

Ana Bella (20170320062)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Definisi
Vertigo adalah sindrom yang terjadi akibat gangguan keseimbangan pada
sistem vestibular atau gangguan pada sistem saraf pusat. Vertigo berasal dari bahasa
latin yaitu vetere yang berarti memutar. Pada sindrom vertigo dapat ditemukan
keluhan berupa rasa berputar, rasa ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal.
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua yaitu vertigo vestibular dan nonvestibular.
Vertigo vestibular dibagi menjadi vestibular perifer dan vertigo vestibular sentral.

B. Faktor Resiko
a. Jenis kelamin
b. Usia diatas 50 th
c. Riwayat keluarga
d. Stress
e. Alkohol
f. Merokok

C. Etologi
Penyebab vertigo terdiri dari :
a. Vascular
Penyebab vertigo daari gangguan vaskular, antaralain : stroke, insufiensi
vertebrobasiler, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, penyakit meniere.
b. Epilepsi
c. Receiving any treatment
Obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat sedatif, dan
aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
d. Tumor/trauma/tiroid
a. Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular sehingga
dapat menyebabkan gangguan vertigo.
b. Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal.
c. Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid sehingga dapat menyebabkan gejala vertigo
e. Infeksi
Apabila yerjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirintis maupun
vestibular neuronitis.
f. Glial diseae (multiple sclerosis)
g. Ocular disease or imbalance

D. Patofisiologi
Dalam kondisi fisiologi, informasi keseimbangan tubuh berasal dari resptor
vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semua
sinkron maka akan diproses lebih lanjut. Respon yang muncul beberapa penyesuaian
daari otot-otot mata dan penggerakan tubuh dalam dalam keadaan bergerak.jika
kondisi tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral
maupun rangsangan gerak yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahaninformasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Disamping itu
respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal dari mata

E. Tanda Dan Gejala


- Mual dan muntah
- Sensasi merasa akan jatuh
- Anggota tubuh merasa lemah
- Tinnitus (telinga berdenging) dan hilang pendengaran
- Penglihatan berbayang dan pandangan kabur
- Kesulitan berbicara
- Pergerakan mata tidak normal
- Penurunan kesadaran
- Respon melambat
- Kesulitan berjalan
- Demam

F. Masalah Keperawatan
- Risiko jatuh
- Nyeri
G. Mind Map

H. Pengkajian
Anamnesa :
1. Tanyakan bentuk vertigonya
2. Keaadaan yang memprovokasi
3. Waktu : perlahan-lahan / akut
4. Keluhan yang menyertai : gangguan pendengaran, tinnitus, mual/muntah
5. Penggunaan obat-obatan : anti konvulsan, streptomisin, alkohol
6. Adanya penyakit sistemik : DM, Hypothiroid, hipertensi, dsb
7. Ada atau tidak stress

I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain pemerikaan tekanan darah yang
diukur dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, bising krotis, irama (denyut
jantung), dan pulsasi nadi perifer

J. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium terdiri aats darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
dengan indikasi
b. Foto rontgen tengkorak, stenvers (pada neurinoma akustik)
c. Neurofisiologi : Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG)
d. CT Scan, arteriografi, MRI
e. Pemeriksaan Neurologis :
1. Uji Romberg
Pasien berdiri dengan kedua kaki dirapatkan dan keduaa mata terbuka
kemudian tertutup selama 20-30 detik.
2. Tandem gait
Pasien dianjurka berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada
ujung jari kaki kanan/kiri berganti. Pada kelainan vistibuler perjalanannya
akan menyimpan dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
3. Tes Unterberger
Pasien berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal kedepan dan jalan
ditempat dengan mengangkat lutut stinggi mungkin sema satu menit.
4. Post – pointing Tes
Pasien mengangkat lengannya ke atas dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan
lurus ke depan, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan
pemeriksa dan dilakukan secara berulang dengan mata terbuka dan tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah
lesi
5. Tes Babinsky – Weil
Pasien berjalan dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke
depan dan lima langkah ke belakang selama 30 detik, jika ada gangguuan
vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

f. Pemeriksaan Neurotologi :
1. Uji Dix Hallpike
Pasien dibarinkan kebelakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung
45 derajat dibawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45
derajat ke kanan lalu ke kiri. Dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
perifer atau sentral
2. Tes kalori
Tes ini dapat menentukan adanya canal paresis atau paresis directional
preponderance ke kiri atau ke kanan. Cana paresis yaitu abnormalitas
ditemukan di satu telinga
K. Penatalaksanaan
a. Antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti skopolamin bermanfaat untuk menghilangkan gejala
mual dan muntah yang merupakan tanda dan gejala dari kegiatan susunan saraf
simpatik.
b. Antihistamin
Obat ini banyak digunakan untuk mengurangi rasa pusing, dengan mekanisme
obat ini adalah sebagai berikut :
1. Efek antikoloregik
2. Sedatif
3. Kombinasi dari ketiga efek diatas
c. Fenotiazin
Obat golongan ini dapat memblokasi dopamin dan mempunyai efek antikolinergik
dan antihistamin, misalnya klopromazin dengan dosis 3 dd 25 mg
d. Butirofenon
Bila semua obat antihistamin tidak menolong, maka dapat memakai obat
butirofenon degan dosis 3 dd 1 mg
e. Flunarizin
Flunarizin adalah suatu calcium entry blocker dapat mencegah akumulasi dari ion
kalsium intraseluler pada keadaan patologis.
L. NCP

Diagnosa NOC NIC


Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri Manejemen Nyeri
cidera biologis
Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian
keperawatan 4x24 jam nyeri yang komprehensif
tingkat nyeri pasien - Ajarkan metode
berkurang dengan kriteria farmakologi yang
hasil : dipakai pasien saat ini
- Nyeri yang untuk menurunkan nyeri
dilaporkan berkurang - Ajarkan teknik non
dari nyeri berat farmakologi
menjadi ringan. - Berikan penurunan nyeri
- Panjang episode nyeri yang optimal dengan
berkurang. alagesik
- Pasien dapat - Kolaborasi dengan
menunjukan ekspresi pasien, orang terdekat
tidak menahan nyeri. dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
Kontrol Nyeri dan
Setelah dilakukan tindakan mengimplementasikan
keperawatan 4x24 jam tindakan penurun nyeri
nyeri dapat dikontrol oleh non farmakologi, sesuai
pasien dengan kriteria kebutuhan.
hasil :
- Pasien dapat
melaporkan nyeri
yang terkontrol.
- Pasien dapat
menggunakan
analgesik yang
diberikan.
Pasien dapat menggunakan
menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa
analgesik.

M. EBN
Akupresur adalah tindakan yang mudah dilakukan oleh perawat dan memiliki
banyak keuntungan (Dibble et al 2007). Metode akupresur sudah lama diterapkan di
Cina seperti ditulis pada buku acupunture without needle karya Dr. Cerney (Artika
2006). Akupresur aman dilakukan sendiri walaupun belum pernah melakukan
sebelumnya, asalkan mengikuti petunjuk yang ada. Titik utama, digunakan untuk
segala macam penyebab vertigo : GB 20 fengchi, BL 18 Ganshu, Ki 3 Taixi, BL.
Krisnanda. 2014. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo di Klinik Sinergy
Mind Health Surakarta
DAFTAR PUSTAKA

- Pradana, Krisnanda Aditya. Dkk. 2014. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap


Vertigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta. STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
- Purnamasari. 2013. Diagnosis and Management Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. E-jurnal Medika Udayana
- Repository.ugm.ac.id
- Y. Edward.2014. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional
Vertigo. Jurnal Kedokteran Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai