Pengaruh dari beberapa variable seperti temperature, tekanan, dan kumpulan gas,
pada performa fuel cell membutuhkan harus dilakukan penilaian ulang untuk
memprediksi bagaimana sel berinteraksi dengan pembangkit atau sumber daya
dari sebuah system yang mensupportnya. Mengetahui pengaruh dari beberapa
variable ini akan membuat kita akan lebih mengenal system pembelajaran dalam
analisa diatas kertas saja menjadi sebuah aplikasi nyata yang dari fuel cell secara
spesifik.
1.1 Peran Energi Bebas Gibbs dan Potensial Nernst
Potensial Nernst merupakan persamaan ketika konsentrasi dan tekanan pada kedua
elektrode (anode dan katode) berbeda jenis pada kedua elektrode. Persamaan Nernst
ini diambil dari nama seorang ahli kimia fisika, Nernst, yang pertama kali
menggunakan persamaan ini pada tahun 1889. Persamaan ini menyatakan hubungan
antara potensial dari sebuah elektroda ion logam-logam dan konsentrasi dari ion dalam
sebuah larutan. Salah satu kegunaan persamaan Nernst adalah untuk mengukur dan
memonitor konsentrasi dan penentuan pH.
Untuk setiap reaksi kimia energi Gibbs reaksinya adalah :
DG = DGo+ RT ln Q
dengan Q adalah hasil bagi dari aktifitas.
-nFe = DGo+ RT ln Q
Potensial standart sel didefinisikan oleh :
-nFe = DGo
Memasukkan nilai DGo ini dan membagi dengan – nF, kita peroleh :
Energi bebas gibbs adalah fungsi kuantitas termodinamika yang menyatakan hubungan
antara entalpi, entropi, dan temperatur sistem.
1.2 Performa Ideal
Performa Ideal dari sebuah fuel cell bergantung pada reaksi elektrokimia yang
terjadi karena adanya perbedaan antara bahan bakar dan oksigen yang terlihat pada
table dibawah ini.
Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial standar ideal (E°) untuk
reaksi sel dan potensial kesetimbangan ideal (E) pada tekanan parsial reaktan dan
produk lainnya. Untuk reaksi sel secara keseluruhan, potensial sel meningkat dengan
peningkatan tekanan parsial (konsentrasi) reaktan dan penurunan tekanan parsial
produk. Misalnya, untuk reaksi hidrogen, potensi sel ideal pada suhu tertentu dapat
ditingkatkan dengan beroperasi pada tekanan reaktan yang lebih tinggi, dan
peningkatan kinerja sel bahan bakar, pada kenyataannya, telah diamati pada tekanan
yang lebih tinggi.
Potensi standar ideal (E°) pada 298K untuk sel bahan bakar di mana H2 dan O2
bereaksi adalah 1.229 volt dengan produk air cair, atau 1,18 volt dengan produk air
gas. Berikut adalah hubungan potensial kesetimbangan ideal (E) dengan suhu sel :
Bahan bakar sepenuhnya dikonversi dalam sel bahan bakar, seperti yang umum di
sebagian besar jenis mesin panas. Efisiensi ini juga disebut sebagai efisiensi tegangan.
Namun, dalam sel bahan bakar, bahan bakar biasanya tidak sepenuhnya dikonversi.
Untuk sampai pada efisiensi sel bersih, efisiensi tegangan harus dikalikan dengan
pemanfaatan bahan bakar.