Anda di halaman 1dari 6

Pengambilan Sampel Darah Arteri Untuk Pemeriksaan AGD

Darah yang digunakan sebagai sampel dalam pemeriksaan AGD adalah darah arteri.
Sebelum pengambilan sampel darah maka diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
Mengkonfirmasi kebutuhan untuk AGD dan identifikasi kontraindikasinya, yaitu; tidak
adekuatnya sirkulasi yang sejajar dengan daerah penusukan, tidak boleh dilakukan
pada daerah yang mengalami lesi atau pada pembedahan shunt, adanya bukti
penyakit vaskular perifer berjauhan dari daerah penusukan, koagulopati atau dosis
sedang sampai besar terapi antikoagulan (kontraindikasi ini tidak absolut dan
tergantung pada kepentingan klinik untuk AGD)
Selalu catat secara detail terapi O2 yang diberikan dan dukungan respiratori seperti
seting ventilator.
Jangan mengubah tambahan O2 segera sebelum pengambilan sampel. Perubahan
terhadap sistem pengiriman O2 memerlukan 15 menit untuk adaptasi. Pengecualian
pada aturan ini adalah selama upaya resusitasi
Menjelaskan pada pasien tentang alasan melakukan tes ini, apa yang terlibat dan
kemungkinan komplikasinya (perdarahan, memar, arterial trombosis, infeksi dan
nyeri), lalu dapatkan informed consent
Persiapkan peralatan yang diperlukan (tabung berikan heparin dengan tutup, jarung
20-22G, tempat benda tajam disposibel, kasa) dan mengenakan universal precaution
Identifikasi bagian penusukan yang baik dan tepat untuk pengambilan sampel darah
dengan cara mempalpasi arteri radial, brachial dan femoralis. Pengambilan sampel
rutin harus diawali dari arteri radialis pada tangan yang non dominan (Hennessey &
Japp, 2007;42).

Tujuan Pengambilan AGD


Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

Indikasi
Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
Pasien deangan edema pulmonal
Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
Infark miokard
Pneumonia
Klien syok
Post pembedahan coronary arteri baypass
Resusitasi cardiac arrest
Klien dengan perubahan status respiratori
Anestesi yang terlalu lama

Lokasi pungsi arteri


Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
Arteri brakialis
Arteri femoralis
Arteri tibialis posterior
Arteri dorsalis pedis
Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif
lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi
spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak
digunakan karena adanya risiko emboli otak.
Jika dilakukan pungsi di arteri radialis maka perlu dilakukan tes allen. Cara
allen’s test yaitu minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya,
lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan
tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif.
Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika
pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

Komplikasi
Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
Perdarahan
Cidera syaraf
Spasme arteri, dll

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD


a. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah
maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel
darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
b. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian
heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman
heparin.
c. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa,
dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
d. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2
dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2
yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara
tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi
darah

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku
Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui  kepatenan
arteri
Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah
yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah  arteri
Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur
rata dan tidak membeku
Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
daripada vena)
Keluarkan  udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung
jarum dengan karet atau gabus
Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
Segera kirim ke laboratorium (cito)
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI

KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA KET
YA TIDAK
Persiapan Mempersiapkan Peralatan :
1. Spuit  2 ml atau 3 ml  dengan jarum ukuran
22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20
atau 21 untuk dewasa
2. Heparin botol 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
3. Yodium-povidin
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas
9. Sarung tangan sekali pakai
10. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
11. Wadah berisi es (baskom atau kantong plastik)
12. Kertas label untuk nama, tanggal, waktu,
apakah menerima O2 dan bila ya berapa
banyak dan dengan rute apa, suhu pasien.
13. Thermometer
14. Bengkok
15. Handuk untuk hiperekstensi tangan

Mempersiapkan pasien :
1. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang
dilakukan
2. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan
akan menimbulkan rasa sakit
3. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
4. Jelaskan tentang allen’s test
5. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

Persiapan lingkungan
KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA KET
YA TIDAK
1. Menyiapkan lingkungan aman dan
nyaman.
2. Jaga privacy pasien

Prosedur 1. Baca  status dan data klien untuk memastikan


pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan
namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Tanyakan keluhan klien saat ini
6. Jaga privasi klien
7. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
8. Posisikan klien dengan nyaman
9. Cuci tangan
10. Pakai sarung tangan sekali pakai
11. Ukur suhu dan  pernafasan klien
12. Palpasi arteri
13. Lakukan allen’s test (bila mengambil arteri di
tangan)
14. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di
atas gulungan handuk
15. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi
yang paling keras dengan menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah
16. Desinfeksi area yang akan dipungsi
menggunakan yodium-povidin, kemudian
diusap dengan kapas alkohol
17. Berikan anestesi lokal jika perlu
18. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin
1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit,
biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
19. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum
dengan sudut 45° sambil menstabilkan arteri
klien dengan tangan yang lain
20. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran
KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA KET
YA TIDAK
darah yang masuk spuit (apabila darah tidak
bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi
mengenai vena)
21. Ambil darah 1 sampai 2 ml
22. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi
dengan menggunakan kasa 5-10 menit
23. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat
spuit dengan gabus atau karet
24. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur
dengan heparin
25. Tempatkan spuit di antara es yang sudah
dipecah
26. Beri label pada spesimen yang berisi nama,
suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien
jika kilen menggunakan terapi oksigen
27. Kirim segera darah ke laboratorium
28. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan
sudah tidak mengeluarkan darah (untuk klien
yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan
membutuhkan waktu yang lama)

Evaluasi 1. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas


sarung tangan
2. Cuci tangan
3. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
4. Berikan reinforcement positif pada klien
5. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
6. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
7. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan
waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana
darah diambil dan respon klien.

Anda mungkin juga menyukai