Anda di halaman 1dari 5

2

yang bersifat verbal dan kurangnya variasi dalam proses pembelajaran sehingga proses

pembelajaran siswa bersifat pasif dan cenderung membosankan karena siswa hanya bisa

menerima apa adanya dari materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dilanjutkan dari

hasil pengamatan terlihat pada hasil belajar siswa selama ini yaitu: (1) adanya pemanfaatan

media pembelajaran guna memotivasi siswa dalam mempelajari materi kimia, (2) siswa

perlu dirangsang untuk aktif bertanya agar proses pembelajaran yang sesuai dengan pokok

bahasan dan kompetensi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Hal ini menuntut pendidik untuk dapat menerapkan model dan media pembelajaran

yang lebih tepat dan efektif. Sesuai dengan yang dinyatakan Djamarah dan Zain (dalam

Suhendra dan Sutiani, 2018:101), kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan

model pembelajaran yang digunakan guru tidak tepat dan tidak efektif maka akan

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar di MAS Ulumuddin

menunjukkan nilai Ulangan Harian yang diperoleh masih dibawah KKM dan tidak

memenuhi kriteria sehingga batas nilai KKM yang diperoleh sebesar 78. Adapun nilai

KKM yang tidak memenuhi kriteria yaitu 60 yang dibuktikan dalam Lampiran 1.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan suatu inovasi model dan media

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran kimia. Salah

satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

Probing Prompting berbantuam LKPD. Model pembelajaran dengan cara menyampaikan

serangkaian pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir dan mencari tahu jawabannya.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Widyastuti dkk dalam Suhendra dan Sutiani

(2018:102), bahwa model pembelajaran Probing Prompting (PP) merupakan salah satu

model pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian yang sifatnya menuntut dan

menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan

pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.


3

Model PP dapat dipadukan dengan media LKPD, dengan harapan siswa lebih

memahami dan mengingat materi yang disajikan guru. Hal ini disebabkan LKPD

merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik, sehingga

dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. (Umbaryati,

2013:221)

Hasil penelitian telah dilakukan oleh Tudini, dkk (2019) dengan menggunakan model

Probing Prompting pada pokok bahasan struktur atom menunjukkan nilai rata-rata pretest

dan posttest untuk kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda jauh dimana nilai rata-rata

pretest dan posttest kelas eksperimen sebesar 35,07 dan 82,14 dan nilai rata-rata pretest

dan posttest kelas kontrol sebesar 34,37 dan 79,72.

Berdasarkam permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang

“pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Berbantuan LKPD Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis dan Tanggapan Siswa pada Sub Materi Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Laju Reaksi Kelas XI di MAS Ulumuddin Lhokseumawe”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan LKPD terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi kelas XI di MAS Ulumuddin?

2. Apakah pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan LKPD terhadap

tanggapan siswa pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi kelas XI

di MAS Ulumuddin?
4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan LKPD

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada sub materi faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi kelas XI di MAS Ulumuddin.

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan LKPD

terhadap tanggapan siswa pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

kelas XI di MAS Ulumuddin.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1) Bagi siswa, dapat membantu pembelajaran sains khussusnya pelajaran kimia yang

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.

2) Bagi guru, dapat djadikan sebagai alternatif model pembelajaran sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains.

3) Bagi sekolah, dapat mengembangkan mutu kinerja guru dan kemampuan para

siswanya.

4) Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran Probing Prompting

pada materi laju reaksi.

5) Bagi para peneliti, dapat dijadikan sebagai masukan untuk melakukan penelitian

sejenisnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains.


5

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 (Tidak terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran Probing

Prompting berbantuan LKPD terhadap kemampuan berpikir kritis dan tanggapan

siswa).

Ha : µ1 ≠ µ2 (Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran Probing Prompting

berbantuan LKPD terhadap kemampuan berpikir kritis dan tanggapan siswa)

1.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah :

1) Model Pembelajaran Probing Prompting

Model pembelajaran Probing Prompting (PP) merupakan salah satu model

pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya

menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan

setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari

(Widyastuti dkk dalam Suhendra dan Sutiani, 2018:102).

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan

mempermudah dalam kegiatan belajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif

antara peserta didik, sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

peningkatan prestasi belajar (Umbaryati, 2013:221).

3) Kemampuan Berpikr Kritis

Kemampuan Berpikir Kritis adalah suatu kegiatan atau proses kognitif dan tindakan

menilai untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan agar mampu

menentukan jalan keluar dan melakukan keputusan secara deduktif, induktif dan
6

evaluatif sesuai dengan tahapannya yang dilakukan dengan berpikir secara mendalam

tentang hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengalaman seseoarang, pemeriksaan dan

melakukan penalaran yang logis diukur melalui kecakapan interpretasi, analisis

pengenalan asumsi-asumsi, deduksi, evaluasi, Inference, eksplanasi/penjelasan dan

regulasi diri (Kowiyah, 2012:179).

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang mempengaruuhi laju reaksi terdiri dari Konsentrasi, Luas

Permukaan, Suhu dan Katalisator (Sutardi, 2016:92-93).

Anda mungkin juga menyukai