Anda di halaman 1dari 26

LINGKUNGAN KERJA (MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA)

DOSEN PENGAMPU:

DR.RADEN LESTARI GARNASIH,SE.,MM.

OLEH:

BOY CHANDRA SILALAHI (1902113825)

DIVA KURNIA ARDILA (1902110980)

FAIZ HARITSAH (1902113134)

SARI FATUL HUSNA (190211243)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah “Lingkungan Kerja”. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Ibu DR.Raden Lestari
Garnasih,SE.,MM yang telah memberikan tugas ini sebagai referensi masa depan. Terlepas dari
semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini. oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Perdagangan,2 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB 1 : PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2

BAB 2 : PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Lingkungan Kerja 3
2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja 4
2.4 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Karyawan 9
2.5 Aspek Lingkungan Kerja 9
2.5 Indikator Lingkungan Kerja 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai
pengaruh atas pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Pada umumnya lingkungan tidak
dapat dikuasai oleh perusahaan sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa Lingkungan adalah segala sesuatu
yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Pengertian lain
juga menyebutkan lingkungan adalah segala hal yang terkait dengan operasional perusahaan dan
bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat berjalan.Lingkungan kerja yang baik akan sangat
mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan hal ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi
dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.Lingkungan perusahaan adalah
berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari hari organisasi,
dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan, hingga denyut nadinya
perusahaan.Lingkungan perusahaan banyak sekali sehingga sulit disebutkan satu persatu, adapun
salah satu yang termasuk dalam lingkungan perusahaan adalah perundang-undangan beserta
peraturan lainnya, sistem birokrasi, dan sistem nilai masyarakat.Syarat-syarat untuk dapat
bekerja dengan perasaan tentram, aman dan nyaman mengandung dua faktor utama yaitu faktor
fisik dan non fisik. Menurut Slamet Saksono berpendapat bahwa: “Segala sesuatu yang yang
menyangkut faktor fisik yang menjadi menjadi kewajiban serta tanggung jawab perusahaan
adalah tata ruangan kerja. Tata ruangan kerja yang baik adalah yang dapat mencegah timbulnya
gangguan keamanan dan keselamatan bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam
ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan gangguan yang
ditimbulkan terhadap karyawan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut:

1.Apa pengertian dari lingkungan kerja?

2.Apa Jenis-jenis dari lingkungan kerja?

3.Apa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja?

4.Apa pengaruh lingkungan kerja terhadap karyawan?

5.Apa aspek dari lingkungan kerja?

6.Apa indikator dari lingkungan kerja?

7.Apa manfaat dari lingkungan kerja?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan makalah ini sebagai berikut:

1.Untuk memahami pengertian dari lingkungan kerja.

2.Untuk memahami jenis-jenis dari lingkungan kerja.

3.Untuk memahami faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja.

4.Untuk memahami pengaruh lingkungan kerja terhadap karyawan.

5.Untuk memahami aspek dari lingkungan kerja.

6.Untuk memahami indikator dari lingkungan kerja.

7.Untuk memahami manfaat dari lingkungan kerja.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Alex S. Nitisenito (2001 : 109) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan. Sedangkan menurut T Hani Handoko (2005 : 235 ) menyatakan bahwa lingkungan
kerja yang baik dapat mempengaruhi kebutuhan karyawan dengan sendirinya karyawan akan
menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap organisasi.
Secara umum, lingkungan kerja adalah kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam
perusahaan yang memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Beberapa ahli
mendeskripsikan lingkungan kerja sebagai segala hal yang ada di sekitar karyawan dan yang
memengaruhi mereka dalam bekerja dan menjalankan tugas.
Selain berupa lingkungan yang menjadi tempat di mana karyawan bekerja, lingkungan
kerja juga menjadi faktor yang bisa meningkatkan kinerja karyawan atau bahkan menurunkan.
Ketika karyawan bekerja di lingkungan kerja yang baik, maka ide, produktivitas, dan kinerjanya
bisa meningkat. Sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak baik dan tidak mendukung kinerja serta
produktivitasnya, maka kemampuan karyawan menghasilkan pekerjaan yang baik akan menurun.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu
pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi pekerja pada
waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan operasi perusahaan. Lingkungan
kerja mempunyai makna yang penting bagi pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.Tujuan utama
pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya produktivitas perusahaan. Oleh karenanya
pengadaan fasilitas lingkungan kerja yang baik adalah secukupnya saja, jangan sampai tenaga
kerja merasa terlalu dimanja dalam bekerja, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perencanaan dan pengaturan
lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal itu berpengaruh pada jalannya
operasi perusahaan.
2.2 Jenis- jenis Lingkungan Kerja

 Lingkungan kerja fisik


Lingkungan kerja fisik adalah segala keadaan yang berbentuk secara fisik yang berada di
sekitar tempat kerja. Lingkungan kerja fisik dapat memengaruhi produktivitas karyawan.
Lingkungan kerja fisik dapat digolongkan menjadi dua: lingkungan kerja yang berhubungan
langsung dan tidak langsung.
Contoh lingkungan fisik yang berhubungan langsung adalah meja, kursi, mesin fotokopi,
dan yang lainnya. Sedangkan lingkungan kerja fisik yang tidak berhubungan langsung atau
membutuhkan perantara adalah kelembapan, suhu, sirkulasi udara, pencahayaan, aroma ruangan,
dan yang lain.
 Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non-fisik adalah keseluruhan hubungan yang termasuk dalam urusan
kerja. Seperti hubungan karyawan dengan pimpinan, maupun hubungan karyawan dengan
karyawan yang lain.
Jenis lingkungan kerja non-fisik utamanya berpengaruh juga dalam produktivitas
karyawan. Oleh sebab itu, perusahaan hendaknya wajib menciptakan lingkungan kerja non-fisik
yang mendukung kerja sama antar seluruh elemen dalam perusahaan. Lingkungan kerja non-fisik
setidaknya harus terbuka dan suportif supaya karyawan merasa dihargai dan didukung. Bila
lingkungan kerja non-fisik ini tidak baik, maka kinerja akan terganggu

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

 Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja


Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan
dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang
tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan
pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Cahaya langsung
2. Cahaya setengah langsung
3. Cahaya tidak langsung
4. Cahaya setengah tidak langsung

 Temperatur di Tempat Kerja


Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh
manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh
yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh.
Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia
masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh
tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal
tubuh.Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang
berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan
beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.

 Kelembaban di Tempat Kerja


Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam
persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara
bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari
udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan
panas dari tubuhnya.Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem
penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya
peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk
mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
 Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup,
yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam
udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar
tempat kerja.Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan
sukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat
adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran
pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan
tubuh akibat lelah setelah bekerja.

 Kebisingan di Tempat Kerja


Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan,
yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam
jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,
dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising
hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga
produktivitas kerja meningkat.Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa
menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

1. Lamanya kebisingan
2. Intensitas kebisingan
3. Frekuensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya
pendengaran dapat makin berkurang.
 Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran
ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran
mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur
dalam intensitas maupun frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh
terdapat apabila frekuensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara
umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :

1. Kosentrasi bekerja
2. Datangnya kelelahan
3. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf,
peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain.

 Bau-bauan di Tempat Kerja


Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat
menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.

 Tata Warna di Tempat Kerja


Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada
kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat
dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh
warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna
dapat merangsang perasaan manusia.
 Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya
berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata
warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

 Musik di Tempat Kerja


Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat
membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang
diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.

 Keamanan di Tempat Kerja


Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu
diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja,
dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

2.4 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Karyawan

Jenis lingkungan kerja fisik maupun non-fisik sangat berpengaruh terhadap kinerja dan
produktivitas karyawan. Ketika karyawan berada di lingkungan yang sangat mendukung ide
kreatifnya, ia akan bekerja lebih efektif dan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Sebaliknya,
jika jenis lingkungan kerja di mendukung karyawan dan keseluruhan operasional kerja, maka
akan sulit memperoleh sistem kerja yang efisien dan efektif.
Selain itu, pemberian reward kepada karyawan juga bisa membawa aura positif kepada
lingkungan kerja. Pemberian reward pun bisa di dalam berbagai bentuk, salah satunya lewat
voucher yang bisa digunakan karyawan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2.5 Aspek Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi beberapa bagian atau bisa disebut juga aspek pembentuk
lingkungan kerja, bagian-bagian itu bisa diuraikan sebagai berikut (Simanjuntak, 2003:39):
1. Pelayanan kerja Pelayanan karyawan merupakan aspek terpenting yang harus dilakukan oleh
setiap perusahaan terhadap tenaga kerja. Pelayanan yang baik dari perusahaan akan membuat
karyawan lebih bergairah dalam 17 bekerja, mempunyai rasa tanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaannnya, serta dapat terus mennjaga nama baik perusahaan melalui
produktivitas kerjanya dan tingkah lakuknya. Pada umumnya pelayanan karyawan meliputi
beberapa haln yakni :
a. Pelayanan makan dan minum.
b. Pelayanan kesehatan .
c. Pelayanan kamar kecil/kamar mandi ditempat kerja, dan sebagainya.

2. Kondisi Kerja Kondisi kerja karyawan sebaiknya diusahakan oleh manajemen perusahaan
sebaik mungkin agar timbul rasa aman dalam bekerja untuk karyawannya, kondisi kerja ini
meliputi penerangan yang cukup, suhu udara yang tepat, kebisingan yang ddapat dikendalikan,
pengaruh warna, runag gerak yang diperlukan dan keamanan kerja karyawan.

3. Hubungan karyawan Hubungan karyawan akan sangat menentukan dalam menghasilkan


produktivitas kerja. Hala ini disebabkan karena adanya hubungan antara motivasi serta semangat
dan kegairahan kerja dengan hubungan yang kondusif antar sesama karyawan dalam bekerja,
ketidak serasian hubungan antara karyawan dapat menurunkan motivasi dan kegairahan yang
akibatnya akan dapat menurunkan produktivitas kerja.

2.6 Indikator Lingkungan Kerja

Adapun indikator lingkungan kerja menurut (Sedarmayanti: 2004:46) adalah sebagai berikut:
1. Penerangan/cahaya ditempat kerja
2. Temperatur/suhu udara ditempat kerja
3. Kelembapan udara ditempat kerja
4. Sirkulasi udara ditempat kerja
5. Getaran mekanis ditempat kerja
6. Bau tidak sedap ditempat kerja
7. Tata warna ditempat kerja
8. Dekorasi ditempat kerja
9. Musik ditempat kerja
10. Keamanan ditempat kerja

2.7 Manfaat Lingkungan kerja


Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja
meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya akan dipantau
oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta
semangat juangnya akan tinggi.(Arep, 2003:103)
Adapun manfaat lainnya sebagai berikut:

1. Menciptakan gairah kerja sehingga prestasi dan produktivitas karyawan dapat meningkat.
(Ishak dan Tanjung, 2013).
2. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat sesuai standar kerja dan dalam jangka waktu yang
ditentukan.
3. Tidak membutuhkan terlalu banyak pengawasan karena setiap individu karya dapat saling
mengawasi demi tercapainya prestasi kerja.
4. Menciptakan semangat kerja yang tinggi.
5. Membuat suasana hati karyawan bahagia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga dapat
mencapai hasil kerja yang baik.
6. Terjalin komunikasi yang baik antara rekan kerja dan atasan dalam suasana kekeluargaan
sehingga dapat terhindar dari konflik berkepanjangan.
7. Membantu ciptakan visi dan misi serta tujuan yang sama dalam aktifitas/kegiatan
mengembangkan dan memajukan perusahaan.
8. Menghindari kecelakaan kerja dan meningkatkan profit.

Pengertian lingkungan kerja


Menurut Alex S. Nitisenito (2001 : 109) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan. Sedangkan menurut T Hani Handoko (2005 : 235 ) menyatakan bahwa lingkungan
kerja yang baik dapat mempengaruhi kebutuhan karyawan dengan sendirinya karyawan akan
menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap organisasi.
Secara umum, lingkungan kerja adalah kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam
perusahaan yang memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Beberapa ahli
mendeskripsikan lingkungan kerja sebagai segala hal yang ada di sekitar karyawan dan yang
memengaruhi mereka dalam bekerja dan menjalankan tugas.
Selain berupa lingkungan yang menjadi tempat di mana karyawan bekerja, lingkungan
kerja juga menjadi faktor yang bisa meningkatkan kinerja karyawan atau bahkan menurunkan.
Ketika karyawan bekerja di lingkungan kerja yang baik, maka ide, produktivitas, dan kinerjanya
bisa meningkat. Sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak baik dan tidak mendukung kinerja serta
produktivitasnya, maka kemampuan karyawan menghasilkan pekerjaan yang baik akan menurun.

Jenis lingkungan kerja


Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala keadaan yang berbentuk secara fisik yang berada di
sekitar tempat kerja. Lingkungan kerja fisik dapat memengaruhi produktivitas karyawan.
Lingkungan kerja fisik dapat digolongkan menjadi dua: lingkungan kerja yang berhubungan
langsung dan tidak langsung.
Contoh lingkungan fisik yang berhubungan langsung adalah meja, kursi, mesin fotokopi,
dan yang lainnya. Sedangkan lingkungan kerja fisik yang tidak berhubungan langsung atau
membutuhkan perantara adalah kelembapan, suhu, sirkulasi udara, pencahayaan, aroma ruangan,
dan yang lain.
Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non-fisik adalah keseluruhan hubungan yang termasuk dalam urusan
kerja. Seperti hubungan karyawan dengan pimpinan, maupun hubungan karyawan dengan
karyawan yang lain.
Jenis lingkungan kerja non-fisik utamanya berpengaruh juga dalam produktivitas
karyawan. Oleh sebab itu, perusahaan hendaknya wajib menciptakan lingkungan kerja non-fisik
yang mendukung kerja sama antar seluruh elemen dalam perusahaan. Lingkungan kerja non-fisik
setidaknya harus terbuka dan suportif supaya karyawan merasa dihargai dan didukung. Bila
lingkungan kerja non-fisik ini tidak baik, maka kinerja akan terganggu.

Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja


Manajer tiap unit kerja di dalam sebuah perusahaan harus betul-betul memperhatikan
lingkungan kerja dimana karyawan menjalankan tugasnya. Meskipun lingkungan kerja tidak
menjalankan proses produksi, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap
semangat karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Sehingga sangat perlu untuk
memperhatikan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Berikut di bawah ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi Lingkungan
Kerja adalah sebagai berikut:

1 . Faktor Lingkungan Kerja Fisik


a. Pewarnaan
Warna dan komposisi warna yang digunakan akan memengaruhi keadaan jiwa karyawan.
Komposisi warna yang kurang tepat dapat menggangu pemandangan sehingga akan
menimbulkan rasa tidak senang atau kurang mengenakkan bagi yang memandang. Sedangkan
penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya dapat mempengaruhi
semangat dan kegairahan kerja karyawan dan ketenangan bekerja para karyawan akan
terpelihara.

b. Penerangan
Baik buruknya penerangan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan kenyamanan
karyawan dalam bekerja. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan akan membantu
menciptakan semangat dan kegairahan kerja. Penerangan disini bukan terbatas pada penerangan
listrik, tetapi termasuk juga penerangan dari sinar matahari.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang karyawan sering kali  membutuhkan penerangan yang
cukup, apabila pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dalam proses pengerjaanya. Sinar
matahari yang masuk ke dalam ruangan hendaknya tidak menimbulkan silau. Selain itu yang
perlu diperhatikan adalah penerangan yang terlalu besar akan menyebabkan suhu ruangan yang
akan naik dan menimbulkan udara yang pengap dan tidak nyaman. Begitu juga ketika
penerangan yang masuk ke dalam ruangan kurang, maka karyawan akan lekas lelah, mengantuk
dan kemungkinan pekerjaan banyak keliru.

b. Udara
Sirkulasi atau pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan pikiran. Pertukaran
udara yang cukup dalam ruang kerja sangat diperlukan apabila ruang tersebut penuh dengan
karyawan. Sistem sirkulasi udara yang baik akan menyegarkan fisik dan psikis karyawan,
sebaliknya sirkulasi udara yang buruk akan menimbulkan rasa pengap, sehingga mudah
menimbulkan kelelahan dan emosi bagi karyawan.
Selain ventilasi untuk sistem sirkulasi udara, tinggi atau rendahnya bangunan gedung turut
mempengaruhi baik buruknya proses pertukaran udara. Gedung dengan atap yang tinggi akan
menimbulkan proses pertukaran udara yang lebih baik dibandingkan dengan gedung yang
memiliki atap rendah.

d. Suara bising
Kebisingan dapat menggangu konsentrasi karyawan dalam bekerja. Jika karyawan sedang fokus
mengerjakan tugasnya tentu tidak senang mendengarkan suara yang bising. Dengan
terganggunya konsentrasi ini akibat dari kebisingan yang terjadi maka pekerjaan yang dilakukan
akan banyak menimbulkan kesalahan/kekeliuran dan kerusakan, sehingga berpotensi merugikan
perusahaan. Perusahaan hendaknya dapat meminimalisir atau menghilangkan suara bising yang
muncul di sekitar kantor.
e. Keamanan
Rasa aman yang dirasakan oleh karyawan akan membuat karyawan nyaman dan semangat dalam
bekerja. Karyawan tersebut akan berkonsentrasi dan tidak dibebani dengan pikiran mengenai
keamanan saat bekerja, sehingga akan menghasilkan output yang tinggi.

f. Kebersihan
Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dan
kenyamanan seorang karyawan. Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi semangat
dan kegairahan kerja. Bagi seorang karyawan, lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan
rasa senang. Dan rasa senang ini dapat mempengaruhinya semangat bekerja. Namun setiap
karyawan harus ikut sertanggung jawab untuk menjaga kebersihan tempat mereka bekerja.

2. Faktor Lingkungan Kerja Non Fisik


1. Struktur kerja
2. Tanggung jawab kerja
3. Perhatian dan dukungan pemimpin
4. Kerja sama antar kelompok
5. Kelancaran komunikasi

Pengaruh Lingkungan kerja terhadap karyawan


Jenis lingkungan kerja fisik maupun non-fisik sangat berpengaruh terhadap kinerja dan
produktivitas karyawan. Ketika karyawan berada di lingkungan yang sangat mendukung ide
kreatifnya, ia akan bekerja lebih efektif dan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Sebaliknya,
jika jenis lingkungan kerja di mendukung karyawan dan keseluruhan operasional kerja, maka
akan sulit memperoleh sistem kerja yang efisien dan efektif.
Selain itu, pemberian reward kepada karyawan juga bisa membawa aura positif kepada
lingkungan kerja. Pemberian reward pun bisa di dalam berbagai bentuk, salah satunya lewat
voucher yang bisa digunakan karyawan untuk memenuhi kebutuhan mereka

Aspek Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi beberapa bagian atau bisa disebut juga aspek pembentuk
lingkungan kerja, bagian-bagian itu bisa diuraikan sebagai berikut (Simanjuntak, 2003:39):
1. Pelayanan kerja Pelayanan karyawan merupakan aspek terpenting yang harus dilakukan oleh
setiap perusahaan terhadap tenaga kerja. Pelayanan yang baik dari perusahaan akan membuat
karyawan lebih bergairah dalam 17 bekerja, mempunyai rasa tanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaannnya, serta dapat terus mennjaga nama baik perusahaan melalui
produktivitas kerjanya dan tingkah lakuknya. Pada umumnya pelayanan karyawan meliputi
beberapa haln yakni :
a. Pelayanan makan dan minum.
b. Pelayanan kesehatan .
c. Pelayanan kamar kecil/kamar mandi ditempat kerja, dan sebagainya.

2. Kondisi Kerja Kondisi kerja karyawan sebaiknya diusahakan oleh manajemen perusahaan
sebaik mungkin agar timbul rasa aman dalam bekerja untuk karyawannya, kondisi kerja ini
meliputi penerangan yang cukup, suhu udara yang tepat, kebisingan yang ddapat dikendalikan,
pengaruh warna, runag gerak yang diperlukan dan keamanan kerja karyawan.

3. Hubungan karyawan Hubungan karyawan akan sangat menentukan dalam menghasilkan


produktivitas kerja. Hala ini disebabkan karena adanya hubungan antara motivasi serta semangat
dan kegairahan kerja dengan hubungan yang kondusif antar sesama karyawan dalam bekerja,
ketidak serasian hubungan antara karyawan dapat menurunkan motivasi dan kegairahan yang
akibatnya akan dapat menurunkan produktivitas kerja

Indikator Lingkungan Kerja


Adapun indikator lingkungan kerja menurut (Sedarmayanti: 2004:46) adalah sebagai berikut:
1. Penerangan/cahaya ditempat kerja
2. Temperatur/suhu udara ditempat kerja
3. Kelembapan udara ditempat kerja
4. Sirkulasi udara ditempat kerja
5. Getaran mekanis ditempat kerja
6. Bau tidak sedap ditempat kerja
7. Tata warna ditempat kerja
8. Dekorasi ditempat kerja
9. Musik ditempat kerja
10. Keamanan ditempat kerja

Manfaat Lingkungan kerja


Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja
meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya akan dipantau
oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta
semangat juangnya akan tinggi.(Arep, 2003:103)

REVIEW JURNAL LINGKUNGAN KERJA

Judul: Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan


Penulis: Nela Pima Rahmawanti
Bambang Swasto
Arik Prasetya
Volume/halaman: Vol. 8/No 2
Tahun: Maret 2014
Reviwer: Sari Fatul husna
Tanggal: Selasa, 29 Desember 2020

Tujuan penelitian:
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Subjek Penelitian:
Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara.
Metode Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian
eksplanatori) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian
1. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa rata-rata responden menilai keadaan
lingkungan kerja fisik (X1) sebesar 4,19, lingkungan kerja non fisik (X2) sebesar 4,13
serta kinerja karyawan (Y) sebesar 4,13. Berarti bahwa keadaan lingkungan kerja
fisik, lingkungan kerja non fisik dan kinerja karyawan yang ada di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang Utara sudah baik.
Hal ini didukung dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa lingkungan
kerja fisik yang meliputi penerangan, sirkulasi udara, warna, kebersihan dan
keamanan sudah baik, sehingga kondisi tersebut dapat membuat karyawan merasa
aman dan nyaman dalam bekerja.
Sedangkan lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara juga sudah baik. Hal ini didukung dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi hubungan
personal antar atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan dinilai sudah
terjalin dengan baik, sehingga kondisi tersebut dapat membuat karyawan.
Penilaian kinerja karyawan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
diantaranya penilaian hasil kerja karyawan yang dapat memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan perusahaan, memberikan hasil kerja karyawan secara optimal agar
sesuai dengan target yang diharapkan, dan ketepatan waktu yang meliputi
penyelesaian pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar waktu yang ditentukan.

2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa lingkungan
kerja fisik (X1) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi t 0,001 < alpha 0,05 dan nilai koefisien beta
sebesar 0,247 menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
karyawan sebesar 24,7%.
Hasil yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang meliputi penerangan,
sirkulasi udara, warna, kebersihan dan keamanan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan yang direspon secara positif oleh karyawan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama (KPP) Malang Utara walaupun persentasinya kecil. Lingkungan kerja fisik di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Malang Utara juga mampu memberikan
peningkatan terhadap kinerja karyawan.

3. Lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi t 0,000 < alpha 0,05 dan nilai
koefisien beta sebesar 0,671 menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan kerja non
fisik terhadap kinerja karyawan sebesar 67,1%, sehingga lingkungan kerja non fisik
(X2) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyaawan (Y).
Hasil yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi hubungan
atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan yang direspon secara positif oleh karyawan sehingga
lingkungan kerja fisik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Malang Utara akan
memberikan peningkatan terhadap kinerja karyawan.

4. Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa secara simultan lingkungan kerja fisik (X1)
dan lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi F 0,000 < alpha 0,05 dan mempunyai
pengaruh sebesar 62,6% (R Square = 0,626).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa lingkungan kerja non fisik yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara lebih dominan dari pada lingkungan
kerja fisik. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi
hubungan atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan lebih besar
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dibandingkan lingkungan kerja fisik yang
meliputi penerangan, sirkulasi udara, warna, kebersihan dan keamanan. Hal ini
dikarenakan hubungan personal antar karyawan dan hubungan karyawan dengan
atasan yang terjalin dengan baik mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap
peningkatan kinerja karyawan.

Kelebihan:
 Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan mengapa dibuatnya jurnal ini.
 Penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran
menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Eigenfaces.
 Menyertakan refrensi.

https://www.sodexo.co.id/pengertian-dan-jenis-lingkungan-kerja/
https://www.pengadaan.web.id/2019/09/lingkungan-kerja.html
https://media.neliti.com/media/publications/80175-ID-pengaruh-lingkungan-kerja-terhadap-
kiner.pdf
REVIEW JURNAL LINGKUNGAN KERJA

Judul: Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan


Penulis: Nela Pima Rahmawanti
Bambang Swasto
Arik Prasetya
Volume/halaman: Vol. 8/No 2
Tahun: Maret 2014
Reviwer: Sari Fatul husna
Tanggal: Selasa, 29 Desember 2020

Tujuan penelitian:
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Subjek Penelitian:
Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara.
Metode Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian
eksplanatori) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
Hasil Penelitian
5. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa rata-rata responden menilai keadaan
lingkungan kerja fisik (X1) sebesar 4,19, lingkungan kerja non fisik (X2) sebesar 4,13
serta kinerja karyawan (Y) sebesar 4,13. Berarti bahwa keadaan lingkungan kerja
fisik, lingkungan kerja non fisik dan kinerja karyawan yang ada di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang Utara sudah baik.
Hal ini didukung dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa lingkungan
kerja fisik yang meliputi penerangan, sirkulasi udara, warna, kebersihan dan
keamanan sudah baik, sehingga kondisi tersebut dapat membuat karyawan merasa
aman dan nyaman dalam bekerja.
Sedangkan lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara juga sudah baik. Hal ini didukung dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi hubungan
personal antar atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan dinilai sudah
terjalin dengan baik, sehingga kondisi tersebut dapat membuat karyawan.
Penilaian kinerja karyawan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
diantaranya penilaian hasil kerja karyawan yang dapat memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan perusahaan, memberikan hasil kerja karyawan secara optimal agar
sesuai dengan target yang diharapkan, dan ketepatan waktu yang meliputi
penyelesaian pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar waktu yang ditentukan.

6. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa lingkungan
kerja fisik (X1) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi t 0,001 < alpha 0,05 dan nilai koefisien beta
sebesar 0,247 menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja
karyawan sebesar 24,7%.
Hasil yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik yang meliputi penerangan,
sirkulasi udara, warna, kebersihan dan keamanan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan yang direspon secara positif oleh karyawan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama (KPP) Malang Utara walaupun persentasinya kecil. Lingkungan kerja fisik di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Malang Utara juga mampu memberikan
peningkatan terhadap kinerja karyawan.

7. Lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi t 0,000 < alpha 0,05 dan nilai
koefisien beta sebesar 0,671 menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan kerja non
fisik terhadap kinerja karyawan sebesar 67,1%, sehingga lingkungan kerja non fisik
(X2) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyaawan (Y).
Hasil yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi hubungan
atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan yang direspon secara positif oleh karyawan sehingga
lingkungan kerja fisik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Malang Utara akan
memberikan peningkatan terhadap kinerja karyawan.

8. Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa secara simultan lingkungan kerja fisik (X1)
dan lingkungan kerja non fisik (X2) yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi F 0,000 < alpha 0,05 dan mempunyai
pengaruh sebesar 62,6% (R Square = 0,626).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa lingkungan kerja non fisik yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara lebih dominan dari pada lingkungan
kerja fisik. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja non fisik yang meliputi
hubungan atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan lebih besar
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dibandingkan lingkungan kerja fisik yang
meliputi penerangan, sirkulasi udara, warna, kebersihan dan keamanan. Hal ini
dikarenakan hubungan personal antar karyawan dan hubungan karyawan dengan
atasan yang terjalin dengan baik mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap
peningkatan kinerja karyawan.

Kelebihan:
 Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan mengapa dibuatnya jurnal ini.
 Penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran
menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Eigenfaces.
 Menyertakan refrensi.

Anda mungkin juga menyukai