com
LAPORAN KASUS
KARSINOMA NASOFARING
Oleh :
Tiodora Wike Dwi Sari
I11109076
2014
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 1/33
5/27/2018
PONTIANAK
2014
Lembar Persetujuan
April 2014
Pembimbing Laporan
Tiodora Wike
Dwi Sari
NIM.
Kasus, dr. H. Asep I11109076
BAB I
PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 2/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 3/33
5/27/2018
A. Anatomi Nasofaring
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 4/33
5/27/2018
B. Karsinoma Nasofaring
B.1. Definisi Karsinoma Nasofaring
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 5/33
5/27/2018
B.2. Epidemiologi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 6/33
5/27/2018
B.3. Etiologi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 7/33
5/27/2018
a. Kerentanan genetik
Walaupun karsinoma nasofaring bukan tumor genetik,
kerentanan terhadap kanker nasofaring pada kelompok
masyarakat tertentu relatif menonjol ras yang banyak sekali
menderitanya adalah bangsa China dan memiliki fenomena
agregasi familial. Anggota keluarga yang menderita
karsinoma nasofaring cendrung juga menderita karsinoma
nasofaring. Penyebab karsinoma nasofaring ini belum
diketahui apakah karsinoma nasofaring dikarenakan oleh gen
yang diwariskan.
b. Epstein-Barr Virus
EBV adalah suatu virus yang sangat erat kaitannya
dengan timbulnya karsinoma nasofaring. Virus ini memiliki
protein, yang diperkirakan memengaruhi DNA sel sehingga
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 8/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 9/33
5/27/2018
B. 4. Patologi
a. Ulseratif
Biasanya berupa lesi kecil disertai jaringan nekrotik.
neurologik. b. Nodular
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 10/33
5/27/2018
2. Mikroskopis
a. Perubahan pra keganasan
Perubahan ini merupakan sebagai kondisi dari jaringan atau
organ yang tumbuh menjadi ganas secara perlahan.
Penelitian yang dilakukan Teoh (1957) mendapatkan bahwa
metaplasia skuamosa merupakan keadaan yang paling
bermakna untuk terjadinya KNF. Dari penelitian Li dan Chen
(1976) ditemukan juga adanya hiperplasia dari sel-sel
nasofaring yang berkembang kearah keganasan. Dari
berbagai penelitian diatas menyokong bahwa metaplasia dan
hyperplasia nasofaring merupakan perubahan pra keganasan
dari karsinoma nasofaring.
b. Perubahan patologik pada mukosa nasofaring
Reaksi radang
Radang akut dan kronis sering dijumpai pada mukosa
nasofaring. Bentuk
perubahan ini biasanya dihubungkan dengan tukak mukosa
yang mengandung sejumlah leukosit PMN, sel plasma dan
eosinofil. Pada peradangan kronis akan dijumpai limfosit dan
jaringan fibrosis. Ada anggapan yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara proses regenerasi pada ulserasi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 11/33
5/27/2018
B.5. Histopatologi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 12/33
5/27/2018
Histologi Nasofaring
Permukaan nasofaring berbenjol-benjol, karena dibawah epitel
terdapat
banyak jaringan limfosid, sehingga berbentuk seperti lipatan
atau kripta. Hubungan antara epitel dengan jaringan
limfosid ini sangat erat, sehingga sering disebut ”
Limfoepitel ”, Bloom dan Fawcett membagi mukosa
nasofaring atas empat macam epitel :
1. Epitel selapis torak bersilia ” Simple Columnar Cilated
Epithelium ”
2. Epitel torak berlapis “ Stratified Columnar Epithelium“.
3. Epitel torak berlapis bersilia “Stratified Columnar Ciliated
Epithelium“.
4. Epitel torak berlapis semu bersilia “ Pseudo-Stratifed
Columnar Ciliated Epithelium ”
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 13/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 14/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 15/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 16/33
5/27/2018
B.8. Diagnosis
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 17/33
5/27/2018
B.9. Penatalaksanaan
Stadium I : Radioterapi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 18/33
5/27/2018
1. Radioterapi
Sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting
dalam
penatalaksanaan KNF. Modalitas utama untuk KNF adalah
radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi. Radioterapi
adalah metode pengobatan penyakit maligna dengan
menggunakan sinar peng-ion, bertujuan untuk mematikan
sel-sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan
sehat disekitar tumor agar tidak menderita kerusakan terlalu
berat. Karsinoma nasofaring bersifat radioresponsif
sehingga radioterapi tetap merupakan terapi terpenting.
Jumlah radiasi untuk keberhasilan melakukan radioterapi
adalah 5.000 sampai 7.000 cGy.
Dosis radiasi pada limfonodi leher tergantung pada
ukuran sebelum kemoterapi diberikan. Pada limfonodi yang
tidak teraba diberikan radiasi sebesar 5000 cGy, <2 cm
diberikan 6600 cGy, antara 2-4 cm diberikan 7000 cGy dan
bila lebih dari 4 cm diberikan dosis 7380 cGy, diberikan
dalam 41 fraksi 5,5 minggu. Hasil pengobatan yang
dinyatakan dalam angka respons terhadap penyinaran sangat
tergantung pada stadium tumor. Makin lanjut stadium
tumor, makin
berkurang responsnya. Untuk stadium I dan II, diperoleh
respons komplit 80% 100% dengan terapi radiasi. Sedangkan
stadium III dan IV, ditemukan angka kegagalan respons lokal
dan metastasis jauh yang tinggi, yaitu 50% - 80%. Angka
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 19/33
5/27/2018
2. Kemoterapi
Secara definisi kemoterapi adalah segolongan obat-
obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker atau
bahkan membunuh sel kanker. Obat-obat anti kanker dapat
digunakan sebagian terapi tunggal (active single agents),
tetapi pada umumnya berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain
itu sel – sel yang resisten terhadap salah satu obat mungkin
sensitive terhadap obat lainnya. Dosis obat sitostatika dapat
dikurangi sehingga efek samping menurun. Beberapa
regimen kemoterapi yang antara lain cisplatin, 5-Fluorouracil
, methotrexate, paclitaxel dan docetaxel. Tujuan kemoterapi
untuk menyembuhkan pasien dari penyakit tumor ganas.
Kemoterapi bisa digunakan untuk mengatasi tumor
secara lokal dan juga untuk mengatasi sel tumor apabila ada
metastasis jauh.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 20/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 21/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 22/33
5/27/2018
3. Operasi
Tindakan operasi pada penderita KNF berupa diseksi
leher radikal dan nasofaringektomi. Diseksi leher dilakukan
jika masih terdapat sisa kelenjar paska radiasi atau adanya
kekambuhan kelenjar dengan syarat bahwa tumor primer
4. Imunoterapi
Dengan diketahuinya kemungkinan penyebab dari KNF adalah
EBV, maka
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 23/33
5/27/2018
BAB III
PENYAJIAN KASUS
I. ANAMNESIS
Identitas
Nama : tn. AP
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Petani
Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada : 16 April 2014 pada
pukul :
14.00 WIB.
Keluhan Utama
Benjolan di leher kiri ± sejak 6 bln yang lalu, mata kanan
menjadi kabur.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 24/33
5/27/2018
Status Lokalis
Telinga
Inspeksi, Palpasi :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 25/33
5/27/2018
massa (-), fistula (-), abses (-). massa (-), fistula (-), abses (-).
Palpasi Nyeri pergerakan aurikula (-), Nyeri pergerakan aurikula (-),
nyeri tekan tragus (-), nyeri nyeri tekan tragus (-), nyeri
tekan aurikula (-) tekan aurikula (-)
Otoskopi :
Telinga kanan Telinga kiri
Membran Intak, berwarna abu-abu pucat, Intak, berwarna abu abu pucat,
timpani refleks cahaya +. refleks cahaya +.
Tenggorokan
Inspeksi, Palpasi :
- Mukosa oro faring : hiperemis (-), edema (-), masa (-)
- Tonsil : To (kanan) – To (kiri)
- Pembesaran kelenjar limfe : (+)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG
DIUSULKAN
Pemeriksaan radiologi : CT-
Scan danMRI kepala dan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 26/33
5/27/2018
ke tulang
Urea, electrolytes, creatinine, fungsi hati, Ca, PO4,
alkaline phosphate.
IV. RESUME
Tn. AP usia 33 tahun datang ke rumah sakit
karena keluhan benjolan dileher lateral kiri ± sejak 6 bln
yang lalu disertai penurunan penglihatan terutama pada
mata kanan dengan keadaan umum terlihat lemas. Gejala
lain yang menyertai antara lain:
Sering sakit kepala.
Terasa ada yang mengganjal saat menelan.
Pendengaran menurun terutama pada telinga kiri.
Bicara menjadi tidak jelas dan susah ± sejak 2 bln
terakhir
Pasien memiliki riwayat merokok sejak SD, sehari 1
bungkus, alkohol, dan suka makan ikan asin.
Pemeriksaan fisik kedua telinga, serumen(+),tympani
intact, refleks cahaya (+). Tidak terdapat nyeri
pergerakan, nyeri tekan tragus dan aurikula.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 27/33
5/27/2018
V. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja : Karsinoma
Nasofaringeal Angiofibroma
Tumor Laring
VI. TATALAKSANA
Non Medikamentosa :
Berhenti merokok
Medikamentosa :
VII. PROGNOSIS
Prognosis karsinoma nasofaring tergantung dari beberapa
aspek yaitu stadium tumor, umur penderita dan jenis
kelamin. Semakin tinggi stadium maka semakin rendah
prognosis, begitu pula jika umur yang semakin tua
menurunkan kemungkinan untuk kembali sempurna. Dan
jenis kelamin laki-laki telah diteliti memiliki prognosis yang
lebih buruk ketimbang wanita
BAB IV
PEMBAHASAN
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 28/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 29/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 30/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 31/33
5/27/2018
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 32/33
5/27/2018 Laporan Kasus CA. Nasofaring - slidepdf.com
DAFTAR PUSTAKA
8. digital
Lee N, library
Chan K.2002.
Benign & Malignant Lesions of The Nasopharynx. Current
Diagnosis and Treatment in Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2nd ed.
McGraw-Hill Co, Inc. 2008. p362-6.
9. M Abduh Firdaus; Jon Prijadi, Kemoterapi Neoadjuvan pada Karsinoma
Nasofaring, Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher , Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas,
10. American cancer society, 2011. Nasopharingeal cancer. USA: American Cancer
Society. Diunduh:
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003124-pdf.pdf
11. Nasopharyngeal
National Cancer Institute
Cancerat Treatment
the national institutes
(PDQ®). USA: ofNational
health, Cancer
2011.
Institute. Diunduh:
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/nasopharyngeal/Patient/All
Pages/Print
12. Roezin, A., dan Marlinda A. 2010. Karsinoma Nasofaring. dalam: Soepardi,
Efianty A., Nurbaiti I., Jenny B., dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga- Hidung-Tenggorok Kepala Leher edisi keenam. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 182-187.
13. Desen, W., 2008. Buku ajar onkologi klinis edisi kedua. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 263-278.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-ca-nasofaring 29 / 29