TESIS
OLEH
SURJADI RIMBUN
087008004/BM
TESIS
Oleh
SURJADI RIMBUN
087008004/BM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keandalan klinis m-RNA
mammaglobin sebagai penanda sirkulasi sel kanker pada pasien kanker payudara dan
untuk mempelajari relevansi ekspresinya dalam darah. Untuk menentukan baik
potensi dan batas-batas penanda untuk tujuan diagnostik, darah yang positif dianalisa
dalam kaitannya dengan karakteristik klinis dan patologis.
Penelitian ini dilakukan terhadap 29 pasien kanker payudara yang dibagi menjadi
dua kelompok yaitu 13 pasien kanker payudara dengan metastase dan 16 pasien
kanker payudara tanpa metastase. 28 pasien kanker payudara adalah jenis karsinoma
duktal invasif dengan 1 pasien berjenis karsinoma lobular invasif adalah. Pasien
kanker payudara telah direklasifikasi sesuai dengan kelas histologis ke kelas I (5
pasien), kelas II (4 pasien) dan kelas III (13 pasien). Semua individu dalam studi ini
menjadi sasaran deteksi MAG m-RNA dalam sirkulasi sel tumor dalam darah perifer
menggunakan tehnik RT-PCR.
Hasil positif untuk mammaglobin dalam sampel darah terlihat pada 38%(5/13)
pasien dengan metastasis tetapi tidak pada pasien non metatstatik. Ekspresi m-RNA
mammaglobin berkorelasi dengan tumor metastatik (P = 0,011).MAG berlebih pada
jaringan payudara secara signifikan positif pada tumor grade rendah (I dan II)
dibandingkan yang grade tinggi (III).
Breast cancer is a major problem among females all over the world. Despite
apparent curative resection, subsequent development of metastatic spread presents a
major clinical problem in about 30% of all breast cancer patients.
The aim of this study was to investigate the clinical reliability of mammaglobin
m-RNA (MAG m-RNA) as a marker of circulating cancer cells in breast cancer
patients and to study the relevance of its expression in blood. To define better the
potential and limits of the marker for diagnostic purposes, blood positivity was
analyzed in relation to clinical and pathological characteristics.
This study was conducted on 29 breast cancer patients divided into two groups,
13 breast cancer patients with metastase and 16 patients with non metastase. Most of
the breast cancer patients were of the invasive ductal carcinoma type and 28 of them
had associated areas of intraductal carcinoma with 1 was invasive lobular carcinoma
type. Breast cancer patients were reclassified according to the histologic grade into
grade I (5 patients),grade II (4 patients) and grade III (13 patients). All individuals
included in this study were subjected to detection of MAG m-RNA in circulating
tumor cells in peripheral blood using RT-PCR technique.
Positivity for mammaglobin in blood samples was observed in 38% of patients
with metastatic but not in the non metatstatic patients. The presence of mammaglobin
was correlated with metastatic tumor (P = 0.011).
MAG overexpression in breast tissue was significantly positive in low grade tumors (I
and II) than in high grade ones (III).
MAG is a promising specific tumor marker of breast cancer that could predict the
prognosis of breast cancer and Our results indicate that the marker could represent a
potentially useful noninvasive tool to detect metatstatic breast cancer.
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,
M.Sc(CTM), Sp.A(K). serta seluruh jajaran terkait, atas kesempatan dan fasilitas di
Siregar, Sp.PD, KGEH, dan Ketua Program Studi Biomedik, dr. Yahwardiah Siregar,
Ph.D, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk mengikuti dan
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya
sampaikan kepada dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D, selaku pembimbing utama yang
dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan semangat dan
saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari persiapan penelitian hingga penulisan
tesis ini.
Sp.B Onk(K), selaku anggota komisi pembimbing, atas bimbingan, masukan, dan
saran-sarannya yang sangat berharga dalam penelitian dan penulisan tesis ini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada dr. Arlinda Sari Wahyuni, Mkes, yang
telah memberikan bimbingan statistik dalam menyelesaikan tesis ini. Juga kepada
para dosen di program magister Biomedik yang telah membimbing saya selama
Kepada Dr. Gino Tann, Ph.D, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
memberikan inspirasi untuk menggali lebih dalam tentang semua aspek yang
Saya juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan rasa hormat yang
sebesar-besarnya kepada Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Muralim Rimbun dan Ibu
Kepada istri tercinta, dr. Rita Kusuma, penulis menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga atas segala pengertian dan pengorbanannya dalam penulisan tesis ini
hingga selesai. Terima kasih juga kepada anak-anakku tercinta Tania, Dimitri, untuk
Klinik Terpadu FK USU Medan, dan semua pihak lainnya yang tidak disebutkan satu
persatu di sini, yang telah banyak membantu serta mendukung penelitian dan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua budi baik yang telah diberikan.
Penulis
Surjadi Rimbun
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 April 1966 di Medan. Menikah dengan dr. Rita
kedokteran di Universitas Methodist Indonesia pada tahun 1992 dan lulus Ujian
Negara di Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 1993. Menjalankan masa
bakti sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap di Kabupaten Deli Serdang pada tahun
1994 – 1997. Menjalankan praktek pribadi sejak tahun 1997 – hingga sekarang.
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................3
1.3.1. Tujuan umum..........................................................................................3
1.3.2. Tujuan khusus.........................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................................4
BAB V PEMBAHASAN.....................................................................................64
6.1 Kesimpulan............................................................................................67
6.2 Saran.......................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
No Judul Halaman
3. Lembar kuesioner....................................................................................78
Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian yang tinggi pada
wanita di seluruh dunia (Canda et al., 2004). Insidensi kanker payudara cukup
deteksi dini dan kemajuan pengobatan namun metastase ke organ lain merupakan hal
Insiden kanker payudara pada wanita di seluruh dunia mencapai angka 23%
(1,38juta kasus) dari semua kasus baru kanker dan 14% dari seluruh kematian akibat
kanker pada tahun 2008. Dimana separuh dari kasus kanker payudara dan 60%
Tjindarbumi tahun 2002, antara tahun 1988 sampai tahun 1991, angka kesakitan
kanker payudara (18%) menduduki peringkat 2 setelah kanker leher rahim (29%)
Oakley K.L. and Going J.J, 1995 menyebutkan bahwa pemeriksaan histopatologi
merupakan metode terpercaya dalam mendiagnosa lesi pada payudara, namun hal ini
hasil oleh ahli patologinya. Karenanya, kesahihan hasil pemeriksaan masih subjektif
Identifikasi biomarker yang sensitif dan spesifik dari sel kanker payudara dalam
sirkulasi dan penentuan stadium berperan penting dalam manajemen terapi. Sampai
saat ini, beberapa macam tumor marker telah diteliti untuk mendeteksi sel kanker
payudara akibat banyaknya kasus metastase, tetapi banyak yang tidak spesifik karena
spesifik dan sensitif diharapkan akan dapat mendeteksi residu sel tumor yang
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendeteksi keberadaan residu sel kanker,
antara lain dengan memanfaatkan Reverse transcriptase PCR dengan bahan dasar
epitel sel kanker payudara (CytoKeratin 19/CK-19, Cytokeratin 20/CK-20) dan juga
pemakaian marker khusus seperti Maspin. Namun pada penelitiannya, gen-gen ini
sangat rendah kadarnya pada darah tepi sehingga hasil transkripsinya sangat
menariknya, ekspresinya hanya terbatas dalam epitel payudara. Hal yang paling
menarik dari gen ini adalah pemeriksaannnya cukup dengan menggunakan darah tepi
Mammaglobin mRNA ada pada level yang tinggi dalam sel tumor payudara bila
dibandingkan dengan jaringan payudara yang bukan maligna (Raynor et al., 2002).
pemeriksaan yang spesifik untuk mengidentifikasi sel maligna dalam sirkulasi darah
penderita kanker payudara dan akan menjadi target untuk mendiagnosa metastase
kanker payudara. Karenanya, akan dapat diharapkan akan menjadi marker kanker
kanker payudara di kota Medan sebagai alat bantu diagnostik untuk mendeteksi
pemeriksaan biopsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum pada
satu juta kasus dengan sekitar 200,000 kasus di Amerika Serikat (27% dari semua
kanker pada wanita) dan sekitar 320,000 kasus di Eropa (31% dari semua kanker
Di Amerika Serikat, kanker payudara masih merupakan jenis kanker yang paling
sering pada wanita, dengan sekitar 212,600 kasus baru didiagnosa setiap tahunnya
dan mengakibatkan kematian sebesar 15% dari semua kematian akibat kanker.
Sebagian besar kematian ini sebagai akibat dari metastase (Cristofanilli et al., 2005
Pada tahun 2007, diperkirakan ada 178.480 kasus baru kanker payudara invasif
terdiagnosis pada wanita. Jumlah kanker payudara baru pada tahun 2007 ini lebih
rendah dari perkiraan untuk tahun 2005. Hal ini mungkin disebabkan karena
penggunaan metode perhitungan yang baru, adanya alat estimasi baru yang lebih
akurat dan juga penurunan tingkat kejadian kanker payudara (American Cancer
Society, 2008).
menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim, dimana angka kesakitan
berkisar 18%.
semua kanker pada pria dan kurang dari 1% dari semua kasus kanker payudara yang
(Giordano, 2005).
Etiologi kanker payudara tidak diketahui secara jelas meskipun sejumlah faktor
Adanya riwayat keluarga merupakan faktor resiko yang paling penting dalam
memiliki resiko peningkatan penyakit ini. Resiko ini meningkat sejalan dengan usia
saat terkena. Selain itu, ada kecenderungan individu keturunan tingkat pertama
akan beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan keturunan tingkat dua (Loman et al.,
2003).
terkena kanker payudara primer adalah adanya riwayat pribadi kanker sebelumnya
pada payudara sisi yang lain. Namun, kanker kedua ternyata juga bisa muncul pada
payudara yang sama. Kebanyakan kanker payudara bisa timbul kembali dalam lima
tahun pertama setelah pengobatan. Pasien dengan tumor primer yang berdiameter
kurang dari 1 cm dan nodul aksila negatif mempunyai tingkat kekambuhan yang
rendah.
histologis seperti proliferatif atipik yang mungkin merupakan pencetus dari kanker
2.1.2.d. Umur:
Dewasa ini, wanita Amerika memiliki resiko terkena kanker payudara sebesar
wanita. Peningkatan ini terjadi karena harapan hidup yang lebih lama, serta
tetapi lebih umum terjadi pada wanita pascamenopause (Miksicek et al., 2002).
Menopause yang tertunda akan mengakibatkan jumlah siklus ovulasi lebih panjang,
yang meningkatkan resiko kanker payudara. Pada sisi lainnya, pembedahan yang
jumlah paritas yang tinggi mempunyai kaitan yang erat dengan penurunan resiko
kanker payudara pada populasi umum (Tryggvadottir et al, 2003). Wanita yang
menyusukan bayi selama 12 bulan atau lebih akan berkurang resiko terkena kanker
mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara. Peningkatan resiko
juga terjadi pada wanita yang belum pernah hamil (Wrensch et al., 2003).
Combined Oral Contraception) atau terapi sulih hormon (HRT), juga mengakibatkan
peningkatan resiko kanker payudara, namun hal ini tergantung pada durasi paparan
dan apakah estrogen digunakan tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan
Pöschl dan Seitz (2004) mengemukakan bahwa alkohol dapat bertindak secara
h.2. Obesitas:
diakibatkan oleh jumlah estrogen endogen yang lebih tinggi, sebab jaringan adiposa
resiko kanker payudara. Sementara jenis tertentu dari asam lemak tak jenuh ganda
Di sisi lain, konsumsi buah dan sayuran yang merupakan sumber bahan yang kaya
antioksidan alami, terbukti menurunkan resiko kanker secara umum, dan kanker
payudara pada khususnya. Efek protektif dilaporkan lebih menonjol pada wanita
Aktivitas fisik yang dilakukan mulai masa remaja sampai dewasa (12 - 50 tahun)
menurunkan angka kesakitan kanker payudara sebesar 27%. Aktivitas fisik dapat
positif antara merokok dan resiko terkena kanker payudara (American Cancer
Society, 2008).
Di antara korban bom atom dan wanita yang terkena radiasi pengion sebagai
payudara bila usia muda telah terkena paparan (Frazier et al, 2003). Hal ini
jaringan, dimana sel yang rusak, gagal berkembang menjadi sel kanker setelah
terkena paparan. Sebaliknya, ketika seorang gadis usia muda terkena radiasi, ia
masih memiliki siklus menstruasi selama beberapa dekade, sehingga lebih mungkin
wanita dengan sekitar 7% dari kanker payudara diyakini berkaitan erat dengan
adalah penting, tidak hanya untuk memahami evolusi tumor tetapi juga untuk
setidaknya ada lima sindroma genetik dengan pola dominan autosomal yang
mutasi genetik yang muncul secara konsisten . Gen-gen yang terlibat termasuk gen
BRCA1 dan BRCA2 (sindroma kanker payudara - ovarium 1 dan 2), p53 (Sindroma Li-
Fraumeni) , gen ATM (mutasi ataksia telangiectasia), dan PTEN (penyakit Cowden’s)
Sebuah analisis yang diterbitkan pada tahun 1990 memperlihatkan bahwa ada
payudara lainnya ada pada kromosom 13, dilaporkan sekitar 1 tahun kemudian.
Meskipun mutasi pada gen BRCAl dan BRCA2 telah dikaitkan dengan tingginya
insiden kanker payudara, fungsi yang tepat dari protein ini belum sepenuhnya
diketahui. Ada data yang mendukung pendapat bahwa fosforilasi protein (ATM)
akan mengaktifkan protein BRCAl sebagai respon atas kerusakan DNA. Selanjutnya,
BRCA1 mengalami fosforilasi membentuk kompleks dengan BRCA2 dan RAD 51,
2004).
Oleh karena itu asosiasi protein BRCAl dan BRCA2 dengan Rad 51 akan
rekombinasi mitosis meiosis dan perbaikan kerusakan untaian ganda DNA (de la
mengkodekan faktor transkripsi p53, yang merupakan regulator kunci dari pos
(I) Kontrol siklus sel: Biasanya dengan kerusakan atau stres pada DNA, p53
(II) Perbaikan DNA: keberhasilan perbaikan DNA akan memungkinkan sel untuk
(III) Apoptosis: Sel yang gagal memperbaiki kerusakan DNAnya akan mengalami
apoptosis.
Pada kanker payudara, mutasi p53 berkaitan erat dengan penyakit yang lebih
frekuensi ini lebih rendah pada kanker payudara dibandingkan tumor padat lainnya
Pada kasus yang jarang, mutasi pada p53 menyebabkan kanker payudara yang
didiagnosa pada wanita sebelum usia 35 tahun. Bentuk kanker payudara familial ini
dikaitkan dengan sindrom Li-Fraumeni, yang selain terkena kanker payudara, juga
memiliki kaitan dengan kanker yang lain, seperti sarkoma jaringan lunak, tumor
untuk keganasan. Gen ATM mengkode protein yang terlibat dalam kontrol siklus sel
dan perbaikan DNA namun gen tunggal pada 11q dapat menyebabkan penyakit
beberapa hamartomas di kulit dan saluran pencernaan. Gen PTEN, terletak pada
kromosom 10Q, mengkode protein tirosin fosfatase dengan homologi tensin. Mutasi
somatik pada gen PTEN jarang terjadi pada kanker payudara (Ergul and Sazci., 2000
breast
1. NonInvasive
Carcinoma Ductal
Carcinoma in situ Lobular
Carcinoma in situ
2. Invasive Carcinoma
Invasive ductal carcinoma
Invasive lobular carcinoma
Mucinous carcinoma
Medullary carcinoma
Papillary carcinoma
Tubular carcinoma
Adenoid cyst carcinoma
Secretory (juvenile) carcinoma
Apocrine carcinoma
Carcinoma with metaplasia
Inflamatory carcinoma
Other (specify)
3.1. Paget’s Disease of the Nipple
(Wood W.C. et al., 2005)
Denoix pada tahun 1942 dan mewakili upaya untuk mengklasifikasikan kanker
prognosis penyakit: ukuran tumor primer (T), keberadaan dan tingkat keterlibatan
kelenjar getah bening regional (N), serta adanya metastasis jauh (M). International
berdasarkan sistem TNM pada tahun 1958, dan American Joint Committee on
TNM dalam manual stadium kanker pertama mereka pada tahun 1977. Dan sejak
saat itu, revisi reguler telah dilakukan untuk memperlihatkan kemajuan besar dalam
diagnosis dan pengobatan. Dalam revisi tahun 1987, perbedaan antara versi AJCC
dan IUAC dari sistem TNM dihapuskan (Singletary and Connolly, 2006).
Staging atau stadium kanker payudara bergantung pada kriteria klinis dan
patologis dimana hal ini berguna dalam pengobatan dan prognosis penyakit. Metode
Karena sistem TNM merupakan penggabungan dari AJCC dan IUAC (Singletary
and Connoly., 2006), maka tidak ada lagi perbedaan di antara keduanya.
TNM Staging System for Breast Cancer (American Joint Committee on Cancer
Staging System, 2003)
jaringan histologis. Diagnosis dapat dibantu dari sejarah medis, pemeriksaan fisik,
Sebagian besar keluhan tentang payudara bukan terkait kanker. Kondisi jinak
jauh lebih sering dari kondisi ganas, tetapi tanda-tanda dan gejala kanker tidak unik
sehingga sukar dibedakan dengan kondisi jinak. Untuk alasan ini, setiap gejala yang
(Margolese., 2003).
Riwayat medis meliputi evaluasi keluhan yang terkait dengan payudara, ini
meliputi:
• Massa pada payudara termasuk durasi, perubahan ukuran, dan sensasi nyeri.
payudara.
• Jika pasien telah mengalami histerektomi, alasan untuk operasi dan apakah
• Riwayat terapi sulih hormon dan kontrasepsi oral saat ini atau sebelumnya.
menstruasi terakhir.
• Riwayat keluarga yang cermat sangat penting, terutama mengenai payudara dan
kanker ovarium, ini berkaitan dengan sindrom genetik kanker keluarga yang
Pemeriksaan fisik payudara meliputi inspeksi dan palpasi payudara dan dinding
dada serta kelenjar getah bening aksila supraklavikula. Ini harus dilakukan secara
sistemik dan profesional dengan lingkungan yang nyaman dan santai serta menjamin
privasi pasien. Pada wanita premenopause yang terbaik diperiksa adalah satu
minggu setelah onset haid terakhir mereka, yaitu ketika kekenyalan dan
Terdeteksi adanya massa payudara adalah keluhan yang paling umum yang
membuat wanita mencari nasihat medis. Kuadran luar atas payudara adalah tempat
pada kulit, dan edema atau retraksi dari kulit di atasnya mengarah pada keganasan
Discharge puting spontan, baik dari satu payudara saja, dan terbatas pada satu
infiltrasi langsung, atau penyakit Paget. Penyakit Paget pada puting susu terjadi
karena sel-sel ganas yang menyerang epidermis puting. (Margolese et al., 2003).
kanker. Lesi kulit lainnya termasuk ulserasi kulit dan edema (peau d'orange) yang
b.1. Mammografi:
Aspirasi jarum halus (FNA) dilakukan untuk membedakan kista dengan tumor
padat dan untuk memperoleh spesimen sitologi. Jika cairan yang diperoleh, maka
kista dievakuasi total. Hilangnya massa yang teraba secara keseluruhan tanpa
perdarahan (haemocult-negatif) merupakan indikasi dari kista sederhana (Giard and
Herman, 1992).
2.1.6.d. Biopsi:
-. Biopsi kulit:
-. Biopsi inti:
termasuk hitung darah lengkap, laju endap darah, fungsi ginjal dan fungsi hati, asam
urat, dan penanda tulang seperti kalsium, fosfor dan fosfatase alkali (Margolese et
al., 2003).
Tabel berikut memuat tumor marker yang lazim diperiksa untuk membantu
Karena kanker payudara adalah kanker yang menyebabkan kematian yang tinggi
terutama yang teridentifikasi dengan faktor risiko(Elmore et a.l, 2002. Dan Smigal et
al., 2006).
Tujuan dari skrining kanker payudara adalah deteksi dini keganasan pada tahap
2.2.1. Definisi:
tinggi pada urin, darah atau jaringan dari pasien penderita kanker. Zat ini dapat
berupa protein, enzim, bahan biokimia atau antigen (Henry and Hayes, 2006).
Tumor marker dapat dihasilkan baik oleh kanker sendiri atau oleh tubuh sebagai
respon terhadap kanker. Secara umum, kadar penanda tumor lebih rendah pada
tahap awal penyakit (tapi masih lebih tinggi dari normal) dan meningkat pada
pengobatan dan meningkat kembali ketika kanker berkembang (Henry and Hayes,
2006).
Namun, Perkins et al. (2003) menyatakan bahwa penanda tumor tidak cukup
spesifik untuk digunakan sendiri dalam mendiagnosa kanker. Kadar penanda tumor
dapat meningkat pada orang dengan penyakit jinak, selain itu mereka tidak
meningkat pada setiap orang dengan kanker, terutama mereka dengan stadium
awal penyakit.
2.2.3. Klasifikasi:
Sejumlah besar penanda ada pada kanker payudara .Penanda ini dapat
penanda prognostik:
Ada beberapa penanda tumor berbasis serum untuk kanker payudara, seperti CA
15-3, CA 27-29, CEA, dan CA 19-9, namun penanda konvensional ini tidak sensitif
dan tidak spesifik. Selain itu, mereka tidak dapat digunakan sebagai faktor
prognostik independen. Penanda yang paling banyak digunakan adalah CA 15-3 dan
Antigen Karsino Embrionik diidentifikasi pada tahun 1965 oleh Gold dan
Freedman, sebagai antigen pertama manusia yang terkait dengan penyakit kanker,
dan merupakan salah satu penanda tumor yang paling banyak digunakan sampai
saat ini. Awalnya dianggap spesifik untuk kanker usus besar tetapi penelitian
payudara yang kemudian disekresikan ke dalam darah dan cairan tubuh. Ditemukan
juga bahwa CEA konsentrasi tinggi preoperatif, berhubungan dengan prognosa yang
sensitivitasnya rendah (33%), dengan demikian tidak dapat digunakan untuk tujuan
skrining (Guadagni et al., 2001). Meskipun aplikasi utama CA 15-3 adalah untuk
deteksi dini kekambuhan (30% dari pasien dengan penyakit berulang ternyata
2006)
pencernaan, kanker paru-paru, kanker ovarium, kanker serviks, kanker prostat dan
kanker pankreas. Oleh karena itu, CA 15-3 tidak cukup spesifik sebagai penanda
memberikan harapan sebagai penanda tambahan kanker payudara primer dan juga
Deteksi dini sel-sel kanker payudara yang beredar dalam sirkulasi dengan metode
morfologi telah ditingkatkan menjadi metode sensitif berbasis PCR (Bae et al.,2000).
mammografi.
atau kelangsungan hidup pasien, terlepas dari pengobatan yang diterima pasien
Duffy (2006) menyatakan bahwa fitur kunci dari penanda prognostik yang
dan bahwa penanda menyediakan informasi hasil penyakit yang independen dari
Gen HER-2 diamplifikasi atau diekspresikan sebesar 20-30% dari semua kanker
ER positif cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada ER-negatif pasien,
setidaknya untuk 5-6 tahun pertama setelah diagnosis awal (Duffy, 2006).
Pasien dengan nodul negatif pada aksila dan dengan UPA dan PAI-1 level rendah,
memiliki probabilitas rendah terkena penyakit berulang dan dengan demikian akan
sensitivitas atau resistensi terhadap pengobatan tertentu. Ada dua jenis penanda
berkembang pada wanita yang saat ini bebas penyakit (penanda predisposisi); dan
penanda yang dapat memprediksi apakah suatu kasus baru atau kasus kekambuhan
dapat merespon terapi tunggal atau kombinasi (Ross et al, 2003 dan Duffy., 2005).
Peto (2002) menyatakan bahwa kanker payudara familial meliputi sekitar 25%
dari semua kasus penyakit pada wanita yang berusia kurang dari 30 tahun. Kelainan
genetik baik BRCA 1 atau BRCA2 tampaknya mengakibatkan sekitar 90-95% dari
kasus kanker payudara keluarga dengan sisanya disebabkan oleh lain, terutama gen
supresor tumor.
Status HER-2/neu pada kanker payudara yang baru didiagnosa dapat berfungsi
baik sebagai faktor prognostik yang berdiri sendiri dan sebagai faktor prediktif untuk
respons terhadap terapi trastuzumab (Ross et al., 2003). Antibodi monoklonal yang
dilakukan pada semua pasien dengan kanker payudara (Molina et al, 2005). PR harus
diperiksa bersama dengan ER, karena pasien yang memiliki kedua reseptor lebih
mungkin menerima manfaat dari terapi hormon dibandingkan mereka yang memiliki
ER tapi kurang PR. Juga penemuan modulator respon estrogen dan aromatase
inhibitor, telah menambahkan strategi baru untuk mengevaluasi tumor pada terapi.
2.3. Mammaglobin
A, yang berkaitan dengan kanker payudara manusia. Selain itu, ekspresinya juga
1998).
hanya terdapat dalam jaringan payudara. Gen ini, yang dikenal sebagai
berkaitan dengan kanker payudara dan mengkode glikoprotein 10,5 kDa. Gen h-
ekspresinya relevan dengan biologi kanker payudara. Pertama, analisa Nothern blot
dan analisa RT-PCR menunjukkan bahwa ekspresi gen h-MAM terbatas pada kelenjar
air susu. Kedua, kadar mRNA mammaglobin yang tinggi hanya muncul pada sel
polipeptida dan dengan 19 asam amino hidrofobik urutan sinyal peptida (Span et al,
2004).
dengan nama uteroglobin, terletak pada kromosom 11q12.2 (Span et al., 2004). Ada
dua fungsi utama uteroglobin dan sekretoglobin lain yang paling sering dipelajari.
Fungsi pertama adalah pengikatan ligan, karena mereka dapat mengikat steroid dan
/ lipophilin-B) dalam suatu ikatan kovalen, dan dimerisasi ini sangat penting untuk
tumor payudara dan menunjukkan korelasi kuat dengan profil ekspresi mRNA dari
epitel payudara neoplastik dan memberikan bukti yang cukup menjanjikan sebagai
et al., 2002).
untuk kekambuhan atau bebasnya pasien dari kanker payudara primer. (Núñez-Villar
Ekspresi gen Mammaglobin tidak terdeteksi pada jaringan epitel rahim, prostat,
kolon, paru maupun ovarium. Selain dari kelenjar susu pada payudara, mRNA
mammaglobin tidak dapat dideteksi dalam jaringan non neoplastik lainnya. Hasil ini
dengan kejadian metaplasia. Dalam jaringan payudara jinak dengan epitel apokrin
yang positif didokumentasikan oleh sinyal yang berasal dari spesimen identik yang
sel-sel metastase tumor payudara dalam darah, kelenjar getah bening, sumsum
tulang (Zehentner et al., 2004) dan paru-paru (Koga et al., 2004). Penelitian-
sebagai penanda molekul untuk sel kanker payudara. Ekspresi Mammaglobin yang
ekspresi Bax, yang akan membantu apoptosis sel tumor payudara (Sjödin, 2005).
Penanda molekuler selain h-MAM, terekspresi pada sel-sel normal dalam darah
tepi (Peripheral Blood/PB) atau sumsum tulang (Bone Marrow/BM) subyek sehat,
dan pada pasien dengan keganasan hematologi. Tidak seperti h-MAM, mereka
tampaknya tidak cukup spesifik untuk digunakan untuk mendeteksi sel-sel kanker
Transkripsi h-MAM tidak dapat dideteksi dalam sampel PB dari 180 orang wanita
sehat, sehingga, ia tidak memiliki hasil positif palsu (spesifisitas 100%) dalam
pada pasien dengan keganasan lain di luar kanker payudara. 3% positif palsu yang
tersisa di miliki keganasan limfoid (Leukemia limphobalstik akut, limfoma sel mantel
dan karsinoma timus (Grunewald et al., 2000; Silva et al., 2002; Cerveira et al., 2004;
80% dari karsinoma sel duktal memperlihatkan pewarnaan yang kuat pada protein
dan h-MAM dari tiga puluh spesimen bedah yang diperoleh dari kasus yang
yang ada, berkisar 63% untuk HER-2 dan 97% untuk h-MAM, hal mana menunjukkan
Insiden terdeteksinya transkripsi mRNA h-MAM sampel darah tepi pasien kanker
payudara dipelajari oleh Zach et al. (1999). Hasil positif dicatat dalam 28% pasien
pada saat diagnosis, 49% pasien dengan penyakit metastase, dan 6% dari pasien
yang terbebas penyakit setelah kemoterapi jangka panjang untuk stadium I hingga
III.
metastase jauh pada saat diagnosis. Sementara ekspresi penanda lainnya seperti
payudara ini. Dalam konteks spesifisitas diagnostik, transkripsi h-MAM tidak tampak
pada sampel darah relawan sehat atau pasien dengan keganasan hematologi.
Sebaliknya, HER-2 dan CK-19 yang diperiksa dengan nested RT-PCR memperlihatkan
hasil positif palsu yang tinggi. Transkripsi HER-2 dan CK-19 terdeteksi pada 25% dan
Penelitian lebih lanjut juga dilakukan oleh Zehentner et al. (2004). Menggunakan
real time RT-PCR, mRNA mammaglobin terdeteksi pada 61% sampel darah perifer
(PB) dari pasien yang secara histologis terbukti kanker payudara. Deteksi
terdeteksi pada 54/142 sampel serum wanita dengan kanker payudara dengan
a.2.d. Ekspresi mammaglobin pada kelenjar getah bening dari pasien kanker
payudara:
kelenjar getah bening pasien dengan kanker payudara metastatik, tapi tidak pada
kelenjar getah bening normal dari pasien non-kanker (Watson et al., 1999).
Hasil biopsi sentinel kelenjar getah bening (SLN) sangat prediktif menunjukkan
keterlibatan kelenjar getah bening aksila pada kanker payudara. Analisa SLN saat
operasi dapat mengurangi biaya dan komplikasi, namun, metode histopatologi yang
yang cepat dapat meningkatkan diagnose metastase SLN intraoperatif (Backus et al.,
2005).
kelenjar getah bening dengan menggunakan analisa RT-PCR pada SLN dari 254
pasien kanker payudara. Kombinasi optimal dua gen, mammaglobin dan cytokeratin
19, terdeteksi secara klinis bermetastase dalam pemeriksaan pada SLN payudara
secara signifikan mengurangi kebutuhan operasi kedua untuk pasien yang menjalani
pembedahan SLN.
pasien kanker payudara dengan metastase (Corradini et al., 2001 dan Silva et al,
2002). Ekspresi menggunakan RT-PCR untuk penanda kanker payudara dari aspirasi
sumsum tulang(BM) berkisar dari 0% untuk CEA dan 63% untuk CK-19. Tidak seperti
h-MAM, penanda lainnya menunjukkan hasil positif palsu yang tinggi (Mikhitarian et
al., 2008).
deteksi sel kanker pada efusi serosa dan untuk menentukan nilai mereka sebagai
penunjang transkripsi RT-PCR pada pemeriksaan sitologi. Pada RT-PCR sebanyak 114
pasien dengan efusi serosa yang berasal dari 71 pasien dengan tumor dan 43 pasien
dengan penyakit jinak dinilai ekspresi antigen Carcinoembryonic (CEA), sel epitel
isoform MUC1/REP, MUC1 / Y dan MUC1 / Z, calretinin (CALB2), dan gen tumor
Wilms. CEA dan mammaglobin secara khusus terekspresi pada keganasan epitel, dan
97,3%).
mammaglobin-B pada efusi serosa bisa menjadi tambahan yang bermanfaat untuk
Overekspresi HER-2 juga ditemukan dalam keganasan yang lain selain payudara,
kanker payudara masih dipertanyakan, dimana saat ini sangat dibutuhkan penanda
khusus payudara untuk aplikasi klinis (Corradini et al., 2001). Mengingat sensitivitas
Reagen ini digunakan dalam survei besar tumor payudara primer dari berbagai kelas
dan jenis histologi. Kekhususan dari antibodi yang dihasilkan dikonfirmasi dengan
analisis Western blot dari beberapa cell-line tumor payudara manusia dan kanker
positif terlihat jarang dan tersebar dalam lobulus asinus tipe I dan tipe II dan dalam
sel-sel kolumnar dari duktus terminal (Watson et al, 1999 dan Gillanders, 2005).
2.3.5.b. RT-PCR:
Cerveira et al. pada tahun 2004 mengevaluasi sensitivitas teknik RT-PCR standar
(sintesis cDNA oleh primer acak diikuti amplifikasi dengan nested-PCR tunggal)
primer spesifik MGB –I dan PCR tunggal dalam reaksi yang sama, diikuti oleh nested-
PCR dengan primer MG3 dan MG4 dalam tabung reaksi dingin yang sama sepanjang
waktu untuk mencegah amplifikasi non-spesifik). Semua kasus yang dipelajari dalam
rangkap dua, dengan analisa simultan dari kontrol negatif (donor darah), kontrol
positif (jaringan payudara) dan kontrol air. Primer untuk nested-PCR dan PCR tunggal
berasal dari sekwens dengan nomor akses Genbank U3314710 dan dirancang
Untuk memeriksa integritas setiap sampel mRNA dan cDNA, dilakukan amplifikasi
putaran tunggal PCR dengan kondisi yang identik untuk primer spesifik MGB-I
mampu mendeteksi sedikitnya satu salinan RNA untuk dikopi menjadi gen yang
tingkat klinis RNA sehingga hasil positif palsu menjadi minimal (Backus et al., 2005).
dengan nilai dari h-MAM yang mengekspresikan kurva standar cDNA yang diperoleh
TaqMan probe dirancang untuk annealing regio internal dari produk PCR, dan
ditangkap oleh quencher sepanjang probe utuh. Quenching ini disebabkan energi
dan dapat mulai berpendar. Deteksi akumulasi produk PCR dipantau oleh
peningkatan fluoresensi. Yang penting, pembelahan probe hanya terjadi jika probe
dihibridisasi pada target, yang memungkinkan amplifikasi hanya terjadi bila ada yang
METODOLOGI PENELITIAN
imaging (foto rontgen, USG dan hasil lainnya),pengambilan darah tepi, tanda tangan
informed consent dilakukan di Rumah Sakit Pirngadi dan praktek dokter swasta.
metastase dan non metastase yang berkunjung ke praktek dokter yang menangani
terapi kanker dan RS Pirngadi. Subjek mendapatkan informasi tentang penelitian ini
harus memenuhi persyaratan kriteria inklusi dan eksklusi yang diperoleh dengan
metode wawancara, hasil pemeriksaan klinis dan imaging, hasil histopatogi serta
Kriteria inklusi:
kemoterapi
Kriteria eksklusi:
Wanita bekas penderita kanker payudara yang telah selesai menjalani terapi.
n :
sampel Keterangan :
Q = 1 – P = 1-0,8 = 0,2
3.5.1. Variabel bebas, yaitu ekspresi dan non ekspresi mRNA mammaglobin.
3.5.2. Variabel tergantung, yaitu kanker payudara metastase dan non metastase.
Diagnosa
Kelainan
Genetika Eksp
mR
Stadium I-
III (Non mamma
Faktor metastase pos
Lingkungan Wanita penderita
Kanker Payudara
Hormon,
Menarche Eksp
mR
1. Stadium
IV mamma
Usia, (Metastas
neg
Menopause
Komplikasi
Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
wanita penderita kanker payudara dengan usia mulai dari 30 tahun sampai 70 tahun di
kota Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setiap subjek telah
dijelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan, serta tujuan, prosedur, manfaat
dan risiko sebagai subjek dalam penelitian (perasaan tidak nyaman sewaktu
pengambilan darah) (Lampiran 1). Semua subjek yang setuju ikut serta dalam
tertulis sebagai subjek dalam penelitian (Lampiran 2). Lalu dilakukan pengumpulan
data dengan cara pengisian kuesioner (Lampiran 3), Juga dilakukan pengumpulan
hasil pemeriksaan Histopatologi, Imaging seperti foto Rontgen, USG, CT-Scan, MRI
Darah vena sebanyak 3 ml diambil dengan spuit dari area fossa cubiti. Sampel
darah dimasukkan kedalam tabung yang berisi EDTA sebagai anti pembekuan, lalu
disimpan dan dilengkapi dengan label identitas masing-masing peserta pada suhu -
Pada hari uji, sampel yang memenuhi kriteria seperti yang telah ditentukan, diperiksa
menggunakan menggunakan software SPSS dengan uji Chi Square dan bila tidak
terpenuhi, akan dilakukan uji Fisher sebagai alternatif. Kemaknaan yang dinilai
Dari data histopatologi dan hasil imaging (X foto rontgen, USG maupun CT
Scan, MRI dan lainnya), yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh
sebanyak 29 subjek , dibagi menjadi dua kelompok : yaitu yang metastase sebanyak
berikut :
Step Pertama
Dimasukkan 100 uL darah kemudian tambahkan 350 uL Lysis Solution dari Norgen
Dari tabung Microtube diatas, diambil 600 uL Lisat dan dimasukkan ke dalam tabung
Columm
Kemudian disentrifugasi selama 1 menit agar semua cairan Lisat melewati saringan
Dilakukan pemeriksaan ulangan untuk melihat bila masih ada cairan Lisat tersisa,
sentrifugasi kembali sampai cairan lewat semua, kemudian buang cairan yang
dibuang.
Ditambahkan 400 uL Wash Solution sekali lagi dan sentrifugasi selama 1 menit
Lalu semua cairan yang tersisa dalam tabung kolektor dibuang dan disentrifugasi
Step ke empat
Lalu sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 2000 Rpm, dengan kecepatan
Sentrifugasi dilakukan berulang sampai Elution Solution lewat semua yang tampak
b. Kemudian tube PCR tersebut dimasukkan ke dalam mesin PCR dan mengikuti
profil PCR sebagai berikut : 250C selama 5 menit, dilanjutkan pada suhu 420C
Catatan : jika sudah dilakukan isolasi RNA, maka harus dilanjutkan hingga cDNA
synthesis.
Alat Bahan
PCR Nuclease free water
Mikropipet ukuran 1-10 uL PCR tube
Mikropipet ukuran 10 -100 uL Tips berbagai ukuran
Mikropipet ukuran 100-1000 uL primer
a. Semua komponen pada tabel 3 untuk reaksi cDNA spesifik dicampur dalam
tabung mikro steril/ tube PCR
b. Primer yang dipergunakan adalah :
sumur-sumur gel agarose. Untuk mengamati kehadiran larik (band) DNA, dilakukan
Pada elektroforesis ini, digunakan Certified PCR Low Melt Agarose dari BioRad.
Hal ini dikarenakan agarose ini memiliki kemampuan pemisahan yang tinggi dan
menghasilkan resolusi yang sangat baik dari fragmen dengan ukuran rendah < 1000
bp.
ukuran kasar dari gen yang sudah diperoleh. Adanya kehadiran larik (band) dari
cDNA spesifik dan memiliki ukuran yang sesuai dengan gen yang diinginkan
HASIL PENELITIAN
terhadap wanita penderita kanker payudara dengan dan tanpa metastase di Kotamadya
Medan yang mendapat penjelasan tentang tujuan, prosedur, risiko dan manfaat
penelitian. Penelitian ini dimulai dari bulan November 2012 sampai Maret 2013.
Subjek terdiagnosa kanker payudara diambil dari RS. Pirngadi dan praktek dokter/
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek yang berpartisipasi juga telah
telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan USU
(Lampiran 2).
Karakteristik sampel
Nama Umur Metast Non Meta H-Mam + H-Mam - histopatologi Xphoto USG
1. N 47 ya tidak tidak ya invasif/ poordiff Nodul & efusi paru
2. HW 56 ya tidak tidak ya invasif/ undiff nodul pada paru
3. V 34 ya tidak tidak ya invasif/ poordiff osteoporosis
4. R 57 ya tidak ya tidak invasif/ welldiff Nodul-efusi duplex
5. A 47 ya tidak tidak ya invasif/ poordiff nodul hepar
6. I 54 tidak ya tidak ya invasif/ undiff
7. Id 55 tidak ya tidak ya invasif/ poordiff
8. I G 43 tidak ya tidak ya invasif duktal
9. A 52 tidak ya tidak ya invasif duktal
10. A 51 tidak ya tidak ya invasif /poordiff
11. Idh 50 tidak ya tidak ya invasif/welldiff
12. S S 69 tidak ya tidak ya invasif/moderate
13. L C 67 tidak ya tidak ya invasif duktal
14. Ym 54 tidak ya tidak ya invasif duktal
15. Y 57 tidak ya tidak ya invasif/welldiff
16. J 44 tidak ya tidak ya invasif /poordiff
17. Rm 49 tidak ya tidak ya invasif/ poordiff
18. L 42 tidak ya tidak ya invasif duktal
19. KH 40 tidak ya tidak ya invasif/moderatel
20. C S 44 tidak ya tidak ya invasif duktal
21. Ch 41 ya tidak tidak ya invasif/ undiff nodul hepar
22. P 40 ya tidak tidak ya invasif/ undiff nodulhepar
23. Ls 47 ya tidak ya tidak invasif/ moderat nodul paru+effusi
24. Pus 40 ya tidak tidak ya invasif/ poordiff nodul ke2 paru
25. D 38 ya tidak ya tidak invasif/ welldiff Osteoporosis vertebra
26. Ag 56 ya tidak ya tidak invasif/ welldiff Effusi & nodul paru nodul hepar
27. M 39 ya tidak tidak ya invasif/ undiff nodul hepar
28. Af 51 ya tidak ya tidak invasif/ moderat nodul paru
29. L F 52 tidak ya tidak ya lobular invasif
1000 BP
600 BP
H-mam 402 BP
X C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan
X : Ladder
C : kontrol negatif
1-5 ; Sampel metastase
6-14 ; Sampel non-metastase
Hasil Elektroforesis Mammaglobin (sampel 15-29)
1000 BP
600 BP
H-
mam
X 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3
X : Ladder
16-21 ; Sampel non-
metastase 22-28 ; Sampel
metastase
29 ; Sampel non-metastase
30 ; Sampel Actin
Dari table 4.1, terlihat usia populasi penelitian rata-rata berusia 51,5 Tahun
dengan usia termuda 34 Tahun dan tertua 69 Tahun. Kasus kanker payudara yang
Dari tabel 4.2, sampel no 1-5 dan 21-28 adalah subjek dengan metastase. Dari
sampel yang metastase ini, sampel no 4, 23, 25, 26 dan 28 menunjukkan gambaran
metastase.
Dari tabel 4.2 terlihat juga bahwa sampel dengan Mammaglobin positif
dengan gambaran nodul paru dan effusi pleura, 1 sampel dengan gambaran tulang
vertebra osteoporosis. Sampel no 26 mengalami metastase pada paru dan hati, ini
terlihat dari adanya gambaran nodul pada USG abdomen selain foto rontgen paru.
Dari gambar 4.1 hasil pada gel elektroforosis menunjukkan ekspresi H-mam
(402 bp) tampak pada sampel no 4, 23, 25, 26 dan 28. Ke 5 sampel yang
dari 16 penderita kanker yang non metastase telah menjalani terapi pembedahan dan
terapi sistemik
Dari tabel 4.3 didapatkan dari 13 kasus yang mengalami metastase, ada 7 kasus
dengan gambaran multiple nodul pada kedua lapangan paru. Diantara kasus dengan
Hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan diuji secara statistik
Metastase
tidak ya Total
ya Count 0 5 5
Total Count 16 13 29
Karena pada tabel 4.4 didapatkan nilai ekspetasi < 5 yakni pada kolom c (2,8) dan
d(2,2) maka tidak memenuhi kriteria untuk diuji dengan Chi Square, karenanya uji
Chi-Square Tests
Dari hasil output dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.5 dihasilkan angka
signifikansi sebesar 0,011. Karena nilai 0,011< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H-
Ada hal yang menarik dijumpai pada hasil penelitian ini , yaitu adanya band-band
1000bp 4 sampel
PEMBAHASAN
pada populasi dengan metastase, sementara tidak ada satupun penderita tanpa
tahun 1996, gen ini hanya terekspresi pada kelenjar air susu dan kadar mRNA yang
tinggi hanya muncul pada sel tumor payudara (Watson et al., 1996 dan Raynor et al.,
2002)
Dari penelitian El-Sharkawy 2007; Bernstein 2005 dan Silva 2002, didapatkan
Ekspresi mammaglobin dapat merupakan penanda sensitif dan spesifik untuk sel
Sementara itu penelitian oleh Nunez-Villar 2003 dan Span 2004 menggambarkan
independen yang kuat atas kekambuhan maupun bebasnya pasien dari kanker
payudara primer.
Transkripsi H-mammaglobin tidak terdeteksi pada sampel wanita sehat, hal ini
dikemukakan oleh Grunwald 2000; Silva 2002; Cerveira 2004 dan Zehentner 2004.
Zach 1999 mendeteksi transkripsi h-mammaglobin pada sampel darah tepi pasien
kanker payudara. Lanjutan penelitian dengan sampel darah tepi dilakukan oleh
kelenjar getah bening, sumsum tulang bahkan di paru-paru (Koga et al., 2004).
terekspresi juga pada kanker lainnya. Seperti ekspresi HER2 ternyata juga ditemukan
dengan tehnik pemeriksaan lain seperti pewarnaan IHC. Karena itu, pemeriksaan
pada 5 dari 13 sampel penderita dengan metastase, yang setelah diuji secara statistik,
diperoleh nilai p= 0,01 hal mana memberikan arti adanya signifikansi karena p<0,05.
metastase. Namun bila dilihat dari persentasenya yang 5/13(38%), hasil penelitian ini
yang tidak positif adalah sampel yang secara histopatologi memberikan gambaran
bagaimana hal ini dapat terjadi. Penelitian oleh Grunewald tahun 2000 yang menjadi
367bp untuk mendapatkan hasil band yang lebih tegas dan jelas.
6.1 Kesimpulan
p=0,011< 0,05
serta 6 kasus dengan laporan duktal invasif saja. Sementara hanya 1 kasus
2. Diadakan penelitian lanjutan pada band-band lain yang muncul pada hasil
mammaglobin.
American Cancer Society (2010): Breast Cancer Facts and Figures 2009-2010.
http://www.cancer.org/acs/groups/content/@nho/documents/document
/f861009final90809pdf.pdf
Antoine, C., Leibens, F., Carly, B., Pastijn, A. and Rozenberg, S. (2004):
Influence of HRT on prognostic factors for breast cancer: a systematic review after
the women's health initiative trial. Hum. Reprod., 19: 741-56.
Armstrong, K., Eisen, A., and Weber, B. (2000): Assessing the risk of breast
cancer. New Engl. J. Med., 342: 564-71.
Backus, J., Laughlin, T., Wang, Y., Belly, R., Robert, W., Baden, J., Min, C. J.,
Mannie, A., Tafra, L., Atkins, D. and Verbanac, K.M. (2005): Identification and
characterization of optimal gene expression markers for detection of breast cancer
metastasis. Journal of Molecular Diagnostics, 7:327–336.
Bae J.W., Choi K.H., Kim H.G., Park S.H. (2000): The detection of circulating
breast cancer cells in peripheral blood by Reverse Transcriptase-Polymerase Chain
Reaction. J. Korean Med Sci, 15: 194-8.
Bernstein J.L., Godbold J.H., Raptis G., Watson M.A., Levinson B., Aaronson
S.A., Fleming T.P.(2005): Identification of Mammaglobin as a Novel Serum Marker
for Breast Cancer. Clin Cancer Res, 11:6528-6535
Bitisik, O., Saip, P., Saglam, S., Derin, D. And Dalay, N. (2009): Mammaglobin
and maspin transcripts in blood may reflect disease progression and the effect of
therapy in breast cancer. Genetics and Molecular Research 9(1): 97-106
Brekelmans, C.T., Seynaeve C., Bartels, C.C., Verhoog, L.C., Van Den, O.A.,
Obdeijn, I.M. and Klijin, J.G. (2001): Effectiveness of breast cancer surveillance in
Canda, M.S., Gury, M., Erbayraktar, R.S., Acar, F. and Canda, T. (2004):
Association of invasive breast Carcinoma and Glioblastoma multiforme: a case
report with histological and immunohistochemical features. Turk. J. Med. Sci., 34:
131-135.
Carter, D., Dillon, D.C., Reynolds, L.D., Retter, M.W., Fanger , G., Molesh,
D.A., Sleath, P.R., McNeill, P.D., Vedvick, T.S., Reed, S.G., Persing, D.H. and
Houghton, R.L.( 2003): Serum antibodies to lipophilin-B detected in late stage breast
cancer patients. Clin. Cancer Res., 9:749-754.
Cerveira, N., Torres, L., Rocha, P., Bizarro, S., Pereira, D., Abreu, J., Teixeira,
M.R. and Castedo, S. (2004): Highly sensitive detection of the MGB1 transcript
(mammaglobin) in the peripheral blood of breast cancer patients. Int. J. Cancer, 108:
592–595.
Collado, M., Landt, O., Barragán, E., Lass, U., Cervera, J., Sanz, M. A. And
Bolufer, P. (2004): Locked nucleic acid-enhanced detection of 1100delC*CHEK2
germ-line mutation in Spanish patients with hematologic malignancies. Clin. Chem.,
50: 2201 - 2204.
Corradini, P., Voena, C., Astolfi, M., Dell´Oro, S., Pilotti, S., Arrigoni, G., Bregni,
M., Pileri, A. and Gianni, A.M. (2001): Maspin and mammaglobin genes are specific
markers for RT-PCR detection of minimal residual disease in patients with breast
cancer. Ann. Oncol., 12: 1693–1698.
Cristofanilli, M., Hayes, D.F., Budd, G. T., Ellis, M.J., Stopeck, A., Reuben, J.M.,
Doyle, G.V., Matera, J., Allard, W.J., Miller, M. C., Fritsche, H.A., Hortobagyi, G.N.
and Terstappen, L.W.M.M. (2005): Circulating Tumor Cells: A novel prognostic
factor for newly diagnosed metastatic breast cancer. Journal of Clinical Oncology,
23(7): 1420-1430.
De Jong, M.M., Nolte, I. M., te Meerman, G.J., Van Der Graaf, W.T.,
Oosterwikjk, J.C., Kleibeuker, J.H., Schaapveld M. and De Vries E. G. (2002): Genes
other than BRCA1 and BRCA2 involved in breast cancer susceptibility, J. Med.
Genet., 39: 225-42.
Duffy, M.J. (2005): Predictive markers in breast and other cancers. Clin. Chem.,
51: 494–503.
Duffy, M.J. (2006): Serum tumor markers in breast cancer: Are they of clinical
value? Clin. Chem., 52: 345-51.
Elahi, M., Norat, T., Goudable, J. and Riboli, E. (2004):Biomarkers of dietary fat
intake and the risk of breast cancer: A meta-analysis. Int. J. Cancer, 111: 584-91.
Elmore, J.G., Miglioretti, D.L. and Carney, P.A. (2005): Does practice make
perfect when interpreting mammography? part II. J. Natl. Cancer Inst., 95:250-2.
El-Sharkawy S.L., El-Aal W.S.A., El-Shaer M.A.M., Abbas N.F., Youssef, M.F.
(2007): Mammaglobin: A novel tumor marker for breast cancer,Turkish Journal of
Cancer 37 (3) : 89-97.
Ergul E. and Sazci A.(2001): Molecular Genetics of Breast Cancer. Turk J Med
Sci 31: 1-14
Frazier, A.L., Ryan, C.T., Rockett, H., Willett, W.C. and Colditz, G.A. (2003):
Adolescent diet and risk of breast cancer. Breast Cancer Res., 5: R59-R64.
Gasco, M., Shami, S. and Crook, T. (2002): The p53 pathway in breast cancer.
Breast Cancer Res., 4: 70-76.
Giard, R.W.M. and Hermans, J. (1992): The value of aspiration cytology of the
breast. Cancer, 69: 2104-2110.
Giordano, S.H. (2005): A review of the diagnosis and management of male breast
cancer. Oncologist, 10: 471-9.
Grebenchtchikov, N., Brinkman, A., van Broekhoven, S. P.J., de Jong, D., Geurts-
Moespot, A. , Span, P. N., Peters, H. A., Portengen, H. , Foekens, J.A., Sweep, C.G.J.
Grünewald, K., Haun, M., Urbanek ,M., Fliegl, M., Mueller-Holzner, E.,
Gunsilius, E., Dünser, M., Marth, C. and Gastl, G. (2000): Mammaglobin gene
expression: a superior marker of breast cancer cells in peripheral blood in
comparison to epidermal-growth-factor and cytokeratin-19. Lab. Invest., 80: 1071–
1077.
Guadagni, F., Ferroni, P., Carlini, S., Mariotti, S., Spila, A., Aloe, S., D
´Alessandro, R., Carone, M.D., Cicchetti, A., Riccoiotti, A., Venturo, I., Perri, P.,
Filippo, F. D., Cognetti, F., Botti, C. and Roselli, M. (2001): A reevaluation of
carcinoembryonic antigen (CEA) as a serum marker for breast cancer. Clin. Cancer
Res., 7: 1257- 2362.
Harbeck, N., Kates, R.E., Look, M.P., Gelder, M.M., Klijn, J.G.M. and Kruger, A.
(2002): Enhanced benefit from adjuvant chemotherapy in breast cancer patients
classified high-risk according to urokinase-type plasminogen activator (uPA) and
plasminogen activator inhibitor type 1 (N = 3424). Cancer Res., 62: 4617–4622.
Harris L., Fritsche H., Mennel R., Norton L., Ravdin P., Taube S., Somerfield
M.R., Hayes D.F.,and Bast Jr R.C.(2007): American Society of Clinical Oncology
2007 Update of Recommendations for the Use of Tumor Marker in Breast Cancer. J.
of Clin. Onc. 25(33): 5287-5312.
Hellström, L., Goodman, G., Pullman, J., Yang, Y. and Hellström, K. E. (2001):
Overepreesion oh HER-2 in ovarian carcinoma. Cancer Research, 61: 2420-2423
Henry, N.L. and Hayes, D.F. (2006): Uses and abuses of tumor markers in
the diagnosis monitoring and treatment of primary and metastatic breast cancer.
Oncologist, 11(6)541-52.
Jemal, A.; Siegel, R.; Ward, E.; Murray, T.; Xu, J. And Thun, M. J. (2007):
Cancer statistics, 2007. CA Cancer J. Clin., 57:43-66.
Koga, T., Horio, Y., Mitsudomi, T., Takahashi, T. and Yatabe, Y. (2004):
Identification of MGB1 as a marker in the differential diagnosis of lung tumors in
patients with a history of breast cancer by analysis of publicly available SAGE data.
J. Mol. Diagn, 6(2): 90-95.
Lee I.M., Cook N.R., Rexrode K.M. and Buring J.E. (2001): Lifetime physical
activity and risk of breast cancer. British Journal of Cancer., 85(7), 962–965
Margolese R.G., Fisher B., Hortobagyi G.N. and Bloomer W.D.(2003): Chapter
118 Neoplasms of the Breast: Cancer Medicine, 6th Edition"
McTieranan, A., Rajan, K.B., Tworoger, S.S., Irwin, M., Bernstein, L.,
Baumgartner, R., Gilliland, F., Stanczyk, F.Z., Yasui, Y. and Ballard-Barbash, R.
(2003): Adiposity and sex hormones in postmenopausal breast cancer survivors.
Journal of Clinical Oncology, 21: 1961-6.
Mikhitarian, K., Martin, R.H., Ruppel, M. B., W.E. Gillanders, W.E., Hoda, R.,
Schutte, D.H., Callahan, K., Mitas, M. and Cole, D.J. (2008): Detection of
mammaglobin mRNA in peripheral blood is associated with high grade breast
cancer: Interim results of a prospective cohort study. BMC. Cancer, 8:55.
Miksicek, R.J., Myal, Y., Watson, P.H., Walker, C., Murpohy,L.C. and Leygue, E.
(2002): Identification of a novel breast-and salivary gland-specific, Mucin-like gene
strongly expressed in normal and tumor human mammary epithelium. Cancer Res.,
62: 2736-2740.
Molina, R., Barak, V., van Dalen, A., Duffy, M.J., Einarsson, R. and Gion, M.
(2005): Tumor markers in breast cancer: European Group of Tumor Markers
(EGTM) recommendations. Tumor Biol., 26: 281–293.
Núñez-Villar, M.J., Martinez-Arribas, F., Pollan, M., Lucas, A.R., Sánchez, J.,
Tejerina, A. and Schneider, J. (2003): Elevated mammaglobin (h-MAM) expression in
breast cancer is associated with clinical and biological features defining a less
aggressive tumor phenotype. Breast Cancer Res.,5(3): R65-70.
O'Brien, N., Maguire, T.M., O'Donovan, N., Lynch, N., Hill, A. D.K., McDermott,
E., O’Higgins, N. and Duffy, M.J.(2002): Mammaglobin A: a promising marker for
breast cancer. Clin. Chem., 48(8): 1362-1364.
Passebosc-Faure, K., Li, G., Lambert, C., Cottier, M., Gentil-Perret, A.,
Fournel, P.; Pérol, M. and Genin, C. (2005): Evaluation of a panel of molecular
markers for the diagnosis of malignant serous effusions. Clin. Cancer Res.,11(19).
Perkins G.L., Slater E.D., Sanders G.K., Prichard J.G.(2007): Serum Tumor
Markers. American Family Physician, 68 (6): 1075-82.
Poschl, G. and Seitz, H.K. (2004): Alcohol and cancer. Alcohol, 39: 155-65.
Raina, V., Bhutani, M., Bedi, R., Sharma, A., Deo, S.V., Shukla, N.K., Mohanti,
B.K. and Rat, G.K. (2005): Clinical features and prognostic factors of early breast
cancer at a major cancer center in North India. Indian J. Cancer, 42: 40-5.
Raynor, M., Stephenson, S.A., Walsh, D.C.A., Pittman, K.B. and Dobrovic, A.
(2002): Optimization of the RTPCR detection of immunomagnetically enriched
carcinoma cells. Cancer, 2:14-21.
Roncella, S., Ferro, P., Bacigalupo, B., Pronzato, P., Tognoni, A., Falco, E., et al
(2005): Human mammoglobin m-RNA is a reliable molecular marker for detecting
occult breast cancer cells in peripheral blood. J. Exp. Clin. Cancer Res., 24.2
Roncella, S., Ferro, P., Bacigalupo,B., Dessanti, P., Giannico A., Gorji, N., et al
(2006): Relationship between Human Mammaglobin mRNA Expression in Breast
Cancer Tissue and Clinico-Pathology features of the Tumor. J. Exp. Clin. Cancer
Res., 25.1
Ross, J.S., Fletcher, J.A., Linette, G.P., Clark, E., Ayers, M. And Symmans, W.F.
(2003): The HER-2/neu and protein in breast cancer 2003: biomarker and target of
therapy. Oncologist, 8: 307–325.
Singletary, S. E. and Connolly, J.L. (2006): Breast Cancer Staging: Working with
the sixth edition of the AJCC Cancer Staging Manual. CA Cancer J. Clin., 56:37-47.
Slamon, D.J., Leyland-Jones, B., Shak, S., Fuchs, H., Paton, V. and Bajamonde,
A. (2001): Use of chemotherapy plus a monoclonal antibody against HER- 2 for
metastatic breast cancer that overexpress HER-2. N. Engl. J. Med., 344:783–92.
Smigal, C., Jemal, A., Ward, E., Cokkinides, V., Smith, R., Howe, H. L. And
Thun, M. (2006): Trends in breast cancer by race and ethnicity: Update 2006. CA
Cancer J.Clin., 56:168-183.
Span, P.N., Waanders, E., Manders, P., Heuvel, J., Foekens, J.A., Waston, M.A.
and Sweep, F. (2004): Mammaglobin is associated with low-grade, steroid receptor-
positive breast tumors from postmenopausal patients, and has independent
prognostic value for relapse free survival time. J. Clin. Oncol., 22(4): 691-698.
Stewart, S.L., King, J.B., Thompson, T.D., Friedman, C and Wingo, P.A. (2004) :
Cancer mortality surveillance United States, 1990-2000. Morbidity and mortality
WeeklyReport, 53: 1-108.
Terry, P.D. and Rohan, T.E. (2002): Cigarette smoking and the risk of breast
cancer in women. Cancer Epidem., 11: 953-971.
Watson, M.A., Darrow, C., Zimonjic, D.B., Popescu, N.C. and Fleming, T.P.
(1998): Structure and transcriptional regulation of the human mammaglobin gene, a
breast cancer associated member of the uteroglobin gene family localized to
chromosome 11q13. Oncogene, 16(6): 817-824.
Watson, M.A., Dintzis, S., Darrow, C.M., Voss, L.E., Pipersio, J., Jensen, R. and
Fleming, T.P. (1999): Mammaglobin expression in primary, metastatic, and occult
breast cancer. Cancer Res., 59(13): 3028-3031.
Wood, W.C., Muss, H.B., Solin, L.J., Olopade, O.I. (2005): Malignant Tumors of
the breast Cancer. In: Principles and Practice of Oncology.7th Ed, V.T. DeVita, S.
Hellman, S.A. Rosenberg(Eds). Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, pp:
1415-77
Woodward, W.A., Strom, E.A., Tucker, S.L., McNeese, M.D., Perkins, G.H.,
Schechter, N.R., Singletary, S.E., Theriault, R.L., Hortobagyi, G.N., Hunt, K.K. and
Thomas A. Buchholz (2003): Changes in the 2003 American Joint Committee on
Cancer Staging for Breast Cancer Dramatically Affect Stage-Specific Survival.
Journal of Clinical Oncology, 21 (17): 3244-3248
Wrensch, M.,Chew, T., Farren, G., Barlow, J., Belli, F., Clarke, C., Erdmann,
C.A., Lee, M., Moghadassi, M., Peskin-Mentzer, R., Quesenberry Jr, C.P., Souders-
Mason, V., Spence, L., Suzuki, M. and Gould, M. (2003): Risk factors for breast
cancer in a population with high incidence rates. Breast Cancer Research, 5 (4)
Zach, O., Kasparu, H., Krieger, O., Hehenwarter, W., Girschikofsky, M. and Lutz,
D. (1999): Detection of circulating mammary carcinoma cells in the peripheral blood
of breast cancer patients via a nested reverse transcriptase polymerase chain
reaction assay for mammaglobin mRNA. J. Clin. Oncol., 17: 2015–2019.
Zhang, S.M., Manson, J.E., Rexrode, K.M., Cook, N.R., Buring, J.E. and Lee, I.M.
(2007): Use of oral conjugated estrogen alone and risk of breast cancer. Am. J.
Epidemiol.,165(5):524-529.
( ) ( )
Peneliti
3. Jika TIDAK, apakah Ibu/saudari sudah selesai menjalani terapi lebih dari
5 tahun?
□ YA TIDAK
4. Jika TIDAK, apakah ini kanker yang kambuh kembali menurut dokter
yang merawat Ibu/ saudari?
□ YA TIDAK
8. Apakah juga Ibu/ saudari tahu tentang stadium penyakit kanker payudara
yang sedang/ pernah diderita?
□ YA TIDAK
1. Diagnosa klinis :
……………………………………………………......
2. Hasil Histopatologi
:………………………………………………………….
4. Hasil USG
:………………………………………………………….
5. Hasil CT-Scan
:…………………………………………………………..
6. Hasil MRI/PET CT
:…………………………………………………………..