Anda di halaman 1dari 9

ASPEK PEMBELAJARAN YANG DIUKUR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Disusun Oleh :
Mutiara Syahrusi (1800031063)
Feliana Safira (1800031076)
Muhammad Wildanul H (1800031087)
Risma Ardianti R (1800031158)
Sukma Dewi Hapsari (1800031220)
Rio Saputra (1800031247)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
a. Aspek Kognitif .................................................................................................... 3
b. Aspek Afektik ..................................................................................................... 3
c. Aspek Psikomotorik ............................................................................................ 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
A. Aspek Kognitif ........................................................................................................ 4
B. Aspek Afektif .......................................................................................................... 5
C. Aspek Psikomotorik ................................................................................................ 6
BAB III ............................................................................................................................... 8
PENUTUP .......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 8
B. Saran .......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pembelajaran pasti memiliki suatu target yang harus dicapai atau
sering disebut dengan istilah “tujuan pembelajaran”, hal ini dicipatakan dalam
rangka untuk mensiasati efisiensi transfer knowlagde yang tentunya pasti
menjadikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang disusun secara
sistematis sebagai perangkat pendukungnya. Untuk mengetahui sejauh mana
tujuan pembelajaran telah dicapai, maka guru harus melaksanakan evaluasi,
yaitu “a systematic process of determining the extent to which instructional
objectives are achieved by pupils” (suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Norman E. Gronlund.1976).
Evaluasi akan sangat mudah dilaksanakan apabila tolok ukurnya sudah
diketahui dan difahami yaitu aspek-aspek hasil belajar yang perlu di ukur.
Sehubungan dengan hal tersebut kami mencoba menggali lebih dalam makna-
makna dan segala sesuatunya dalam tolok ukur tersebut dengan memilih
“aspek-aspek hasil belajar yang perlu diukur dalam evaluasi pembelajaran”
sebagai judul dalam penyusunan makalah ini. Dengan harapan bisa lebih
memahami dan mengerti seluk beluknya, sehingga langkah awal sebelum
melaksanakan evaluasi yang sesungguhnya telah kami capai.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan menjadikan
pendidikan kedepan lebih baik dan lebih maju dalam menyongsong zaman
globalisasai.
B. Rumusan Masalah
a. Aspek Kognitif
b. Aspek Afektik
c. Aspek Psikomotorik
C. Tujuan
a. Memahami Aspek Kognitif
b. Memahami Aspek Afektif
c. Memahami Aspek Psikomotorik

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Aspek Kognitif
Afektif memiliki cakupan yang berbeda dengan kognitif, karena lebih
berhubungan dengan psikis, jiwa, dan rasa. Secara lebih detail, kecerdasan ini
meliputi sikap (menikmati, menghormati), penghargaan (reward, hukuman),
nilai (moral, sosial), dan emosi (sedih, senang). Pembentukan karakter diri dan
sikap cocok diajarkan sejak masa anak‐anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang
tua di rumah maupun guru di sekolah. Diiringi dengan berkembangnya
kecerdasan kognitif, anak juga perlu dilatih mengembangkan afektif. Anak
tidak hanya didorong untuk pintar, tetapi juga aktif, bertingkah laku baik,
berakhlak mulia, dan sebagainya. Kenyataan yang ada, kecenderungan Sekolah
Dasar di Indonesia belum mengeksplorasi kecerdasan afektif secara maksimal,
yakni hanya 10% di dalam kurikulum pendidikan. Kecilnya angka tersebut
memberikan paradigma bahwa afektif kurang mendukung sistem pembelajaran.
Meskipun Pemerintah telah melakukan revisi kurikulum mulai tahun 1947
hingga 2013 dengan berbagai penambahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan IPTEK, penambahan aspek afektif ke dalam evaluasi hasil
belajar baru dipraktikkan tahun 2004 yang terkenal dengan istilah “Kurikulum
Berbasis Kompetensi” atau KBK.
Ditinjau dari perubahannya, KBK tidak lagi berorientasi pada proses
belajar, tetapi lebih ke arah kompetensi yang mencakup perpaduan
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai. Perpaduan tersebut direfleksikan
dalam proses kognitif (berpikir) dan psikomotorik (bertindak). Kompetensi
tidak hanya mengembangkan knowledge, tetapi juga understanding, skill,
value, attitude, dan interest (Anonim, 2011:102). Selain aspek Toto Haryadi,
Aripin, Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak... 39‐50
43 knowledge dan skill di atas, semuanya termasuk dalam wilayah afektif.
Afektif terdiri dari 5 tingkatan;
a. Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
b. Meresepon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai)
d. Pengorganisasian (menghubung-hungkan nilai-nilai yang dipercayai)
e. Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
Ranah afektif atau sikap/normatif
Hasil belajar proses ini berkaitan dengan sikap dan nilai yang berorientasi keapda
penguasaan dan kepemilikikan dan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil
belajar ini tanpak pada peserta didik dalam berbegai tingkah laku seperti perhatian
terhadap pelajaran, kedisipl,inan, motivasi belajar, rasa hormat dll.

4
Ranah afektif ini dapat dirinci menjadi lima jenjang yang disusun
mulai dari yang paling sederhana sampai tahap yang paling kompleks.
a. Penerimaan atau (receiving) kesediaan seseorang untuk mengikuti suatu
peristiwa tertentu
b. Tanggapan (responding) menunjuk pada keikutsertaan secara aktif dari
peserta didik agar dapat memberikan reaksi kesiapan dalam
memberikan respon atau minat.
c. Penghargaan (Valuing) yaitu berhubungan dengan nilai yang melekat
pada peserta didik terhadap suatu peristiwa atau tingkah laku.
d. Pengorganisasian (organization) yaitu menggabungkan beberapa nilai
yang berbeda-beda serta membangun sistem yang konsisten secara
internal.
e. Karakterisasi terhadap nilai (characterzation by a value) yaitu menjuk
proses afeksi dimana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang
mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama dan pada giliran
menyaakan membentuk gaya hidupnya.
B. Aspek Afektif
Afektif memiliki cakupan yang berbeda dengan kognitif, karena lebih
berhubungan dengan psikis, jiwa, dan rasa. Secara lebih detail, kecerdasan ini
meliputi sikap (menikmati, menghormati), penghargaan (reward, hukuman),
nilai (moral, sosial), dan emosi (sedih, senang). Pembentukan karakter diri dan
sikap cocok diajarkan sejak masa anak‐anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang
tua di rumah maupun guru di sekolah. Diiringi dengan berkembangnya
kecerdasan kognitif, anak juga perlu dilatih mengembangkan afektif. Anak
tidak hanya didorong untuk pintar, tetapi juga aktif, bertingkah laku baik,
berakhlak mulia, dan sebagainya. Kenyataan yang ada, kecenderungan Sekolah
Dasar di Indonesia belum mengeksplorasi kecerdasan afektif secara maksimal,
yakni hanya 10% di dalam kurikulum pendidikan. Kecilnya angka tersebut
memberikan paradigma bahwa afektif kurang mendukung sistem pembelajaran.
Meskipun Pemerintah telah melakukan revisi kurikulum mulai tahun 1947
hingga 2013 dengan berbagai penambahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan IPTEK, penambahan aspek afektif ke dalam evaluasi hasil
belajar baru dipraktikkan tahun 2004 yang terkenal dengan istilah “Kurikulum
Berbasis Kompetensi” atau KBK. Ditinjau dari perubahannya, KBK tidak lagi
berorientasi pada proses belajar, tetapi lebih ke arah kompetensi yang mencakup
perpaduan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai. Perpaduan tersebut
direfleksikan dalam proses kognitif (berpikir) dan psikomotorik (bertindak).
Kompetensi tidak hanya mengembangkan knowledge, tetapi juga
understanding, skill, value, attitude, dan interest (Anonim, 2011:102).
Selain aspek Toto Haryadi, Aripin, Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik Anak... 39‐50 43 knowledge dan skill di atas, semuanya termasuk
dalam wilayah afektif.
Afektif terdiri dari 5 tingkatan;

5
a. Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
b. Meresepon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai)
d. Pengorganisasian (menghubung-hungkan nilai-nilai yang dipercayai)
e. Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
Ranah afektif atau sikap/normative
Hasil belajar proses ini berkaitan dengan sikap dan nilai yang
berorientasi keapda penguasaan dan kepemilikikan dan kecakapan proses
atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini tanpak pada peserta didik dalam
berbegai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, kedisipl,inan,
motivasi belajar, rasa hormat dll.
Ranah afektif ini dapat dirinci menjadi lima jenjang yang disusun mulai dari
yang paling sederhana sampai tahap yang paling kompleks.
a. Penerimaan atau (receiving) kesediaan seseorang untuk mengikuti suatu
peristiwa tertentu.
b. Tanggapan (responding) menunjuk pada keikutsertaan secara aktif dari
peserta didik agar dapat memberikan reaksi kesiapan dalam
memberikan respon atau minat.
c. Penghargaan (Valuing) yaitu berhubungan dengan nilai yang melekat
pada peserta didik terhadap suatu peristiwa atau tingkah laku.
d. Pengorganisasian (organization) yaitu menggabungkan beberapa nilai
yang berbeda-beda serta membangun sistem yang konsisten secara
internal.
e. Karakterisasi terhadap nilai (characterzation by a value) yaitu menjuk
proses afeksi dimana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang
mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama dan pada giliran
menyaakan membentuk gaya hidupnya.
C. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik merupakan aspek yang meliputi keterampilan
siswa, atau proses pengetahuan yang banyak didasarkan dari pengembangan
proses mental melalui aspek–aspek otot dan membentuk keterampilan. Menurut
Sudaryono, ranah motorik adalah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Menurut Winkel terdapat dua fase dalam belajar keterampilan motorik yaitu,
fase kognitif yakni selama prosedur diperoleh pengetahuan deklaratif (termasuk
pengetahuan prosedural seperti konsep dan kaidah dalam bentuk pengetahuan
deklaratif) mengenai urutan langkah-langkah opersional atau urutan yang harus
dibuat. Fase fiksasi yaitu keterampilan motorik, kemudian rangkaian gerak-
gerik mulai dilaksanakan secara pelan-pelan dahulu, dengan dituntun oleh
pengetahuan prosedural sampai semua gerakan berlangsung lebih lancar dan
akhirnya keseluruhan urutan gerak-gerik berjalan sangat lancar.

6
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Menurut Sudjana ada enam tingkatan
keterampilan yaitu:
a. Gerakan refleks atau gerakan yang tidak sadar,
b. Keterampilan gerakkan dasar,
c. Kemampuan perseptual untuk membedakan auditif dan motoris,
d. Kemampuan dibidang fisik (kekuatan, keharmonisan dan ketepatan),
e. Gerakkan skill mulai sederhana sampai kompleks dan
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi gerakan ekspresif dan
interprestatif.
Sementara Gronlund dan linn mengklasifikasi hasil belajar psikomotorik
menjadi enam yaitu: persepsi, kesiapan, gerakkan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan klomples dan kreativitas.
Penilaian psikomotorik sebaiknya mencakup:
a. Kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja.
b. Kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan, menyusun urut-urutan
pengerjaan.
c. Kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.
d. Kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau simbol.
Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah
ditentukan.
Penilaian kemampuan psikomotor mencakup persiapan, proses, dan produk.
Penilaian dapat dilakukan melalui 3 alternatif yaitu:
a. Pada saat proses berlangsung.
b. Sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes siswa.
c. Dapat juga dilakukan sesudah siswa bekerja.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian itu berarti
memberikan keputusan baik atau buruk terhadap sesuatu. Penilaian meliputi
tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek
kognitif terdiri dari meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik terdiri
dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.
B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mampu menggunakan aspek aspek penilaian
dengan sebaik-baiknya. Dan kita sebagai calon guru harus mampu memahami
aspek-aspek tersebut sehingga sebagai ajang untuk melatih calon guru dalam
menilai siswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8757331/Pengertian_Aspek_Kognitif
(DOC) Pengertian Aspek Kognitif | iswadi saputra - Academia
Kelarutan, Praktikum, D. A. N. Hasil, K. S. P. Kelas, and X. I. Ipa. n.d.
“Deskripsi Kemampuan Psikomotorik Siswa Praktikum Kelarutan Dan Hasil
Kelarutan (Ksp) Kelas Xi Ipa.” 1–14.
Prasetya, Tri Indra. 2012. Keterampilan, Meningkatkan, Menyusun
Instrumen, Belajar Berbasis, Modul Interaktif, Bagi Guru-guru Ipa SMP N Kota
Magelang. Journal of Educational Research and Evaluation. 1 (2): 108.
Hamzah, Syeh Hawib. 2012. Aspek Pengembangan Peserta Didik: Kognitif,
Afektif, Psikomotorik. Journal Dinamika Ilmu. 12 (1)
Toto Haryadi, Aripin. 2015. Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Melalui Perancangan Game Simulasi. Jurnal
Desain Komunikasi Visual & Multimedia. 1 (2): 42

Anda mungkin juga menyukai