Anda di halaman 1dari 3

PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM KULITAS

PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh:
Sukma Dewi Hapsari (1800031220)
A. Pendahulan
Pendidikan dan kebudayaan diarahkan untuk mewujudkan cita-cita yaitu meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta melakukan
revolusi karakter bangsa. Arah pembangunan pendidikan dan kebudayaan adalah terbentuknya
insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter serta semangat gotong
royong. Yang di maksud dengan terbentuknya insan di sini adalah pendidikan akan membentuk
manusia yang sempurna atau dalam Islam di sebut dengan insan kamil. Insan kamil ini terbentuk
dengan melakukan ibadah hanya kepada Allah SWT, dengan itu manusia dapat mewujudkan
tujuan penciptaannya, yang berarti menyempurnakan sifat kemanusiannya. Dengan kata lain
untuk membentuk insan yang berkarakter maka mematuhi perintah atau kebijakan yang telah di
keluarkan dan menjauhi larangan.
Selama ini proses pembentukan delapan belas karakter yang terdapat di kurikulum 2013
masih mengambang karena belum terlihat perubahan ke arah yang lebih baik secara signifikan.
Misalnya contoh saja terdapat point jujur dan mandiri dalam pembentukan karakter, tetapi masih
banyak para siswa atau siswi yang mencontek pada saat ujian. Itulah salah satu bentuk contoh
yang menggambarkan kalau para peserta didik ini belum bisa jujur dan belum berani untuk tidak
mudah tergantung pada orang lain pada saat ujian ataupun saat menyelesaikan tugas-tugas.
Maka dari itu hal yang perlu diperhatikan secara mendasar adalah bagaimana membentuk
kualitas peserta didik menjadi pribadi yang jujur dan mandiri. Dengan kebijakan pendidikan
inilah yang akan mempelopori terlaksananya proses pendidikan secara sehat dalam kondisi
kompetisi atau dalam kondisi apapun. Terbentuknya kebijakan tidak boleh plagiat (mencontek)
saat ujian untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, dilalui dengan proses perumusan
kebijakan tidak boleh plagiat (mencontek) saat ujian yang akan dijelaskan secara mendetail di
bagian pembahasan.
B. Pembahasan
Melihat fenomena yang sering terjadi di kalangan masyarakat yaitu minimnya
menggunakan hal yang telah dipelajari saat melakukan kegiatan di kehidupan sehari-hari.
Sangat-sangat di sayangkan hanya segelintiran orang saja yang mampu melakukan hal-hal
perbaikan dalam membangun bangsa Indonesia. Di sinilah perlu di lakukan pembenahan
kebijakan dalam kualitas pendidikan nasional dalam menghasilkan output atau keluaran yang
mampu melakukan perubahan Indonesia kearah yang lebih baik.
Proses perumusan kebijakan kualitas pendidikan nasional yaitu pertama kali membuat
agenda kebijakan, dalam kebijakan ini termasuk agenda sistematik yang dipandang masyarakat
sebagai hal yang patut memperoleh perhatian publik yang bisa menggunakan penggabungan
pendekatan man power dan social demand. Di mana kebijakan ini pertama kali dilakukan oleh
perorang dengan mengumpulkan massa untuk mendukung terealisasikan kebijkan yang
dirumuskan. Serta teori yang digunakan dalam perumusan kebijakan ini yaitu teori sinoptik yang
menekankan agar perumusan kebijakan merujuk pada metode berpikir sistematik atau yang
sering disebut sebagai teori sistem rasional atau komprehensif.
Kualitas pendidikan juga mempengaruhi kualitas dari peserta didik, untuk membentuk
peserta didik yang seperti disebutkan dalam gagasan delapan belas karakter di kurikulum 2013,
maka perlunya pembenahan di segala bidang, tetapi yang akan saya sorot di sini yaitu perilaku
jujur dan mandiri di semua pihak sekolah baik itu pendidik, peserta didik dan semua warga
sekolah. Dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Setiap melakukan ujian baik itu UAS, UTS, dan Ulangan Harian setiap guru harus
membuat soal minimal 2 bentuk kode.
2. Setiap guru harus membuat peraturan dalam ujian yang akan dilaksanakan untuk
mengurangi tindakan mencontek dan semua murid wajib mematuhi (kalau dalam
pelaksanaan ketahuan berbuat curang maka guru tanpa memberi peringatan langsung
menarik soal dan jawabannya, serta nilai tidak akan di proses)
3. Dalam tata letak duduk ujian UAS dan UTS dalam satu kelas diisi oleh 30 orang
dengan ketentuan 15 orang dari kelas tingkat atas dan 15 orang lainnya dari tingkat
bawah, serta dalam satu meja diisi oleh murid yang berbeda tingkatan.
Kebijakan ini dibuat setidaknya untuk membantu para peserta didik melakukan kebiasaan
jujur dalam kehidupan sehari-hari dan lebih percaya diri dan mandiri dalam mecurahkan gagasan
yang ada di dalam pikiran mereka.

C. Penutup
Dalam perumusan kebijakan kualitas pendidikan nasional dalam point kejujuran dan
mandiri ini dilakukan dengan agenda sistematik dengan dipelopori oleh perorangan dengan
mengumpulkan massa untuk memperoleh dukungan atau menggabungkan pendekatan man
power dan social demand, serta menggunakan teori sinoptik.
Perumusan kebijakan ini diharapkan bisa mengubah kualitas pendidikan nasional
mengarah yang lebih baik dan mewujudkan cita-cita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia, meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta melakukan revolusi karakter
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai