Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

PERPAJAKAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Ekonomi dan Bisnis Manajemen F041700007 Dian Primanita Oktasari, SE,MM

Materi Kompetensi
Mampu memahami, menjelaskan dan Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan
menghitung faktur pajak, pajak masukan dan menghitung faktur pajak, pajak
dan pajak keluaran masukan dan pajak keluaran
Pengertian Faktur Pajak
Salah satu kewajiban perpajakan yakni pajak pertambahan nilai atau PPN. PPN
dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai
PKP. Untuk membayar PPN ini dibutuhkan sebuah bukti yang bernama faktur pajak. Jadi
faktur pajak adalah bukti pungutan pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Sebagai contoh
misalnya perusahaan Anda sudah PKP maka pada saat menjual barang atau jasa, perusahaan
Anda harus menerbitkan ‘faktur pajak’ sebagai tanda bukti bahwa perusahaan Anda sudah
memungut pajak dari orang yang telah membeli produk atau jasa kena pajak.
PKP merupakan bisnis/perusahaan/pengusaha yang melakukan penyerahan barang
kena pajak BKP dan atau JKP yang dikenai pajak pertambahan nilai. Untuk menjadi PKP,
Anda juga harus dikukuhkan oleh DJP dengan beberapa persyaratan tertentu yang harus
dipenuhi. Perlu diketahui juga untuk barang atau jasa kena pajak yang diperjualbelikan
harganya sudah ditambah dengan pajak jadi harga akhirnya adalah harga pokok ditambah
pajak. Selain itu, tidak semua barang/jasa merupakan barang/jasa kena pajak karena BKP dan
JKP sudah ditentukan oleh pemerintah. Untuk melihat secara detail tentang apa yang masuk
dan tidak termasuk BKP dan JKP Anda dapat melihat Pasal 4 UU PPN.

Jenis-Jenis Faktur Pajak


Setelah mengetahui tentang faktur pajak, kini Anda juga perlu mengerti tentang jenis-
jenis faktur pajak. Ada 7 jenis faktur pajak, yaitu sebagai berikut:
1. Faktur pajak keluaran
Faktur pajak keluaran adalah faktur pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak
(PKP) pada saat melakukan penjualan barang atau jasa kena pajak yang tergolong
dalam barang mewah.
2. Faktur pajak masukan
Merupakan faktur pajak yang didapatkan oleh PKP ketika dia melakukan
pembelian barang kena pajak atau jasa kena pajak dari PKP lain.
3. Faktur pajak pengganti

2020 Perpajakan
2 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Faktur pajak ini merupakan faktur pajak pengganti dari faktur pajak yang telah
terbit sebelumnya karena terdapat kesalahan pengisian, kecuali pengisian NPWP.
Sehingga harus dilakukan pembetulan agar sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
4. Faktur pajak gabungan
Faktur pajak gabungan adalah faktur pajak yang dibuat oleh PKP meliputi seluruh
penyerahan yang dilakukan kepada pembeli barang kena pajak atau jasa kena
pajak yang sama selama satu bulan kalender. Jadi faktur pajak ini dikumpulkan
dahulu selama satu bulan tetapi hanya untuk yang sama.
5. Faktur pajak digunggung
Adalah faktur pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli, nama dan tanda
tangan penjual. Faktur pajak digunggung hanya boleh dibuat oleh PKP pedagang
eceran.
6. Faktur pajak cacat
Faktur pajak cacat adalah faktur pajak yang tidak diisi secara benar, lengkap,
jelas dan atau tidak diberikan tanda tangan. Selain itu juga jika ada kesalahan
pengisian kode dan nomor seri maka faktur dianggap cacat. Faktur pajak cacat ini
dapat dibetulkan dengan membuat faktur pajak pengganti.
7. Faktur pajak batal
Faktur pajak ini ialah faktur pajak yang dibatalkan karena adanya pembatalan
transaksi. Pembatalan faktur pajak juga harus dilakukan ketika ada kesalahan
pengisian NPWP dalam faktur pajak.

Pengertian Faktur Pajak Masukan


Faktur pajak masukan adalah faktur pajak yang diterima PKP pembeli dari PKP
penjual yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Faktur
pajak jenis ini merupakan bukti pungutan pajak dan dapat digunakan sebagai sarana
mengkreditkan pajak. Meskipun dalam hal tertentu, pajak masukan tidak dapat dikreditkan.
Lalu, apa hubungan faktur pajak masukan dan pajak masukan?
Pajak masukan adalah istilah dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang artinya
pajak harus dibayar oleh PKP karena membeli BKP/JKP. Secara sederhana, rumus tata cara

2020 Perpajakan
3 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
umum PPN yang berlaku adalah PKP mengkreditkan pajak masukan dengan pajak keluaran
dalam masa pajak yang sama.

Jika nominal pajak keluaran lebih besar dalam masa pajak itu, kelebihan pajak
keluaran harus disetorkan ke kas negara. Sebaliknya jika nominal pajak masukan lebih besar
daripada pajak keluaran dalam masa itu, kelebihan pajak masukan dapat dikompensasikan ke
masa pajak berikutnya atau dimintakan restitusi.

Mengacu pada tata cara tersebut, maka jumlah PPN yang harus dibayarkan PKP
berubah-ubah, menyesuaikan selisih antara pajak masukan yang dibayar dan pajak keluaran
yang dipungut dalam suatu masa pajak. Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan
faktur pajak yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 dan
ayat 9 UU no. 42 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Faktur pajak yang memenuhi persyaratan adalah yang mencantumkan keterangan tentang
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, daftar informasinya
adalah:

 nama, alamat, dan NPWP Wajib Pajak yang menyerahkan BKP/JKP;


 nama, alamat, dan NPWP Wajib Pajak pembeli BKP atau penerima JKP;
 jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
 Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
 Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
 kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
 nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melaporkan Faktur Pajak Masukan

 PKP dapat langsung memasukkan data atas faktur yang diterima.


 Pastikan identitas yang tertera di faktur, khususnya pada isian NPWP pembeli, telah
diisi dengan benar.
 Ketidaksesuaian pada NPWP pembeli akan mengakibatkan kegagalan pada saat data
faktur tersebut diundu dan diajukan ke DJP. Sebab sistem e-Faktur telah mengenali
NPWP pembeli sehingga hanya PKP dengan NPWP tersebut yang berhak mengunduh
pajak masukan terkait

2020 Perpajakan
4 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Faktur Pajak Masukan

Pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak, pengimpor Barang Kena
Pajak, pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak berwujud dari luar daerah
pabean, atau pihak yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean wajib
membayar Pajak Pertambahan Nilai dan berhak menerima bukti pungutan pajak.

Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar tersebut merupakan pajak
masukan bagi pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak, pengimpor Barang
Kena Pajak, pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak berwujud dari luar daerah
pabean, atau pihak yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean yang
berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Menurut Pasal 9 Ayat (2) UU Tahun 1984 tentang PPN, pengkreditan faktur pajak
masukan dilakukan dalam masa pajak yang sama, tetapi dalam Pasal 9 ayat (9) UU tersebut
disebutkan: “Ketentuan ini memungkinkan Pengusaha Kena Pajak untuk mengkreditkan
pajak masukan dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang tidak sama, yang disebabkan
antara lain karena faktur pajak terlambat diterima. Pengkreditan pajak masukan dalam masa
pajak yang tidak sama tersebut hanya diperkenankan dilakukan pada masa pajak berikutnya
paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan”.

Pengkreditan Pajak Masukan Melalui Pembetulan SPT


Dalam hal jangka waktu telah dilampaui, pengkreditan pajak masukan dapat
dilakukan melalui pembetulan SPT Masa PPN yang bersangkutan. Kedua cara pengkreditan
tersebut hanya dapat dilakukan apabila pajak masukan yang bersangkutan belum dibebankan
sebagai biaya atau tidak ditambahkan (dikapitalisasikan) kepada harga perolehan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang bersangkutan, dan terhadap Pengusaha Kena Pajak
belum dilakukan pemeriksaaan.
Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan
yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian
penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, jumlah

2020 Perpajakan
5 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang berkenaan dengan
penyerahan terutang pajak.
Yang dimaksud dengan “penyerahan yang terutang pajak” adalah penyerahan barang
atau jasa yang sesuai dengan ketentuan undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Yang
dimaksud dengan “penyerahan yang tidak terutang pajak” adalah penyerahan barang dan jasa
yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

Pengusaha Kena Pajak dalam suatu masa pajak melakukan penyerahan yang terutang
pajak dan penyerahan yang tidak terutang pajak dapat mengkreditkan pajak masukan yang
berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak. Bagian penyerahan yang terutang pajak
tersebut harus dapat diketahui dengan pasti dari pembukuan Pengusaha Kena Pajak. Dapat
dipahami bahwa pajak masukan dapat dikreditkan adalah pajak masukan untuk perolehan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Syarat Material Barang Kena Pajak


Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha mengandung pengertian bahwa Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak dimaksudkan untuk tujuan yang bersifat produktif, sebaliknya
dalam hal tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yaitu untuk tujuan yang
bersifat konsumtif. Keduanya memiliki makna syarat materiil.

Syarat Materiil mencakup:


 Faktur Pajak belum dibebankan sebagai Biaya. Ketentuan ini memungkinkan
Pengusaha Kena Pajak untuk mengkreditkan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran
dalam Masa Pajak yang tidak sama yang disebabkan oleh Faktur Pajak terlambat
diterima.
 Berhubungan langsung dengan Kegiatan Usaha yang meliputi, Kegiatan Produksi,
Kegiatan Manajemen, Kegiatan Distribusi, dan Kegiatan Pemasaran. Namun
demikian, meskipun suatu pengeluaran telah memenuhi syarat adanya hubungan
langsung dengan kegiatan usaha, masih membuka kemungkinan Pajak Masukan tidak
dapat dikreditkan, yaitu apabila pengeluaran tersebut tidak ada kaitannya dengan
penyerahan yang terutang PPN.

Syarat Lain Pengkreditan Faktur Pajak Masukan

2020 Perpajakan
6 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Syarat lain agar Faktur Pajak Masukan dapat dikreditkan adalah syarat formal, yakni
seluruh informasi tercantum dalam Faktur Pajak yang tidak cacat. Faktur Pajak dikatakan
cacat apabila:

 Diisi dengan tidak lengkap.


 Nama dan/atau NPWP Pembeli tidak benar.
 Menggunakan Cap TTD
 Terdapat coretan dan/atau koreksi dengan menimpa informasi sebelumnya
 Kode dan Nomor seri tidak sesuai dengan range yang diberikan.
 Dibuat melampaui 3 (tiga) bulan setelah batas waktu.
 Tidak atau terlambat melaporkan pejabat penandatangan Faktur Pajak sebelum Faktur
Pajak dibuat.
 Apabila dalam suatu Masa Pajak Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan
yang terutang pajak juga melakukan pernyerahan yang tidak terutang pajak,
sedangkan Pajak Masukan untuk penyerahan yang tidak terutang pajak tidak dapat
diketahui dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk
penyerahan terutang pajak dihitung dengan menggunakan pedoman lain yang diatur
oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK/011/2014 yang telah diubah PMK
Nomor 135/PMK.011/2014 Tanggal 18 Juni 2014, yang juga sering disebut sebagai
Perhitungan Kembali Pajak Masukan.
Berikut adalah kriteria faktur pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan pasal
9 ayat 8 UU PPN:

 Perolehan BKP/JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP. Ketentuan ini


memberikan kepastian hukum bahwa pajak masukan yang diperoleh sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai PKP tidak dapat dikreditkan.
 Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha.
 Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon,
kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan.
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKPajak dari luar daerah pabean
sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.

2020 Perpajakan
7 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat 5 atau ayat 9 atau tidak mencantumkan
nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pembeli BKP atau penerima
JKP.
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
13 ayat 6.
 Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan
pajak.
 Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam SPT Masa
Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan
 Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana
dimaksud pada ayat 2a.Pajak masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang tidak
terutang PPN atau mendapat fasilitas PPN dibebaskan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 ayat 5 dan pasal 16B ayat 3.
 Sesuai dengan Pasal 9 ayat 9 UU PPN, Input Data Faktur Pajak Masukan harus
memperhatikan isian masa pengkreditannya. Pengkreditan Faktur Pajak Masukan
dapat dipilih untuk masa pajak yang sama dengan tanggal faktur pajak sampai dengan
3 (tiga) bulan masa pajak setelahnya.

Aplikasi E- Faktur Pajak Masukan


Aplikasi e-Faktur telah mengakomodasi pengkreditkan faktur pajak masukan dalam
masa yang tidak sama, yaitu paling lama 3 (tiga) bulan setelah masa pajak yang
bersangkutan. Faktur pajak masukan dapat diinput secara manual maupun diimpor dari
aplikasi lain selain e-Faktur dengan mengikuti format yang dapat diekspor pada menu faktur
tersebut. Terdapat tujuh langkah mudah input faktur pajak masukan secara manual pada
aplikasi e-Faktur. Setelah masuk pada menu Faktur, user bisa memilih Faktur Masukan lalu
Administrasi Faktur dan Rekam Faktur. Akan keluar Form Rekam Faktur Pajak Masukan,
langkah-langkahnya input faktur pajaknya adalah sebagai berikut:

 Isi nomor faktur pajak.


 Isi NPWP lawan transaksi.
 Isi tanggal Transaksi.

2020 Perpajakan
8 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Sesuaikan masa pajak pengkreditan.
 Sesuaikan status pengkreditan.
 Isi nilai faktur pajak.
 Upload data.
Faktur pajak masukan dapat berstatus approval sukses ataupun dapat juga berstatus “Bukan
faktur e-tax”. Status tersebut didasarkan atas metode penerbitan faktur yang dilakukan oleh
pihak penjual. Jika kita bertransaksi dengan pihak yang secara peraturan masih
diperkenankan menerbitkan faktur secara manual (sebelum era e-Faktur), maka kita tetap
dapat mengkreditkannya dengan status “Bukan faktur e-tax”.

Namun, jika pihak penjual sebenarnya sudah harus menerbitkan e-Faktur maka data
faktur akan reject saat diunggah atau upload. Lakukan konfirmasi lebih lanjut pada pihak
penerbit.

 Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP), NPWP penerbit dan tanggal faktur pajak yang sama
dengan faktur pajak penjualan.
 Memilih faktur pajak masukan tersebut dapat dikreditkan atau tidak. Terdapat pilihan
untuk mengkreditkan atau tidak mengkreditkan data pajak masukan. Pahami dan cek
kembali aturan tentang pengkreditan pajak masukan. Syarat utama faktur pajak
masukan yang dapat dikreditkan adalah dari perolehan yang berhubungan dengan
kegiatan usahanya.
 Sebelum melakukan upload, pastikan bahwa pengisian masa pajak telah sesuai
dengan masa pajak yang diinginkan. Hal yang sering ditemui adalah input data tidak
memperhatikan isian masa pajak, maka masa pajak otomatis sama dengan masa pajak
tanggal fakturnya. Perubahan isian masa pajak hanya dapat dilakukan sebelum faktur
mendapatkan status approval sukses. Masa pajak pengkreditkan sudah tidak dapat
diubah apabila sudah mendapatkan status approval sukses tersebut.

Pengertian Faktur Pajak Keluaran


Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP),
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud
dan/atau ekspor JKP.

2020 Perpajakan
9 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai bukti pungutan PPN, maka PKP diharuskan untuk membuat Faktur Pajak. PPN
yang tercantum dalam Faktur Pajak inilah yang merupakan Pajak Keluaran bagi PKP Penjual
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.

Dalam hal PKP memperoleh BKP dan/atau JKP dan/atau memanfaatkan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean da/atau pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean
dan/atau Impor BKP, maka PPN tersebut merupakan Pajak Masukan bagi PKP tersebut.

Jumlah Pajak Keluaran dan Pajak Masukan tersebut kemudian dituangkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa PPN. Ketika jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah
Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan jumlah PPN yang harus disetor ke Kas Negara
oleh PKP. Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
lebih besar daripada jumlah Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak
yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. Namun, apabila kelebihan Pajak Masukan
terjadi pada Masa Pajak akhir tahun buku, kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat diajukan
permohonan pengembalian (restitusi).

Syarat Membatalkan Faktur Pajak Keluaran

 Ada Bukti dan Dokumen Pendukung


 Pembatalan Faktur Pajak Keluaran harus disertai bukti dan dokumen pendukung
yang menyatakan terjadi pembatalan transaksi, misalnya saja berupa pembatalan
kontrak atau dokumen lain yang terkait pembatalan Faktur Pajak Keluaran.
 Tetap Menyimpan Pembatalan Faktur Pajak Keluaran
 Faktur pajak yang dibatalkan jangan dipindahkan atau dihapus namun tetap
disimpan oleh PKP.
 Tetap Melampirkan Copy Faktur Pajak Keluaran yang Dibatalkan
 Juga jangan lupa melampirkan copy Faktur Pajak Keluaran yang dibatalkan
beserta surat pernyataan atau surat pemberitahuan terjadi pembatalan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat PKP penjual dikukuhkan.

Pembetulan SPT Masa PPN


Pelaporan terhadap faktur pajak yang dibatalkan juga harus disertakan pembetulan SPT
Masa PPN Masa Pajak yang bersangkutan. Tidak ada sangsi untuk pembatalan tersebut

2020 Perpajakan
10 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
selama sesuai dengan ketentuan Undang-Undang. Kemungkinan yang dapat terjadi hanya
kelebihan pembayaran yang harus dikompensasi ke Masa Pajak berikutnya apabila dilakukan
pembetulan SPT Masa PPN.

Tahapan Pembatalan Faktur Pajak Keluaran

 Lewat aplikasi e-Faktur, sebenarnya proses pembatalan menjadi lebih mudah dan
sederhana. Berikut tahapan pembatalan Faktur Pajak Keluaran:
 Klik menu “Faktur” dimana akan ada banyak opsi. Anda pilih “Pajak Keluaran ->
Administrasi Faktur” kemudian pilih faktur pajak mana yang ingin dibatalkan.
 Pada opsi bagian bawah, tertulis “Batalkan Faktur”, silahkan klik opsi tersebut
maka akan muncul detail faktur pajak yang akan dibatalkan. Klik kembali
“Batalkan Faktur” hingga muncul notifikasi pembatalan faktur berhasil dilakukan.
 Tanda bahwa Faktur Pajak Keluaran telah dibatalkan adalah dengan status faktur
menjadi ”Batal”. Terkait pembatalan ini, Nomor Seri Faktur Pajak yang sudah
dibatalkan juga tidak dapat digunakan kembali.

Peruntukan Faktur Pajak Keluaran

Dalam regulasi yang ada, Faktur Pajak Keluaran dibuat oleh pihak penjual untuk
diberikan kepada pihak pembeli. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
faktur pajak ini dibuat dalam rangka menjadi bukti bahwa transaksi yang dilakukan telah
melibatkan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN. Sehingga kewajiban wajib pajak,
baik penjual maupun pembeli telah terlaksana dalam hal perhitungan dan pelaporan.

Untuk pembayaran sendiri, sebenarnya Pajak Pertambahan Nilai tidak dibayarkan


secara langsung oleh Pengusaha Kena Pajak. Pajak ini merupakan salah satu jenis pajak tidak
langsung. Artinya, yang dibebani tanggung jawab untuk membayar pajak jenis ini adalah
konsumen akhir. PKP selanjutnya hanya melakukan perhitungan serta pelaporan saja, yang
diwujudkan dalam berkas faktur pajak. Faktur pajak ini sendiri diserahkan ketika Anda
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, ketika Anda menerima
pembayaran, ketika pembayaran termin, serta saat lain yang diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan yang ada.

2020 Perpajakan
11 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Informasi Dalam Faktur Pajak
Informasi dalam Faktur PajakSetelah mengetahui peruntukan dan fungsi faktur pajak
serta pihak yang terlibat di dalamnya, akan dibahas lebih lanjut mengenai informasi apa saja
yang ada dalam berkas tersebut. Mengingat faktur pajak merupakan dokumen bukti yang
menjadi bentuk pertanggungjawaban pengusaha pada negara, maka informasi yang tertera
harus detail dan jelas.

1. Identitas lawan transaksi, dalam hal ini adalah identitas PKP Pembeli. Bagian ini
berisi informasi detail, seperti namanya, tentang identitas dari PKP Pembeli yang
melakukan pembelian Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

2. Nama Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang ditransaksikan. Mengingat
golongan dan kategori BKP dan JKP sangat banyak, maka Anda harus
memberikan nama secara jelas mengenai komoditas apa yang menjadi bagian
transaksi yang terjadi

3. Harga jual, penggantian uang muka, serta termin. Bagian ini akan berisi informasi
nominal harga komoditas yang diperjualbelikan oleh kedua pihak. Tentu saja,
bagian ini harus diisikan dengan data yang benar dan sesuai kenyataan, agar tidak
dianggap pelanggaran karena tidak sesuai dengan nilai sesungguhnya.

4. Dasar Pengenaan Harga dan Pajak Pertambahan Nilai. Bagian keempat diisi nilai
komoditas yang menjadi dasar pengenaan pajak. Kemudian selanjutnya berisi nilai
jelas PPN yang dikenakan dalam transaksi tersebut.

5. Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM. Jika transaksi yang dilakukan
juga termasuk transaksi barang mewah, maka kolom atau bagian ini harus diisi
dengan nilai PPnBM yang telah ditetapkan.

Setiap informasi yang dituliskan di atas harus diisi sesuai dengan keadaan nyata. Pada
beberapa transaksi yang mungkin ada bagian yang tidak ada datanya, dalam hal ini nominal
atau kolom yang disediakan tidak digunakan, maka diisi dengan angka nol. Angka ini

2020 Perpajakan
12 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menunjukkan bahwa transaksi tersebut tidak melibatkan satu variabel. Variabel yang
biasanya tidak diisi adalah PPnBM, karena tidak semua transaksi melibatkan barang mewah.

Kapan Faktur Pajak Keluaran Dibuat?

Faktur pajak keluaran wajib dibuat ketika penyerahan BKP atau JKP, saat penerimaan
pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP, saat pembayaran termin sebagai syarat
penyerahan sebagai tahap pekerjaan, dan saat lain yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK).

Awalnya, faktur ini dibuat secara manual, namun sejak tahun 2015, DJP telah
mengeluarkan aplikasi e-faktur yang dapat membantu Anda membuat faktur pajak dengan
lebih mudah, kapan dan di mana saja, dengan format seragam yang sudah ditentukan DJP.
Sebagai PKP yang telah dikukuhkan oleh DJP, Anda wajib menggunakan aplikasi e-Faktur
dan tidak diperkenankan untuk membuat faktur pajak dalam bentuk kertas. Jika PKP tidak
membuat faktur pajak melalui aplikasi e-faktur, PKP dianggap tidak membuat faktur pajak.

Cara Membuat Faktur Pajak Melalui E-Faktur


Pembuatan faktur pajak sendiri awalnya dibuat secara manual dalam lembar kertas
fisik. Faktur tersebut kemudian diserahkan ke DJP dalam pelaporan pajak setiap periodenya.
Namun demikian terhitung mulai tahun 2015, faktur pajak baik keluaran maupun masukan,
dibuat melalui aplikasi e-Faktur yang disediakan oleh DJP.

Modernisasi ini bertujuan untuk memudahkan PKP dalam membuat faktur, serta
memudahkan pengarsipan dan pemeriksaan faktur pajak yang dibuat oleh DJP. Proses yang
praktis dan sederhana sangat memudahkan PKP dalam membuat faktur. Sedangkan dengan
format yang seragam, DJP menjadi lebih mudah dalam proses pengarsipan dan pemeriksaan
faktur yang disetorkan.

Untuk cara pembuatan Faktur Pajak Keluaran sendiri, berikut langkah demi langkah yang
bisa Anda lakukan dengan bantuan aplikasi e-Faktur.

 Login: Pertama Anda harus melakukan login pada akun yang Anda miliki.

2020 Perpajakan
13 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Administrasi Faktur: Setelah masuk ke dalam akun Anda, lanjutkan dengan klik menu
‘Faktur’ dan masuk ke ‘Administrasi Faktur’.
 Selanjutnya klik pada pilihan ‘Rekam Faktur’.
 Pada panel yang tersedia, pilih detail transaksi sesuai dengan jenis lawan transaksi
yang Anda miliki.
 Bagian ‘Jenis Faktur’, pilih nomor 1 untuk pembuatan faktur pajak baru.
 Untuk bagian ‘Nomor Referensi’, jika misalnya lawan transaksi Anda tidak memiliki
NPWP, isikan dengan Nomor Induk Kependudukan, lalu klik ‘Lanjutkan’.
 Identitas Lawan Transaksi: Masukkan identitas lawan transaksi Anda (NPWP, nama,
alamat). Untuk transaksi berulang atau dengan lawan yang sama, Anda tidak perlu
melakukan input secara manual. Anda bisa menekan F3 pada tombol fungsi komputer
Anda, dan memilih NPWP atau identitas yang menjadi milik lawan transaksi (terlebih
dahulu harus didaftarkan dan direkam). Setelah selesai klik ‘Lanjutkan’.
 Pada panel selanjutnya, klik ‘Rekam Transaksi’ dan isi detail penyerahan Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Klik ‘Simpan’ untuk menyelesaikan pembuatan
Faktur Pajak Keluaran.
 Kemudian Anda akan diarahkan pada menu ‘Administrasi Faktur’ seperti pada awal
proses untuk melihat faktur mana yang belum mendapat persetujuan (klik
‘Perbaharui’).
 Unggah faktur pajak yang sudah dibuat pada bagian ‘Management Upload’. Lakukan
input password yang Anda miliki dari e-NoFa yang didapatkan ketika Anda telah
mendapat status PKP.
 Terakhir setelah diunggah dan mendapat status approval, Anda bisa mengunduh file
tersebut dalam bentuk PDF dan menyimpannya.
 Cukup mudah bukan proses pembuatan Faktur Pajak Keluaran dengan aplikasi e-
Faktur milik DJP? Proses tersebut bisa Anda lakukan langsung dari komputer Anda
tanpa perlu mendatangi KPP.

2020 Perpajakan
14 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Abut S, Hilarius. 2005. Perpajakan 2005-2006. Jakarta: Diadit Media.
Anastasia Diana & Lilis Setiawati. “Perpajakan-Teori dan Peraturan Terkini”. ANDI.
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi
Siti Kurnia Rahayu, 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia Buku I. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

2020 Perpajakan
15 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai