Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

PERPAJAKAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ekonomi dan Bisnis Manajemen F041700007 Dian Primanita Oktasari, SE,MM

Materi Kompetensi
Mampu memahami, menjelaskan, dan Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan,
menyusun rekonsiliasi fiskal dan menyusun rekonsiliasi fiskal
Pengertian Rekonsiliasi Fiskal
Ada 2 pengertian rekonsiliasi fiskal menurut Agoes dan Trisnawati dan menurut Setiawan
dan Musri:

 Menurut Agoes dan Trisnawati, “Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah proses


penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak.” (Agoes
dan Trisnawati,2007:177)
 Menurut Setiawan dan Musri, “Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian ketentuan
menurut pembukuan secara komersial atau akuntansi yang harus disesuaikan
menurut ketentuan pajak.” (Setiawan dan Musri, 2006:421)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal
adalah salah satu cara untuk mencocokkan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam laporan
keuangan komersial (disusun berdasarkan Sistem Keuangan Akuntansi) dengan laporan
keuangan yang disusun berdasarkan sistem fiskal.

Rekonsiliasi fiskal merupakan lampiran SPT tahunan PPh badan yang berupa kertas kerja
berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba rugi berdasarkan
ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap seluruh unsur penyusunan
laporan laba rugi yang meliputi pendapatan dan beban.

Laporan keuangan merupakanhal krusial dalam perusahaan. Denganadanya laporan


keuangan, kinerja perusahaanbisa dinilaidan bisamemprediksi langkah perusahaan selama
periode berikutnya. Begitu pula dengan pajak yangharus dibayar. Perusahaan yang rajin
membayar pajak akan endapat reputasi yang bagus dalam bisnis.

Rekonsiliasi fiskal adalah lampiran SPT tahunan PPh badan yang berupa kertas kerja
berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba rugi berdasarkan
ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara seluruh unsur penyusunan
laporan laba rugi yang meliputi pendapatan dan beban.

Dalam rekonsiliasi fiskal terdapat beberapa koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal
negatif yang pengertiannya diurai sebagai dibawah ini :

2020 Perpajakan
2 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan laba fiskal
bertambah atau rugi fiskal berkurang sehingga laba fiskal lebih besar dari laba
komersial atau rugi fiskal lebih kecil dari rugi komersial.
 Koreksi fiskal negatif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan laba fiskal
berkurang atau rugi fiskal bertambah sehingga laba fiskal lebih kecil dari laba
komersial atau rugi fiskal lebih besar dari rugi komersial.

Jenis Rekonsiliasi Fiskal


Terdapat 2 jenis koreksi fiskal berdasarkan perbedaannya secara komersial dan fiskal,
yaitu:

1. Beda Tetap
Rekonsiliasi fiskal beda tetap terjadi ketika terdapat transaksi yang diakui oleh wajib
pajak sebagai penghasilan atau biaya yang sesuai dengan Standar Akunansi Keuangan,
namun menurut ketentuan perpajakan transaksi tersebut bukanah penghasilan atau biaya.
Beda tetap merupakan perbedaan antara laba kena pajak dan laba akuntansi sebelum
pajak yang timbul akibat trnasaksi yang menurut UU perpajakan tidak akan terhapus dengan
sendirinya pada periode lain.
2. Beda Waktu
Rekonsiliasi fiskal beda waktu terjadi karena adanya perbedaan waktu secara sistem
akuntansi dengan sistem perpajakan. Jadi dalam hal ini transaksi menurut akuntansi
komersial dan pajak sama, namun yang membedakan adalah waktu alokasi biaya.

Koreksi Fiskal Positif


Koreksi  Fiskal Positif adalah koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan
kena pajak dan PPh terutang.
Jenis Koreksi Fiskal Positif antara lain sebagai berikut ini :
 Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
 Biaya yang dikeluarkan atau dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, ataupun anggota.

2020 Perpajakan
3 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali sebagai berikut ini :
1. Cadangan hutang-piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain
yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang.

2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang


dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

3. Cadangan penjaminan pada Lembaga Penjamin Simpanan.

4. Cadangan biaya reklamasi pada usaha pertambangan.

5. Cadangan biaya pada penanaman kembali untuk usaha kehutanan.

6. Cadangan biaya pada penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan


limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industry.

 Pajak Penghasilan.

 Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk suatu kepentingan pribadi Wajib Pajak
atau orang yang menjadi tanggungannya.

 Gaji yang akan dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

 Persediaan yang jumlahnya melebihi kapasitas jumlah berdasarkan metode


penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang
PPh.

 Penyusutan yang jumlahnya melebihi jumlah kapasitas berdasarkan metode


penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang
PPh.

Tujuan dari koreksi positif adalah menambah laba komersil atau laba Penghasilan Kena Pajak
(PhKP). Koreksi positif akan menambahkan pendapatan dan mengurangi atau mengeluarkan
biaya-biaya yang sekiranya harus diakui secara fiskal. Secara rinci, penyebab dari koreksi
positif menurut Ortax.org adalah:
1. Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya.

2020 Perpajakan
4 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Dana cadangan.
3. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura atau kenikmatan.
4. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
5. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
6. Pajak penghasilan.
7. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
8. Sanksi administrasi.
9. Selisih penyusutan/amortisasi komersial di atas penyusutan/amortisasi fiskal.
10. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenakan
PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
11. Penyesuaian fiskal positif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah disebutkan di
atas.

Koreksi Fiskal Negatif


Koreksi  Fiskal Negatif

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena
pajak dan PPh terutang.

Jenis Koreksi Fiskal Negatif antara lain sebagai berikut ini :


1)    Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final antara lain sebagai berikut ini :
 Penghasilan yang berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang di bayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi.
 Penghasilan yang berupa hadiah undian.
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau sebuah bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau sebuah
bangunan.
2)    Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak antara lain sebagai berikut ini :
 Warisan.

2020 Perpajakan
5 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan  sebagai pengganti saham
ataupun sebagai pengganti penyertaan modal.
 Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
 Beasiswa yang harus memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
 Persediaan yang jumlahnya kurang dari jumlah yang berdasarkan metode
penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang
PPh.
 Penyusutan yang jumlahnya kurang dari jumlah yang berdasarkan metode
penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang
PPh.

Tujuan dari koreksi negatif adalah mengurangi laba komersil atau laba PhKP. Hal ini
disebabkan oleh pendapatan komersil yang lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan biaya-
biaya komersil yang lebih kecil daripada biaya-biaya fiskal. Penyebab dari adanya koreksi
negatif sendiri adalah:
1. Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek
pajak tetapi termasuk dalam peredaran usaha.
2. Selisih penyusutan/amortisasi komersial komersial di bawah penyusutan/amortisasi
fiskal.
3. Penyesuaian fiskal negatif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah disebutkan di
atas.

Fungsi Rekonsiliasi Fiskal


Berdasarkan pengertian rekonsiliasi fiskal diatas, dapat disimpulkan bahwa
rekonsiliasi fiskal/koreksi fiskal memiliki fungsi sebagai penyesuaian transaksi menurut
Sistem Akuntasi Keuangan dan menurut ketentuan fiskal/pajak (UU Perpajakan) yang
berlaku.

Rekonsiliasi fiksal perlu dilakukan agar sebelum data laporan keuangan komersial
dimasukkan ke dalam SPT tahunan PPh, maka data-data tersebut telah disesuaikan dengan

2020 Perpajakan
6 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ketentuan fiskal, mengingat terdapat perbedaan besar diantara keduanya baik beda waktu
maupun beda tetap.

Jadi rekonsialiasi fiskal yang dilakukan akan menghasilkan output berupa hasil
koreksi yang berpengaruh besar terhadap besarnya laba kena pajak dan PPh terutang.

Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan


dalam Rekonsiliasi Fiskal
Sebagaimana yang dituliskan di bagian pengertian, bahwa rekonsiliasi fiskal terjadi
karena adanya perbedaan dua laporan yang harus disesuaikan. Mungkin kamu bertanya-
tanya, kenapa ada laporan yang perlu disesuaikan? Pada bagian ini, akan kita bahas penyebab
perbedaan laporan keuangan, khususnya laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
fiskal.

Perbedaan Prinsip Akuntansi

Hal yang melatarbelakangi adanya perbedaan yang harus disesuaikan adalah


prinsipnya. Nyatanya, prinsip akuntansi yang berlaku dalam Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) untuk bisnis, memiliki perbedaan dengan yang berlaku dalam fiskal. Berikut
ulasannya.

1. Prinsip Konservatisme
Pada prinsip ini, penilaian persediaan akhir dilakukan berdasarkan pada
metode “Terendah antara harga pokok dan nilai realisasi bersih.” Serta penilaian
piutang dengan nilai taksiran realisasi bersih. Hal ini diakui dalam akuntansi
komersial, akan tetapi tidak diakui dalam fiskal.
2. Prinsip Harga Perolehan (Cost)
Dalam prinsip ini, perbedaanya pada hal perhitungan harga perolehan atau
cost. Dalam akuntansi komersial, penentuan harga perolehan barang yang diproduksi
boleh disertai unsur biaya tenaga kerja dan tenaga natura. Sedangkan dalam fiskal,
pengeluaran dalam bentuk natura, tidak dapat dimasukkan atau diakui sebagai
pengeluaran biaya.
3. Prinsip Pemadaman (matching) Biaya-Manfaat

2020 Perpajakan
7 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk prinsip ketiga ini, perbedaannya pada pengakuan terhadap penyusutan.
Maksudnya bagaiamana, jika dalam akuntansi komersial mengakui penyusutan pada
asset yang menghasilkan. Sedangkan pada fiskal, penyusutan dapat dihitung dari
sebelum asset itu menghasilkan, misalkan alat pertanian.

Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi


Perbedaan selanjutnya ada pada metode atau prosedurnya. Sebagaimana perbedaan
pada prinsip, metode dan prosedur ini juga terdiri dari beberapa poin, yaitu:

1. Metode Penilaian Persediaan


Pada akuntansi komersial, kita akan menemukan beberapa cara atau
metode untuk perhitungan atau penentuan harga perolehan persediaan.
Diantaranya adalah rata-rata (avarage), masuk pertama keluar pertama
(FIFO), masuk terakhr keluar pertama (LIFO), pendekatan laba bruto, dan
pendekatan harga eceran. Sedangkan pada fiskal, hanya ada dua metode yang
diakui. Pertama adalah metode rata-rata atau avarage. Selain itu adalah
metode masuk pertama, keluar pertama, atau yang dikenal juga dengan FIFO
(first in first out).
2. Metode Amortisasi dan Depresiasi
Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, pada metode depresiasi atau
penyusutan, akuntansi komersial memberikan keleluasaan lebih, yaitu dapat
dilakukan untuk semua harta berwujud atau asset tetap. Sedangkan pada fiskal,
ia hanya membolehkan metode garis lurus dan saldo menurun. Itupun untuk
harta berwujud, jenis non-bangunan. Selain itu, penentuan harga ekonomis
suatu barang dapat ditentukan oleh manajemen, itu kalau dalam akuntansi
komersial. Namun dalam fiskal, hal ini dilakukan berdasarkan peraturan
pemerintah.
3. Metode Penghapusan Piutang
Metode penghapusan piutang dalam akuntansi komersial ditentukan
berdasarkan pada metode cadangan. Sedangkan dalam fiskal, metodenya
adalah pada saat piutang tersebut tidak dapat ditagih dengan syarat-syarat
tertentu yang telah diatur dalam aturan perpajakan.

2020 Perpajakan
8 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan
Penghasilan dan Biaya
Pada bagian ini, ada beberapa poin yang dapat kita lihat, yang menyebabkan perbedaan
pada suatu penghasilan, sehingga membutuhkan penyesuaian. Diantaranya adalah:

 Penghasilan diakui dalam akuntansi komersial, akan tetapi bukan objek pajak
penghasilan.
 Penghasilan tertentu yang diakui dalam akuntansi komersial, tapi pengenaan pajaknya
sudah bersifat final. Namun dalam fiskal penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari
total PKP. Selain itu juga dikurangkan dari laba yang masuk dalam akuntansi
komersial.

 Adanya perbedaan lain yang berasal dari penghasilan, seperti kerugian suatu usaha di
luar negeri, kerugian usaha dalam negeri yang telah berlangsung tahun-tahun
sebelumnya, serta imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran.

 Pengeluaran yang diakui sebagai pengurang penghasilan bruto dalam fiskal, tapi
dalam fiskal tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.

Akuntansi Perpajakan
Secara esensial, akuntansi perpajakan berfungsi untuk mengoreksi laba dari laporan
komersil menjadi laba fiskal. Hal ini dilakukan karena terdapat perbedaan pengakuan atar
pendapatan dan biaya menurut PSAK dan menurut peraturan perpajakan. Perbedaan
perhitungan atas pendapatan dan biaya tersebut kemudian bisa direkonsiliasi dengan apa yang
disebut rekonsiliasi atau koreksi fiskal.

Sebagai informasi, wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda. Wajib pajak
cukup menyampaikan SPT Tahunan PPh terlebih dahulu sebelum dilakukan koreksi fiskal.
Teknisnya, koreksi fiskal dilakukan baik terhadap pendapatan maupun biaya-biaya yang
terdapat pada laporan keuangan komersil. Perlakuan dari koreksi fiskal sendiri tercantum

2020 Perpajakan
9 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam peraturan perpajakan UU no. 36 tentang PPh Koreksi fiskal dibedakan menjadi dua,
yaitu koreksi positif dan koreksi negatif.

Langkah-Langkah Menyusun Rekonsiliasi


Fiskal
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk melakukan rekonsiliasi fiskal, antara
lain:
1. Mengenal terlebih dahulu penyesuaian fiskal yang diperlukan
2. Menganalisa elemen-elemen penyesuaian guna menentukan pengaruhnya terhadap
laba usaha kena pajak
3. Menyesuaikan atau mengoreksi fiskal dengan melakukan koreksi fiskal positif dan
negatif
4. Menyusun laporan keuangan secara fiskal sebagai lampiran SPT tahunan pajak
penghasilan

Skema Laporan Rekonsiliasi Fiskal


Berikut contoh tabel skema laporan rekonsiliasi atau koreksi fiskal:

Deskripsi Komersial Koreksi Fiskal Fiskal

Koreksi Positif Koreksi Negatif

Pendapatan

HPP

Laba bruto

Biaya Operasional:

– Biaya Adm

– Biaya Penjualan

2020 Perpajakan
10 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Laba Operasional

Penghasilan Lain

Biaya Lain-Lain

Laba Bersih

Kompensasi Kerugian

PhKP

Itulah overview mengenai apa itu rekonsiliasi atau koreksi fiskal. Rekonsiliasi atau
koreksi fiskal juga dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk mencocokkan perbedaan
yang terdapat di dalam laporan keuangan komersial yang disusun berdasarkan sistem
keuangan akuntansi dengan laporan keuangan yang disusun secara fiskal.

Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Fiskal


Ada beberapa penyebab terjadinya Rekonsiliasi Fisikal diantaranya sebagai antara lain
sebagai berikut ini :

 Karna adanya perbedaan antara SAK dengan peraturan perpajakan (beda konsep, beda
pengukuran, dan beda metode pengalokasian atau saat pengakuan biaya)
 Karna adanya penghasilan tertentu yang bukan merupakan objek pajak, atau telah
dikenakan PPh bersifat final.

 Karna adanya kompensasi kerugian fiskal

 Karna adanya harga yang tidak wajar karena hubungan istimewa

2020 Perpajakan
11 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh Laporan Rekonsiliasi Fiskal
Laporan laba rugi CV Gentho untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut ini :

2020 Perpajakan
12 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rekonsiliasi fiskal untuk menghitung penghasilan neto adalah sebagai berikut ini :

2020 Perpajakan
13 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Abut S, Hilarius. 2005. Perpajakan 2005-2006. Jakarta: Diadit Media.
Anastasia Diana & Lilis Setiawati. “Perpajakan-Teori dan Peraturan Terkini”. ANDI.
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi
Siti Kurnia Rahayu, 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia Buku I. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

2020 Perpajakan
14 Dian Primanita Oktasari, SE,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai