Anda di halaman 1dari 22

Gangguan Seksualitas, Psikogeriatri

dan Neurologik pada Usia Lanjut


Siti Zulaekah & Dwi Sarbini
Prodi Gizi FIK UMS
ASPEK SEKSUALITAS PADA GOLONGAN USIA LANJUT
• Perubahan fisiologi aktifitas seksual akibat proses menua
Hambatan aktivitas seksual pada usia lanjut
1. Hambatan eksternal,
• Pandangan sosial yang menganggap bahwa aktivitas seksual tidak
layak lagi untuk para lansia .
• Pandangan agama mungkin juga menekan perasaan kebutuhan
seksual hingga memberikan dampak ketidakmampuan fisik
(impotensi).
• Obat untuk gannguan multipel pada lanjut usia juga berdampak pada
gangguan fungsi seksual.
2. Hambatan internal
• berasal dari subyek lansia sendiri yg merasa tidak bisa dan tidak
pantas berpenampilan untuk menarik pasangannya
Penatalakasanaan masalah seksual pada usia lanjut
• Penatalaksanaan penderita lansia dalam masalah seksual sama
dengan sebelum lansia.
• Pemeriksaan dilakukan dihadapan pasangan yang dikaji meliputi
:Gangguan sistemik, psikologik,obat-obat yang diminum.
• Pemeriksaan fisik meliputi seluruh organ dari kepala sampai
kaki,kemudian pemeriksaan keadaan gula darah,status
gizi(testosteron,tiroid dan prolaktin pada pria dan estrogen dan
progesteron pd wanita).
ASPEK PSIKOLOGI LANSIA
Menurut Hurlock (2001, hlm 87)
Lanjut usia merupakan tahap akhir siklus
perkembangan manusia, masa dimana semua
orang berharap akan menjalani hidup dengan
tenang, damai, serta menikmati masa pensiun
bersama anak cucu tercinta dengan penuh
kasih sayang.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Psikologi Lansia

1. Penurunan Kondisi Fisik


2. Penurunan Fungsi-fungsi Tubuh
3. Perubahan Aspek Psikososial
4. Perubahan yang Berkaitan dengan Pekerjaan
5. Perubahan dalam Peran Sosial di Masyarakat
Beberapa gangguan psikologi lansia
1. Depresi
Masalah mental yang disebabkan karena kondisi fisik yang menurun, kemunduran
psikososial seperti perasaan tidak bergunan, tidak produktif, berada jauh dari anak,
sehingga kurangnya perhatian baik dari orang lain maupun lingkungan.

Tanda-tanda Cara menangani :


 Kehilangan minat  Dukungan sosial keluarga dan masyarakat.
 Berkurangnya energi  Mengisi waktu luang dengan aktivitas ringan
 Konsentrasi dan perhatian berkurang  Selalu berusaha untuk berpikir positif
 Kurang percaya diri  Sering berinteraksi dengan orang lain
 Sering merasa bersalah
 Pesimis
 Gangguan tidur
 Gangguan nafsu makan
2. Gangguan kecemasan
Rasa cemas yang berlebihan, berupa gangguan panik, fobia, stress akut
tentang kematiannya.
Tanda-tanda : Cara menangani :
 Rasa khawatir bahwa dirinya akan  Olahraga
mengalami nasib buruk  Pendekatan keluarga
 Gelisah  Pendekatan agama
 Tidak menjalani hari-hari dengan santai  Melakukan relaksasi
 Fisik tidak merasa nyaman
 Sering berkeringat
3. Stress pada lansia

Kondisi stress pada lansia diartikan kondisi yang tak seimbang, adanya
tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya
tercipta ketika lansia tersebut terlihat ketidaksepadanan antara
keadaan dan sistem biologis, psikologis, sosial yang kaitannya dengan
respon terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi lansia.

Tanda-tanda : Cara menangani :


 Ketakutan yang berlebihan  Olahraga
 Menangis  Minum air putih yang banyak
 Daya ingat yang menurun tajam  Melakukan banyak hobi
 Mudah dipengaruhi oleh orang lain  Melakukan meditasi
 Menarik diri dari pergaulan
GANGGUAN NEUROLOGI PADA LANSIA

DEMENSIA

• Merupakan gangguan fungsi intelektual yaitu kehilangan memori dan


perubahan kepribadian.
• Penderita biasanya mengalami gangguan dalam interaksi sosial,
memecahkan masalah, mengingat, orientasi dan berperilaku.
• Karakteristik dari demensia antara lain aphasia, agnosia dan
perubahan kepribadian.
Tanda umum gejala demensia
• Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,
“lupa” menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
• Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada
• Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali
• Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
• Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah
Jenis-jenis demensia
• DEMENSIA ALZHEIMER
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala
demensia akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang
berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif
menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif.

• Penyakit Alzheimer dapat dimulai dengan hilangnya sedikit ingatan


dan kebingungan, tetapi pada akhirnya akan menyebabkan
pelemahan mental yang tidak dapat diubah dan menghancurkan
kemampuan seseorang dalam mengingat, berpikir, belajar, dan
berimajinasi.
Stadium demensia alzheimer
• Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan
aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang
dialami

• Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara lain,
1. Disorientasi
2. gangguan bahasa (afasia)
3. penderita mudah bingung
4. penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai,
tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga
mengulanginya lagi.
5. Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat
prevalensinya 15-20%,”
Stadium demensia alzheimer
• Stadium III
Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala klinisnya
antara lain:
1. Penderita menjadi vegetatif
2. tidak bergerak dan membisu
3. daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal
keluarganya sendiri
4. tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
5. kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang lain
6. kematian terjadi akibat infeksi atau trauma
Pengobatan

• Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan


penyakit Alzheimer. Obat-obatan yang ada bersifat memperlambat
progresivitas penyakit.
Pencegahan
• Dengan mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang
lain, dianjurkan beberapa cara untuk mencegah penyakit
Alzheimer,diantaranya:
1. Bergaya hidup sehat
2. Mengkonsumsi sayur dan buah segar
3. Menjaga kebugaran mental (mental fitness)
Demensia vaskuler
• Disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak.
Demensia vaskular juga dikenal dengan istilah demensia multi infark,
kondisi ini biasanya terjadi akibat sel-sel di otak yang kekurangan
oksigen

• Kondisi ini biasanya terjai pasca stroke yang umum yang


mempengaruhi fungsi kognitif atau kemampuan berpikir. Demensia
vaskular mengakibatkan otak kesulitan dalam untuk memproses
informasi. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan memori,
kebingungan, penurunan rentang perhatian dan masalah melakukan
kegiatan sehari-hari.
Penyebab demensia vaskuler
• Kelainan sebagai penyebab Demensia :
1. penyakit degenaratif
2. penyakit serebrovaskuler
3. keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO
4. trauma otak
5. infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)
6. Hidrosefaulus normotensif
7. Tumor primer atau metastasis
8. Autoimun, vaskulitif
9. Multiple sclerosis
10. Toksik
11. kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple disease
Pencegahan
• Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti
alkohol dan zat adiktif yang berlebihan
• Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari.
• Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
• Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
• Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang
memiliki persamaan minat atau hobi
• Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
Peran zat gizi makro terhadap demensia
Beberapa zat gizi makro bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu
dapat mencegah terjadinya demensia dengan meningkatkan fungsi
kognitif, namun sebaliknya juga dapat mempercepat terjadinya
demensia dengan memperburuk fungsi kognitif.
Berdasarkan jurnal penelitian Idreal Purnakarya Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas menyimpulkan bahwa:
1. Asupan zat gizi makro meliputi karbohidrat lemak dan protein
berhubungan dengan demensia
2. Asupan karbohidrat yang tinggi dapat menningkatkan skor MMSE
(Mini Mental State Examination) TES PENURUNAN KEMAMPUAN
INTELEKTUAL. (asupan karbohidrat tinggi berisiko meningkatkan resiko
demensia.
3. Asupan lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan resiko
demensia
4. Asupan protein yang cukup dapat menghindari terjadinya abnormalitas
asam amino yang berguna untuk sintesis neurotransmitter
-TERIMAKASIH-

Anda mungkin juga menyukai