Anda di halaman 1dari 11

Nama : Affan Fauzi

NIM : 20/461506/HK/22524
KUIS-PAI-A-KULIAH.4

1. Mengapa manusia harus beribadah ? Jelaskan.


# Sebagai bentuk kesadaran, kesyukuran atas diberi nikmat, sebegai bentuk
komunikasi, dan menjauhkan kita dari siksa api neraka Allah swt. Selanjutnya, agar
kita bertaqwa yang nantinya Allah akan muliakan kita agar mampu mengembang
tugas sebagai abdullah dam khalifatullah. Selain itu dalam Al-Qur’an dengan tegas
Allah menyatakan :
َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َواإْل ِ ْن‬
‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,
َ‫س ْبتُ ْم أَنَّ َما َخلَ ْقنَا ُك ْم َعبَثًا َوأَنَّ ُك ْم إِلَ ْينَا اَل ت ُْر َجعُون‬
ِ ‫أَفَ َح‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al
Mukminun [23]: 115)
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah– berkata, “Firman Allah, “Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?”
“Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan
hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)
Selain itu, alasan lain kita beribadah kepada Allah adalah:
1) Karena Allah adalah Pencipta Kita dan Semesta serta Pemelihara Semuanya.
Hal ini sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat yang telah lalu penyebutannya
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 56, Al Mukminun [23]: 115), Allah pun berfirman,

ْ ‫َي ٍء َو ُه َو َعلَى ُك ِّل ش‬


‫َي ٍء َو ِكي ٌل‬ ُ ِ‫هَّللا ُ َخال‬
ْ ‫ق ُك ِّل ش‬
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az
Zumar [39]: 62)
Oleh karena Allah satu-satunya dzat yang menciptakan kita dan juga menciptakan
semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-Nya, mengabdi
sebagai hamba dan bagian dari makhluk-Nya.
2) Karena Allah menciptakan Kita dengan Bentuk yang Terbaik
Allah tidak menciptakan kita dalam bentuk yang asal-asalan, tapi menciptakan kita
dengan bentuk yang terbaik. Perhatikan firman Allah berikut,
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524

َ ‫سانَ فِي أَ ْح‬


ٍ ‫س ِن تَ ْق ِو‬
‫يم‬ َ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإل ْن‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At Tiin [95]: 4)
As-Si’diy berkata, “Maksudnya adalah diciptakan dengan sempurna, anggota tubuh
yang sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apa pun yang ia
butuhkan.” (Taisir Karim Al Rahman: 929)
3) Karena Allah Memuliakan kita dengan Akal Pikiran
Tidak hanya itu, Allah pun mengistimewakan kita dengan akal pikiran. Allah
berfirman,
‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم‬
“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa manusia telah dimuliakan dengan akal. (Lihat
Tafsir Al Baghawi: 5/108)
4) Karena Allah yang Mengarunikan kepada Kita Rizki untuk Menopang
Kehidupan Kita
Setelah diciptakan, diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal
pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang
dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman,
َ ‫أَ َّمنْ َه َذا الَّ ِذي يَ ْر ُزقُ ُك ْم إِنْ أَ ْم‬
ُ‫سكَ ِر ْزقَه‬
“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-
Nya?” (QS. Al Mulk [67]: 21)
Itulah beberapa alasan mengapa kita harus beribadah kepada Dzat yang telah
mengaruniakan kepada kita segala hal yang kita miliki saat ini. Jelas sekali, sejelas
matahari di siang hari. Bagi orang-orang yang mau berfikir, bagi orang-orang yang
berakal, bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dan bagi orang-orang yang
mau mengikuti fitrah sucinya. Begitulah Allah sering menyinggung nalar kita untuk
berfikir di dalam Al Qur`an. Semoga Allah menuntun kita kepada petunjuk dan
keridhaan-Nya.

2. Bagaimana pandangan hidup Saudara supaya bahagia dunia dan akherat ? Jelaskan.
# Cara agar saya hidup bahagia di dunia dan akhirat adalah dengan senantiasa bertaqwa
kepada Allah Swt, yaitu dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Selain itu, saya juga akan melakukan hal-hal berikut.
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524

1). Tidak Membenci


Jangan sekali-kali membenci seseorang hanya karena dia lebih baik darimu.
Walaupun dia berbuat kesalahan kepadamu tetapi doakan dia untuk berubah dan
menjadi baik. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hujurat,
َ‫ٌ إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْ]م ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬
Artinya :
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat ayat 10)
2). Tidak Berkeluh Kesah
Jangan berkeluh kesah karena apa yang kita alami sebuah proses untuk kita
menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada
Allah. Sebagaimana firman Allah SWT,
۟ ُ‫وا َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ۟ ُ‫ُوا َو َرابط‬
۟ ‫صابر‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
]۟ ‫وا ٱصْ بِر‬
ِ ِ َ ‫ُوا َو‬ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu beruntung.”(Q. S. Ali Imran: 200)
Allah telah berjanji memberikan pahala yang besar pada mereka yang bersabar dan
tidak berkeluh kesah. Bersabar juga merupakan cara agar hati tenang dalam Islam.
َّ ٰ ‫ت ۗ َوبَ ِّش ِر ٱل‬
َ‫صبِ ِرين‬ ِ ُ‫ص ِّمنَ ٱأْل َ ْم ٰ َو ِل َوٱأْل َنف‬
ِ ‫س َوٱلثَّ َم ٰ َر‬ ِ ‫ف َو ْٱلج‬
ٍ ‫ُوع] َونَ ْق‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم] بِ َش ْى ٍء ِّمنَ ْٱل َخو‬
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q. S. Al Baqarah: 155)
Rasulullah pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla berfirman:
“Apabila Aku memberi cobaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua
perkara yang dia cintai (yakni kedua matanya), kemudian ia bersabar, maka
untuknya akan Kuberi ganti surga karena kehilangan keduanya.” (HR. Al Bukhari)
3). Hidup Sederhana
Hidup sederhana walaupun punya kedudukan tinggi dan harta melimpah karena
apa yang kita terima semuanya titipan. Abu Umamah Iyash bin Tsa'labah al-
Anshariy al-Haritsy RA berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW membicarakan
masalah dunia. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, 'Apakah kalian tidak
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
mendengar? Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya kesederhanaan itu
bagian dari iman, sesungguhnya kesederhanaan itu sebagian dari iman'." (HR Abu
Daud).
Sebagaimana Allah berfirman, "Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(al-A'raf: 31).
4). Berprasangka Baik
Senantiasa berpikir positif meskipun kerap ditimpa musibah karena dari setiap
persoalan kita dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah memberi cobaan
melebihi kekuatan kita. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat
286 :
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir.”
5). Selalu tersenyum
Senyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan satu pemahaman
bahwa kita mengampuni dia karena dia tidak tau apa yang dia perkatakan kepada
kita. Selain itu, apabila kita tersenyum dihadapan saudara kita, kita sudah
melakukan sedekah paling ringan yang diperhitungkan oleh Allah SWT untuk
menambah pahala kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Senyummu di
depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956)
6). Selalu memberi
Gemar memberi dan berbagi walaupun kita tidak berlebih karena kita
sesungguhnya bendahara Allah di dunia ini. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasululllah SAW bersabda, “Tangan di atas
lebih baik dari pada tangan di bawah.”
Hal yang dimaksud dengan “tangan di atas” adalah orang yang memberi,
sedangkan “tangan di bawah” adalah orang yang menerima atau meminta. Hadits
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
ini menasihati agar kita menjauhi perbuatan meminta-minta; sekaligus untuk
mendorong agar kita lebih suka memberi dari pada meminta karena yang memberi
akan menjadi pihak yang lebih baik dari pada yang diberi. Singkatnya, hadits ini
menegaskan bahwa memberi itu lebih baik dari pada meminta.
7). Berdoa tanpa sepengetahuan mereka
Jangan lelah dan bosan dalam mendoakan sahabat-sahabat kita untuk kebaikan
mereka tanpa sepengetahuannya dengan tulus. Dari Abu Ad-Darda’, Rasulullah
saw bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi
saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan
berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)
Dalam riwayat lain dengan lafazh: “Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama
muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang
yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan
kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan
mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”
8). Tidak dengki dan iri hati
Jangan iri dan dengki dengan kejayaan dan kesuksesan teman-teman anda, karena
setiap orang yang menerima lebih akan diminta lebih dalam hidup ini, sehingga
kita tidak perlu iri. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, “Jangan kalian saling
mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling
membelakangi! dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang
bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
9). Mudah memaafkan
Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena
terdapat kelegaan dan ketenangan saat kita memaafkan. Dalam sebuah hadist
Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu membuat suatu kebaikan atau
menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (HR. Bukhari)
10). Hindari permusuhan
Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, karena
sesungguhnya dia tetap saudara kita. Diriwayatkan dari Anas R.A, Rasulullah saw
bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, saling menghasut, saling
membelakangi, dan saling memutuskan silaturahim. Jadilah sebagai hamba-hamba
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
yang bersaudara. Seorang mukmin tidak boleh mendiamkan (mengacuhkan)
saudaranya lebih dari tiga hari." (HR Bukhari Muslim).

3. Jika nantinya Saudara menjadi seorang Hakim, bagaimana supaya dalam menjalankan
profesi Saudara sebagai Hakim bernilai ibadah dan menghantarkan Saudara masuk
syurga ? jelaskan.
# Cara agar profesi yang saya tekuni adalah dengan bekerja semaksimal mungkin
dengan hati nurani yang dijiwai nilai-nilai luhur sesuai arahan Allah Swt. Menjadi
hakim yang bijak dan adil, dan senantiasa selalu bertaqwa kepada Allah. Telah
dijelaskan bahwa Islam mendorong umatnya untuk bekerja, hidup dalam kemuliaan
dan tidak menjadi beban orang lain. Islam juga memberi kebebasan dalam memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan setiap orang. Namun
demikian, Islam mengatur batasan-batasan, meletakkan prinsip-prinsip dan
menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga oleh seorang muslim, agar kemudian
aktifitas bekerjanya benar-benar dipandang oleh Allah sebagai kegiatan ibadah yang
memberi keuntungan berlipat di dunia dan di akhirat. Berikut ini adalah batasan-
batasan tersebut:
 Pertama, pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-
Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah [2]: 172)
Setiap muslim diperintahkan untuk makan yang halal-halal saja serta hanya memberi
dari hasil usahanya yang halal, agar pekerjaan itu mendatangkan kemaslahatan dan
bukan justru menimbulkan kerusakan. Itu semua tidak dapat diwujudkan, kecuali jika
pekerjaan yang dilakukannya termasuk kategori pekerjaan yang dihalalkan oleh Islam.
Maka tidak boleh bagi seorang muslim bekerja dalam bidang-bidang yang dianggap
oleh Islam sebagai kemaksiatan dan akan menimbulkan kerusakan. Diantara bentuk
pekerjaan yang diharamkan oleh Islam adalah membuat patung, memproduksi khamr
dan jenis barang yang memamukkan lainnya, berjudi atau bekerja dalam pekerjaan
yang mengan-dung unsur judi, riba, suap-menyuap, sihir, ternak babi, mencuri,
merampok, menipu dan memanipulasi dan begitu pula seluruh pekerjaan yang
termasuk membantu perbuatan haram seperti menjual anggur kepada produsen arak,
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
menjual senjata kepada orang-orang yang memerangi kaum muslimin, bekerja di
tempat-tempat maksiat yang melalaikan dan merusak moral manusia dan lain
sebagainya.
 Kedua, bekerja dengan profesional dan penuh tanggungjawab. Islam tidak
memerintahkan umatnya untuk sekedar bekerja, akan tetapi mendorong umatnya agar
senantiasa bekerja dengan baik dan bertanggungjawab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara ka-lian yang jika bekerja, maka ia
bekerja dengan baik.” (HR Baihaqi, dinilai shahih oleh Al Albani dalam “Silsilah As
Shahihah”)
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajib-kan perbuatan ihsan atas segala
sesuatu.” (HR Muslim)
Yang dimaksud dengan profesional dalam bekerja adalah, merasa memiliki
tanggungjawab atas pekerjaan tersebut, memperhatikan dengan baik urusannya dan
berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan.
 Ketiga, ikhlas dalam bekerja, yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk
mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung niat. Dan setiap
orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari
Muslim)
Niat sangat penting dalam bekerja. Jika kita ingin pekerjaan kita dinilai ibadah, maka
niat ibadah itu harus hadir dalam sanubari kita. Segala lelah dan setiap tetesan
keringat karena bekerja akan dipandang oleh Allah sebagai ketundukan dan amal
shaleh disebabkan karena niat. Untuk itulah, jangan sampai kita melupakan niat
tersebut saat kita bekerja, sehingga kita kehilangan pahala ibadah yang sangat besar
dari pekerjaan yang kita jalani itu.
 Keempat, tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. Bekerja juga akan bernilai ibadah
jika pekerjaan apa pun yang kita jalani tidak sampai melalaikan dan melupakan kita
dari kewajiban-kewajiban kepada Allah. Sibuk bekerja tidak boleh sampai membuat
kita meninggalkan kewajiban. Shalat misalnya. Ia adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh setiap muslim. Maka, jangan sampai kesibukan bekerja mencari
karunia Allah mengakibatkan ia meninggalkan shalat walau pun hanya satu kali.
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
Begitu pula dengan kewajiban yang lainnya, seperti zakat, puasa, haji, bersilaturahmi
dan ibadah-ibadah wajib lainnya.

4. Salah satu prinsip ibadah adalah seimbang antara urusan jasmani dan rohani. Apa
maknanya, dan berikan contoh kehidupan Saudara yang menunjukkan demikian ?
Jelaskan
# Hal ini berarti sesuai dengan kodratnya bahwa manusia itu makhluk Allah yang
terdiri atas jasmani dan rohani, maka ibadah mempunyai prinsip adanya
keseimbangan diantara keduanya, Tidak hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan
yang lainnya, atau sebaliknya, akan tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang
harus dikerjakan.Antara badan (jasmani) dan hati, serta pikiran (rohani) fokus kepada
Allah, mentakbirkan Allah.
Dasarnya adalah :
 Q.S Al-Qashash ayat 77

ُ ‫َصيبَكَ ِمنَ ٱل ُّد ْنيَا ۖ َوأَحْ ِسن َك َمٓا أَحْ َسنَ ٱهَّلل‬ َ ‫اخ َرةَ ۖ َواَل ت‬
ِ ‫َنس ن‬ ِ ‫َوٱ ْبت َِغ فِي َمٓا َءات َٰىكَ ٱهَّلل ُ ٱل َّدا َر ٱلْ َء‬
َ‫ض ۖ إِ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ ِحبُّ ْٱل ُم ْف ِس ِدين‬ِ ْ‫إِلَ ْيكَ ۖ َواَل تَب ِْغ ْٱلفَ َسا َد فِى ٱأْل َر‬
Terjemah Arti: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

 Q.S Al-Hasyr ayat 18


۟ ُ‫ت لِ َغ ٍد ۖ َوٱتَّق‬
‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ٌر بِ َما‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
ْ ‫وا ٱهَّلل َ َو ْلتَنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬ َ
َ‫تَ ْع َملُون‬
Terjemah Arti: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”
 Q.S Al-Baqarah ayat 201

ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ ِ ‫َو ِم ْنهُم َّمن يَقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا فِى ٱل ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ٱلْ َء‬
َ ‫اخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
Terjemah Arti: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa
api neraka”
Hal yang dapat saya lakukan adalah :
1) Yang mengacu kepada urusan jasmani
a. Menjaga kesucian atau Thoharoh – Di sini, kita dituntut untuk menjaga
kebersihan dan juga kesucian dari berbagai aspek seperti seluruh badan kita,
pakaian, makanan, lingkungan, juga tempat tinggal kita. Beberapa ulama
mengatakan bahwa dalam perspektif Islam, menjaga kebersihan juga kesucian
merupakan bagian dari ibadah, bentuk kewajiban, ta’abbudi, bentuk qurbat,
bahkan kunci sebuah ibadah. Nabi SAW sudah sangat jelas mengatakan dalam
sabdanya bahwa bersuci merupakan kunci salat.
b. Menjaga makanan – Dalam Islam, kita selalu ditekankan dan ditunjuk untuk
memakan semua bentuk makanan yang halal dan baik. Yang dimaksud baik di
sini yaitu baik secara mendapatkannya ataupun secara zatnya. Bahkan Allah SWT
pun secara langsung memerintahkan kita dalam firman-Nya untuk mengonsumsi
makanan yang baik dan nuga halal. Ini tentunya menunjukkan bahwa Islam
sangat berapresiasi terhadap kesehatan, karena kita sendiri pun tahu bahwasanya
makanan adalah penentu apakah kita termasuk orang yang sehat atau tidak.
Contoh makanan yang baik bahkan halal yang mudah kita dapatkan setiap hari
yakni sayuran atau buah-buahan.
c. Olahraga – Bahkan, Nabi pun sangat menganjurkan umatnya untuk berolahraga
seperti berenang, berlari, memanah, bergulat, berkuda, dan lainnya. Jadi, sebagai
penganut ajaran Islam, kita memang sudah seharusnya untuk giat berolahraga
sesuai apa yang diajarkan. Secara umum, olahraga memiliki tujuan utama yakni
menjadikan kita sebagai manusia yang kuat dan sehat. Islam sendiri memandang
bahwa setelah iman, sehat merupakan nikmat terbaik yang ke dua. Selain itu, saat
melaksanakan ibadah seperti puasa, salat, jihat, haji, dan lainnya, tubuh yang
sangat sehat juga kuat benar-benar dibutuhkan. Bahkan, Allah SWT sangat
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
menyukai hamba-Nya yang kuat. Maka, olahraga memang sangat perlu untuk
dilakukan setiap hari.
2) Yang mengacu kepada urusan rohani
a. Memperbanyak ibadah – Artinya, kita dianjurkan untuk melakukan segala yang
diperintahkan Allah SWTseperti salat. Jika kita senantiasa menjalankan apa yang
Allah perintahkan, batin kita akan damai dan bahagia sebab tidak ada perasaan
bersalah karena telah melanggar perintah Allah. Jiwa kita pun akan tenang.
b. Memperbanyak zikir – Untuk menjaga kesehatan batin kita, kita bisa
memperbanyak dzikir apapun kondisi kita, susah ataupun senang. Bahkan, kita
bisa berdzikir kapanpun dan dimanapun dengan beragam kondisi tentunya.
Artinya, kita tidak akan mengenal tempat dan waktu untuk berdzikir.
c. Berprasangka baik – Berbaik sangka atau berkhusnudzon merupakan sikap
dimana jiwa kita berpikiran positif entah itu ditujukan kepada Allah SWT
ataupun manusia. Berkhusnudzon dapat membuat kita hidup damai dan legowo.

5. Kenapa dalam beribadah harus dilandasi dengan niat yg ikhlas ? Jelaskan.


# Karena hal tersebut termasuk ke dalam enam prinsip beribadah dalam Islam. Ikhlas
artinya murni, tulus, tidak ada maksud dan tujuan lain selain hanya kepada Allah.
Ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa, melainkan benar-
benar murni untuk menunaikan perintah Allah Swt. Selain itu juga sebagai niat dan
syarat diterima atau tidak diterimanya ibadah kita kepada Allah Swt.
1) Q.S Al-Bayyinah ayat 5
۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َوي ُْؤت‬
ۚ َ‫وا ٱل َّز َك ٰوة‬ ۟ ‫صينَ لَهُ ٱل ِّدينَ ُحنَفَٓا َء َويُقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ‫َومٓا أُ ِمر ُٓو ۟ا إاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
ِ ِ‫وا ٱهَّلل َ ُم ْخل‬ ِ َ
ُ ‫َو ٰ َذلِكَ ِد‬
‫ين ْٱلقَيِّ َم ِة‬
Terjemah Arti: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”
2) Q.S Al-An’am ayat 162

َ‫اى َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬ َ ‫قُلْ إِ َّن‬


َ َ‫صاَل تِى َونُ ُس ِكى َو َمحْ ي‬
Terjemah Arti: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
3) Sabda Nabi
Nama : Affan Fauzi
NIM : 20/461506/HK/22524
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niatya....” (H.R Muttafaqun
Alaih)
4) Sabda Nabi
“Allah tidak menerima amalan kecuali dikerjakan dengan ikhlas dan hanya
mencari ridha-Nya” (H.R An-Nasa’i)

Anda mungkin juga menyukai