Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AGAMA ISLAM

BAB SYAJA’AH

Disusun oleh :

Affan Fauzi

XI MIPA 6

02 ( Dua )

SMA Negeri 1 Cirebon

Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 81 Kota Cirebon


1. Identitas Film
a. Judul : Dong Yi, Jewel In The Crown.
b. Jenis Film : Series Korea.
c. Genre : Epic-Fusion.
d. Sutradara : Lee Byung-Hoon.
e. Tahun Produksi : 2010.
f. Penulis Naskah : Kim Yi-Young.
g. Bahasa Asli : Korea.
h. Durasi Film : 1 jam per episode.
i. Perusahaan Film : MBC
j. Jumlah Episode : 60 Episode.
k. Produser : Kim Ho-Young, Ahn Seung-Gak, Lee Se-Joong

2. Abstraksi
Choi Dong Yi, ialah gadis berkasta rendah dalam kehidupan di negeri Joseon.
Meskipun begitu, perbedaan kasta tidaklah membuat dirinya turut rendah. Demi
mencari kebenaran mengenai konpirasi kematian keluarganya, ia memasuki istana.
Pada akhirnya berhasil membersihkan nama ayahnya dan menduduki posisi penting di
istana.

3. Isi Penjelasan ( Sinopsis )


Latar cerita ada pada masa pemerintahan Raja Sukjong (Raja ke-19) yang
memerintah Dinasti Joseon (diperankan Ji Jin Hee). Cerita berfokus pada Dong Yi
(diperankan Han Hyo Joo, Dong Yi kecil diperankan Kim Yoo Jung), pelayan biro
musik yang tugasnya membantu biro musik dan pekerjaan-pekerjaan berat lain di
istana (musuri) yang kemudian mendapatkan kepercayaan Ratu Inhyeon (diperankan
Park Ha Sun). Ia juga disukai oleh raja dan tersentuh oleh doa yang ia sampaikan
demi kesehatan sang ratu pada saat terjadi kekacauan yang disebabkan oleh selir lain,
Jang Hui-bin (diperankan Lee So Yeon). Dong Yi lalu menjadi selir dengan pangkat
Suk-Bin dan melahirkan putra yang nantinya menjadi raja ke-21 Joseon, Yeongjo.

Dong Yi adalah putri Choi Hyo Won yang merupakan ketua Masyarakat
Pendekar Pedang (Geumgae). Kakaknya Choi Dong Joo berteman dengan Cha Cheon
Soo (Baek Soo Bin) yang nantinya akan membantu Dong Yi. Seo Yong Gi adalah
teman ayah Dong Yi, ayah Seo Yong Gi tewas karena pembunuhan (yang katanya
direncanakan Fraksi Selatan). Seo Yong Gi ditugaskan menyelidiki kasus ayahnya.
Geumgae bentukan Choi Hyo Won dituduh membunuh ayah Seo Yong Gi, maka Seo
Yong Gi harus memburu semua anggota Geumgae dan putri ketuanya, Dong Yi.
Semua anggota Geumgae dieksekusi dengan perintah raja (karena tuduhan
membunuh), tetapi ada satu yang melarikan diri, yaitu Cha Cheon Soo yang akan
menyelamatkan Dong Yi.

Singkat cerita tanpa sengaja Dong Yi bertemu dengan raja Sukjong yang
sedang menyamar untuk menyelidiki sebuah kasus yang dicurigai sebagai usaha
konspirasi untuk menyingkirkan calon selir Jang Hee Bin/ Jang Ok Jung. Atas
kecerdasan Dong Yi, Jang Hee Bin dapat terlepas dari masalah dan ketika ia menjadi
selir, Hee Bin merekomendasikan Dong Yi untuk memasuki Biro Penyelidik Istana.
Bukan tanpa perjuangan Dong Yi bisa memasuki departemen ini, sebuah konsprasi
politik (lagi-lagi) membuatnya nyaris ditendang dari biro penyelidik ini. Namun
karena kecerdasan dan kekerasan hatinya, dong Yi dapat bertahan.

Sayangnya kemudian hubungan Dong Yi dan Hee Bin tidak berjalan mulus,
ketamakan Hee Bin dan keluarganya yang dimotori oleh Jang Hae Jee, kakak Hee
Bin, membuat Dong Yi menjadi pihak yang berseberangan dengan Hee Bin. Hee Bin
sangat berambisi menjadi permaisuri dan berusaha dengan segala cara yang penuh
kelicikan menyingkirkan ratu Inhyeon. Ratu Inhyeon sangat menyayangi Dong Yi dan
menjadi pelindungnya, bahkan kelak dialah yang mendorong Dong Yi untuk menikah
dengan Raja Sukjong dan memintanya menjadi permaisuri sabagai pengganti dirinya
saat menjelang kematiannya ( walaupun Dong Yi akhirnya menolak ).

Kemarahan Hee Bin semakin memuncak saat menemukan fakta bahwa sang
Raja tidak lagi mencintainya seperti dulu. Raja Sukjong telah berpindah hati pada
wanita muda yang cerdas dari biro penyelidik yang dikenalnya tanpa wanita itu tau
siapa dirinya. Dong Yi tidak pernah mengetahui bahwa selama ini pejabat yang selalu
bersamanya adalah raja Sukjong.

Intrik-intrik politik terjadi, fitnah dan konspirasi mewarnai istana dan begitu
banyak korban berjatuhan. Untungnya Dong Yi mempunyai pelindung yang sangat
loyal. Mereka adalah Seo Yong Gi ( pejabat kepolisian, mantan teman dekat
ayahnya ), Cha Ceon Soo ( seseorang dari masa kecil Dong Yi, mantan anggota
Geumgae ) yang juga mencintai Dong Yi, Sim Yun Taek (seorang sarjana cheonmin
cerdas yang dibuang ), Ratu Inhyeon dan yang mendukung dari balik layar, Raja
Sukjong. Walaupun demikian Dong Yi sempat mengalami masa-masa sulit setelah
kematian putra pertamanya dan meninggalkan istana selama 6 tahun. Dalam
pengasingannya ia melahirkan putra kedua, Kyeong Jong, yang kelak bergelar Raja
Jeongjo, menggantikan kakak tirinya yang meninggal di usia muda.

Dong Yi lalu menjadi selir dengan pangkat pertamanya adalah Suk-Won (selir
tingkat 4) lalu setelah diasingkan menjadi Suk-i (selir tingkat 3) lalu Suk-khui (selir
tingkat 2) dan di angkat secara resmi (tingkatnya) menjadi Suk-Bin (selir tingkat 1)
dan melahirkan putra yang nantinya menjadi raja ke-21 Joseon, Yeongjo.

Di akhir cerita kejahatan akan terkalahkan oleh kebenaran. Setelah hampir


sepuluh tahun Hee Bin mengalami kejayaan dengan cara yang licik akhirnya kejayaan
yang dimilikinya tumbang. Ia dihukum mati dengan cara minum racun serta keluarga
dan kroninya dibuang ke Pulau Jeju untuk dijadikan budak selama-lamanya. Dong Yi
menjadi selir tingkat satu bergelar Choi Sukbin, impian ratu Inhyeon untuk
menempatkan Dong Yi sebagai penggantinya tidak terwujud karena latar belakan
Dong Yi dari kalangan Cheonmin, partai kelas bawah.

4. Pengertian
Syaja’ah secara bahasa berasal dari kata al-syaja’ah yang berarti berani.,
sedangkan lawan katanya adalah al-jabn yang berarti pengecut. Syaja’ah dalam kamus
bahasa Arab artinya kebenaran atau keperwiraan yaitu seseorang yang dapat bersabar
terhadap sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah atau
keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Menurut KBBI dapat diartikan mempunyai
hati yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya dan
kesulitan. Jadi syaja’ah adalah keteguhan hati, kuat pendirian, berani membela dan
mempertahankan sesuatu yang hak secara benar dan terpuji.

a. Syaja’ah dalam mengakui kesalahan


Syaja’ah dalam mengakui kesalahan adalah keberanian dan ketulusan untuk
mengucapkan maaf serta merasa bersalah karena telah melanggar atau melalaikan
sesuatu dengan berbesar hati dan lapang dada.
Dong Yi mengakui kesalahannya ketika dia membantu Ge Dwo Ra
meloloskan diri dari kejaran tentara Istana. Akibatnya ia diasingkan keluar Istana
selama 6 tahun setelah tindakannya diketahui oleh sang raja Sukjong sendiri. Ia
dengan berani mengaku dirinya bersalah atas pengkhianatannya demi membantu
teman kecil semasa hidupnya dulu.

b. Syaja’ah dalam menegakkan kebenaran


Syaja’ah dalam menegakkan kebenaran adalah memiliki pendirian yang kuat
dan berani untuk mengatakan suatu kebenaran walau harus menerima resiko
buruk nantinya, jadi sebelumnya kebenaran itu belum ada barulah ketika
melakukan syaja’ah ini, kebenaran terungkap.
Dong Yi dengan berani tanpa memikirkan nasib dan kasta rendahnya bertekad
untuk memasuki istana demi mencari wanita yang memiliki hubungan dengan
konspirasi kematian ayahnya. Ia pun berhasil membersihkan nama ayahnya
setelah Oh Tae Suk ( Paman Jang Ok Jeong / Selir Hui ) dijebloskan ke dalam
penjara.

c. Syaja’ah dalam menahan hawa nafsu


Syaja’ah dalam menahan hawa nafsu adalah keteguhan hati untuk menahan
keinginan melakukan sesuatu yang tidak baik. Hawa nafsu sendiri berkaitan
secara langsung dengan pemikiran atau fantasi seseorang. Jadi menahan hawa
nafsu adalah menahan hasrat atau keinginan intens terhadap suatu objek atau
situasi demi pemenuhan emosi tersebut.
Ketika Geum ( anak Dong Yi ) keluar tanpa izin untuk melihat iring-iringan
ayahnya dan kemudian tersesat, Dong Yi kebingungan dan mencari di setiap
jalan-jalan kecil di desa, ia takut sekali akan keadaan anaknya itu. Pada saat ia
menemukannya, ia tidak memarahi si pangeran, ia hanya bersyukur bahwa
anaknya telah selamat dari keadaan bahaya.

d. Syaja’ah dalam menjaga rahasia


Syaja’ah dalam menjaga rahasia adalah berusaha menahan diri dengan
pendirian yang kuat untuk tidak membeberkan aib atau rahasia orang lain.
Seseorang yang menceritakan rahasianya kepada kita berarti orang itu percaya
pada kita, jadi kita harus bisa menahan diri dengan keteguhan hati untuk tidak
menyebarkan rahasia itu walau kita sedang ada masalah dengan orang itu karena
apapun situasinya kita harus tetap amanah.
Ketika tahu bahwa sang putera mahkota mengidap penyakit kemandulan,
Dong Yi tidak lantas memberitahukan kejadian tersebut pada sang raja. Ia tahu
hal itu akan mengancam kedudukan dan stabilitas di Istana, meskipun ibu dari
putera mahkota adalah dalang dari kematian ayahnya.

e. Syaja’ah dalam mempertahankan kebenaran


Syaja’ah dalam mempertahankan kebenaran adalah berani dan memiliki
keteguhan hati untuk yakin dan konsekuen menjaga kebenaran yang dimilikinya.
Ketika Ratu Inhyeon dikeluarkan dari istana atas tuduhan membunuh ibu suri
dengan racun pada obatnya, Dong Yi tidak tinggal diam, ia berusaha menemui
raja dan hendak menyampaikan kejanggalan yang ia temui pada Biro Kesehatan.
Namun sayang, keberaniannya membuat nyawanya sendiri menjadi terancam.

f. Syaja’ah dalam bersikap objektif terhadap diri sendiri


Syaja’ah dalam bersikap objektif terhadap diri sendiri berarti berani mengukur
kemampuan diri sendiri dan memahami bahwa diri sendiri memiliki kekurangan
dan kelebihan.
Dong Yi tidak mau egois dalam meraih kedudukannya di istana, ia
menggunakkan politik secara benar dan digunakannya untuk bertahan. Ketika raja
memintanya menjadi ratu, Dong Yi menolak dengan alasan agar keudukan putera
mahkota tidak goyah dan demi menjaga stabilitas istana.

5. Dalil
a. Syaja’ah dalam mengakui kesalahan ( QS. Al-A’raf / 7 : 23 )
ِ ِ ِ ِ
َ ‫ْف َس نَ ا َو إ ْن مَلْ َت غْف ْر لَ نَ ا َو َت ْر مَح ْ نَ ا لَ نَ ُك ونَ َّن م َن ا خْلَ اس ِر‬
‫ين‬ ُ ‫قَ ا اَل َر بَّ نَ ا ظَ لَ ْم نَ ا أَن‬
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya
pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

b. Syaja’ah dalam menegakkan kebenaran ( H.R. Abu Daud dan Tirmidzi )


ٍ َ‫ضل اجْلِه ِاد َكلِمةُ ع ْد ٍل ِعْن َد س ْلط‬
‫ان َجائٍِر‬ ُ َ َ َ ُ َ ْ‫أَف‬
“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di
hadapan penguasa yang zalim.”( H.R. Abu Daud dan Tirmidzi),

c. Syaja’ah dalam menahan hawa nafsu ( Q.S Yusuf : 53 )

ِ ‫الس‬
Fۚ ‫وء إِ اَّل َم ا َر ِح َم َر يِّب‬ ُّ ِ‫س أَل َ َّم َار ةٌ ب‬ َّ ‫ إِ َّن‬Fۚ ‫ئ َن ْف ِس ي‬
َ ‫الن ْف‬ ُ ‫ َو َم ا أ َُب ِّر‬F۞
ِ
ٌ‫ور َر ح يم‬ٌ ‫إِ َّن َر يِّب َغ ُف‬
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Q.S Yusuf : 53)

d. Syaja’ah dalam menjaga rahasia


Huzaifah ibnul Yaman r.a. seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan
sebutan shahibus sirri. Dia dapat menyimpan rahasia dengan baik. Hingga tidak
diketahui yang lain akan tugas dan tanggung jawabnya menjaga rahasia. Dia
berani menghadapi konsekuensinya sekalipun terasa amat berat. Akan tetapi yang
membuat gentar dirinya adalah bila tertangkap musuh. Sebagaimana yang pernah
ia ungkapkan pada Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, saya tidak takut bila harus
mati, akantetapi yang aku takutkan adalah bila aku tertangkap.”

e. Syaja’ah dalam bersikap objektif terhadap diri sendiri


Umar bin Abdul Aziz seorang khilafah yang sangat mashur, memberikan
contoh pada saat berpidato di hadapan rakyatnya, “Aku bukanlah orang yang palig
baik dari kalian. Aku hanyalah manusia seperti kalian akan tetapi aku
mendapatkan amanah yang amat besar melebihi kalian. Karena itu bantulah diriku
dalam menunaikan amanah ini.”

f. Syaja’ah dalam mempertahankan kebenaran


َ‫ِّين ُكلِّ ِه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكون‬ ْ ‫ق لِي‬
ِ ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى الد‬ ِّ ‫ين ْال َح‬
ِ ‫هُ َو الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ ِب ْالهُدَى َو ِد‬

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang
musyrik membenci.( Q.S As-Shaff : 9 )

6. Faktor – faktor
a. Rasa takut kepada Allah SWT.
Selama seseorang yakin bahwa yang dilakukannya dalam rangka
menjalankan perintah Allah, maka orang tersebut tidak takut kepada siapapun
kecuali Allah SWT.
Hal ini dilakukan ketika Dong Yi tidak mau berbuat curang dalam meraih
kedudukannya di istana, ia mempergunakan kekuatan politiknya untuk
mengembalikan kebenaran seperti sedia kala. Kejujurannya dalam berpolitik dan
mengungkap kasus yang ada merupakan bentuk rasa takut Dong Yi terhadap
penciptanya.

b. Lebih mencintai akhirat daripada dunia.


Perlu dipahami bahwa dunia bukanlah tujuan akhir, namun hanya sebagai
jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan ragu meninggalkan dunia
asalkan dia mendapat kebahagiaan di akhirat.
Hal ini dilakukan ketika Dong Yi menjabat menjadi selir tingkat empat (Suk
Won) ia turut membantu Biro Makanan dengan menyamar sebagai pelayan istana
demi melayani masyarakat miskin di luar istana. Kemuliaan hatinya menjukkan ia
lebih mencintai akhirat daripada kedudukannya di dunia.

c. Tidak takut mati


Apabila ajal sudah datang, tidak ada yang dapat mencegah atau lari darinya.
Kematian adalah sebuah kepastian dan setiap orang pasti akan mati.
Hal ini dilakukan Dong Yi ketika ia merelakan tubuhnya untuk disayat
pedang oleh penyusup istana demi melindungi putera tercintanya, meskipun
berlumuran darah ia tetap mengutamakan keselamatan sang pangeran. Ia tidak
takut mati, karena ia tahu bentuk usahanya adalah hal yang sudah dikehendaki
oleh Allah Swt.

d. Tidak ragu-ragu
Apabila seseorang ragu dengan kebenaran yang dia lakukan tentu dia akan
menghadapi resiko.
Ketika ia telah di jebak oleh Jang Mo Yeol dan Dong Yi hendak di tangkap,
ia tidak pergi meninggalkan istana, ia tetap berada di pavilliun nya, karena ia tahu
ia tidak bersalah. Bentuk keyakinan Dong Yi akan keputusan akhir dari sang ratu
akan nasibnya merupakan bentuk ketidak raguannya dalam menghadapi fitnah.

e. Tidak menomorsatukan kekuatan materi


Kekuatan materi diperlukan dalam perjuangan, tetapi materi bukanlah segala-
galanya. Allah yang menentukan segala sesuatu.
Meskipun terlahir dari kasta rendah dan kalangan miskin, tidak menyurutkan
niatnya untuk membela kebenaran, Dong Yi mengandalkan pengetahuan dan
pengalaman yang dapatkan dari ayahnya untuk menghadapi setiap kasus yang ada.

f. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah.


Orang yang berjuang untuk kebenaran tidak pernah takut, karena setelah
berusaha dengan keras maka dia akan bertawakal dan memohon pertolongan
kepada Allah SWT.
Ketika Dong Yi diasingkan dari istana, ibu dari Selir Hui bernia untuk
membakar tempat tinggal Dong Yi, untung saja penjaga istana telah disiapkan
secara diam-diam oleh raja untuk mengawasi rumahnya. Dong Yi beserta
pangeran dan dayang-dayangnya berhasil terselamatkan. Para penjaga istana yang
membantu memadamkan api dan mengamankan mereka semata-mata merupakan
kehendak Allah.

g. Hasil Pendidikan
Sikap berani lahir melalui pendidikan yang diterapkan dirumah, sekolah,
masjid, maupun lingkungan. Sebagai contoh, anak yang dididik dan diasuh oleh
orang tua pemberani juga akan tumbuh dan berkembang menjadi pemberani.
Semasa di pengasingan Dong Yi tidak segan-segan mengajarkan anaknya
tentang pelajaran yang akan ia dapatkan di Istana. Alhasil ketika ia kembali ke
istana, kepintarannya di atas anak-anak di usianya, bahkan ia telah menjadi
mahasiswa pada usianya yang masih terbilang sangat muda.

7. Dampak
a. Syaja’ah dalam mengakui kesalahan
Bentuk kesadaran Dong Yi untuk mengaku membantu temannya meloloskan
diri dari kejaran tentara istana adalah tindakan yang sangat mulia. Ia rela
menanggung semua akibatnya, ia pun di copot dari gelar nya sebagai selir
peringkat ke empat (Suk Won) dan diasingkan ke luar istana selama 6 tahun
lamanya.

b. Syaja’ah dalam menegakkan kebenaran


Bentuk kegigihan Dong Yi dalam mengusut kasus-kasus pelanggaran di
istana membuatnya tidak disenangi para bangsawan-bangsawan di atasnya,
terutama dari pihak partai selatan. Bahkan tak jarang nyawa dari Dong Yi sendiri
terancam.

c. Syaja’ah dalam menahan hawa nafsu


Ketika ia tahu anaknya telah melakukan kesalahan besar yang bisa
membahayakan kondisinya, Dong Yi tidak memarahinya, ia tahu pangeran punya
alasan, ia tahu kalau anaknya rindu sosok sang ayah. Hal ini membuat Geum
menjadi lebih mencintai ketulusan hati ibunya.

d. Syaja’ah dalam menjaga rahasia


Bentuk kedewasaan Dong Yi dalam menjaga rahasia penyakit dari putera
mahkota demi kesetabilan posisi di istana membawa dirinya menjadi lebih
bijaksana dalam menjalankan politik di istana. Meskipun seelir Hui adalah lawan
beratnya, Dong Yi tidak mau jika keputusan itu merugikan salah satu pihak.

e. Syaja’ah dalam mempertahankan kebenaran


Keteguhan Dong Yi dalam mempertahankan kebeneran sering kali
membuat nyawanya terancam, bahkan ia nyaris meninggal tersayat pedang ketika
ia menjadi gadis penyelidik Istana.

f. Syaja’ah dalam bersikap objektif terhadap diri sendiri


Sikap dewasa Dong Yi untuk tidak menjadi ratu demi tidak terjadinya
pelengseran putera mahkota dari jabatannya adalah keputusan yang sangat tepat.
Ia tidak mau keadaan di istana menjadi kacau. Hal ini menunjukkan bahwa Dong
Yi tidak egois dan ia sadar diri bahwa latar belakangnya adalah kasta rendah yang
tidak etis untuk menyandang gelar Ratu.

8. Hikmah
a. Timbulnya sikap untuk maju, keberanian merupakan sebuah sikap yang perlu
diterapkan dalam keadaan tertentu, hal ini dapat dicontohkan ketika Dong Yi yang
hanya menyandang status pelayan istana berani berhadapan dengan utusan besar
dari negeri China.

b. Mendorong sikap kreatif dan produktif, melakukan kegiatan kreativitas


membutuhkan sebuah keberanian untuk melakukan sehingga ide kreatif tersebut
dapat berbuah hasil yang baik. Kecerdasan dan kekreativitasan Dong Yi
dibuktikan ketika ia mengatur siasat untuk menjaga Buku Catatan Perbatasan yang
ada di pavilliun nya dari pencurian. Ia mengoleskan seluruh benda di kamarnya
dengan air jahe yang bila diberi cuka akan menghasilkan warna merah. Tindakan
ini ia lakukan untuk meggulingkan Ratu Jang dari posisinya.

c. Dengan menerapkan sikap syaja'ah atau berani maka dalam hidupnya akan timbul
ketentraman. Suatu kedamaian tidak dapat datang secara sendirinya. Kita harus
berani dalam mengambil keputusan dengan percaya bahwa ini merupakan jalan
yang baik. Berani dalam mengambil keputusan dengan baik maka hasil baik tidak
akan mengingkari usaha tersebut. Keputusan Dong Yi untuk menjaga kesetabilan
keudukan politik Fraksi Barat dan Timur menjadikan dirinya banyak disegani
rakyat, ia tidak haus kekuasaan. Akhirnya dalam tahun tersebut, masyarakat
Joseon merayakan pesta untuk menghargai kemuliaan hati Suk Bin ( Dong Yi ).

d. Menjadikan diri terbiasa untuk selalu optimis dan berpadangan positif untuk
segala masalah dan situasi yang ada. Hal ini dapat dicontohkan dari sikap Dong Yi
yang memandang Ratu Inwon ( Ratu Baru ) sebagai seseorang yang tidak salah
pilih, meskipun terkadang keputusannya memberatkan Dong Yi, termasuk
keputusan untuk membuat Geum menikah di usia dini.

9. Kesimpulan
Syaja’ah adalah berani membela dan mempertahankan kebenaran dalam segala
aktivitas kehidupan. Kehidupan Dong Yi dari masa kecil hingga dewasa menjadi
salah satu contoh perwujudan syaja’ah. Dilahirkan tanpa memiliki materi, berkasta
rendah, hanya memiliki keberanian dan kecerdasan serta semangat yang menggebu-
gebu menajadikan dirinya sukses menjadi Selir Hui Been dan dicintai warga Joseon.
Perjuangan dan cara-cara Dong Yi dalam menghadapi masalah menjadi motivasi
bagi generasi muda dalam meraih tujuan yang diinginkan. Mengedpankan kejujuran
dan keberanian menjadi modal dasar kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai