Anda di halaman 1dari 2

ESAI KRITIK FILM

Disusun Oleh : Fitriani Dwi Rahayu (9)


Kelas : XII MIPA B

"Hope" Film yang Menyayat Hati Berasal dari Kisah Nyata di Seoul, Korea

Film tersebut berjudul 'Hope' atau disebut dengan Wish (Harapan) yang diciptakan oleh
ternama di Korea yaiti sutradara Lee Joon-ik. Bahkan film tersebut telah disukai 95% dari
pengguna google dan mendapat rating 8.3 versi Internet Movie Database (IMDb). Film Hope
mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan di bawah umur yang mengalami
peristiwa mengenaskan dan menyayat hati seluruh orangtua yaitu menjadi korban
kekerasan seksual. Hope semakin menarik karena diangkat dari kisah nyata seorang gadis
berusia 8 tahun bernama Na-Young yang menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang
pria berumur 57 tahun yang terjadi pada tahun 2008 di Korea Selatan. Hal tersebut
mengguncang seluruh rakyat Korea Selatan, yang dimana telah melukai hati para orangtua
karena merasa gagal menjaga anak terhadap bahaya yang ada di dunia sehingga
memunculkan rasa ketakutan terhadap keselamatan anak kedepannya.

Film ini dibuka dengan menggambarkan keadaan keluarga Im So Won (Lee Re) yang
dikatakan kurang harmonis sebab kondisinya yang bisa dibilang kurang mencukupi.
Disekolahnya Im So Won merupakan gadis pintar yang menyukai matematika.
Sehari-harinya Im So Won sangat terlatih mandiri yang dimana dia berangkat dan pulang
sekolah hanya bersama temannya atau bahkan sendirian. Im So Won merasa kurang
mendapat kasih sayang dari kedua orangtua karena keduanya sibuk bekerja. Ayahnya
bekerja di pabrik dan ibunya menjaga sebuah toko sembako yang mereka miliki.

Kejadian yang menyayat hati itu pun terjadi saat Im So Won berangkat ke sekolah
sendirian dan bahkan saat itu sedang hujan. Tidak berpikir panjang Im So Won tetap ceria
seperti biasanya berangkat dengan tenang dan tersenyum sambil bernyanyi dan kemudian
Im So Won bertemu dengan pria mabuk di dekat sekolahnya. Pada awalnya pria itu
menawarkan Im So Won untik berbagi payung dengannya. Namun Im So Won menolak
ajakan pria tersebut, sehingga terjadilah peristiwa tragis yang dimana Im So Won dibawa
oleh pria tersebut dengan paksa di sebuah gedung yang terbengkalai. Ia mendapatkan
kekerasan fisik dan kekerasan seksual yang hampir merenggut nyawanya. Im So Won harus
mengalami cacat permanen akibat operasi pengangkatan anus dan usus besar. Akibat yang
paling fatal adalah trauma yang menyerang psikis Im So Won.

Hal yang sangat membuat Im So Won terpukul adalah harus berusaha keras untuk
mengingat peristiwa yang terjadi kepadanya dan harus menjelaskan kepada orang-orang
yang ada disekitarnya. Bahkan dia trauma melihat sebuah gang kecil. Dia juga sempat tak
mau berbicara dengan ayahnya dan menghindari seorang pria. Hal ini disadari Dong Hoon
(Ayah) ketika dia ingin membersihkan luka sang anak namun Im So Won malah berteriak
dan menyuruh sang Ayah pergi. Im So Won juga sempat merasa malu dan takut untuk
kembali bersekolah. Dia merasa malu jika teman-temannya sampai mengetahui kejadian
yang sebenarnya. Berkat bantuan seorang psikiater yang selalu menemani Im So Won, dia
mau bersekolah kembali dan memulai membuka lembaran baru untuk mencoba beraktifitas
seperti biasanya.

Berbagai usaha pun telah dilakukan sang Ayah agar sang anak mau berkomunikasi
dengannya sampai ia rela menyewa kostum badut dan kepanasan memakai kostum
tersebut yaitu kostum badut karakter kesukaan Im so Won, “Kokoromong” yang selalu
menemani putrinya ke sekolah. Dia juga mendatangi sekolahnya agar Im So Won
dihindarkan dari guru laki-laki agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu pun
Dong-hoon dan Mi-hee (ibu Im So Won) tidak tinggal diam dengan kejadian yang menimpa
putrinya, mereka menuntut sebuah keadilan. Hari demi hari mereka berjuang untuk
menyembuhkan mental dan juga kondisi tubuh Im So Won. Walaupun tidak sepenuhnya
bisa menghapus kenangan mengenaskan itu namun mereka benar-benar berusaha untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Hidup mereka benar-benar telah hancur dan
bahkan masalah ekonomi ikut membumbui musibah mereka. Tak heran jika film ini
menguras air mata yang memb

Dalam film ini, emosi penonton sangat dipermainkan. Begitu banyak adegan film yang
bisa menyentuh hati. Apalagi dengan keputusan pengadilan yang membuat geram karena
dianggap tidak adil dalam menyikapi kasus ini. Dari peristiwa yang menyedihkan ini hukum
malah menutup mata dan tidak berusaha untuk melihat kebenaran yang sesungguhnya.
Berbagai tenaga terkuras karena sakit hati dan emosi yang tercampur aduk saat melihat
pelaku hanya tersenyum setelah sadar atas perbuatannya.

Berbagai nilai kehidupan bisa juga kita dapatkan dalam film ini. Peran seorang teman
dan sahabat saat mengalami kesusahan pun sangat terlihat yaitu dengan terjadinya
peristiwq yang dialami oleh Im So Won, teman-temannya bekerja sama untuk selalu
menjaga Im So Won saat di sekolah. Bahkan teman-temannya selalu berangkat dan pulang
bersama Im So Won. Begitu banyak nilai-nilai sosial yang bisa kita petik dalam film ini.

Ketabahan dan keikhlaskan sangat ditonjolkan dalam film ini, dari segi emosional,
kekeluargaan, pertemanan dan juga perekonomian. Selain itu, Hope juga sangat layak
ditonton. Tidak hanya karena alur cerita dan kesedihan film tersebut. Namun film Hope telah
berhasil mendapatkan 17,1 juta USD pada Box Office dan memenangi penghargaan untuk
kategori Film Terbaik dalam 34th Blue Dragon Film Awards sehingga kualitas film tidak
diragukan lagi. Namun ada beberapa scene yang menampilkan hasil kekerasan sehingga
tidak layak ditonton oleh anak berusia di bawah umur. Karena ditakutkan akan memggangu
psikologis anak yang masih di bawah umur. Pada akhirnya cerita dalam film tersebut tidak
digambarkan lagi apa yang terjadi kepada pelaku setelah keluar dari penjara.

Anda mungkin juga menyukai