Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kholifah Anastasia Putri

NIM/Kelas : 182121189/ HKI 6F


Mata Kuliah : Hukum Perkawinan

Review Film :
Kim Ji Young Born 1982

Film yang berasal dari Negara Korea Selatan yang berjudul Kim Ji Young
born 1982 ini telah dirilis di Indonesia pertama kali pada 19 November 2019. Film
ini diangkat dari kisah Novel yang dikarang oleh penulis korea terkenal bernama
Choo Nam Joo. Karya fiksi tersebut berisi isu tentang kesehatan mental dan
feminisme, sehingga banyak menuai kontroversi di korea selatan karena di Negara
itu sendiri masih menganggap feminisme sebagai hal yang tabu. Pada film ini, tak
ada yang jauh berbeda dengan isi novelnya, tentu membahas mengenai sudut
pandang dari sisi seorang wanita dan mencoba memahami hidup sebagai seorang
wanita. Dalam film ini, karakter Kim Ji Young adalah sebagai seorang istri dan
ibu muda yang dalam kesehariannya menjadi ibu rumah tangga yang mengurus
segala keperluan rumah dan mengurus anak seorang diri. Di sisi lain sebagai ibu
rumah tangga Kim Ji Young seringkali mendapatkan perlakuan diskriminasi di
lingkungannya. Seperti tidak adanya kebebasan baginya sebagai perempuan untuk
meniti karir bekerja, berbagai hinaan yang di dapat dari orang lain karena
beranggapan posisi ibu rumah tangga adalah posisi paling nyaman. Karena ibu
rumah tangga hanya tinggal bersantai saja dirumah dan timggal menunggu gaji
yang diperoleh suami.
Alasan lain mengapa film ini awalnya menjadi kontroversial di negaranya
sendiri adalah karena walaupun di Negara Korea Selatan telah menjadi Negara
modern yang perkembangannya sangat pesat dalam hal perekonomian, namun
beberapa nilai dan ajaran konfusionisme sebagian besar masih diterapkan oleh
Negara ini. Salah satunya mengenai peran perempuan dalam dunia kerja, karena
pasti ada kejanggalan terkait pembagian kerja yang ada di korea selatan bagi
pekerja perempuan yang kerap mendapat diskriminasi. Terkait masalah apa yang
menimpa perempuan di korea selatan, sebab mereka masih sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai tradisional. Sehingga memincu adanya ketidasetaraan gender
antara perempuan dan laki-laki, sebab sistem patriarki yang masih kuat di Negara
tersebut yang membuat perempuan cenderung tersisihkan dan membuat posisi
perempuan tidak sama dengan laki-laki. Selain itu, Yang menarik pada film ini
juga adalah suatu bentuk proses interaksi yng dipertunjukkan oleh 3 generasi
keluarga dari kim ji young. Yang memperlihatkan masa kecil Kim Ji Young
dengan ibunya yang hidup di lingkungan yang konservatif. Karena hidup di
lingkungan yang konservatif kemauan atau bukan tentu tidak dapat dihindari,
karena hal itu masih bisa dirasakan pengaruhnya hingga saat ini.
Dalam film ini juga diperlihatkan ketika adegan Ibu Daehyon yang
menginginkan Ji Young ikut membantu mempersiapkan makanan walaupun
dalam keadaan lelah, sedangkan Daehyon hanya diam saja tidak melakukan
apapun. Kemudian, ketika adegan Kim Ji Young yang memutuskan ingin bekerja
lagi Ibu Daehyon merasa buruk untuk putranya karena merasa itu tidak adil bagi
putranya. sedangkan, Daehyon mendukung istrinya Kim Ji Young untuk
melakukan sesuatu yang disenanginya tidak melarang. Namun, Daehyon merasa
khawatir jika istrinya memilki konflik dengan ibunya. Pada Karakter Daehyon ini
ia fungsinya sebagai penengah yang dapat menetralisir emosi penonton ketika
sebelumnya penonton di buat gemas dengan adegan sebelumnya. Kehidupan
pasangan muda Ji Young dan Daehyon ini tentu sangat familiar, dan pembelajaran
yang ada pada film tersebut dapat dengan mudah diketahui oleh siapa pun. Karena
menikah bukanlah hanya perkara yang mudah, selalu dalam kehidupan pernikahan
pasti ada saja rintangan yang harus dihadapi bersama. Apalagi kehidupan keluarga
muda yang hidup masih berada di tengah-tengah pengaruh lingkungan yang
konservatif.
Selain itu, masalah kesehatan mental yang juga dipertunjukkan dalam film
ini yaitu bentuk trauma dari masa lalu yang dialami oleh Kim Ji Young.
Kehidupan kim Ji Young ini mungkin mewakili apa yang dirasakan oleh hampir
semua wanita yang selalu dianak tirikan, karena sang ayah lebih memperhatikan
anak laki-lakinya. Selain itu, di masa remajanya Kim Ji Young pernah hampir
mengalami pelecehan seksual di tempat lesnya. Namun, Ji Young tidak pernah
mendapat keadilan dari sang ayah walaupun Ji Young yang menjadi korban, sang
ayah malah menyalahkan Ji Young karena memakai rok pendek dan terlalu ramah
kepada orang lain. Hal-hal tersebutlah yang kemudian membuat Kim Ji Young
mengalami trauma Psikologis sehingga ia dapat melakukan sesuatu yang tidak
normal yang di luar batas kesadarannya. Dan kemudian, karakter Daehyon yang
sebagai suami Ji Young menyadari ada keanehan pada istrinya berusaha
membantu dengan membawanya ke Psikiater.

Anda mungkin juga menyukai