Anda di halaman 1dari 3

FINAL TES KRIMINOLOGI E

Nama : Muhammad Orie Feriesta

NIM : B011201260

Kelas : Kriminologi E

A . Posisi Kasus

Dalam beberapa kasus hukum yang sering terjadi di sekitar kita, seringkali kita melihat ada
ketidakadilan terhadap masyarakat. Orang bilang, hukum itu tumpul ke kalangan atas alias
orang-orang berduit, tapi akan sangat tajam ke masyarakat miskin.

Film Miracle in Cell No.7 versi Indonesia di-remake oleh Hanung Bramantyo dan Falcon
Pictures. Film ini ramai dibicarakan di berbagai sosial media dan sempat menjadi trending
topic di Twitter.

Sosok Ayah Dodo yang menyandang disabilitas dalam Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia
diperankan oleh aktor ternama Vino G. Bastian. Sedangkan, peran anak perempuan bernama
Kartika dimainkan oleh aktris cilik Graciella Abigail.

Dalam film diceritakan bahwa Dodo mempunyai seorang anak perempuan yang sangat ia
sayangi, di samping itu ia juga berporofesi sebagai penjual balon.

Hari-harinya dihabiskan bersama putri kesayangannya dengan penuh kebahagiaan dan


keceriaan. Kartika kecil justru yang lebih sering menjaga dan merawat ayahnya. Dengan
segala keterbatasan, keduanya menjalani hidup yang bahagia.

Kartika tetap bangga dan tidak malu pada profesi sang ayah untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari mereka. Namun, kehidupan sederhana nan bahagia seketika berubah saat sang
ayah ditangkap atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap gadis kecil yang
bernama Melati. seorang ayah penyandang disabilitas bernama Dodo Rozak (Vino G.
Bastian), dituduh melakukan pelecehan seksual dan membunuh anak perempuan yang masih
di bawah umur. Tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan dan membela diri, Dodo
dijebloskan ke dalam penjara.

Kenapa begitu mudah? Ya, karena orangtua korban adalah seorang ketua partai besar
sementara Dodo hanyalah seorang tukang balon yang hidup damai bersama putri semata
wayangnya, Dodo akhirnya dipenjara lalu bertemu dengan para narapidana dalam sel tempat
di mana ia menjalani hukuman.

B . Faktor Penyebab

Masuknya Dodo ke sel tahanan dengan tuduhan kasus pelecehan anak di bawah umur
membuat para narapidana berperilaku kasar padanya.

Namun, seiring berjalannya waktu, mereka pun saling mengenal dan bersahabat. Para
narapidana pun mulai meragukan tuduhan kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang diduga
telah dilakukan oleh Dodo.

Atas tuduhan yang ditujukan kepadanya, ia mendekam di dalam penjara selama 15 tahun. Ia
menjalani hukumannya mulai dari umur 34 tahun atau pada tahun 1973, kemudian mendapat
kebebasan bersyarat di tahun 1987.

Pasalnya, perlakuan Dodo yang lembut dan penuh kasih sayang pada putrinya berbanding
terbalik dengan tuduhan kejam itu. Para narapidana tersebut lantas membantu Dodo untuk
bertemu dengan putri kesayangan dalam sel tersebut.

Keadaan disabilitas mental membuatnya dengan mudah dituduh telah melakukan kejahatan.
Seperti yang diceritakan dalam film, tindak pidana yang dituduhkan kepadanya yakni
pemerkosaan dan pembunuhan terhadap anak di bawah umur yang tertuang pada pasal 81
Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23
tahun 2002 tentang perlindungan anak

Sebenarnya ia tidak melakukan kejahatan kepada anak tersebut. Ia hanya membantu


melakukan tetap dipenjara dan dijatuhi hukuman mati.

Meski begitu, hukuman mati tetap dibebankan padanya. Pada saat ia meninggal, ia memilih
untuk dimakamkan.

C . Upaya Penanggulangan

Dari film Miracle in Cell No 7 versi korea, Ye Sung, sang anak tumbuh dewasa jadi
pengacara.

Ia berjuang keras supaya adanya pengadilan ulang untuk keadilan ayah. Di persidangan, Ye
Sung berhasil bersihkan nama baik ayah.

Dapat bantuan dari 5 teman ayah ketika ada di tahanan, Ye Sung berhasil buktikan jika ayah
bukan pembunuh dan tak bersalah.
Pun sebelum eksekusi mati, para teman napi sudah berusaha membantu Lee Yong Gu pergi
dari tahanan bersama putrinya, tetapi hal itu gagal sebab balon udara yang mereka naiki
tersangkut di pagar penjara.

Sementara akhir cerita film Miracle in Cell No 7 versi Indonesiamemperlihatkan Kartika


yang sudah tumbuh dewasa.

Kartika berprofesi sebagai pengacara. Kartika berhasil membersihkan nama baik sang ayah
yang telah tiada yang sebelumnya diperlakukan secara tidak adil.

Analisis Film

Dalam film ini memiliki kaitan dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan.
Penggunaan teori ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk diskriminasi terhadap
penyandang kebutuhan khusus yang terdapat dalam film Miracle in Cell no 7. Selain itu,
dapat diketahui juga bagaimana film ini berfungsi sebagai representasi dan kritik terhadap
diskriminasi yang dilakukan kepada penyandang kebutuhan khusus. Melalui analisis yang
dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk diskriminasi yang terdapat dalam film Miracle in Cell
no 7. Bentuk-bentuk tersebut dibagi menjadi dua, yaitu diskriminasi dalam kehidupan
bermasyarakat dan diskriminasi dalam bidang hukum. Akibat adanya diskriminasi, Dodo
menjadi menerima bentuk perlakuan tidak adil yang menyimpang dari norma sosial
kemanusiaan. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut dianalisis menggunakan undang-undang
bagi penyandang kebutuhan khusus untuk menunjukkan adanya kekeliruan terhadap tindakan
diskriminasi kepada penyandang kebutuhan khusus. Dalam film juga dijelaskan mengenai
representasi diskriminasi terhadap penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan dan
hubungannya dengan film Miracle in Cell no 7, serta kritik terhadap diskriminasi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa film Miracle in Cell no 7 merupakan
sebuah film yang dikemas untuk menyampaikan representasi diskriminasi terhadap
penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan dan kritik terhadap perlakuan tidak adil
kepada penyandang kebutuhan khusus di Korea Selatan.

Sumber Kasus
Film Miracle in cell no 7

Anda mungkin juga menyukai