Anda di halaman 1dari 4

Analisis Drama Korea “Through The Darkness” berdasarkan ilmu forensik

Nama : Gabriela Lactisya


NIM : 2033001169
Mata Kuliah : Ilmu Forensik
Kelas : PK Pidana 19

Through the Darkness adalah drama TV Korea Selatan tahun 2022 yang dibintangi oleh
Kim Nam-gil, Jin Seon-kyu dan Kim So-jin. Drama ini memiliki jumlah 12 episode. Drama ini
diambil dari kisah nyata yang ditulis pada novel web tahun 2018 dengan judul yang sama, yang
ditulis oleh Kwon Il-yong, profiler kriminal pertama Korea, dan jurnalis yang menjadi penulis
Ko Na-mu yang mencatat pengalaman Kwon di lapangan. Through the Darkness mengisahkan
kisah nyata seorang profiler yang berjuang keras untuk membaca pikiran para pembunuh
berantai. Drama ini tayang di SBS TV pada musim dingin tahun 2022.
Dalam Through the Darkness episode 1, dimulai dengan masa kecil Song Ha-young.
Song Ha-young yang berusia 9 tahun pergi ke taman hiburan bersama ibunya, tetapi dia
tenggelam dalam suatu kecelakaan dan melihat mayat seorang wanita di dalam sungai. Saat itu,
Song Ha-young merasakan lebih banyak kesedihan daripada orang biasa. Sejak kecil, Song Ha-
young adalah seorang anak yang memiliki empati yang tinggi terhadap sesama. Saat dewasa,
Song Ha Young menjadi petugas polisi. Kisah dimulai ketika polisi distrik tempat Song Ha
Young bekerja menemukan kasus pembunuhan berantai pada seorang wanita yang hidup sendiri
di wilayah yurisdiksinya yang diduga dilakukan oleh ‘Red Hat’.
Pola pembunuhan yang dilakukan oleh Red Hat sangat rumit dan sulit dipahami. Oleh
karena itu, tim penyelidik mencoba menggunakan metode baru untuk mengungkap kasus
tersebut. Song Ha Young (Kim Nam Gil), seorang profiler kriminal, dilibatkan dalam
penyelidikan kasus ini. Menariknya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan seksual, namun
korban ditemukan dalam keadaan telanjang. Kemudian, Kepala tim kekerasan Kantor Polisi
Dongbu menunjuk kekasih wanita itu, Bang Ki-hoon (diperankan oleh Oh Kyung-joo), sebagai
pelakunya. Selain itu, pelaku ‘Red Hat'juga disebut sebagai Bang Ki-hoon, dan penyelidikan
paksa terus berlanjut. Semua keadaan mengatakan bahwa Bang Ki-hoon adalah pelakunya.
Namun, Song Ha-young menatap mata Bang Ki-hoon dan tahu bahwa dia bukanlah pelakunya.
Sementara itu, Yang Yong-cheol (diperankan oleh Ko Geon-han), yang mengaku sebagai
pelaku sebenarnya dalam ‘Red Hat’, ditangkap. Seolah melihat Bang Ki-hoon menangis bahwa
itu bukan Yang Yong-cheol, dia berkata, “Orang itu bukan pelakunya.” Song Ha-young, yang
mengetahui hal ini, semakin curiga dengan kasus Bang Ki-hoon. Namun, terlepas dari upaya
Song Ha-young dan Kook Young-soo, Bang Ki-hoon dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, dan
kasusnya ditutup. Kemudian Song Ha Young berhasil menangkap pelaku sebenarnya dalam
kasus pembunuhan berantai menggunakan teknik analisis perilaku kriminal. Meskipun publik
sempat memberikan kritik tajam karena teknik tersebut masih sangat asing. Kemudian, Young
Soo membentuk tim analisis kriminal dan Song Ha Young resmi bergabung.
Lalu, kasus baru ditemukan dimana seorang anak berusia lima tahun dibunuh dengan
mengerikan. Unit Kejahatan Khusus pun kesulitan mencari tersangka. Kemudian, Ha Young
bersama Young Soo mengunjungi tahanan atas kasus pembunuhan 6 tahun lalu. Yakin dengan
analisisnya, Ha Young ingin membantu Unit Kejahatan Khusus, namun Tae Gu berpikir Ha
Young tidak bisa diandalkan. Pelaku sebenarnya dari insiden pembunuhan terhadap anak kecil
berusia 5 tahun terungkap. Tim analisis perilaku kriminal Song Ha Young dan Kook Young Soo
mengidentifikasi tersangka menggunakan teknik profiling dan tersangkanya adalah Jo Hyeon Gil
(diperankan oleh Woo Jung Guk). Motif kejahatannya adalah O Hyeon-gil menculik korban
hanya karena dia menarik perhatiannya. . Lalu Song Ha-Young berhasil menangkap beberapa
pembunuh berantai lainnya melalui teknik profiling dalam membaca dan menganalisa perilaku
pembunuh.
Berdasarkan drama ini dapat dilihat bahwa drama ini menceritakan kisah nyata dimana
seorang polisi Korea Selatan yang Bernama Kwon Il Young yang menemukan cara baru untuk
menangkap pembunuh berantai melalui psikologi forensik atau profesi yang sering kita dengar
sebagai profiler dimana profiler tersebut menganalisa suatu kasus untuk mendapatkan gambaran
mengenai pelakunya yang sering ditemukan pada kasus-kasus misterius dengan minim petunjuk
tentang siapa yang melakukannya. Melalui drama ini dapat dilihat bahwa beberapa pembunuh
berantai yang terkenal di Korea Selatan tiap masing-masing mereka adalah seorang psikopat juga
dikenal sebagai kepribadian antisosial yang keberadaannya seringkali tidak disadari. Orang
dengan gangguan ini diketahui tidak memiliki hati nurani dan sering melakukan tindakan yang
merugikan orang lain.
Psikopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan beberapa ciri seperti
perilaku antisosial, kurangnya empati, dan temperamen yang tidak dapat diprediksi. Psikopat
cenderung sulit dikenali, karena penderitanya terlihat atau berpenampilan normal, bahkan
cenderung mudah disukai banyak orang. Penyebab seseorang menjadi psikopat belum diketahui
secara pasti. Namun, gangguan kepribadian ini diduga muncul karena pengaruh genetik,
perubahan fungsi otak, dan pengalaman traumatis masa kecil. Hal ini karena seorang psikopat
biasanya tumbuh dari latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Ketidakharmonisan tersebut
bisa dalam bentuk adanya pelecehan anak, orang tua yang kecanduan alkohol, atau perkelahian
orang tua. Psikopat sendiri lebih sering ditemukan pada kaum pria dibandingkan wanita.
Seperti contohnya salah satu psikopat dengan pengalaman traumatis yang diceritakan
pada drama ini yaitu ‘Red Hat’ dimana ia merupakan seorang kurir pengantar makanan sebuah
restoran. Ia berpenampilan selayaknya orang normal bahkan disukai banyak orang karena
sikapnya yang ramah dan sopan terhadap orang lain. Ia melakukan pembunuhan berantai pada
wanita-wanita yang tinggal sendiri dengan cara membekapnya dan menelanjanginya. Hal
tersebut ia lakukan karena pengalaman traumatisnya semasa kecil ketika ia melihat ayahnya
selalu melakukan kekerasan terhadap ibunya dengan cara menelanjanginya dan menjambak dan
memukul ibunya. Dan masih banyak pembunuh lainnya yang diceritakan dalam drama ini
dengan karakter dan cara membunuh yang berbeda-beda. Namun, dapat disimpulkan bahwa tiap-
tiap pembunuh tersebut ialah seorang psikopat yang tidak memiliki hati nurani dan empati
terhadap sesama. Mereka memiliki kesamaan yaitu pada saat melakukan aksi pembunuhannya
mereka senang melihat korban merasa kesakitan dan menderita dan cenderung mereka akan
semakin menyiksa korban. Ada rasa kepuasaan tersendiri yang mereka rasakan saat mereka
melihat korban meringis kesakitan.
Setelah saya menonton drama ini banyak aspek psikologi forensik yang dapat saya
pahami yaitu bahwa luka atau trauma seseorang yang tidak segera disembuhkan dapat menjadi
dendam. Hal ini terjadi pada para pembunuh yaitu si topi merah hingga pembunuhan berantai Gu
Young Chun (Han Joon Woo) dan Nam Ki Tae (Kim Jung Hee). Pelaku pembunuhan yang
dihadapi oleh detektif Song Ha Young (Kim Nam Gil) adalah orang-orang yang mengalami luka
batin menahun. Akhirnya mereka mencari pelampiasan karena belajar dari luka yang dialami di
masa lalu. Terbukti ketika mereka melakukan aksi pembunuhan, para pembunuh tersebut dapat
merasakan euforia ketika melihat sang korban kesakitan.
Melalui drama ini juga saya belajar bahwa kita tidak boleh menyalahkan takdir ataupun
segala peristiwa buruk yang terjadi di dalam hidup kita. Pada dasarnya, manusia tidak bisa
menentukan dari keluarga mana mereka dilahirkan. Semua sudah diatur oleh Tuhan. Para
orangtua hanya menjalankan amanah yang diberikan oleh Tuhan. Yang Yong Chul (Go Geon
Han), Cho Kang Moo (Oh Seung Hoon), hingga Nam Ki Tae adalah korban pelaku kekerasan
dalam rumah tangga. Mereka mengalami kekerasan verbal dan non verbal dari orang
terdekatnya. Bahkan di lingkungan sekitarnya, mereka merasa diasingkan. Akhirnya, mereka
berbuat kriminal supaya diakui oleh publik. Begitu namanya menjadi incaran bagi polisi, mereka
senang karena keahlian dalam membunuh dilakukan secara sempurna. Ketika ditanya kenapa
mereka melakukan hal tersebut, rata-rata menjawab punya masa lalu yang kelam.
Lalu, terakhir yang dapat saya simpulkan bahwa menjadi orang jahat ataupun orang baik
pilihannya ada pada diri kita sendiri. Manusia diberi akal dan perasaan oleh Tuhan supaya bisa
membedakan mana yang baik dan jahat. Meski di masa kecil mengalami kekerasan dan menjadi
memori yang buruk tidak dapat dijadikan alasan pembenaran bahwa seseorang dapat berbuat
jahat terhadap sesamanya, pilihan menjadi baik atau jahat ada di tangan sendiri. Misalnya, Kook
Young Soo (Jin Seon Kyu) dan Cho Hyun Gil (Woo Jung Kook). Dua orang dengan kepribadian
berbeda tersebut mempunyai kenangan masa kecil yang sama, yaitu hidup dalam kondisi
ekonomi yang susah. Di usianya yang masih kecil, mereka mau tidak mau harus bekerja demi
bisa bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga. Apa yang terjadi ketika mereka dewasa
pun berbeda. Kook Young Soo menjadi seorang detektif yang bijaksana sedangkan Cho Hyun
Gil malah membunuh anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai