NRP : 5015221097 Mata Kuliah : Pancasila (27) Dosen Pengampu : Ibu Yuliana
Judul Film : JAGAL- The Act of Killing
Kata Kunci (Keyword) tentang film : Liberalisme, Diskriminasi Ras, Kesenjangan Pendidikan (Contoh)
1. ULASAN ATAU RINGKASAN FILM - CONTENT ANALYSIS (Analisis Isi)
MAKSIMAL 4 PARAGRAF UNTUK URAIAN SERTAKAN (1-2) KUTIPAN/PERCAKAPAN/QUOTES YANG MENARIK (BERDASARKAN TEMA) PADA FILM YANG DI REVIEW : SERTAKAN (1-2) GAMBAR PADA FILM TERSEBUT Film “JAGAL The Act of Killing” merupakan sequel pertama dari film dokumenter pasca peristiwa G 30S PKI yang di sutradarai oleh Josua Openheimer. Film ini menceritakan tentang kejadian pasca peristiwa G30S PKI, yang mana menceritakan seorang algojo yang ditugaskan membantai para sisa-sisa PKI yang ada di Indonesia. Penggambilan gambar di film ini dilakukan di provinsi Sumatera Utara bersamaan dengan pengambilan gambar untuk film sequel keduanya yaitu SENYAP. Berbeda dengan film senyap, film jagal ini ditampilkan menurut sudut pandang algojo pembantaian PKI tahun 1965 yaitu Anwar Congo. Lalu scene berlanjut kepada Anwar Congo bagaimana cara dia mengeksekusi PKI yang terinspirasi dari film Hollywood yaitu dengan cara diseret, lalu ditarik dengan kawat hingga mati, dan setelah itu Anwar berjoget ala tap dance. Penyebab Anwar Congo masih bisa berkeliaran adalah dia kenal dekat dengan orang-orang di Sumatera Utara. Kemudian Anwar menjelaskan bahwa dia menggunakan kantor Ibrahim untuk mengeksekusi para simpatisan PKI. Namun saat diwawancarai, Ibrahim tidak mengenal Anwar Congo karena di medan ada banyak algojo, namun Anwar Congo lah yang paling terkenal di Medan. Dan pada saat itu terdapat juga ormas yang pengaruhnya sangat besar yang berseragam loreng-loreng oren yang tujuannya adalah memberangus Gerakan neokomunisme dan ekstrim kiri. Tayangan berikutnya menjelaskan bagaimana Anwar Congo menyiksa kader PKI yaitu dengan cara menginjak lehernya dengan kaki meja, lalu Anwar bersama teman-temannya menaiki meja tersebut sambal bernyanyi-nyanyi. Lalu Anwar bertemu dengan sejawat algojonya yaitu Adi. Anwar menjelaskan dengan penayangan film penghianatan G 30S PKI membuat dia semakin berani. Disisi lain adi menanyakan kebenaran tentang para gerwani yang menari dengan telanjang dan menyanyikan lagu genjer-genjer disaat para jenderal dieksekusi. Lalu pada saat pecahnya peristiwa G30S PKI, para PKI diberangus, para simpatisannya diberangus dan para anak PKI dilarang untuk bersekolah. Selanjutnya Anwar dan Adi menerangkan bagaimana mereka mengintrogasi para korban dan membunuhnya, ada yang diepnggal, ada juga yang dijerat lehernya dengan kawat besi. Menurut Josua dalam konverensi Jenewa, kejahatan yang dilakukan Adi dan Anwar merupakan kejahatan berat, namun mereka menyangkalnya. Dia juga menjelaskan bahwasannya tidak semua kebenaran itu harus diungkapkan. Satu lagi cara Anwar Congo membunuh yaitu seperti film coboy. Lalu Anwar congo sering mengalami mimpi buruk dikarenakan dia tidak menutup mata orang yang dibunuhnya.
“Bakar…….Bakar………” “Berantem terus……..berantem terus…….” (kata anggota ormas)
2. ANALISIS FILM TERSEBUT DENGAN PERTANYAAN BERIKUT -
CONTEXTUAL ANALYSIS (Analisis Permasalahan)
APAKAH FILM TERSEBUT BERKAITAN DENGAN ISSUE TENTANG
PERBANDINGAN IDEOLOGI (SEPERTI KAPITALISME, SOSIALISME, KOMUNISME, LIBERALISME, FASISME, MARXISME, ATAU IDEOLOGI TRANSNASIONAL) BERIKAN ARGUMENTASI MAKSIMAL 3 PARAGRAF Film Jagal ini menurut saya berkaitan dengan paham komunisme, karena didalamnya berisi tentang pembantaian PKI. Kita semua tau bahwa PKI adalah pengkhianat negara, mereka yang telah mengacau di negeri ini, mereka yang telah melakukan tindakan kejam yang tidak berperikemanusiaan. Bagaimana bisa Indonesia menerima perbuatan yang telah dilakukan oleh PKI, bahkan negara-negara dunia pun mengecam tindakan yang dilakukan oleh PKI. Kejahatan yang tidak terjadi di negara manapun, hanya terjadi di negara kita tercinta Indonesia. Film karya Josua Openheimer ini bisa dibilang adalah lawan dari film G 30S PKI, yang mana film tersebut menceritakan bagaimana kejamnya PKI. Namun film ini menceritakan sebaliknya, yaitu bagaimana PKI ditumpas. Didalam film tersebut kita disuguhkan dengan seorang Algojo yang masih hidup yang telah membunuh banyak anggota dan simpatisan PKI. Menurut saya hal dengan PKI yang merupakan komunis di Indonesia pada saat itu, sudah semestinya mereka menerima balasan yang setimpal. Namun perlu diketahui juga bahwa tidak semua kebeneran harus diceritakan.
APAKAH FILM TERSEBUT BERKAITAN DENGAN FENOMENA DISKRIMINASI
SARA ATAU INTOLERANSI BERIKAN ARGUMENTASI MAKSIMAL 3 PARAGRAF Pada film ini ditayangkan dari sudut pandang Anwar sebagai algojo pada peristiwa pembantaian tahun 1965. Pembantaian tidak hanya dilakukan kepada anggota PKI, namun dilakukan kepada para simpatisan-simpatisan PKI, lalu untuk anak-anak dari PKI mereka dilarang untuk mengenyam Pendidikan pada waktu itu. Menurut saya hal ini sudah termasuk kedalam kasus diskriminasi untuk anak-anak. Kita tahu bahwa mereka adalah anak dari para pengkhianat negara. Namun kita juga tahu bahwa yang melakukan kejahatan adalah orang tua mereka bukan mereka, mereka hanyalah seorang anak-anak yang kesehariannya adalah bermain. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan agar benih-benih PKI tidak muncul, salah satunya dengan merawat dan memberi pengetahuan kepada mereka seberapa bahayanya PKI dan seberapa pentingnya rasa cinta tanah air. Film tersebut juga mengandung unsur SARA, karena selain melakukan pembantaian terhadap PKI, Anwar Congo juga memeras orang-orang cina, jika mereka tidak memberi, maka mereka akan dibunuh.
BAGAIMANA RELEVANSI ISSUE/KEYWORD/FENOMENA SERUPA PADA FILM
TERSEBUT APAKAH TERJADI DI INDONESIA Peristiwa yang terjadi pada film Jagal memang benar-benar terjadi di Indonesia pada saat itu, dan didalam film itu menayangkan para algojo pembantaian PKI yang masih hidup, dan mereka menjelaskan bagaimana mereka membunuh anggota PKI. APAKAH TERDAPAT KETIDAKSESUAIAN DENGAN SILA DALAM IDEOLOGI PANCASILA, KHUSUSNYA SILA YANG KE-BERAPA. BERIKAN ARGUMENTASI (MAKSIMAL 3 PARAGRAF) Menurut saya terdapat beberapa ketidaksesuaian. Jelas saja isi dari film ini adalah berisikan pembantaian yang dilakukan pada tahun 1965. Tujuan dari pembantaian tersebut sendiri adalah menumpas para PKI yang ada. Mulai dari anggota PKI hingga orang yang diduga simpatisan PKI. Meskipun demikian, perbuatan yang mereka lakukan tidak sepenuhnya sesuai dengan niai yang ada pada sila-sila pancasila. Ketidaksesuaian yang pertama adalah tidak sesuai dengan sila ketuhanan yang maha esa. Karena dalam film tersebut, beberapa pelaku berdalih bahwa mereka melakukan pembantaian berdasarkan agama, namun pada sila pertama tidak mendukung penggunaan agama untuk tujuan kekerasan dan pembunuhan. Jelas hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pancasila. Lalu ketidaksesuaian dengan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Tindakan pembantaian yang dilakukan pada film Jagal adalah tindakan yang sangat keji, mereka melakukan tindakan yang tidak berperikemanusiaan meskipun dengan tujuan menumpas PKI. Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan sila kedua yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Meskipun jika kita lihat bahwa tindakan yang dilakukan PKI juga tidak kalah kejam. Jika disamakan, perbuatan yang dilakukan oleh PKI dan yg terdapat pada film Jagal bisa dikatakan sama kejamnya. APAKAH TERDAPAT KESESUAIAN DENGAN NILAI DALAM IDEOLOGI PANCASILA. KHUSUSNYA SILA YANG KE-BERAPA, BERIKAN ARGUMENTASI (MAKSIMAL 3 PARAGRAF) Tidak ada perbuatan dari pembantaian tersebut yang sesuai dengan sila-sila yang ada pada pancasila. Namun menurut saya jika dilihat dari sisi balas dendam, ada kesesuaian dengan nilai dari sila kelima Pancasila. Karena perbuatan yang telah dilakukan PKI terhadap negara Indonesia adalah sangat kejam. Tidak pernah ada sebelumnya di sejarah negara manapun, 7 jenderal dibunuh dan dibuang dalam satu lubang, dan masih banyak lagi. Tentunya dengan tindakan yang telah dilakukan PKI tersebut, memang sepantasnya mereka mendapatkan balasannya dengan cara melakukan hal yang serupa. Mungkin memang terlihat kejam apa yang telah dilakukan oleh para algojo dalam membantai PKI, namun itu tidak lebih kejam dari apa yang telah dilakukan PKI terhadap negeri ini. Tetapi dalam negara kita, khususnya agama yang kita anut masing-masing, tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan tindakan balas dendam. "Hidup dengan baik adalah balas dendam terbaik." - George Herbert. Seperti kata pepatah tersebut, balas dendam hanyalah untuk orang yang berpikiran sempit dan untuk kesenangan semata. Biarlah mereka para pelaku kejahatan yang menerima karmanya di akhirat kelak, tugas kita sekarang adalah menjadikan pelajaran atas tragedy yang pernah terjadi di negeri kita ini, dan bersatu padu supaya kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.