Disusun Oleh:
Handoko Prayugo Pangestu (220301018)
1
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Secara perlahan-lahan namun efektif, media massa memiliki pengaruh pada
pikiran, perasaan, dan perilaku penggunanya. Setiap media massa dipercaya
memiliki dampak yang berbeda terhadap khalayaknya, begitu pula dengan film.
Film secara luas adalah media yang diproduksi khusus untuk di pertunjukan
di gedung-gedung pertunjukan atau gedung bioskop. Film jenis ini juga disebut
dengan istilah teatrikal, tentu berbeda dengan film televisi atau sinetron yang
dibuat khusus untuk siaran televisi.1 (Effendi, 2000: 201)
Film sebagai media komunikasi sosial terbentuk dari penggabungan indra
penglihatan dan pendengaran, sehingga penonton dapat melihat langsung nilai-
nilai yang terkandung dalam film serta mengungkap realita sosial yang terjadi,
baik berupa fakta maupun fiktif.2
Film mampu membentuk opini masyarakat, sehingga pemirsanya tertawa,
ceria, bahagia, bahkan menangis dan ketakutan saat mengikuti alur cerita suatu
film. Salah satu film yang menuai banyak sorotan masyarakat Indonesia adalah
film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Film dokudrama bertema sejarah yang disutradarai dan ditulis Arifin C.
Noer ini merupakan film dalam negeri pertama yang dirilis secara komersial
dengan mengusung agenda propaganda dari pemerintahan Orde Baru Soeharto
serta peristiwa kudeta 1965 kala itu.
Penayangan ulang film tersebut di televisi nasional setiap tahunnya
menjelang 30 September, menuai pro kontra dan menjadi perdebatan masyarakai
Indonesia. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan resensi dan pro kontra
film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI.
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: 2000), hal. 201
2
Syukriadi Sambas, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), hal. 93
2
Bab II
Pembahasan
3
G30S sebagai kontra-revolusioner, dan menyatakan bahwa Angkatan Darat akan
berurusan dengan kudeta ini.3
Soeharto kemudian menghadap ke istana kedua di Bogor untuk berbicara
dengan Soekarno yang menghasilkan konfirmasi pengangkatan Soeharto
sebagai pemimpin Angkatan Darat. Usai penemuan kamp di lubang buaya,
jenazah para jenderal kemudian dimakamkan di tempat lain dan Soeharto
memberikan pidato menggambarkan kudeta ini dan peran PKI di dalamnya.4
3
Wikipedia, “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Penumpasan_Pengkhianatan_G_30_S_PKI#, (diakses pada 1
Oktober 2022 pukul 21.00).
4
Ibid,
5
Fatimah Natasya, “Respons Siswa MAN 2 Model Pekanbaru Terhadap Tayangan Ulang Film
Pengkhianatan G30S/PKI”, Repository UIN Suska (Online), (2018) Hal. 2,
file:///C:/Users/HP/Downloads/6.%20BAB%20I_2018274KOM%20(1).pdf, diakses pada 30
September 2022.
6
Adinda Permatasari dan Diza Liane Sahputri, “ProKontra Anak Nonton G30S/PKI Ini Kata Pakar”,
https://www.viva.co.id/amp/gaya-hidup/parenting/1307438-pro-kontra-anak-nonton-g30spki-
ini-kata-pakar?page=2, (diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 21.22).
4
Sukanta menggambarkan film ini sebagai sebuah pengecilan penderitaan para
anggota PKI dan kaum kiri lainnya dalam peristiwa G30S/PKI, sehingga
menjadi pembohongan pada masyarakat.7
Namun menurut Panglima TNI Gatot Nurmantyo, pemutaran ulang film
G30S/PKI dilakukan agar masyarakat khususnya para generasi muda tidak
melupakan sejarah kelam yang pernah menimpa bangsa Indonesia dan
mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.8
Bahkan beberapa tahun terakhir, media online berlomba-lomba
memberitakan pro dan kontra penanyangan film tersebut. Beberapa diantaranya,
Detik.com meberitakan tentang film G30S/PKI ini sebanyak 19 berita yang
mengandung pro dan kontra sedangkan Tribbunnews.com dari hasil pencarian
memberitakan 12 berita yang mengandung pro dan kontra dalam pemutaran film
G30S/PKI ini selama priode 20 September 2017 – 3 Oktober 2017.9
Lantas apakah PKI memungkinkan akan bangkit kembali? Pada Selasa,
29 September 2020 TVRI Jawa Timur mengadakan sebuah talkshow dengan
tema “Kemungkinan Kebangkitan PKI”. Tjuk Karturi Sukiadi yang diundang
sebagai narasumber sangat yakin bahwa PKI tidak akan mampu bangkit
kembali.10
Tjuk menyebutkan (Henry, 2021: 86) hanya satu alternatif yang harus
dilakukan oleh bangsa Indonesia agar peristiwa seperti G30S/PKI tidak akan
terjadi lagi, yakni mengamalkan Pancasila secara konsisten dan konsekuen.
Lantaran Pancasila hanya akan sakti manakala diamalkan dengan istiqomah,
bukan sekedar diucapkan, diceramahkan, ditatarkan, dan dipidatokan oleh para
pemimpin dan elite politik bangsa Indonesia dari lapisan yang terbawah sampai
yang paling atas.
Lain halnya dengan Embi C Noor, pegiat seni budaya dan film sekaligus
Adik kandung Sutradara Film Pengkhianatan G30S/PKI, Arifin C Noor ini
mengklaim bahwa film tersebut dikerjakan dengan tehnik yang mumpuni,
profesional, serta data-data yang akurat.11
Semua itu menghasilkan sebuah karya yang tidak saja menghibur,
meyakinkan, tetapi juga menjadi pengingat akan hal-hal penting yang dimiliki
7
Wikipedia, loc. cit.
8
Fatimah Natasya, op. cit. hal. 3
9
Ade Muhammad Ridwan dan Laksmi Rachmaria, “Pro Dan Kontra Pemberitaan Pemutaran Film
G30s/Pki Dalam Kaca Mata Media” Fikom Budi Luhur (Online), Vol 03 No 02 (2019) Hal. 2,
file:///C:/Users/HP/Downloads/372-Article%20Text-579-1-10-20190515%20(4).pdf, diakses pada
1 Oktober 2022.
10
Henry Nurcahyo, Tjuk Kasturi Sukiadi Sang Nasionalis, Menekuni dan Mengamalkan Politik
Kebangsaan Demi NKRI (Sidoarjo: Komunitas Seni Budaya BrangWetan, 2021), Hal. 83
11
Faisal Aristama, “Soal Pro-Kontra Film Pengkhianatan G30S/PKI, Begini Kata Keluarga Arifin C
Noor https://politik.rmol.id/read/2021/10/01/506514/soal-pro-kontra-film-pengkhianatan-g30s-
pki-begini-kata-keluarga-arifin-c-noor (diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 11.47)
5
oleh bangsa Indonesia. Itu ia sampaikan dalam diskusi daring bertajuk
"Komunisme Gaya Baru Di Zaman Now" yang disiarkan di YouTube FNN TV
pada Jum’at, 1 Oktober 2021.12
Film G/30SPKI bisa menjadi
bumerang bagi siapa saja yang tidak mampu menyaring pesan dan informasi
dengan baik karena tidak semuanya memiliki muatan nilai positif, terlebih bagi
anak.
Pada tahun 2017 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya,
Muhadjir Effendy secara tegas malarang anak dibawah usia 13 tahun, menonton
film bertajuk penumpasan pengkhianatan G30SS PKI.13
Bab III
Penutup
1. Kesimpulan
a. Film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI tak ayal juga memberikan nilai
pendidikan sejarah bagi bangsa Indonesia untuk menjaga negara
maupun Pancasila. Seyogyanya Pendidikan sejarah menumbuhkan rasa
nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa, nilai patriotisme dalam
menjaga dan merawat NKRI, serta sebagai
tambahan wawasan kebangsaan bagi pemuda bangsa.
b. Penanaman nilai nasionalisme dan patriotisme kepada jiwa seluruh
masyarakat tersebut guna mempersiapkan
generasi yang pandai dan tangguh dalam menghadapi serangan yang ingin
memporak-porandakan masyarakat Indonesia.
c. Nahasnya, film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI mengandung
beberapa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi penculikan,
penyiksaan, pembunuhan, perampasan
kemerdekaan, dan penghilangan orang secara paksa.
d. Dengan banyaknya unsur kekerasan pada film, pesan-pesan pendidikan
menjadi tenggelam. Pasalnya, Mendikbud pada tahun 2017 juga telah
melarang anak dibawah usia 13 tahun menonton film tersebut.
12
Ibid,
13
Ronald, “Mendikbud Larang Anak dibawah 13 Tahun Menonton Film G30S/PKI”
https://m.merdeka.com/peristiwa/mendikbud-larang-anak-di-bawah-13-tahun-menonton-film-
g30spki.html, 28 September 2017(diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 01.17).
6
Daftar Pustaka
Ade Muhammad Rudwan, L. R. (2019). Pro dan Kontra Pemberitaan Pemutaran Film
G30S/PKI Dalam Kaca Mata Media. Fikom Budi Luhur, 03, 02.
Adinda Permata Sari, D. L. (2020, September Rabu). Parenting. Retrieved Oktober Sabtu,
2022, from Viva.co.id: https://www.viva.co.id/amp/gaya-
hidup/parenting/1307438-pro-kontra-anak-nonton-g30spki-ini-kata-
pakar?page=2
Aristama, F. (2021, Oktober Jumat). Republik Merdeka. Retrieved Oktober Sabtu, 2022,
from rmol.id: https://politik.rmol.id/read/2021/10/01/506514/soal-pro-kontra-
film-pengkhianatan-g30s-pki-begini-kata-keluarga-arifin-c-noor
Effendy, O. U. (2000). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung.
Natasya, f. (2018). Respon Siswa MAN 2 Model Pekanbaru Terhadap Tayangan Ulang Film
Pengkhianatan G30S/PKI. Repository UIN Suska, 2.
Nurcahyo, H. (2021). Tjuk Kasturi Sukiadi Sang Nasionalis. Sidoarjo: Komunitas Seni
Budaya BrangWetan.
Ronald. (2017, September 28). Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/peristiwa/mendikbud-larang-anak-di-bawah-13-
tahun-menonton-film-g30spki.html
Sambas, S. (2004). Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press.
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Penumpasan_Pengkhianatan_G_30_S_PKI#