Anda di halaman 1dari 12

Dari abad 1 M hiduplah banyak klan di muka bumi ini.

Ada manusia,

wolfrine, dan vampir. Ketiga klan tersebut sampai saat ini masih bertahan, namun

semua berubah ketika ada perjanjian antara ketiganya. Pada abad 5 M banyak

sekali peperangan yang terjadi, dimana vampir dan wolfrine memakan manusia

untuk bertahan hidup, dan sebaliknya. Hal ini terus terjadi sampai abad ke 10 M.

Namun, di abad 11 M, semua berubah. Ketiga klan memutuskan untuk hidup

berdampingan dengan damai dan tidak lagi saling membunuh. Namun sayangnya,

manusia masih berperang dan melawan klannya sendiri sampai saat ini. Vampir dan

wolfrine tidak bisa ikut campur pada urusan manusia tersebut. Mereka hanya

bisa melihat dari jauh sambil mempertahankan status dan kedudukan mereka.

Vampir dan wolfrine juga sangat handal dalam mempertahankan diri. Dari kecil

mereka diajari oleh klannya untuk bisa bertarung dan membunuh musuh.

Di abad 11 M, sudah tidak banyak manusia yang mengetahui tentang asal-

muasal vampir dan wolfrine, karena manusia sudah bertumbuh, manusia yang tua

sudah banyak yang meninggal, dan banyak yang baru saja lahir di dunia ini. Selain

itu, populasi vampir dan wolfrine juga menipis karena mereka tidak banyak yang

memiliki keturunan. Ditambah lagi pada pertengahan abad 11 M ini, ada wabah

penyakit “black pandemic” yang sangat ganas dan menyebabkan banyak manusia,

vampir, dan wolfrine meninggal.

Perlu diingat bahwa manusia tidak memiliki umur yang panjang. Namun

wolfrine dan vampir berbeda. Wolfrine sehat akan bertahan hingga umur 150

tahun, sedangkan vampir abadi sampai berabad-abad usianya. Bedanya adalah

manusia dan wolfrine akan semakin telihat tua jika bertambah usia, namun vampir

akan selalu berwajah muda dengan berhentinya tumbuh kembang mereka pada

kisaran usia 25 tahun dan wajah mereka tidak akan pernah menua. Ini lah yang

menyebabkan vampir harus berpindah-pindah (nomaden) dari satu ke tempat lain,

agar manusia tidak mengetahui bahwa mereka terlihat masih muda dan berparas

sama.
Di abad 14 M ini, manusia masih terus menjajah bangsa dan kaumnya

sendiri untuk mendapatkan daerah kekuasaan yang lebih luas, hingga akhirnya

mereka semakin tamak. Pertumpahan darah terjadi baik di dunia bagian barat

maupun timur.

JOSEON

Di negara Timur, tepatnya di Dinasti Joseon – Asia, hiduplah seorang

vampir wanita yang baru berusia 25 tahun, Bernama Suzy. Suzy berparas cantik.

Wajahnya sangat khas karena ibunya berdarah Chinese dan ayahnya berasal dari

Eropa. Orang tuanya tinggal di Eropa, dan Suzy memutuskan untuk menjelajahi

dunia Timur sendiri. Ia sangat kaya raya karena orang tuanya menjadi pengusaha

atau saudagar ternama di Eropa, sehingga Suzy pun mendapatkan banyak harta.

Dari Tiongkok hingga Hindustan sudah ia pijak, namun Di dinasti Raja Joseon

(saat ini Korea), Suzy mulai untuk menetap.

Kecantikan Suzy terlihat indah dipandang mata yang melihatnya. Dengan

tinggi 169 cm, ia memiliki mata orang Chinese yang indah. Hidungnya mancung bak

orang Eropa, bibir merahnya mungil tipis dan mempesona. Kulit tubuhnya yang

berwana putih kekuningan sangat halus dan bercahaya di bawah sinar mentari.

Wajahnya tidak terlihat seperti manusia berusia 25 tahun, namun terpancar

seperti manusia belia berusia 20 tahun. Ini lah yang membuat Suzy sangat

istimewa. Tak hanya itu, walau ia cantik, namun ia cerdas, pandai melawan musuh,

dan jago bela diri.

Ketika awal kedatangan Suzy di Joseon pada abad 14 M, ia bertekad untuk

membuka toko dan berdagang di sana. Kemudian, ia mengunjungi kedai untuk

makan dan minum. Lalu ada pelayan wanita yang terkejut oleh kecantikan Suzy.

Pelayan tersebut bertanya kepada Suzy darimana asalnya dan maksud tujuannya

datang ke Joseon. Kemudian pelayan tersebut menyarankan kepada Suzy untuk

menyewa pengawal terlebih dahulu, karena waktu itu situasi di Joseon sedang
rawan akan pencuri, penculik, dan bandit yang jahat. Walaupun Suzy sangat

pintar dalam bela diri, namun di daerah manusia, ia tidak bisa sembarangan

menunjukkan kekuatannya, karena hal itu dapat membongkar identitas aslinya

sebagai vampir. Apalagi banyak manusia tidak mengetahui adanya vampir yang

masih hidup di jaman ini. Oleh karena itu, Suzy harus menyembunyikan

kekuatannya, dan menjadi wanita yang halus lemah lembut, dan tidak berdaya.

Tanpa pikir panjang, akhirnya Suzy semakin mantap hatinya untuk menyewa

pengawal.

Suzy melanjutkan perjalanannya ke barat daya. Ia beranjak ke tempat

persewaan pengawal yang ditunjukkan oleh pelayan wanita tadi. Ketika masuk ke

dalam suatu rumah besar tersebut, Suzy disambut oleh pria paruh baya dan

menyapanya dengan wajah ramah.

“Selamat siang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?” tanya pria tersebut.

“Selamat siang. Saya ingin menyewa pengawal atau bahkan ingin

membelinya. Apakah ada pengawal yang bisa saya ambil dari padepokan ini,

Tuan?” jawab Suzy.

“Silahkan masuk ke aula utama, Nona. Di sana ada banyak sekali pengawal

yang bisa Anda pilih. Harga sewa pengawal adalah 1 koin emas per hari,

sedangkan harga beli pengawal yaitu 500 koin emas.”

Suzy pun beranjak masuk ke aula utama ditemani oleh lelaki itu. Ia

tertegun ketika melihat manusia yang beragam dalam satu ruangan. Ada yang

berbadan besar dan tinggi, ada yang berbadan sangat pendek dan sintal, ada yang

berparas rupawan dengan tinggi semampai. Setelah berkeliling dan melihat –

melihat setiap pengawal yang ada, akhirnya Suzy memutuskan untuk membeli 1

pengawal pria bernama Kim Hyun Sik berusia 27 tahun dengan warna kulit kuning

langsat. Wajahnya terlihat agak kusam, tubuhnya tinggi semampai dengan tinggi

badan 185 cm, postur tubuhnya tegap dan proporsional. Pemilik padepokan

menjelaskan bahwa ia merupakan budak, dan menjadi yatim piatu dari usia 7
tahun. Kim Hyun Sik sudah ada di padepokan tersebut dari usia 15 tahun. Ia

piawai dalam menggunakan pedang dan pisau, serta menjadi peringkat ke-5 dalam

bela diri di padepokan tersebut.

Tuan pemilik padepokan tersebut bertanya, “Mengapa Kau pilih Hyun Sik,

Nona? Bukankah ada orang lain yang menempati peringkat 1-4 terkait bela diri

mereka?”

“Aku memilih Hyun Sik dengan peringkat 5-nya, karena aku pikir orang

dengan peringkat 1 sampai 4 sangat dibutuhkan oleh orang-orang bangsawan dan

orang kaya untuk bisa melindungi mereka dari serangan orang-orang jahat.

Sedangkan aku, hanya seorang wanita yang akan membuka bisnis di kota,

sehingga aku hanya butuh pengawal yang bisa ku andalkan dalam hal bisnis dan

juga bela diri tidak menjadi fokusku saat ini,” jelas Suzy.

Tuan tersebut akhirnya mengerti alasan Suzy. Ia pun dengan senang hati

menerima 500 koin emas dari Suzy. Kemudian Suzy dan Hyun Sik pergi dari

padepokan tersebut.

Saat di jalan, Hyun Sik merasa malu dan sedikit canggung. Dalam hidupnya,

ia tidak pernah melihat wanita secantik Suzy. Sebenarnya ia terkejut ketika

Suzy memilihnya untuk menjadi pengawal pribadinya. Namun, anehnya Suzy

terlihat diam saja di sepanjang jalan menuju pusat kota. Mau tidak mau, Hyun Sik

juga diam, tak berkata apa-apa.

Sesampainya di pusat kota, Suzy mengunjungi sebuah motel untuk

beristirahat dan hanya menyewa 1 kamar tidur. Hyun Sik pun bingung mengapa

Suzy hanya menyewa 1 kamar. Namun, Hyun Sik tak berani bertanya.

Sesampainya di depan kamar, Hyun Sik sudah siap berjaga di depan pintu. Ia

bermaksud untuk berjaga di luar kamar Suzy, namun Suzy malah menyuruh Hyun

Sik untuk masuk ke kamar. Hyun Sik sangat terkejut, ini baru pertama kalinya

dia masuk dalam 1 kamar dengan seorang wanita, walau mungkin hanya berbicara

atau mengobrol saja. Namun menurutnya itu kurang sopan jika pria yang bukan
suami wanita tersebut mengajak masuk dalam satu kamar yang sama. Namun

akhirnya ia pun mengikuti perintah Suzy.

“Duduklah Tuan Hyun Sik. Aku ingin memberitahu mu beberapa hal,” kata

Suzy.

Hyun Sik pun duduk dan bersiap mendengarkan perkataan Suzy dengan

saksama.

“Tuan Hyun Sik, perkenalkan aku Park Suzy. Kau bisa memanggilku Nona

Suzy. Aku pendatang di daerah Joseon ini, namun aku bisa berbahasa Hangul

(Bahasa Korea Selatan) sudah sejak lama. Pagi ini aku baru sampai di pusat kota.

Aku berencana untuk membeli rumah, membeli toko, dan juga membeli pelayan.

Oleh karena itu, untuk melakukan itu semua aku membeli pengawal untuk bisa

menemani dan melindungiku. Kata pelayan kedai, pusat kota sedang dalam

keadaan berbahaya, bukan? Tuan kau harus tau bahwa aku bukanlah orang asli

Dinasti Joseon ini. Aku berasal dari negara Barat nun jauh di sana. Oleh karena

itu, aku mohon kepada mu untuk bisa melindungiku dan memberikanku penjelasan

mengenai apa yang sedang terjadi di Joseon saat ini. Aku berencana untuk

membuka bisnis kain di sini. Yah semoga bisnis ini bisa menghidupiku untuk ke

depannya. Ohya untuk Tuan tidak usah khawatir, nanti setelah aku sudah

membeli rumah dan pelayan, kau bisa tinggal di rumahku selamanya, dan tentunya

makan dan tidurmu sudah ku jamin. Kau hanya perlu berjaga-jaga di dalam dan di

luar kawasan rumahku nantinya,” Suzy menjelaskan secara panjang lebar, namun

perlahan-lahan agar Hyun Sik mengerti.

“Baik Nona Suzy. Kau bisa memanggilku Hyun Sik saja, tidak perlu

menggunakan panggilan Tuan. Bukan kah Kau adalah majikanku saat ini. Terima

kasih pula kau sudah memilihku dari sekian banyak pengawal di padepokan. Aku

akan setia melindungi dan melayani mu. Mohon bantuannya jika ada hal yang perlu

aku tau dan jika aku berlaku tidak sopan, kau harus memberitahu ku Nona,”

jawab Hyun Sik.


“Hyun Sik, bukan kah kau berusia 27 tahun? Aku masih muda 2 tahun dari

mu. Kurang enak saja kalau aku memanggilmu dengan nama Hyun Sik. Hmm,

bagaimana kalau aku memanggilmu dengan panggilan “Oppa”? Bukan kah di Joseon

ini banyak wanita yang memanggil sebutan Oppa kepada laki-laki yang menemani

mereka setiap harinya?” Jawab Suzy.

Hyun Sik merasa terkejut. Ia berpikir bahwa sepertinya Nona Suzy tidak

mengetahui arti sebenarnya dari panggilan Oppa ini. Wanita yang memanggil laki –

laki dengan sebutan Oppa, berarti bahwa laki – laki tersebut adalah kekasih

mereka. Mau tidak mau, Hyun Sik harus membenarkannya, “Nona Suzy, kau

sedikit salah. Sebutan Oppa itu hanya digunakan jika wanita memanggil ke …”.

Belum selesai Hyun Sik menjelaskannya, Suzy memotong pembicaraannya,

“Ah sudahlah Oppa, tidak apa – apa. Panggilan Oppa untuk mu sangatlah indah dan

cocok sekali. Benar kan, Oppa?” Suzy tersenyum sambil menengadahkan

kepalanya ke atas, dan menatap mata Hyun Sik.

Hyun Sik yang melihat tingkah laku Suzy, menjadi tersipu malu dan

telinganya memerah. Ia pun sedikit memundurkan wajahnya dan menjaga

jaraknya. Ia tidak mau sembarangan bertingkah di depan Suzy, wanita cantik

rupawan yang telah memberikannya kesempatan indah untuk menjaga dan

melindunginya.

Setelah itu, Suzy tertegun dengan sikap sopan dari Hyun Sik. Sampai-

sampai ia lupa kalau ia hanya memesan 1 kamar saja dalam motel itu. “Astaga,

Oppa. Maafkan aku. Aku sampai lupa kalau hanya memesan 1 kamar saja. Bukan

kah kau butuh istirahat juga, Oppa? Sebentar, aku akan memberitahu pelayan

dan menambah 1 kamar lagi untukmu.”

“Tidak apa – apa, Nona. Aku bisa tidur di …” Hyun Sik belum selesai

berbicara, Suzy sudah keluar dari kamar itu sambil berlari kecil. Hyun Sik

tersenyum, sambil berkata dalam hatinya bahwa Suzy adalah wanita yang baik

dan sepertinya bisa diandalkan olehnya.


Keesokan harinya, Suzy dan Hyun Sik beranjak untuk mencari rumah

tinggal. Suzy ingin mencari rumah yang luas dengan kamar yang cukup banyak.

Sesampainya pada rumah ke-3 dalam pencariannya, Suzy merasa cocok dengan

rumah tersebut. Rumah itu cukup luas dengan memiliki 4 bangunan (1 bangunan

utama terdapat ruang tamu, balkon yg cukup luas, kamar tidur utama, dan kamar

mandi; bangunan ke-2 dan ke-3 berisi kamar tidur dan kamar mandi; bangunan

ke-4 untuk dapur dan gudang penyimpanan). Terdapat taman, pohon apel yang

tinggi dan rindang, serta ada kolam di pojok depan sebelah taman tersebut.

Rumah khas Joseon yang menurut Suzy luas dan cukup menawan ini, membuatnya

ingin segera memilikinya. Tak panjang berpikir, akhirnya Suzy membeli rumah

tersebut, dan membayar secara langsung dengan harga 15.000 keping emas.

Penjual rumah lalu memberikan akta tanah dan surat – surat rumah yang sudah

ditulis atas nama Suzy.

Suzy dan Hyun Sik pun mulai menempati rumah tersebut. Dengan tak habis

pikir, Hyun Sik masih tidak menyangka bahwa Suzy sangat kaya dan memiliki uang

sebanyak itu. Sesampainya di dalam rumah, Suzy dan Hyun Sik duduk di balkon

bangunan utama yang memiliki pemandangan menyegarkan, karena berada di

lantai dua.

“Oppa, rumah sudah aku beli. Selanjutnya, aku membutuhkan pelayan, dan

bangunan toko untuk bisnisku nanti. Ohya Oppa, apakah kau punya kenalan

seorang ibu – ibu, dan seorang laki – laki muda yang bisa menjadi pelayan di

rumah ini?” tanya Suzy.

Sambil berpikir, akhirnya Hyun Sik menjawab, “Ada Nona. Mereka adalah

ibu dan anak, Nyonya Min dan Chan Kang. Mereka tinggal di tepi kota ini. Nyonya

Min sangat lah piawai dalam hal membersihkan rumah dan memasak, sedangkan

Chan sangat rajin dalam menjaga rumah dan membersihkannya pula. Aku

mengenal mereka ketika mereka membantuku saat aku terluka karena berkelahi
dengan bandit, sehingga mereka merawatku. Nona, kau bisa mengandalkan

mereka.”

“Hmmm, baiklah. Akan aku coba. Namun terlebih dahulu, aku ingin bertemu

dengan mereka dan bertanya tentang beberapa hal agar aku bisa percaya pada

mereka,” Suzy menimpali.

Setelah beristirahat sejenak, Suzy dan Hyun Sik beranjak ke rumah

Nyonya Min. Di sana, mereka bertemu dengan Nyonya Min dan anaknya, Chan

Kang. Terlihat rumah kecil dan sangat sederhana, namun tertata rapi, dan bersih.

Suzy menjelaskan maksud dan tujuannya ke rumah mereka. Dan Nyonya Min

serta Chan Kang setuju untuk bekerja dengan Suzy. Nyonya Min dan Chan Kang

hanya perlu bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 4 sore, dan bisa pulang ke

rumahnya. Mereka akan mendapatkan 1 hari libur, di hari Minggu. Setelah semua

sepakat, Nyonya Min dan Chan bisa bekerja mulai esok hari. Kemudian, Suzy dan

Hyun Sik kembali ke pusat kota untuk membeli perlengkapan mandi, tidur, dan

dapur. Memang tidak semua, namun yang inti – intinya saja.

Senja pun datang. Suzy dan Hyun Sik baru saja sampai rumah dengan

menenteng banyak barang baru yang dibeli di pasar. Hyun Sik melihat Suzy

seperti kelelahan. Oleh karena itu Hyun Sik menyiapkan air panas untuk Suzy

mandi di dapur.

“Nona, air panas untuk kau mandi sudah siap. Haruskah aku menyiapkannya

di kamar mandi mu?” tanya Hyun Sik.

“Iya, Oppa. Terima kasih,” jawab Suzy.

15 menit kemudian …

“Oppa, bisa kah kau masuk ke kamar mandi? Aku tidak bisa membuka

ikatan pakaian belakangku sendiri!” ujar Suzy dengan setengah berteriak, agar

Hyun Sik yang di luar mendengar.

Hyun Sik terkejut, “Bagaimana bisa aku seorang laki – laki masuk ke kamar

mandi wanita, Nona. Maaf aku tidak bisa membantu.”


Suzy pun keluar dari kamar mandi dan menarik tangan Hyun Sik untuk ikut

masuk ke kamar mandi.

Hyun Sik terkejut dan pasrah karena tarikan Suzy sedikit kencang, sambil

tergagap, “ No.. Nonaa…”

Di dalam kamar mandi, Suzy hanya memakai lapisan hanbook dalam yang

transparan dan tembus pandang, ia berkata, “Oppa, kau jahat jika tidak

membantuku membuka ikatan pita di punggunggku. Aku tidak bisa mandi kalau

begini. Tangan ku tidak bisa menjangkau pita itu. Kau harus menolongku!”

Hyun Sik sangat gugup karena tidak pernah berada dalam situasi ini.

Alhasil, ia pun menggapai ikatan pita di punggung Suzy dan membukanya dengan

tangan gemetar sambil memalingkan wajahnya membelakangi Suzy, “Su.. Sudah

Nona. Aku keluar terlebih dulu.”

Di luar, Hyun Sik merasakan jantungnya berdegup kencang dan ia

terengah-engah seperti baru saja berlari.

Suzy hanya tersenyum tipis melihat tingkah Hyun Sik yang sangat lucu.

Setelah Suzy selesai mandi, Hyun Sik pun beranjak mandi di kamarnya di

bangunan ke-2.

Suzy pun memanggil Hyun Sik untuk makan malam bersama di ruang makan.

Makanan itu sudah ia beli sedari tadi di pasar.

“Oppa, wajahmu kenapa belum kau bersihkan? Masih ada kotoran atau

debu di sebelah pipimu,” Suzy sambil menunjuk wajah Hyun Sik.

“Ah dimana kah Nona? Aku tidak bisa melihatnya karena aku tidak bisa

menemukan cermin di kamarku,” ungkap Hyun Sik.

“Sini tiduran di sebelahku. Aku akan membersihkannya untukmu. Sebentar

aku mengambil air dan handuk terlebih dahulu,” Suzy sambil berdiri dan masuk ke

kamar mandinya.

Mau tak mau, Hyun Sik menuruti apa kata Suzy. Ia berbaring di sebelah

tempat duduk Suzy dan menunggunya.


Suzy kembali dan langsung duduk di sebelah kanan Hyun Sik. Ia membawa

air, handuk, dan krim pembersih wajah. Secara perlahan, Suzy mengusapkan krim

pembersih ke wajah Hyun Sik, dan menggosoknya sampai berbusa. Kemudian Suzy

mencelupkan handuk ke air, dan membersihkan wajah Hyun Sik secara perlahan.

Hyunsik merasakan tangan Suzy yang hangat menyentuh wajahnya dan

pandangannya tak lepas dari wajah Suzy yang menawan. Tiba – tiba ia tersadar

bahwa ia tidak boleh seperti itu kepada majikannya. Itu termasuk tindakan tidak

sopan bukan, pikirnya. Akhirnya Hyun Sik berusaha untuk memalingkan

pandangannya dari wajah Suzy.

“Ah sudah bersih, Oppa. Coba kau bisa lihat di cermin ku ini,” Suzy sambil

menyodorkan cermin ke Hyun Sik.

“Bagaimana, Oppa? Hasilnya bersih kan?” tanya Suzy.

Seketika Hyun Sik sangat terkejut. Ternyata wajahnya sangat lah bersih,

dan terlihat lebih bercahaya, tidak kusam coklat seperti biasanya. Ia heran

dengan keajaiban krim pembersih wajah milik Suzy yang benar – benar

membersihkan semua noda di wajahnya.

“Wah, Nona. Wajahku sangat bersih dan tanpa noda. Aku tak pernah

melihat wajahku yang seperti ini,” kata Hyun Sik.

“Oppa kau terlihat tampan ketika wajahmu dibersihkan. Sebenarnya

wajahmu halus, namun kau harus rajin membersihkannya sebelum tidur malam. Ini

aku berikan krim pembersih wajah. Kau bisa menggunakannya setiap malam

sebelum tidur. Aku membelinya di Tiongkok,” balas Suzy sambil menyodorkan

botol krim tersebut.

“Tidak usah Nona. Ini punya mu, dan aku tidak berani mengambilnya.

Dengan hasil yang bagus seperti ini, pasti harganya mahal,” ungkap Hyun Sik.

“Tak apa, ini buat mu, Oppa. Aku masih memiliki banyak sekali krim ini,”

terang Suzy.
Keesokan harinya, Suzy dan Hyun Sik menuju ke area pusat kota untuk

mencari bangunan toko yang bisa dibeli. Suzy berkeliling ke - 5 bangunan, dan

akhirnya membeli bangunan toko yang ke – 4.

Suzy mulai berbenah di toko tersebut dan mengatur tata letak barang –

barang di tokonya. Persediaan kain sutra sudah tiba dalam waktu 1 minggu

kemudian. Suzy, Hyun Sik, Nyonya Min, dan Chan Kang membantu membenahi

toko dan mengatur letak kain – kain yang datang. Dengan persiapan 2 minggu,

akhirnya Suzy membuka toko kainnya dengan senang.

Hari pertama dibuka, tokonya ramai pembeli karena di pusat kota Joseon

belum ada toko kain sutra sebelumnya. Jika para bangsawan ingin membeli kain

sutra, mereka harus ke sebrang di Tiongkok. Sehingga ketika Suzy membuka

toko kain tersebut, toko nya langsung ramai diserbu oleh orang – orang.

Suzy menyediakan kain sutra dengan kualitas rendah sampai dengan

kualitas tinggi. Ia berkeinginan bahwa orang dengan ekonomi rendah pun bisa

membeli kain sutranya dengan harga miring. Setiap harinya tokonya ramai

pengunjung dan pembeli. Banyak wanita – wanita bangsawan yang melirik toko itu,

dan memborong kain sutranya. Kabar ini pun terdengar sampai istana. Permaisuri

Raja saat itu juga penasaran dan ingin mengetahui bagaimana kain sutra yang

dijual oleh Suzy. Sampai suatu ketika, Permaisuri mengirim surat untuk Suzy

agar datang ke istana dan membawa beberapa macam kain sutranya untuk

disuguhkan di depan permaisuri, karena permaisuri ingin melihatnya sendiri dan

membelinya.

Suzy merasa terkejut ketika ia menerima surat dari Permaisuri Raja.

Bisnisnya sangat maju dan berkembang dalam 1 bulan terakhir. Namun ia sangat

senang untuk berkunjung ke dalam istana. Ketika berkunjung ke kediaman

permaisuri, Suzy dikawal oleh pengawal kerajaan dan ditemani Hyun Sik. Sebelum

masuk pun, barang – barang Suzy juga digeledah agar tidak ada benda yang

membahayakan Permaisuri.
Di Joseon pada tahun 1355 ia menyamar menjadi wanita anggun penjual

kain pada masyarakat bangsawan dan namanya menjadi Park Suzy. Kain-kain yang

Suzy dagangkan merupakan kain sutra yang indah, penuh rajutan yang mewah,

sehingga para bangsawan sangat suka datang ke toko kainnya dari awal ia

membuka toko tersebut.

Suzy berdandan sangat menawan. Ia memakai hanbok (baju khas wanita

Joseon) dengan rambut yang tergerai dan diberi ornament cantik di rambutnya.

Sebenarnya banyak orang datang ke tokonya untuk sekedar melihat kecantikan

Suzy. Namun tidak dipungkiri bahwa kain-kain yang dijualnya juga sangat

berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai