Anda di halaman 1dari 329

http://ac-zzz.blogspot.

com/
The Last Empress
Anchee Min

The Last Empress


Diterjemahkan dari The Last Empress Karya Anchee Min,
Terbitan Bloomsburry, London, 2007
Copyright 2007 by Anchee Min
First published in Great Britain in 2007
Indonesian Translation Copyright
2008 by Hikmah Publishing House
Penerjemah: Nuraini Mastura
Penyunting: Suhindrati A. Shinta
Penyelaras aksara: Ifah Nurjany
Desain sampul: Windu Tampan
Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika)
Anggota IKAPI
Jln. Puri Mutiara Raya DewiKZ No. 72
Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430
Telp. 02175915762, Fax. 02175915759
Email: hikmahku@cbn.net.id
http://www.mizan.com
ISBN: 9799791141971
Cetakan I, Juni 2009
Cetakan II, Juli 2009
Cetakan III, Oktober 2009
Cetakan IV, Februari 2009
Didistribusikan oleh Mizan Media Utama (MMU)
An. Cinambo (Cisaranten Wetan) No. 146
Ujungberung, Bandung 40294
Telp.: (022) 7815500 (hunting) Faks.: (022) 7902288
Email: mizanmu@bdg.contrin.net.id
JAKARTA: (021) 7661724, 7661725, MAKASSAR: (0411) 871369,
SURABAYA: (031) 60050079, (031) 9291857, MEDAN: (061) 820469
Terima Kasih
Anton Mueller
Untuk pekerjaan suntingannya yang luar biasa
Sanda Dijkstra
untuk kehadirannya selalu

http://ac-zzz.blogspot.com/
Catatan Penulis
Seluruh karakter dalam buku ini didasarkan atas kenyataan. Saya berusaha
keras untuk menjaga kemurnian peristiwaperistiwa yang tertulis dalam buku
sesuai dengan rekaman sejarah yang ada. Saya menerjemahkan atau menyalin
dekrit, maklumat, dan artikel koran dari dokumen asli. Saat menemukan
perbedaan penafsiran, saya mendasarkan penilaian saya pada hasil penelitian
dan menggunakan perspektif menyeluruh.
Hubunganku dengan Tzu Hsi berawal pada 1902 dan terus berlanjut hingga
kematiannya. Aku menyimpan catatan personal tentang hubungan rahasiaku
dengan sang Maharani, juga menyimpan catatan dan pesan yang ditulis Yang
Mulia pribadi kepadaku, tetapi sialnya aku kehilangan semua manuskrip dan
kertaskertas tersebut.
SIR EDMUND BACKHOUSE,
coauthor buku China Under the Empress Dowager (1910) dan Annals and
Memoirs of the Court of Peking (1914)
Pada 1974, (dengan) mempermalukan Oxford dan mengagetkan para ilmuwan
Cina di seluruh dunia, diketahui bahwa Backhouse adalah seorang penipu...
Kebohongannya memang terbongkar, tetapi bahanbahan palsunya masih tetap
saja digunakan oleh para ilmuwan.
STERLING SEAGRAVE,
Dragon Lady. The Life and Legend of the Last Empress of China (1992)
Salah satu orang bijak Cina meramalkan bahwa "Cina akan dihancurkan oleh
seorang perempuan " Ramalan ini tengah menuju kenyataan.
DR. GEORGE ERNEST MORRTSON,
Koresponden Times London untuk Cina, 18921912
Tzu Hsi sudah membuktikan bahwa dia bijak dan (berpandangan) ekonomis.
Kepribadiannya tanpa cela.
CHARLES DENBY,
Wakil Amerika untuk Cina, 1898

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dia (Tzu Hsi) adalah biangnya kejahatan dan intrik.


Naskah Cina (dicetak pada 19491991)

Awal Mula

PADA 1852, SEORANG GADis berusia tujuh belas tahun dari keluarga terpandang
tetapi miskin dari klan Yehonala tiba di Peking sebagai salah seorang selir bagi
Kaisar Muda, Hsien Feng. Tzu Hsi, dikenal sebagai Anggrek saat kecil, hanyalah
satu dari ratusan selir yang satusatunya impian dalam hidup mereka adalah
memberikan keturunan lakilaki bagi Kaisar.
Saat itu bukanlah waktu yang baik untuk memasuki Kota Terlarang, kompleks
teramat luas yang dipenuhi istana dan taman, dijalankan oleh ribuan kasim dan
dikelilingi oleh tembok di pusat Kota Peking. Dinasti Ch'ing mulai kehilangan
denyut nadinya. Balairung Istana sudah menjadi tempat yang picik dan sangat
tertutup. Beberapa dekade sebelumnya, Cina kalah dalam Perang Opium
pertama. Dan semenjak itu, ia belum juga berusaha memperkuat
pertahanannya
atau
memperbaiki
hubungan
diplomatiknya
dengan
bangsabangsa lain.
Di dalam tembok Kota Terlarang, sedikit salah langkah sering kali berakibat
maut. Sebagai seorang dari ratusan wanita yang menuntut perhatian penuh dari
sang Kaisar, Angrek mengetahui bahwa dia harus mengambil kendali hidupnya
sendiri. Setelah menahabiskan waktunya untuk berusaha mempelajari seni
memuaskan pria, dia mengorbankan segalanya dengan menyuap jalannya untuk
memasuki kamar tidur Kerajaan dan merayu Kaisar. Hsien Feng adalah lelaki
bermasalah, tetapi ada saatsaat ketika cintadewi-kz di antara mereka begitu
menggebu dan murni, dan tak lama, dia mendapatkan keberuntungan untuk
memberinya satusatunya keturunan lakilaki dan pewaris takhta. Dengan
pangkat meningkat menjadi seorang Maharani, Anggrek tetap harus berjuang
untuk mempertahankan posisinya ketika Kaisar mengambil kekasih-kekasih
baru. Haknya untuk membesarkan anaknya sendiri, yang berada di bawah
kendali Pemaisuri Nuharoo, istri pertama Kaisar, selalu menjadi permasalahan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Penyerangan oleh Inggris, Prancis, dan Rusia pada 1860, disusul dengan
pendudukan Peking, memaksa Dewan Istana Cina bergerak menuju pengasingan
di Jehol, di luar Tembok Besar. Di sana, berita memalukan tentang prasyarat
berat untuk perdamaian membawa akibat semakin memburuknya kesehatan
Kaisar. Dengan wafatnya Hsien Feng, muncul kudeta dalam Istana, yang
berhasil dipadamkan dengan bantuan Anggrek beserta saudara iparnya,
Pangeran Kung, dan jenderal Yung Lu. Si tampan Yung Lu menyalakan kembali
percik asmara pada diri Anggrek yang saat itu masih sangat muda. Namun
dengan kedudukan barunya, hanya terdapat sedikit kesempatan bagi Anggrek
untuk memiliki kehidupan pribadi. Sebagai Walibersama Permaisuri Nuharoo
hingga anaknya mencapai usia matang, Permaisuri Anggrek mengawali masa
kekuasaannya yang panjang dan penuh kegentingan, yang akan berlanjut hingga
abad berikutnya.

MATA IBU TERTUTUP saat meninggalnya. Namun sejenak kemudian, dia


membuka dan tetap seperti itu.
"Yang Mulia, tolong pegang kedua kelopak matanya dan usahakan sebisa
mungkin untuk menutupnya," suruh Tabib Sun Paotien.
Jemariku bergetar saat berusaha melakukannya.
Saudariku, Rong, mengatakan bahwa Ibu bermaksud menutup matanya. Ibu
telah menanti kedatanganku terlalu lama. Ibu tidak ingin mengganggu jalannya
audiensiku.
"Usahakan tidak membebani orang lain," adalah filosofi Ibu. Dia pasti akan
teramat kecewa jika mengetahui dirinya membutuhkan bantuan orang lain
untuk mengatupkan kedua matanya sendiri. Aku berharap bisa mengabaikan
larangan Nuharoo dan membawa anakku serta untuk menyampaikan salam
perpisahan pada Ibuku. "Mestinya kenyataan Tung Chih merupakan Kaisar Cina
tidak jadi masalah," aku seharusnya membantahnya. "Toh, dia adalah cucu
ibuku sebelum menjadi Kaisar."
Aku beralih pada abangku, Kuei Hsiang, dan bertanya apakah Ibu meninggalkan
suatu pesan untukku.
Ya. Kuei Hsiang mengangguk, seraya mundur untuk berdiri di sisi
pembaringan lbu. Semua baikbaik saja.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Air mataku menggenang'.
Upacara pemakaman seperti apa yang ingin kauadakan untuk Ibu? tanya
Rong.
Aku tak bisa berpikir saat ini, jawabku. Kita akan diskusikan nanti.
Tidak, Anggrek, protes Rong. Akan sangat mustahil untuk menjangkaumu
begitu kau angkat kaki dari tempat ini. Aku ingin tahu apa niatanmu. Ibu
berhak mendapatkan penghormatan yang sama seperti yang diberikan pada Ibu
Suri Jin.
Aku berharap bisa dengan mudah menjawab ya, tetapi tak mungkin. Rong,
jutaan pasang mata menatap kita. Kita harus memberikan contoh.
Anggrek, Rong membentak, kau adalah penguasa Cina!
Rong, tolonglah. Aku yakin Ibu pasti mengerti.
Tidak, dia tak akan mengerti karena aku tidak bisa mengerti. Kau adalah anak
yang jahat, egois, dan tak berperasaan!
Maafkan aku, Tabib Sun Paotien menyela. Yang Mulia, bisakah aku meminta
perhatian Anda untuk berkonsentrasi pada jarijari Anda? Mata Ibu Anda akan
terus membuka jika Anda berhenti menekan.
Baik, Tabib.
Lebih kuat, dan terus tahan, instruksi Tabib. Sekarang tekan. Sudah hampir
selesai. Jangan bergerak.
Saudariku membantu menahan lenganku.
Wajah Ibu sekarang tampak tenang dan begitu jauh.
Ini Anggrek, Bu, bisikku sambil menangis.
Aku tidak bisa percaya dia sudah meninggal, jemariku mengelus kulit
lembutnya yang masih terasa hangat. Aku rindu menyentuhnya. Semenjak aku
memasuki Kota Terlarang, lbu diharuskan berlutut saat menyapaku tiap kali
datang berkunjung. Dia memaksa untuk mematuhi tata cara yang ada. Itu
adalah penghormatan yang pantas kauterima selaku Permaisuri Cina, ujarnya.
Kami jarang sekali memiliki waktu berdua. Para kasim dan dayang terusterusan
mengelilingiku. Aku ragu Ibu bisa mendengarku dari tempat duduknya, sepuluh
kaki jauhnya dari tempatku. Namun, tampaknya itu tidak mengganggunya. Dia

http://ac-zzz.blogspot.com/
berpurapura dapat mendengarkan. Dia akan menjawab pertanyaanpertanyaan
yang belum kuutarakan.
Perlahanlahan, lepaskan dari kelopak matanya, ucap Tabib Sun Paotien.
Kedua mata Ibu tetap terpejam. Kerutan di wajahnya tampak menghilang dan
air mukanya terlihat tenang.
Aku adalah gunung yang tertinggal di belakang. Suara Ibu kembali terngiang di
telingaku:
Bagai sungai yang menyanyi
Begitulah engkau keluar, mengalir lepas
Bahagiaku menyaksikanmu pergi
Kenangan tentang kita
Begitu penuh dan indah.

Aku harus tegar demi anakku. Meski Tung Chih, yang saat itu berusia tujuh
tahun, telah jadi Kaisar selama dua tahun sejak naik takhta pada 1861,
rezimnya sangat kacau. Kekuatan asing terus merambah Cina, terutama di
bandar-bandar pelabuhan; di wilayah sendiri, pemberontakan petani yang
disebut Taiping telah menyebar di daerah pedalaman dan telah menguasai
provinsi demi provinsi. Aku berusaha keras mencari cara untuk mendidik Tung
Chih sebaik mungkin. Namun, dia tampak sangat terpukul oleh kepergian
ayahnya secara mendadak. Aku hanya bisa berharap dapat membesarkannya
sebagaimana kedua orangtuaku tdah membesarkanku.
Aku adalah wanita yang beruntung, Ibu sering kali berujar. Aku
memercayainya saat dia mengatakan bahwa tak ada sedikit pun penyesalan
dalam hidupnya. Dia telah meraih impiannya: kedua putrinya menikahi
keluarga Kerajaan dan putranya menjabat sebagai salah seorang menteri
Kerajaan berpangkat tinggi. Kita semua hanyalah jembel pada 1852 lalu, Ibu
sering kali mengingatkan anakanaknya. Aku tak akan pernah melupakan
petang hari itu di Kanal Besar, ketika para penandu menelantarkan peti mati
Ayah kalian.
Panas teriknya hari itu dan bau busuk yang menyebar dari mayat ayahku juga
terus menghantuiku. Raut muka Ibu saat dengan terpaksa menjual perhiasan

http://ac-zzz.blogspot.com/
terakhirnya, jepit rambut giok yang merupakan hadiah pernikahan dari Ayah,
adalah raut tersedih yang pernah kulihat.
Sebagai istri pertama Kaisar Hsien Feng, Permaisuri Nuharoo menghadiri
penguburan ibuku. Aku berjalan di belakangnya, berhatihati untuk tak
menginjak ekor jubahnya yang panjang. Nyanyian para biksu Tibet, juga para
pendeta Tao dan Buddha, mengikuti kami. Sambil beriringan memasuki Kota
Terlarang, kami terusmenerus berhenti untuk melakukan ritual demi ritual saat
melewati gerbanggerbang dan temboktembok.
Berdiri di samping Nuharoo, aku kagum pada hubungan kami yang akhirnya
terjalin cukup harmonis. Perbedaan di antara kami sudah amat jelas, semenjak
kali pertamanya kami memasuki Kota Terlarang sebagai gadis muda. Dia
begitu anggun, percaya diri, dan dari keturunan ningrattelah terpilih sebagai
Istri Pertama Kaisar, sang Maharani; aku sendiridari keluarga baik-baik tetapi
hanya itu, dari bangsa sendiri tetapi tak jelasmenjadi selir dari tingkat
keempat. Perbedaan antara kami tumbuh jadi konflik saat aku menemukan
jalan memasuki hati Kaisar Hsien Feng dan melahirkan putraku, satu-satunya
keturunan lakilaki dan pewaris takhta. Kenaikan peringkatku hanya semakin
memperburuk masalah. Namun, di balik kekacauan penyerbuan bangsa asing,
mangkatnya suami kami pada masa pengasingan di tanah perburuan lama di
Jehol, dan krisis kudeta, kami dipaksa menemukan jalan untuk menjalin kerja
sama.
Bertahuntahun kemudian semenjak itu semua, hubunganku dengan Nuharoo
sangat sesuai dengan ungkapan, Air di sumur tak akan mengganggu air di
sungai. Untuk bertahan, amatlah penting bagi kami berdua untuk saling
menjaga satu sama lain. Terkadang hal ini tampak sangat mustahil, terutama
mengingat Tung Chih. Status Nuharoo sebagai istri pertama memberikan
wewenang baginya untuk menentukan cara asuhan dan pendidikannya, hal yang
sangat menyayat hatiku. Perselisihan kami tentang cara terbaik membesarkan
Tung Chih memang berakhir sejak dia menaiki takhta, tetapi kegetiran hatiku
menyaksikan betapa anak itu sangat tak matang terus berlanjut menjadi duri
bagi hubungan kami berdua.
Nuharoo mencari ketenangan dengan menjadi penganut Buddha taat,
sementara ketidaktenanganku terus mengikutiku seperti bayangan. Jiwaku
selalu mendantarkan kemauanku. Aku membaca buku kiriman Nuharoo
untukku, Adab yang Pantas bagi Janda Kekaisaran, tetapi buku itu sama sekali
tak bisa menenangkan batinku. Bagaimanapun, aku berasal dari Wuhu, danau
yang ditumbuhi rumput lebat ' Aku tidak bisa menjadi sosok orang lain, meski
seumur hidup aku berusaha.
Bdajarlah menjadi Jenis kayu yang lembut, Anggrek,

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ibu mengajariku saat aku masih kecil. Bongkahan yang lembut akan diukir
menjadi patungpatung Buddha dan dewadewi. Bongkahan yang keras akan
dijadikan papan peti mati.
Aku memiliki meja gambar di ruanganku, dengan tinta, cat campuran baru,
kuas, dan kertas nasi. Tiap kali usai audiensi, aku datang ke sini untuk bekerja.
Lukisanlukisanku adalah untuk anakkusemua dijadikan sebagai hadiah atas
namanya. Lukisan ini berperan sebagai duta bangsa dan bicara atas nama Kaisar
setiap kali situasi jadi begitu memalukan. Cina dipaksa untuk mengemisngemis
agar tenggat pembayaran atas biaya disebut sebagai kompensasi perang yang
dipaksakan pada kami oleh kekuatan asing, diperpanjang.
Lukisanlukisan ini juga membantu meringankan penolakan terhadap kebijakan
pajak tanah anakku. Para gubernur dari berbagai wilayah sudah mengirimkan
pesan bahwa rakyat mereka amat miskin dan tak sanggup lagi membayarnya.
Gudang penyimpanan mata uang tael sudah lama kosong, keluhku dalam
dekrit yang dikeluarkan atas nama anakku. Pajak yang telah kita kumpulkan
sudah dikuras oleh kekuatan asing agar armada mereka tidak memasuki
perairan kita,
Saudara iparku, Pangeran Kung, mengeluhkan bahwa Biro Urusan Luar Negeri
sudah kehabisan ruang untuk menyimpan suratsurat tagihan dari para penagih
utang. Kapalkapal armada asing sudah berkalikali mengancam untuk memasuki
perairan kita, dia memperingatkan.
Adalah ide kasimku, Antehai, untuk menggunakan lukisanlukisanku sebagai
hadiah untuk menangguhkan waktu, menghemat uang, dan meminta
pemahaman.
Antehai sudah melayaniku sejak hari pertamaku di Kota Terlarang, ketika
sebagai bocah lakilaki usia tiga belas tahun, dengan sembunyisembunyi dia
membawakanku minuman untuk tenggorokanku yang kering. Itu merupakan
tindakan berani, dan semenjak saat itu, dia mendapatkan kesetiaan dan
kepercayaanku.
Idenya akan lukisanlukisan ini sangat cerdas, dan aku tak dapat melukis lebih
cepat lagi.
Kukirimkan satu lukisan sebagai hadiah ulang tahun untuk Jenderal Tseng
Kuofan, panglima perang terhebat di Cina, yang mendominasi kekuatan militer
negara. Aku ingin agar Jenderal tahu bahwa aku menghargainya, meski
barubaru ini aku menurunkan pangkatnya atas nama anakku, di bawah tekanan
golongan konservatif Istana yang proManchu, yang menyebut diri mereka

http://ac-zzz.blogspot.com/
TopiBesi. Topi Besi tak dapat menerima kenyataan bahwa bangsa Cina Han,
melalui perjuangan keras mereka, telah mulai menduduki puncakpuncak
kekuasaan. Aku ingin Jenderal Tseng tahu bahwa aku tak memiliki niat buruk
padanya, dan bahwa aku menyadari bahwa aku sudah bertindak tak adil
terhadapnya. Putraku Tung Chih tidak dapat memimpin tanpamu, adalah
pesan yang dikirimkan lukisanku. Aku selalu berpikir apa yang menahan
Jenderal Tseng Kuofan dari mengobarkan pemberontakan. Kudeta tentu tak
akan sulitdia memiliki uang dan bala tentara. Aku selalu berpikir bahwa ini
semua hanyalah masalah waktu saja. Sudah cukup semua, aku bisa
bayangkan Tseng akan berkata satu hari, dan putraku akan kehabisan
peruntungannya.
Kutandatangani namaku dalam tulisan kaligrafi indah. Di atasnya kutandai
dengan stempel pribadiku bertinta merah. Aku punya berbagai stempel batu
dari berbagai jenis ukuran dan bentuk. Selain stempel khusus yang diberikan
padaku oleh suamiku, stempel lainnya menunjukkan gdarku: Maharani Cina.
Ibu Suri Kebaikan Hati yang Suci, Permaisuri Istana Barat Permaisuri Tzu
Hsi adalah yang paling sering kugunakan. Stempelstempel ini bernilai tinggi
bagi para kolektor. Untuk menjadikan hasil pekerjaan seninya lebih mudah
terjual di kemudian hari, akan kutinggalkan namaku, kecuali jika diminta
sebaliknya.
Kemarin Antehai melaporkan bahwa nilainilai lukisanku naik. Berita ini
membuatku sedikit gembira. Meski begitu, aku lebih senang menghabiskan
waktu bersama Tung Chih daripada merasa terpaksa melukis.
Setiap orang yang melihat lukisanku dapat melihat kekurangannya. Sapuan
kuasku menunjukkan keamatiran, atau kurangnya bakat. Penguasaan tintaku
menunjukkan bahwa aku hanya pemula. Sifat dari lukisan kertas nasi tidak
mengizinkan adanya kesalahan, yang berarti aku harus menghabiskan waktu
berjamjam untuk satu lukisan, bekerja hingga larut malam, dan satu saja
sapuan salah akan merusak semuanya. Setelah berbulanbulan bekerja sendiri,
aku akhirnya mempekerjakan guru seni yang tugasnya adalah menutupi
kekuranganku.
Pemandangan alam dan bungabunga adalah objek lukisku. Aku juga melukis
burungburung, biasanya berpasangan. Aku akan menempatkannya di
tengahtengah lukisan. Burungburung itu akan bertengger di dahan yang sama
atau beda, seolah sedang mengobrol. Dalam komposisi tegak, satu burung akan
bertengger di pucuk dahan dan menatap ke bawah, dan burung lainnya akan
bertengger di dahan bawah mendongak ke atas.
Aku menghabiskan banyak waktu mengerjai bulu-bulunya. Merah jambu,
oranye, dan hijau limun adalah warnawarna bulu burung kesukaanku.
Warnawarna itu memberi kesan hangat dan ceria. Antehai menyarankan agar
aku melukis bungabunga peoni, teratai, dan krisan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dia bilang aku sangat pandai melukis bungabunga seperti itu. Tetapi aku tahu
maksudnya adalah lukisanlukisan macam itu lebih mudah dijual.
Trik yang kupelajari dari guru seniku adalah bahwa stempel bisa digunakan
untuk menutupi kekurangan yang ada. Karena aku punya kekurangan hampir di
semua tempat, aku membubuhi cap stempel hampir di mana-mana untuk tiap
lukisan. Saat aku merasa tak puas dan ingin memulai semuanya dari awal,
Antehai mengingatkanku bahwa jumlah yang dihasilkan mestinya menjadi
target utamaku. Dia membantu membuat capcap stempel itu jadi lebih
menarik. Saat aku merasa sudah tak dapat menyelamatkan hasil karyaku, guru
seniku akan mengambil alih.
Guruku biasanya menghabiskan waktu memperbaiki latar belakangnya. Dia akan
tambahkan dedaunan dan rantingranting untuk menutupi bagian yang buruk
dan akan menambahkan aksen ke gambar burung dan bungaku. Orang akan
berpikir bahwa sapuan lukis guruku yang mengagumkan akan menjadikan
karyaku tampak sungguh memalukan, tetapi dia menerapkan keterampilannya
hanya untuk menyelaraskan musiknya Kemahiran seninya menyelamatkan
karya lukisku yang terburuk. Sungguh mengesankan melihatnya berusaha keras
menyamai sapuan-sapuan amatirku.
Pikiranku sering kali berkelana pada putraku saat aku tengah melukis. Pada
malam hari, jadi sulit memusatkan pikiran. Aku akan membayangkan wajah
Tung Chih selagi dia tertidur di ranjangnya dan memikirkan apa yang dia
impikan. Saat aku tak lagi bisa menahan diri untuk menghabiskan waktu
bersamanya, aku akan taruh kuasku dan berlari ke istana Tung Chih, empat
pekarangan jauhnya dari tempatku. Tak sabar menanti Antehai menyalakan
lampion, aku akan berlari dalam kegelapan, menabrak dan membentur tembok
serta gerbang lengkung sampai tiba di sisi tempat tidur putraku. Di samping
putraku yang tertidur, aku akan memeriksa napasnya dan membelaibelai
kepalanya dengan jemari tanganku yang ternoda bekas tinta. Saat salah
seorang pelayan menyalakan lilin, aku meraih satu dan membawanya dekat ke
wajah anakku.
Mataku akan menelusuri kening indahnya, kelopak matanya, hidung, dan
bibirnya. Aku akan membungkuk dan mengecupnya. Mataku akan basah saat
kulihat kemiripannya dengan ayahnya. Aku akan teringat ketika Kaisar Hsien
Feng dan aku sedang jatuh cinta. Kenangan kesukaanku adalah saat aku terus
menggodanya dengan memaksakan dirinya mengingat namaku. Aku tak akan
meninggalkan Tung Chih, hingga Antehai menemukanku. Rombongan panjang
kasim akan mengekor di belakangnya, tiap mereka menjinjing lampion merah
besar.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Guruku bisa melukis untukku, aku akan berucap pada Antehai. Tidak akan
ada yang tahu bahwa aku tidak membubuhi stempel itu sendiri.
Tetapi kau akan tahu, Yang Mulia, kasim itu akan menjawab lembut,
kemudian dia akan mengantarku balik ke istanaku.

BUKANNYA MEMBACAKAN BUKU untuk Tung Chih di bawah naungan teduh


pekaranganku, aku malah menandatangani dekrit mengumumkan penjatuhan
hukuman mati bagi dua tokoh penting. Saat itu 31 Agustus 1863. Aku sangat
menyesali momen itu karena aku tak dapat menyingkirkan dari pikiranku akan
arti tanda tanganku itu terhadap kduarga mereka.
Terhukum pertama adalah Ho Kuiching, Gubernur Provinsi Chekiang. Ho adalah
teman lama suamiku. Kali pertama aku bertemu dengannya saat dia masih
pemuda belia. Dia baru saja menjuarai peringkat pertama ujian pegawai
kekaisaran. Aku menghadiri upacara itu bersama suamiku, yang
menganugerahinya dengan gelar Jinshih, Pemuda dengan Prestasi Agung.
Dalam ingatanku, Ho adalah pemuda yang rendah hati. Dia memiliki mata yang
menjorok ke dalam dan gigi tonggos. Suamiku sangat terkesan dengan wawasan
filsafat dan sejarahnya yang luas, dan dia mengangkat Ho sebagai Wali Kota
dari Kota Selatan yang penting di Hangchow, dan beberapa tahun kemudian,
sebagai Gubernur Chekiang. Saat dia berusia lima puluh, dia menjadi Gubernur
Senior yang menanggungjawabi seluruh provinsi Selatan Cina. Ho juga
dianugerahi kekuasaan militer. Dia adalah Pemegang Komando Tertinggi
Kerajaan di Selatan Cina.
Catatan Ho menunjukkan bahwa dia dituntut karena mengabaikan tugasnya,
mengakibatkan hilangnya beberapa provinsi selama pemberontakan Taiping
terus berlanjut. Dia telah memerintahkan kepada anak buahnya untuk
menembaki penduduk setempat saat berusaha meloloskan diri. Aku menolak
permintaannya untuk mempertimbangkanulang kasusnya. Dia tampak tak
menunjukkan rasa bersalah atau penyesalannya atas kematian dan penderitaan
ribuan keluarga yang ditelantarinya.
Ho dan kawankawannya di Dewan Istana mengabaikan fakta bahwa suamiku
sendiri secara pribadi telah menginstruksikan pemenggalan kepalanya sebelum
wafatnya. Oposisi kuat yang kutemui di kemudian hari membuatku menyadari
kelemahanku. Aku menganggap tuntutan Ho sebagai tantangan langsung

http://ac-zzz.blogspot.com/
terhadap kemampuan putraku sebagai penguasa Cina. Pangeran Kung adalah
salah seorang dari sedikit orang yang berdiri di sisiku, meski dia terusmenerus
mengingatkanku bahwa aku tak mendapatkan dukungan dari mayoritas Dewan
Istana.
Aku tak mengira bahwa ketidaksetujuanku dengan pihak Istana akan berubah
menjadi krisis yang mengancam kelangsungan pemerintahan putraku dan diriku
sendiri. Aku menyadari bahwa perilaku Ho mencerminkan tindakan para
Gubenur dari kebanyakan provinsi. Aku merasa hanya akan mengakibatkan
malapetaka tak berkesudahan jika aku gagat menindaklanjuti kasus ini dengan
pemberlakuan hukuman.
Selang beberapa minggu, aku menerima petisi yang memintaku
mempertimbangkanulang kasus tersebut. Ditandatangani oleh tujuh belas
menteri berkedudukan tinggi, para gubernur dan jenderal, petisi itu mengklaim
bahwa Ho tak bersalah dan memohon Paduka Tung Chih Yang Mulia untuk
membatalkan dakwaan.
Aku meminta Pangeran Kung untuk membantuku menyelidiki latar belakang
setiap penandatangan petisi. Informasi yang segera dibawakan oleh Pangeran
Kung menunjukkan bahwa tanpa terkecuali, semua penandatangan petisi
merupakan
orangorang
yang
dipromosikan
secara
pribadi
atau
direkomendasikan menduduki jabatannya oleh Gubernur Ho sendiri.
Tarikulur perdebatan terus berlangsung selagi aku dan Tung Chih menghadiri
audiensi. Anakku kelelahan, dan dia bergerakgerak gelisah di kursi singgasana
besarnya. Aku duduk di belakangnya, agak ke kiri, dan harus terus
mengingatkan dirinya untuk duduk tegak. Untuk mempertahankan agar Tung
Chih melakukan kontak mata dengan lebih dari seratus menteri di lantai depan
dirinya, kursi singgasananya ditempatkan di atas panggung. Dia dapat menatap
semua orang, dan sebaliknya, dirinya dapat dilihat oleh setiap orang. Menjaga
citra sebagai Putra Surga sesuai dengan yang diharapkan para pengikutnya
bukanlah hal mudah. Aku berusaha memperecpat proses audiensi agar anakku
dapat keluar dan bermain. Hal ini adalah siksaan bagi bocah tujuh tahun,
meskipun dia adalah Putra Surga.
Pendapat mayoritas menyatakan bahwa kelalaian Ho bukanlah hal besaritu
bukan tanggung jawab sang Gubernur. Menteri Pendapatan di Provinsi Jiangsu
bicara sebagai saksi: Aku meminta Gubernur Ho untuk datang dan membantu
menjaga wilayahku. Mestinya dia tak dianggap sebagai pembelot, tetapi justru
pahlawan.
Tung Chih tampak kebingungan dan memohon untuk pergi.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku mengizinkan anakku pergi dan melanjutkannya sendiri. Aku tetap teguh
pada pendirianku, terutama saat mengetahui bahwa Ho telah berusaha untuk
menghancurkan buktibukti yang ada dan mengusik para saksi.
Pangeran Kung mengundurkan diri dari proses pengadilan Ho, setelah
berharihari perdebatan tak kunjung usai. Dia mundur dengan mengatakan
bahwa dirinya memilih meninggalkan saja masalah ini di tanganku. Aku terus
berjuang melawan Dewan Istana yang kini menuntut adanya penyidik yang
lebih tepercaya.
Aku merasa seolah tengah memainkan satu permainan yang aturannya sendiri
tak kumengerti. Dan tak ada waktu untuk mempelajarinya. Atas nama putraku,
kupanggil Jenderal Tseng Kuofan, yang kini menjadi pengganti sementara
Gubemur Ho. Aku memberitahukannya bahwa aku tengah bersusah payah
mencari satu orang yang hanya akan mengungkapkan kejujuran. Aku
menugasinya untuk memimpin penyelidikan yang baru.
Kujelaskan pada Tung Chih bahwa aku dan ayahnya selalu memegang
kepercayaan besar pada integritas Jenderal Tseng. Sebagai upaya menjaga
minat anakku, aku menceritakan padanya kisah pertemuan pertama Tseng
dengan Kaisar Hsien Feng, dan bagaimana Panglima Perang itu terkejut saat
Kaisar memintanya untuk menjelaskan mengapa dirinya diberi gelar Tseng
sang Pemenggal Kepala.
Tung Chih senang mendengarkan kisahkisah penyerangan Tseng, dan bertanya
apakah Jenderal itu seorang Manchu. Bukan, dia seorang Cina Han. Kuambil
kesempatan itu untuk menekankan inti pendapatku. Kaulihat betapa kalangan
Istana mendiskriminasikan kaum Han.
Selama dia terus berjuang dan memenangkannya
menanggapi, aku tak peduli dari mana asal ras dia.

untukku,

anakku

Aku bangga padanya dan berujar, Itulah sebabnya kau jadi seorang Kaisar.
Dewan Istana menerima penunjukanku atas Tseng Kuofan, yang membuatku
jadi berpikir bahwa seseorang dari mereka pasti meyakini Tseng orang yang
korup. Aku mensyaratkan agar temuan Tseng akan jadi bagian dari catatan
publik.
Selang sebulan, Tseng menyampaikan temuannya di depan kehadiran Dewan
Istana, yang membuatku puas:
Meskipun tak tersisa dokumendokumen kertas yang bisa didapatkan para
penyidikku, oleh karena Wisma Gubernur telah dibakar habis oleh para
pemberontak Taiping, fakta tetap menunjukkan bahwa Gubernur Ho Kuiching

http://ac-zzz.blogspot.com/
gagal dalam tugasnya menjaga provinsinya. Pemenggalan kepala bukanlah
pemberlakuan hukuman yang tak pantas, mengingat itulah hukum
pemerintahan kerajaan. Masalah bahwa benar tidaknya dia telah dibujuk oleh
anak buahnya untuk meninggalkan wilayah, menurut pendapatku, tidaklah
relevan dalam kasus ini.
Balairung menjadi hening usai Tseng Kuofan mengutarakan pernyataannya. Dan
aku tahu aku telah menang.
Aku menyesalkan fakta bahwa akulah yang harus menyampaikan katakata
terakhir sebelum eksekusi dijalankan. Aku mungkin bukanlah seorang penganut
Buddha sejati seperti Nuharoo, tetapi aku meyakini ajaran Buddha yang
menyatakan bahwa membunuh sama saja mengurangi satu kebajikan dari
seseorang. Satu tindakan sedahsyat itu akan cukup mengacaukan
keseimbangan diri seseorang dan mengurangi umurnya. Sayangnya, aku tak
mampu menghindari tanggung jawab untuk menjatuhkan hukuman tersebut.
Orang kedua yang harus menjalani proses eksekusi adalah Jenderal Sheng Pao,
yang bukan saja salah seorang kawanku, melainkan juga seseorang yang sudah
memberikan sumbangsih besar bagi Dinasti. Aku tak bisa tidur memikirkan
kasusnya, meski aku tak pernah meragukan tindakan yang akhirnya kuambil.
Pepohonan di luar jenddaku bergoyang kencang teramuk badai yang datang
tibatiba, seperti lenganlengan telanjang terangkat ke sana kemari memohon
pertolongan. Rantingranting pepohonan yang basah oleh hujan dan terpukul
angin kencang akhirnya patah dan jatuh menimpa genteng kuning istanaku.
Pohon magnolia besar di pekarangan mulai menguneup lebih awal tahun ini,
dan badai ini tentu akan merusaknya, menghancurkannya sebelum sempat
mekar.
Saat itu tengah malam, dan Sheng Pao masih berkutat di pikiranku saat aku
menatap tetes air hujan memukulmukul kaca jendelaku. Mustahil aku bisa
menyiapkan diriku sendiri. Benakku tak bisa membekap suara batinku: Anggrek,
tanpa Sheng Pao kau takkan bertahan hidup.
Sheng Pao adalah seorang Pemegang Panji Manchu yang tak kenal takut,
prajurit yang penuh keberanian, yang tumbuh besar diimpit kemiskinan dan
yang akhirnya berhasil menemukan jalannya sendiri menuju kesuksesan. Dia
telah menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Kerajaan di Utara
selama bertahuntahun, dan memiliki pengaruh yang sangat besar di Istana. Dia
ditakuti oleh musuhmusuhnya, hingga namanya saja bisa membuat
pemberontak Taiping gemetar ketakutan. Sang Jenderal sangat menyayangi
pasukannya dan membenci peperangan karena dia tahu kerugiannya. Dengan

http://ac-zzz.blogspot.com/
memilih bernegosiasi dengan para pemimpin pemberontakan, dia telah berhasil
mengambil kembali berbagai provinsi tanpa harus mengerahkan kekuatan
bersenjata.
Sheng Pao memihakku dalam tindakanku menentang mantan Penasihat Agung
Su Shun pada 1861. Kudeta yang dilancarkan setelah kematian suamiku
merupakan momen yang sangat penting bagiku, dan Sheng Pao adalah satusatunya orang dari kekuatan militer yang datang membantuku.
Masalah yang muncul dari Sheng Pao tiba setelah kembalinya kami dari Jehol,
tanah perburuan Kerajaan, menuju Peking dengan mayat suamiku, Kaisar Hsien
Feng. Sebagai penghargaan atas jasanya, aku telah menaikkan jabatan sang
Jenderal, menganugerahinya kekuasaan dan kekayaan yang tak tertandingi.
Akan tetapi, tak lama semenjak itu, keluhan mengenai penyalahgunaan
kekuasaan oleh Sheng Pao datang dari berbagai pelosok negeri. Awalnya,
suratsurat keluhan yang tiba dialamatkan pada Biro Peperangan. Namun, tak
ada satu orang pun yang berani menantang Sheng Pao secara pribadi.
Pangeran Kung mengabaikan keluhankeluhan yang datang, dan berharap Sheng
Pao akan mengendalikan dirinya sendiri. Itu harapan yang percuma. Bahkan,
dia menyarankan agar aku juga berpurapura tak tahu akan kasus ini, mengingat
jasajasa Sheng Pao yang demikian besar.
Aku berusaha keras untuk menahan diri, tetapi akhirnya kasus ini sampai pada
titik yang wewenang putraku sebagai pemimpin dipertanyakan. Aku pergi
menemui Pangeran Kung dan memintanya untuk menuntut keadilan pada Sheng
Pao.
Para penyidik Pangeran Kung menemukan fakta bahwa sang Jenderal telah
melambungkan angkaangka kerugian untuk memperoleh kompensasi berlebih.
Dia juga memalsukan beritaberita kemenangan untuk memperoleh promosi
jabatan bagi para perwiranya. Sheng Pao menuntut agar Dewan Istana
mengabulkan semua permohonannya. Menaikkan pajak lokal demi kepentingan
pribadi sudah menjadi kebiasaannya. Dan sudah diketahui umum bahwa dia
suka menghabiskan waktunya bermabuk-mabukan dan bersenangsenang dengan
para pelacur.
Beberapa gubernur lain sudah mulai mengikuti jejak yang dicontohkan Sheng
Pao. Sebagian dari mereka mulai berhenti membayar pajak kerajaan. Para
tentara disuruh mengabdikan diri mereka pada Gubernur setempat daripada
Kaisar Tung Chih. Slogan cibiran telah menjadi populer di jalanjalan Kota
Peking: Kaisar Cina sesungguhnya bukanlah Tung Chih, melainkan Sheng Pao.
Kemewahan acara pernikahan Sheng Pao menjadi buah bibir terkini dan
kenyataan bahwa pengantinnya adalah mantan istri dari pemimpin
pemberontakan Taiping terkenal.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Tak lama setelah fajar, matahari muncul dari balik awan, tetapi hujan belum
juga reda. Kabut timbul di pekarangan, merayapi pepohonan layaknya asap
putih.
Aku sedang duduk di kursiku, sudah berpakaian lengkap, ketika kasimku
Antehai masuk, dan dengan nada riang, dia mengumumkan, Tuan Putri, Yung
Lu hadir.
Napasku tertahan saat melihatnya.
Tampak tinggi dan kuat dalam balutan seragam Pemegang Panjinya, Yung Lu
memasuki ruangan.
Aku berusaha bangkit untuk menyambutnya, tetapi kedua tungkaiku terasa
lemah. Maka aku memilih tetap duduk. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ
http://kangzusi.com/
Antehai muncul di antara kami dengan membawa matras beledu warna kuning.
PeIanpelan, dia meletakkan matras itu beberapa meter jauhnya dari bangkuku.
Ini adalah bagian dari ritual yang harus dilakukan bagi siapa pun yang datang
menhadap Janda Kekaisaran pada tahun kedua setelah masa berkabungnya.
Etika ini terasa janggal, mengingat Yung Lu dan aku telah bertemu muka sering
kali di berbagai audiensi yang diadakan, meski pada saat itu pun kami dipaksa
bersikap layaknya orang asing. Maksud dari ritual ini adalah untuk
mengingatkan kami akan jarak yang terbentang antara kaum lelaki Kerajaan
dan wanitanya.
Saat ini, para kasim, pelayan, dan dayangku berdiri memunggungi tembok
dengan lengan terlipat di dada. Mereka semua menatap Antehai selagi dia
mempertunjukkan keahliannya. Selama bertahuntahun, dia telah menjadi
seorang maestro ilusi. Dengan Yung Lu dan diriku sebagai aktornya, dia
mempertontonkan pengalih sandiwara yang begitu cerdas.
Yung Lu menjatuhkan dirinya ke atas matras dan menempelkan keningnya
perlahan ke permukaan lantai dan memohonkan keselamatan untukku.
Aku berucap, Bangkitlah.
Saat Yung Lu berdiri, Antehai perlahanlahan menarik matras itu,
mengumpulkan semua perhatian pada dirinya selagi Yung Lu dan aku bertukar
pandang.
Teh disajikan saat kami berdua duduk layaknya dua jambangan. Kami mulai
berbincang mengenai akibat dari eksekusi Gubernur Ho, dan bertukar pikiran

http://ac-zzz.blogspot.com/
akan penundaan kasus Sheng Pao. Yung Lu meyakinkan diriku bahwa keputusan
yang kuambil sudah tepat.
Pikiranku terbang selagi duduk di samping kekasihku. Aku tak bisa melupakan
peristiwa yang terjadi empat tahun sebelumnya, saat kami berbagi satusatunya
pengalaman berdua kami di dalam makam Kaisar Hsien Feng. Aku ingin sekali
mengetahui apakah Yung Lu mengingat kejadian itu sejelas ingatan dalam
benakku. Aku tak bisa menemukan jawabannya dalam sorot matanya. Beberapa
hari sebelumnya, saat dia sedang duduk di tengah audiensi dan menatap tepat
di kedua mataku, aku mempertanyakan apakah pernah ada hasrat cinta di
antara kami berdua. Sebagai janda dari Kaisar Hsien Feng, aku sudah tak punya
masa depan dengan lelaki mana pun. Namun, hatiku menolak untuk menetap
dalam makamnya.
Jabatan Yung Lu sebagai Pemimpin Pemegang Panji terus menuntutnya untuk
pergi jauh dari ibu kota. Dengan atau tanpa pasukannya, dia berpindahpindah
ke mana pun dibutuhkan, memastikan bala tentara Cina memenuhi tugasnya
terhadap Kekaisaran. Sebagai lelaki yang penuh tindakan, itu adalah kehidupan
yang paling sesuai bagi dirinya; dia adalah tentara yang lebih menyenangi
ditemani oleh rekan sesama tentaranya ketimbang kehadiran para menteri
Istana.
Kepergian Yung Lu yang sering, membuat kerinduanku lebih mudah untuk
dijalani. Hanya saat kepulangannya sajalah aku akan kembali menyadari
dalamnya perasaan cintaku padanya. Dengan tibatiba, dia akan hadir di
hadapanku, melaporkan masalahmasalah genting yang dihadapi atau
menawarkan nasihat pada saatsaat kritis. Dia mungkin akan tinggal di ibu kota
selama beberapa minggu atau bulan, dan selama waktu itu akan menghadiri
audiensiaudiensi yang diadakan dengan patuh. Hanya pada saatsaat itulah aku
benarbenar bersemangat menjalani audiensi harianku.
Di luar audiensi, Yung Lu menghindariku. Itu adalah caranya untuk
melindungiku dari gunjingan dan gosip. Kapan saja aku memintanya untuk
bertemu muka denganku secara. pribadi, dia akan menolaknya. Namun, aku
tetap saja mengirimkan Antehai. Aku ingin Yung Lu mengetahui bahwa kasim
bisa saja mengantarkannya melalui pintu belakang balairung menuju
ruanganku.
Meski Yung Lu telah meyakinkanku akan ketepatan keputusanku terkait
masalah Sheng Pao, aku tetap saja khawatir. Memang benar, buktibukti yang
ada memberatkan dirinya, tetapi sang Jenderal memiliki banyak sekutu di
Istana, dan salah seorang di antaranya adalah Pangeran Kung, yang kusadari
tengah menjaga jarak. Ketika Sheng Pao akhirnya digiring ke Peking, saudara
iparku tibatiba muncul kembali di hadapanku, menyarankan agar Sheng Pao
dikirimkan ke tempat pengasingan ketimbang dieksekusi mati. Aku kembali

http://ac-zzz.blogspot.com/
mengingatkan Kung bahwa perintah asli agar Sheng Pao dieksekusi dikeluarkan
oleh Kaisar Hsien Feng sendiri. Pangeran Kung bergeming. Dia menganggap
keteguhanku sebagai bentuk pernyataan perang.
Aku merasa lemah dan takut saat petisi untuk membebaskan Sheng Pao tiba
dari ujung belahan Cina. Untuk kesekian kalinya, Yung Lu datang untuk
menguatkanku dan menyokong pendirianku. Dia memberiku keberanian dan
ketenangan untuk berpikir jernih. Hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa
Yung Lu memiliki alasannya sendiri untuk melihat Sheng Pao menuju
kematiannya: Yung Lu merasa terpukul ketika Sheng Pao membantai para
prajurit yang terluka. Bagi Yung Lu, itu merupakan masalah prinsip.
Strategiku sungguh sederhana: Aku meyakinkan anak buah Sheng Pao bahwa
aku takkan memenggal kepala Sheng Pao jika mayoritas dari mereka yakin
bahwa dirinya pantas hidup. Aku juga mengubah peraturan agar orangorang
dari klan yang sama dengan Sheng Pao tidak akan menerima hukuman yang
sama dengan pemimpin mereka. Merasa jera, mereka kini dapat memilih
berdasar hati nurani mereka sendiri, dan dengan jujur, mereka menyatakan
menginginkan kematian Sheng Pao.
Sheng Pao digiring menuju Balairung Hukuman, di mana dia diantar menuju
kematiannya secara cepat. Rasa haru dan kegagalan menyapu diriku. Selama
berharihari aku mengalami mimpi yang sama: Ayahku berdiri di atas sebuah
kursi di ujung lorong gelap dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi. Berbalut
piama katun abuabunya, dia mencoba memasang paku ke tembok. Dia tampak
sangat kurus, kulitnya menggantung dari tulangnya. Kursi tempatnya berdiri
bergoyang, dan satu dari kaki bangkunya hilang. Aku memanggilnya dan dia
menoleh, tampak angkuh. Tangan kirinya berusaha menjangkauku, dan dia
membuka telapak tangannya. Genggamannya penuh dengan paku karatan.
Aku tak berani menafsirkan mimpiku karena dalam mitologi Cina, paku karatan
menyimbolkan keputusasaan dan penyesalan.
Aku tak mampu mewujudkan tindakanku, tanpa dukungan dari Yung Lu.
Perasaanku padanya tumbuh semakin dalam, tetapi kisah cinta kami secara
fisik hanya akan terwujud dalam alam mimpi. Setiap harinya, aku merasakan
kekosongan sosok pria dalam hidupku. Namun, aku lebih mengkhawatirkan hal
ini terhadap perkembangan putraku. Hampir sepuluh tahun sebelumnya, aku
telah kehilangan seorang suami, tetapi anakku telah kehilangan seorang Ayah.
Dalam benakku, itu menjadi tragedi dua kali lipat untuknya. Itu artinya Tung
Chih harus segera bertanggung jawab penuh dari posisinya, dan secara langsung
kehilangan masa kanakkanaknya. Harihari keriangan masa kecil tanpa adanya
beban kekhawatiran tak akan pernah dirasakannya. Kini, meskipun masih kecil,
aku sudah dapat menangkap kegelisahan dari dirinya, yang terkadang akan
meledak dalam amarahnya yang tak terkendali.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Tung Chih memerlukan sosok lelaki untuk membimbingnya. Itu adalah bagian
kedua dari tragedi ini. Dia tidak saja diburu untuk segera mengemban peran
yang amat berat sebelum waktunya, tetapi dia juga tidak memiliki satu sosok
pun yang bisa dijadikan panutan bagi pembentukan karakter dan perilakunya.
Di dalam istana yang dipenuhi oleh ketegangan politik hanya ada sedikit figur
Ayah yang tidak menyimpan agenda tersendiri dalam diri mereka.
Yung Lu dan Pangeran Kung adalah dua lelaki yang kuharapkan bisa mengisi
peran ini. Namun, konflik tentang Sheng Pao telah membuatnya jadi sulit. Yung
Lu tengah menikmati popularitas yang begitu besar, sebelum dia memutuskan
untuk berada di pihakku. Kini, pengaruh dirinya dipertanyakan. Dan kini aku
mulai merasakan betapa marahnya Pangeran Kung padaku atas tindakanku
mengakhiri hidup dari sekutu lamanya.

MESKI PERTIKAIAN dengan Gubernur Ho Kuiching dan Jenderal Sheng Pao sudah
dapat kuperkirakan, tak pernah terlintas dalam benak ku suatu saat akan
berselisih dengan saudara iparku sendiri, Pangeran Kung. Sejarah kami berdua
sudah terjalin demikian lama, hingga kekusutan dalam hubungan kami bukanlah
sesuatu yang kuduga. Semenjak krisis yang membuntuti wafatnya suamiku di
Jehol, kami telah menjadi sekutu yang penting bagi satu sama lain, bahkan
sekutu yang mutlak ada. Kung tetap bertahan di garis belakang Peking selagi
Dewan Istana pergi menghindari penyerbuan tentara pihak asing dan
mempunyai tugas berat untuk bernegosiasi dengan penyerbu asing. Ketika
Penasihat Agung Su Shun berniat merebut kekuasaan dari istana pengasingan di
luar Tembok Besar, Kung masih berada di Kota Peking dan dengan leluasa
mengatur skema untuk melawan kudeta. Tak ada yang dapat menandingi jasa
hebatnya saat menyelamatkan Nuharoo, diriku sendiri, dan Tung Chih muda.
Dan kami pun bertemanatau setidaknya, aku memiliki kepedulian besar
padanya dan yakin aku memahami motivasinya. Dia memiliki bakat luar biasa
dan, seperti yang selama ini selalu kupikirkan, lebih cakap dari saudaranya
yang terpilih menduduki singgasana. Lebih berkepala dingin dan lebih disiplin
dibanding Hsien Feng, Pangeran Kung bisa tampak amat dingin, tetapi
setidaknya dia tidak membiarkan kebencian menguasai dirinya. Untuk sikapnya
ini, aku menaruh hormat padanya, begitu pula dengan kalangan Istana. Aku
selalu merasa bahwa dia selalu mendahulukan kepentingan Cina di atas tujuan
pribadi.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Walaupun demikian, saat ini adalah masa yang sulit. Konflik mengelilingi kami,
datang dari dalam maupun luar, dan ketegangan yang ada berarah pada
terciptanya atmosfer beracun yang memicu pertikaian sengit antargolongan di
Istana.
Sebuah fakta tersingkap perlahan, tetapi akhirnya tampak jelas bahwa
Pangeran Kung sering kali mengadakan urusanurusan penting Istana di balik
sepengetahuan kami. Hal ini sama persis seperti yang terjadi di Jehol ketika Su
Shun memaksakan agar Nuharoo dan diriku tidak perlu repotrepot mengurusi
tetekbengek pekerjaan Istana, yang lebih baik diserahkan pada kaum lelaki.
Dalam banyak cara, Pangeran Kung menegaskan keinginannya pada Nuharoo
dan diriku untuk menjalin hubungan layaknya saudara ipar, bukannya sebagai
rekan politik.
Memang benar bahwa sebagai perempuan, pengetahuan kami akan kekuatan
asing mungkin kurang, bantahku, tetapi itu bukan berarti bahwa hakhak kami
bisa dihapuskan begitu saja.
Tanpa merasa perlu untuk menghadapi kami, Pangeran Kung tetap saja tak
melibatkan kami.
Aku berusaha menarik Nuharoo untuk turut protes bersamaku, tetapi dia tidak
berbagi kecemasan yang sama. Dia menyarankan agar aku memaafkan Pangeran
Kung dan melupakan saja masalah itu. Menjaga ketenangan adalah kewajiban
keluarga kita, ucapnya sambil tersenyum.
Tanpa adanya laporanlaporan harian yang dihadirkan untukku, aku tak punya
ide sedikit pun akan apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Aku merasa buta
dan tuli ketika diminta untuk mengambil keputusan saat audiensi. Pangeran
Kung membuat bangsa asing memercayai bahwa Permaisuri Nuharoo dan aku
hanyalah pemimpin boneka. Bukannya menujukan proposalproposal mereka
kepada Tung Chih, kekuatan asing itu justru mengalamatkannya pada Pangeran
Kung.
Tung Chih sudah hampir menginjak usia dua belas, saat situasi dengan Kung
makin tak terkendali. Hanya selang beberapa tahun kemudian, dia akan
menjalani perannya secara penuh selaku Kaisarjika masih tersisa peran
baginya untuk dijalankan. Pada audiensiaudiensi yang diadakan, dia tak tahu
akan konflik yang tengah terjadi, tetapi dia dapat merasakan kegelisahanku.
Ketegangan hubungan di antara kami yang kian menguat hanya membuatnya
semakin bersemangat untuk menghindar dari tugastugasnya. Sementara Tung
Chih duduk sembari mengetukngetukkan kakinya atau menatap kosong ke
kejauhan hingga waktu audiensi berakhir, aku hanya dapat menatap para
menteri, bangsawan, dan rakyat yang tengah berkumpul di depan dan
merasakan bahwa aku telah gagal mendidik anakku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku sadar jika aku tidak berhasil meyakinkan Nuharoo akan kerugiannya
sendiri, dia tak akan memberikan dukungannya. Putraku hanya akan menjadi
Kaisar sebatas nama, sementara pamannyalah yang akan memegang seluruh
kekuasaannya. Alasan mengapa eksekusi Gubernur Ho dan Jenderal Sheng Pao
menemui banyak perlawanan, adalah karena keduanya merupakan kawan
Pangeran Kung. Karena desakankulah, eksekusi tersebut akhirnya berhasil
dijalankan, tetapi kini kusadari betapa mahalnya utang darah yang harus
kutanggung.
Tanpa persiapan dan sering kali tak tahu apa yang mesti diucapkan, Nuharoo
dan aku mengizinkan Pangeran Kung untuk mengadakan audiensi seolaholah
kami berdua tidak ada. Ketiadaan rasa hormat sangat terasa, hingga tak lama,
Dewan Istana juga merasa bebas untuk mengacuhkan kami secara
terangterangan. Yung Lu cemas jika kekuatan tentara akan segera menyusul.
Aku menyadari bahwa aku harus berdiri tegak demi diriku sendiri dan Tung
Chih, dan itu harus dilakukan sesegera mungkin. Ketika seorang perwira
berpangkat rendah dari kota di Utara mengirimkan surat mengeluhkan
Pangeran Kung, aku merasakan bahwa momen itu telah tiba.
Selama dua jam, aku telah menyusun sebuah dekrit mengungkapkan kasus yang
memberatkan Pangeran Kung. Kutulis dengan saksama dan hanya mengacu
pada fakta-fakta, menghindari sebisa mungkin untuk memasukkan halhal tak
penting berkaitan dengan karakter saudara iparku. Kemudian kulakukan satu
hal tersulit: kupanggil putraku dan berusaha menjelaskan padanya akan apa
yang akan kami lakukan. Wajah Tung Chih tampak kosong dan kedua matanya
melotot. Dia terlihat sangat muda, sangat lemah, bahkan di balik jubah sutra
megahnya yang berhiaskan simbolsimbol kerajaan. Aku tak bermaksud
menakut-nakutinya, dan kesedihan segera melanda jiwaku. Bagaimanapun, aku
harus membuatnya paham.
Kemudian, atas nama putraku, kupanggil Pangeran Kung.
Keheningan melanda para hadirin audiensi yang kaget sewaktu Tung Chih
membacakan dekrit yang kutulis dan kutaruh dalam genggamannya. Tampaknya
kalangan Istana begitu terkejut, hingga tak ada seorang pun yang menantang
dakwaan tersebut. Malam sebelumnya, aku telah berhasil membujuk Nuharoo
untuk memihakku, meski dia tak hadir saat pembacaan dakwaan. Dalam dekrit,
kucantumkan beberapa butir peraturan yang telah Pangeran Kung langgar.
Argumentasiku kuat, demikian juga dengan buktibukti yang kupaparkan.
Saudara iparku tak memiliki pilihan lain selain mengakui bahwa dia telah
melakukan kesalahan.
Aku telah merendahkan Pangeran Kung dengan melucutinya dari semua jabatan
dan gelar yang disandangnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Malam itu juga aku meminta Yung Lu untuk berbicara secara pribadi
dengannya. Yung Lu membuat Kung memahami bahwa bersatu denganku
merupakan satusatunya pilihan yang dimilikinya. Begitu kau menyampaikan
permohonan maaf kepada publik, Yung Lu berjanji atas namaku, Baginda
Ratu akan mengembalikan seluruh jabatan dan gelarmu.
Tindakanku dipuji oleh musuhmusuh Pangeran Kung sebagai melepaskan
hewan buas Mereka memohon padaku untuk tak mengembalikan posisinya.
Orangorang ini jelas tak memahami apa yang kuharapkan dari Pangeran Kung.
Mereka tidak mengerti bahwa menghukumnya hanya merupakan satusatunya
jalan untuk mengakurkan hubungan kami kembali. Agar diperlakukan sebagai
rekannya yang setara, hanya itu yang kupinta.
Untuk mengakhiri rumor yang menyebutkan bahwa aku dan Pangeran Kung
sebagai musuh bebuyutan, kukeluarkan dekrit baru, menganugerahkan izin bagi
Pangeran Kung untuk mewujudkan hal yang selalu dia impikan: membuka
sebuah akademi bergengsi, Sekolah Sains dan Matematika Kerajaan.
Tung Chih mengeluh tentang sakit perutnya dan diizinkan untuk tak menghadiri
audiensi pagi. Kukirim Antehai untuk memeriksa kondisinya pada sore hari.
Tahun ini, putraku akan menginjak usia tiga belas, dan dia telah menjabat
sebagai Kaisar selama tujuh tahun. Aku bisa mengerti mengapa dia membenci
tugastugasnya dan akan berusaha melarikan diri kapan pun memungkinkan.
Namun tetap saja, aku sungguh kecewa.
Pikiranku masih berkelana memikirkan Tung Chih, selagi duduk di kursi
singgasana dan menyimak Yung Lu yang sedang membacakan suratsurat Tseng
Kuofan mengenai penggantian Gubenur Ho dan Sheng Pao, yang prosesnya
belum juga usai. Aku harus memaksakan diri untuk berkonsentrasi.
Kupakukan mataku ke arah pintu dan berharap mendengarkan pengumuman
akan kedatangan putraku. Akhirnya dia tiba. Lima puluh orang hadirin audiensi
menjatuhkan diri dan berlutut menyambutnya. Tung Chih segera melenggang
menuju kursi singgasananya dan tak menyempatkan diri untuk mengangguk
pada kerumunan hadirin.
Putraku yang tampan telah bercukur untuk kali pertama. Akhirakhir ini, dia
tumbuh tinggi dengan begitu cepatnya. Kilauan matanya dan suara lembutnya
mengingatkan diriku akan ayahnya. Di depan khalayak, dia tampak percaya
diri. Namun, aku tahu kegelisahan terus menghantuinya.
Aku sering kali meninggalkan Tung Chih sendiri, karena itulah yang mereka
perintahkan padaku. Nuharoo sudah menekankan bahwa menjadi tugasnyalah
untuk menjawab kebutuhankebutuhan Tung Chih. Tung Chih harus diberi
kesempatan untuk tumbuh dewasa sesuai dengan keinginannya sendiri.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kalangan kerajaan mengalami kesulitan untuk mengendalikan kebandelan Tung


Chih. Pada akhirnya putra Pangeran Kung, Tsaichen, dibawa masuk Istana untuk
menjadi teman belajar Tung Chih. Meski tak diberi tahu sebelumnya akan
keputusan itu, aku sangat terkesan dengan kesopanan Tsaichen dan merasa
lega melihat kedua anak itu segera menjalin pertemanan.
Tsaichen dua tahun lebih tua daripada Tung Chih, dan pengalamannya di dunia
luar membuat Kaisar Muda terkesan, yang dilarang untuk menjejakkan kakinya
keluar dari gerbang Kerajaan. Dia akan melakukan apa pun demi mendengarkan
ceritacerita dari mulut Tsaichen. Kedua anak itu juga berbagi minat yang sama
pada opera Cina.
Tak seperti Tung Chih, Tsaichen adalah pemuda yang kuat dan gagah.
Menunggangi kuda adalah kegemarannya. Aku berharap di bawah pengaruh
temannya, putraku bisa mengikuti tradisi para Pemegang Panji, praktik lama
dari tentara Manchu yang telah menaklukkan bangsa Cina Han dua abad
sebelumnya. Lukisanlukisan keluarga kami menggambarkan kaisarkaisar Manchu
turut berperan serta dalam peristiwaperistiwa sepanjang tahun: pertandingan
bela diri, pacuan kuda, perburuan musim gugur. Selama enam generasi, para
Kaisar bangsa Manchu meneruskan tradisitradisi ini, hingga saat masa suamiku,
Kaisar Hsien Feng. Impianku akan jadi kenyataan jika melihat Tung Chih
menunggangi kudanya suatu hari nanti.
Aku berangkat menuju Wuchang malam ini. Yung Lu berdiri di hadapanku.
Untuk apa? tanyaku, sedih mendapatkan berita mendadak itu.
Panglima perang di Provinsi Jianghsi menuntut hak untuk memimpin tentara
pribadi.
Bukankah mereka sudah melakukannya?
Benar, tetapi mereka menginginkan dukungan resmi dari Kerajaan, jawab
Yung Lu. Dan tentu saja mereka tidak hanya berharap untuk menghindari
pajak, tetapi juga menginginkan mengalirnya dana tambahan dari Kerajaan.
Ini adalah masalah yang sudah ditutup. Kualihkan pandanganku. Kaisar
Hsien Feng telah menolak proposal itu sejak lama.
Para Panglima itu bermaksud menantang Kaisar Tung Chih, Yang Mulia.
Apa maksudmu?
Pemberontakan sedang disiapkan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku menatap Yung Lu dan mengerti.


Tidak bisakah kautinggalkan masalah ini pada Tseng Kuofan? Aku merasa
cemas membiarkan Yung Lu pergi menuju medan tempur.
Para Panglima akan mempertimbangkan konsekuensinya secara lebih serius
jika mereka tahu mereka berhubungan langsung dengan Yang Mulia.
Apakah ini ide dari Tseng Kuofan?
Benar. Jenderal menyarankan agar Anda mengambil keuntungan dari
kemenangan yang Anda terima barubaru ini di pengadilan.
Tseng Kuofan menginginkanku menumpahkan lebih banyak darah, ujarku.
Yung Lu, Jenderal Tseng akan menyerahkan sebutan 'PemenggalKepalanya'
padaku, jika itu yang kaumaksudkan dengan kemenangan barubaru ini. Saran
itu sama sekali tak menarik minatku. Aku berhenti dan emosi mulai mencekik
kerongkonganku. Aku ingin disukai. Bukan ditakuti.
Yung Lu menggeleng. Aku setuju dengan Tseng. Yang Mulia adalah satusatunya
orang yang ditakuti oleh para Panglima itu sekarang ini.
Tetapi kau tentu tahu bagaimana perasaanku.
Ya, aku paham. Tetapi tolong pikirkan tentang Tung Chih, Yang Mulia.
Aku menatapnya dan mengangguk.
Biarkan aku pergi dan meluruskan masalah ini demi Tung Chih, ucapnya.
Tidak aman bagimu untuk pergi. Aku jadi sangat cemas, dan mulai berbicara
cepat. Aku memerlukan perlindunganmu di sini '
Yung Lu menjelaskan bahwa dia sudah menyiapkan semuanya, dan bahwa aku
akan aman.
Aku tak sanggup mengucapkan katakata perpisahan.
Tanpa menoleh padaku, dia memohon maaf dan segera beranjak pergi.

http://ac-zzz.blogspot.com/

SAAT ITU MUSIM SEMI pada 1868, dan hujan merendam tanah. Bunga tulip biru
yang tumbuh di tamanku membusuk. Usiaku tiga puluh empat tahun. Malammalamku dipenuhi oleh bunyi nyanyian jangkrik. Bau dupa memenuhi Kuil
Istana, tempat tinggal para selir senior. Sangat aneh bahwa aku belum juga
mengingat semua nama mereka. Kunjungankunjungan yang dilakukan semata
seremonial di dalam Kota Terlarang ini. Para wanita menghabiskan waktu
mereka mengukir labu, membiakkan ulat sutra, dan menyulam. Gambargambar
anak kecil muncul di hasil sulaman tangan mereka, dan aku terus mendapatkan
pakaian yang dibuat untuk putraku oleh para wanita ini.
Istriistri muda suamiku, Putri Mei dan Putri Hui, pernah disebutkan terkena
jampijampi rahasia. Mereka berbicara seperti orang mati, dan meyakini bahwa
kepala mereka terbenam air hujan sepanjang musim. Untuk membuktikan
perkataannya, mereka mencopot hiasan kepala mereka dan menunjukkan pada
kasim betapa air telah merembes masuk ke dalam akarakar rambut mereka.
Putri Mei dikatakan begitu terpesona oleh gambaran kematian. Dia memesan
seprai tempat tidur baru dari kain sutra putih dan menghabiskan waktu
mencucinya sendiri. Aku ingin terbungkus kain ini saat aku mati, ujarnya
dengan suara dramatis. Dia melatih kasimkasimnya untuk membungkus
tubuhnya dengan kain itu.
Aku menghabiskan makan malam sendirian usai audiensi hari itu. Aku sudah tak
lagi menaruh perhatian pada parade hidangan mewah dan langsung menyantap
dari empat mangkok yang disediakan Antehai di hadapanku. Biasanya makanan
yang terhidang adalah sayurmayur, kacangkacangan, ayam saus kecap, dan ikan
kukus. Sering kali aku akan berjalanjalan usai makan malam, tetapi kali ini aku
langsung pergi tidur. Kuberitahukan Antehai untuk membangunkanku dalam
waktu satu jam karena masih ada tugastugas penting yang perlu kukerjakan.
Cahaya bulan saat itu sangat terang dan aku bisa membaca tulisan kaligrafi dari
puisi abad kesebelas yang tercetak di dinding:
Seberapa banyak dera banjir dan badai
dapat dilalui oleh semi
Sebelum ia harus kembali menuju asalnya?
Orang akan takut
Kembang semi akan gugur terlalu dini.
Ia telah menjatuhkan

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kelopaknya
Tak terhitung.
Aroma rerumputan menyebar
Sejauh hamparan cakrawala.
Keheningan dedaunan semi hanya tertinggal sementara.
Sarang labalaba bertahan
Namun semi itu sendiri tak akan tinggal.
Bayangbayang Yung Lu melintas di benakku dan aku memikirkan di mana dia
kini berada dan apakah dia aman.
Tuan Putri, suara bisikan Antehai terdengar, teaternya sudah penuh
sebelum pertunjukannya sendiri dimulai. Menyalakan lilin, kasimku mendekat.
Kehidupan pribadi Yang Mulia sudah menjadi bahan pembicaraan di kedaikedai teh seantero Peking.
Aku tak ingin terusik oleh berita itu. Pergilah, Antehai.
Gosip yang beredar itu mengungkapkan tentang Yung Lu, Yang Mulia.
Hatiku bergetar, tetapi aku tak bisa mengatakan bahwa aku tak pernah
mengantisipasinya.
Matamataku menyebutkan bahwa putra mahkota-lah yang membangkitkan
gosip ini.
Mustahil.
Sang kasim berjalan mundur ke arah pintu. Selamat malam, Tuan Putri.
Tunggu. Aku menegakkan dudukku. Apa kau mengatakan bahwa anakku
dalangnya?
Itu hanya gosipnya, Yang Mulia. Selamat malam.
Apa Pangeran Kung punya peranan dalam hal ini?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak tahu. Kupikir Pangeran Kung bukanlah dalang di balik gosip yang
beredar, tetapi dia juga tidak berusaha meredakannya.
Rasa takut tibatiba menyergapku.
Antehai, maukah kau tetap di sini dulu?
Tentu, Tuan Putri. Aku akan tetap di sini hingga Anda tertidur.
Anakku membenciku, Antehai.
Bukan diri Anda yang dibencinya. Akulah yang dibencinya. Lebih dari satu kaii,
Baginda Kaisar bersumpah akan memerintahkan pembunuhanku.
Itu tak berarti apaapa, Antehai. Tung Chih hanya seorang anak kecil.
Aku juga mengatakan hal yang sama pada diriku sendiri, Yang Mulia. Tetapi
jika melihat sorot matanya, aku tahu bahwa dia bersungguhsungguh. Aku takut
padanya.
Aku juga begitu, padahal aku adalah ibunya sendiri.
Tung Chih bukan lagi seorang anak kecil, Yang Mulia. Dia sudah mulai
melakukan halhal yang biasa dilakukan lelaki dewasa.
Yang biasa dilakukan lelaki dewasa? Apa maksudmu?
Aku tak bisa mengatakannya lagi, Yang Mulia.
Tolonglah Antehai, lanjutkan.
Aku belum punya faktafaktanya.
Katakan padaku apa pun yang kauketahui.
Kasimku memohon padaku untuk diperbolehkan tutup mulut sebelum dia
memperoleh informasi lebih lanjut. Tanpa menunggu lebih lama, dia pergi.
Sepanjang malam aku memikirkan putraku. Aku mulai mencurigai bahwa
Pangeran Kung telah memanipulasi Tung Chih untuk membalasku. Berita yang
datang menyebutkan bahwa usai Kung meminta maaf atas perilakunya, dia
mengakhiri persahabatannya dengan Yung Lu. Mereka berdua telah berselisih
pendapat tentang kasus jenderal Sheng Pao.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tahu Tung Chih masih dicekam kebingungan dan amarah karena
perlakuanku terhadap pamannya. Pangeran Kung adalah sosok terdekat seorang
Ayah yang bisa dia dapatkan, dan dia menyesali dirinya sendiri ketika harus
membacakan dekrit keputusan itu di depan pamannya dan seluruh Dewan
Istana. Tung Chih mungkin belum terlalu memahami maksud di balik kata-kata
yang dibacanya, tetapi dia tidak dapat melupakan sorot mata pamannya yang
penuh rasa malu saat dia segera mengalihkan mukanya. Aku tahu anakku
menyalahkan diriku atas hal ini dan akan banyak lagi hal lainnya.
Tung Chih menghabiskan lebih banyak waktu bersama putra Kung, Tsai-chen.
Aku lega mengetahui mereka bisa membebaskan diri dari tekanan-tekanan
Kerajaan dengan keberadaan satu sama lain, betapapun singkatnya. Dalam
bayanganku, aku ikut serta dalam perjalanan mereka menyusuri taman-taman
dan pekarangan istana yang lebih jauh. Semangatku naik saat melihat
kepulangan mereka, dengan wajah tampak kemerah-merahan. Aku merasakan
sikap kemandirian yang lebih besar mulai tumbuh pada diri anakku. Namun, aku
mulai berpikir apakah itu sesungguhnya perasaan kemandirian yang nyata
ataukah hanya usahanya menghindar dari diriku, ibunya, yang dia hubungkan
dengan kewajiban-kewajiban audiensi yang melelahkanorang yang
menyuruhnya melakukan hal-hal yang tak dia inginkan.
Aku tak tahu bagaimana caranya untuk mengakhiri rasa marahnya kecuali
dengan meninggalkannya sendiri, dan berharap masa ini akan lewat dengan
sendirinya. Semakin lama, kami hanya berkesempatan untuk bertatap muka
pada saat audiensi, yang hanya menambah rasa sepiku dan menjadikan malammalamku terasa semakin panjang. Pikiranku semakin sering melayang kembali
pada selir-selir lama dan para janda di Kuil Istana, memikirkan apakah takdir
mereka sebenarnya lebih sulit dijalani daripada hidupku ini.
Demi melindungiku, Yung Lu berpindah ke sudut terjauh dari kerajaan. Aku
sudah menjadi bahan cemoohan dan kesalahpahaman semenjak hari pertama
aku melahirkan Tung Chih, jadi aku sudah terbiasa. Aku tak berharap rumor
dan mimpi-mimpi buruk itu akan berhenti hingga saat Tung Chih telah
menjalani upacara resmi kenaikan takhta.
Satu-satunya impian sejatiku hanyalah untuk mewujudkan kehidupanku sendiri,
satu kemungkinan yang kutakuti makin tampak mustahil. Demi masa depan
putraku, aku tak bisa berhenti dari tugas-tugasku sebagai Wali. Namun untuk
terus tinggal, sama artinya dengan menceburkan diri dalam konflik-konflik yang
penyelesaiannya tak pernah ada. Aku penasaran kehidupan seperti apakah yang
dijalani Yung Lu di medan tempur. Aku sudah berkehendak untuk menghentikan
diriku dari memimpikan kehidupan kami sebagai sepasang kekasih, tetapi
perasaanku terus saja mengkhianatiku. Ketidakhadirannya menjadikan proses
audiensi makin terasa berat.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Mengetahui diriku tak akan pernah bisa berada dalam pelukan Yung Lu, aku
sangat mencemburui mereka yang bibirnya bisa menyebutkan namanya. Dia
adalah bujangan paling tenar di seantero Cina, dan setiap gerakgeriknya selalu
diamati. Aku bisa bayangkan ambang pintu rumahnya pasti sudah hampir
ambruk saking seringnya digedor oleh para mak comblang.
Untuk menghindari rasa frustrasi, aku berusaha menyibukkan diri dan terus
memelihara persahabatan. Aku menghubungi Jenderal Tseng Kuofan untuk
mendukung strateginya menggagalkan pemberontakan petani Taiping. Atas
nama anakku, aku mengucapkan selamat atas setiap kemenangannya.
Kemarin aku menghadirkan satu audiensi bagi seorang pemuda penuh bakat,
murid sekaligus rekan Tseng Kuofan, Li Hungchang. Li adalah pemuda Cina
berbadan tinggi dan tampan. Aku tak pernah mendengar Tseng Kuofan memuji
seseorang sebelumnya sebagaimana dia memuji Li Hungchang, dengan
menyebutnya Li Pemuda Tak Terkalahkan. Kali pertamanya kudengar aksen
Li, aku bertanya apakah dia berasal dari Anhwei, provinsi asalku. Betapa
gembiranya aku mengetahui itu memang daerah asalnya. Berbicara dengan
dialek provinsinya, dia mengatakan padaku bahwa asalnya dari Hefei, tempat
yang dekat dari Wuhu, kota kelahiranku. Dalam perbincangan kami, kuketahui
bahwa dia adalah seorang yang sukses dari usahanya sendiri, sama seperti
gurunya, Tseng.
Aku mengundang Li Hungchang menghadiri opera Cina di teaterku. Tujuan
utamaku sesungguhnya adalah untuk mencari tahu lebih dalam mengenai
dirinya. Li memiliki latar belakang sebagai ilmuwan, tetapi dia merintis awal
kariernya sebagai tentara sebelum kemudian menjadi jenderal. Sebagai
pebisnis ulung, dia sudah menjadi salah seorang terkaya di negara. Dia
memberi tahuku bahwa bidang terbaru yang kini digelutinya adalah diplomasi.
Aku bertanya apa yang sebelumnya dia lakukan sebelum memasuki Kota
Terlarang. Dia menjawab bahwa dia tengah membangun satu rel kereta yang
suatu saat akan membentang di sepenjuru Cina. Aku berjanji akan hadir pada
acara peresmian jalur relnya; sebagai gantinya, aku bertanya apakah dia bisa
memperpanjang jalurnya hingga ke Kota Terlarang. Dia jadi begitu
bersemangat dan berjanji akan membangunkan untukku sebuah stasiun.
Jalinan pertemananku dengan orangorang dari luar lingkar Istana meresahkan
Pangeran Kung. Jarak di antara kami kembali melebar. Kami berdua tahu
bahwa pertentangan di antara kami bukan disebabkan karena menjalin
hubungan dengan sekutu yang memiliki banyak potensimengingat dia sendiri
memiliki keinginan yang sama dengankumelainkan karena kekuasaan itu
sendiri.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak bermaksud menjadi rival seseorang, terutama rival bagi Pangeran
Kung. Meski bingung dan merasa tertekan, kusadari bahwa perbedaan di antara
kami sudah sangat mendasar dan mustahil untuk disatukan. Aku bisa pahami
kekhawatiran Pangeran Kung, tetapi aku tak bisa membiarkan dirinya
memimpin negara dengan caranya. Pangeran Kung bukan lagi sosok berpikiran
terbuka dan berhatiluas sebagaimana yang kukenal pada kali pertama bertemu
dengannya. Pada masa lalu, dia telah menunjuk orangorang untuk menduduki
satu jabatan berdasarkan kemampuannya dan menjadi seorang pendukung
terkuat terhadap upaya untuk menyertakan orang-orang dari kaum Cina lebih
banyak lagi. Dia mempromosikan tidak saja orangorang Cina Han, tetapi para
pegawai asing, seperti Robert Hart yang berkebangsaan Inggris, yang selama
bertahuntahun telah bertanggung jawab terhadap layanan bea cukai. Namun,
ketika kaum Cina Han mengisi mayoritas kursi di pemerintahan, Pangeran Kung
mulai resah dan pandangannya pun berubah. Koneksiku dengan orangorang
seperti Tseng Kuofan dan Li Hungchang hanya memperburuk masalah.
Pangeran Kung dan aku juga berbeda pandangan terkait Tung Chih. Aku tak
tahu bagaimana Pangeran Kung membesarkan anaknya, tetapi kusadaridengan
sangat jelasbahwa Tung Chih masih bocah ingusan. Di satu sisi, aku berharap
Pangeran Kung bisa lebih tegas agar Tung Chih dapat mengambil manfaat dari
memiliki sosok pengganti ayahnya. Namun di sisi lain, aku ingin Pangeran
berhenti meremehkan anakku di hadapan Dewan Istana, Tung Chih mungkin
secara karakter lemah, ucapku pada kakak ipar, tetapi dia dilahirkan untuk
menjadi Kaisar Cina.
Pangeran Kung mengajukan proposal resmi agar Dewan Istana membatasi
kekuasaanku. Melanggar batas lelakiwanita disebut sebagai kejahatanku. Aku
sanggup memaatahkan gerakan itu, tetapi jadi semakin sulit untuk mengisi
jabatan dengan orangorang dari nonManchu. Sikap antiHan Pangeran Kung
mulai mendapatkan pengaruh negatif.
Para menteri Cina Han memahami kesulitanku dan berusaha membantuku
sebisa mungkin, termasuk menelan hinaan dari rekanrekan Manchu mereka. Tak
adanya rasa hormat yang kusaksikan setiap harinya benarbenar meremukkan
hatiku.
Saat Pangeran Kung mendesak kepada para audiensi agar aku segera
mempekerjakan kembali orangorang Manchu yang dulu telah gagal dalam
tugasnya, aku pergi meninggalkan audiensi. Orangorang Manchu seperti
kembang api rusak yang tak bisa meledak! adalah perkataanku yang diingat
oleh orangorang. Dan sekarang perkataan itu digunakan untuk melawan anakku.
Konsekuensinya harus kutanggung: aku kehilangan kasih sayang anakku.
Kaubuat Paman Pangeran Kung jadi korban! teriak putraku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku berdoa pada Langit untuk menganugerahiku kekuatan karena aku yakin
akan apa yang kulakukan. Aku ingin menyadarkan Pangeran Kung bahwa dia tak
akan pernah bisa menghentikanku. Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri
bahwa tak ada yang perlu kutakutkan. Aku telah memimpin negeri ini tanpa
dirinya dan akan terus melanjutkannya sebagaimana seharusnya.

MASA PEMERINTAHAN PUTRAKu disebut sebagai Masa Kebangkitan Tung Chih


yang Agung, meski tak ada jasa Tung Chih yang patut mendapatkan pujian.
Jenderal Tseng Kuofan adalah orang yang membawakan keagungan itu. Dia
telah berperang melawan kekuatan pemberontak Taiping sejak 1864. Pada
1868, dia berhasil menumpas sebagian besar dari kekuatan musuh. Karena
Tseng merupakan pilihanku, kalangan dalam Istana menyebutku Sang Buddha
Tua atas kebijaksanaanku.
Merasa berterima kasih pada Jenderal Tseng, aku memberikannya promosi.
Betapa terkejutnya aku ketika dia menolaknya.
Bukannya aku tak mau diberi penghargaan, Tseng menjelaskan dalam
suratnya padaku. Aku sungguh berterima kasih. Namun, yang tak kuinginkan
adalah ketika dilihat rekanrekanku sebagai simbol kekuasaan. Aku cemas jika
kenaikan peringkatku akan mengenyangkan orangorang yang haus kekuasaan di
pemerintahan. Aku ingin agar semua Jenderal di sekelilingku merasa setingkat
dan nyaman. Aku ingin agar prajuritku menganggapku sebagai salah seorang
dari mereka, berjuang demi satu tujuan, bukan untuk kekuasaan atau
mendapatkan hak istimewa.
Dalam jawabanku, kutulis: Sebagai Wali Kaisar, yang diinginkan oleh Nuharoo
dan aku, adalah melihat terwujudnya ketertiban dan kedamaian, dan tujuan ini
tak akan tercapai tanpa peranmu sebagai pemimpin. Sampai kauterima promosi
ini, kami tak akan bisa merasa tenang. Dengan enggan, Tseng Kuofan akhirnya
menerimanya.
Sebagai Gubernur Senior yang bertanggung jawab atas provinsi Jiangsu,
Jianghsi, dan Anhwei, Tseng Kuofan menjadi orang Cina Han pertama yang
memiliki pangkat sejajar dengan Yung Lu dan Pangeran Kung.
Tseng bekerja tak kenal letih, tetapi tetap bersikap terlalu hatihati. Dia
menjaga jarak dengan pusat kekuasaan. Kecurigaannya merupakan hal yang
wajar. Dalam berbagai kejadian sepanjang sejarah Cina, seberapa pun besarnya

http://ac-zzz.blogspot.com/
kekuatan seorang Jenderal atas penghargaan yang diterimanya, akan muncul
banyak orang yang ingin menghabisinya. Kasus seperti ini sangat umum terjadi
ketika Penguasa cemas melihat sang jenderal telah memiliki kekuasaan
melebihi mereka.
Tung Chih mulai terpengaruh oleh sikap pamannya, Pangeran Kung, terhadap
kaum Han. Aku memohon pada mereka berdua untuk melihat dari perspektif
berbeda dan membantuku untuk memperoleh kepercayaan Tseng Kuo fan
kembali. Aku berpikir jika Tseng dapat menciptakan stabilitas, anakkulah yang
akan memperoleh manfaatnya.
Atas nama Tung Chih, aku membiarkan Tseng Kuofan tahu bahwa aku akan
menjamin keselamatannya. Saat Tseng mengemukakan keraguannya, aku
berusaha meyakinkannyaaku berjanji takkan mundur dari kekuasaan hingga
putraku cukup matang untuk memangku takhta. Kuyakinkan Tseng bahwa akan
aman baginya untuk mengambil tindakan apa pun yang dirasanya tepat. Dengan
dorongan dariku, sang Jenderal mulai merencanakan peperangan dengan
cakupan yang lebih luas dan dengan target yang lebih ambisius. Mengumpulkan
kekuatan tentaranya dari Utara, dia bergerak perlahan menuju Selatan sampai
dia memusatkan markas di dekat Anking, sebuah kota yang penting secara
strategis di Anhwei. Tseng Kuofan kemudian memerintahkan saudaranya, Tseng
Kuoquan, untuk menempatkan pasukannya di luar Ibu Kota Taiping di Nanking.
Antehai membuatkanku peta untuk membantuku memvisualisasikan pergerakan
Tseng. Peta itu tampak bagai lukisan indah. Antehai menaruh benderabendera
kecil berwarnawarni di atasnya. Kulihat Tseng mengirim Jenderal Manchu Chou
Tsungtang ke Selatan untuk mengepung Kota. Hangchow di Provinsi Chekiang.
Jenderal Peng Yulin ditugaskan untuk memblokade tepi Sungai Yangtze. Li
Hungchang, orang kepercayaan Tseng Kuofan, diberikan tugas memblokir jalur
pelarian diri musuh dekat Soochow.
Benderabendera di peta berubah warna tiap harinya. Sebelum memasuki Tahun
Baru 1869, Tseng meluncurkan serangan utama, membungkus Taiping seperti
kue pastel. Untuk mengamankan posisinya, dia menarik kekuatan pasukan dari
Utara Yangtze. Sebagai penutupan akhir, dia bekerja sama dengan Yung Lu.
Tentara di bawah komando Yung Lu datang dari belakang untuk memotong
garis persediaan Taiping.
Pengepungannya luar biasa rapat, ujar Antehai, membusungkan dadanya dan
meniru pose Tseng. Nanking sudah jatuh!
Kupindahkan benderabendera kecil itu layaknya pion-pion di atas papan catur.
Ini jadi satu kesenangan buatku. Dengan melihat pergerakan Tseng Kuofan, aku
bisa mengikuti jalan pikirannya dan kagum atas kecemerlangan otaknya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Berharihari aku duduk di depan peta, melahap makananku di sana sembari
terus menyimak beritaberita peperangan. Dari laporan terbaru, kuketahui
bahwa pemberontak Taiping telah menarik mundur kekuatan terakhirnya dari
Hangchow. Secara strategi, itu adalah kesalahan fatal. Li Hungchang segera
menangkap sisasisa pasukan di Soochow. Rekan Li, Jenderal Chou Tsungtang
masuk dan mengambil alih Hangchow. Para pemberontak kehilangan basis
mereka. Dengan seluruh kekuatan kerajaan mengepung mereka, Tseng Kuofan
mengambil alih.
Tung Chih gembira, sementara aku dan Nuharoo menangis terharu saat laporan
atas kemenangan akhir itu mencapai Kota Terlarang. Kami menaiki tandu dan
pergi ke Altar Surgawi untuk memberitahukan berita gembira ini pada arwah
Hsien Feng.
Sekali lagi atas nama Tung Chih, kukeluarkan dekrit penghargaan atas jasa
Tseng Kuofan dan rekanrekannya sesama Jenderal. Beberapa hari kemudian,
kuterima laporan terperinci dari Tseng, mengonfirmasi kemenangan yang
diraih. Kemudian Yung Lu kembali ke ibu kota. Kami berbagi kegembiraan
dalam sikap kaku kami. Dengan kehadiran dayangdayang dan Antehai menatap
kami, Yung Lu memberitahukan perannya dalam peperangan dan memuji
kepemimpinan Jenderal Tseng. Menunjukkan kekhawatirannya, dia memberi
tahuku bahwa Tseng akhir-akhir ini telah kehilangan sebagian besar
penglihatannya disebabkan infeksi mata serius. Penanganan yang terlambat
makin memperburuk kondisinya.
Kupanggil Tseng Kuofan untuk menghadiri audiensi pribadi bersamaku segera
setelah dia kembali ke Peking.
Berbalut jubah longgar sutranya dan topi dengan ekor burung meraknya,
jenderal Cina itu bersimpuh ke depan kakiku. Keningnya tetap menempel di
atas lantai untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Selagi dia menungguku
untuk berucap bangkit, aku sendiri bangkit berdiri dan membungkuk ke
arahnya. Kuabaikan etika; rasanya itulah hal yang sepantasnya kulakukan.
Biarkan aku melihatmu baikbaik, Tseng Kuofan, ucapku dengan air mata
menggenang. Aku sangat senang kau kembali dengan selamat.'
Dia bangkit dan pergi duduk ke kursi yang disediakan Antehai.
Aku terkejut melihat dirinya tampak tak sebugar yang kuingat hanya selang
beberapa tahun sebelumnya. Jubah megahnya tak dapat menyembunyikan
keringkihannya. Kulitnya tampak kering terbakar dan alis matanya yang lebat
memutih bagai bolabola salju. Usianya sekitar enam puluh tahun, tetapi
gundukan kecil di punggungnya membuatnya tampak sepuluh tahun lebih tua.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Setelah teh disuguhkan, kuajak dia mengikutiku ke ruang tamu, yang di sana
dia bisa duduk lebih nyaman. Dia tak mau beranjak sebelum kukatakan padanya
bahwa diriku letih duduk seharian di atas kursi yang ukirannya membuat
punggungku sakit. Aku tersenyum sambil mengatakan bahwa furnitur indah di
balairung hanya bagus digunakan untuk pertunjukan.
Begini Tseng Kuofan, aku hampir tak bisa mendengarmu. Kutunjukkan jarak
yang terbentang di antara kami. Tidak mudah buat kita berdua. Di satu sisi, di
anggap tak sopan bagimu untuk mengeraskan suaramu. Di sisi lain, aku tak mau
tak bisa mendengarkanmu.
Tseng mengangguk dan bergerak untuk duduk di dekatku, di sisi kiri bawahku.
Dia tak tahu sebelumnya bahwa aku harus memaksa untuk bisa mengadakan
pertemuan ini. Para klan Manchu dan Pangeran Kung mengabaikan
permintaanku untuk mengadakan audiensi pribadi demi menghormati Tseng.
Kutekankan bahwa tanpa jasa Tseng Kuofan, Dinasti Manchu sudah akan
berakhir.
Nuharoo menolak memihakku saat aku mendatanginya untuk meminta
dukungan. Sama seperti yang lain, dia mengabaikan jasa Tseng Kuofan begitu
saja. Pada akhirnya, aku berhasil membujuknya untuk mendukung undanganku,
tetapi beberapa jam sebelum pertemuan dilangsungkan, dia sekali lagi
mengubah pikirannya.
Aku benarbenar marah.
Nuharoo akhirnya menyerah. Namun sembari mendesah, dia berujar, Jika saja
kau memiliki satu tetes darah ningrat mengalir dalam tubuhmu.
Memang benar, aku tak memiliki darah ningrat setetes pun. Namun, itulah
sebabnya yang membuatku merasa senasib dengan Tseng Kuofan.
Memperlakukannya dengan penuh rasa hormat, sama artinya dengan
menghormati diriku sendiri.
Negosiasiku dengan Klan Kerajaan berakhir dengan kompromi: Aku diizinkan
bertemu dengan Tseng selama lima belas menit.
Kudengar kau sudah kehilangan penglihatanmu. Apa itu benar? tanyaku
sambil menatap detak jam di dinding. Boleh kutahu penglihatan mata mana
yang bermasalah?
Penglihatan kedua mataku buruk, jawab Tseng. Mata kananku sudah hampir
buta. Tetapi mata kiriku masih bisa melihat cahaya. Saatsaat tertentu, aku
masih bisa lihat bayangan kabur.
Apa kau sudah pulih dari penyakitmu yang lain?

http://ac-zzz.blogspot.com/

Ya, bisa dibilang begitu.


Kau sepertinya berlutut dan bangkit dengan leluasa. Apa tubuhmu masih
cukup kuat?
Yah, tak sama seperti dulu.
Bayangan untuk segera mengakhiri pertemuan itu membuatku kehilangan
katakata. Tseng Kuofan, kau telah bekerja keras demi Kerajaan.
Merupakan kebahagiaan bagiku bisa melayani Anda, Yang Mulia.
Aku berharap bisa mengundangnya lagi suatu saat nanti, tetapi aku takut kelak
tak dapat memenuhi janjiku.
Kami duduk dalam hening.
Sebagaimana yang dituntut oleh etika, Tseng menjaga kepalanya tetap rendah.
Tatapannya dipakukan pada satu titik di permukaan lantai. Jepitan besi dari
seragam jubahnya menimbulkan bunyi dentingan tiap kali dia mengubah posisi.
Dia tampak mencarimencari posisi tepatku. Aku yakin dia tak mampu
melihatku, meski dengan kedua mata terbuka lebar. Mencoba meraih cangkir
tehnya, tangannya merabaraba udara. Ketika Antehai menating roti manis isi
biji wijen, siku tangannya hampir menumpahkan bakinya.
Tseng Kuofan, apa kauingat saat kali pertama kita bertemu? aku berusaha
membangkitkan keriangan di antara kami.
Ya, tentu saja. Lelaki itu mengangguk. Itu empat belas tahun lalu... pada
audiensi dengan Yang Mulia Kaisar Hsien Feng.
Kukeraskan suaraku sedikit hingga yakin bahwa dia dapat mendengarku. Kau
tampak begitu kuat dengan badan besar. Alis matamu yang menyambung
membuatku mengira kau sedang marah.
Benarkah begitu? Dia tersenyum. Dulu aku memang tak sabaran. Aku ingin
sekali bisa memenuhi harapan Yang Mulia padaku.
Kau sudah membuktikannya. Kau telah meraih begitu banyak, jauh dari yang
diperkirakan orang sebelumnya. Suamiku pasti akan bangga. Aku sudah
mengunjungi altarnya untuk melaporkan berita yang kaubawakan untuknya.
Tseng menundukkan wajahnya dan mulai menangis. Sejenak kemudian, dia
mendongakkan kepalanya dan menatap ke arahku, berusaha melihat. Akan

http://ac-zzz.blogspot.com/
tetapi, cahaya di ruangan duduk ini terlalu remangremang, dan dia kembali
menundukkan pandangannya.
Antehai kembali masuk dan mengingatkan pada kami bahwa waktu kami sudah
habis.
Tseng menyiapkan diri untuk pamit.
Habiskan tehmu, ucapku lembut.
Selagi minum, kulihat gununggunung perak dan ombak lautan tersulam di
jubahnya.
Apa kau tak keberatan jika aku meminta tabibku untuk mengunjungimu?
tanyaku.
Kau sungguh berbaik hati, Yang Mulia.
Berjanjilah padaku kau akan menjaga dirimu baik-baik, Tseng Kuofan. Aku
berharap bisa berjumpa denganmu lagi. Tak lama dari sekarang, kuharap.
Tentu Yang Mulia, Tseng Kuofan akan berusaha sebaik mungkin
Aku tak pernah menemuinya lagi. Tseng Kuofan meninggal kurang dari empat
tahun kemudian. Pada 1873.
Menengok kembali ke belakang, aku merasa puas telah memberi penghargaan
pada lelaki itu secara pribadi. Tseng telah membuka mataku kepada dunia yang
luas di luar tembok Kota Terlarang. Dia tidak saja membuatku mengerti
bagaimana bangsabangsa Barat mengambil manfaat dari Revolusi Industri dan
menjadi makmur, tetapi menunjukkan bahwa bangsa Cina juga memiliki
kesempatan untuk meraih kebesarannya. Pesan Tseng Kuofan kali terakhirnya
pada Kerajaan adalah untuk membangun angkatan laut yang kuat. Prestasinya
yang begitu luar biasa, kemenangannya menumpas pemberontakan Taiping,
menerbitkan rasa percaya diri padaku untuk mewujudkan mimpi itu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
SEMENJAK KECIL, Tung Chih telah diajari untuk menganggapku sebagai
bawahannya ketimbang sebagai ibunya. Dan kini pada usianya yang ketiga
belas, aku harus berhatihati atas ucapanku padanya. Seperti mengendalikan
layanglayang di bawah embusan angin yang berubahubah, aku berusaha
menahan genggamanku pada seutas benang tipis. Aku belajar untuk menahan
diri ketika embusan angin mengencang.
Suatu pagi tak lama setelah pertemuan terakhirku dengan Jenderal Tseng,
Antehai meminta waktuku sebentar. Kasim itu ingin menyampaikan satu hal
penting padaku dan dia meminta pengampunanku sebelum mulai bicara.
Aku berkata bangkit beberapa kali, tetapi Antehai tetap berlutut. Ketika
kusuruh dirinya untuk mendekat, dia menyeret lututnya mendekatiku dan
berhenti di tempat aku bisa mendengarkan bisikannya.
Baginda Yang Mulia telah terjangkiti oleh penyakit yang parah, Antehai
berujar sedih.
Aku bangkit. Apa maksudmu?
Tuan Putri, Anda harus kuat Dia menarik lengan jubahku hingga aku
kembali duduk.
Penyakit apa itu? Aku kembali bangkit.
Itu penyakit ... yah, dia mendapatkannya dari rumah bordil lokal.
Selama sesaat, aku tak sanggup mencerna maksud perkataannya.
Aku diberi tahu mengenai ketidakberadaan Tung Chih selama beberapa
malam, Antehai melanjutkan, maka aku mengikutinya. Maafkan aku tak bisa
menyampaikan informasi ini lebih cepat.
Tung Chih adalah pemilik ribuan selir, bentakku. Dia tak perlu Aku
berhenti, menyadari kebodohanku. Sudah berapa lama dia biasa mengunjungi
rumah pelacuran? tanyaku, berusaha tetap tenang.
Sudah beberapa bulan. Antehai berusaha menyangga lenganku.
Yang mana yang dia datangi? tanyaku, bergetar.
Berbedabeda. Baginda Yang Mulia takut dikenali, jadi dia menghindari
tempattempat yang biasa didatangi anggota Kerajaan.
Maksudmu Tung Chih pergi ke tempat yang biasa didatangi rakyat jelata?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ya.
Aku tak bisa menenangkan pikiranku.
Jangan biarkan kesedihan menguasaimu, Tuan Putri! tangis Antehai.
Panggil Tung Chih! Aku mendorong kasim itu pergi.
Tuan Putri. Antehai menjatuhkan dirinya di depanku. Sebelumnya kita harus
membahas strategi.
Tak ada yang mesti dibahas. Kuangkat tanganku dan menunjuk ke arah pintu.
Aku harus mendengarkan kebenaran dari anakku. Itu tugasku.
Tuan Putri! Antehai membenturkan keningnya ke atas lantai. Seorang
pandai besi tak akan menempa batang besinya ketika dingin. Tolonglah, Tuan
Putri, pikirkanlah kembali.
Antehai, jika kautakut pada anakku, apa kau juga tak takut padaku?
Seharusnya aku dengarkan Antehai, dan menunggu. Jika saja aku bisa
mengendalikan emosiku, sebaik yang biasanya kulakukan di hadapan Dewan
Istana, Antehai tak akan menanggung akibatnya. Aku tak akan kehilangan
putraku dan Antehai.
Berdiri di depanku, Tung Chih tampak seperti baru keluar dari kolam air.
Keringat membanjiri keningnya. Sambil menggenggam saputangan, dia
terusterusan menyeka muka dan lehernya. Wajahnya dipenuhi bisul, dan
jerawat menandai garis rahangnya. Tadinya kukira kondisi kulitnya disebabkan
oleh usianya yang makin dewasa, bahwa elemen dalam tubuhnya sedang tak
seimbang. Ketika kutanyakan tentang rumah pelacuran, dia tidak mengakuinya.
Baru ketika kupanggil Antehailah, Tung Chih akhirnya mengakui semua
perbuatannya.
Aku tanyakan apakah dia sudah menemui Tabib Sun Paotien. Tung Chih
menjawab bahwa dia merasa tak perlu menemuinya karena dia tak merasa
sakit.
Panggilkan Sun Paotien, perintahku.
Putraku menatap Antehai dengan menyipitkan mata.
Keadaan menjadi kacau saat Tabib Sun Paotien tiba. Semakin Tung Chih
berusaha berbohong, semakin sang Tabib mencurigainya. Akan makan waktu

http://ac-zzz.blogspot.com/
berharihari sebelum Sun Paotien memberitakan penemuannya, yarig kutahu
akan menghancurkanku.
Kukirim Antehai ke istana Tung Chih. Kubatalkan audiensi hari itu, dan
memeriksa barangbarang milik anakku. Selain opium, kutemukan bukubuku
cabul.
Kupanggil Tsaichen, putra Pangeran Kung yang berusia lima belas tahun, teman
terdekat Tung Chih. Kutekan dan kubujuk Tsaichen sampai dia mengakui bahwa
dialah yang meminjamkan bukubuku itu dan dialah yang membawa Tung Chih
ke rumah bordil. Tanpa menunjukkan rasa bersalah, Tsaichen menjelaskan
bahwa rumah bordil ibarat rumahrumah opera dan para pelacurnya adalah
aktrisaktrisnya.
Panggil Pangeran Kung! perintahku.
Pangeran Kung sama terkejutnya dengan diriku, yang membuatku menyadari
bahwa situasinya lebih buruk daripada yang kubayangkan.
Ketika kularang Tsaichen menemui anakku lagi, Tung Chih semakin kesal.
Aku akan mengantarkanmu, ujar anakku pada temannya.
Tsaichen akan pergi bersama ayahnya! ujarku pada anakku. Kemudian
kuperintahkan Antehai mengunci pintu agar Tung Chih tak bisa keluar.
Kalian semua mayat hidup! Tung Chih berteriak-teriak, menendang Antehai
dan kasimkasim lainnya. Lumut! Ular berbisa!
Awalnya Tung Chih tak menunjukkan minat untuk memilih pendampingnya.
Walau demikian, Nuharoo tetap bersikeras untuk menjalankannya. Ketika
kupanggil Tung Chih untuk menetapkan tanggal pemilihan para gadis, dia malah
ingin membahas perihal kelakuan tak pantas Antehai dan hukuman yang
tepat baginya.
Tak kuacuhkan anakku dan berkata, Apa yang terjadi pada kita berdua
mestinya tak mengganggu tugastugasmu. Kusodorkan laporan Kerajaan ke
hadapannya. Ini tiba tadi pagi. Aku ingin kau memeriksanya.
Misionaris asing berhasil mengumpulkan pengikut, ucap Tung Chih sembari
membolakbalik kertas dokumen secara sekilas. Ya, aku sudah tahu hal itu.
Mereka telah menarik hati para bandit dan gelandangan dengan menawarkan
makanan. dan tempat tinggal gratis, dan. mereka telah membantu para
kriminal. Masalahnya bukan agama, sebagaimana yang mereka sebutkan.
Kau belum melakukan apa pun untuk mengatasinya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Memang belum.
Mengapa? Aku berusaha menjaga agar nada suaraku tetap terdengar tenang,
tetapi tak bisa. Apa menggauli para pelacur di seluruh kota lebih penting?
Ibu, semua traktat melindungi orangorang Kristen. Apa lagi yang bisa
kuperbuat? Ayahlah yang menanda tanganinya! Kau mencoba mengatakan
bahwa aku tengah meruntuhkan dinasti, padahal bukan aku. Bangsa asing sudah
memasuki Cina jauh sebelum aku dilahirkan. Lihat ini: Para misionaris
menuntut uang ganti sewa atas penggunaan kuilkuil Cina selama tiga ratus
tahun ke belakang yang dulunya mereka nyatakan sebagai properti milik
Gereja. Apa itu masuk akal?
Aku tak mampu berkata apa pun.
Aku ingin beranggapan bahwa para misionaris itu sebagai lelaki dan wanita
yang baik, lanjut anakku, bahwa hanya aturan moral mereka sajalah yang
cacat. Aku setuju dengan Pangeran Kung bahwa ajaran Kristen menaruh
penekanan terlampau besar pada belas kasih dan mengabaikan nilai keadilan.
Akan tetapi, ini bukan masalahku, dan kau tak seharusnya menjadikannya
begitu.
Bangsa asing tak punya hak untuk membawa hukum mereka ke Cina. Dan itu
jadi masalah yang mesti kau tangani, anakku.
Mengurus negara ini membuatku sakit, titik. Maaf, Bu, aku harus pergi.
Aku belum selesai. Tung Chih, kau belum cukup mengerti untuk tahu apa yang
mesti kaulakukan.
Bagaimana aku belum cukup tahu? Kau telah jadikan dokumendokumen
kerajaan sebagai buku pelajaranku. Aku selalu dianggap lemah sejak kecil.
Kaulah yang bijaksana ... Sang Buddha Tua yang serba tahu segalanya: Aku tak
kirimkan matamata untuk memeriksa kamarmu dan mengosongkan lemarimu.
Tetapi itu tak berarti bahwa aku bodoh dan tak tahu apaapa. Aku sayang
padamu Ibu, tetapi Dia berhenti, kemudian meledak dalam tangis.
Pada masamasa terkelam dalam hidupku, aku akan pergi pada Antehai dan
memintanya untuk menenangkanku. Perbuatanku sungguh memalukan.
Tak bisa dibayangkan bagi setiap wanita memikirkan tubuhnya disentuh oleh
seorang kasim, makhluk dari dunia hitam. Tetapi aku merasakan diriku sama
rendahnya dengan kasim.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Malam itu, suara Antehai menenangkanku. Dia membantuku membebaskan diri
dari kenyataan. Aku dibawa ke bagian dunia lain untuk menikmati petualangan
asing. Kegembiraan akan memenuhi air muka Antehai selagi dia meniup lilin
dan mendatangi pembaringanku untuk berbaring di sisiku.
Aku telah temukan pahlawanku bisik Antehai. Sama seperti diriku, dia orang
yang sangat malang. Dilahirkan pada 1371 dan dikastrasi pada umur sepuluh
tahun. Untungnya, majikan yang dia layani adalah seorang Pangeran yang
berlaku baik padanya. Sebagai balasannya, dia memberikan jasa luar biasa dan
membantu Pangeran menjadi Kaisar dari Dinasti Ming
Bunyi dari burung hantu di luar jadi hening dan awan-awan yang memantulkan
sinar rembulan tampak tak bergerak di luar jendela.
Namanya Cheng Ho, petualang terhebat di dunia. Kaubisa temukan namanya
di semua buku tentang pelayaran, tetapi tak ada satu pun yang mengungkapkan
identitas sebenarnya sebagai kasim. Tak ada seorang pun yang tahu bahwa
penderitaan yang demikian pedihlah, yang telah menempanya menjadi orang
hebat. Kemampuannya menghadapi penderitaan hanya bisa dimengerti olehku,
sesama rekan kasimnya.
Bagaimana kautahu bahwa Cheng Ho seorang kasim? tanyaku.
Kuketahui secara tak sengaja, di buku daftar nama-nama kasim milik
Kerajaan, sebuah buku yang tak ada seorang pun tertarik untuk membacanya.
Pada diri Cheng Ho, Antehai menemukan mimpi yang dapat diraih. Selaku
Laksamana armada pengangkut harta, Cheng Ho memimpin tujuh ekspedisi
bahari ke pelabuhanpelabuhan di seluruh Asia Tenggara dan Laut Hindia.
Antehai berbicara penuh semangat. Pahlawanku berkelana jauh hingga ke Laut
Merah dan Afrika Timur, menemukan lebih dari tiga puluh negeri dalam tujuh
ekspedisinya. Kastrasi menjadikannya lelaki yang rusak, tetapi tak pernah
memadamkan ambisinya.
Dalam kegelapan malam, Antehai berjalan menuju jendela dalam jubah sutra
putihnya. Menghadap terang bulan, dia mengumumkan, Mulai saat ini aku
akan memiliki hari ulang tahun.
Bukankah kau sudah punya hari ulang tahun?
Yang itu dibikinbikin karena tak seorang pun, termasuk diriku sendiri, yang
tahu kapan persisnya aku lahir. Hari ulang tahunku yang baru adalah 11 Juli. Itu
akan jadi hari peringatan dan perayaan ekspedisi laut pertama Cheng Ho, yang
berangkat pada 11 Juli 1405.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dalam mimpiku malam tadi, Antehai berubah menjadi Cheng Ho. Dia
berpakaian dalam jubah istana Ming yang megah dan berlayar ke tengah laut
lepas, menuju cakrawala jauh.
Dia memperkenalkan kekuatan dari dua generasi Kekaisaran Cina. Suara
Antehai membangunkanku. Namun, dia tengah terlelap dalam tidurnya.
Aku duduk dan menyalakan lilin. Aku menatap kasimku yang sedang tertidur,
dan tibatiba merasa remuk saat pikiranku kembali ke Tung Chih. Aku ingin
sekali pergi menemui anakku dan merangkulnya.
Tuan Putri. Antehai berbicara dengan mata terpejam. Apa kautahu, armada
Cheng Ho melibatkan lebih dari enam kapal besar? Krunya hampir mencapai
tiga puluh ribu! Mereka punya satu kapal untuk mengangkut kudakuda, dan satu
lagi mengangkut hanya air minum!

NUHAROO MEMANGGILKU pada hari peringatan delapan tahun kematian suami


kami. Setelah bertukar salam, dia memberitahukan niatnya untuk mengganti
semua nama istana di Kota Terlarang. Dia memulainya dari istananya sendiri.
Bukannya Istana Kedamaian dan Panjang Umur, nama barunya menjadi Istana
Meditasi dan Perubahan. Nuharoo mengatakan bahwa guru fengshuinya
menyarankan agar namanama istana yang ditinggali para wanita sebaiknya
diganti sekali dalam sepuluh tahun untuk membuat arwaharwah yang ingin
menghantui istana lama mereka jadi bingung.
Aku tak suka dengan ide itu, tetapi Nuharoo bukan tipe orang yang mau
mengalah. Masalahnya adalah, jika kami mengubah nama istana, namanama
yang turut menyertainya juga terpaksa diubahgerbang istana, tamannya,
jalan setapaknya, tempat tinggal pelayannya. Namun, dia terus saja
melanjutkan rencananya. Kini, gerbang Nuharoo beralih nama menjadi Gerbang
Renungan yang sebelumnya bernama Gerbang Angin yang Tenang. Tamannya
sekarang berganti nama dari Keajaiban Alam Liar menjadi Kebangkitan Semi.
Jalan setapaknya beralih nama dari Jalur Sinar Rembulan jadi Jalur Pikiran
jernih.
Menurutku, namanama yang baru tidak semenarik yang lama. Nama lama untuk
kolam Nuharoo adalah Riak Semi terdengar lebih bagus daripada nama barunya,
Tetes Kebijakan Zen [Ajaran Buddha yang merupakan perpaduan dari bentuk
Mahayana Buddha yang berkembang di India dengan filsafat Taoisme dari Cina.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Zen menekankan renungan dan meditasi pribadi, daripada pembelajaran
doktrin dan kitab]. Aku juga lebih suka Istana Penghimpunan daripada Istana
Kehampaan Besar.
Selama berbulanbulan, Nuharoo menghabiskan waktunya memilih namanama
itu. Lebih dari seratus papan dan plang nama diturunkan, dan plang dengan
nama-nama baru dibuat dan dipasang. Serbukserbuk gergaji memenuhi udara
saat tukang kayu menghaluskan papan nama. Nodanoda cat dan tinta tampak di
manamana selagi Nuharoo menyuruh pelukis kaligrafi, yang gaya lukisnya
tampak kurang sempurna di matanya, untuk mengulang karyanya.
Aku bertanya pada Nuharoo apakah pihak Istana telah menyetujui namanama
baru ini. Dia menggeleng. Akan butuh waktu lama untuk menjelaskan urgensi
hal ini pada Dewan Istana, dan mereka tak akan menyukainya karena biaya
yang harus dikeluarkan. Lebih baik aku tak merepotkan mereka.
Dia mulai menyebutkan istana dengan namanama baru, seorang diri. Hal itu
menimbulkan
banyak
kebingungan.
Tak
ada
orang
dalam
departemendepartemen Kerajaan, yang biasa menerima perintah hanya dari
Dewan Istana, diberi tahu. Tukang kebun menemui kesulitan besar mencari
tahu di mana mereka seharusnya bekerja. Para pemikul tandu pergi ke tempat
yang salah untuk mengantarjemput penumpangnya, dan Departemen
Persediaan membuat kekacauan dengan mengirim barang ke alamat yang salah.
Nuharoo mengatakan bahwa dia telah membuat nama baru yang mengesankan
untuk Istanaku. Apa kausuka dengan 'Istana Tiada Bingung'?
Namanya selama ini adalah Istana Musim Semi nan Panjang.
Apa yang kauharap untuk kukatakan?
Katakan kau menyukainya, Putri Yehonala! Dia memanggilku dengan gelar
resmiku. Itu adalah hasil kerja terbaikku. Kau harus menyukainya! Keinginanku
adalah namanama baru ini akan menginspirasimu untuk mundur dari kesibukan
duniamu, dan menemukan kesenangan yang lebih menenangkan.
Aku akan senang sekali jika bisa meletakkan jabatan mulai hari esok, jika saja
aku bisa melupakan ancaman penggulingan kekuasaan.
Aku tak memintamu untuk menghentikan audiensi, ucap Nuharoo, menepuk
kedua pipinya dengan saputangan sutranya. Lelaki bisa begitu licik dan
perilaku mereka harus diawasi.
Sungguh mengejutkanku mengetahui bahwa dia tidak sungguhsungguh saat
menyuruhku untuk menyerahkan urusan pemerintahan pada para lelaki. Yang
membuatku tak pernah habis pikir adalah melihat bagaimana dirinya bisa

http://ac-zzz.blogspot.com/
mencapai kekuasaan dengan menampakkan diri seolah tidak ingin berurusan
sedikit pun dengannya.
Aku merasa lega mengetahui bahwa sebagian besar istana yang namanya diubah
adalah area tinggal bagian dalam yang ditempati para selir. Karena tak ada
catatan resmi tentang perubahan ini, semua orang kecuali Nuharoo, terus
menyebut gedunggedung ini dengan nama lama mereka. Agar Nuharoo tak
tersinggung, kata lama dilekatkan pada semua nama. Sebagai contoh,
istanaku disebut Istana Musim Semi nan Panjang nan Lama.
Pada akhirnya, Nuharoo sendiri merasa lelah atas permainan ini. Dia akhirnya
mengakui bahwa namanama baru itu membingungkan. Kasim rumahnya begitu
kebingungan hingga mereka kehilangan arah sendiri saat berusaha menjalankan
perintah. Nuharoo bermaksud mengirim kue bijiteratai padaku, tetapi kiriman
itu berakhir di meja penjaga gerbang.
Para kasim terlalu tolol, ujar Nuharoo menyimpulkan. Dengan demikian,
semuanya diubah kembali seperti semula, dan namanama baru itu segera
terlupakan.
Antehai mengirim Li Lienying, yang sekarang merupakan murid
kepercayaannya, untuk memijat kepalaku. Dengan pijatan yang lembut, aku
merasa ketegangan tubuhku larut seperti lumpur dalam air. Aku memandang
bayanganku di cermin dan menyadari bahwa keriput sudah merayapi kening
mulusku. Kedua mataku memiliki kantong di bawahnya. Meski kecantikan
wajahku tetap terpelihara, pancaran masa muda wajahku telah hilang.
Tak kuberi tahukan Antehai mengenai percakapanku dengan Tung Chih, tetapi
sepertinya dia merasakannya. Dia mengirim Li Lienying untuk menjagaku pada
malam hari dan memindahkan matras tidurnya ke luar kamar tidurku. Beberapa
tahun kemudian, aku akan mengetahui bahwa kasimku telah mendapatkan
ancaman dari putraku. Antehai diancam agar tak turut campur kalau tak ingin
dihilangkanyang artinya dibunuh. Untuk memastikan agar tak ada kasim yang
menjadi akrab denganku, Antehai menggilir tugas pelayan kamarku. Butuh
waktu cukup lama untukku menyadari maksudnya.
Di antara semua pelayanku, aku menyukai Li Lienying, yang telah melayaniku
semenjak dirinya masih bocah kecil. Perangainya ramah dan memiliki
kecakapan seperti Antehai, meski aku tak dapat berbincang leluasa dengannya
sebagaimana dengan Antehai. Sebagai orang yang mahir melayani orang lain, Li
Lienying adalah seorang yang terampil dengan tangannya, sementara Antehai
adalah seorang seniman. Sebagai contoh, Antehai telah merancang berbagai
cara untuk membawa Yung Lu memasuki pekarangan dalamku sekali waktu. Dia
mengatur perbaikan jembatan dan genteng di sekitar istanaku sehingga pekerja
dari luar harus dibawa masuk, yang akan dikawal oleh para pengawal kerajaan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Antehai meyakini rencananya akan memberi Yung Lu kesempatan untuk
mengawasi. Rencana itu belum berhasil, tetapi Antehai terus berupaya
mewujudkannya.
Li Lienying adalah kasim yang jauh lebih populer daripada Antehai. Dia
memiliki kepandaian untuk menjalin pertemanan, kemampuan yang tak dimiliki
oleh Antehai. Para pelayan tak pernah tahu kapan Antehai akan muncul
menginspeksi pekerjaan mereka. Dan jika Antehai merasa tak puas, dia akan
mencakmencak, berusaha mendidik mereka.
Rumor mulai berembus di kalangan para pelayan bahwa posisi Antehai sebagai
kepala kasim akan segera digantikan oleh Li Lienying. Antehai terbakar rasa
cemburu dan menduga Li telah merebut perhatianku. Suatu hari, Antehai
menemukan satu alasan untuk menginterogasi Li. Saat Li protes, Antehai
menyalahkan sikapnya yang dianggap tak sopan dan memerintahkan hukum
cambuk padanya.
Untuk menunjukkan keadilan, aku juga memerintahkan hukum cambuk pada
Antehai, menahan makanannya selama tiga hari, dan menempatkannya di ruang
para kasim. Seminggu kemudian, aku pergi mengunjunginya. Dia sedang duduk
di ruangan sempitnya, memeriksa lukalukanya. Ketika kutanyakan apa saja
yang telah dia lakukan selama masa hukumannya, Antehai menunjukkan padaku
sesuatu yang dia buat dari sisasisa kayu dan bahan kain.
Aku terkejut akan apa yang kulihat. Sebuah kapal naga kecil! Itu merupakan
miniatur kapal, ditirukan dari salah satu armada Cheng Ho. Kapal itu tak lebih
besar dari lengan Antehai, tetapi memiliki detail yang rumit, dengan layar,
tiangtiang kapal, dan peti muatan yang sangat kecil.
Suatu hari nanti aku ingin berlayar ke Selatan untuk melihat situs makam
Cheng Ho di Nanking, ujar Antehai. Aku akan menghaturkan persembahan
dan memohon pada arwahnya agar menerimaku sebagai murid dari jauh.
Akhir musim panas 1869 sangat panas dan lembap. Aku harus mengganti
pakaian dalamanku dua kali sehari. Jika aku tidak menggantinya, keringat akan
melunturkan tinta celupnya ke jubah resmi kerajaanku. Karena Kota Terlarang
hanya memiliki sedikit pohon, panas yang menerpa makin tak tertahan.
Terpaan sinar terik matahari memanggang jalur setapak dari bebatuan. Setiap
kali para kasim menuangkan air ke permukaan tanah, kami dapat mendengar
bunyi desisan dan melihat uap air berwarna putih membubung ke udara.
Dewan Istana berusaha memendekkan waktu audiensi. Bongkahan es
didatangkan, dan para tukang kayu membuat bangkubangku pengganti untuk
menaruh bongkah es itu. Tamu yang dipanggil menghadap, yang mengenakan
jubah resmi kerajaan yang tebal, akan menduduki tepat di atas es. Tengah

http://ac-zzz.blogspot.com/
hari, tumpahan air akan menggenang di bawah kursi. Hal itu membuatnya
tampak seolah menteri-menteri itu mengompol.
Nuharoo mengenakan pakaian warna hijaulumutnya ketika dia memasuki
Balairung Pemeliharaan Jiwa sewaktu masa reses audiensi. Para kasim mulai
membuat kipas dari kayu untuk mendatangkan angin. Nuharoo kesal karena
kipaskipas itu membuat bunyibunyi berisik, seperti suara jendela dan pintu
terbanting.
Nuharoo duduk dengan anggunnya di kursi di depanku. Kami saling menatap
pakaian, riasan wajah, dan tatanan rambut satu sama lain saat bertukar sapa.
Aku benci mengenakan riasan wajah pada musim panas dan mengenakannya
hanya tipistipis saja. Kuhirup teh dan berusaha menampilkan diri tertarik. Saat
ini, aku sudah cukup kenal dengan Nuharoo hingga dapat memperkirakan
bahwa undangan yang datang dari dirinya tak akan ada hubungannya dengan
urusan penting negara. Pada masa lalu, Aku telah berusaha keras untuk
mengajarkan sedikit padanya akan urusanurusan Istana. Namun, dia akan
segera mengalihkan topik atau langsung mengabaikanku.
Karena kau akan segera balik ke audiensi, aku akan sampaikan singkat saja.
Sembari tersenyum, Nuharoo menghirup tehnya. Aku tengah berpikir tentang
bagaimana orang yang telah mati akan senang mendengarkan orang hidup
menangis pada hari arwah mereka kembali pulang. Bagaimana kita bisa tahu
jika suami kita tidak menginginkan hal yang sama?
Aku tak tahu maksud dari perkataannya, maka aku hanya menggumamkan
masalah tumpukan kertas dokumen kerajaan yang tengah menggunung di atas
mejaku. Kenapa kita tak bisa membuat bayangan Surga untuk menyambut
arwaharwah? ujar Nuharoo. Kita bisa mendandani para pelayan dalam kostum
Dewi Bulan dan menempatkan mereka secara acak di atas kapal yang dihias di
Sungai Kun Ming. Para kasim bisa bersembunyi di balik bukit dan di belakang
paviliun, serta memainkan suling dan kecapi. Tidakkah Hsien Feng akan
menyenanginya?
Aku takut itu akan mahal, ujarku datar.
Aku tahu kau akan berkata begitu! Bibirnya mengerucut. Pangeran Kung
pasti penyebab suasana hatimu yang masam. Omongomong, aku sudah mulai
memerintahkan dilangsungkannya pesta ini. Baik Dewan Istana punya uangnya
atau tidak, Menteri Pendapatan akan bertanggung jawab untuk membayar
perayaan mengenang kematian Kaisar. Ini hanya hal kecil.
Di tengah audiensi, aku menyempatkan waktu mengurusi halhal yang dianggap
oleh Pangeran Kung tak penting. Sebagai contoh, sebuah artikel merebut
perhatianku. Artikel ini diterbitkan dalam Berita Terkini Istana, harian yang
dibaca oleh sebagian besar pejabat pemerintah. Harian itu mencetak ulang esai

http://ac-zzz.blogspot.com/
pemenang pertama ujian pegawai kerajaan tahunan, berjudul Penguasa yang
Melebihi Kaisar Pertama Cina.
Penulisnya memuji anakku habishabisan. Pilihan judulnya saja mengejutkan.
Tulisan ini mengungkapkan padaku bahwa sesuatu yang tak sehat tengah
berkembang di jantung pemerintahan sendiri.
Aku meminta diberikan daftar pemenang ujian dari para juri. Ketika daftar
tersebut kuterima, kulingkari nama penulis itu dengan kuas tinta merah. Aku
mencoretnya dari peringkat pertama dan mengirimkan kembali daftar itu,
Bukannya aku tak menyukai pujian, melainkan aku bisa membedakan antara
pujian yang pantas diterima dan pujian yang ditujukan untuk menjilat.
Sayangnya, orang-orang cenderung menerima berita yang disampaikan dari
surat kabar begitu saja. Yang kucemaskan adalah jika aku gagal menghentikan
kecenderungan memuji ini, rezim anakku pada akhirnya nanti, akan kehilangan
kritik yang berharga.
Aku belum mendengar kicauan burung merpati. Apa yang terjadi pada
mereka? Aku bertanya pada Antehai.
Merpatimerpati itu telah pergi jawab kasim. Meski gerakannya masih penuh
gaya dan sikapnya tampak anggun, Antehai tampak gugup dan mata besarnya
sudah kehilangan cahayanya. Burungburung itu pasti memutuskan untuk
menemukan rumah yang lebih ramah.
Apa itu karena kau telah mengabaikannya?
Antehai diam. Lalu dia membungkuk. Kubiarkan mereka pergi, Tuan Putri.
Mengapa?
Karena sangkarnya tak sesuai untuk mereka.
Sangkarsangkar mereka begitu luas! Rumah merpati kerajaan sama besarnya
dengan kuil! Seberapa besar yang mereka butuhkan? Jika kaupikir mereka
butuh ruangan lagi, minta saja pada tukang kayu untuk meluaskannya. Kau
bahkan bisa menjadikannya dua tingkat, kalau kau mau. Buat jadi dua puluh
sangkar, empat puluh sangkar, seratus sangkar!
Bukan ukurannya yang jadi masalah, Tuan Putri, atau jumlah sangkarnya itu
sendiri.
Lalu apa yang jadi masalahnya?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Masalahnya adalah sangkar itu sendiri.
Itu tak pernah menjadi masalah buatmu sebelumnya.
Tapi sekarang ya.
Mustahil.
Kasim itu menundukkan kepalanya. Setelah sejenak, dia bergumam, Sangat
menyakitkan terkungkung.
Merpati hanya binatang, Antehai! Imajinasimu mulai kacau.
Mungkin. Namun itu imajinasi yang sama dengan menganggap kegagalan
sebagai kebahagiaan dan keagungan dalam hidupmu, Tuan Putri. Hal baiknya
adalah, merpati tak sama seperti beo. Merpati bisa terbang bebas, sementara
beo dirantai. Beo dipaksa untuk melayani, untuk menyenangkan orang dengan
menirukan suarasuara manusia. Tuan Putri, kita juga telah kehilangan beo
kita.
Yang mana?
Konfusius.
Bagaimana bisa?
Burung itu menolak mengatakan apa yang telah diajarinya. Ia telah bicara
dengan bahasanya sendiri dan oleh karena itu, mesti dihukum. Kasim yang
telah melatihnya telah berusaha sebisa mungkin. Dia telah mencoba berbagai
trik yang dikenal berhasil pada masa lalu, termasuk melaparkan diri. Namun,
Konfusius keras kepala dan tak mau mengucapkan satu patah kata pun. Ia mati
kemarin.
Konfusius malang, Aku ingat burung yang cantik dan pandai itu, yang
merupakan hadiah dari suamiku untukku. Apa yang bisa kukatakan? Konfusius
memang benar saat mengatakan bahwa manusia dilahirkan jahat.
Merpatimerpati itu beruntung, ujar Antehai, menatap langit. Jauh mereka
terbang ke angkasa dan menghilang di balik awan. Aku tak menyesal telah
membantu mereka membebaskan diri, Tuan Putri. Aku sesungguhnya merasa
senang dengan apa yang telah kulakukan.
Bagaimana dengan pipa buluh yang kauikatkan pada kakikaki merpati itu? Apa
kaubiarkan mereka membawa musik bersama mereka? Mereka akan diberikan
makanan di bawah atap mana pun jika membawa musik.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku sudah singkirkan musik itu, Tuan Putri.
Semuanya?
Ya, semuanya.
Mengapa kau mau melakukan hal itu?
Bukankah mereka burungburung kerajaan, Tuan Putri? Tidakkah mereka
berhak atas kebebasan?
Pikiranku disibukkan oleh Tung Chih. Tiap menitnya aku ingin tahu di mana dia
berada, apa yang sedang dia lakukan, dan apakah Tabib Sun Paotien berhasil
mengobatinya. Kuperintahkan menu makanan Tung Chih diantarkan padaku
karena aku tak yakin dia diberi makanan yang menyehatkan. Kukirim
kasimkasim mengikuti temannya Tsaichen untuk memastikan bahwa kedua anak
itu tetap tak berhubungan.
Aku merasa resah dan merasa terperangkap dalam kekuatan misterius yang
mengatakan bahwa anakku tengah dalam bahaya. Baik Tung Chih maupun Tabib
Sun Paotien menghindariku. Tung Chih bahkan menyibukkan diri dengan
mengurusi dokumendokumen kerajaan agar aku meninggalkannya sendiri.
Namun, kecemasanku tak juga hilang. Rasa itu bahkan berubah jadi ketakutan.
Dalam mimpimimpi burukku, Tung Chih meminta pertolonganku dan aku tak
mampu meraihnya.
Sebagai usaha untuk mengalihkan pikiran, aku memerintahkan pertunjukan
opera ponpon dan mengundang kalangan dalam Istana untuk bergabung
denganku. Semua orang terkejut karena opera ponpon dianggap sebagai
hiburan orangorang kelasbawah. Aku sudah pernah melihat pertunjukan opera
semacam itu di desa saat aku masih kecil. Setelah ayahku diturunkan
pangkatnya, ibuku memanggil pertunjukan untuk menceriakan suasana hatinya.
Aku ingat betapa aku sangat menikmatinya. Setelah tiba di Peking, aku ingin
sekali menontonnya lagi, tetapi aku diberitahukan bahwa pertunjukan
rendahan semacam itu dilarang di istana.
Anggota grup opera itu tak banyak, hanya dua wanita dan tiga pria, dan
memiliki kostum lama dan properti yang menyedihkan. Mereka menemui
kesulitan melewati gerbang karena pengawalnya tak memercayai bahwa aku
telah memanggil mereka. Bahkan, Li Lienying tak bisa meyakinkan para
pengawal, dan rombongan itu akhirnya baru diizinkan masuk setelah. Antehai
muncul.
Sebelum pertunjukan, aku menyambut kepala rombongan secara pribadi. Dia
seorang pria bertubuh kerempeng dengan mata rabun. Kuduga jubah yang dia

http://ac-zzz.blogspot.com/
kenakan adalah yang terbaik dimilikinya, tetapi itu pun dipenuhi dengan
tambalan. Aku menyampaikan rasa terima kasihku atas kedatangannya dan
menyuruh. para pelayan dapur untuk memberi mereka makan sebelum memulai
pertunjukan.
Panggungnya sederhana. Tirai merah polos jadi latar belakangnya. Kepala grup
duduk di atas bangku. Dia menyetem erhunya [Alat musik dengan dua senar
yang dikenal sejak abad ke14 dan menjadi alat musik yang populer digunakan
pada operaopera Cina pada abad ke19.], instrumen dengan dua senar, dan
mulai memainkannya. Dia membuat suara yang mengingatkanku pada suara
kain disobek. Musik itu terdengar seperti tangis kesedihan, tetapi anehnya ia
terdengar lembut di telingaku.
Ketika sandiwara telah dimulai, aku melihat sekeliling dan menyadari hanya
aku sendiri yang tinggal di kursi penonton selain Antehai dan Li Lienying. Semua
orang diamdiam beranjak pergi. Alunan lagunya terdengar tak sama seperti
ingatanku. Nadanya terdengar seperti suara angin bertiup tinggi ke angkasa.
Jagat raya serasa disesaki oleh suarasuara kain sobek. Kubayangkan mungkin
seperti inilah suara arwaharwah yang dikejar akan terdengar. Dalam benakku
bisa kulihat lapangan bebatuan dan hutan-hutan cemara perlahanlahan
tertutupi pasir.
Musik itu perlahan menghilang. Ketua grup merendahkan kepalanya ke atas
dada seolaholah tertidur. Panggung pertunjukan hening. Kubayangkan Gerbang
Surgawi membuka dan menutup dalam kegelapan.
Dua wanita dan seorang pria memasuki panggung. Mereka mengenakan blus
biru besar. Masingmasing mereka membawa tongkat bambu dan genta Cina dari
tembaga. Mereka mengelilingi ketua grup dan memukuli lonceng mereka sesuai
dengan irama erhunya.
Seolah baru saja terbangun, lelaki itu mulai menyanyi. Lehernya memanjang
seperti burung kalkun dan nada suaranya memekakkan telinga, seperti capung
berderak di tengah musim panas yang paling menyengat:
Ada lobster tua
Yang hidup dalam lubang di bawah batu raksasa.
Ia keluar untuk melihat dunia
Dan ia pun kembali.
Kuangkat batu untuk menyapanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Semenjak aku melihatnya
Lobster itu menetap dalam lubangnya.
Hari demi hari,
Tahun demi tahun,
Perlahan
Terbungkus kegelapan dan genangan air,
MakhIuk yang penuh keyakinan
Tentunya lobster ini.
Ia mendengar suara bumi
Dan menyaksikan perubahannya.
Jamur di punggungnya mulai tumbuh
Menjadi rumput nan indah.
Memukul gentanya mengikuti alunan lagu, tiga orang lainnya bergabung
menyanyi:
Oh lobster,
Tak kuketahui apa pun tentangmu.
Dari mana asalmu?
Di mana keluargamu?
Apa yang membuatmu pindah
dan bersembunyi dalam lubang ini?
Aku ingin anakku bisa tinggal untuk menyaksikan seluruh pertunjukannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

AKU MEMULAI MEMBAcA Kisah Kehidupan Tiga Dinasti, sejarah Kaisar Cina pada
masa setelah Dinasti Han, mencakup empat ratus tahun. Buku enam jilid itu
setebal dan seberat batu bata. Buku ini hanya berisi catatancatatan
kemenangan, satu kemenangan mengikuti yang lainnya seolah tiada akhir. Aku
berharap bisa mengetahui keinginan para karakternya, tidak hanya petualangan
militernya. Aku ingin tahu mengapa orangorang ini berperang, bagaimana
setiap pahlawannya dibesarkan, dan peran apakah yang dimainkan ibunya.
Usai menuntaskan jilid pertama, kusimpulkan buku ini tak akan bisa memberi
apa yang kucari. Aku bisa saja menyebut namanama dari semua karakter yang
ada, tetapi aku tetap tak mengerti diri mereka sebenarnya. Puisi dan syair
mengenai peperangan terkenal mereka sangat indah, tetapi aku tak dapat
menangkap arti peperangan itu bagi mereka. Sangat tak masuk akal bagiku
mengetahui orangorang akan berperang tanpa adanya alasan. Pada akhirnya,
aku menenangkan diriku dengan berpikir bahwa aku akan amandan meraih
halhal besarselama aku bisa membedakan antara orangorang baik dan jahat.
Pada masa lima puluh tahunku berkuasa di balik singgasana, akan kuketahui
bahwa bukan itulah masalahnya. Sering kali rencanarencana terburuk
ditampilkan oleh orang-orang terbaikku, dan dengan niatan paling baik
sekalipun.
Aku belajar untuk lebih memercayai naluriku daripada penilaianku. Perspektif
dan pengalamanku yang kurasa kurang membuatku jadi lebih awas dan berhatihati. Sekali waktu, rasa ketidakamananku akan membuatku meragukan naluriku
sendiri, yang mengakibatkan keputusankeputusan yang kelak kusesali. Sebagai
contoh, kutahan persetujuanku ketika Pangeran Kung menyarankan agar kami
menggunakan guru Inggris untuk mengajari Tung Chih tentang masalah dunia.
Dewan Istana juga tak menyetujui ide itu. Aku setuju dengan para Penasihat
Agung bahwa Tung Chih berada dalam usia yang rentan dan masih bisa dengan
mudahnya dimanipulasi dan dipengaruhi.
Paduka Yang Mulia harus memahami apa yang telah diderita bangsa Cina,
satu penasihat mendebat. Kenyataan bahwa bangsa Inggris bertanggung jawab
atas kejatuhan dinasti kita belum juga tertanam kuat dalam benak Tung Chih.
Yang lain menyetujuinya: Mengizinkan Tung Chih dididik oleh Inggris sama
artinya dengan pengkhianatan terhadap para leluhur kita.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kenangan akan kematian suamiku masih kuat dalam ingatan. Bau asap dari
terbakarnya rumah kamiTaman Agung Bundar, Yuan Ming Yuanbelum juga
hilang. Tak dapat kubayangkan putraku berbicara dalam bahasa Inggris dan
berkawan dengan musuhmusuh ayahnya.
Setelah malammalam kulalui tanpa tidur, aku telah memutuskan. Kutolak
proposal Pangeran Kung dan mengatakan padanya bahwa Yang Mulia Kaisar
Muda Tung Chih harus memahami dirinya sendiri terlebih dulu.
Akan kuhabiskan sisa hidupku menyesali keputusanku kelak.
Jika Tung Chih telah belajar berkomunikasi dengan orangorang Inggris, atau
pergi atau menuntut ilmu di luar, dia mungkin bisa menjadi kaisar yang
berbeda. Dia mungkin akan terinspirasi oleh pencapaian mereka dan
menyaksikan kepemimpinan mereka. Dia mungkin akan mengembangkan Cina
yang lebih berpandangan ke depan, atau setidaknya tertarik untuk
mencobanya.
Sore itu tak berawan ketika Nuharoo mengumumkan bahwa semua telah siap
untuk pemilihan final calon mempelai bagi Tung Chih. Kuikuti saja kemauannya
karena kupikir itulah yang seharusnya. Untuk memastikan dukungan dari
Nuharoo di Istana, aku perlu menjaga hubungan baik dengannya. Aku merasa
tak siap menyaksikan Tung Chih menikah; aku belum bisa menerima kenyataan
bahwa dia telah menjadi lelaki dewasa. Rasanya baru kemarin dia masih bayi
yang kutimangtimang. Tak pernah kurasakan perih yang begitu menghunjam,
mengingat masamasa kebersamaan dengan anakku pada saat kecilnya yang
terampas.
Karena peraturan yang ditetapkan oleh Nuharoo dan juga jadwal Istanaku, aku
nyaris tak pernah hadir dalam masa kanakkanak Tung Chih. Meski aku
menyimpan bekas goresan di bingkai pintu yang menandai tinggi badan anakku
yang terus tumbuh seiring tahun, aku tahu sebagian kegemaran atau
pikirannya, tetapi dia sangat membenci liarapan yang kumiliki atas dirinya. Dia
kesal jika aku bertanya padanya, bahkan salam yang kusampaikan tiap paginya
membuat wajahnya merengut. Dia mengatakan pada semua orang bahwa
Nuharoo lebih menyenangkan. Kenyataan bahwa aku dan dia saling bersaing
untuk merebut kasih sayangnya makin memperburuk masalah. Bisa dimengerti
mengapa Tung Chih tidak menaruh hormat padaku; aku sangat membutuhkan
cintanya. Namun semakin aku memohon, semakin dia tak ingin bersamaku.
Kini, tibatiba, dia sudah tumbuh dewasa. Masaku untuk bisa berdekatan dengan
dirinya telah habis.
Dengan senyum terkulum di wajahnya, Tung Chih memasuki balairung utama
berpakaian serba emas. Tak seperti ayahnya dulu, dia akan turut berpartisipasi

http://ac-zzz.blogspot.com/
dalam pemilihan. Ribuan gadis cantik dari seluruh penjuru Cina dibawa
memasuki gerbang Kota Terlarang untuk berjalan di hadapan Kaisar.
Tung Chih tak pernah bisa bangun pagi, tetapi hari ini dia bangun sebelum
para kasim, Nuharoo memberi tahuku.
Aku tak yakin apa harus menganggapnya sebagai berita baik. Kunjungannya ke
rumah bordil menghantuiku. Dengan bantuan Tabib Sun Paotien, penyakit Tung
Chih tampak sudah terkendali. Namun, tak ada yang bisa memastikan bahwa
penyakit itu tak akan kambuh lagi.
Tung Chih akan diberi kewenangan lebih besar untuk melakukan apa yang dia
inginkan dalam kehidupan pribadinya kini, setelah dia secara resmi naik takhta.
Baginya, pernikahan sama dengan kebebasan.
Kebandelan Tung Chih disebabkan oleh kebosanannya, ujar Nuharoo. Kalau
tidak, bagaimana kaubisa jelaskan tentang prestasi akademisnya?
Aku sangsi guruguru Tung Chih mengatakan yang sebenarnya mengenai
kemajuan akademisnya. Nuharoo akan segera memecat seorang guru jika dia
berani melaporkan nilai buruknya. Aku berusaha menguji kejujuran guru-guru
itu terhadap prestasi Tung Chih sebenarnya, dengan mengusulkan agar Tung
Chih mengikuti ujian pegawai kerajaan. Ketika guru utama menjadi panik dan
menghindari pembahasan topik itu, aku tahu kebenarannya.
Tung Chih perlu diberi tanggung jawab agar jadi lebih matang, saran
Pangeran Kung.
Aku merasa hanya itu satusatunya pilihan yang masuk akal. Namun, aku tetap
saja merasa khawatir. Tung Chih naik takhta sama artinya aku menyerahkan
kekuasaan. Meskipun selama ini aku selalu menantikan saatsaat pengunduran
diriku, tetapi aku mencurigai bukan Tung Chihlah yang akan mengambil alih
kekuasaanku sekarang, melainkan Dewan Istana dan Pangeran Kung.
Nuharoo juga bersemangat menantikan pengunduran diriku. Dia mengatakan
bahwa dia sangat menantikan kebersamaanku: Akan banyak sekali yang bisa
kita lakukan bersama, terutama saat cucucucu kita nanti lahir. Apa dia akan
merasa lebih aman saat aku mundur dari jabatan? Ataukah dia memiliki niatan
lain? Tung Chih sebagai pemegang kendali, berarti Nuharoo akan memiliki
pengaruh lebih besar atas keputusankeputusan yang dia ambil. Bukankah sudah
kuketahui selama ini bahwa Nuharoo sesungguhnya tak sama dengan apa yang
dia tampilkan?
Aku putuskan untuk menyetujui proposal Dewan Istana, bukan karena aku
percaya Tung Chih sudah siap, melainkan karena sudah saatnya baginya untuk
mengendalikan hidupnya sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sun Tzu

http://ac-zzz.blogspot.com/
dalam bukunya Seni Peperangan, Seseorang tak akan tahu caranya berperang
sebelum dirinya benar-benar terjun dalam peperangan.
Pada 25 Agustus 1872, pemilihan calon istri Kerajaan usai. Tung Chih belum
genap tujuh belas tahun.
Nuharoo dan aku merayakan masa bahagia pengunduran diri kami. Kami akan
disebut Ibu Suri Agung meskipun dia baru berusia tiga puluh tujuh dan aku
hampir tiga puluh delapan.
Calon istri Kaisar terpilih adalah seorang gadis cantik delapan belas tahun
bermata kucing bernama Alute. Dia adalah anak dari seorang pejabat Mongol
yang merupakan relasi lama kerajaan. Ayah Alute adalah kerabat pangeran
yang merupakan sepupu jauh suamiku.
Tung Chih beruntung memperoleh wanita seperti itu. Istana tak akan
menyetujui pilihannya hanya semata karena kecantikannya. Alasan pihak
kerajaan memilih Alute adalah karena pernikahan ini akan membantu
memulihkan perselisihan antara pihak kekuasaan Manchu dan klan Mongol yang
berkuasa.
Meski Alute seorang Mongol, dia tak pernah diperbolehkan bermain di bawah
sinar terik matahari atau menunggang kuda, ujar Nuharoo bangga, mengingat
Alute merupakan pilihannya. Itu sebabnya kulitnya sangat cerah dan wajahnya
begitu lembut.
Aku tak terlalu terkesan dengan Alute. Dia sangat pemalu sampaisampai kukira
bisu. Saat kami diberi kesempatan menghabiskan waktu bersama, perbincangan
tak berjalan. Dia akan menyetujui apa pun yang kukatakan sehingga aku tak
bisa mencari tahu kepribadiannya lebih mendalam. Nuharoo mengatakan aku
terlalu muluk. Selama menantu kita melakukan apa yang kita katakan, apa
gunanya mengetahui pikirannya?
Pilihanku jatuh pada seorang gadis tujuh belas tahun yang tampak penuh
semangat, bernama Foocha. Meski wajahnya tak seeksotis Alute, Foocha juga
sangat memenuhi kualifikasi. Dia memiliki bentuk wajah lonjong, bermata sipit
melengkung ke atas, dan berkulit kecokelatan sedikit terbakar matahari. Dia
seorang anak gubernur dan telah dididik sastra dan puisi secara pribadi, yang
tak umum. Foocha tampak manis, tetapi penuh semangat. Saat Nuharoo dan
aku menanyakan apa yang akan dia lakukan jika suaminya menghabiskan terlalu
banyak waktu bermainmain dengannya dan mengabaikan urusanurusan negara,
Foocha menjawab, Aku tak tahu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dia seharusnya menjawab bahwa dia akan membujuk suaminya untuk
mengerjakan tugasnya, bukannya mengejar kesenangan, Nuharoo mengambil
sebatang pena dan meneoret nama Foocha dari daftar.
Tetapi bukankah kejujuran yang memang kita cari? debatku, meski
mengetahui Nuharoo tak akan bisa diminta untuk mengubah pikirannya.
Tung Chih tampak tertarik pada Foocha, tetapi dia sungguh jatuh hati pada
Alute.
Aku tak mendesak Tung Chih untuk memilih Foocha sebagai Permaisurinya.
Foocha akan menjadi istri kedua Tung Chih.
Pernikahan Kerajaan direncanakan akan dilansungkan pada 16 Oktober.
Persiapannya, terutama pembelian barangbarang dan materi upacara, mulai
dilaksanakan di bawah pengawasan Nuharoo. Sebagai upaya membungkamku,
Nuharoo mengizinkanku untuk memilih tema pernikahannya dan menyarankan
agar Antehai diberi tanggung jawab memimpin tugas pembelian.
Ketika kukatakan pada kasimku akan keputusan Nuharoo ini, dia sangat senang.
Namun kuperingatkan dia, Ini akan jadi perjalanan jauh yang melelahkan
dalam jangka waktu yang singkat.
Jangan khawatir, Tuan Putri. Akan kutaklukkan Kanal Besar.
Aku tertarik pada ide Antehai. Kanal Besar merupakan hasil karya sejarah luar
biasa yang menghampar sejauh delapan ratus mil, menghubungkan Tungchow di
dekat ibu kota dengan Hangchow di Selatan.
Seberapa jauh kau bersedia berlayar lewat kanal? tanyaku.
Hingga ke ujungnya, Hangchow, jawab Antehai. Ini akan membuat mimpi
jadi kenyataan! Jumlah barang yang diminta untuk kubeli akan membutuhkan
armada dengan beberapa kapal, mungkin sebesar armada Cheng Ho! Kepala
kasim dari Dinasti Ch'ing yang Agung akan menjadi Pemimpin Pelayaran! Oh,
tak dapat kubayangkan bagaimana perjalanan ini nantinya! Aku akan berhenti
di Nanking untuk mencari sutra terbaik. Aku akan berziarah ke situs makam
Cheng Ho. Tuan Putri, kau telah menjadikanku manusia paling bahagia di
dunia! Tak pernah kupikir kesayanganku tak akan pernah kembali.
Kejadian yang mengelilingi kematian Antehai tetap menjadi sebuah misteri.
Tetapi jelas, itu merupakan pembalasan musuhmusuhku. Satusatunya pikiran
yang menghiburku adalah bahwa saat itu Antehai betulbetul bahagia. Tak
pernah kusadari betapa besarnya rasa sayangku padanya dan betapa aku sangat
membutuhkannya, hingga saat dia telah pergi. Bertahuntahun berikutnya, aku

http://ac-zzz.blogspot.com/
berkesimpulan bahwa itu tak terlalu buruk untuknya. Meski dia memperoleh
restuku dan memiliki kekayaan besar, dia sudah muak hidup dalam tubuh
seorang kasim.

AKU MEMULAI MEMBAcA Kisah Kehidupan Tiga Dinasti, sejarah Kaisar Cina pada
masa setelah Dinasti Han, mencakup empat ratus tahun. Buku enam jilid itu
setebal dan seberat batu bata. Buku ini hanya berisi catatancatatan
kemenangan, satu kemenangan mengikuti yang lainnya seolah tiada akhir. Aku
berharap bisa mengetahui keinginan para karakternya, tidak hanya petualangan
militernya. Aku ingin tahu mengapa orangorang ini berperang, bagaimana
setiap pahlawannya dibesarkan, dan peran apakah yang dimainkan ibunya.
Usai menuntaskan jilid pertama, kusimpulkan buku ini tak akan bisa memberi
apa yang kucari. Aku bisa saja menyebut namanama dari semua karakter yang
ada, tetapi aku tetap tak mengerti diri mereka sebenarnya. Puisi dan syair
mengenai peperangan terkenal mereka sangat indah, tetapi aku tak dapat
menangkap arti peperangan itu bagi mereka. Sangat tak masuk akal bagiku
mengetahui orangorang akan berperang tanpa adanya alasan. Pada akhirnya,
aku menenangkan diriku dengan berpikir bahwa aku akan amandan meraih
halhal besarselama aku bisa membedakan antara orangorang baik dan jahat.
Pada masa lima puluh tahunku berkuasa di balik singgasana, akan kuketahui
bahwa bukan itulah masalahnya. Sering kali rencanarencana terburuk
ditampilkan oleh orang-orang terbaikku, dan dengan niatan paling baik
sekalipun.
Aku belajar untuk lebih memercayai naluriku daripada penilaianku. Perspektif
dan pengalamanku yang kurasa kurang membuatku jadi lebih awas dan berhatihati. Sekali waktu, rasa ketidakamananku akan membuatku meragukan naluriku
sendiri, yang mengakibatkan keputusankeputusan yang kelak kusesali. Sebagai
contoh, kutahan persetujuanku ketika Pangeran Kung menyarankan agar kami
menggunakan guru Inggris untuk mengajari Tung Chih tentang masalah dunia.
Dewan Istana juga tak menyetujui ide itu. Aku setuju dengan para Penasihat
Agung bahwa Tung Chih berada dalam usia yang rentan dan masih bisa dengan
mudahnya dimanipulasi dan dipengaruhi.
Paduka Yang Mulia harus memahami apa yang telah diderita bangsa Cina,
satu penasihat mendebat. Kenyataan bahwa bangsa Inggris bertanggung jawab
atas kejatuhan dinasti kita belum juga tertanam kuat dalam benak Tung Chih.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Yang lain menyetujuinya: Mengizinkan Tung Chih dididik oleh Inggris sama
artinya dengan pengkhianatan terhadap para leluhur kita.
Kenangan akan kematian suamiku masih kuat dalam ingatan. Bau asap dari
terbakarnya rumah kamiTaman Agung Bundar, Yuan Ming Yuanbelum juga
hilang. Tak dapat kubayangkan putraku berbicara dalam bahasa Inggris dan
berkawan dengan musuhmusuh ayahnya.
Setelah malammalam kulalui tanpa tidur, aku telah memutuskan. Kutolak
proposal Pangeran Kung dan mengatakan padanya bahwa Yang Mulia Kaisar
Muda Tung Chih harus memahami dirinya sendiri terlebih dulu.
Akan kuhabiskan sisa hidupku menyesali keputusanku kelak.
Jika Tung Chih telah belajar berkomunikasi dengan orangorang Inggris, atau
pergi atau menuntut ilmu di luar, dia mungkin bisa menjadi kaisar yang
berbeda. Dia mungkin akan terinspirasi oleh pencapaian mereka dan
menyaksikan kepemimpinan mereka. Dia mungkin akan mengembangkan Cina
yang lebih berpandangan ke depan, atau setidaknya tertarik untuk
mencobanya.
Sore itu tak berawan ketika Nuharoo mengumumkan bahwa semua telah siap
untuk pemilihan final calon mempelai bagi Tung Chih. Kuikuti saja kemauannya
karena kupikir itulah yang seharusnya. Untuk memastikan dukungan dari
Nuharoo di Istana, aku perlu menjaga hubungan baik dengannya. Aku merasa
tak siap menyaksikan Tung Chih menikah; aku belum bisa menerima kenyataan
bahwa dia telah menjadi lelaki dewasa. Rasanya baru kemarin dia masih bayi
yang kutimangtimang. Tak pernah kurasakan perih yang begitu menghunjam,
mengingat masamasa kebersamaan dengan anakku pada saat kecilnya yang
terampas.
Karena peraturan yang ditetapkan oleh Nuharoo dan juga jadwal Istanaku, aku
nyaris tak pernah hadir dalam masa kanakkanak Tung Chih. Meski aku
menyimpan bekas goresan di bingkai pintu yang menandai tinggi badan anakku
yang terus tumbuh seiring tahun, aku tahu sebagian kegemaran atau
pikirannya, tetapi dia sangat membenci liarapan yang kumiliki atas dirinya. Dia
kesal jika aku bertanya padanya, bahkan salam yang kusampaikan tiap paginya
membuat wajahnya merengut. Dia mengatakan pada semua orang bahwa
Nuharoo lebih menyenangkan. Kenyataan bahwa aku dan dia saling bersaing
untuk merebut kasih sayangnya makin memperburuk masalah. Bisa dimengerti
mengapa Tung Chih tidak menaruh hormat padaku; aku sangat membutuhkan
cintanya. Namun semakin aku memohon, semakin dia tak ingin bersamaku.
Kini, tibatiba, dia sudah tumbuh dewasa. Masaku untuk bisa berdekatan dengan
dirinya telah habis.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dengan senyum terkulum di wajahnya, Tung Chih memasuki balairung utama


berpakaian serba emas. Tak seperti ayahnya dulu, dia akan turut berpartisipasi
dalam pemilihan. Ribuan gadis cantik dari seluruh penjuru Cina dibawa
memasuki gerbang Kota Terlarang untuk berjalan di hadapan Kaisar.
Tung Chih tak pernah bisa bangun pagi, tetapi hari ini dia bangun sebelum
para kasim, Nuharoo memberi tahuku.
Aku tak yakin apa harus menganggapnya sebagai berita baik. Kunjungannya ke
rumah bordil menghantuiku. Dengan bantuan Tabib Sun Paotien, penyakit Tung
Chih tampak sudah terkendali. Namun, tak ada yang bisa memastikan bahwa
penyakit itu tak akan kambuh lagi.
Tung Chih akan diberi kewenangan lebih besar untuk melakukan apa yang dia
inginkan dalam kehidupan pribadinya kini, setelah dia secara resmi naik takhta.
Baginya, pernikahan sama dengan kebebasan.
Kebandelan Tung Chih disebabkan oleh kebosanannya, ujar Nuharoo. Kalau
tidak, bagaimana kaubisa jelaskan tentang prestasi akademisnya?
Aku sangsi guruguru Tung Chih mengatakan yang sebenarnya mengenai
kemajuan akademisnya. Nuharoo akan segera memecat seorang guru jika dia
berani melaporkan nilai buruknya. Aku berusaha menguji kejujuran guru-guru
itu terhadap prestasi Tung Chih sebenarnya, dengan mengusulkan agar Tung
Chih mengikuti ujian pegawai kerajaan. Ketika guru utama menjadi panik dan
menghindari pembahasan topik itu, aku tahu kebenarannya.
Tung Chih perlu diberi tanggung jawab agar jadi lebih matang, saran
Pangeran Kung.
Aku merasa hanya itu satusatunya pilihan yang masuk akal. Namun, aku tetap
saja merasa khawatir. Tung Chih naik takhta sama artinya aku menyerahkan
kekuasaan. Meskipun selama ini aku selalu menantikan saatsaat pengunduran
diriku, tetapi aku mencurigai bukan Tung Chihlah yang akan mengambil alih
kekuasaanku sekarang, melainkan Dewan Istana dan Pangeran Kung.
Nuharoo juga bersemangat menantikan pengunduran diriku. Dia mengatakan
bahwa dia sangat menantikan kebersamaanku: Akan banyak sekali yang bisa
kita lakukan bersama, terutama saat cucucucu kita nanti lahir. Apa dia akan
merasa lebih aman saat aku mundur dari jabatan? Ataukah dia memiliki niatan
lain? Tung Chih sebagai pemegang kendali, berarti Nuharoo akan memiliki
pengaruh lebih besar atas keputusankeputusan yang dia ambil. Bukankah sudah
kuketahui selama ini bahwa Nuharoo sesungguhnya tak sama dengan apa yang
dia tampilkan?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku putuskan untuk menyetujui proposal Dewan Istana, bukan karena aku
percaya Tung Chih sudah siap, melainkan karena sudah saatnya baginya untuk
mengendalikan hidupnya sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sun Tzu
dalam bukunya Seni Peperangan, Seseorang tak akan tahu caranya berperang
sebelum dirinya benar-benar terjun dalam peperangan.
Pada 25 Agustus 1872, pemilihan calon istri Kerajaan usai. Tung Chih belum
genap tujuh belas tahun.
Nuharoo dan aku merayakan masa bahagia pengunduran diri kami. Kami akan
disebut Ibu Suri Agung meskipun dia baru berusia tiga puluh tujuh dan aku
hampir tiga puluh delapan.
Calon istri Kaisar terpilih adalah seorang gadis cantik delapan belas tahun
bermata kucing bernama Alute. Dia adalah anak dari seorang pejabat Mongol
yang merupakan relasi lama kerajaan. Ayah Alute adalah kerabat pangeran
yang merupakan sepupu jauh suamiku.
Tung Chih beruntung memperoleh wanita seperti itu. Istana tak akan
menyetujui pilihannya hanya semata karena kecantikannya. Alasan pihak
kerajaan memilih Alute adalah karena pernikahan ini akan membantu
memulihkan perselisihan antara pihak kekuasaan Manchu dan klan Mongol yang
berkuasa.
Meski Alute seorang Mongol, dia tak pernah diperbolehkan bermain di bawah
sinar terik matahari atau menunggang kuda, ujar Nuharoo bangga, mengingat
Alute merupakan pilihannya. Itu sebabnya kulitnya sangat cerah dan wajahnya
begitu lembut.
Aku tak terlalu terkesan dengan Alute. Dia sangat pemalu sampaisampai kukira
bisu. Saat kami diberi kesempatan menghabiskan waktu bersama, perbincangan
tak berjalan. Dia akan menyetujui apa pun yang kukatakan sehingga aku tak
bisa mencari tahu kepribadiannya lebih mendalam. Nuharoo mengatakan aku
terlalu muluk. Selama menantu kita melakukan apa yang kita katakan, apa
gunanya mengetahui pikirannya?
Pilihanku jatuh pada seorang gadis tujuh belas tahun yang tampak penuh
semangat, bernama Foocha. Meski wajahnya tak seeksotis Alute, Foocha juga
sangat memenuhi kualifikasi. Dia memiliki bentuk wajah lonjong, bermata sipit
melengkung ke atas, dan berkulit kecokelatan sedikit terbakar matahari. Dia
seorang anak gubernur dan telah dididik sastra dan puisi secara pribadi, yang
tak umum. Foocha tampak manis, tetapi penuh semangat. Saat Nuharoo dan
aku menanyakan apa yang akan dia lakukan jika suaminya menghabiskan terlalu
banyak waktu bermainmain dengannya dan mengabaikan urusanurusan negara,
Foocha menjawab, Aku tak tahu.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dia seharusnya menjawab bahwa dia akan membujuk suaminya untuk


mengerjakan tugasnya, bukannya mengejar kesenangan, Nuharoo mengambil
sebatang pena dan meneoret nama Foocha dari daftar.
Tetapi bukankah kejujuran yang memang kita cari? debatku, meski
mengetahui Nuharoo tak akan bisa diminta untuk mengubah pikirannya.
Tung Chih tampak tertarik pada Foocha, tetapi dia sungguh jatuh hati pada
Alute.
Aku tak mendesak Tung Chih untuk memilih Foocha sebagai Permaisurinya.
Foocha akan menjadi istri kedua Tung Chih.
Pernikahan Kerajaan direncanakan akan dilansungkan pada 16 Oktober.
Persiapannya, terutama pembelian barangbarang dan materi upacara, mulai
dilaksanakan di bawah pengawasan Nuharoo. Sebagai upaya membungkamku,
Nuharoo mengizinkanku untuk memilih tema pernikahannya dan menyarankan
agar Antehai diberi tanggung jawab memimpin tugas pembelian.
Ketika kukatakan pada kasimku akan keputusan Nuharoo ini, dia sangat senang.
Namun kuperingatkan dia, Ini akan jadi perjalanan jauh yang melelahkan
dalam jangka waktu yang singkat.
Jangan khawatir, Tuan Putri. Akan kutaklukkan Kanal Besar.
Aku tertarik pada ide Antehai. Kanal Besar merupakan hasil karya sejarah luar
biasa yang menghampar sejauh delapan ratus mil, menghubungkan Tungchow di
dekat ibu kota dengan Hangchow di Selatan.
Seberapa jauh kau bersedia berlayar lewat kanal? tanyaku.
Hingga ke ujungnya, Hangchow, jawab Antehai. Ini akan membuat mimpi
jadi kenyataan! Jumlah barang yang diminta untuk kubeli akan membutuhkan
armada dengan beberapa kapal, mungkin sebesar armada Cheng Ho! Kepala
kasim dari Dinasti Ch'ing yang Agung akan menjadi Pemimpin Pelayaran! Oh,
tak dapat kubayangkan bagaimana perjalanan ini nantinya! Aku akan berhenti
di Nanking untuk mencari sutra terbaik. Aku akan berziarah ke situs makam
Cheng Ho. Tuan Putri, kau telah menjadikanku manusia paling bahagia di
dunia! Tak pernah kupikir kesayanganku tak akan pernah kembali.
Kejadian yang mengelilingi kematian Antehai tetap menjadi sebuah misteri.
Tetapi jelas, itu merupakan pembalasan musuhmusuhku. Satusatunya pikiran
yang menghiburku adalah bahwa saat itu Antehai betulbetul bahagia. Tak
pernah kusadari betapa besarnya rasa sayangku padanya dan betapa aku sangat

http://ac-zzz.blogspot.com/
membutuhkannya, hingga saat dia telah pergi. Bertahuntahun berikutnya, aku
berkesimpulan bahwa itu tak terlalu buruk untuknya. Meski dia memperoleh
restuku dan memiliki kekayaan besar, dia sudah muak hidup dalam tubuh
seorang kasim.
Sudah lewat dari tengah malam dan semua suara di pekarangan Kota Terlarang
sudah lenyap. Kunyalakan lilin dengan harum bunga melati kesukaan Antehai,
dan membacakan sebuah puisi yang kurangkai untuknya.
Betapa terangnya sungai dan Bukit Selatan,
Dengan padang merentang bagai benang emas.
Seberapa seringnya, dengan segelas arak di tangan, kau hadir di sini
Untuk membuat kita bertahan, meski bagai mabuk.
Di tengah Kolam Lili, begitu terang lampion baru dinyalakan,
Kau mainkan Alunan Air di kegelapan malam.
Ketika kukembali, embusan angin berhenti,
terang bulan membuka jalan
Bersama rerumputan hijau, sungai pun melambai.

10

USAI PERNIKAHAN TUNG CHIH, Nuharoo dan aku meminta ahli nujum untuk
memilih tanggal yang dinilai membawa keberuntungan bagi Kaisar untuk
menaiki takhta. Tanda perbintangan menunjukkan pada 23 Februari 1873.
Meskipun Tung Chih sudah mulai mengerjakan tugastugas kerajaan, menduduki
takhta belum dianggap sah hingga upacaraupacara seremonial yang panjang
dan rumit selesai dilangsungkan. Upacara ini bisa memakan waktu
berbulanbulan: seluruh anggota klan senior harus hadir, dan semuanya harus
mengunjungi kuil-kuil leluhur mereka dan melakukan ritualritual persembahan
di altar yang diwajibkan. Tung Chih harus memintakan izin pada para arwah
leluhur dan memohonkan restu dan perlindungan mereka.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tak lama setelah pentahbisannya sebagai Kaisar, Tsungli Yamen, Biro Urusan
Luar Negri, menerima catatan dari para duta besar beberapa negara asing yang
meminta diadakannya audiensi. Biro ini telah menerima permintaan semacam
ini sebelumnya, tetapi pihak Istana selalu menjadikan usia Tung Chih yang
masih muda sebagai alasan untuk tak mengabulkannya. Kini Tung Chih
mengabulkan permintaan itu. Dengan bantuan Pangeran Kung, dia berlatih tata
cara audiensi secara menyeluruh.
Pada 29 Juni 1873, anakku menerima duta besar Jepang, Inggris Raya, Prancis,
Rusia, Amerika Serikat, dan Belanda. Para tamu berkumpul pada pukul
sembilan pagi dan dibawa masuk ke Paviliun Sinar Ungu, sebuah bangunan
besar yang berundakundak tempat Tung Chih duduk di atas kursi singgasana.
Aku merasa cemas karena itu adalah kali pertama anakku berhadapan dengan
dunia. Aku tak tahu akan ditantang seperti apakah dia, dan berharap dia bisa
meninggalkan kesan yang kuat. Kukatakan padanya bahwa Cina tak bisa lagi
menanggung kesalahpahaman.
Aku tak akan menghadiri pertemuan itu, tetapi kukerjakan apa yang bisa
kulakukan sebagai seorang Ibu: Kupastikan anakku mendapatkan sarapan yang
baik dan menangani pakaiannya secermat mungkinmemeriksa kancingkancing
pada jubah naganya, batu permata pada topinya, rendarenda pada hiasan
bajunya. Setelah apa yang diperbuatnya pada Antehai, aku telah bersumpah
untuk menahan rasa sayangku pada Tung Chih, tetapi aku tak sanggup
menepati janjiku. Aku tak bisa tak mencintai anakku.
Beberapa hari kemudian, Pangeran Kung mengirimiku salinan publikasi asing
bernama The Peking Gazette (Harian Gazette). Harian itu menunjukkan bahwa
Tung Chih cukup sukses dalam audiensinya: Para menteri mengakui bahwa
kebajikan agung memancar dari diri Kaisar sehingga mereka merasa takut dan
gemetar meski mereka tak menatap diri Kaisar Yang Mulia.
Aku bisa mundur sekarang adalah pikiran yang saat itu melintas dalam benakku.
Aku akan menyerahkan urusan-urusan istana pada orang lain, memberiku waktu
untuk bisa mengejar kesenangan pribadi yang selama ini hanya bisa kuimpikan.
Berkebun dan opera merupakan dua minatku yang ingin kukerjakan. Satu hal
pasti, aku selalu ingin mencoba menanam sayuran. Keinginanku menanam
tomat dan kol telah membuat Menteri Kerajaan bidang Pertamanan kerepotan,
tetapi akan kucoba lagi. Opera selalu menjadi hiburan yang menyenangkan
buatku, dan mungkin aku akan mengikuti pelajaran vokal agar aku bisa
menyanyikan lagulagu kesukaanku. Dan tentu, aku memimpikan kehadiran
cucu: dalam kunjungan khususku ke Alute dan Foocha, aku berjanji pada
menantuku akan meningkatkan peringkat jika mereka berhasil mengandung.
Aku rindu saatsaat membesarkan Tung Chih ketika bayi dan menginginkan
sebuah kesempatan baru.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Ketika aku duduk mengerjakan lukisan untuk anakku, aku berusaha


menggambar berbagai objek lukis berbeda. Selain bunga dan burung, aku juga
melukis ikan di kolam, tupai bermain di pohon, rusa di tengah padang luas.
Beberapa lukisan terbaikku kupilih untuk disulam. Untuk cucucucuku, kataku
pada penjahit kerajaan.
Anakku ingin mulai memugar rumah tamanku yang lama, Yuan Ming Yuan, yang
telah dibakar habis oleh bangsa asing sembilan tahun lalu. Jika saja aku tak
mengkhawatirkan biayanya, aku akan sangat senang. Yuan Ming Yuan adalah
simbol kebanggaan dan kekuatan Cina, anakku mendesak. Ibu, ini akan jadi
hadiah untuk ulang tahunmu yang keempat puluh dariku.
Kukatakan padanya bahwa aku tak bisa menerima hadiah semacam itu, tetapi
dia mengatakan akan menanggung biayanya.
Dari mana dananya akan berasal? tanyaku.
Paman Pangeran Kung sudah menyumbang dua puluh ribu tael, anakku
menjawab penuh semangat. Teman-teman, relasi, para menteri, dan pegawai
lainnya diharapkan akan menyusul Ibu, untuk sekali ini saja, cobalah untuk
menikmati hidup.
Sudah sembilan tahun lamanya semenjak kali terakhirnya aku mengunjungi
Yuan Ming Yuan. Tempat itu semakin dirusak oleh terpaan angin, cuaca, hewan
perusak, dan pencuri. Rumput liar setinggi badan manusia menutupi seluruh
area. Selagi berdiri di sisi pilarpilar batu yang rusak, aku dapat mendengar
derak suara roda gerobak dan suara langkah kaki kasimkasim, dan teringat
leembali akan hari ketika kami nyaris tak berhasil menyelamatkan diri dari
serangan musuh yang kian mendekat.
Aku tak pernah menceritakan pada Tung Chih bahwa Yuan Ming Yuan adalah
tempat dia dibesarkan dalam kandungan. Pada saat itu aku memiliki segalanya
Kaisar Hsien Feng hanya ingin menyenangkan hatiku. Meski begitu singkat,
rasanya begitu nyata, dan masa itu datang pada saat aku benarbenar merasa
putus asa. Telah kuhabiskan semua yang kupunya untuk menyogok Kepala
Kasim Shim untuk menghabiskan satu malam bersama Kaisar. Ketika Hsien Feng
mengejekku, nyaris kukorbankan nyawaku dengan berani menantangnya
terangterangan.
Keterusterangankulah
yang
membuatnya
menghormatiku,
kemudian
mengagumiku. Aku ingat suara lembut Hsien Feng memanggilku, Anggrekku.
Aku ingat akan hasratnya yang tak habishabisnya terhadap diriku, dan juga
hasratku terhadap dirinya. Kesenangan yang kami berdua rasakan. Tetes air
mata bahagia kami. Kasimkasimnya sangat takut Kaisar akan menghilang pada
tengah malam, sementara para kasimku menanti di gerbang untuk

http://ac-zzz.blogspot.com/
menyambutnya. Sebagai putri malam, aku memang harus selalu menyiapkan
diriku layaknya sepiring hidangan yang disuguhkan pada Baginda Kaisar, tetapi
Kaisar sendirilah yang menawarkan dirinya padaku. Dia sendiri merasa sangat
gembira akan perasaan cintanya.
Di kemudian hari, ketika Hsien Feng menghabiskan waktunya dengan
wanitawanita lain, rasanya aku sudah begitu dekat dengan kematian. Mustahil
bagiku untuk terus hidup, tetapi aku tak dapat mengambil nyawaku sendiri
karena Tung Chih tengah hidup dalam kandunganku.
Tempat pertama yang ingin dibangun kembali oleh Tung Chih adalah istana
tempat dulu kuhabiskan banyak waktu bersama Hsien Feng. Aku berterima
kasih pada Tung Chih dan bertanya bagaimana dia bisa tahu betapa
istimewanya istana itu bagiku. Ibu, jawabnya sambil tersenyum, Ketika Ibu
diam tentang suatu hal, aku tahu hal itu adalah yang paling Ibu sayangi.
Aku tak pernah meragukan niat Tung Chih. Aku tak tahu bahwa alasan utama
anakku begitu bersemangat memugar Yuan Ming Yuan adalah untuk
menjauhkanku darinya, agar dia dapat meneruskan kehidupan rahasianya yang
nantinya akan menghancurkannya.
Para penasihat kerajaan mendorong keinginan Tung Chih karena mereka ingin
aku mundur. Mereka benci menerima perintahperintahku dan menantikan saat
mengurus negara tanpa campur tanganku. Dengan persetujuan dari mereka,
Tung Chih memerintahkan pemugaran segera dimulai, bahkan sebelum dananya
cukup terkumpul. Proyek ini sudah menemui masalah sedari awal. Saat kepala
pemasok kayu tertangkap dalam kasus penggelapan, pendanaan pun
dihentikan. Proyek ini adalah awal dari mimpi buruk yang tak kunjung habis.
Pejabat lokal menulis surat keluhan ke Istana dan menuduh Tung Chih terlalu
menuruti kerakusanku. Dia mengutarakan bahwa pemugaran Yuan Ming Yuan
adalah bentuk penyalahgunaan dana negara. Dinasti sebelum kami, Dinasti
Ming, adalah salah satu dari enam belas penguasa Cina yang bertahan paling
lama, ungkap pejabat itu. Namun KaisarKaisar Ming yang datang belakangan
menghamburhamburkan energi mereka pada kesenangan. Pada akhir abad
ke16, Dinasti Ming telah jatuh koma, menanti untuk disingkirkan. Kas kosong,
pungutan pajak mustahil, dan tandatanda tradisional dari ketidakbecusan
pemerintahbanjir, kekeringan, dan kelaparantampak di manamana.
Orangorang memindahkan kesetiaan mereka ke pemimpin baru karena Dinasti
telah kehilangan mandat dari Langit.
Pihak Istana tidak memerlukan pejabat rendah untuk mengingatkannya bahwa
kondisi negara masih kacau akibat pemberontakan Taiping terbaru dan bahwa
pemberontakan kaum Muslim di Barat belum juga berhasil dipadamkan. Walau
demikian, Dewan Istana memprotes para pejabat yang menghalangi bakti

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kaisar sebagai seorang anak terhadap ibunya. Tung Chih berkehendak
merealisasikan keinginannya, tetapi setelah berjalan setahun dan setelah
menanggung pengeluaran yang begitu besar, dia ditekan oleh Pangeran Kung
untuk meninggalkan proyek tersebut.
Selama bertahuntahun, aku akan disalahkan atas segala sesuatu yang terjadi
pada Yuan Ming Yuan, tetapi aku sudah tak berada pada posisi untuk
menasihati Tung Chihaku telah mundur secara resmi. Yang membingungkanku
adalah sikap Pangeran Kung yang berubah pikiran. Dialah yang pertama
mendukung pelaksanaan restorasi dengan memberikan donasi untuk memulai
pemugaran, tetapi dia kini jadi salah seorang yang memohon kepada Tung Chih
untuk membatalkan proyek tersebut.
Dengan mengamuk, Tung Chih menuduh pamannya telah menggunakan bahasa
yang kasar, kemudian menurunkan pangkatnya. Nuharoolah yang membujuk
Tung Chih untuk mengembalikan posisi pamannya beberapa minggu kemudian.
Aku tak mau turut campur karena aku merasa Tung Chih perlu belajar
bagaimana menjadi seorang Kaisar. Terlalu mudah baginya untuk menyuruh
orangorang di sekitarnya tanpa pernah merasakan kesusahannya.

11

PADA HARI YANG HANGAT di musim panas 1874, aku melihat kasimku Li
Lienying memotong bunga bunga gardenia di tamanku. Dia memindahkan dan
membuang kuncup bunga dan daun pinggirnya, kemudian memotong tangkainya
menjadi sepanjang tiga inci, dengan hatihati memastikan potongannya di
bawah awal tangkai. Akar baru akan tumbuh dari sini, dia menjelaskan
sambil memasukkan potongan bunga ke dalam suatu wadah. Pada musim semi
berikutnya, tanaman ini akan mulai bermekaran di taman. Sebulan kemudian,
potongan-potongan yang dilakukannya gagal menumbuhkan dedaunan baru.
Untuk menguji apakah akarnya tumbuh, Li Lienying pelanpelan mencabut
setangkai. Dia tak merasakan perlawanan, yang menunjukkan bahwa
akarakarnya tidak tumbuh kembali. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk
bersabar dan menunggu lagi selama beberapa hari. Telah kulakukan hal ini
selama bertahuntahun, ujarnya padaku. Inilah caraku merawat tamantaman
gardenia lama. Namun, tanaman itu mulai layu dan pada akhirnya mati. Kasim
tersebut percaya bahwa itu merupakan pertanda Langit mengenai 'hal buruk
yang akan terjadi'.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Tak akan terjadi apaapa, Penanggung jawab taman menenangkan Li. Itu
mungkin karena salah penangananmu. Mungkin airnya terkontaminasi oleh air
kencing hewan atau ada serangga tersembunyi di balik lumut. Masalahnya,
tanamantanaman ini mati karena terlalu banyak stres.
Aku jadi berpikir tentang anakku. Selama ini dia tampak seperti tanaman hias
dalam rumah, terlindungi hingga sekarang dari kekerasan dan ketidakpastian
yang ada di taman luar.
Tung Chih menderita pilek yang tak kunjung sembuh selama berbulanbulan. Dia
mulai menderita demam, dan saat musim gugur, tubuhnya sudah sangat lemah.
Tung Chih perlu keluar rumah dan berolah raga, saran Pangeran Kung.
Pamanpaman anakku yang lain, Pangeran Ts'eng dan Pangeran Ch'un, menduga
kesenangan Tung Chih pada malam hari merupakan penyebab memburuknya
kesehatannya. Ketika Tabib Sun Paotien meminta diadakannya pertemuan
untuk membahas kondisi kesehatan Tung Chih sebenarnya, permintaannya
ditolak.
Aku tak sanggup melihat Tung Chih terbaring di atas ranjangnya. Itu
mengingatkanku pada harihari ketika ayahnya sekarat. Aku memanggil Alute
dan Foocha serta istriistrinya yang lain dan bertanya pada mereka, selagi
mereka bersimpuh di hadapanku, jika mereka mengetahui apa yang tengah
terjadi pada suami mereka.
Pengakuan mereka mengejutkanku. Tung Chih tak pernah berhenti
mengunjungi rumahrumah bordil. Yang Mulia Kaisar lebih memilih bungabunga
di tempat liar, keluh Foocha. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ
http://kangzusi.com/
Alute tak mau menjawab pertanyaanku. Kujelaskan bahwa aku tak bermaksud
turut campur atau menyinggungnya, dan bahwa aku tak tertarik mengusik
kehidupan pribadinya.
Dengan alis bertaut membentuk dua pedang, Alute mengatakan bahwa sebagai
Permaisuri Cina, dia mempunyai hak untuk tak menjawab. Ini antara Tung
Chih dan aku, ungkapnya keras kepala. Kulit putihnya yang lembut bagai
porselen berubah jadi merah jambu.
Aku berusaha tak menunjukkan kejengkelanku. Kukatakan padanya bahwa aku
hanya bermaksud membantu.
Aku tak meragukan niatmu, ujar Alute padaku. Hanya saja ... aku tak
merasa lebih rendah dalam status.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku bingung. Apa yang kaubicarakan? Siapa yang membuatmu merasa 'lebih
rendah dalam status'?
Alute mengangguk ke arah istriistri yang lain. Semua orang di sini takut
mengungkapkan pikirannya di hadapanmu, tetapi aku akan melakukannya.
IbuSuri, Tung Chih merupakan tanggung jawabmu, bukan kami.
Aku merasa tersinggung. Alute, kau tak punya hak berbicara atas nama yang
lain.
Aku akan bicara atas namaku sendiri, kalau begitu. Sebagai ibu dari Kaisar,
pernahkah kautanyakan pada putramu ada masalah apa dengan dirinya?
Aku tak akan mendatangimu untuk meminta bantuan jika aku bisa bicara
sendiri padanya.
Pasti ada alasan kenapa dia meninggalkan Kota Terlarang untuk mendatangi
rumah pelacuran.
Kau sedang marah, Alute. Kau benarbenar berpikir itu salahku?
Ya.
Sebutkan faktanya, Alute.
Gadis itu menggigit bibirnya, kemudian berkata,
Kaisar Tung Chih baikbaik saja denganku, sampai saat kausuruh dirinya untuk
mendatangi Foocha. Kau tak bisa terima jika dia memiliki anak denganku,
bukannya dengan Foocha. Itu sebabnya Tung Chih jadi muak pada kami semua
karena dia muak padamu!
Yang dikatakan Alute mungkin ada benarnya, tetapi aku tak terima atas
kekasarannya. Alute, beraninya kau! Kau tak punya hak untuk bersikap begitu
kasar padaku.
Tetapi anak dalam perutku punya!
Aku terkejut. Kuminta Alute mengulang perkataannya barusan.
Aku hamil! ungkapnya bangga.
Oh, Alute! Aku sangat gembira. Kenapa tak kauberi tahu aku? Selamat!
Bangkit! Bangkit! Yah, aku harus membagi kabar gembira ini dengan Nuharoo!
Kami akan mempunyai cucu!

http://ac-zzz.blogspot.com/

Belum tentu, Yang Mulia. Alute menghentikanku.


Sampai Tung Chih kembali padaku, aku tak yakin punya kekuatan untuk
meneruskan kehamilanku.
Tung Chih sedang Kucoba menemukan katakata yang tepat untuk
menenangkannya.
Memang
menyakitkan
mengetahui
dia
bersama
wanitawanita lain. Percayalah padaku, Alute, aku tahu bagaimana rasanya.
Aku benci apa yang kaukatakan. Alute mulai menangis.
Yah, ucapku, merasa bersalah, bersyukurlah kau memiliki anak dari Tung
Chih.
Bukan keputusanmu atau aku, untuk menentukan apakah anak ini akan lahir
ke dunia. Tubuhku dan jiwaku begitu sakit, hingga bisa kurasakan dia mencari
pembalasan. Aku takut sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi.
Adalah kehendak Langit memberikanmu anak, Alute. Benih naga akan
bertahan, bagaimanapun caranya,
Tanpa meminta izin, Alute berjalan ke jendela dan berdiri dengan punggung
membelakangiku. Di luar, pohonpohon eik besar tampak gundul.
Kacangkacang
eik
sudah
jatuh
di
manamana,
ujar
Alute,
menggelenggelengkan kepalanya. Susah untuk berjalan tanpa menginjaknya.
Ini pertanda buruk. Apa yang harus kulakukan? Aku tak siap menghadapi
penderitaan.
Alute, ucapku lembut, aku yakin tak ada yang salah. Kau hanya lelah, itu
saja.
Dia tak mengacuhkanku, terus menatap jendela. Suaranya terdengar lemah dan
jauh. Semakin keras suaranya. Aku dengar suara kacangkacang berjatuhan dan
pecah di tanah siang dan malam.
Kutatap punggung menantuku dari belakang. Rambut hitam lurusnya dikepang
rumit dan diikat pada sebilah papan. Jepit rambut bunga merah jambu dengan
taburan permatanya berkilat di tengah cahaya. Tibatiba kupahami mengapa dia
merupakan pilihan pertama Tung Chih: sama seperti dirinya, Alute punya
pikirannya sendiri.
Pada pagi awal musim dingin, Tabib Sun Paotien mengumumkan bahwa putraku
tak akan bertahan hidup.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku gemetar di depan tabib seperti anak pohon diterpa badai. Mata dalam
benakku melihat lampionlampion merah melayang turun dari langitlangit.
Aku berusaha memahami perkataan tabib, tetapi tak bisa. Dia menjelaskan
tentang kondisi Tung Chih, tetapi terdengar seperti dia sedang berbicara dalam
bahasa asing. Kemudian aku pasti jatuh pingsan. Saat sadar, Li Lienying berada
di hadapanku. Dia mengikuti instruksi dari tabib, menekan ibu jarinya di antara
hidung dan atas bibirku. Aku berusaha mendorongnya pergi, tetapi aku tak
punya kekuatan.
Tung Chih telah dikunjungi
mendengarnya bicara.

oleh

bungabunga

surga

aku

akhirnya

Katakan pada Tabib Sun Paotienaku menarik napas dan menangiskalau


ada kesalahan, aku tak akan segan menghukumnya!
Usai makan siang, Tabib datang lagi. Sembari berlutut, dia mulai membacakan
laporannya. Kondisi kesehatan Baginda Yang Mulia sangat sulit. Aku tak bisa
memastikan penyakit apa yang menyerangnya terlebih dulu, cacar atau
penyakit kelamin. Bagaimanapun, kondisinya parah, dan di luar kemampuanku
untuk menyembuhkan, bahkan mengendalikannya.
Tabib mengakui bahwa sulit baginya mengungkapkan kenyataan sebenarnya.
Tim medisnya telah dituduh membhawa kesialan pada Kaisar. Semua orang
berusaha menutupnutupi kondisi Tung Chih.
Aku meminta maaf pada Tabib dan berjanji akan mengendalikan emosiku.
Sebuah upaya dilakukan untuk menstabilkan kondisi Tung Chih. Pada Desember
1874, lukaluka pada tubuhnya mengering dan demamnya mereda. Kalangan
Istana merayakan tandatanda pemulihan. Tetapi itu terlalu prematur. Beberapa
hari kemudian, demam Tung Chih kembali, dan kali ini terus bertahan.
Aku tak bisa mengingat bagaimana kuhabiskan hari-hariku. Hanya satu hal yang
bisa kupikirkan: menyelamatkan anakku. Aku menolak memercayai bahwa Tung
Chih akan meninggal. Sun Paotien menyarankan agar aku mencari pendapat
kedua dari para dokter Barat. Mereka punya alatalat untuk mengambil cairan
tubuh dan contoh darah Baginda Kaisar, bisiknya, menyadari tak semestinya
dia memberikan saran itu. Akan tetapi, kuragukan hasil diagnosis mereka akan
berbeda.
Dewan Istana menolak permintaanku atas kehadiran dokter Barat, cemas jika
orangorang asing itu akan mengambil keuntungan dari kondisi Tung Chih dan
melIihat kesempatan untuk melancarkan serangan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku berbaring di isi anakku yang tengah demam. Kudengar napas beratnya
turunnaik. Pipinya terbakar. Pada saatsaat sadar, dia akan merintih dan
mengerang dengan suara lemah.
Tung Chih meminta agar Nuharoo dan aku meneruskan tugas perwallan. Aku
menolak pada awalnya karena aku tahu tak akan sanggup memusatkan pikiran
pada urusanurusan Istana. Namun, Tung Chih memaksa. Ketika kubacakan
dekritnya pada negara, kusadari arti bantuanku untuknya.
Tulisan tangan dengan tinta pada kertas nasi merupakan kaligrafi terakhir yang
ditulis anakku. Di atas segalanya, aku paling sedih memikirkan cucuku tak akan
pernah melihat cara ayahnya memegang pena kuasnya.
Aku memohon pada dua Permaisuri untuk mengasihani bangsaku dan
mengizinkanku untuk mengurus diri sendiri, isi dekrit Tung Chih. Dengan
mengurusi kepentingan negara untuk sementara, kedua Permaisuri akan
menunjukkan besarnya kebaikan mereka padaku, dan akan kuhaturkan pada
mereka rasa terima kasihku yang tak terkira.
Setiap hari usai audiensi, aku pergi duduk di sisi Tung Chih. Aku bicara dengan
Tabib Sun Paotien dan para pelayan Tung Chih. Kuperiksa lukaluka bernanah
yang muncul di kulit anakku dan berharap lukaluka itu ada di tubuhku. Aku
memohon ampunan Langit dan berdoa: Tolong jangan bersikap terlalu kejam
pada seorang Ibu. Kuperintahkan agar tak ada seorang pun yang boleh
mengganggu istirahat Tung Chih, tetapi Tabib menyarankan agar aku
membiarkan anakku bertemu dengan siapa pun yang diinginkannya. Baginda
Yang Mulia mungkin tak akan punya kesempatan lagi.
Aku menyetujuinya. Namun, aku tetap duduk di sisi anakku dan memastikan tak
ada yang akan melelahkannya. Alute menolak datang ketika Tung Chih
memanggilnya. Dia berkata bahwa dia tak akan memasuki ruangan jika aku
berada di sana.
Aku mengalah.
Pukul dua pagi, anakku membuka matanya. Meski kedua pipinya masih hangat,
semangatnya tampak baik. Dia memintaku duduk di sisinya. Kubantu dia
menegakkan sandaran kepalanya. Aku memintanya membiarkanku menyuapinya
dengan bubur. Dia menggeleng.
Mari kita bersenangsenang berdua sebelum aku mati. Dia mengulas senyum
lebar.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku menangis dan mengatakan padanya bahwa aku tak tahu kesenangan seperti
apa yang sedang dia bicarakan. Bagiku, kesenanganku akan langsung berakhir
jika dia meninggal.
Tung Chih menggenggam tanganku dan meremasnya. Aku rindu pada bulan,
ujarnya. Apa Ibu mau membantuku keluar ke pekarangan?
Kubungkus pundaknya dengan selimut dan membantunya bangkit dari
ranjangnya. Berpakaian saja sudah membuatnya kepayahan, dan tak lama, dia
kehabisan napas.
Dengan lengannya di kedua bahuku, dia berjalan menuju pekarangan.
Malam yang indah, desahnya.
Terlalu dingin, Tung Chih! ujarku. Mari kita kembali ke dalam.
Sebentar saja, Ibu. Aku sedang menikmatinya.
Dengan sinar rembulan di belakang, pepohonan dan semaksemak tampak bagai
potonganpotongan kertas berwarna hitam.
Kutatap anakku, dan tangisku meledak. Cahaya bulan menerangi wajahnya,
membuatnya tampak bagai pahatan batu.
Ibu, ingatkah kau ketika berusaha mengajariku puisi? Aku benarbenar payah.
Ya, tentu saja. Pelajaran itu terlalu berat buatmu. Itu terlalu berat bagi anak
mana pun.
Sebenarnya adalah karena aku tak terinspirasi. Guruguruku mengatakan
padaku bahwa aku harus merasakannya terlebih dulu, kemudian
menjelaskannya. Tung Chih tertawa lemah. Dulu aku menulis, tetapi tak
merasakan apaapa. Percaya atau tidak, semenjak harihariku hampir habis, aku
begitu penuh dengan inspirasi.
Hentikan, Tung Chih.
Ibu, aku punya sebuah puisi untukmu, di sini. Dia menunjuk ke kepalanya.
Boleh aku membacakannya?
Aku tak mau mendengarnya.
Ibu, kau akan menyukainya. Puisi ini berjudul 'Untuk yang Tercinta...
Tidak, aku tak mau dengar.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dengan suara pelan, Tung Chih memulai:


Berpisah, tetapi untuk perjalanan pulang
Dalam mimpimimpi yang melekat
Sepanjang lorong berhias dan birai berkelok,
Di pekarangan, hanya bulan musim semi
yang menerangi penuh simpati,
Karena bagi kami yang berpisah,
kelak tetap bersinar saat gugurnya bungabunga.

12

PADA PAGI HARI, 12 Januari 1875, putraku meninggal. Balairung Pemeliharaan


jiwa dipenuhi bunga plum salju segar yang baru dipetik, kelopakkelopak
kecilnya yang lengket dan tangkainya menjulang anggun dalam vas.
Bungabunga itu merupakan kesukaan Tung Chih. Dia selalu ingin memetiknya
saat salju, hal yang tak pernah diperbolehkan baginya. Aku mengenakan gaun
dukaku, bersulam bungabunga plum salju serupa, yang kujahit semalaman.
Wajah Tung Chih ditelengkan ke arah selatan, dan dia didandani dengan jubah
megah berpola simbolsimbol umur panjang. Dia berusia sembilan belas tahun,
dan telah jadi Kaisar sejak 1861. Dia telah memimpin selama dua tahun.
Aku duduk di sisi peti mati Tung Chih, sementara tukang kriya menyelesaikan
pekerjaan besinya. Beberapa pelukis mendoyong ke atas peti, memberikan
sentuhan akhir kuasnya. Peti itu dipenuhi ukiran naga yang dicat emas.
Kusentuh lembut pipi dingin anakku dengan jemariku. Etika tak mengizinkanku
untuk memeluk dan menciuminya. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ
http://kangzusi.com/ Tung Chih meninggal dengan barisan luka lepuh akibat
demam tinggi di sekitar mulutnya. Dua minggu sebelum kematiannya, lukaluka
lepuh ini muncul di manamana, membusukkan tubuhnya dari dalam. Lukaluka
infeksi juga memenuhi lidah dan gusinya, begitu banyaknya hingga dia tak

http://ac-zzz.blogspot.com/
mampu menelan. Sudah tak ada lagi tempat yang tersisa di kulitnya. Bisulbisul
juga tumbuh di selasela jari tangan dan kakinya, mengeluarkan nanah. Salep
obat hitam yang diolesi Sun Paotien membuatnya jadi tampak menjijikkan.
Setiap hari selama mingguminggu akhir itu, kubersihkan anakku, dan setiap
harinya selalu kutemukan lukaluka baru bermunculan. Luka baru tumbuh di
atas yang lama. Tangan dan kakinya tampak seperti akar ginseng.
Ketika rasa sedihku tak tertahan lagi, aku berlari keluar dari kamar dan jatuh
berlutut. Aku tak dapat mengangkat tubuhku. Li Lienying mengingatkanku
bahwa aku belum makan.
Pada sore hari, Li Lienying akan mengejarku dengan semangkuk sup ayam di
tangannya. Dia membungkuk dan berkelit lincah dengan mangkuk diangkat
tinggi karena sudah kutendang beberapa mangkuk yang dia tawarkan. Tanganku
sudah penuh luka memar. Aku telah melakukan begitu banyak pekerjaan,
memotong ayam, bebek, ikan, dan ular serta membawanya ke altar
persembahan. Kutatap langit dan menangis, Setansetan lapar telah diberi
makan. Sekarang mereka sudah kenyang dan harus tinggalkan anakku!
Asapasap dupa membuat Kota Terlarang tampak bagai kebakaran. Air mataku
tak habishabisnya mengucur seperti air mancur yang bocor. Tabib Sun Paotien
mengatakan akan lebih baik bagiku untuk tak berkonsultasi lagi dengannya. Aku
pergi ke seorang biksu Tibet, yang menyarankan agar aku memusatkan
perhatian pada kehidupan akhirat Tung Chih. Jubah keabadian dan peti mati
akan menjadi awal yang baik. Biksu menyatakan bahwa aku belum
menyerahkan pada para dewa kepasrahan diriku. Bukannya menolong putraku,
aku hanya menambahkan kesusahan baginya.
Aku mulai berpikir akan mengambil nyawaku sendri untuk menemani putraku.
Saat berusaha mencari jalan untuk melakukannya, kusadari aku tengah
dibuntuti. Para kasim dan pelayan mengawasi lekat tiap tindak tandukku.
Wajah mereka yang biasa tenang, kini tampak selalu cemas. Mereka
berbisikbisik di belakangku. Setiap kali aku bangun pada tengah malam, suara
batuk akan terdengar di antara kasim.
Juru masakku menyembunyikan pisau dapur dan cairan yang bisa mematikan,
sementara dayangdayang menyingkirkan semua tali. Ketika kusuruh Li Lienying
mencarikanku opium, dia membawakan Tabib Sun Paotien. Para pengawal
kerajaan mengadangku saat aku mencoba keluar gerbang Kota Terlarang.
Ketika kuancam mereka dengan hukuman, mereka mengatakan bahwa Yung Lu
telah memerintahkan kepada mereka untuk menjaga keselamatanku.
Anakku meninggal dalam pelukanku selagi fajar menyingsing. Semaksemak
gardenia di pekarangan hancur oleh hantaman salju beku yang datang di

http://ac-zzz.blogspot.com/
penghujung musim, dedaunannya berubah kering dan hitam. Tupaitupai
berhenti berloncatan dari pohon ke pohon. Mereka duduk di dahan pohon
mengunyah kacang dan membuat celotehan berisik. Bulubulu berjatuhan dari
angkasa dari angsaangsa liar yang beterbangan.
Aku ingat memegang Tung Chih, dan merasakan detak jantungnya melemah.
Aku ingat jatuh tertidur dalam posisi duduk sehingga aku tak tahu kapan
persisnya detak jantungnya berhenti.
Kepala Kasim Nuharoo membawakan pesan bahwa majikannya terlalu terpukul
sehingga tak mampu meninggalkan istananya.
Dewan Istana sudah mulai mempersiapkan upacara pemakamannya. Kurirkurir
dikirim agar para gubernur provinsi bisa memulai perjalanan mereka ke ibu
kota.
Setelah sang Tabib dan timnya mengundurkan diri, Kota Terlarang jadi begitu
sunyi. Suara derap kaki menghilang, begitu pula bau pahit yang menyerbak dari
obat-obat herbal Tung Chih.
Para kasim dan pelayan membungkus semua tempat tinggal dengan kain sutra
putih. Pakaian duka yang dulu pernah dikenakan oleh mendiang suamiku
disiapkan, setelah beres dicuci dan disetrika, untuk dikenakan oleh putranya.
Tung Chih dipindahkan untuk kali terakhirnya dari tempat tidurnya. Aku
membantu menggantikan pakaiannya. jubah keabadiannya terbuat dari benang
emas. Putraku tampak seperti boneka tidur dengan tangankaki kaku.
Kubersihkan wajahnya dengan kapas. Aku tak suka dengan cara penata rias
kerajaan mendandani wajah anakku, lapis demi lapis cat, dengan lapisan lilin di
atas riasannya. Putraku tampak tak bisa dikenali; kulitnya tampak begitu
mengilat.
Akhirnya, aku ditinggalkan sendiri bersama Tung Chih. Kusentuh riasan
wajahnya. Kuhapus bersih semua lapisan catnya. Kulitnya kembali seperti
sediakala, meski bekasbekas luka menodainya. Aku membungkukkan badan,
mengecup kening, mata, hidung, pipi, dan bibirnya. Kusapu seluruh wajahnya
dengan minyak biji kapas, dimulai dari keningnya. Aku berusaha menahan
getaran tanganku dengan bertopang pada lengan kursiku. Kuwarnai bibir dan
pipinya dengan sentuhan merah untuk membuatnya tampak sebagaimana yang
kuingat. Kubiarkan wajahnya selebihnya tak terusik.
Tung Chih memiliki kening lebar yang indah. Alis matanya telah tumbuh ke
dalam bentuk tetapnya, layaknya dua sapuan kuas yang begitu cantik. Ketika
Tung Chih masih kecil, warna alis matanya begitu tipis sehingga membuatnya
tampak seperti tak memiliki alis. Nuharoo tak pernah puas dengan riasan wajah
yang biasa dikenakan Tung Chih untuk audiensi. Terutama alisnya. Sering kali

http://ac-zzz.blogspot.com/
dia telat hadir pada audiensi karena Nuharoo memaksakan untuk merias ulang
wajahnya.
Kedua mata jernih anakku sungguh menjadi hiburan hatiku. Sama sepertiku,
matanya memiliki satu lipatan kelopak dan berbentuk kacang almond. Menurut
mendiang ibuku, yang terbaik dari wajah Tung Chih adalah hidung lurusnya.
Hidungnya sangat selaras dengan tulang pipinya yang tinggi, yang merupakan
karakteristik orang Manchu. Bibirnya penuh dan tampak sensual. Dalam
kematiannya pun, dia tetap tampan.
Kuikuti saran biksu dan berusaha menganggap kematian anakku sebagai
peristiwa alami yang terjadi dalam hidup. Namun penyesalan, entah bagaimana
caranya, telah merasuk batinku. Hatiku tenggelam dalam larutan racunnya.
Peti mati Tung Chih seukuran dengan peti mendiang ayahnya. Peti ini akan
dipikul oleh 160 orang. Ketika Li Lienying memberi tahuku bahwa sudah
waktunya untuk menyampaikan salam perpisahan, aku bangkit berdiri hanya
untuk terjatuh di atas lututku. Li menopang lenganku dan aku berdiri seperti
orang renta. Kami maju ke arah peti, di mana aku akan melihat anakku untuk
kali terakhirnya.
Li Lienying bertanya apakah Tung Chih ingin membawa mainan lama
kesukaannya, kertas miniatur Kota Peking, bersamanya. Lingkardalam kota
akan tetap bersamanya; lingkarluar akan ditinggalkan untuk upacara
pembakaran kertas, untuk membantu melepaskan arwah Tung Chih pergi.
Ya, ucapku.
Di depan peti, sang Kasim memohon pengampunan anakku karena harus
memisahkan sebagian dari lingkar dalam kota agar muat ke dalam peti. Ini
adalah Gang Tangga milik Yang Mulia, ucap Lienying. Seperti yang bisa dilihat
Paduka Yang Mulia, ia tampak seperti tangga yang menjulur naik ke tepi
gunung. Di sini ada Gang Tas dan Gang Semen, jalanan yang bisa kita masuki
tetapi tidak jelajahi. Dan sekarang, di sisi ini, jalanan Soochow. Baginda Yang
Mulia pernah menanyakanku apakah jalanjalan asli ini sebelumnya dibuat oleh
orangorang dari Selatan Mereka mungkin bukan berasal dari Soochow, tetapi
Hangchow. Yang Mulia tak pernah punya waktu untuk meneliti detaildetail dan
perbedaanperbedaan kecil yang ada, tetapi sekarang waktu berada di sisi Yang
Mulia.
Sekilas pikiranku berkelana ke tempat lain, dan Li Lien-ying berubah jadi
Antehai. Apa yang akan dikatakan Antehai akan semua ini? Tak pernah ada
acara peringatan mengenangnya. Hanya sedikit yang menyebut tentang dirinya
setelah eksekusi. Para istri dan selirnya membagi-bagi harta peninggalannya,
dan dengan segera melupakannya. Tak ada yang berduka untuknya. Secara

http://ac-zzz.blogspot.com/
diamdiam, aku menyewa pengukir batu untuk membuat tablet bagi kubur
Antehai. Karena statusku, aku tak pernah bisa mengunjungi makamnya dan tak
punya bayangan seperti apa tempat peristirahatan terakhirnya. Adalah
kernalangan bagi Tung Chih, tak pernah mengenal Antehai sebagai teman.
Selesai membenahi peti jenazahnya, Li Lienying terus berbicara dengan mayat
anakku. Aku tak pernah punya kesempatan untuk menjelaskan padamu arti
dari 'Gang Dewa Kuda' atau 'Kuil Dewa Kuda. Leluhur Yang Mulia mungkin akan
menanyakanmu halhal ini, dan penting bagimu untuk mempersiapkan diri.
Orangorang Manchu pada masa lalu adalah orangorang yang hidup dengan
menunggang kuda. Tanpa bantuan dari kudakuda mereka, tak mungkin mereka
bisa menaklukkan Cina. Bangsa Manchu mengagumi, menghargai, dan
menghormati kuda. Kuilkuil yang dibangun di Peking didirikan untuk
menghormati
kudakuda
yang
menurut
legenda,
tewas
dalam
peperanganpeperangan penting. Mungkin dalam kehidupan selanjutnya, Yang
Mulia memiliki kesempatan untuk mengunjungi jalanjalan dan kuilkuil yang
dibangun untuk menghormati kudakuda itu.
Dalam kematiannyalah, Tung Chih baru berkesempatan mempelajari kota
tempat tinggaInya. Dengan bantuan kasimku, kubakar sisa kota, lingkarluar
kota, untuk dibawa bersama arwah anakku. Namanamanya disalin dari aslinya:
Gang Sumur Manis, Gang Sumur Pahit, Gang Sumur MataTiga, Gang Sumur
MataEmpat, Toko Domba, Toko Babi, Toko Keledai. Toko sayurmayur terletak
di sebelah pabrik anakpanah Dinasti, dan lapangan latihan militer, Tempat
Pagar Besar, yang dipenuhi prajurit dan kudakuda dari kertas.
Yang juga termasuk dalam persembahan pembakaran ini adalah area pusat
perbelanjaan kertas di Peking, mencontoh dari Gang Kebaikan Kerajaan, yang
membentang bermilmil jauhnya. Li Lienying tak melupakan tempat eksekusi,
yang disebut Pasar Penjagalan. Semua ini, menurutnya, akan dibutuhkan oleh
Tung Chih sebagai penguasa pada kehidupan berikutnya. Kuperintahkan agar
Tungku Keramik yang terkenal juga disertakan, yang merupakan toko buku
terbesar, dibangun di atas bekas area tungkupembakaran porselen yang
terbengkalai. Mengingat anakku akan memiliki banyak waktu untuk
memerhatikan detail, kami menambahkan Gang Ekor Anjing, Gang Penebang
Kayu, dan Gang Tirai Terbuka.
Saat itu dingin dan gelap, ketika kukembali ke istanaku. Li Lienying hendak
menutup jendelajendela, tetapi kuhientikan dia. Biarkan saja terbuka. Arwah
Tung Chih mungkin akan datang berkunjung.
Di luar, bulan pucat besar yang menggantung di atas pepohonan gundul memicu
kembali kenangan. Aku teringat kejadian di Jehol ketika Tung Chih memohon
padaku untuk mengizinkannya mandi di sebuah mata air panas. Aku
menolaknya karena dia sedang pilek. Aku ingat menghirup udara segar dan
bermimpi bisa membesarkan Tung Chih di sana. Kami berdiri di antara

http://ac-zzz.blogspot.com/
pepohonan bambu tinggi liar malam itu. Dedaunannya menarinari tertiup
semilir angin. Sulur yang lebat menutupi pohonpohon eik usia ratusan tahun,
menggantung sepanjang empat puluh atau lima puluh kaki bagai tirai surgawi.
Jalur berbatunya disinari cahaya bulan, seterang malam ini. Bayangbayang
bunga melati di sisi jalan tampak bagai gulungan ombak beku.
Aku pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan yang bisa membantuku
menyusun obituari untuk Tung Chih. Sebuah buku tipis, Rumah Pemulihan bagi
BungaBunga Plum Salju, menarik perhatianku. Pengarangnya adalah J.Z. Zhen
dari awal Dinasti Ch'ing. Aku tak bisa menaruh bukunya kembali, begitu mulai
membacanya:
Di selatan Cina, terutama di Soochow dan Hangchow, berseminya pohon plum
salju begitu populer. Pohon ini menjadi objek lukis para pelukis terkernuka.
Akan tetapi, keindahan pohon ini terletak pada kepedihannya: bentuk abnormal
dan dahan yang membengkok dengan tonjolantonjolan raksasa dan akar pohon
yang terlihat adalah yang digemari. Pohon-pohon yang berdiri tegak dan sehat
dianggap tak menarik dan tak bernilai seni. Dedaunannya dipangkas habis dan
pohon itu dibiarkan gundul.
Begitu para penanam pohon memahami keinginan pelanggan mereka, mereka
mulai membentuk pepohonan mereka. Untuk menahan pertumbuhan alami,
pepohonan itu diperlakukan layaknya kaki wanita. Dahandahannya dipelintir
mengikuti rangka sedemikian rupa untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Pohonpohon itu tumbuh mengarah ke samping dan ke bawah. Saat
diperlihatkan pada umum, orangorang menganggapnya menakjubkan dan
elegan.
Bungabunga plum salju di seluruh Cina kini tengah sakit karena para
penanamnya telah mengundang cacingcacing untuk membuat batang dan dahan
yang melintir, berwujud simpul. Dahandahannya yang berbentuk tak keruan
menyebabkan pohon tersebut sekarat, sementara pedagang memperoleh
untung.
Seorang lelaki mengumpulkan kekayaan keluarganya dan pergi ke kebun bibit
setempat. Dia membeli tiga ratus pot plum salju yang sakit. Mengubah
rumahnya menjadi rumah pemulihan, orang itu mulai merawat pohonpohonnya.
Dia memotong rangkanya, menghancurkan potnya, dan menanam pohon itu di
tanah. Dia biarkan pohon itu tumbuh secara alami dan menyuburkan tanahnya
dengan pupuk kompos. Meski pohon plum salju yang terparah tak berhasil
sembuh, populasi selebihnya berhasil pulih.
Tung Chih sama seperti pohonpohon plum salju itu, pikirku sambil menutup
buku. Semenjak lahirnya, dia sudah dibengkokkan dan dipelintir menjadi suatu

http://ac-zzz.blogspot.com/
hasil karya mutakhir. Aku menginginkan dia bisa berenang di sungai dekat kota
kelahiranku, Wuhu. Aku bahkan ingin melihatnya menunggangi punggung
kerbau layaknya anak lakilaki yang kukenal saat aku kecil. Tetapi Tung Chih
adalah plum salju yang harus dibatasi, dikungkung, dan dibengkokkan.
Pelajaran sekolahnya menyertakan semua hal, kecuali akal sehat. Dia diajarkan
akan harga diri tetapi tidak pemahaman, pembalasan dendam tetapi tidak
belas kasih, dan kebijaksanaan universal tetapi tanpa kebenaran. Serangkaian
audiensi dan seremonial yang tak kunjung habis mendorongnya pada
keputusasaan. Tung Chih mencapai bentuk yang diharapkan, tetapi dengan
pengorbanan atas kehidupannya. Dia dicegah dari memperoleh pemahaman
akan dirinya sendiri dan dunia, direnggut dari pilihanpilihan dan kesempatan
yang ada. Bagaimana mungkin dia akan tumbuh seimbang?
Bersenangsenang dengan para pelacur mungkin merupakan upaya Tung Chih
untuk mengenali dirinya yang sebenarnya di balik topeng kekaisaran. Mungkin
dia mewarisi tabiat pemburu dan merasa perlu mengejar kebebasan dan
merasakan petualangan. Tiga ribu selir memperebutkan benih naganya, telah
mematikan jiwa pemburu dalam dirinya. Jika saja aku mencoba melihatnya
dari sudut pandangnya, aku mungkin bisa memahami penderitaannya. Setelah
pemakamannya, kutemukan lagi barangbarang tak senonoh dalam kamarnya.
Barangbarang ini tersembunyi di dalam bantalbantalnya, di dalam kain seprai,
dan di bawah ranjangnya. Bukubuku ini menampilkan kualitas dan selera paling
rendah. Sisi tersembunyi dari kehidupan anakku, sang Kaisar Cina.
Aku ingat suatu ketika, suamiku berkata padaku, Kau datang menyerang
tempat tidurku layaknya tentara. Dia mengatakannya dengan nada suara jijik.
Aku telah berperan memaksakan ketidaksenangan yang sama terhadap anakku,
yang membuat kematiannya bagai pembalasan nyata.
Kukirim Li Lienying untuk mengundang menantuku, Alute, minum teh. Tanpa
kusangka, dia mengirim dewikzpesan balasan mengancam untuk bunuh diri.
Aku bingung dan meminta penjelasan padanya.
Aku berhak untuk memimpin Istana begitu anakku lahir, Alute menuntut pada
pesan balasannya. Dan ku harap kau akan menyerahkan kekuasaan. Akan
tetapi, aku telah diberitahukan bahwa kau tak akan mau mundur karena kau
hidup hanya demi kekuasaan itu. Aku tak punya pilihan lain, selain
menghilangkan diriku dari dunia yang rendah ini. Kuputuskan bahwa anak
dalam kandunganku harus turut menemaniku.
Aku tak pernah menganggap serius Alute saat dia bertingkah seperti ini. Aku
tak pernah ambil pusing ketika dia merasa tidak perlu bersikap manis atau
sopan di hadapanku. Dia tak menyukai hadiah pernikahan dariku, sebuah baju
musim panas berwarna hijau muda dengan sulaman sutra. Dengan

http://ac-zzz.blogspot.com/
terangterangan, dia mengkritik seleraku dan mendesak untuk menata ulang
seluruh istananya. Ketika kuundang dirinya ke opera kesukaanku, Paviliun
Bunga Peoni, dia membuang mukanya sepanjang pertunjukan. Dia berpendapat
sebagai Janda Kerajaan, tak sepantasnya aku menonton opera roman yang
konyol.
Aku merasa jengkel, tetapi kubiarkan saja. Kupikir jika dia bersikap seperti itu
padaku, pasti dia akan berlaku sama pada para kasimnya, pelayannya dan para
selir, yang pada akhirnya nanti akan mencelakakannya. Kota Terlarang adalah
tempat para wanita berkomplot satu sama lain. Sepertinya Alute menjadikan
sikap diamku sebagai undangan untuk hinaanhinaan selanjutnya.
Akankah Alute sanggup memimpin suatu negara, jika cucuku lakilaki, dan dia
mengambil alih pusat pemerintahan? Dia tampaknya meyakini bisa menangani
krisis nasional tanpa berbekal pendidikan atau pengalaman. Sebagai orang luar,
dia hanya melihat sisi kemewahan dan keagungan dari kedudukanku.
Sebaliknya, aku bisa melihat bayangan pedang bermata dua. Jika saja Alute
menampilkan sisi kecerdasan dan kebaikan dari dirinya, dengan senang hati aku
akan membantunya.
Semua yang dilakukan Alute hanya menunjukkan padaku bahwa dirinya hanya
seorang gadis yang manja dan tidak punya ide sedikit pun akan akibat dari
tindakan-tindakannya. Bukannya mengambil bagian dalam proses pemakaman
suaminya, dia malah menghabiskan waktunya bersama para anggota kerajaan
senior, rivalrival politikku.
Jika saja Alute memberikanku pilihan, aku akan bisa menunjukkan jalan
padanya. Tetapi dia tak mampu memahami bahwa proses alihkekuasaan akan
melibatkan pertentangan antargolongan politik di Istana dan di pemerintahan
negara secara keseluruhan. Dia tak tahu bahwa akan muncul perlawanan. Alute
memberi tahukanku bahwa dirinya tidak memerlukan bantuanku, dan bahwa
dia sudah berkeras hati untuk tak memercayaiku.
Bagaimana mungkin seorang gadis polos yang tidak mengenalku bisa begitu
membenciku? Kebingunganku lebih besar daripada rasa marahku. Meski Alute
adalah pilihan Nuharoo, kukira Nuharoo juga tak menyadari dalamnya
kebencian Alute terhadap diriku.
Aku khawatir akan Alute, dan aku meneemaskan kondisi cucuku. Kenyataan
bahwa Alute telah mempertimbangkan untuk mengambil nyawa janinnya
sungguh menakutkanku. Apa yang akan diperbuatnya pada Cina jika dirinya
diberikan kekuasaan penuh?
Kutulis balasan untuk Alute, setelah dia menampik secara kasar proposalku
untuk menawarkan solusi yang masuk akal bagi perselisihan kami: Para
Menteri, Gubernur, dan Panglima Jenderal Cina tak akan mau mengabdi kecuali

http://ac-zzz.blogspot.com/
jika pemimpin mereka bisa membuktikan dirinya pantas mendapatkan
kesetiaan dan nyawa mereka. Tugas ini tak akan semudah menghadiri pesta
makan malam, membuat sulaman, atau menonton opera.
Alute menjawab suratku dengan aksi bunuh diri.
Dia meninggalkan sebuah surat terbuka, yang mungkin tak ditulisnya sendiri.
Bahasanya kabur dan kiasan yang digunakan tak jelas artinya.
Saat burung mati, lagunya sedih, awal surat Alute. Saat wanita mati,
katakatanya baik. Ini adalah kondisi yang kutemui pada hari ini. Suatu ketika,
seorang wanita pergi menuju kematiannya, dan dia tak mampu berjalan tegak.
Seseorang yang melihatnya berkata padanya, 'Apa kau takut?' Jawab wanita itu,
'Ya. Jika kau takut, mengapa tak berbalik saja?' Wanita itu menjawab, 'Rasa
takutku adalah kelemahan pribadi, tetapi kematianku adalah tugas publik...
Apakah Alute meyakini bahwa kematiannya merupakan tugas mulia? Aku
melihat tindakan yang dia lakukan hanyalah bentuk protes dan hukuman bagiku
semata. Tidak saja aku telah kehilangan Tung Chih, tetapi anaknya yang belum
dilahirkan. Tak ada musuh yang bisa menghancurkanku melebihi ini.
Pelayan Alute mengatakan bahwa majikannya merasa senang dengan
keputusannya untuk mengakhiri hidupnya. Alute menjadikan aksi bunuh dirinya
sebagai peristiwa yang harus dirayakan. Dia menghadiahi para pelayannya
dengan uang dan tanda mata karena menolongnya. Para pelayan dipanggil
untuk menyaksikan aksi bunuh dirinya. Alute memerintahkan bahwa siapa pun
yang berani menghentikannya akan dicambuk hingga mati. Ketika pagi hari
yang direncanakan itu tiba, Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ
http://kangzusi.com/ Alute menghirup opium, kemudian mendandani dirinya
dengan mengenakan jubah keabadian. Para pelayan kemudian disuruh pergi.
Alute mengunci dirinya di kamar, dan pada sore hari dia ditemukan meninggal.
Opium yang dihirup Alute diselundupkan ke Kota Terlarang oleh ayahnya, yang
sudah mengetahui rencana anaknya. Walaupun dia tak setuju, sebagai
bangsawan loyal yang telah dianugerahi gelar kerajaan yang tinggi dari
pernikahan putrinya, dia menyetujui keinginan anaknya.
Dia takut perilaku salah putrinya akan mengorbankan kehidupan baiknya.
Setelah ayahnya menyediakan opium yang cukup untuk membunuh Alute, dia
menuliskan laporan untuk Dewan Istana bahwa dia tidak tahumenahu akan
tindakan anaknya.
Kupanggil ayah Alute dan kutanyakan apakah dia telah mengatakan suatu hal
yang membuat Alute marah. Lelaki itu menjawab, Kukatakan padanya agar
berhenti mengusik kemarahan Baginda Ratu Yang Mulia.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku merasa kasihan pada Alute karena dia tidak menerima dukungan dari
keluarganya. Lebih dari itu, aku membencinya karena tindakannya membunuh
cucuku yang belum dilahirkan. Kemudian terbit dugaanku bahwa aku tak
pernah menerima konfirmasi akan kehamilan Alute dari tabib mana pun, juga
tak pernah kulihat perutnya yang membesar.
Tabib Sun Paotien tiba atas panggilanku. Dia melaporkan bahwa pemeriksaan
tak pernah dilakukan karena Alute tak pernah mengizinkannya masuk.
Apakah mungkin semuanya hanyalah tipuan?
Jika kehamilannya hanya tipuan, aksi bunuh diri Alute jadi lebih masuk akal.
Hidupnya akan berakhir hanya sebagai salah seorang wanita Tung Chih yang
terbuang. Dia tidak akan diberikan peran sebagai Wali Kaisar, mengingat dia
tak memiliki keturunan. Dengan menemani Tung Chih ke kuburnya,
perbuatannya akan dinilai sebagai satu kebajikan dan akan dihargai oleh
rakyat. Sebaliknya, suratnya menyiratkan bahwa tanggung jawab sepenuhnya
atas kematiannya tertuju pada diriku.
Di balik sikap malumalu Alute, tersimpan pikiran yang keras dan ambisius.
Karakter yang tak tenang, dengan ambisi raksasa.
Lawanlawanku memanfaatkan Alute dengan baik. Aku sangat muak melihat
ayahnya, yang tampak begitu tak berbahaya. Aku tak akan memaafkan orang
yang bisa mendorong anaknya untuk menghabisi nyawanya sendiri. Jika begini
cara Alute dibesarkan, mungkin suatu keberuntungan dia tidak memiliki anak.
Dalam imajinasi Alute, aku merupakan ancaman besar. Dia mungkin telah
membayangkan kehidupannya sebagai Wali Kekaisaran, dan hanya aku
satusatunya rintangan yang harus dia atasi. Cara Alute menulis suratnya
terdengar begitu percaya diri. Fakta bahwa dia seperti meyakini dirinya tengah
mengandung seorang bayi laki-laki adalah bukti tersendiri bahwa dirinya
menderita gangguan jiwa.
Ada atau tidak adanya cucuku, kemungkinan itu akan tetap terus
menghantuiku. Yang membuatku sedih adalah mengetahui bahwa kematian
suaminya tak juga membangkitkan rasa simpati dalam diri Alute. Jika dia
pernah sungguhsungguh mencintai Tung Chih, dia tak akan tega membunuh
anak suaminya.
Aku sangat terluka memikirkan kemungkinan bahwa kehidupan putraku
mungkin telah terampas dari cinta satusatunya. Pikiran itu mengarah pada
kemungkinankemungkinan lain, seperti alasan di balik ketagihan Tung Chih
pada para pelacur. Apa karena kasih sayang yang tak diterimanya? Tung Chih
bukanlah malaikat, melainkan seorang anak yang selalu haus akan cinta.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku berusaha menghentikan pikiranku agar tak berkutat pada rasa bersalah.
Kukatakan pada diri sendiri bahwa Tung Chih dan Alute pernah menjadi
sepasang kekasih sejati dan itu pasti ada artinya, dan akan tetap begitu.
Sebelum musim semi, seorang pejabat Kerajaan menuduhku telah memicu
kambuhnya penyakit Kaisar Aku tak ambil pusing akan pendapat ini; ide itu
begitu menggelikan. Yang tak kuduga adalah bahwa kisah itu telah beredar
cukup luas dan akhirnya dimuat dalam sebuah jurnal Inggris terkemuka. Berita
ini menjadikanku sebagai pusat skandal internasionaltersangka utama dari
pembunuhan Kaisar Tung Chih.
Alute yang penuh kasih sedang mengunjungi Tung Chih yang tengah sakit di
pembaringannya, bunyi artikel itu. Dia mengeluhkan kelakuan ibu mertuanya
yang suka ikut campur dan selalu mendominasi, dan dia menantikan dengan
senang hati hari ketika Tung Chih akan sembuh. Pada saat itulah, Janda Kaisar
Putri Yehonala yang gusar, masuk. Dia masuk kamar dengan mengamuk,
menjambak rambut Alute dan menghajarnya. Sementara itu, Tung Chih yang
sedang menderita sakit saraf yang parah, menyebabkan demamnya kembali
kambuh, dan pada akhirnya membunuhnya.

13

KUBAYANGKAN ES MENGAPUNG di atas sungai ketika tengah mencair, begitu


tipis dan rapuh. Es itu tak tampak bagai es, tetapi seperti kertas nasi. Tung
Chih tak pernah tahu seperti apa salju di Selatan Cina. Dia sudah terbiasa
dengan Salju Peking, dengan es yang keras. Dia tak pernah diperbolehkan
berseluncur di atas sungai istana yang beku; sebaliknya, dia hanya menonton
sepupusepupunya bermain sepanjang hari. Hal yang masih boleh dilakukan oleh
Tung Chih hanyalah mengikat tali jerami di sekitar sepatunya agar dia dapat
berjalan di atas es dengan bantuan kasimkasimnya.
Dalam kenangan masa kecilku, musim salju selalu dingin dan lembap. Saat
angin barat laut bertiup kencang menerpa jendela dan membuat kacakaca
jendela berderak seolah ada yang mengetuknya, Ibu akan mengumumkan
bahwa musim salju terdingin telah tiba. Karena temperatur tak pernah
mencapai titik beku di Selatan, hanya sedikit rumah di sana yang memiliki
pemanas.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku ingat Ibu mengeluarkan semua pakaian musim dingin kami dari peti
cendana. Kami memakai jaket katun tebal, topi dan syal, serta semua orang
akan berbau kayu cendana. Saat dalam rumah terlalu dingin, orangorang akan
keluar ke jalan untuk mengangatkan badan mereka di bawah matahari.
Sayangnya, musim dingin di Selatan sering kali tidak bermatahari. Udaranya
lembap dan langit berwarna abuabu sepanjang musim dingin.
Hari ini aku terbangun di ruangan yang cukup penghangat. Li Lienying sangat
lega melihatku tak menyingkirkan makananku hinaga nyaris menangis. Dia
menghidangkan makanan citarasaSelatan: bubur panas dengan tahu yang
diawetkan, sayurmayur dan kacangkacangan, dengan ganggang laut panggang
dan biji wijen. Dia mengatakan bahwa selama ini aku sakit dan telah tertidur
sepanjang hari.
Aku menengadah ke atas dan merasakan leherku kaku dan pegal. Kusadari
lampionlampion merah di ruangan telah berganti putih. Pikiran akan Tung Chih
kembali, dan hatiku kembali merasakan perihnya tikaman. Aku bersusah payah
bangkit dari ranjang. Mataku menangkap tumpukan dokumen di atas meja.
Apa yang mesti kuketahui? tanyaku.
Tak ada jawaban. Li Lienying menatapku seolah tak mengerti. Kusadari bahwa
aku masih terbiasa dengan cara Antehai, dan Li Lienying masih belum
memahami peranannya sebagai sekretaris kasimku.
Kaubisa terangkan dengan singkat padaku, dimulai dari cuaca.
Li Lienying adalah pelajar yang cepat. Angin salju telah membawa badai debu
dari gurun, dia mengawalinya, sembari membantuku berpakaian. Kemarin
malam, tungkeu arang dinyalakan di pekarangan.
Teruskan.
Li Hungchang memindahkan tentaranya dari Chihli atas perintahmu. Dia telah
mengamankan Kota Terlarang. Para gubernur dari delapan belas provinsi telah
bergegas kemari. Sebagian dengan keretanya dan sebagian lagi dengan
menunggang kuda. Mereka sedang memasuki gerbang saat ini. Yung Lu telah
diberi tahu akan situasinya dan akan datang ke sini beberapa hari lagi.
Aku terkejut. Aku tak memerintahkan atau memanggilnya.
Permaisuri Nuharoo yang melakukannya.
Kenapa dia tak memberi tahuku?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Permaisuri Nuharoo datang ke sini beberapa kali saat Yang Mulia tertidur, Li
Lienying menjelaskan, Katakata persisnya adalah, 'Tung Chih tak
meninggalkan keturunan, dan seorang Kaisar baru harus dipilih.
Ke Balairung Pemeliharaan Jiwa! Siapkan tandu! perintahku.
Nuharoo tampak lega saat melihatku memasuki balairung. Tiga kandidat sudah
dipilih Dia menyodorkanku catatan dari diskusi hari itu, Seluruh anggota
Klan Kerajaan hadir.
Meski rasa lelahku tak juga surut, aku berusaha tampil seolah tak pernah
meninggalkan urusan Kerajaan. Kuteliti namanama kandidat itu. Kandidat
pertama adalah seorang bayi berusia dua bulan bernama P'ulun, cucu dari anak
sulung Kaisar Tao Kuangsaudara suamiku, Pangeran Ts'eng. Mengingat
generasi Tsai Tung Chih diikuti oleh generasi P'u bayi ini adalah
satusatunya kandidat yang memenuhi aturan hukum keluarga Kerajaan, yang
menyebutkan bahwa penerus takhta tak bisa anggota keluarga dari generasi
yang sama dengan pendahulunya.
Dengan cepat, kucoret P'ulun. Alasanku adalah karena suamiku pernah.
mengatakan bahwa kakek P'ulun, Pangeran Tseng, telah diadopsi dari
keturunan anggota rendah keluarga Kerajaan, jadi bukan berasal dari garis
darah sesungguhnya. Dari pendahulu kami, tak ada cucu dari anak adopsi yang
menaiki singgasana, ungkapku.
Alasan sebenarnya di balik penolakanku adalah karena aku mengetahui lelaki
macam apa Ts'eng itu. Selain kegemarannya bersenangsenang, dia adalah
seorang radikal politik yang korup. Dia benarbenar tidak menghormatiku,
hingga saat dia mendengar tentang kematian anakku. Dia tahu aku akan
memiliki kuasa untuk memilih penerusnya.
Ketika penasihat Pangeran Ts'eng, seorang pejabat Istana, menunjukkan
dokumen dari catatancatatan Dinasti Ming yang membuktikan keabsahan
Pangeran, kuperingatkan Dewan Istana. Masa pemerintahan Pangeran Ming
yang satu itu berakhir dengan bencana, dengan pangerannya sendiri tertangkap
dan terbunuh oleh kaum Mongol.
Kandidat terpilih kedua adalah putra sulung Pangeran Kung, Tsaichen, teman
lama Tung Chih. Sekeras apa pun usahaku, aku tak bisa melupakan kenyataan
bahwa dialah yang mengenalkan Tung Chih pada rumahrumah bordil. Kutolak
Tsaichen dengan mengatakan, Hukum mensyaratkan agar ayah Kaisar yang
masih hidup harus mundur dari pemerintahan, dan kupikir Istana tak dapat
berfungsi dengan baik tanpa peranan Pangeran Kung,

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ingin sekali aku berteriak pada Nuharoo dan Dewan Istana: Bagaimana mungkin
kita memercayakan tanggung jawab kenegaraan pada seorang hidung belang?
Aku akan menyuruh Tsaichen dipenggal, kalau saja dia bukan anak pangeran
Kung!
Pilihan terakhir adalah Tsaitien, keponakanku yang berusia tiga tahun, putra
dari Pangeran Ch'un, adik bungsu suamiku, yang juga suami dari saudariku,
Rong. Kami terpaksa melanggar aturan takbolehdarigenerasiyang-sama jika
memilih Tsait'ien, tetapi kami sudah kehabisan pilihan.
Pada akhirnya, baik Nuharoo dan aku, menjatuhkan pilihan pada Tsait'ien. Kami
memberitahukan akan mengadopsi anak itu jika Dewan Istana menerima
proposal kami. Sebenarnya, selama ini aku memang berpikir untuk mengadopsi
Tsait'ien. Ide itu datang ketika kutahu ketiga anak saudariku meninggal secara
kecelakaan ketika bayi. Kematian mereka dianggap sebagai takdir, tetapi aku
sadar akan kondisi mental Rong. Pangeran Ch'un mengeluhkan kondisi istrinya
yang makin memburuk, tetapi tak ada tindakan yang diambil dan Rong tidak
diberikan perawatan. Aku mencemaskan kemungkinan hidup Tsaitien begitu
dia dilahirkan. Telah kusarankan pada Rong untuk menyerahkan bayinya agar
diadopsi, tetapi dia tetap memaksa untuk merawatnya sendiri.
Berat badan Tsait'ien di bawah normal untuk anak seusianya dan geraknya kaku
seperti kayu. Para pengasuhnya melaporkan bahwa dia menangis sepanjang
malam, sementara ibunya terus meyakini bahwa memberi makan anaknya
hingga kenyang akan membunuhnya.
Ayah si anak mendorongnya untuk diadopsi. Aku bersedia melakukan apa pun
untuk membantu putraku terbebas dari ibunya, ujar Pangeran Ch'un padaku.
Apa tak cukup ketiga putraku meninggal di bawah pengasuhan saudarimu?
Ketika kusampaikan akan kekhawatiranku tentang perpisahan dirinya dari
Tsait'ien, dia berkata akan baikbaik saja, mengingat dia masih memiliki
beberapa anak lain dari para istri dan selirselirnya.
Selanjutnya, Dewan Istana mendengarkan laporan akan karakter dan sejarah
Ayah sang kandidat. Aku tak terkejut mendengar Pangeran Ch'un dianggap
sebagai lelaki berkepribadian ganda Kuketahui dari suamiku, Kaisar Hsien
Feng, bahwa seluruh tubuh Pangeran Ch'un akan gemetar dan jatuh pingsan
jika melihat ayahnya marah. Akan tetapi, dia juga dikenal sebagai pembual
besar di keluarga. Pangeran Ch'un mewakili golongan garis keras dari klan
Manchu. Sementara mengaku tak memiliki minat dalam politik, dia telah
menjadi rival lama saudaranya sendiri, Pangeran Kung.
Suamiku hanya bisa menjadi lelaki jujur karena kebohongankebohongannya
terlalu bodoh, saudariku sering kali berkata. Pangeran Ch'un tak hentihentinya
memberitahukan pada dunia akan filosofi hidupnya. Dia selalu menunjukkan

http://ac-zzz.blogspot.com/
kemuakannya pada kekuasaan dan kekayaan. Di ruang tamunya, terpampang
sebuah kuplet dari kaligrafinya sendiri, memperingatkan kepada anak-anaknya
betapa kekayaaan akan menjatuhkan, merusak, dan menyebabkan kehancuran.
Tanpa kekuasaan berarti tanpa bahaya, bunyi baris itu. Dan tanpa kekayaan
berarti tanpa kehancuran. Walaupun Ch'un seorang pangeran, dia tak memiliki
jabatan penting atau diserahi tugastugas negara. Akan tetapi, dia tak pernah
malu untuk menuntut kenaikan pendapatan tahunannya. Dia bahkan mengkritik
Pangeran Kung, mengeluhkan kompensasi yang diterima saudaranya untuk
mengadakan pestapesta demi menjamu para diplomat asing.
Meski semua hambatan itu, dan dengan upaya keras Yung Lu dari belakang
untuk membujuk para anggota Klan, Dewan Istana akhirnya memberikan
persetujuannya atas Pangeran Ch'un. Tsaitien dipertimbangkan dengan serius,
dan akhirnya terpilih. Satusatunya rintangan tersisa adalah bahwa Tsait'ien
merupakan sepupu pertama Tung Chih dan secara hukum tak dapat memimpin
secara resmi menggantikan mendiang Tung Chih. Dengan kata lain, Tung Chih
tak dapat mengadopsi sepupunya sebagai anak sekaligus penerus.
Setelah perdebatan yang berlangsung berharihari, Dewan Istana memutuskan
untuk mengadakan kembali pungutan suara terbuka.
Di luar angin berembus, dan lampionlampion di lorong berkedip. Hasil suara
dihitung: tujuh orang memilih cucu Pangeran Ts'eng, P'ulun, tiga orang memilih
putra Pangeran Kung, Tsaichen, dan lima belas orang menjatuhkan suaranya
pada putra Pangeran Ch'un, keponakanku, Tsait'ien.
Meski Pangeran Ch'un memberitahukan pada Dewan Istana bahwa persetujuan
istrinya mengenai pengadopsian resmi Tsait'ien tidak diperlukan, aku tetap
menekankan bahwa keputusanku tak akan sah tanpa adanya persetujuan dari
Rong.
Rumputrumput liar setinggi lutut memenuhi pekarangan dan sulursulur
menutupi jalan setapak. Di dalam wisma utama saudariku, popokpopok bayi,
makanan, piring-piring, botolbotol, mainan, dan bantalbantal terserak di
manamana. Kecoak melintasi ruangan dan talatlalat hingap dari satu jendela ke
jendela lain. Kasim dan pelayan Rong berbisik pada Li Lienying bahwa majikan
mereka tak membolehkan bersihbersih.
Anggrek! Rong datang menyambutku. Dia tampak seperti habis bangun tidur.
Rong mengenakan piama merah jambu terang bergambar bungabunga, dan
pada kepalanya, dia mengenakan topi wol yang cocok digunakan saat
menghadapi badai salju. Napasnya berbau busuk. Kutanyakan bagaimana
kabarnya, dan mengapa dia mengenakan topi itu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Makhlukmakhluk aneh telah menjajah pikiranku, ujar Rong, mengantarku
menyusuri lorong yang sangat berantakan. Aku mengalami sakit kepala
akhirakhir ini.
Kami memasuki ruang tamu, dan dia terjatuh ke sebuah bangku besar.
Makhlukmakhluk itu telah memakanku. Meraih baki perak yang dipenuhi kue,
dia mulai memakan. Mereka suka yang manismanis, kautahu. Mereka akan
tinggalkan aku sendiri setiap kali aku makan kue. Makhlukmakhluk licik dan
keji.'
Saudariku tak tagi langsing dan cantik seperti dulu. Orangorang di Wuhu dulu
biasa bilang, Ketika seorang wanita menikah dan melahirkan, dia akan
berubah dari kuntum bunga menjadi sebuah pohon. Rong justru jadi beruang.
Badannya dua kali lebih besar daripada sebelumnya. Kutanyakan bagaimana
perasaannya mengetahui anaknya terpilih sebagai Kaisar.
Aku tak tahu. Dia mengeluarkan suara kunyahan yang berisik. Ayahnya
seorang penipu.
Aku tanyakan apa maksudnya.
Dia menyeka mulutnya dan bersandar lebih dalam pada punggung kursi.
Perutnya membuncit seperti bantal. Aku bersyukur aku tak hamil. Dia
menyeringai. Sisa remahremah kue menempel di mulutnya. Tetapi kukatakan
pada suamiku kebalikannya. Dia mencondongkan badannya padaku dan
berbisik, Dia berkata itu mustahil karena kami sudah tidak melakukan hal itu
selama bertahuntahun. Kukatakan padanya bahwa kehamilan ini disebabkan
oleh iblis. Dia mulai terbahak. Itu benar-benar menakutkannya!
Aku tak tahu harus berkata apa. Ada masalah serius pada diri saudariku.
Anggrek, kau benarbenar kurus. Kau tampak menyedihkan. Berapa berat
badanmu?
Sedikit di atas 55 kilo, jawabku.
Aku merindukanmu setelah pemakaman Ibu. Tangis Rong segera meledak.
Kau tak pernah mau mengunjungiku, kecuali kalau ada urusan penting.
Kautahu itu tak benar, Rong, ucapku, merasa bersalah.
Seorang kasim datang membawakan teh.
Bukankan sudah kuberi tahu rumah ini tak menyuguhkan teh? Rong
membentak sang Kasim.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kupikir mungkin tamunya ingin
Keluar sana, perintah. Rong.
Si kasim memungut cangkircangkirnya dan memberikan Li Lienying tatapan
marah.
Dasar idiot, ujar Rong. Tak pernah belajar.
Kupandang saudariku. kemudian berkata pelan, Aku ke sini ingin bertemu
Tsait'ien.
Si kecil pengurasuang lagi tidur siang, jawab Rong. Kami mendatangi kamar
anaknya. Tsaitien sedang tidur di balik selimutnya, meringkuk seperti anak
kucing. Dia sangat mirip dengan Tung Chih. Aku mendekat untuk
menyentuhnya.
Aku tak ingin anak ini. Suara Rong terdengar begitu jelas. Dia hanya
memberiku kesusahan dan aku sudah muak padaya. Terus terang, Anggrek, dia
akan lebih baik tanpaku.
Tolong, hentikan Rong.
Kau tak mengerti. Aku juga takut pada diriku sendiri.
Apa maksudmu?
Aku tak merasakan cinta untuk anak inidia berasal dari dunia hitam. Dia
membuat ketiga saudaranya mati agar dia bisa mendapatkan gilirannya
memasuki tubuhku dan hidup. Saat hamil, aku sangat menginginkannya, tetapi
setelah dia lahir, aku tahu aku telah membuat kesalahan besar. Aku selalu
memimpikan ketiga anakku yang telah mati. Rong mulai menangis.
Arwaharwah mereka mendatangiku untuk menyuruhku mengambil tindakan
terhadap adik mereka.
Kau akan melupakannya, Rong.
Anggrek, aku tak tahan lagi. Tolong ambil anakku. Kau akan benarbenar
menolongku, tetapi kau mesti berliatihati dengan rohnya yang dikuasai iblis.
Dia akan merenggut ketenanganmu. Strategi liciknya adalah menangis
sepanjang hari. Tak ada orang di sini yang bisa tidur! Anggrek, bantu aku. Cekik
anak ini dari iblis yang merasuknya, jika perlu!
Rong, aku tak akan mengambilnya karena kau ingin menelantarkannya.
Tsait'ien adalah anakmu, dan dia berhak mendapatkan cintamu. Biar kuberi

http://ac-zzz.blogspot.com/
tahu padamu, Rong, satusatunya hal yang kusesali adalah tak cukup
memberikan cinta pada Tung Chih.
Oh, Mulan, sang pahlawan! tangis Rong.
Terbangun oleh suara ibunya, Tsait'ien membuka matanya. Sejenak kemudian,
dia menangis tanpa suara.
Seolah jijik, Rong meninggalkannya dan kembali ke kursinya.
Kuangkat Tsait'ien dan kugendong. Kuusapusap punggungnya dengan lembut.
Badannya berbau air kencing.
Rong datang dan merenggut anaknya dariku. Dia menaruhnya kembali ke
tempat tidur dan berkata, Lihat, kau kasih dia hati, dia akan minta jantung!
Rong, dia baru tiga tahun.
Bukan, umurnya sudah tiga ratus tahun! Jagonya menyiksa. Dia berpurapura
menangis, padahal bersenang-senang.
Rasa marah dan sedih menyapuku. Aku merasa tak bisa tinggal di ruangan itu
lebih lama. Aku mulai berjalan ke arah pintu.
Rong mengikuti. Anggrek, tunggu sebentar.
Aku berhenti dan menengok ke belakang.
Dia menjepit hidung anak itu dengan jarijarinya.
Tsaitien mulai berteriak, berjuang mencari udara.
Rong terus menekan. Nangis, nangis, nangis! Apa yang kauinginkan?
Tsait'ien berusaha membebaskan diri, tetapi ibunya tak mau melepaskannya.
Apa kaumau aku membunuhmu? Agar kaubisa diam? Mau begitu? Rong
menaruh tangannya di seputar leher Tsait'ien sampai dia tercekik. Rong
tertawa histeris.
Rong! Aku kehilangan kendali dan menerjang ke arahnya. Kukukuku tanganku
menekan pergelangan tangannya.
Saudariku berteriak.
Lepaskan Tsait'ien! bentakku.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Rong berusaha melawan, tetapi tak mau melepaskan anaknya.


Dengarkan, Rong. Kupelintir pergelangan tangannya lebih kuat. Ini
Permaisuri Tzu Hsi yang bicara. Aku akan memanggil penjaga dan kau akan
didakwa karena membunuh Kaisar Cina.
Lelucon bagus, Anggrek! sembur Rong.
Kesempatan terakhir, Dik, lepaskan Tsait'ien atau kuperintahkan penangkapan
dan pemenggalanmu.
Kudorong Rong menghadap tembok dan kutekan dagunya dengan siku kananku,
Mulai dari sekarang, baik kau setuju atau tidak pada adopsi, Tsait'ien adalah
putraku.

14

DALAM KEGELAPAN MALAM, detasemen pengawal dipimpin oleh Yung Lu,


berbaris di jalan menuju kediaman Pangeran Ch'un dan Rong. Mereka
menjemput Tsait'ien yang tengah tertidur dan membawanya memasuki Kota
Terlarang, tempat dia akan menghabiskan sisa hidupnya. Kaki para prajurit dan
kudakuda mereka dibungkus dengan jerami dan kain karung agar berita tentang
pengganti Kaisar tak akan menyebar ke seluruh kota sebelum waktunya, dan
memicu kerusuhan dan kekacauan, yang sering kali menyertai peristiwa
pergantian pemimpin.
Fajar baru menyingsing ketika Tsait'ien tiba di istanaku. Aku telah
menunggunya dengan menggunakan jubah resmi kerajaan. Masih setengah
tidur, Tsait'ien diberikan padaku. Di Balairung Para Leluhur, dipimpin oleh
Menteri bidang Etika Istana dan bersama dengan menterimenteri lain yang
hadir, kami menjalankan upacara adopsi. Kugendong Tsait'ien dan bersimpuh.
Bersamasama, kami membungkuk ke lukisanlukisan di dinding. Anak angkatku
kemudian didandani dengan jubah naga dari sutra. Kubawa dia menuju peti
jenazah Tung Chih, yang dengan bantuan para menteri, Tsait'ien menyelesaikan
upacaranya dengan melakukan kowtow [Cara menghormat dengan bersujud dan
menyentuhkan berkalikali ke tanah.] sendiri.
Kugendong Tsaifien saat dia menerima Dewan Istananya. Kami dikelilingi oleh
cahaya lilin dan lampion. Kenangan akan Tung Chih kembali menghantuiku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pada 25 Februari 1875, keponakanku, yang sekarang menjadi anakku,
menduduki Takhta Naga. Dia dinyatakan sebagai Kaisar GuanghsuKaisar
Suksesi Agung. Namanya diubah dari Tsaitien menjadi Guanghsu. Para petani
di pedesaan akan mulai menghitung tahun itu dengan tahun pertama
Kekaisaran Guanghsu.
Seperti yang pernah kami lakukan sebelumnya, Nuharoo dan aku
mengumumkan di hadapan Dewan Istana dan negara bahwa kami menantikan
saat penyerahan urusan kenegaraan begitu Kaisar menyelesaikan
pendidikannya. Dalam dekrit, kami juga menjelaskan alasan mengapa kami
terpaksa memilih Tsaitien sebagai Kaisar, dan mengapa dia harus menjadi
penerus melalui adopsi atas pamannya Kaisar Hsien Feng, dan bukannya atas
saudara sepupunya, Tung Chih. Begitu Guanghsu memiliki keturunan lakilaki,
kami menyebutkan, anak itu akan diberikan pada mendiang pamannya, Tung
Chih, sebagai penerus melalui adopsi untuk menggantikannya.
Para rival politikku menentang dekrit tersebut. Kami begitu terkejut atas
pengabaian besar terhadap tata cara leluhur Kaisar Tung Chih, ungkap
mereka. Di tempat-tempat pertemuan dan kedaikedai teh di kota utama, fitnah
keji dan gosip beredar. Satu kebohongan menyebutkan bahwa Guanghsu adalah
anak kandungku dengan Yung Lu. Kebohongan lain mengatakan bahwa ayah
Guanghsu adalah Antehai. Seorang hakim lokal bernama Wu K'otu menangkap
perhatian negara secara dramatis: dia meracuni dirinya sendiri sebagai bentuk
protesnya, dan menyebutkan suksesi yang dilakukan tidak pantas dan tidak
sah.
Di tengah kekisruhan ini, abangku mengirim pesan yang memintaku untuk
mengundangnya. Ketika Kuei Hsiang tiba, dengan mengenakan jubah satin
bersulam simbol-simbol keberuntungan warnawarni, dia membawa serta anak
perempuannya.
Keponakanmu berusia empat tahun, dia membuka percakapan, dan dia
belum dianugerahi nama kerajaan.
Kukatakan padanya bahwa aku telah memilih satu nama. Dan aku meminta
maaf, mengatakan padanya bahwa aku masih begitu terpukul dan belum
sempat memikirkan banyak hal. Namanya adalah Lanyu, atau cukup Lan.
Nama itu berarti kekayaan mulia.
Kuei Hsiang begitu gembira.
Aku memandang keponakanku baikbaik. Dia memiliki kening bulat dan dagu
kecil yang lancip. Wajahnya yang sempit menguatkan gigi depan atasnya yang
tonggos. Dia tampak tak percaya diri, hal yang tak mengherankan melihat
bagaimana cara dia dibesarkan. Sosok abangku adalah sebagaimana yang biasa

http://ac-zzz.blogspot.com/
disebut orang Cina, seorang naga di rumah, tetapi seorang cacing di luar.
Seperti kebanyakan orang Manchu, dia tak menghormati wanita, menganggap
istriistri dan selirselirnya sebagai propertinya. Bukannya dirinya tak baik, hanya
saja dia cenderung merendahkan orang lain. Aku tak pernah melihat
perlakuannya terhadap putrinya, tetapi sikap anaknya sudah cukup memberi
tahuku.
Istriku menganggap anak kami cantik, tetapi kukatakan padanya bahwa Lan
begitu tak menarik, sampai-sampai kami nanti harus memberikan potongan
harga pada peminangnya. Terkesan oleh selera humornya sendiri, dia pun
tergelak.
Kutawarkan pada Lan sebuah kuemangkok, dan keponakanku mengucapkan
terima kasih dengan suara nyaris tak terdengar. Dia mengunyah seperti tikus
dan menyeka mulutnya setiap kali gigitan. Dia memakukan pandangannya ke
atas lantai dan aku bertanyatanya apakah gadis ini menemukan hal menarik
untuk dilihat. Dengan bercanda, kutanyakan hal itu padanya. Remahremah
kue, jawabnya.
Kusarankan agar saudaraku membawa Lan mengunjungi Putri Jung, anak
suamiku. Putri Jung telah mengalami begitu banyak kemalanganibunya, Putri
Yun, melakukan aksi bunuh diritetapi dia berhasil tumbuh meniadi wanita
muda yang bijak.
Apa yang kauinginkan kami pelajari dari gadis itu? tanya Kuei Hsiang.
Tanyakan pada jung tentang kisah bagaimana dia berjuang dalam hidup,
jawabku. Itu akan menjadi pelajaran terbaik bagi Lan. Dan tolonglah, jangan
rendahkan anakmu. Menurutku, Lan gadis yang cantik.
Mendengar katakataku, Lan mengangkat matanya. Ketika ayahnya menjawab,
Baik, Yang Mulia, dia terkekeh geli.
Aku tahu Putri Jung, Lan berkata dengan suara pelan. Dia belajar di Eropa,
betul tidak?'
Itu niatnya, tetapi dipaksa pihak Istana untuk kembali pulang. Aku
mendesah. Akan tetapi, keberaniannyalah yang kukagumi. Dia memiliki
semangat yang positif dan menjalani kehidupan yang produktif. Kau akan
bertemu dengannya saat dia membantuku dalam urusanurusanku.
Tetapi Anggrek, abangku protes, aku menginginkan ajaran darimu, bukan
ajaran dari anak selir yang penuh aib.
Itulah ajaranku, Kuei Hsiang, ujarku. Jung tinggal bersamaku, dan dia telah
menyaksikan betapa banyak impianku yang tak terwujud. Keberanian untuk

http://ac-zzz.blogspot.com/
menjaga impianimpian itu tetap hidup meski apa pun yang terjadi adalah yang
terpenting.
Saudaraku tampak bingung.
Guanghsu terusmenerus menangis, dan aku jadi frustrasi. Aku terus
menyanyikan lagu anakanak, sampaisampai jadi begitu muak dengan nadanya.
Kubandingkan situasi Guanghsu seperti cara petani menanam beras. Akar dari
batang padi harus dipatahkan untuk mendorong keluamya biji padi, adalah
bunyi ungkapan di desa. Aku ingat, bekerja di sawah membantu mematahkan
akarnya. Awalnya, suara pecahannya menggangguku karena aku tak percaya
padipadi itu akan bertahan. Kutinggalkan sebidang lahan tak tersentuh untuk
melihat apa yang terjadi. Ternyata, batang padi yang dipatahkan tumbuh lebih
sehat dan kuat daripada yang tidak.
Para pelayan Guanghsu mengatakan, Paduka Yang Mulia terusterusan
mengompol di ranjangnya tiap malam, dan takut akan kegelapan dan
orangorang. Anak angkatku juga mengalami kesulitan bicara, menampilkan
diri bagai tahanan penjara dan tampak sedih setiap saat. Setelah beberapa
bulan, berat badannya mulai merosot.
Kupanggil beberapa ibususu lama Guanghsu. Mereka mengatakan padaku bahwa
Guanghsu adalah bayi yang bahagia saat dia baru dilahirkan. Adalah ibunya
sendiri, saudariku, yang mencoba memperbaiki tabiat buruknya dengan
memukulinya setiap kali dia ingin makan dan tertawa.
Nuharoo dan aku tidak bisa melakukan apa pun untuk menyenangkan bocah
kecil itu. Guanghsu gemetar dan berteriak ketika tukang reparasi memukul
paku atau menggergaji kayu. Kilatan guruh pada musim panas menjadi satu
masalah baru. Pada harihari terik sebelum hujan datang, kami harus menutup
pintu dan jendelanya agar suaranya tak mengganggunya. Guanghsu tak akan
mau pergi menjelajah ruangan sendiri. Juru masak tak lagi diperbolehkan
memotong sayuran dengan pisau; mereka menggantinya dengan gunting. Para
pelayan diperintahkan untuk tak berisik saat meneud piring. Li Lienying
menggunakan ketepel untuk mengusir burungburung pelatuk.
Untuk membuat proses adaptasi Kaisar lebih mudah, kuperintahkan salah
seorang ibususunya untuk datang ke Kota Terlarang dan tinggal bersama kami.
Kuharap Guang-hsu akan menemukan ketenangan darinya. Tetapi Nuharoo
menyuruhnya pulang, Guanghsu harus melupakan semua kondisi lamanya,
desaknya. Dia harus dan akan diperlakukan seperti anak yang terlahir di
Istana.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ketegangan mulai terbangun antara Nuharoo dan aku, hal yang sama terjadi
seperti saat kami membesarkan Tung Chih. Aku takut akan kembali
memperjuangkan perang yang siasia.
Di tengahtengah perselisihan memanas yang nyaris meledak, Nuharoo
mengusirku dan aku meninggalkannya dengan berang. Dia mengambil alih
pengasuhan Guang-hsu, yang artinya menyerahkan bocah malang itu pada para
kasimnya. Nuharoo bukanlah orang yang mau mengorbankan waktu dan
tenaganya untuk mengurusi anak. Ternyata, kasimkasimya yang frustrasi
melakukan hal yang paling ditakuti olah Guanghsu. Mereka menguncinya dalam
lemari, lalu menakutnakutinya dengan memukuli pintu lemari itu keraskeras.
Saat Li Lienying mengetahui apa yang terjadi dan protes, Kepala Kasim Nuharoo
berdalih, Baginda Yang Mulia memiliki api di dadanya. Beri dia kesempatan
untuk bernyanyi dan api itu akan padam dengan sendirinya.
Untuk kali pertamanya, tanpa memperoleh izin dari Nuharoo, kuperintahkan
agar Kepala Kasim itu dicambuk. Dan bagi pelayan selebihnya, mereka tidak
memperoleh makanan selama dua hari. Aku tahu itu bukan kesalahan para
pelayan, mereka hanya melakukan apa yang disuruh. Tetapi pemukulan itu
diperlukan untuk memperingatkan Nuharoo bahwa aku sudah mencapai batas
kesabaranku.
Nuharoo mengatakan pada Li Lienying bahwa selama bertahuntahun hidup
bersamaku, dia belum pernah melihatku bertindak dengan kemarahan yang
begitu liar. Dia menyebutku wanita gila dari kampung, kemudian pergi. Dalam
lubuk hatinya, dia pasti tahu betapa pun aku merasa bertanggung jawab atas
kematian Tung Chih, aku juga menganggap dirinya sama bersalahnya denganku.
Kebijaksanaan Nuharoo memberi tahunya akan betapa bodohnya untuk
menabur garam di atas lukaku.
Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Guanghsu, tetapi pada
tahuntahun berikutnya, aku merasa seperti seorang pemain akrobat yang
memutar piringpiring di atas tongkat. Aku akan berusaha keras menjaga lusinan
piring tetap melayang di udara walau menyadari sepenuhnya bahwa apa pun
yang kulakukan, sebagian piring akan tetap jatuh pecah.
Perekonomian Cina terpuruk akibat beratnya beban kompensasi perang yang
harus ditanggung. Kekuatan asing mengancam untuk menyerang, dengan alasan
karena kami menunggak pembayaran. Semua audiensiku menghabiskan waktu
berdebat memikirkan cara terbaik untuk mengadu domba bangsabangsa asing
satu sama lain agar kami bisa memperpanjang waktu. Berita pemberontakan
petani dan permintaan bantuan dari pejabat daerah datang tiap harinya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku bahkan tak punya cukup waktu untuk mandi sewajarnya. Rambutku begitu
kotor hingga akarakarnya terasa sakit. Aku tak bisa menunggu hidangan mewah
disiapkan untukku; aku biasanya akan menyantap hidanganku dingin di meja
tulisku. Aku penuhi janjiku untuk selalu membacakan dongeng sebelum tidur
pada anakku, tetapi biasanya aku akan jatuh tertidur sebelum mengakhiri
dongengnya. Guanghsu akan membangunkanku untuk menyelesaikannya, dan
aku akan memberinya kecupan sebelum tidur dan kembali ke pekerjaanku.
Ketika Guanghsu berusia tujuh tahun, aku menderita insomnia parah, yang
segera diikuti dengan rasa sakit di perutku yang tak kunjung hilang. Tabib Sun
Paotien memberi tahu bahwa aku mengalami gangguan hati. Denyut nadi
Anda menunjukkan bahwa cairan dalam tubuh Anda tidak seimbang. Akibatnya,
sistem tubuh Anda bisa rusak.
Suatu hari, aku merasa begitu lelah untuk bekerja. Nuharoo memberi tahuku
bahwa dia akan mengambil alih audiensi hingga kesehatanku pulih.
Hal itu membuatku senang karena aku bisa berkonsentrasi melakukan apa yang
paling kuinginkan: membesarkan Guanghsu. Beberapa kali lidahku terpeleset
dan aku menyebutnya Tung Chih. Setiap kali pula, Guanghsu akan meraih
saputangannya dan menyeka linangan air mataku dengan kesabaran dan penuh
simpati. Watak lembutnya sangat menyentuhku. Tak seperti Tung Chih,
Guanghsu tumbuh menjadi anak yang manis dan penyayang. Aku ingin tahu
apakah itu karena dia sendiri seorang anak yang lemah sehingga lebih
memahami bagaimana rasanya menderita.
Seiring
berlalunya
waktu,
Guanghsu
mulai
memperlihatkan
rasa
keingintahuannya yang besar. Walaupun dia tak pernah menghilangkan
ketakutannya sepenuhnya, rasa percaya dirinya mulai tampak. Guanghsu
memiliki sikap yang begitu santun dan menyenangkan tamutamunya dengan
pertanyaannya yang antusias akan dunia luar. Dia sangat senang membaca,
menulis, dan mendengarkan kisahkisah.
Selama bertahuntahun, Menteri Urusan Etika Kerajaan telah memprotes
tindakanku membiarkan Guang-hsu tidur di kamarku. Aku bersikukuh
membawanya tidur bersamaku hingga dia sudah siap menghadapi kamarnya
yang begitu luas tanpa rasa takut. Aku dituduh terlalu memanjakannya, dan
lebih buruk daripada itu, tetapi aku tak peduli, Bagi pihak Istana, Guanghsu
juga tak pernah masuk hitungan sebagai pengganti Kaisar dari awalnya,
keluhku pada Nuharoo.
Tak lama, Guanghsu menemukan minatnya sendiri. Dia jatuh hati pada jamjam
dan menghabiskan begitu banyak waktu di Ruang Jam Utama Istana, yang di
sana jamjam dengan berbagai bentuk dipajang. jamjam ini merupakan hadiah
dari para raja, ratu, dan duta besar asing. Hal ini menyenangkanku, mengingat
saat harihari pertamaku di istana dulu aku juga begitu terpikat pada

http://ac-zzz.blogspot.com/
barangbarang baru dan rumit ini. Tak lama aku sudah kehilangan minat
terhadapnya, tetapi Guanghsu tak pernah bosan mendengarkan suaranya dan
berusaha mencari tahu apa yang membuat jamjam itu bernyanyi.
Pada suatu sore, Li Lienying datang padaku dengan kepanikan terlukis di waj
ahnya. Paduka Yang Mulia telah menghancurkan jamjam utama!
Yang mana? tanyaku.
Jam Kaisar Hsien Feng dan jam Tung Chih!
Aku pergi memeriksa dan menemukan bahwa jamjam itu telah diobrakabrik,
potonganpotongan kecil dari jam terserak di seluruh meja seperti sisa
tulangtulang ayam yang habis digerogoti.
Aku yakin kautahu cara menyusun kembali semua jam ini , ujarku pada
Guanghsu.
Bagaimana kalau tak bisa? tanya Guanghsu, sambil menggenggam obeng di
tangan.
Aku akan menghargai
menyemangatinya.

atas

usahamu

untuk

mencoba,

ujarku

Apa kau akan marah jika jam burung kesukaanmu tak lagi bernyanyi?
Yah, aku tak bisa bilang aku akan senang, tetapi ahli jam juga harus belajar
untuk mengetahui cara membetulkan bagianbagian yang rusak.

15

YUNG LU BERDIRI di hadapanku dengan jubah satin istana berwarna ungu. Es di


hatiku mulai mencair diterpa matahari semi. Seperti hantu sepasang kekasih,
tempat pertemuan kami terjadi dalam mimpi-mimpi kami. Pada pagi hari, kami
harus kembali merasuki tubuh nyata kami, tetapi mimpimimpi itu terus
berlanjut. Dalam kostum dan riasan wajahku, akan kubayangkan kepalaku
bersandar di dadanya dan tanganku merasakan kehangatannya. Aku melangkah
dengan keanggunan Permaisuri, tetapi merasakan hasrat seorang gadis desa.
Aku tak punya seorang pun untuk membagikan pikiranku tentang Yung Lu,
setelah kematian Antehai. Saat menginjak usia empat puluh, aku sudah

http://ac-zzz.blogspot.com/
menerima kenyataan bahwa Yung Lu dan aku tak akan bisa bersatu. Kami
berdua hidup di bawah pengawasan bangsa kami. Surat kabar dan majalah
memperoleh keuntungan dengan menjual gosip tentang hubungan kami.
Tak ada tempat bagi Yung Lu dan aku untuk bertemu tanpa diketahui. Uang
yang ditawarkan untuk memperoleh informasi tentang kehidupan pribadiku
menggiurkan para kasim, pelayan, dan pengabdi dari tingkat terendah untuk
mengintai, mematamatai, dan menceritakan kisah yang mengadaada.
Namun, saatsaat seperti ini mengingatkanku akan ketidakmampuanku tak
mengacuhkan rasa cintaku. Emosiku menemukan kedamaian dari kehadiran
Yung Lu. Tatapan matanya membebaskanku dari rasa takut dan mencegahku
terbenam dalam pikiranpikiran yang bisa menghancurkanku. Betapapun
kepedihan yang kualami, dia meyakinkanku bahwa dia bersamaku. Pada
audiensi dan pertemuan Dewan Istana, aku bersandar pada penilaian dan
dukungannya. Dia adalah pengkritikku yang paling keras dan jujur, menuntunku
untuk melihat permasalahan apa pun yang kuhadapi dari segala sisi. Tetapi
begitu aku sudah menetapkan keputusan, dia akan memastikan agar keputusan
itu dilaksanakan sepenuhnya.
Ada apa? tanyaku.
Aku, Ekspresi wajahnya tampak bagai algojo yang enggan melakukan
eksekusi. Yung Lu mengumpulkan napasnya dan mendorong katakata itu keluar
dari dadanya.
Aku ... akan menikah.
Aku berusaha menahan perasaan yang tibatiba menyerangku. Sekuat tenaga,
kutahan air mataku.
Kau tak memerlukan izinku, aku berhasil berkata.
Bukan itu sebabnya aku di sini. Suaranya terdengar pelan tetapi jelas.
Lalu untuk apa kau datang ke sini? Aku berpaling menatapnya, marah
sekaligus takut.
Aku memohon izinmu untuk meninggalkan kota, ucap dia pelan.
Apa hubungannya itu dengan Aku berhenti karena aku mengerti.
Keluargaku akan ikut bersamaku, tambahnya.
Ke mana kau akan pergi? kudengar diriku sendiri bertanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sinkiang. Sinkiang berada jauh di barat laut, sebuah wilayah kaum Muslim,
area gurun yang terpencil, tempat terjauh dari ibu kota.
Aku tak ingin menangis, tetapi aku mulai kehilangan kendali. Apa kau
benarbenar berpikir aku akan bertahan tanpamu?
Yung Lu terdiam.
Kautahu aku, kautahu diriku sebenarnya, dan kautahu alasanku hadir tiap pagi
untuk audiensi.
Tolong, Yang Mulia... '
Aku ingin ... mendapatkan informasi bahwa kau selamat agar aku bisa
tenang.
Tak ada yang berubah.
Tetapi kau akan pergi!
Aku akan menulis surat. Aku berjanji
Bagaimana caranya? Sinkiang begitu jauh.
Memang tak akan mudah, Yang Mulia. Tetapi ... akan lebih baik bagimu jika
aku pergi, desaknya.
Yakinkan aku.
Dia menebarkan pandangan ke sepenjuru ruangan. Walaupun para kasim dan
pelayan tak menampakkan diri, mereka tidak pergi. Kami dapat mendengar
gerakan mereka di pekarangan.
Kaum Muslim telah mengobarkan pemberontakan, Yang Mulia. Provinsi itu
penuh dengan kerusuhan. Tentara kita sekarang telah mengendalikannya,
tetapi belum bisa menumpasnya. Dalam krisis terakhir, sekumpulan
pembherontak dalam jumlah besar berkumpul di batas Provinsi Jiansu.
Mengapa kau harus pergi ke medan tempur sendiri? Bukankah ibu kota lebih
penting?
Dia tak menjawab.
Nuharoo dan aku tak bisa memimpin tanpamu.
Para prajuritku sudah bersiap pergi, Yang Mulia.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Mengasingkan diri sendiri, itu yang kaulakukan!


Dia menatapku tajam.
Kau tak peduli bagaimana aku telah kehilangan anakku Kupejamkan mata,
berusaha menahan air mataku meleleh keluar. Kesadaranku tahu bahwa dia
melakukan hal yang benar.
Seperti yang kukatakan, ini yang terbaik bagi masa depan, gumamnya.
Kau tak akan mendapatkan izinku. Aku membalikkan badanku darinya.
Kudengar suara debuman lutut Yung Lu menimpa lantai. Aku tak mampu
menengok ke arahnya.
Jika demikian, aku akan meminta dukungan dari Dewan Istana.
Bagaimana jika kutolak izin Dewan Istana?
Dia bangkit dan berjalan ke arah pintu.
Lupakan, Yung Lu! Air mata membasahi pipiku. Aku ... aku akan
memberimu izin.
Terima kasih, Yang Mulia.
Aku duduk di kursiku. Saputanganku bernoda cokelat dan hitam dari riasan
wajahku yang luntur.
Mengapa harus Sinkiang? tanyaku. Itu adalah tanah yang kejam dengan
penyakit dan kematian. Itu adalah tempat yang dikuasai oleh orangorang yang
fanatik dengan agama. Di mana kaubisa dapatkan tabib saat sakit? Ke mana
kaubisa dapatkan pertolongan jika kalah dalam peperangan dengan Muslim? Di
mana akan kautempatkan pasukan cadanganmu? Siapa yang bertanggung jawab
terhadap jalur persediaanmu? Bagaimana caramu menjaga informasi terus
sampai padaku?
Wanita itu seorang Manchu, tetapi memiliki nama seorang Han, Willow. Dia
memperlakukan para kasim dan pelayannya bagai keluarga sendiri. Hal itu saja
cukup memberi tahuku bahwa dia bukan keturunan darah biru. Seorang turunan
kerajaan akan memperlakukan kasim dan pelayannya bagai budak. Wanita itu
adalah pengantin muda Yung Lu. Nyonya Yung Lulidahku akan lebih terbiasa
memanggilnya dengan Willowberusia akhir dua puluh. Perbedaan usia di
antara mereka menimbulkan bisikbisik karena Yung Lu cukup tua untuk menjadi

http://ac-zzz.blogspot.com/
ayahnya. Namun, Willow tetap tersenyum dan mulutnya tetap terkunci. Untuk
pernikahannya, dia mengenakan gaun biru muda sutra bersulam tanaman air
hibiseus. Seperti namanya, Willow memiliki tubuh langsing dan bergerak
dengan anggun.
Aku lega Nuharoo memberi alasan untuk tak menghadiri pernikahannya. Sikap
sok tahunya akan mengalihkanku dari memerhatikan perayaannya, terutama
pada kedua mempelai baru itu.
Saat Yung Lu mengenalkan pengantinnya padaku, wanita itu bersikap sangat
manis. Dia menatap mataku lekat, yang sungguh mengejutkanku. Sambutannya
pada diriku, seolah dia telah menantikan saat ini sepanjang hidupnya.
Bertahuntahun kemudian, setelah kami menjadi teman baik dan setelah
kematian suaminya, Willow akan memberi tahuku bahwa dia mengetahui
kebenarannya selama ini. Yung Lu tak pernah menyembunyikannya darinya,
yang membuat sosoknya jadi begitu luar biasa di mataku. Dia adalah anak dari
seorang panglima perang yang merupakan teman Yung Lu, seorang pemimpin
suku Mongol. Prestasiprestasi luar biasa Yung Lu telah lama menjadi topik
pembicaraan di tengah keluarganya saat dia tumbuh besar. Setiap kali Yung Lu
berkunjung menemui ayahnya, Willow muda akan mencari alasan untuk terus
menemani. Dia sudah jatuh cinta pada Yung Lu sebelum bertemu dengannya.
Kelak, Willow akan mengungkapkan padaku bahwa aku telah menjadi objek
yang dipelajarinya sebelum dia mengawali hubungannya dengan suaminya.
Bahkan, aku adalah satusatunya topik yang menarik hatinya tiap kali Yung Lu
datang berkunjung. Dia akan menanyakan banyak hal, dan terkesan oleh
jawabanjawaban yang diberikannya. Dia mengungkapkan bahwa minat yang
sama akan dirikulah yang mengarahkan mereka untuk saling menulis surat,
berteman, dan akhirnya, menemukan rasa yang lebih mendalam akan diri satu
sama lain. Willow satusatunya orang tempatnya berbagi rahasia.
Baru ketika Willow menolak banyak peminanglah, Yung Lu menyadari rasa
cintanya. Kesetiaan dan keterbukaan yang ditunjukkan Willow telah
menyentuhnya. Yung Lu akhirnya melamar, dan gadis itu menerimanya. Yung
Lu sadar dia tak akan mampu menjaga hubungan yang sehat bersama istrinya
jika dia terus menemuiku pada audiensi.
Willow tak berhasil menutupi kepurapuraannya terhadapku. Kali pertama kami
bertemu, aku merasa seolah seseorang telah mengintip ke dalam jiwaku. Ada
rasa pemahaman yang aneh dan misterius di antara kami berdua.
Bertahuntahun kemudian, Willow akan mengingat sambutanku pada pesta
pernikahannya. Dia mengingatku sebagai orang yang hangat dan jujur. Dia
menanyakan bagaimana caraku bersikap begitu tenang. Aku katakan padanya
bahwa aku telah berlatih memerankan lakon di panggung kehidupan. Begitu
pula denganmu ujarku padanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Yung Lu tak dapat menutupi perasaannya di hadapan istrinya. Dia berusaha,


tetapi tak bisa memberi Willow yang diinginkan hatinya. Rasa bersalah selalu
tampak dari sikapnya. Sikap menghindarnya dari diriku dan permohonan
maafnya yang berlebihlebihan, membuat Willow merasa lebih buruk.
Aku menenggak cukup banyak arak di pesta itu. Kurasa aku berusaha
melupakannya. Aku mengenakan gaun sutra emas bersulam burungburung
phoenix. Rambutku digelung ke papan tipis dan ditata membentuk awan. Li
Lienying menata awannya dengan jepit rambut giok warna biru tua.
Antinganting burung phoenixku berwarna biru muda. Aku ingin menyenangkan
hati Yung Lu, tetapi aku tak bisa terus berpurapura riang. Pikiran tak bisa
menemuinya lagi, membuatku mabuk dan menangis. Aku merasa begitu pusing
dan mual, hingga aku harus berlari keluar dan muntah di semaksemak.
Pada saat memalukan dan putus asa itulah, Willow mendatangi dan duduk di
sampingku, menawarkan simpatinya. Dia tak mengungkapkan padaku apa yang
kukatakan padanya pada malam itu. Aku yakin telah bersikap kasar dan jahat
padanya. Li Lienying yang mengatakan padaku setelahnya bahwa Willow
menggenggam tanganku dan tak membiarkan orangorang yang tampak usil
mendekatiku.
Itulah awal mula pertemananku dengan Willownya Yung Lu. Tak pernah sekali
pun dia menyebutkan rahasia suaminya. Rasa harunya terhadap penderitaanku
mengalahkan rasa cemburunya. Sikap persahabatan yang dia tunjukkan adalah
dengan memastikanku tahu bahwa suaminya tak pernah berhenti mencintaiku
hingga akhir hidupnya.
Mustahil untuk tak mencintaimu, Anggrekjika aku boleh memanggilmu
dengan nama itu, ujar Willow, dan aku tahu mengapa Yung Lu mencintainya.
Sebagai balasannya, aku ingin melakukan hal yang sama untuk Willow. Ketika
dia kembali ke Peking untuk melahirkan anak perempuannya setahun
kemudian, aku menyambutnya. Kehidupan gurun yang keras telah
menggelapkan warna kulitnya dan keriput telah mewarnal keningnya. Dia tetap
bersikap ceria, tetapi tak dapat menutupi rasa gelisahnya: Iklim gurun telah
mengakibatkan Yung Lu menderita sakit paruparu kronis.
Kukirimkan berkantongkantong ramuan herbal ke Sinkiang, bersama dengan teh
terbaik, daging yang di keringkan, dan berbagai jenis kacang kedelai yang di
awetkan. Aku membiarkan Willow tahu bahwa dia dapat selalu
mengandalkanku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
15

YUNG LU BERDIRI di hadapanku dengan jubah satin istana berwarna ungu. Es di


hatiku mulai mencair diterpa matahari semi. Seperti hantu sepasang kekasih,
tempat pertemuan kami terjadi dalam mimpi-mimpi kami. Pada pagi hari, kami
harus kembali merasuki tubuh nyata kami, tetapi mimpimimpi itu terus
berlanjut. Dalam kostum dan riasan wajahku, akan kubayangkan kepalaku
bersandar di dadanya dan tanganku merasakan kehangatannya. Aku melangkah
dengan keanggunan Permaisuri, tetapi merasakan hasrat seorang gadis desa.
Aku tak punya seorang pun untuk membagikan pikiranku tentang Yung Lu,
setelah kematian Antehai. Saat menginjak usia empat puluh, aku sudah
menerima kenyataan bahwa Yung Lu dan aku tak akan bisa bersatu. Kami
berdua hidup di bawah pengawasan bangsa kami. Surat kabar dan majalah
memperoleh keuntungan dengan menjual gosip tentang hubungan kami.
Tak ada tempat bagi Yung Lu dan aku untuk bertemu tanpa diketahui. Uang
yang ditawarkan untuk memperoleh informasi tentang kehidupan pribadiku
menggiurkan para kasim, pelayan, dan pengabdi dari tingkat terendah untuk
mengintai, mematamatai, dan menceritakan kisah yang mengadaada.
Namun, saatsaat seperti ini mengingatkanku akan ketidakmampuanku tak
mengacuhkan rasa cintaku. Emosiku menemukan kedamaian dari kehadiran
Yung Lu. Tatapan matanya membebaskanku dari rasa takut dan mencegahku
terbenam dalam pikiranpikiran yang bisa menghancurkanku. Betapapun
kepedihan yang kualami, dia meyakinkanku bahwa dia bersamaku. Pada
audiensi dan pertemuan Dewan Istana, aku bersandar pada penilaian dan
dukungannya. Dia adalah pengkritikku yang paling keras dan jujur, menuntunku
untuk melihat permasalahan apa pun yang kuhadapi dari segala sisi. Tetapi
begitu aku sudah menetapkan keputusan, dia akan memastikan agar keputusan
itu dilaksanakan sepenuhnya.
Ada apa? tanyaku.
Aku, Ekspresi wajahnya tampak bagai algojo yang enggan melakukan
eksekusi. Yung Lu mengumpulkan napasnya dan mendorong katakata itu keluar
dari dadanya.
Aku ... akan menikah.
Aku berusaha menahan perasaan yang tibatiba menyerangku. Sekuat tenaga,
kutahan air mataku.
Kau tak memerlukan izinku, aku berhasil berkata.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Bukan itu sebabnya aku di sini. Suaranya terdengar pelan tetapi jelas.
Lalu untuk apa kau datang ke sini? Aku berpaling menatapnya, marah
sekaligus takut.
Aku memohon izinmu untuk meninggalkan kota, ucap dia pelan.
Apa hubungannya itu dengan Aku berhenti karena aku mengerti.
Keluargaku akan ikut bersamaku, tambahnya.
Ke mana kau akan pergi? kudengar diriku sendiri bertanya.
Sinkiang. Sinkiang berada jauh di barat laut, sebuah wilayah kaum Muslim,
area gurun yang terpencil, tempat terjauh dari ibu kota.
Aku tak ingin menangis, tetapi aku mulai kehilangan kendali. Apa kau
benarbenar berpikir aku akan bertahan tanpamu?
Yung Lu terdiam.
Kautahu aku, kautahu diriku sebenarnya, dan kautahu alasanku hadir tiap pagi
untuk audiensi.
Tolong, Yang Mulia... '
Aku ingin ... mendapatkan informasi bahwa kau selamat agar aku bisa
tenang.
Tak ada yang berubah.
Tetapi kau akan pergi!
Aku akan menulis surat. Aku berjanji
Bagaimana caranya? Sinkiang begitu jauh.
Memang tak akan mudah, Yang Mulia. Tetapi ... akan lebih baik bagimu jika
aku pergi, desaknya.
Yakinkan aku.
Dia menebarkan pandangan ke sepenjuru ruangan. Walaupun para kasim dan
pelayan tak menampakkan diri, mereka tidak pergi. Kami dapat mendengar
gerakan mereka di pekarangan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kaum Muslim telah mengobarkan pemberontakan, Yang Mulia. Provinsi itu


penuh dengan kerusuhan. Tentara kita sekarang telah mengendalikannya,
tetapi belum bisa menumpasnya. Dalam krisis terakhir, sekumpulan
pembherontak dalam jumlah besar berkumpul di batas Provinsi Jiansu.
Mengapa kau harus pergi ke medan tempur sendiri? Bukankah ibu kota lebih
penting?
Dia tak menjawab.
Nuharoo dan aku tak bisa memimpin tanpamu.
Para prajuritku sudah bersiap pergi, Yang Mulia.
Mengasingkan diri sendiri, itu yang kaulakukan!
Dia menatapku tajam.
Kau tak peduli bagaimana aku telah kehilangan anakku Kupejamkan mata,
berusaha menahan air mataku meleleh keluar. Kesadaranku tahu bahwa dia
melakukan hal yang benar.
Seperti yang kukatakan, ini yang terbaik bagi masa depan, gumamnya.
Kau tak akan mendapatkan izinku. Aku membalikkan badanku darinya.
Kudengar suara debuman lutut Yung Lu menimpa lantai. Aku tak mampu
menengok ke arahnya.
Jika demikian, aku akan meminta dukungan dari Dewan Istana.
Bagaimana jika kutolak izin Dewan Istana?
Dia bangkit dan berjalan ke arah pintu.
Lupakan, Yung Lu! Air mata membasahi pipiku. Aku ... aku akan
memberimu izin.
Terima kasih, Yang Mulia.
Aku duduk di kursiku. Saputanganku bernoda cokelat dan hitam dari riasan
wajahku yang luntur.
Mengapa harus Sinkiang? tanyaku. Itu adalah tanah yang kejam dengan
penyakit dan kematian. Itu adalah tempat yang dikuasai oleh orangorang yang

http://ac-zzz.blogspot.com/
fanatik dengan agama. Di mana kaubisa dapatkan tabib saat sakit? Ke mana
kaubisa dapatkan pertolongan jika kalah dalam peperangan dengan Muslim? Di
mana akan kautempatkan pasukan cadanganmu? Siapa yang bertanggung jawab
terhadap jalur persediaanmu? Bagaimana caramu menjaga informasi terus
sampai padaku?
Wanita itu seorang Manchu, tetapi memiliki nama seorang Han, Willow. Dia
memperlakukan para kasim dan pelayannya bagai keluarga sendiri. Hal itu saja
cukup memberi tahuku bahwa dia bukan keturunan darah biru. Seorang turunan
kerajaan akan memperlakukan kasim dan pelayannya bagai budak. Wanita itu
adalah pengantin muda Yung Lu. Nyonya Yung Lulidahku akan lebih terbiasa
memanggilnya dengan Willowberusia akhir dua puluh. Perbedaan usia di
antara mereka menimbulkan bisikbisik karena Yung Lu cukup tua untuk menjadi
ayahnya. Namun, Willow tetap tersenyum dan mulutnya tetap terkunci. Untuk
pernikahannya, dia mengenakan gaun biru muda sutra bersulam tanaman air
hibiseus. Seperti namanya, Willow memiliki tubuh langsing dan bergerak
dengan anggun.
Aku lega Nuharoo memberi alasan untuk tak menghadiri pernikahannya. Sikap
sok tahunya akan mengalihkanku dari memerhatikan perayaannya, terutama
pada kedua mempelai baru itu.
Saat Yung Lu mengenalkan pengantinnya padaku, wanita itu bersikap sangat
manis. Dia menatap mataku lekat, yang sungguh mengejutkanku. Sambutannya
pada diriku, seolah dia telah menantikan saat ini sepanjang hidupnya.
Bertahuntahun kemudian, setelah kami menjadi teman baik dan setelah
kematian suaminya, Willow akan memberi tahuku bahwa dia mengetahui
kebenarannya selama ini. Yung Lu tak pernah menyembunyikannya darinya,
yang membuat sosoknya jadi begitu luar biasa di mataku. Dia adalah anak dari
seorang panglima perang yang merupakan teman Yung Lu, seorang pemimpin
suku Mongol. Prestasiprestasi luar biasa Yung Lu telah lama menjadi topik
pembicaraan di tengah keluarganya saat dia tumbuh besar. Setiap kali Yung Lu
berkunjung menemui ayahnya, Willow muda akan mencari alasan untuk terus
menemani. Dia sudah jatuh cinta pada Yung Lu sebelum bertemu dengannya.
Kelak, Willow akan mengungkapkan padaku bahwa aku telah menjadi objek
yang dipelajarinya sebelum dia mengawali hubungannya dengan suaminya.
Bahkan, aku adalah satusatunya topik yang menarik hatinya tiap kali Yung Lu
datang berkunjung. Dia akan menanyakan banyak hal, dan terkesan oleh
jawabanjawaban yang diberikannya. Dia mengungkapkan bahwa minat yang
sama akan dirikulah yang mengarahkan mereka untuk saling menulis surat,
berteman, dan akhirnya, menemukan rasa yang lebih mendalam akan diri satu
sama lain. Willow satusatunya orang tempatnya berbagi rahasia.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Baru ketika Willow menolak banyak peminanglah, Yung Lu menyadari rasa
cintanya. Kesetiaan dan keterbukaan yang ditunjukkan Willow telah
menyentuhnya. Yung Lu akhirnya melamar, dan gadis itu menerimanya. Yung
Lu sadar dia tak akan mampu menjaga hubungan yang sehat bersama istrinya
jika dia terus menemuiku pada audiensi.
Willow tak berhasil menutupi kepurapuraannya terhadapku. Kali pertama kami
bertemu, aku merasa seolah seseorang telah mengintip ke dalam jiwaku. Ada
rasa pemahaman yang aneh dan misterius di antara kami berdua.
Bertahuntahun kemudian, Willow akan mengingat sambutanku pada pesta
pernikahannya. Dia mengingatku sebagai orang yang hangat dan jujur. Dia
menanyakan bagaimana caraku bersikap begitu tenang. Aku katakan padanya
bahwa aku telah berlatih memerankan lakon di panggung kehidupan. Begitu
pula denganmu ujarku padanya.
Yung Lu tak dapat menutupi perasaannya di hadapan istrinya. Dia berusaha,
tetapi tak bisa memberi Willow yang diinginkan hatinya. Rasa bersalah selalu
tampak dari sikapnya. Sikap menghindarnya dari diriku dan permohonan
maafnya yang berlebihlebihan, membuat Willow merasa lebih buruk.
Aku menenggak cukup banyak arak di pesta itu. Kurasa aku berusaha
melupakannya. Aku mengenakan gaun sutra emas bersulam burungburung
phoenix. Rambutku digelung ke papan tipis dan ditata membentuk awan. Li
Lienying menata awannya dengan jepit rambut giok warna biru tua.
Antinganting burung phoenixku berwarna biru muda. Aku ingin menyenangkan
hati Yung Lu, tetapi aku tak bisa terus berpurapura riang. Pikiran tak bisa
menemuinya lagi, membuatku mabuk dan menangis. Aku merasa begitu pusing
dan mual, hingga aku harus berlari keluar dan muntah di semaksemak.
Pada saat memalukan dan putus asa itulah, Willow mendatangi dan duduk di
sampingku, menawarkan simpatinya. Dia tak mengungkapkan padaku apa yang
kukatakan padanya pada malam itu. Aku yakin telah bersikap kasar dan jahat
padanya. Li Lienying yang mengatakan padaku setelahnya bahwa Willow
menggenggam tanganku dan tak membiarkan orangorang yang tampak usil
mendekatiku.
Itulah awal mula pertemananku dengan Willownya Yung Lu. Tak pernah sekali
pun dia menyebutkan rahasia suaminya. Rasa harunya terhadap penderitaanku
mengalahkan rasa cemburunya. Sikap persahabatan yang dia tunjukkan adalah
dengan memastikanku tahu bahwa suaminya tak pernah berhenti mencintaiku
hingga akhir hidupnya.
Mustahil untuk tak mencintaimu, Anggrekjika aku boleh memanggilmu
dengan nama itu, ujar Willow, dan aku tahu mengapa Yung Lu mencintainya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sebagai balasannya, aku ingin melakukan hal yang sama untuk Willow. Ketika
dia kembali ke Peking untuk melahirkan anak perempuannya setahun
kemudian, aku menyambutnya. Kehidupan gurun yang keras telah
menggelapkan warna kulitnya dan keriput telah mewarnal keningnya. Dia tetap
bersikap ceria, tetapi tak dapat menutupi rasa gelisahnya: Iklim gurun telah
mengakibatkan Yung Lu menderita sakit paruparu kronis.
Kukirimkan berkantongkantong ramuan herbal ke Sinkiang, bersama dengan teh
terbaik, daging yang di keringkan, dan berbagai jenis kacang kedelai yang di
awetkan. Aku membiarkan Willow tahu bahwa dia dapat selalu
mengandalkanku.

17

AKU SUDAH DUDUK di depan cermin sejak pukul tiga dini hari. Kubuka mataku
dan kulihat papan lebar yang menyangga rambutku membuat kepalaku tampak
bagai jamur raksasa.
Apa kau menyukainya, Tuan Putri? tanya Li Lien-ying.
Ya, cukup. Mari kita selesaikan segera. Aku bangkit berdiri supaya dia bisa
mulai membantuku mengenakan jubah resmi istana yang berat dan
berlapislapis.
Aku tak terlalu menaruh perhatian akan penampilanku akhirakhir ini. Pikiranku
begitu sibuk mengurusi Rusia di Utara, India Inggris di Barat, Indocina Prancis di
Selatan, dan Jepang di Timur.
Sejumlah negara dan wilayahtermasuk Korea, Kepulauan Ryukyu, Annam, dan
Burmayang telah mengirimkan perwakilan dan upeti pada kami pada masa
kekuasaan Tung Chih, semakin jarang mengirimnya, dan tak lama bahkan
berhenti sama sekali. Kenyataan bahwa Cina sudah tak mampu menuntut
kembali hakhak istimewanya menunjukkan bahwa posisi kami semakin lemah.
Dari setiap pembelotan yang terjadi, pertahanan luar kami pun melemah.
Aku kini berharap agar Guru Weng berhenti menampilkan sikap ketulusannya
yang tak ada gunanya, dan mulai lebih mempersiapkan Guanghsu untuk
memegang tampuk kepemimpinan. Dengan kurangnya keluwesan dan
kecerdikan, Nuharoo dan aku tak sanggup mengambil langkah kepemimpinan
yang dibutuhkan saat begitu banyak masalah mengepung kami dari segala sisi.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tampaknya tak ada seorang pun yang mengerti bahwa negeri kami telah
mengarah pada kejatuhan semenjak berabadabad lalu. Cina seperti orang yang
berpenyakit dan tengah sekarat, hanya saja baru sekarang ini kebusukan
tubuhnya mulai tampak.
Seperti singa lapar, Jepang telah bersembunyi di semaksemak, menantikan
waktu untuk menyerang. Pada masa lalu, kami meremehkan tingkat
kelaparannya. Kami telah bersikap terlalu baik terhadap tetangga kami yang
kecil dan miskin sumber daya dari zaman dahulu. Jika saja kutahu bahwa Kaisar
Meiji dari Jepang telah menghasut bangsanya untuk menyambar dan merampas
kami, aku pasti akan mendorong Dewan Istana untuk hanya memusatkan diri
membangun pertahanan.
Sepuluh tahun sebelumnya, pada 1868, sementara aku memusatkan tenagaku
untuk membangun sekolahsekolah dasar di pedesaan, Kaisar Jepang telah
menjalankan reformasi menyeluruh, mengubah sistem feodalnya menjadi
masyarakat kapitalis modern yang kuat. Cina tak menyadari artinya, saat
Jepang mulai menekan untuk meluaskan wilayahnya, dimulai dari pulaupulau
utamanya di Utara hingga Formosa di Selatan. Formosa, yang disebut bangsa
Mandarin sebagai Taiwan, selama ini merupakan negara kepulauan yang
membayarkan upeti pada Kaisar Cina selama beratusratus tahun. Pada 1871,
ketika beberapa pelaut dari Kepulauan Ryukyu dibunuh di sana oleh orangorang
yang kemungkinan besar bandit setempat, pihak Jepang menggunakan kejadian
itu sebagai alasan untuk ikut campur.
Birokrasi kerajaan dan kenaifan kami sendiri telah menjatuhkan kami ke dalam
perangkap konspirasi Jepang. Awalnya, kami berusaha menjelaskan bahwa
pihak kami tak patut disalahkan, tetapi Biro Urusan Luar Negeri kami
memberikan tanggapan yang sembrono terhadap tuntutan Jepang agar segera
dilakukannya pembenahan: Kami tak bisa bertanggung jawab atas tindakan
orangorang barbar yang di luar batas. Pesan itu diterjemahkan oleh pihak
Jepang sebagai undangan untuk mengambil alih negara kepulauan itu.
Tanpa adanya peringatan, tentara Jepang melancarkan serangannya, menuntut
pembalasan atas nama penduduk Kepulauan Ryukyu.
Sudah telat ketika gubernur provinsi kami di sana menyadari bahwa dia tidak
hanya telah membiarkan pihak Jepang menggantikan posisi kami di Ryukyu,
tetapi juga telah menghapuskan hak otorisasi kami atas Pulau Taiwan yang
memanjang sejauh 250 mil, yang sangat vital bagi kami.
Setelah perdebatan dan penundaan yang berlangsung selama berharihari,
Dewan Istana menyimpulkan bahwa Cina tak dapat menyaingi kekuatan militer
baru Jepang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Akhirnya, kami harus membayar 500.000 tael pada Jepang sebagai uang ganti
rugi, hanya untuk menerima berita lebih buruk enam tahun kemudian, saat
Jepang menerima penyerahan diri Kepulauan Ryukyu secara resmi.
Pihak Inggris juga berusaha mengambil kesempatan dari setiap kejadian yang
datang. Pada 1875, seorang penerjemah Inggris, AR Margary terbunuh di
Provinsi Barat Daya Yunnan. Margary sedang menemani suatu ekspedisi untuk
menyelidiki rute perdagangan dari Burma ke Pegunungan Yunnan, Kweichow,
dan Szechuan, provinsiprovinsi yang kaya akan sumber daya mineral dan bijih
tambang. Pihak asing tak mengacuhkan tanda peringatan bahaya akan
pemberontakan kaum Muslim. Penerjemah itu diserang secara tibatiba dan
dibunuh oleh bandit atau para pemberontak.
Perwakilan Inggris, Sir Thomas Wade, memaksa Cina untuk mengeluarkan suatu
traktat baru. Kukirim Li Hung-chang, yang saat itu menjabat sebagai raja muda
dari Provinsi Chihli, untuk bernegosiasi. Konvensi Chefoo ditandatangani, yang
dengannya, beberapa pelabuhan dengan terpaksa dibuka lagi untuk kebutuhan
perdagangan negaranegara Barat, termasuk kota asalku, Wuhu, di Sungai
Yangtze.
Dengan rambut terjalin dalam kepangan panjang di punggungnya, Li Hungchang
yang berusia lima puluh lima tahun, datang memohon ampunan. Dia
mengenakan jubah istana hitam, dengan sulaman lambanglambang
keberuntungan dan keberanian berwarna cokelat dan merah. Meski kurus,
posturnya tegak dan raut mukanya serius. Dia memiliki kulit terang khas orang
Selatan, dan mata sipitnya memancarkan kecerdasan. Hidungnya tampak
panjang pada wajahnya yang bagai pahatan, dan bibirnya tersembunyi di balik
janggutnya yang tercukur rapi.
Pihak Inggris berusaha mengirim ekspedisi baru dari India menuju Burma untuk
menekankan garis perbatasan orangorang Burma dan Cina, Li Hungchang
melaporkan sembari berlutut.
Apa kau menyiratkan bahwa Burma telah diduduki oleh Inggris?
Tepat, Yang Mulia.
Aku meyakini bahwa jika aku memperoleh kesetiaan dari para raja muda, aku
dapat mewujudkan stabilitas Cina. Melawan nasihat Dewan Istana, aku
meneruskan penunjukan Li Hungchang sebagai pejabat provinsi terpenting
Cina. Li akan memangku jabatan yang sama di Chihli selama dua puluh tiga
tahun.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dengan sengaja, aku tak mengacuhkan fakta bahwa Li sudah melewati batas
waktu dalam pergiliran jabatan ke bagian lain kerajaan. Sudah menjadi niatku
untuk membiarkannya menambah kekayaan, koneksi, dan kekuasaannya. Aku
mendukung rencana Li menata ulang dan memodernisasi kekuatan militer di
Utara, di bawah nama Angkatan Bersenjata Baru, yang digosipkan orang
sebagai Angkatan Bersenjata Keluarga Li. Aku sadar sepenuhnya bahwa para
panglima perang mengabdi secara langsung pada Li Hungchang, bukannya pada
Kaisar.
Kepercayaanku pada Li Hungchang kudasarkan pada penilaianku terhadap
dirinya selaku orang yang menjunjung nilainilai Konfusius. Sementara
sebaliknya, dia memercayaiku karena telah kubuktikan padanya bahwa aku tak
akan mengabaikan kesetiaannya begitu saja. Dalam pandanganku, satusatunya
yang bisa ditawarkan oleh Dewan Istana hanyalah kepastian penghargaan atas
kepercayaan dan kesetiaan yang diberikan rakyatnya. Aku yakin bahwa seorang
pemberontak kemungkinan besar tak akan mulai memicu pemberontakan jika
saja dia diberikan kuasa penuh atas satu provinsi. Tidak saja aku memberikan
Li keleluasaan untuk memimpin, tetapi juga membuatnya ingin mengabdi
padaku.
Hal ini merupakan bisnis yang menguntungkan bagi kami berdua. Keuntungan
yang diperoleh Li merupakan sumber utama bagi pendapatan pajak Cina. Pada
1875, pemerintah kami sudah bergantung secara penuh pada Li Hungchang.
Sebagai contoh, ketika prajurit Li mengawasi pengangkutan garam ke Peking,
yang membuatnya bisa mengawasi pelaksanaan monopoli garam, aku menerima
aliran pemasukan darinya untuk mencegah Cina dari kebangkrutan.
Li Hungchang tak pernah meminta Dewan Istana untuk mendanai tentaranya.
Itu tak berarti bahwa dia membayar para tentaranya dari harta simpanannya
sendiri. Sebagai usahawan andal, dia menggunakan simpanan uang daerahnya
sendiri. Aku yakin dia menghabiskan banyak harta untuk menyuap para
Pangeran Manchu yang akan merintangi jalannya. Li juga menyediakan banyak
lapangan kerja bagi negara, hingga jika bangkrut, perekonomian negeri pun
akan segera menyusul. Meyakini bahwa Cina harus melakukan perbaikan secara
meluas, Li membangun pabrikpabrik senjata, galangan kapal, pabrik batu bara,
dan rel kereta api. Dengan persetujuan dan dukungan dariku, dia juga
mendanai layanan pos dan telegram pertama Cina, sekolah teknologi pertama,
dan sekolah bagi penerjemah bahasa asing.
Aku tak mampu meloloskan proposal Li untuk membangun angkatan laut
pertama Cina karena sebagian besar pejabat Istana menolak untuk menerima
pemahamannya akan betapa mendesaknya proyek tersebut. Pengeluarannya
terlalu besar adalah alasan penolakan yang resmi. Li Hungchang dituduh
menakutnakuti negara demi mendapatkan pendanaan dari pemerintah untuk
kekuatan angkatan bersenjata pribadinya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Suratsurat keluhan dari kubu konservatif, terutama dari TopiBesi Manchu, terus
berdatangan. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Li Hungchang untuk
menyenangkan mereka. TopiBesi mengeluhkan bahwa Li Hungchang mengambil
bagian keuntungan mereka, dan mereka mengancam akan membalasnya. Jika
saja Li Hungchang tidak melakukan transaksi urusannya secara tertutup dan
belum menanam kakitangannya di manamana, dia sudah akan dibunuh dengan
mudahnya. Tetap saja, dia diperas atas tuduhan menerima keuntungan dari
kontrak dagang dan suap dari pengusaha asing. Pihak konservatif
memperingatkanku bahwa hanya masalah waktu bagi Li untuk merancang
kudeta dan merebut takhta Kerajaan.
Li Hungchang punya caranya sendiri untuk melawan Dewan Istana. Dia tinggal
di luar Kota Peking dan mendatangi ibu kota hanya ketika meminta izin untuk
meluaskan bisnisnya. Saat Li Hungchang sadari bahwa dia membutuhkan suara
politis di Istana, dia membangun persekutuan dengan temantemannya yang
berkuasa, baik dari bangsa Manchu maupun Cina Han. Selain Pangeran Kung, Li
memiliki kenalan gubernur di beberapa provinsi kunci. Persekutuan
terpentingnya adalah dengan Gubernur Kanton, Chang Chihtung, yang
membangun tempat pengecoran besi modern terbesar di Cina. Li membuat
kesepakatan dengan Gubernur Kanton: bukannya memesan material untuk
pembangunan relnya dari perusahaanperusahaan asing, dia mengalihkan
pesanannya ke Kanton. Kedua lelaki itu disebut sebagai Li si Utara dan Chang
si Selatan.
Aku menerima kehadiran mereka berdua dalam audiensi pribadi. Keduanya
pantas mendapatkan kehormatan itu, tetapi itu juga karena aku menyadari
pentingnya melibatkan diri. Sudah begitu banyak insiden terjadi, dengan diriku
menjadi orang terakhir yang tahu.
Semua gubernur menyadari bahwa persetujuanku di Istana mempunyai nilai
penting, dan memenangkan persetujuanku telah menjadi bagian penting dari
politik Istana. Sebagai akibatnya, orangorang berusaha merebut perhatianku,
yang mengarah pada aksi penjilatan dan ketidakjujuran. Meskipun kebohongan
yang berlebihlebihan tak akan berhasil melewati akal sehatku, sekali waktu aku
tak bisa menghindar dibodohi.
Orangorang berubah, kukatakan pada anak angkatku pada masa reses
pertemuan Istana. Kemunduran Kerajaan Manchu merupakan contoh nyata
terbaik.
Guanghsu belajar dengan cepat. Suatu hari dia bertanya mengapa Li Hungchang
memberiku berbagai hadiah, seperti berkotakkotak sampanye dari Prancis yang
baru saja dikirim.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Untuk menjaga hubungan
membutuhkan perlindungan.

dengan

pihak

penguasa,

jawabku.

Dia

Apa Ibu senang dengan hadiahhadiah itu? tanya Guanghsu. Bagaimana


dengan sikat dan pasta gigi yang dikirimnya dari Inggris? Tidakkah Ibu lebih
menginginkan vas antik Han atau barangbarang cantik lainnya? Kebanyakan
wanita begitu.
Aku lebih senang dengan pasta dan sikat giginya. jawabku. Dan aku
terutama suka dengan tulisan tangan Li yang menerangkan cara kerjanya.
Sekarang aku bisa melindungi gigiku dari kerusakan, sekaligus merenungkan
bagaimana cara melindungi negara dari kerusakannya sendiri.
Aku mendesak agar Guanghsu menghadiri audiensi pribadiku dengan Li
Hungchang dan Chang Chihtung. Anakku baru tahu bahwa akulah yang
mengangkat Chang menjadi Gubernur Kanton setelah dia mendapatkan
peringkat pertama dalam ujian pegawai kerajaan sewaktu mudanya.
Guanghsu bertanya pada Chang, Apa kau belajar sekeras aku?
Gubernur berdeham dan menatapku, memohon pertolongan.
Kalau kau mau mengetahui yang sejujurnya, Guanghsu, ujarku tersenyum,
kautahu, dia mesti bersaing dengan ribuan murid untuk memenangkannya,
sementara kau
Sementara aku menang tanpa harus berkeringat. Guanghsu paham. Aku bisa
meminta guru nilai yang kuinginkan, dan dia akan memberikannya padaku.
Yah, Paduka Yang Mulia pantas mendapatkan keistimewaan. Gubernur
membungkuk.
Kautahu nilainilai baikmu tidak nyata, aku terdorong untuk menanggapi
anakku.
Itu tak sepenuhnya benar, Ibu, Guanghsu mendebat. Aku berkeringat secara
berbeda. Anakanak yang lain bisa bermain karena mereka tak punya tanggung
jawab mengurusi negara.
Itu tepat sekali, Yang Mulia. Kedua gubernur itu mengangguk dan tersenyum.
Saat Guanghsu berusia sembilan tahun, dia menunjukkan dedikasi yang
mengagumkan terhadap peran Kaisar. Dia bahkan meminta diberikan minuman
lebih sedikit pada pagi hari agar dia tak perlu pergi untuk buang air kecil saat
menghadiri audiensi. Dia tak ingin ketinggalan apa pun.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Pendidikannya menyertakan pelajaranpelajaran Barat. Untuk kali pertamanya


dalam sejarah Istana, dua guru berusia dua puluhan dipekerjakan. Mereka
lulusan sekolah bahasa asing Peking dan dipekerjakan untuk membantu
mengajari Kaisar bahasa Inggris.
Aku senang mendengarkan Guanghsu belajar. Guru-guru muda itu berusaha
menjaga wajahnya tetap tenang saat dia salah menyebutkan kata. Keriangan
tampaknya merupakan penyemangat terbaik. Aku ingat bagaimana guruguru
Tung Chih menghilangkan kesenangan belajar, dengan terlalu berusaha
mendisiplinkannya. Ketika Pangeran Kung berniat mengenalkan Tung Chih pada
budaya Barat, seorang guru senior protes dengan mengundurkan diri, dan guru
yang lain mengancam akan bunuh diri.
Mimpiku untuk Tung Chih diwujudkan melalui Guanghsu. Guru Weng
mengenalkan dirinya pada ide tentang alam semesta, dan Li Hungchang serta
Chang Chihtung memberikan padanya pengetahuan tentang dunia, yang
diperoleh mereka dari pengalaman langsung. Li Hungchang juga mengirimkan
Guanghsu bukubuku Barat yang telah dialihbahasakan, yang juga disukai Chang.
Bukubuku itu menceritakan kisahkisah pada Kaisar Muda yang akan
membantunya berurusan dengan pedagangpedagang asing, diplomat,
misionaris, dan pelaut di Kanton.
Aku tak setuju dengan penekanan Guru Weng terhadap sastra klasik Cina. Karya
klasik itu terlalu banyak berkutat pada dongeng dan fatalisme. Guanghsu
harus mempelajari keadaan rakyatnya yang sebenarnya, desakku.
Aku merasa begitu bersyukur dengan kemajuan Guanghsu, hingga aku
mengundang penanam bunga peoni dan krisan datang ke istana untuk
memeriksa tanah di tamanku. Aku tak sabar menanti ketika aku bisa
menghabiskan harihariku yang hanya disibukkan dengan urusan bertanam
bunga.
Ketika Guanghsu berulangulang menyatakan keinginannya untuk mengabdikan
hidupnya melayani Nuharoo dan aku, aku merasa jengah. Nuharoo meyakini
bahwa itu tak ada kaitannya dengan traumanya pada masa kecil. Dia diajarkan
kerendahhatian oleh gurugurunya, itu saja, Ujarnya.
Naluriku mengatakan bahwa saudariku telah merusak sesuatu dalam diri anak
itu, sesuatu yang belum kami ketahui. Aku juga mencurigai perananku dalam
masalah ini. Seberapa terganggunya Guanghsu ketika dia direnggut dari rumah
keluarganya? Betapa pun buruknya, tetap itu merupakan rumahnya. Istana
memberinya kehidupan yang berarti, tetapi dengan menerima tekanan yang
begitu hebat. Aku tak pernah berhenti mempertanyakan diri sendiri. Jika
ditinggalkan sendiri, akankah Guanghsu tumbuh menjadi pemuda manja yang

http://ac-zzz.blogspot.com/
malas seperti anggota Kerajaan Manchu lainnya? Hak apa yang kumiliki untuk
menentukan jalan hidup anak ini?
Sekitar umur empat puluh lima, aku menjadi tak yakin akan hidup yang kupilih
untuk diriku sendiri. Saat kali pertama memasuki Kota Terlarang, aku tak
pernah meragukan keinginanku untuk tinggal di sana. Sekarang aku merasa
begitu banyak hal yang kuhilangkan dan yang terampas dari hidupku
kebebasan berkelana, hak mencintai, dan yang paling utama, hak menjadi diri
sendiri.
Aku takkan pernah melupakan perayaan Tahun Baru Cina di Wuhu. Aku
menikmati saat panen; beras segar, kacang kedelai garam dan panggang, serta
sayurmayur petik. Semua gadis berkumpul bersama dengan jajanan mereka,
dan menonton pertunjukan opera lokal. Aku rindu mengunjungi kerabat dan
temanteman. Meskipun aku dilimpahi kemewahan dan tugastugasku sering kali
mendapatkan ganjaran yang setimpal, kemegahan Kerajaan juga berarti
kesendirian dan hidup dalam cengkeraman rasa takut akan aksi pemberontakan
dan pembunuhan.
Kematian Tung Chih telah mengubah pandanganku terhadap kehidupan. Aku
tidak merindukan sosok dirinya sebagai kaisar, aku merindukan menggenggam
kakikaki mungilnya dalam telapak tanganku saat dia lahir, atau kali pertama
dia menyunggingkan senyum ompongnya. Aku rindu membawanya ke taman dan
memandangnya berlarian bebas. Hal yang paling senang dilakukannya adalah
membentuk ranting pohon Willow menjadi pecut kuda mainan. Aku merindukan
halhal yang tak menyangkut dirinya selaku kaisar, tetapi pada waktuwaktu
kebersamaan yang pernah kami miliki.
Kematian Tung Chih telah merampasku dari kebahagiaan, dan aku bertekad
untuk mencegah Guanghsu dari perampasan yang sama. Aku mencegah apa pun
yang dapat mengakibatkan penyesalan di kemudian hari, atau setidaknya itulah
yang kupikirkan. Aku merasa tak yakin bahwa aku telah membebaskan diri dari
hal itu.
Aku ingin melihat Guanghsu menjadi kaisar atas kehendaknya sendiri, bukan
aku. Aku ingin melihat dirinya menjadi seorang lelaki dewasa sebelum menjadi
seorang penguasa. Aku tahu ajaran Cina tak akan banyak membantunya, tetapi
aku berharap pelajaran Barat akan dapat memberinya kesempatan itu.
Kehadiranku di audiensi dan kesibukan Nuharoo dengan upacaraupacara
keagamaannya sering kali meninggalkan Guanghsu di tangan para kasim usai
pelajaran sekolahnya. Di kemudian hari, aku akan mengetahui bahwa sebagian
pelayan Guanghsu telah bersikap begitu kejam. Aku sudah menduga bahwa
kematian Antehai akan menggelisahkan kaum kasim, menimbulkan rasa

http://ac-zzz.blogspot.com/
ketidakamanan, bahkan memancing kemarahan mereka. Namun, aku tak
pernah mengharapkan ekspresi pembalasan seperti ini.
Di belakangku, kasimkasim membungkus Guanghsu yang berusia sembilan tahun
dengan selimut tebal dan menggelindingkannya di atas hamparan salju. Selimut
itu membuat tubuhnya banjir keringat, tetapi tangan dan kakinya yang tak
tertutup menjadi beku. Ketika aku curiga dengan batuk kronisnya, para kasim
menyembunyikan informasi hingga aku menyelidiki sendiri dan menemukan
kebenarannya.
Kesehatannya tetap rentan, dan para kasim terus-terusan mengerjai bocah itu
atas kematian Antehai. Tak semua kasim bermaksud mengerjai Guanghsu,
tetapi sikap takhayul dan tradisi kuno yang masih mereka percayai
memengaruhi cara mereka mengurusnya. Sebagai contoh, mereka meyakini
sepenuhnya bahwa kelaparan dan dehidrasi merupakan metode umum dari
perawatan kesehatan.
Yang tak bisa kumaafkan adalah mereka yang dengan sengaja tak menyediakan
tempat buang air Guanghsu pada waktunya, dan yang menertawakan dan
mempermalukan dirinya saat dia membasahi celananya. Orang-orang kejam ini
kuhukum dengan keras.
Sayangnya, tindakantindakan jahat itu dilakukan seolaholah hal yang biasa.
Kemudian, akulah yang disebut sebagai penyiksa dan kejam.
Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri, bahkan setelah kasimkasim itu
mendapatkan hukumannya. Penderitaan Guanghsu sungguh menyakitkanku. Aku
mulai meragukan keputusanku menjadikan dirinya sebagai kaisar. Tronisnya,
para Pangeran Manchu selalu menginginkan agar takdir memilih putraputra
mereka untuk menduduki posisi Guanghsu.
Para kritikus, sejarawan, dan ilmuwan masa depan akan menyebutkan bahwa
Guanghsu menjalani kehidupan normal hingga saat aku, bibinya, merusaknya.
Kehidupan Guanghsu di Kota Terlarang disebut sebagai pencabutan'. Dia
terusmenerus tersiksa oleh wanita pembunuh yang keji dan dikatakan juga
bahwa dia menjalani hidup seperti seorang tawanan dalam penjara hingga
ajalnya.
Meskipun kenyataannya aku tidak mengadopsi Guanghsu karena cinta, perasaan
cintaku perlahan tumbuh padanya. Aku tak dapat menjelaskan bagaimana
terjadinya, pun mengapa aku perlu menjelaskannya. Penebusan diri adalah
yang kutemukan dari diri anak itu. Siapa pun yang pernah menjadi seorang ibu
atau yang pernah kehilangan seorang anak, akan mengerti apa yang terjadi
antara Guanghsu dan aku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku ingat bahwa Guanghsu masih terlalu kecil untuk menyadari niatku saat aku
mengajarinya dengan memberi contoh, bahwa memimpin negara kami yang
luas harus dilakukan dengan tindakan seimbang. Kusiratkan bahwa memberikan
kepercayaan kepada para menterinya tak akan cukup untuk mengamankan
kedudukannya sebagai satusatunya penguasa Cina. Adalah orangorang seperti Li
Hungchang dan Chang Chihtung, yang akan mengapungkan atau
menenggelamkan kapalnya. Aku biarkan Guanghsu menyaksikan bagaimana
aku memainkan kedua lelaki itu melawan masingmasing, saat aku mengubah
istana menjadi pentas hidupnyata.
Pada suatu audiensi Oktober, Li Hungchang tampak begitu hanyut dengan
proposalnya, untuk menghapuskan sistem sekolah Cina kuno dan
menggantikannya dengan model Barat. Sebagai pengimbang antusiasmenya,
kugunakan Chang Chihtung. Sebagai produk dari sistem tradisional Jepang,
Chang selalu menekankan pentingnya mendidik jiwa sebelum raganya.
Pada audiensi ini, sebagaimana yang telah kuramalkan pada Guanghsu, Li
tibatiba merasa diserang. Itulah caraku untuk membuatnya memikirkan ulang
pendekatannya, jelasku pada Guanghsu kemudian. Tindakanku memanggil
Chang adalah untuk mengingatkan Li Hung-chang bahwa dia bukanlah
satusatunya orang yang diandalkan Istana.
Taktik manipulasi semacam itu bukanlah sesuatu yang ingin kuajarkan pada
anakku, tetapi itu merupakan hal yang diperlukan untuk ketahanannya sebagai
kaisar. Guanghsu mewarisi Kerajaan Tung Chih yang rapuh, dan aku merasa
sudah tugaskulah untuk mempersiapkannya menghadapi hal terburuk.
Sebagaimana bunyi suatu perkataan, Iblis yang tak dapat menyakitimu adalah
Iblis yang tak kaukenal. Kerusakannya akan lebih parah jika anak itu dikhianati
oleh orangtua atau walinya sendirisebuah pelajaran yang kudapatkan dari
kematian Tung Chih.

18

SUHU UDARA TIBATIBA merosot tajam, dan air dalam jambangan besar di
pekarangan luar balairung terlapisi es. Di dalam, tungku penghangat ruangan
menyala merah di tiap sudut ruangan. Nuharoo dan aku merasa lega telah
memperbaiki jendelajendela kami. Celahcelah jendela telah ditutupi untuk
memastikan tak masuknya embusan angin barat laut. Para kasim juga telah
mengganti tiraitiranya. Tirai sutra tipis digantikan oleh tirai beledu tebal.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Begitu Guanghsu kunilai mampu, aku berbicara dengan Guru Weng dan
membuat ruangan kelasnya serupa audiensi. Bukan hal yang mudah bagi
anakku. Gurunya akan membantunya mencerna apa yang dia lihat dan
dengarkan. Sering kali topiknya terlampau rumit untuk dipahami seorang anak.
Untuk membuatnya berhasil, aku menyediakan waktu untuk mempersiapkan
Guanghsu menghadapi diskusi mendatang.
Apakah urusan Rusia untuk melindungi Sinkiang? tanya Guanghsu mengenai
situasi pada 1871, ketika kekuatan Kekaisaran Rusia telah bergerak jauh
memasuki hutan belantara kami di barat Sinkiang, ke wilayah yang disebut Ili,
mengambil dari nama sungainya.
Rusia pergi ke sana atas kepentingan Kerajaan kami untuk meneegah Ili
menjadi negara Muslim yang merdeka, jawabku. Namun, kami tak
mengundang orangorang Rusia itu.
Maksudmu mereka mengundang diri mereka sendiri?
Benar.
Guanghsu berusaha mengerti. Tetapi ... bukankah pemberontakan kaum
Muslim berhasil ditumpas? Dia menunjuk ke peta, dan telunjuknya
menyusurinya. Kenapa orangorang Rusia itu masih di sini? Kenapa mereka tak
juga kembali ke tempat asalnya?
Kami tak tahu, ujarku.
Bukankah Yung Lu berada di Singkiang? desak anakku.
Aku mengangguk.
Apakah dia telah melakukan sesuatu untuk mengusir orangorang Rusia itu?
Ya, dia telah meminta pada tetangga Rusia kami yang murah hati untuk
mengembalikan Ili.
Dan?
Mereka menolaknya.
Kenapa?
Kukatakan pada Guanghsu bahwa aku juga tak bisa menjelaskannya. Tak sama
halnya seperti Tung Chih, setidaknya Guanghsu mengerti bahwa Cina tidak
memiliki posisi yang kuat dalam perundingan. Guanghsu berusaha keras
memahami keputusan yang harus segera dia ambil, tetapi sering kali itu

http://ac-zzz.blogspot.com/
mustahil. Anak itu tak mampu memahami mengapa Cina harus menjalani
negosiasi diplomatik yang begitu panjang dan melelahkan dengan pihak Rusia,
jika hanya untuk menyerah pada akhirnya. Dia tak akan mengerti mengapa
traktat atas namanya yang baru saja dia tanda tangani, pada Februari 1881,
memaksakan pembayaran sembilan juta rubel pada Rusia untuk wilayah Cina
sendiri.
Aku mulai melihat perubahan sikap Guanghsu menghadapi audiensi. Dia berada
di bawah tekanan terus-menerus dan begitu menderita. Ketika dia mendengar
kabar buruk, bisa kurasakan ketegangannya dan melihat ketakutan terlukis di
wajahnya. Aku bersalah karena telah bergabung dengan para menteri yang
mengeluhkan dengan tak sabar, menantikan saat kematangan Guanghsu untuk
mulai mengambil tanggung jawab.
Tak lama, ini bukan lagi menjadi pengalaman belajar semata bagi Guanghsu.
Terguncang setiap harinya, suasana hati dan kesehatannya terpengaruh secara
negatif. Namun, pilihanku hanyalah antara menutupnutupi kenyataan yang
melingkupi dirinya ataukah membiarkannya hidup dalam kenyataan. Apa pun
pilihannya, tetap saja keduanya terasa begitu kejam. Ketika kami memanggil
Menteri Urusan Pertanian untuk menjelaskan ramalannya akan hasil panen
tahun mendatang, Guanghsu lepas kendali. Dia merasa bertanggung jawab
secara pribadi ketika menteri meramalkan kekurangan panen yang besar akibat
banjir dan kekeringan.
Kini sebagai anak remaja, Guanghsu cukup menunjukkan kebulatan tekad dan
disiplin diri. Aku senang melihatnya tak memiliki keinginan untuk bermainmain
ke sana kemari dengan para kasim, dan tak berniat menyelinap keluar dari
istana untuk minumminum. Dia sepertinya lebih senang menyendiri. Dia akan
menyantap makanannya sendirian dan tampak tak nyaman jika ditemani. Saat
makan bersama Nuharoo dan aku, dia duduk dengan diam dan menyantap apa
pun yang terhidang di meja. Kesedihanku atas kehilangan Tung Chih sangat
memengaruhinya sehingga Guanghsu memastikan sikapnya akan selalu
menyenangkanku.
Aku ingin bisa memberi tahunya akan perbedaan antara sikap seriusnya dalam
pelajaran dan kemurungannya yang makin mengganggu. Meskipun
pengalamanku memberi tahuku bahwa audiensiaudiensi harian bisa menjadi
beban yang begitu berat, aku tak menyadari bahwa bagi seorang anak, ia bisa
menjadi racun.
Tak sabar membawanya pada kedewasaan, aku mengabaikan kemungkinan
telah merampas masa kanakkanaknya. Sikap Guanghsu yang tampak senang
telah mengelabuiku. Baru di kemudian harilah, dia mengakui dirinya takut tak
mampu memenuhi keinginanku terhadap dirinya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak mengatakan pada Guanghsu bahwa kalah hanyalah suatu cara untuk
mempelajari caranya menang. Aku takut mengulang kesalahan yang sama
dengan Tung Chih. Terlalu memanjakan dan enggan bersikap keras merupakan
salah satu faktor yang telah mengakibatkan kematian anakku. Tung Chih berani
melawan karena dia tahu bahwa dia tak perlu takut kehilangan kasih sayangku.
Guanghsu mematuhi aturan protokol dan tata cara Istana yang ketat. Guru
Weng selalu mengawasinya agar tak menyalahgunakan hakhak istimewanya.
Dengan demikian, Guanghsu telah berubah menjadi tawanan Istana. Baru di
kemudian hari, kuketahui bahwa tiap kali para menteri menyampaikan
masalahnya pada anak itu, dia akan menjadikannya sebagai masalahnya
pribadi. Dia jadi begitu malu pada diri sendiri akan ketidakmampuannya
memecahkan masalahmasalah kerajaan.
Sekitar 1881, kondisi kesehatanku menurun. Aku kehilangan siklus menstruasiku
dan kembali mengalami kesulitan tidur. Aku mengabaikan rasa lelahku dan rasa
panas yang tibatiba menjalariku, dan berharap ia akan hilang dengan
sendirinya. Pada saat rakyat sedang merayakan ulang tahunku yang keempat
puluh enam pada November, aku tengah terbaring sakit. Aku membutuhkan
waktu lebih lama untuk bangkit dan berganti pakaian, dan aku harus meminum
teh ginseng untuk menjaga kekuatanku. Walaupun demikian, aku tetap
menghadiri audiensi dan mengawasi pelajaran Guanghsu. Aku menyarankan
pada Guru Weng untuk mengenalkan Kaisar dengan orangorang dari luar ibu
kota.
Guanghsu memberikan audiensi pribadi dengan para gubernur dari dua puluh
tiga provinsi. Para gubernur senior yang diangkat oleh mendiang suamiku,
Kaisar Hsien Feng, sangat berterima kasih. Aku turut menghadiri setiap
audiensinya dan merasa senang bisa bersua kembali dengan temanteman lama.
Kami sering kali harus berhenti untuk mengeringkan air mata kami.
Pada awal musim dingin, aku sudah benarbenar lelah. Dadaku sesak dan terasa
berat, dan aku menderita diare yang parah. Suatu pagi, aku jatuh pingsan di
tengahtengah audiensi. Dengan mengenakan gaun istana emasnya, Nuharoo
membesukku esok paginya. Itu kali pertama aku melihatnya dengan tatanan
rambut membungkusi papan hitam berbentuk huruf V, penuh dengan perhiasan
dan ornamen. Aku memuji penampilannya dan memintanya memimpin
audiensi. Nuharoo menyetujui, sebelum menambahkan, Tetapi jangan
berharap aku mau jadi budak.
Selama bertahuntahun, aku tak memiliki keleluasaan untuk bangun pada
tengah hari. Selagi musim dingin berganti semi, tenagaku perlahan kembali.
Menghabiskan hari di bawah sinar matahari, aku bekerja di taman. Aku teringat
akan Yung Lu dan mencemaskan kondisinya tinggal di wilayah bagian Muslim

http://ac-zzz.blogspot.com/
yang jauh. Aku telah menulis surat padanya, tetapi tak juga menerima
jawaban.
Guanghsu menyempatkan diri menemuiku usai audiensi dan membawakanku
makan malam. Dia telah tumbuh tinggi, dan tampak begitu manis dan lembut.
Dengan penuh perhatian, dia menyuguhkan sepotong ayam panggang ke atas
piringku dan bertanya apakah aku menikmati bungabunga camelia yang baru
bermekaran.
Aku menanyakan Guanghsu apakah dia ingin merasakan kehidupan di luar Kota
Terlarang, dan juga apakah dia merindukan kedua orangtuanya. Ayah dan Ibu
diizinkan untuk datang mengunjungiku kapan pun, balasnya. Tetapi mereka
belum juga datang.
Mungkin kau harus mengundang mereka.
Dia menatapku sejenak, kemudian menggeleng. Aku tak tahu apakah dia
memang tak memiliki keinginan untuk bertemu dengan mereka, ataukah takut
menyingung perasaanku. Komentarkomentarku tentang saudariku dulu pasti
telah memengaruhi sikapnya. Meski aku tak pernah bermaksud
menjelekjelekkan Rong dengan sengaja, aku juga tak memiliki katakata yang
baik tentangnya.
Kutanyakan pada Guanghsu apakah dia mengingat saat kematian sepupunya,
Tung Chih, dan bagaimana perasaannya ditunjuk sebagai penggantinya.
Aku tak ingat banyak tentang Tung Chih, ucap Guanghsu. Membahas malam
kepergiannya dari rumah dulu, dia mengingat berada dalam dekapan Yung Lu.
Aku ingat wajah gelapnya dan hiasanhiasan pada kancing seragamnya.
Kancingnya terasa dingin di kulitku. Aku merasa janggal. Aku ingat saat itu
benarbenar gelap-gulita. Dia menatapku tajam dan menambahkan, Aku ingat
merasa senang menunggangi kuda dengan para Pemegang Panji.
Kau terlalu baik, Guanghsu, ujarku, lega tetapi tetap merasa bersalah. Pasti
mengerikan sekali ditarik dari tempat tidur hangatmu dan dari tidur pulasmu.
Aku minta maaf karena telah memaksamu menjalaninya.
Ada maksud di balik awal mulaku yang kacau, pemuda itu berujar dengan
suara seperti orang tua.
Aku mendesah, sekali lagi terkesan oleh kepekaannya.
Kehidupan yang baik tak memerlukan pencarian dalih, peneguhan keyakinan
ataupun penjelasan, sementara yang buruk begitu memerlukannya. Guanghsu
tersenyum. Tiga saudaraku meninggal karena ibuku. Aku akan jadi yang

http://ac-zzz.blogspot.com/
berikutnya, jika saja Ibu tak mengadopsiku. Dia bangkit dan memberiku
lengan kanannya. Kami
berjalan menuju taman. Dia sudah setinggi alis mataku dan tampak kurus
dalam jubah satin kuningnya. Gerakannya Mengingatkanku akan sepupunya.
Aku yakin saudariku tak bermaksud membawa celaka, ujarku.
Ibu sangat sakit. Ayahku bilang bahwa dia sudah menyerah.
Istri Pangeran Kung mengatakan pada Nuharoo bahwa ayahmu sudah pindah,
dan kini tinggal bersama selir kelimanya. Betulkah itu?
Sayangnya, betul.
Apakah Rong akan baikbaik saja?
Ibu terjatuh dari tempat tidurnya dan mematahkan pinggulnya sebulan lalu.
Dia menyalahkan pada tabib atas kesakitannya. Aku tak seharusnya
mengirimkan Tabib Sun Paotien.
Kenapa tidak? Apa yang terjadi?
Dia memukulinya. Setelah diam seJenak, Guanghsu menambahkan, Dia
memukuli siapa pun yang mencoba membantunya. Kadangkadang, aku berharap
dia mati saja.
Maafkan aku.
Guanghsu terdiam dan menyeka matanya.
Aku tak memikirkan untuk menyelamatkanmu ketika mengadopsimu, aku
mengaku. Menyelamatkan dinasti hanya satusatunya hal yang kupikirkan. Tung
Chih memperoleh akhir yang tragis. Aku masih tak bisa memaafkan diriku
sendiri. Aku telah mengecewakannya... dan aku takut akan mengecewakanmu,
Guanghsu.
Pemuda itu jatuh berlutut dan melakukan kowtow. Ibu, aku mohon agar kau
berhenti memikirkan Tung Chih. Aku ada di sini, hidup, dan aku mencintai Ibu.

19

http://ac-zzz.blogspot.com/

PADA APRIL, KABAR NUHAROO pingsan menyebar di Kota Terlarang.


Permaisuri Yang Mulia telah merasa sakit sejak seminggu yang lalu, Kepala
Kasim Nuharoo melaporkan di pertemuan Istana. Leher kurusnya menjulur ke
depan, membuatnya tampak bagai labu masak yang menggantung dari sulurnya.
Dia tak punya selera makan. Dia pergi tidur sebelum kami sempat
menghangatkan seprainya. Keesokan harinya, dia ingin bangun dari ranjangnya,
tetapi tak bisa. Kubantu dia mengenakan pakaiannya, dan ku sadari pakaiannya
basah oleh keringat dingin. Dia menyandarkan berat tubuhnya pada kedua
bahuku saat kami menata rambut dan riasan wajahnya. Dia berhasil memasuki
Balairung Pemeliharaan Jiwa dengan menaiki tandu, tetapi dia sudah tak
sadarkan diri sebelum audiensi dimulai.
Kenapa tak kauberitahu Tabib Sun Paotien lebih awal? tanyaku.
Yang Mulia tak mengizinkannya, jawab kasim.
Pukul empat sore kuberi Yang Mulia beberapa obat untuk mengurangi
sakitnya, Sun Paotien maju dan melaporkan.
Ada apa dengannya? tanyaku.
Kami belum bisa mengetahuinya secara pasti, ujar Tabib. Bisa jadi ada
masalah pada hatinya atau akibat flu.
Yang Mulia mendesak agar kondisinya tetap dirahasiakan, Kepala Kasim
berpesan. Setelah lima hari, dia mengusir pergi para tabib. Tuan Putriku
mengalami kejangkejang semalam. Badannya terkunci di atas lantai. Bola
matanya terbalik ke dalam, dan busa keluar dari mulutnya. Sebelum tabib tiba,
Yang Mulia tak bisa mengendalikan tubuhnya. Aku harus menyampaikan bahwa
Tabib Sun Paotien tak membantu.
Kasimkasim itu terusterusan membolakbalik tubuh pasienku seperti penari
akrobat, protes Tabib.
Hanya itu caranya agar menjaga tubuhnya tetap kering! Kasim Nuharoo
membalas.
Pasienku sedang mengalami kejang! Tabib yang lembut itu mulai kehilangan
kesabarannya.
Kita seharusnya mendatangi biksu di kuil terlebih dulu. Kasim itu
memukulmukuli kepala dengan kepalan tangannya. Doadoanya dikenal manjur
untuk membuat orang yang sekarat bangkit dan berjalan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kuhentikan cerocosan
melanjutkannya.

kasim

itu

dan

meminta

Sun

Paotien

untuk

Rekanrekanku dan aku menemukan bahwa napas Yang Mulia tersumbat oleh
lendir yang ada. Kami sudah berusaha mencari cara untuk menghisapnya
keluar.
Itu tak berhasil! semua kasim mulai mengngis serempak.
Aku bertanya kenapa belum diberi tahu.
Tuan Permaisuri menginginkan pihak Istana, terutama Anda, untuk tak diberi
tahu. Dia meyakini bahwa dirinya akan segera membaik.
Apa kau punya buktinya?
Ini. Kasim itu merogoh sakunya dan menyodorkan selembar kertas lecek.
Permaisuri menandatangani perintahnya. Air mata dan ingus telah
mengumpul di ujung hidung kasim itu dan menetes. Dia sembuh secara ajaib
kali terakhirnya. Jadi, kami pikir dia akan pulih dari serangan ini.
Kali terakhirnya? Apa maksudmu? Apa ini pernah terjadi sebelumnya?
Benar. Kali pertama adalah ketika Permaisuri berusia dua puluh enam tahun,
kemudian saat dia berumur tiga puluh tiga. Kali ini aku takut dia tak akan
bertahan.
Ketika aku bergegas mendatangi istana Nuharoo, suara tangis memenuhi udara.
Pekarangannya disesaki oleh orang. Melihat kedatanganku, kumpulan orang itu
memberi jalan. Aku tiba di sisi ranjang Nuharoo dan menemukan dirinya hampir
terkubur oleh bungabunga gardenia segar. Tabib Sun Paotien berada di
sampingnya.
Sungguh mengejutkanku melihat bagaimana penyakit telah mengubah
penampilannya. Alis matanya berbentuk simpul besar dan mulutnya jatuh ke
samping. Napasnya berat, dan ada suara degukan dalam tenggorokannya.
Ambil bungabunganya, perintahku.
Tak ada satu pun pelayan yang bergerak.
Bagaimana dia bisa bernapas dengan tumpukan bunga menindih dadanya?
Para kasim menjatuhkan diri. Itu yang diinginkan Yang Mulia.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Nuharoo, bisikku.
Dia tak dapat mendengarmu, ujar Tabib.
Bagaimana bisa seperti ini? Selama bertahuntahun dia tak pernah sakit,
bahkan untuk satu hari pun!
Tugastugasnya di Istana melelahkannya, Tabib menjelaskan. Dia mungkin
tak akan bertahan melewati malam ini.
Beberapa menit kemudian, Nuharoo membuka matanya. Kau tiba pada
waktunya, Yehonala, ucapnya. Aku bisa berpamitan.
Adaada saja, Nuharoo. Aku membungkuk. Ketika kusentuh bahunya yang
kurus dan pucat, air mataku tumpah.
Kubur aku dengan bungabunga gardeniaku, ujarnya. Pihak Istana akan
menguburkanku dengan cara mereka. Kau harus memastikan agar aku tak
dibohongi dalam kematianku.
Apa pun yang kau inginkan, Nuharoo. Tetapi kau takkan mati.
Caraku adalah satusatunya, Yehonala.
Oh, sayangku Nuharoo, kau berjanji takkan berusaha mencari jalan untuk
mengakhiri hidupmu.
Memang tidak. Dia memejamkan matanya. Seorang kasim menyeka wajahnya
dengan handuk. Aku tak akan menyerah karena aku tak mau mempermalukan
diriku sendiri.
Mempermalukanmu bagaimana?
Ingin kutunjukkan... bahwa aku sama baiknya dengan dirimu.
Tetapi kau memang begitu, Nuharoo.
Itu kebohongan yang payah, Yehonala. Kau senang karena aku tak akan
merintangi jalanmu lagi selama lamanya.
Tolonglah, Nuharoo
Kau bisa perintahkan kasim untuk menyingkirkan sapusapu mereka sekarang.
Apa maksudmu?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kau bisa mengumpulkan daundaun yang gugur, menumpuknya setinggi yang
kau mau di pekarangan. Masa bodoh dengan nodanoda di lantai marmernya.
Aku mendengarkan, dan terisak.
Buddha ada di sisi lain, menantiku.
Nuharoo
Dia mengangkat tangannya. Hentikan, Yehonala. Kematian sangat buruk. Aku
tak punya apaapa lagi.
Aku menggenggam tangannya. Tangannya dingin dan jemarinya terasa seperti
kumpulan sumpit.
Ada kehormatan, Nuharoo.
Kaupikir aku peduli.
Telah kaukumpulkan begitu banyak kebajikan, Nuharoo. Kehidupanmu
selanjutnya akan sungguh baik.
Aku telah hidup di dalam temboktembok ini Suaranya mengambang. Hanya
angin debu dari gurun melewati Perlahan, dia mengalihkan pandangannya ke
langitlangit. Empat kilometer tembok dan dua ratus lima puluh ekar telah jadi
duniaku dan duniamu, Yehonala. Aku tak akan memanggilmu Anggrek. Aku
telah berjanji pada diri sendiri.
Tentu saja tidak, Nuharoo.
Tak perlu lagi berlatih protokol... tingkah laku konyol yang tak ada
habisnya Dia berhenti untuk mengambil napas. Hanya telinga terlatih yang
bisa membedakan arti sesungguhnya dari kata yang terbungkus emas... arti itu
tersembunyi di balik kilau kuningnya.
Tentu, Permaisuri Nuharoo.
Setengah jam kemudian, Nuharoo memerintahkan agar ditinggalkan berdua
denganku.
Ketika tinggal kami berdua dalam ruangan, aku menarik dua bantal tebal dan
mendudukkannya. Lehernya, rambutnya, dan jubah dalamannya basah oleh
keringat.
Maukah kau, dia memulai, memaafkanku?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Untuk apa?
Untuk... membuat Hsien Feng meninggalkanmu.
Aku bertanya apakah maksudnya para selir yang dia undang masuk untuk
menggoda Hsien Feng selama masa kehamilanku.
Dia mengangguk.
Kukatakan padanya untuk tak mengkhawatirkan masalah itu. Hanya menunggu
waktu hingga Hsien Feng meninggalkanku.
Aku akan dihukum dalam kehidupan selanjutnya jika kau tak memaafkanku,
Putri Yehonala.
Baiklah, Nuharoo, kumaafkan kau.
Juga, aku merencanakan keguguran janinmu. Dia tak mau berhenti.
Aku tahu. Tetapi, kau tak berhasil.
Air mata menetes dari ujung matanya. Kau sungguh baik, Yehonala.
Tolong, jangan lagi, Nuharoo.
Tetapi masih ada lagi yang ingin kuakui.
Aku tak ingin mendengarnya.
Aku harus, Yehonala.
Besok saja, Nuharoo.
Aku mungkin tak akan ... punya kesempatan.
Aku berjanji akan datang kembali besok pagi.
Namun, dia tetap meneruskannya. Aku ... memberikan izin atas pembunuhan
Antehai.
Suaranya nyaris tak terdengar, tetapi perkataannya sangat menusukku.
Katakan kau benci aku, Yehonala.
Aku memang membencinya, tetapi aku tak sanggup mengucapkannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Bibirnya bergetar. Aku harus pergi dengan pikiran yang jernih.
Dia meremas jemariku. Raut wajahnya begitu sedih dan tak berdaya. Mulutnya
membuka dan mengatup seperti ikan yang kehabisan air.
Berikan maafmu, Yehonala.
Aku tak yakin memiliki hak untuk memaafkan. Kulepaskan tanganku dari
genggamannya. Istirahatlah, Nuharoo. Aku akan menemuimu besok.
Dengan sepenuh tenaga, dia berteriak, Kepergianku tak akan bisa diulang!
Aku menarik diri dan berjalan ke arah pintu.
Kau telah menginginkan kepergianku, Putri Yehonala, aku tahu itu.
Aku berhenti dan membalikkan badan. "Benar, tetapi aku berubah pikiran. Kita
berdua memang tak pernah menjadi rekan terbaik, tetapi tak bisa kubayangkan
tak punya rekan sama sekali. Aku sudah terbiasa denganmu. Kau adalah iblis
berengsek paling menyedihkan yang kukenal!"
Seulas senyum lemah terukir di wajah Nuharoo dan dia bergumam, "Aku benci
kau, Yehonala."
Nuharoo meninggal keesokan harinya. Usianya empat puluh empat tahun. Katakata terakhirnya padaku adalah, "Dia tak menyentuhku." Aku terkejut karena
aku yakin maksudnya adalah Kaisar Hsien Feng tak tidur bersamanya pada
malam pernikahan mereka.
Kuikuti perintah Nuharoo akan pemakamannya, dan kuselimuti dia dengan
bunga-bunga gardenia. Peti jenazahnya diangkut ke situs makam Kerajaan dan
dia tempatkan di sisi suami kami. Untungnya saat itu April, musim bagi bunga
gardenia. Aku tak menemui kesulitan mengangkut berton-ton bunga dari
Selatan. Upacara perpisahan dilangsungkan di lautan bunga gardenia di
Balairung Penyembahan Buddha, dihadiri oleh ribuan orang. Ratusan karangan
bunga dengan berbagai bentuk dan ukuran tiba dari seantero negeri. Kasimkasim menumpuknya, memenuhi seisi ruang balairung.
Kesukaan Nuharoo pada bunga gardenia baru kuketahui. Tanaman ini bukan
tanaman yang umum di Peking; ia populer di selatan Cina. Dari para kasimnya,
kuketahui bahwa Nuharoo belum pernah melihat gardenia sebelum sakitnya
yang terakhir. Dia telah meminta agar bunga-bunga gardenia itu ditanam
mengelilingi makamnya, tetapi dia diberi tahu bahwa tanaman itu tak akan
bertahan menghadapi cuaca Utara yang keras. Dan tanah gurun tak cocok bagi
mereka.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Nuharoo juga telah mengejutkanku dengan perasaan yang dipendamnya. Aku


ingat betapa gembiranya dia ketika kali pertama aku bertemu dengannya pada
usianya yang keenam belas. Dia meyakini bahwa dunia di luar adalah tempat
yang tak ada artinya dibandingkan dengan "Kemegahan di dalam Kota
Terlarang". Aku hanya bisa membayangkan bagaimana gembiranya Nuharoo jika
dia bepergian ke Selatan dan melihat dengan kedua matanya sendiri hamparan
rumput hijautanah bunga gardenia.
Dua ribu biksu Buddha menghadiri upacara pemakamannya. Mereka merapal
doa seharian penuh. Guanghsu dan aku menanti hingga malam untuk "upacara
arwah", ketika arwah Nuharoo dikatakan naik ke Surga. Para kasim menaruh
lilin pada kapal-kapalan kertas dan mengapungkannya di Sungai Kun Ming.
Guang-hsu berlari menyusuri tepi daratan, mengikuti lilin-lilin yang terapung.
Aku duduk di atas bongkahan batu besar di tepi sungai. Dengan pelan, aku
membacakan puisi untuk mengantarkan Nuharoo dalam perjalanannya menuju
Surga.
Gardenia memenuhi pekarangan, bebas dari debu
Dengan merayapi sulur berbentuk trompet,
harumnya menguak;
Dengan lembut, mereka menyegarkan hijau musim semi
Perlahan mereka menyebar wanginya, sekuntumsekuntum.
Kabut tipis menyembunyikan jalur berkelok dari pandangan,
Dari jalur berselimut gardenia, menetes embun dingin segar.
Namun, siapakah yang akan merayakan
genangan ini dalam lagu?
Tersesat dalam mimpi, dalam kedamaian,
pujangga itu pun mengawali tidur panjangnya.
Berita luar negeri menyebutkm bahwa kematian Nuharoo misterius dan
mencurigakan, serta menduga bahwa akulah yang membunuhnya. Sudah
diketahui umum bahwa Tzu Hsi penyebab kematian rekannya, sebuah harian

http://ac-zzz.blogspot.com/
Inggris terkemuka menyebutkan. Dia memutuskan untuk membunuhnya karena
dia tepergok oleh Nuharoo sedang bermesraan dengan aktor utama suatu
opera.
Aku masih sanggup tak mengacuhkannya, hingga saat Tung Chih dibawabawa ke
dalam cerita itu. Dia Melakukannya Lagi: Yehonala Mengorbankan Putranya
Sendiri di Atas Altar Ambisinya! bunyi tajuk utama sebuah harian Inggris, dan
kisah itu akhirnya juga diangkat oleh harian Cina. Artikel itu menyebutkan,
Ketika Kaisar Tung Chih sakit parah, ibunya, alihalih memastikan anaknya
memperoleh perawatan kesehatan yang baik, dia membiarkan penyakitnya
menjalari badannya yang lemah. Akankah kita memiliki alasan untuk
menyangsikan bahwa dia mampu berbuat hal yang sama terhadap rekannya
sesama Wali Kaisar? Koran lain menggemakan cerita serupa, Yehonala
tampak begitu bersungguhsungguh dalam merancang kematian dini anaknya
dan Nuharoo. Semua orang di Istana mengetahui bahwa Tung Chih dan Nuharoo
tak akan hidup hingga usia tua.
Aku merasa tak berdaya. Untuk menjustifikasi pendudukan bangsa asing
selanjutnya di Cina, aku harus dibuat menjadi monster.
Tak dapat dimengerti bahwa Yehonala tidak mengetahui berita memalukan
yang tengah mengemuka, tentang putranya dan Nuharoo, satu terjemahan
Cina menyebutkan, dan akibat yang fatal dari eksploitasi berita tersebut. Dia
memiliki kekuasaan untuk melarang semakin merebaknya berita tersebut,
tetapi dia tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.
Hari demi hari, pengumbar fitnah dari berbagai belahan dunia menumpahkan
racun bisanya: Kita bisa lihat betapa Janda Kaisar tak memiliki rasa belas
kasih terhadap anaknya, dan betapa haus dirinya akan kekuasaan. Bagi gadis
muda dari provinsi termiskin Cina, tak ada harga yang terlalu tinggi untuk
mempertahankan cengkeramannya sebagai penguasa tunggal di Kerajaan
Langit.
Aku memimpikan Yung Lu akan datang untuk membelaku. Aku menangis di atas
pusara Tung Chih dan berjalan pulang pada tengah malam melewati Balairung
Pemeliharaan Jiwa layaknya hantu. Pada pagi hari saat audiensi, aku sudah tak
bisa menahan emosi dan aku pun akan terisak seperti anak ingusan. Guanghsu
akan menyodorkan saputangannya, hingga dia sendiri mulai menangis.

20

http://ac-zzz.blogspot.com/
AHLI STRATEGI DAN pebisnis andal, Li Hungchang, mengatakan padaku bahwa
Cina bukanlah tengah menghadapi ancaman perang yang tak terhindari,
melainkan kami sebenarnya telah lama memasuki pertempuran itu. Selama
seminggu, Istana hanya membahas ambisi Prancis di provinsiprovinsi batas
selatan kami, termasuk Vietnam, yang semenjak lama dikuasai Cina, sebelum
orangorang Vietnam memperoleh kemerdekaan semunya pada abad
kesepuluh.
Tak lama setelah kematian suamiku pada 1862, Prancis menduduki Vietnam
Selatan, atau Cina Cochin. Sama halnya seperti Inggris, Prancis juga berniat
membuka perdagangan di provinsiprovinsi barat daya dan telah mengincar
untuk menguasai Sungai Merah yang bisa dilayari di Vietnam Utara. Pada 1874,
Prancis mendesak Raja Vietnam untuk menerima traktat menganugerahinya hak
istimewa sebagai penguasa wilayah, yang selama ini secara tradisi dinikmati
oleh Cina. Tanpa sepengetahuan Prancis, Raja Vietnam tetap mengirimkan
upeti pada anakku sebagai ganti atas jaminan perlindungan.
Untuk menjaga keutuhan wilayah Vietnam di selatan, kuanugerahi kebebasan
terhadap mantan pemimpin pemberontakan Taiping dan mengirimnya untuk
melawan Prancis. Sang Pemberontak terlahir di wilayah itu dan menganggapnya
sebagai tanah kelahirannya. Dia berjuang dengan gagah berani dan berhasil
menahan laju Prancis. Namun, ketika Raja wafat, pihak Prancis merundingkan
traktat baru dengan penggantinya, yang menyatakan, Vietnam mengakui dan
menerima protektorat Prancis.
Sebagai tanggapan atas ultimatum kami selaku pihak Kekaisaran, Prancis
meluncurkan serangan militer mendadak. Karena kami tak mempersiapkan diri
berperang, perbatasan barat daya wilayah kami belum sempat diperkuat
ataupun dipersiapkan. Pada Maret 1884, Li Hung-chang datang untuk
melaporkan bahwa seluruh kota utama di Vietnam telah jatuh ke tangan
Prancis.
Dewan Istana terpecah dalam menghadapi krisis itu. Publik melihat bahwa
perselisihan itu terjadi dalam menentukan cara terbaik untuk menghadapi
agresi Prancis. Akan tetapi, di balik permukaannya, perselisihan itu
sesungguhnya disebabkan oleh semakin lebarnya jurang antara dua golongan
politik: pihak konservatif TopiBesi Manchu dan pihak progresif, yang dipimpin
oleh Pangeran Kung dan Li Hungchang.
Kutanyakan pada Guanghsu, yang baru saja menginjak empat belas tahun,
bagaimana perasaannya menghadapi situasi itu, dan dia menjawab, Sampai
sekarang aku belum tahu.
Aku tak yakin apakah anakku sedang merendah atau tidak. Berbulanbulan
dipaksa mengikuti audiensiaudiensi Istana sepertinya telah membuatnya letih.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dia tampak bosan dan tak bersemangat. Guanghsu telah mengatakan padaku
setengah bercanda bahwa dia lebih memilih bermain catur daripada menghadiri
audiensi. Ketika kukatakan padanya bahwa dia harus menjalani tugas yang
dibebankan padanya, Guanghsu menjawab, Aku berusaha menempelkan
tubuhku di kursi naga.
Aku berusaha menyemangatinya. Kau sedang menyelamatkan negaramu,
Guanghsu.
Aku belum mencapai apaapa. Aku hanya mendengarkan argumen yang sama
setiap harinya.
Saat itulah, baru kuketahui bahwa Guanghsu telah mangkir dari audiensinya
selama aku sibuk mempersiapkan pemakaman Nuharoo. Hal itu sangat
memukulku, melebihi jika kuterima berita jatuhnya kota di Vietnam.
Aku tak tahu apa lagi yang harus kulakukan untuk menanamkan kesadaran akan
prioritas penting tugasnya selaku Kaisar. Suatu hari saat makan siang,
kuterangkan posisi kami di sehelai serbet, menggambar sebuah segitiga
melambangkan Dewan Istana yang terbagi dengan Kaisar terimpit di tengah.
Aku berusaha tak terlalu menekannya. Aku ingat bagaimana Tung Chih memilih
kabur walau tampak menurut. Aku ingat rasa benci dan kesalnya yang
terdengar dari suaranya. Kukatakan pada diri sendiri untuk mendidiknya dengan
mengikuti cara Guanghsu, dan bukan diriku.
Hal pertama yang kulakukan adalah melepaskan Guanghsu dari tugas resminya
menjalani upacara penghormatan arwah leluhur sesuai dengan ajaran
Konfusius. Meski aku menyetujui dengan Dewan Istana bahwa arwah Tung Chih
memerlukan panjatan doadoa panjang dan serangkaian ritual demi kenyamanan
dan keamanan rohnya, aku menyadari bahwa Guanghsu juga perlu istirahat.
Aku tak ingin Guanghsu hidup di bawah bayang-bayang Tung Chih. Akan tetapi,
Dewan Istana melihat naiknya takhta Guanghsu seperti itu. Tanpa pengawasan
Nuharoo,
aku
mulai
membengkokkan
aturan.
Beberapa
menteri
mempertanyakan tindakanku, tetapi sebagian besar pejabat kerajaan
memahami ketika kukatakan, Saat Guanghsu berhasillah, baru arwah Tung
Chih akan tenang.
Paman Pangeran Ts'eng mengancam akan bunuh diri jika aku setuju untuk
membiarkan orangorang asing tinggal dan berdagang di Cina, Guanghsu
melaporkan. Dia telah meminta ayahku untuk bergabung dengannya dalam
mendanai Boxers.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku sudah sangat paham akan gerakan Boxers, gerakan orangorang desa dengan
akar dari budaya tradisional Cinaatau begitulah yang dikatakan oleh
pemimpin mereka. Secara perlahan, jumlah mereka terus bertambah.
Sayangnya, kuberitakan pada anakku, misi Boxers adalah membunuh
orangorang asing,
Apa Ibu sekarang berada di pihak Pangeran Kung? tanya Guanghsu.
Aku mendesah.
Ayahku orang yang mengadaada, Guanghsu melanjutkan. Puisipuisi dan
kaligrafinya dipampang di manamana.
Pangeran Ch'un menginginkan Cina tetap tertutup. Bagaimana pendapatmu?
Aku setuju dengan Pangeran Kung, Guanghsu menjawab. Kemudian sambil
menatapku tajam, dia berkata, Aku tak mengerti kenapa Ibu menyuruhku
diam saat aku membiarkan Dewan Istana mendengarkan pendapatku.
Tugas Kaisar adalah untuk menyatukan Dewan Istana, perlahan kuterangkan.
Baik, Bu, Guanghsu berucap dengan patuh.
Kudengar kau mau menginspeksi angkatan bersenjata baru.
Guanghsu mengangguk. Ya, tentu saja. Li Hungchang sudah siap, tetapi Dewan
Istana tidak memberiku izin untuk menerimanya. Ayahku berpikir bahwa dialah
Kaisar sebenarnya, meski aku yang mengenakan pakaiannya.
Bagaimana pendapatmu mengenai Pangeran Ikuang yang menangani Biro
Urusan Luar Negeri?
Dia sepertinya lebih mampu dari yang lain. Tetapi sebenarnya aku tak terlalu
suka dengannya, atau dengan pamanpamanku yang lain. Guanghsu berhenti
sejenak, kemudian melanjutkan. Sejujurnya, Ibu, aku telah membangun relasi
dengan orangorang di luar-lingkaran Kerajaan. Para pemikir dan pembaru,
orangorang yang tahu bagaimana untuk sungguhsungguh menolongku.
Pastikan kau sudah mengerti akan arti reformasi, jika diterapkan. Aku tak
mau mengakui bahwa aku sendiri tak terlalu mengerti.
Aku sudah tahu, Ibu. Aku sedang berusaha mengerjakan rencana reformasi.
Apa yang akan menjadi dekrit pertamamu?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dekrit pertamaku adalah untuk mencabut hakhak istimewa dari orangorang
yang menikmati gaji pemerintahan tanpa memberi kontribusi apa pun.
Apa kau menyadari besarnya jumlah kelompok ini?
Aku tahu ada ratusan parasit kerajaan yang dibayar karena status mereka
sebagai pangeran dan orang pemerintahan. Ayahku, pamanpamanku, saudara,
dan sepupuku adalah penyokong setia kebijakan ini.
Adikmu, Pangeran Ch'un Junior, sudah menjadi bintang baru dari TopiBesi,
aku memperingatkannya. Kelompoknya bersumpah akan menghancurkan siapa
pun yang mendukung Pangeran Kung dan Li Hungchang.
Aku yang akan mengeluarkan dekrit, bukan Pangeran Ch'un Junior.
Beri dukungan Pangeran Kung dan Li Hungchang, dan jaga hubungan baik
dengan golongan konservatif, aku menyarankan.
Aku sudah siap meninggalkan mereka, Guanghsu berkata dengan tenang.
Melihat kebulatan tekadnya membuatku senang, meski aku tahu tak bisa
mendukungnya lebih jauh.
Kau tak seharusnya meninggalkan mereka, Guanghsu.
Kaisar memutar kepalanya dan menatapku.
Mereka adalah pusat dari kelompok berkuasa Manchu, jelasku. Kau tak
semestinya mengubah relasi sedarahmu menjadi musuh.
Kenapa?
Mereka bisa menggunakan hukum keluarga untuk menurunkanmu dari takhta.
Guanghsu tampak tak yakin. Dia bangkit dari kursinya dan melangkah
bolakbalik mengitari balairung.
Mendanai Gerakan Boxers merupakan salah satu strategi TopiBesi, ujarku,
sambil menghirup teh. Mereka mendapatkan sokongan dari teman kita,
Gubernur Kanton, Chang Chihtung.
Aku tahu, aku tahu, merekalah pemimpin berkuasa dan orangorang yang
membenci, bahkan menentang keras kehadiran semua orang asing. Guanghsu
kembali ke kursinya dan duduk. Dia mengembuskan napas berat.
Aku bangkit untuk menambahkan air hangat ke cangkir tehnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Apakah aku harus memercayai Li Hungchang? tanya Guanghsu. Sepertinya
dia perunding paling berhasil dengan kekuatan asing.
Percayalah padanya, tanggapku. Akan tetapi, ingat bahwa saudaramu Ch'un
juga memiliki kepedulian terhadap Dinasti Manchu ini, tak kurang dari Li Hungchang.
Udara musim semi begitu kering dengan pasir beterbangan oleh tiupan angin
gurun yang kuat. Baru saat memasuki April, angin mulai melembut, dan kini
bertiup sepoisepoi. Di bawah kehangatan matahari, para kasim melepaskan
jubah cokelat musim dingin mereka yang membuat mereka tampak seperti
beruang. Para selir kerajaan pekarangan belakang menukar pakaian mereka
dengan chipaos sepanjang mata kaki, gaun khas Manchu yang menekankan
keindahan tubuh wanita.
Aku rindu berjalanjalan di jalanan Peking di bawah sinar mentari. Sudah lebih
dari seperempat abad, aku tak memiliki kesenangan itu. Pemandangan kota
hanya hadir dalam mimpimimpiku. Aku rindu menyusuri ganggang dan
pekarangan yang di sana pohonpohon fermiana masih menguncup dan
pohonpohon loquat bermekaran dalam gerumbulannya. Aku rindu keranjang
penjual bunga peoni di persimpangan jalan yang ramai. Aku teringat wangi
bungabunga segar dan manisnya aroma pohon kurma.
Kembang pohon willow yang berbentuk bolabola saling mengejar dalam tembok
Kota Terlarang. Kembang ini beterbangan melewati tembok, jendela, dan
mendarat di mejaku saat aku tengah menuliskan hal penting dari
laporanlaporan luar negeri yang baru selesai kubaca.
Guanghsu berada di sampingku. Li Hungchang mengatakan bahwa dia telah
mengirimkan pasukan tambahan ke titik yang bermasalah, tetapi dari yang lain
aku mendengar sebaliknya, ujar Guanghsu, kedua tangannya menangkup dagu.
Tak ada orang lain dalam ruangan. Kami dapat mendengar gema suara kami
sendiri. Kuingatkan pada Kaisar bahwa ada kemungkinan orangorang akan
mengatakan hal apa pun demi mendiskreditkan Li.
Sulit untuk mengetahui siapa yang berkata jujur, Guanghsu menyetujui.
Aku berharap ada orang lain yang bisa kupercaya untuk memberi informasi. Li
Hungchang satusatunya orang yang telah memantapkan kredibilitasnya tanpa
keraguan. Aku menyukainya walaupun tak pernah pada beritaberita yang
dibawakannya. Tiap kali kudengar suara kasimku mengumumkan kedatangan Li,
perutku terasa diaduk. Aku harus berusaha keras untuk menegakkan dudukku
agar aku dapat menahan berita buruk itu di perutku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pada 22 Agustus 1885, pihak Prancis membuka tembakan tanpa peringatan,
tetapi mereka menolak menyebutnya sebagai perang. Pesan dari Li Hungchang
berbunyi, Perahuperahu dan kapalkapal kita dibakar, dan semuanya
tenggelam dalam hitungan menit.
Tangan Guanghsu bergetar pelan saat dia membalikkan halaman kertas.
Persediaan kita sekarang tertahan karena armada laut Prancis memblokade
selat antara Taiwan dan Fukien. Di mana Angkatan Bersenjata Utara Li
Hungchang?
Kaukirimkan mereka untuk menangani Jepang atas masalah
kuingatkan dia kembali. Tentara Li harus bertahan di Utara.

Korea,

Dengan kedua tangan, Guanghsu memegangi kepalanya.


Minumlah teh, Guanghsu, hanya itu yang bisa kukatakan.
Menekan mata dengan jarijarinya, dia berkata, Kita tak sanggup untuk tak
mengurusi Jepang.
Aku setuju. Bagi Jepang, Korea merupakan titik masuk menuju Teluk Pechili,
kemudian ke Peking sendiri.
Guanghsu bangkit dan pergi untuk membaca memorandum Dewan Istana. Apa
lagi yang bisa disarankan Dewan Istana? Menahan diri ... Jangan menyulut
konflik dengan Jepang saat berperang dengan Prancis
Dewan Istana berharap agar Jepang berterima kasih setelah kita membiarkan
mereka mendapatkan Taiwan.
Guru Weng mengatakan bahwa kebaikan dan kendalidiri kami tak seharusnya
diartikan sebagai undangan penyerangan.
Dia tak salah, tetapi
Ibu, Guanghsu menyelaku, apa Ibu tahu bahwa pada minggu ketika Amerika
menandatangani traktat dengan Korea, Guru Weng sampai sakit perut? Dia
berusaha menghukum dirinya sendiri dengan tak makan apa-apa kecuali kulit
keras roti.
Aku mendesah dan mencoba berkonsentrasi. Keterlibatan Amerika hanya
memperumit masalah.
Guanghsu melingkari badannya dengan kedua tangannya, dan duduk kembali.
Kami saling menatap.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ibu, apakah Amerika Serikat menyiratkan bahwa Korea kini menjadi negara
yang setara dan merdeka dari Cina?
Aku mengangguk.
Aku merasa tak enak badan, Bu. Tubuhku mau menelantarkanku.
Aku ingin mengatakan Rasa malu dan menghukum dirisendiri tidak akan
membangkitkan keberanian, tetapi aku hanya membalikkan badanku dan
mulai menangis.
Sebagai Kaisar, kedua putraku tak memiliki cara untuk membebaskan diri.
Guanghsu harus meneruskan mimpi buruk Tung Chih. Aku merasa seperti hantu
yang datang merenggut seorang pengganti agar arwah putranya yang mati bisa
mendapatkan kehidupan yang baru. Aku merasa tanganku sendirilah yang
menarik dan mengeratkan ikatan tali yang mencekik leher Guanghsu.
Siapa lagi yang sedang berusaha menyerang kita? Guanghsu bertanya dengan
nada panik. Aku muak baru diberi tahu setelah kalah dalam perang dan traktat
telah dibuat!
Bukan kesalahanmu kita kehilangan Taiwan, Vietnam, dan Korea, aku
berhasil mengatakan. Sejak 1861, Cina sudah seperti pohon mulberi yang
digigiti habis oleh cacingcacing. Perasaan frustrasimu tak beda dengan yang
dirasakan suamiku,
Katakata nasihatku tidak juga menenangkan Guanghsu. Dia mulai kehilangan
keriangannya. Berbulanbulan kemudian, penderitaan akan menguasainya. Tak
sama seperti Tung Chih, yang memilih untuk meloloskan diri, Guanghsu tak
melakukan apa pun selain bertahan menerima tamparan beritaberita buruk itu.
Li Hungchang berunding dengan Prancis dan Pangeran Kung mengundang Robert
Hart dari layanan bea cukai kami untuk melakukan diplomasi atas nama kami.
Kami beruntung karena pada akhirnya Hart membuktikan dirinya sebagai teman
sejati Cina.
Sebelum akhir musim panas, secara begitu saja kami menyerahkan Vietnam
pada Prancis. Li Hungchang dengan sukarela menanggung malu ini agar Kaisar
bisa menyelamatkan mukanya.
Saat yang menyakitkan datang ketika Guanghsu menyadari bahwa usai
peperangan yang berlarutlarut, penderitaan berkepanjangan, proses
pengambilan keputusan yang majumundur, dan kematian ribuan orang secara
tragis, Cina hanya memperoleh penghapusan beban ganti rugi yang selama ini
diwajibkan oleh Prancis.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Sementara itu, Korea, dengan didanai oleh Jepang, memulai proses reformasi
dengan acuan Barat dan memproklamasikan kemerdekaannya.
Korea adalah ibu jari bagi tangan Cina! pekik Guanghsu di tengahtengah
audiensi.
Benar, Yang Mulia, Dewan Istana menggema.
Kita memang lemah, tetapi tak hancur! Kaisar mengayunkan kepalan
tangannya.
Semua orang bersikap, Biarkan bocah itu memuntahkan amarahnya. Pada
akhirnya, Guanghsu menyepakati resolusi Perang CinaPrancis demi
mengonsentrasikan pertahanan kami di Utara, melawan Jepang.
Sering kali, ketika kabar sampai di Istana, momen untuk bertindak sudah lewat.
Sudah tertulis dengan jelas pada hukum dinasti bahwa pemegang kekuasaan
harus mendapatkan penghormatan tinggi dan etika mesti diikuti secara kaku,
tetapi aku terpaksa menyesuaikan hukum dengan tuntutan situasi yang
berubahubah. Otonomi yang lebih luas telah membawa efisiensi dan hasil yang
baik pada berbagai kesempatan. Sering kali, inisiatif ini datang dari Li
Hungchang, yang berusaha sekuat kemampuannya untuk menahan laju Jepang.
Dalam kekuatan yang dikirim Li Hungchang ke Korea, terdapat seseorang yang
akan segera memainkan peran pentingnya dalam panggung politik Cina.
Namanya adalah Yuan Shihkai, seorang pemuda dua puluh tiga tahun berbadan
besar, yang ambisius dan memiliki keberanian besar. Ketika golongan
proJepang merencanakan kudeta pada Desember 1884 di suatu perjamuan
seremonial di Seoul, Yuan selaku Komandan garnisun menjadikan Raja Korea
sebagai sandera setelah perkelahian sengit di pekarangan istana, dan berhasil
membungkam orangorang Jepang dan para pengikutnya dari Korea.
Tindakan militer Yuan Shihkai yang begitu tangkas dan percaya diri mencegah
jatuhnya Korea ke tangan Jepang. Karena jasanya itu, Guanghsu memberinya
penghargaan. Selain mendapatkan promosi lompatperingkat, Yuan diangkat
sebagai utusan Cina di Seoul.
Traktat hasil negosiasi Li Hungchang dengan pihak Jepang pada 1885 menuntut
agar kedua negara menarik mundur pasukannya dari Korea. Traktat itu juga
menjelaskan bahwa pihak ketiga akan memimpin reformasi di Korea, dan
bahwa Cina dan Jepang diperbolehkan turut serta dengan menawarkan bantuan
militer mereka, hanya jika telah memberi tahu satu sama lain. Lima tahun
kemudian, utusan Korea akan datang ke Peking dan melakukan kowtow
layaknya seorang pengikut di hadapan Guanghsu. Hal itu memberi ketenangan

http://ac-zzz.blogspot.com/
pada anakku meskipun kami berdua tahu hanya menunggu waktu saja sebelum
kami akan kehilangan kendali lagi.
Sementara itu, aku menyarankan Guanghsu untuk menerima proposal Li
Hungchang untuk meningkatkan status Taiwan dari wilayah distrik Fujian
menjadi satu provinsi yang berdiri sendiri. Jika sudah tak terhindari bagi kami
untuk kehilangan pulau itu, setidaknya tindakan yang diambil bisa memberi
kami penghargaan lebih. Dekrit Guanghsu pada 1887 menyatakan bahwa
Taiwan akan menjadi provinsi kedua puluh Negara Cina, dengan IbuKota
Taipei! dan bahwa upaya modernisasi Taiwan akan melibatkan pembangunan
rel kereta dan layanan pos pertama. Kami hanya membodohi diri kami sendiri.

21

SEMALAM TURUN SALJU. Meskipun tak berat, hujan salju itu berlangsung hingga
pagi. Ini minggu yang sungguh berat. Kepalaku rasanya habis dipukuli, dan kini
membengkak. Guru Weng telah memberi Kaisar dan aku pengenalan intensif
mengenai transformasi Jepang melalui reformasi politik. Guru Weng
menjelaskan lebih mendalam mengenai pentingnya kebebasan berekspresi.
Pendapat umum yang memandang kalangan ilmuwan sebagai kaum
pemberontak harus diubah. Janggut abuabu sang guru menggantung di depan
dadanya bagai tirai, membuatnya tampak bagai Dewa Dapur. [ Zao Shen atau
Dewa Dapur adalah dewa rumah tangga yang penting dalam keyakinan Cina.
Gambar dirinya biasa terpajang pada komporkompor dalam rumah. Dipercaya
dapat membawa kekayaan bagi penghuni rumah dan melindungi mereka dari
roh jahat. ] Kita harus mencontoh Jepang.
Pertamatama, aku akan melarang tindakan menghukum para pengusung
paham yang beda. Guanghsu tampak bersemangat.
Tetapi bagaimana cara kau meyakinkan Dewan Istana? aku bertanya padanya.
Kita semua harus ingat bahwa Dinasti Manchu dibangun atas kekuasaan
militer. Para leluhur kita mengamankan kedudukan mereka dengan
menyingkirkan dan membantai semua penentangnya.
Ibu. Anakku beralih padaku. Kau adalah anggota senior dari klan kerajaan
dan memiliki kewenangan besar. Dewan Istana bisa menolakku, tetapi akan
sulit bagi mereka untuk menolakmu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku berjanji akan membantu. Di hadapan Dewan Istana, aku memberikan izin
bagi proposal Guru Weng, yang akan memperkenalkan reformasi gayaJepang.
Akan tetapi, di balik gerbang Kota Terlarang, aku menyatakan kekhawatiran
pribadiku pada Guru Weng. Kukatakan padanya bahwa aku kurang memercayai
kualitas pemikiran para ilmuwan kami, terutama pada kelompok yang
menamakan diri Mingshih, pemilik kebijaksanaan. Reputasi mereka lebih
dikenal sebagai pembual dan pencari kesenangan pribadi. Sebagai gadis kecil
yang besar di Wuhu, aku ingat mengenali orangorang semacam itu sebagai
temanteman ayahku. Mereka menghabiskan harihari mereka mendeklamasikan
puisi, membahas filsafat, menyanyikan lagu opera, dan minumminum. Mereka
dikenal sering mengunjungi teater dan perahu kembangrumah pelacuran
yang mengambang.
Aku lebih mencemaskan akan agresi Jepang yang kian meluas dan mendorong
Kaisar untuk bekerja sama dengan Li Hungchang dalam membangun Biro
Angkatan Laut untuk mengawasi urusanurusan kelautan. Aku meminta
Guanghsu untuk mengawasi secara pribadi aliran dana Kerajaan bagi
penyediaan armada kapal dan persenjataan untuk perang.
Tantangan terbesarku datang dari kemarahan yang ditunjukkan para anggota
kerajaan Manchu terhadap pemotongan penerimaan tahunan mereka. Untuk
mendiamkan mereka, kutunjuk Pangeran Ch'un sebagai penanggung jawab biro
yang baru. Kemampuan lelaki itu tak sepantar dengan saudaranya, Pangeran
Kung, yang sangat cerdas. jika harus memilih, aku akan lebih senang bekerja
sama dengan Pangeran Kung. Namun, Pangeran Kung telah membuat satu
kesalahan besar, yang membuatnya tersingkir. Pangeran Ch'un kurang cakap
dalam berbagai hal, tetapi dia adalah ayah dari sang Kaisar dan aku tak punya
kandidat lain. Menyadari kekurangannya, aku menunjuk Li Hungchang dan
Tseng Chitse, anak dari Tseng Kuofan, sebagai penasihatnya, mengetahui
bahwa mereka akan memenuhi peranannya dengan baik.
Sejarawan masa mendatang akan menyebutkan penunjukan Pangeran Ch'un
sebagai bentuk pembalasanku atas Pangeran Kung, dan sebagai satu contoh lain
yang membuktikan kehausanku akan kekuasaan. Kenyataannya adalah Pangeran
Kung merupakan korban dari politik dalamIstana kaum Manchu. Pandangan
liberalnya menjadikan dia sasaran empuk tidak hanya bagi TopiBesi, tetapi juga
bagi saudarasaudaranya yang iri padanya, termasuk pula Pangeran Ch'un dan
Pangeran Ts'eng.
Pada masa konflik dengan Prancis, pihak TopiBesi menganjurkan pada Cina
untuk segera maju berperang. Pangeran Ch'un terdorong untuk menuntut
kekuasaannya pada pemerintahan anaknya. Saat aku mulai terlibat, masalah
Pangeran Kung dengan mayoritas Dewan Istana sudah di luar kendali. Meyakini
bahwa Cina harus menjauhi peperangan, Kung mengambil tindakan sendiri
dengan mengirimkan utusan ke Prancis untuk bernegosiasi. Dengan penilaian
dari Robert Hart akan situasi yang terjadi, Pangeran Kung berhasil meyakinkan

http://ac-zzz.blogspot.com/
Prancis untuk membuat suatu kesepakatan, dan Li Hungchang dikirim untuk
meresmikan persetujuan tersebut.
Ketika hasil kompromi Li mengubah Indocina ke dalam bentuk
protektoratbersama antara Cina dan Prancis, rakyat Cina berang. Pangeran
Kung dan Li Hung-chang dituduh sebagai pengkhianat. Suratsurat mengkritik
keduanya menumpuk di mejaku.
Walaupun mendukung Pangeran Kung, aku tak dapat mencegah semakin
meluasnya konflik di Istana. Kaisar Guanghsu terus ditekan oleh
saudarasaudaranya yang cepat naikdarah dan pemimpin TopiBesi, Pangeran
Ch'un Junior.
Kusadari bahwa satusatunya cara untuk menghindarkan Pangeran Kung dari
masalah adalah dengan memecatnya atas alasanalasan sepele: arogansi,
nepotisme, dan ketidakefisienan. Kuyakinkan saudara iparku bahwa suatu
dekrit pemecatan akan membebaskan dirinya dari dakwaan atas
pengkhianatan.
Dengan marah dan kecewa, Kung mengajukan pengunduran dirinya, dan segera
dikabulkan.
Sementara itu, Li Hungchang tertinggal dalam posisi yang lemah. Untuk
menyelamatkan hidupnya sendiri, dia memilih untuk berpindah haluansuatu
keputusan yang bisa kumengerti dan aku hanya bisa bersimpati untuknya.
Kemudian Pangeran Ch'un menggantikan Pangeran Kung selaku Menteri Kepala.
Negara menerima konsekuensinya akibat kepergian Pangeran Kung, seseorang
yang selama bertahuntahun lamanya telah menjadi sandaran perlindunganku.
Dengan perginya Yung Lu dan Pangeran Kung, aku menjadi sangat cemas. Cina
sekarang sudah nyaris dikuasai sepenuhnya oleh pihak gariskeras Manchu
kelompok yang dikenal rakus, keji, dan tak terdidik, yang jumlahnya mencapai
ribuan.
Leluhur Manchu telah membuat suatu sistem rotasi jabatan yang dilangsungkan
setiap dua atau tiga tahun untuk mencegah para pejabat meraup keuntungan
pribadi. Rotasi itu sering kali berarti bahwa seorang gubernur baru akan jatuh
dalam genggaman staf dan bawahannya, yang mengenali wilayah mereka
dengan baik. Aku menaruh kecurigaan pada para gubernur baru yang akan
datang melaporkan pada Kaisar tentang pencapaian terbarunya.
Menurut Li Hungchang, tiga puluh persen dari penghasilan tahunan negara
mengalami kebocoran akibat aksi penyuapan, penipuan, dan korupsi.
Pemerintah kami disusahkan oleh makin langkanya orangorang yang jujur dan
kompeten. Dan, di atas segalanya, atas keterbatasan dana dan juga
sumbersumber untuk mendapatkannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Guanghsu berencana untuk memberlakukan pajak tanah. Aku memohon


padanya untuk tak menerapkannya. Musim panas lalu telah membawa
kehancuran pada separuh wilayah Cina. Di provinsiprovinsi termiskin, keluarga
akan menukar anakanak merekaorangtua tak mampu melihat anakanak
mereka sendiri meninggal, kemudian dengan terpaksa memakan bangkainya.
Sementara itu, jumlah ekspor kami tertinggal jauh dari besar impornya. Bahkan
perdagangan teh, yang sejak 1876 dimonopoli oleh kami, telah dicuri oleh India
di bawah kekuasaan Inggris. Kini kami hanya menyuplai seperempat dari jumlah
konsumsi teh dunia. Ruanganku penuh sesak oleh kertaskertas. Kuas, cat, batu
tinta dan stempel khusus berserak di seluruh permukaan. Tembokku tertutupi
lukisanlukisan yang tengah dikerjakan. Objek lukisku masih mengambil tema
bungabunga dan lanskap, tetapi sapuan kuasku menunjukkan kecemasan yang
kian kurasakan.
Pengajar lukisku memilih angkat kaki karena aku membuatnya gila. Dia tak bisa
mengerti mengapa aku tak bisa melukis seperti sebelumnya. Dia takut melihat
sapuan kuas anehku. Alis matanya membentuk puncak gunung dan mulutnya
akan menganga lebar seolah terkejut dalam hening, sewaktu dia memperbaiki
sapuan lukisku. Dia memulas tinta hitam di manamana hingga cat lukisannya
menetes, dan bunga mawarku berubah menjadi zebra.
Li Lienying memberi tahuku bahwa lukisanlukisanku tak laku dijual karena para
kolektor tak memercayainya sebagai karyaku.
Lukisan yang baru kehilangan keanggunan dan ketenangannya, ujar kasimku.
Kukatakan padanya bahwa keindahan taman kerajaan sudah tak lagi
menginspirasiku. Tak ramah dan tak manusiawi, paviliunpaviliun itu berdiri di
sana hanya untuk membuatku stres!
Tetapi Tuan Putri, kami semua yang tinggal di Kota Terlarang hidup seperti
kelelawar dalam gua. Kegelapan sudah jadi hal yang biasa.
Kulempar kuasku ke ruangan. Aku sudah muak memandangi pekarangan yang
suram dan jalur tapaknya yang panjang, gelap, sempit! Kamarkamar di Kota
Terlarang sama persis, membisiki pembunuhan di telingaku!
Itu penyakit pikiran, Tuan Putri. Aku akan mempersiapkan untuk memajang
cermin besar di pintu masuk. Ia akan membantu menangkal kedatangan
arwaharwah jahat.
Hari ketika Li Lienying menggantungkan sebuah cermin baru, aku bermimpi
melakukan perjalanan ke kuil Buddha di pegunungan tinggi. Jalur dakian di tepi
tebingnya tak lebih dari setengah meter. Ratusan kaki ke bawah terlihat sungai

http://ac-zzz.blogspot.com/
yang tampak bagai cermin. Sungai itu terimpit antara dua bukit. Dalam
mimpiku, keledai yang kutunggangi tak mau bergerak. Kakinya bergetar.
Saat terbangun, aku teringat saat liburan musim panas, berjalanjalan ke sungai
dengan keluargaku. Perahu kami dikerubungi kutu. Kutukutu itu tampaknya
hanya menggangguku. Pada malam harinya, ketika kubersihkan debudebu dari
sepraiku untuk bersiap tidur, debu itu melompat dan kembali menutupi
sepraiku. Saat itulah kusadari bahwa itu bukan debu, melainkan kutu.
Melayari sungai, aku dapat mendengarkan nyanyian para pendayung perahu
untuk menyamakan gerakan dayungnya. Aku ingat mengangkat tangan dan
memasukkannya ke dalam sungai berwarna hijau tua. Terbenamnya matahari
memancarkan warna merah, kemudian abuabu, kemudian tibatiba langit jadi
gelap. Air menyusuri jari-jariku, begitu hangat dan lembut.
Yung Lu mengunjungiku dalam mimpi. Dia selalu berdiri di puncak benteng di
tengahtengah gurun. Bertahuntahun kemudian, ketika kujelaskan padanya apa
yang dilihat oleh mataku dalam mimpi, dia terkejut oleh ketepatannya.
Kulitnya kering tergerus cuaca, dan dia mengenakan seragam Pemegang
Panjinya. Posturnya tegak bagai patung penjaga batu yang dibuat untuk makam
kubur.
Pada tengah malam, kudengar suara sesuatu menghantam atapku. Sebuah
ranting busuk jatuh dari pohon yang tua. Aku menuruti nasihat ahli nujumku
untuk menghindari pertanda buruk dan pindah dari Istana Kecantikan Tak
Terlarai ke Istana Kedamaian dan Panjang Umur, yang letaknya jauh di timur
Kota Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Terlarang. Istana
yang baru lebih tenang dan jaraknya yang jauh dari balairung membuat
Guanghsu jadi lebih mandiri karena sekarang akan lebih sulit baginya untuk
berkonsultasi denganku.
Pada usia lima puluh satu, kusadari betapa aku menginginkan Yung Lu kembali.
Tidak hanya karena alasan pribadi: kehadirannya akan dapat menenangkan
Gunghsu dan Dewan Istana. Aku membutuhkannya untuk melakukan peran yang
sama sebagaimana yang dulu dilakukan oleh Pangeran Kung bagi Kaisar Muda.
Dalam surat yang kutulis untuk Yung Lu, kuberitakan mengenai kematian
Nuharoo, upacara kenaikan takhta Guanghsu yang akan segera dilangsungkan,
dan pengunduran diri Pangeran Kung. Aku tak menyebutkan bagaimana aku bisa
bertahan selama tujuh tahun tanpa kehadirannya. Untuk memastikan
kepulangannya, aku menyertakan salinan petisi yang ditandatangani oleh para
menteri Istana yang isinya menuntut pemancungan Li Hungchang.
Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa ini akan menjadi peristiwa reuni
kami: Yung Lu melahap kuekue bola di ruang makanku, kelaparannya

http://ac-zzz.blogspot.com/
memberiku kesempatan untuk mengamatinya. Garisgaris keriput kini melintangi
wajahnya seperti bukit dan sungai. Akan tetapi, perubahan terbesar yang
kudapati adalah sikapnya yang tak lagi terlalu formal dan kaku.
Waktu, jarak, dan pernikahan tampaknya membuatnya lebih tenang. Aku tak
menemui ketegangan yang sudah kuantisipasi. Aku telah membayangkan
kepulangannya berkalikaliseperti berbagai variasi dari adegan yang sama dalam
pertunjukan opera, dia akan memasuki ruangan berulangulang, tetapi dengan
latar dan kostum yang beda, juga dengan mengucapkan katakata yang beda
padaku.
Willow memintaku untuk meminta maaf. Yung Lu mendorong piring yang
kosong dan menyeka mulutnya. Dia masih sibuk berbenah.
Aku tak yakin Yung Lu memahami pengorbanan istrinya. Atau dia berpurapura
tak tahu.
Yung Lu melanjutkan, Guanghsu menginginkan kebebasan dan aku ingin tahu
apakah menurutmu dia sudah siap untuk itu.
Kaulah penasihat terakhir Kaisar, ujarku.
Jika Dewan Istana menginginkan pemenggalan Li, dia berkata pelan, maka
masih banyak yang harus dikerjakan oleh Kaisar Guanghsu.
Aku setuju. Aku harap aku bisa mundur sebelum mati.

21

SEMALAM TURUN SALJU. Meskipun tak berat, hujan salju itu berlangsung hingga
pagi. Ini minggu yang sungguh berat. Kepalaku rasanya habis dipukuli, dan kini
membengkak. Guru Weng telah memberi Kaisar dan aku pengenalan intensif
mengenai transformasi Jepang melalui reformasi politik. Guru Weng
menjelaskan lebih mendalam mengenai pentingnya kebebasan berekspresi.
Pendapat umum yang memandang kalangan ilmuwan sebagai kaum
pemberontak harus diubah. Janggut abuabu sang guru menggantung di depan
dadanya bagai tirai, membuatnya tampak bagai Dewa Dapur. [ Zao Shen atau
Dewa Dapur adalah dewa rumah tangga yang penting dalam keyakinan Cina.
Gambar dirinya biasa terpajang pada komporkompor dalam rumah. Dipercaya

http://ac-zzz.blogspot.com/
dapat membawa kekayaan bagi penghuni rumah dan melindungi mereka dari
roh jahat. ] Kita harus mencontoh Jepang.
Pertamatama, aku akan melarang tindakan menghukum para pengusung
paham yang beda. Guanghsu tampak bersemangat.
Tetapi bagaimana cara kau meyakinkan Dewan Istana? aku bertanya padanya.
Kita semua harus ingat bahwa Dinasti Manchu dibangun atas kekuasaan
militer. Para leluhur kita mengamankan kedudukan mereka dengan
menyingkirkan dan membantai semua penentangnya.
Ibu. Anakku beralih padaku. Kau adalah anggota senior dari klan kerajaan
dan memiliki kewenangan besar. Dewan Istana bisa menolakku, tetapi akan
sulit bagi mereka untuk menolakmu.
Aku berjanji akan membantu. Di hadapan Dewan Istana, aku memberikan izin
bagi proposal Guru Weng, yang akan memperkenalkan reformasi gayaJepang.
Akan tetapi, di balik gerbang Kota Terlarang, aku menyatakan kekhawatiran
pribadiku pada Guru Weng. Kukatakan padanya bahwa aku kurang memercayai
kualitas pemikiran para ilmuwan kami, terutama pada kelompok yang
menamakan diri Mingshih, pemilik kebijaksanaan. Reputasi mereka lebih
dikenal sebagai pembual dan pencari kesenangan pribadi. Sebagai gadis kecil
yang besar di Wuhu, aku ingat mengenali orangorang semacam itu sebagai
temanteman ayahku. Mereka menghabiskan harihari mereka mendeklamasikan
puisi, membahas filsafat, menyanyikan lagu opera, dan minumminum. Mereka
dikenal sering mengunjungi teater dan perahu kembangrumah pelacuran
yang mengambang.
Aku lebih mencemaskan akan agresi Jepang yang kian meluas dan mendorong
Kaisar untuk bekerja sama dengan Li Hungchang dalam membangun Biro
Angkatan Laut untuk mengawasi urusanurusan kelautan. Aku meminta
Guanghsu untuk mengawasi secara pribadi aliran dana Kerajaan bagi
penyediaan armada kapal dan persenjataan untuk perang.
Tantangan terbesarku datang dari kemarahan yang ditunjukkan para anggota
kerajaan Manchu terhadap pemotongan penerimaan tahunan mereka. Untuk
mendiamkan mereka, kutunjuk Pangeran Ch'un sebagai penanggung jawab biro
yang baru. Kemampuan lelaki itu tak sepantar dengan saudaranya, Pangeran
Kung, yang sangat cerdas. jika harus memilih, aku akan lebih senang bekerja
sama dengan Pangeran Kung. Namun, Pangeran Kung telah membuat satu
kesalahan besar, yang membuatnya tersingkir. Pangeran Ch'un kurang cakap
dalam berbagai hal, tetapi dia adalah ayah dari sang Kaisar dan aku tak punya
kandidat lain. Menyadari kekurangannya, aku menunjuk Li Hungchang dan
Tseng Chitse, anak dari Tseng Kuofan, sebagai penasihatnya, mengetahui
bahwa mereka akan memenuhi peranannya dengan baik.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Sejarawan masa mendatang akan menyebutkan penunjukan Pangeran Ch'un


sebagai bentuk pembalasanku atas Pangeran Kung, dan sebagai satu contoh lain
yang membuktikan kehausanku akan kekuasaan. Kenyataannya adalah Pangeran
Kung merupakan korban dari politik dalamIstana kaum Manchu. Pandangan
liberalnya menjadikan dia sasaran empuk tidak hanya bagi TopiBesi, tetapi juga
bagi saudarasaudaranya yang iri padanya, termasuk pula Pangeran Ch'un dan
Pangeran Ts'eng.
Pada masa konflik dengan Prancis, pihak TopiBesi menganjurkan pada Cina
untuk segera maju berperang. Pangeran Ch'un terdorong untuk menuntut
kekuasaannya pada pemerintahan anaknya. Saat aku mulai terlibat, masalah
Pangeran Kung dengan mayoritas Dewan Istana sudah di luar kendali. Meyakini
bahwa Cina harus menjauhi peperangan, Kung mengambil tindakan sendiri
dengan mengirimkan utusan ke Prancis untuk bernegosiasi. Dengan penilaian
dari Robert Hart akan situasi yang terjadi, Pangeran Kung berhasil meyakinkan
Prancis untuk membuat suatu kesepakatan, dan Li Hungchang dikirim untuk
meresmikan persetujuan tersebut.
Ketika hasil kompromi Li mengubah Indocina ke dalam bentuk
protektoratbersama antara Cina dan Prancis, rakyat Cina berang. Pangeran
Kung dan Li Hung-chang dituduh sebagai pengkhianat. Suratsurat mengkritik
keduanya menumpuk di mejaku.
Walaupun mendukung Pangeran Kung, aku tak dapat mencegah semakin
meluasnya konflik di Istana. Kaisar Guanghsu terus ditekan oleh
saudarasaudaranya yang cepat naikdarah dan pemimpin TopiBesi, Pangeran
Ch'un Junior.
Kusadari bahwa satusatunya cara untuk menghindarkan Pangeran Kung dari
masalah adalah dengan memecatnya atas alasanalasan sepele: arogansi,
nepotisme, dan ketidakefisienan. Kuyakinkan saudara iparku bahwa suatu
dekrit pemecatan akan membebaskan dirinya dari dakwaan atas
pengkhianatan.
Dengan marah dan kecewa, Kung mengajukan pengunduran dirinya, dan segera
dikabulkan.
Sementara itu, Li Hungchang tertinggal dalam posisi yang lemah. Untuk
menyelamatkan hidupnya sendiri, dia memilih untuk berpindah haluansuatu
keputusan yang bisa kumengerti dan aku hanya bisa bersimpati untuknya.
Kemudian Pangeran Ch'un menggantikan Pangeran Kung selaku Menteri Kepala.
Negara menerima konsekuensinya akibat kepergian Pangeran Kung, seseorang
yang selama bertahuntahun lamanya telah menjadi sandaran perlindunganku.
Dengan perginya Yung Lu dan Pangeran Kung, aku menjadi sangat cemas. Cina

http://ac-zzz.blogspot.com/
sekarang sudah nyaris dikuasai sepenuhnya oleh pihak gariskeras Manchu
kelompok yang dikenal rakus, keji, dan tak terdidik, yang jumlahnya mencapai
ribuan.
Leluhur Manchu telah membuat suatu sistem rotasi jabatan yang dilangsungkan
setiap dua atau tiga tahun untuk mencegah para pejabat meraup keuntungan
pribadi. Rotasi itu sering kali berarti bahwa seorang gubernur baru akan jatuh
dalam genggaman staf dan bawahannya, yang mengenali wilayah mereka
dengan baik. Aku menaruh kecurigaan pada para gubernur baru yang akan
datang melaporkan pada Kaisar tentang pencapaian terbarunya.
Menurut Li Hungchang, tiga puluh persen dari penghasilan tahunan negara
mengalami kebocoran akibat aksi penyuapan, penipuan, dan korupsi.
Pemerintah kami disusahkan oleh makin langkanya orangorang yang jujur dan
kompeten. Dan, di atas segalanya, atas keterbatasan dana dan juga
sumbersumber untuk mendapatkannya.
Guanghsu berencana untuk memberlakukan pajak tanah. Aku memohon
padanya untuk tak menerapkannya. Musim panas lalu telah membawa
kehancuran pada separuh wilayah Cina. Di provinsiprovinsi termiskin, keluarga
akan menukar anakanak merekaorangtua tak mampu melihat anakanak
mereka sendiri meninggal, kemudian dengan terpaksa memakan bangkainya.
Sementara itu, jumlah ekspor kami tertinggal jauh dari besar impornya. Bahkan
perdagangan teh, yang sejak 1876 dimonopoli oleh kami, telah dicuri oleh India
di bawah kekuasaan Inggris. Kini kami hanya menyuplai seperempat dari jumlah
konsumsi teh dunia. Ruanganku penuh sesak oleh kertaskertas. Kuas, cat, batu
tinta dan stempel khusus berserak di seluruh permukaan. Tembokku tertutupi
lukisanlukisan yang tengah dikerjakan. Objek lukisku masih mengambil tema
bungabunga dan lanskap, tetapi sapuan kuasku menunjukkan kecemasan yang
kian kurasakan.
Pengajar lukisku memilih angkat kaki karena aku membuatnya gila. Dia tak bisa
mengerti mengapa aku tak bisa melukis seperti sebelumnya. Dia takut melihat
sapuan kuas anehku. Alis matanya membentuk puncak gunung dan mulutnya
akan menganga lebar seolah terkejut dalam hening, sewaktu dia memperbaiki
sapuan lukisku. Dia memulas tinta hitam di manamana hingga cat lukisannya
menetes, dan bunga mawarku berubah menjadi zebra.
Li Lienying memberi tahuku bahwa lukisanlukisanku tak laku dijual karena para
kolektor tak memercayainya sebagai karyaku.
Lukisan yang baru kehilangan keanggunan dan ketenangannya, ujar kasimku.
Kukatakan padanya bahwa keindahan taman kerajaan sudah tak lagi
menginspirasiku. Tak ramah dan tak manusiawi, paviliunpaviliun itu berdiri di
sana hanya untuk membuatku stres!

http://ac-zzz.blogspot.com/

Tetapi Tuan Putri, kami semua yang tinggal di Kota Terlarang hidup seperti
kelelawar dalam gua. Kegelapan sudah jadi hal yang biasa.
Kulempar kuasku ke ruangan. Aku sudah muak memandangi pekarangan yang
suram dan jalur tapaknya yang panjang, gelap, sempit! Kamarkamar di Kota
Terlarang sama persis, membisiki pembunuhan di telingaku!
Itu penyakit pikiran, Tuan Putri. Aku akan mempersiapkan untuk memajang
cermin besar di pintu masuk. Ia akan membantu menangkal kedatangan
arwaharwah jahat.
Hari ketika Li Lienying menggantungkan sebuah cermin baru, aku bermimpi
melakukan perjalanan ke kuil Buddha di pegunungan tinggi. Jalur dakian di tepi
tebingnya tak lebih dari setengah meter. Ratusan kaki ke bawah terlihat sungai
yang tampak bagai cermin. Sungai itu terimpit antara dua bukit. Dalam
mimpiku, keledai yang kutunggangi tak mau bergerak. Kakinya bergetar.
Saat terbangun, aku teringat saat liburan musim panas, berjalanjalan ke sungai
dengan keluargaku. Perahu kami dikerubungi kutu. Kutukutu itu tampaknya
hanya menggangguku. Pada malam harinya, ketika kubersihkan debudebu dari
sepraiku untuk bersiap tidur, debu itu melompat dan kembali menutupi
sepraiku. Saat itulah kusadari bahwa itu bukan debu, melainkan kutu.
Melayari sungai, aku dapat mendengarkan nyanyian para pendayung perahu
untuk menyamakan gerakan dayungnya. Aku ingat mengangkat tangan dan
memasukkannya ke dalam sungai berwarna hijau tua. Terbenamnya matahari
memancarkan warna merah, kemudian abuabu, kemudian tibatiba langit jadi
gelap. Air menyusuri jari-jariku, begitu hangat dan lembut.
Yung Lu mengunjungiku dalam mimpi. Dia selalu berdiri di puncak benteng di
tengahtengah gurun. Bertahuntahun kemudian, ketika kujelaskan padanya apa
yang dilihat oleh mataku dalam mimpi, dia terkejut oleh ketepatannya.
Kulitnya kering tergerus cuaca, dan dia mengenakan seragam Pemegang
Panjinya. Posturnya tegak bagai patung penjaga batu yang dibuat untuk makam
kubur.
Pada tengah malam, kudengar suara sesuatu menghantam atapku. Sebuah
ranting busuk jatuh dari pohon yang tua. Aku menuruti nasihat ahli nujumku
untuk menghindari pertanda buruk dan pindah dari Istana Kecantikan Tak
Terlarai ke Istana Kedamaian dan Panjang Umur, yang letaknya jauh di timur
Kota Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Terlarang. Istana
yang baru lebih tenang dan jaraknya yang jauh dari balairung membuat
Guanghsu jadi lebih mandiri karena sekarang akan lebih sulit baginya untuk
berkonsultasi denganku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pada usia lima puluh satu, kusadari betapa aku menginginkan Yung Lu kembali.
Tidak hanya karena alasan pribadi: kehadirannya akan dapat menenangkan
Gunghsu dan Dewan Istana. Aku membutuhkannya untuk melakukan peran yang
sama sebagaimana yang dulu dilakukan oleh Pangeran Kung bagi Kaisar Muda.
Dalam surat yang kutulis untuk Yung Lu, kuberitakan mengenai kematian
Nuharoo, upacara kenaikan takhta Guanghsu yang akan segera dilangsungkan,
dan pengunduran diri Pangeran Kung. Aku tak menyebutkan bagaimana aku bisa
bertahan selama tujuh tahun tanpa kehadirannya. Untuk memastikan
kepulangannya, aku menyertakan salinan petisi yang ditandatangani oleh para
menteri Istana yang isinya menuntut pemancungan Li Hungchang.
Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa ini akan menjadi peristiwa reuni
kami: Yung Lu melahap kuekue bola di ruang makanku, kelaparannya
memberiku kesempatan untuk mengamatinya. Garisgaris keriput kini melintangi
wajahnya seperti bukit dan sungai. Akan tetapi, perubahan terbesar yang
kudapati adalah sikapnya yang tak lagi terlalu formal dan kaku.
Waktu, jarak, dan pernikahan tampaknya membuatnya lebih tenang. Aku tak
menemui ketegangan yang sudah kuantisipasi. Aku telah membayangkan
kepulangannya berkalikaliseperti berbagai variasi dari adegan yang sama dalam
pertunjukan opera, dia akan memasuki ruangan berulangulang, tetapi dengan
latar dan kostum yang beda, juga dengan mengucapkan katakata yang beda
padaku.
Willow memintaku untuk meminta maaf. Yung Lu mendorong piring yang
kosong dan menyeka mulutnya. Dia masih sibuk berbenah.
Aku tak yakin Yung Lu memahami pengorbanan istrinya. Atau dia berpurapura
tak tahu.
Yung Lu melanjutkan, Guanghsu menginginkan kebebasan dan aku ingin tahu
apakah menurutmu dia sudah siap untuk itu.
Kaulah penasihat terakhir Kaisar, ujarku.
Jika Dewan Istana menginginkan pemenggalan Li, dia berkata pelan, maka
masih banyak yang harus dikerjakan oleh Kaisar Guanghsu.
Aku setuju. Aku harap aku bisa mundur sebelum mati.
21

http://ac-zzz.blogspot.com/
SEMALAM TURUN SALJU. Meskipun tak berat, hujan salju itu berlangsung hingga
pagi. Ini minggu yang sungguh berat. Kepalaku rasanya habis dipukuli, dan kini
membengkak. Guru Weng telah memberi Kaisar dan aku pengenalan intensif
mengenai transformasi Jepang melalui reformasi politik. Guru Weng
menjelaskan lebih mendalam mengenai pentingnya kebebasan berekspresi.
Pendapat umum yang memandang kalangan ilmuwan sebagai kaum
pemberontak harus diubah. Janggut abuabu sang guru menggantung di depan
dadanya bagai tirai, membuatnya tampak bagai Dewa Dapur. [ Zao Shen atau
Dewa Dapur adalah dewa rumah tangga yang penting dalam keyakinan Cina.
Gambar dirinya biasa terpajang pada komporkompor dalam rumah. Dipercaya
dapat membawa kekayaan bagi penghuni rumah dan melindungi mereka dari
roh jahat. ] Kita harus mencontoh Jepang.
Pertamatama, aku akan melarang tindakan menghukum para pengusung
paham yang beda. Guanghsu tampak bersemangat.
Tetapi bagaimana cara kau meyakinkan Dewan Istana? aku bertanya padanya.
Kita semua harus ingat bahwa Dinasti Manchu dibangun atas kekuasaan
militer. Para leluhur kita mengamankan kedudukan mereka dengan
menyingkirkan dan membantai semua penentangnya.
Ibu. Anakku beralih padaku. Kau adalah anggota senior dari klan kerajaan
dan memiliki kewenangan besar. Dewan Istana bisa menolakku, tetapi akan
sulit bagi mereka untuk menolakmu.
Aku berjanji akan membantu. Di hadapan Dewan Istana, aku memberikan izin
bagi proposal Guru Weng, yang akan memperkenalkan reformasi gayaJepang.
Akan tetapi, di balik gerbang Kota Terlarang, aku menyatakan kekhawatiran
pribadiku pada Guru Weng. Kukatakan padanya bahwa aku kurang memercayai
kualitas pemikiran para ilmuwan kami, terutama pada kelompok yang
menamakan diri Mingshih, pemilik kebijaksanaan. Reputasi mereka lebih
dikenal sebagai pembual dan pencari kesenangan pribadi. Sebagai gadis kecil
yang besar di Wuhu, aku ingat mengenali orangorang semacam itu sebagai
temanteman ayahku. Mereka menghabiskan harihari mereka mendeklamasikan
puisi, membahas filsafat, menyanyikan lagu opera, dan minumminum. Mereka
dikenal sering mengunjungi teater dan perahu kembangrumah pelacuran
yang mengambang.
Aku lebih mencemaskan akan agresi Jepang yang kian meluas dan mendorong
Kaisar untuk bekerja sama dengan Li Hungchang dalam membangun Biro
Angkatan Laut untuk mengawasi urusanurusan kelautan. Aku meminta
Guanghsu untuk mengawasi secara pribadi aliran dana Kerajaan bagi
penyediaan armada kapal dan persenjataan untuk perang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tantangan terbesarku datang dari kemarahan yang ditunjukkan para anggota
kerajaan Manchu terhadap pemotongan penerimaan tahunan mereka. Untuk
mendiamkan mereka, kutunjuk Pangeran Ch'un sebagai penanggung jawab biro
yang baru. Kemampuan lelaki itu tak sepantar dengan saudaranya, Pangeran
Kung, yang sangat cerdas. jika harus memilih, aku akan lebih senang bekerja
sama dengan Pangeran Kung. Namun, Pangeran Kung telah membuat satu
kesalahan besar, yang membuatnya tersingkir. Pangeran Ch'un kurang cakap
dalam berbagai hal, tetapi dia adalah ayah dari sang Kaisar dan aku tak punya
kandidat lain. Menyadari kekurangannya, aku menunjuk Li Hungchang dan
Tseng Chitse, anak dari Tseng Kuofan, sebagai penasihatnya, mengetahui
bahwa mereka akan memenuhi peranannya dengan baik.
Sejarawan masa mendatang akan menyebutkan penunjukan Pangeran Ch'un
sebagai bentuk pembalasanku atas Pangeran Kung, dan sebagai satu contoh lain
yang membuktikan kehausanku akan kekuasaan. Kenyataannya adalah Pangeran
Kung merupakan korban dari politik dalamIstana kaum Manchu. Pandangan
liberalnya menjadikan dia sasaran empuk tidak hanya bagi TopiBesi, tetapi juga
bagi saudarasaudaranya yang iri padanya, termasuk pula Pangeran Ch'un dan
Pangeran Ts'eng.
Pada masa konflik dengan Prancis, pihak TopiBesi menganjurkan pada Cina
untuk segera maju berperang. Pangeran Ch'un terdorong untuk menuntut
kekuasaannya pada pemerintahan anaknya. Saat aku mulai terlibat, masalah
Pangeran Kung dengan mayoritas Dewan Istana sudah di luar kendali. Meyakini
bahwa Cina harus menjauhi peperangan, Kung mengambil tindakan sendiri
dengan mengirimkan utusan ke Prancis untuk bernegosiasi. Dengan penilaian
dari Robert Hart akan situasi yang terjadi, Pangeran Kung berhasil meyakinkan
Prancis untuk membuat suatu kesepakatan, dan Li Hungchang dikirim untuk
meresmikan persetujuan tersebut.
Ketika hasil kompromi Li mengubah Indocina ke dalam bentuk
protektoratbersama antara Cina dan Prancis, rakyat Cina berang. Pangeran
Kung dan Li Hung-chang dituduh sebagai pengkhianat. Suratsurat mengkritik
keduanya menumpuk di mejaku.
Walaupun mendukung Pangeran Kung, aku tak dapat mencegah semakin
meluasnya konflik di Istana. Kaisar Guanghsu terus ditekan oleh
saudarasaudaranya yang cepat naikdarah dan pemimpin TopiBesi, Pangeran
Ch'un Junior.
Kusadari bahwa satusatunya cara untuk menghindarkan Pangeran Kung dari
masalah adalah dengan memecatnya atas alasanalasan sepele: arogansi,
nepotisme, dan ketidakefisienan. Kuyakinkan saudara iparku bahwa suatu
dekrit pemecatan akan membebaskan dirinya dari dakwaan atas
pengkhianatan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dengan marah dan kecewa, Kung mengajukan pengunduran dirinya, dan segera
dikabulkan.
Sementara itu, Li Hungchang tertinggal dalam posisi yang lemah. Untuk
menyelamatkan hidupnya sendiri, dia memilih untuk berpindah haluansuatu
keputusan yang bisa kumengerti dan aku hanya bisa bersimpati untuknya.
Kemudian Pangeran Ch'un menggantikan Pangeran Kung selaku Menteri Kepala.
Negara menerima konsekuensinya akibat kepergian Pangeran Kung, seseorang
yang selama bertahuntahun lamanya telah menjadi sandaran perlindunganku.
Dengan perginya Yung Lu dan Pangeran Kung, aku menjadi sangat cemas. Cina
sekarang sudah nyaris dikuasai sepenuhnya oleh pihak gariskeras Manchu
kelompok yang dikenal rakus, keji, dan tak terdidik, yang jumlahnya mencapai
ribuan.
Leluhur Manchu telah membuat suatu sistem rotasi jabatan yang dilangsungkan
setiap dua atau tiga tahun untuk mencegah para pejabat meraup keuntungan
pribadi. Rotasi itu sering kali berarti bahwa seorang gubernur baru akan jatuh
dalam genggaman staf dan bawahannya, yang mengenali wilayah mereka
dengan baik. Aku menaruh kecurigaan pada para gubernur baru yang akan
datang melaporkan pada Kaisar tentang pencapaian terbarunya.
Menurut Li Hungchang, tiga puluh persen dari penghasilan tahunan negara
mengalami kebocoran akibat aksi penyuapan, penipuan, dan korupsi.
Pemerintah kami disusahkan oleh makin langkanya orangorang yang jujur dan
kompeten. Dan, di atas segalanya, atas keterbatasan dana dan juga
sumbersumber untuk mendapatkannya.
Guanghsu berencana untuk memberlakukan pajak tanah. Aku memohon
padanya untuk tak menerapkannya. Musim panas lalu telah membawa
kehancuran pada separuh wilayah Cina. Di provinsiprovinsi termiskin, keluarga
akan menukar anakanak merekaorangtua tak mampu melihat anakanak
mereka sendiri meninggal, kemudian dengan terpaksa memakan bangkainya.
Sementara itu, jumlah ekspor kami tertinggal jauh dari besar impornya. Bahkan
perdagangan teh, yang sejak 1876 dimonopoli oleh kami, telah dicuri oleh India
di bawah kekuasaan Inggris. Kini kami hanya menyuplai seperempat dari jumlah
konsumsi teh dunia. Ruanganku penuh sesak oleh kertaskertas. Kuas, cat, batu
tinta dan stempel khusus berserak di seluruh permukaan. Tembokku tertutupi
lukisanlukisan yang tengah dikerjakan. Objek lukisku masih mengambil tema
bungabunga dan lanskap, tetapi sapuan kuasku menunjukkan kecemasan yang
kian kurasakan.
Pengajar lukisku memilih angkat kaki karena aku membuatnya gila. Dia tak bisa
mengerti mengapa aku tak bisa melukis seperti sebelumnya. Dia takut melihat
sapuan kuas anehku. Alis matanya membentuk puncak gunung dan mulutnya
akan menganga lebar seolah terkejut dalam hening, sewaktu dia memperbaiki

http://ac-zzz.blogspot.com/
sapuan lukisku. Dia memulas tinta hitam di manamana hingga cat lukisannya
menetes, dan bunga mawarku berubah menjadi zebra.
Li Lienying memberi tahuku bahwa lukisanlukisanku tak laku dijual karena para
kolektor tak memercayainya sebagai karyaku.
Lukisan yang baru kehilangan keanggunan dan ketenangannya, ujar kasimku.
Kukatakan padanya bahwa keindahan taman kerajaan sudah tak lagi
menginspirasiku. Tak ramah dan tak manusiawi, paviliunpaviliun itu berdiri di
sana hanya untuk membuatku stres!
Tetapi Tuan Putri, kami semua yang tinggal di Kota Terlarang hidup seperti
kelelawar dalam gua. Kegelapan sudah jadi hal yang biasa.
Kulempar kuasku ke ruangan. Aku sudah muak memandangi pekarangan yang
suram dan jalur tapaknya yang panjang, gelap, sempit! Kamarkamar di Kota
Terlarang sama persis, membisiki pembunuhan di telingaku!
Itu penyakit pikiran, Tuan Putri. Aku akan mempersiapkan untuk memajang
cermin besar di pintu masuk. Ia akan membantu menangkal kedatangan
arwaharwah jahat.
Hari ketika Li Lienying menggantungkan sebuah cermin baru, aku bermimpi
melakukan perjalanan ke kuil Buddha di pegunungan tinggi. Jalur dakian di tepi
tebingnya tak lebih dari setengah meter. Ratusan kaki ke bawah terlihat sungai
yang tampak bagai cermin. Sungai itu terimpit antara dua bukit. Dalam
mimpiku, keledai yang kutunggangi tak mau bergerak. Kakinya bergetar.
Saat terbangun, aku teringat saat liburan musim panas, berjalanjalan ke sungai
dengan keluargaku. Perahu kami dikerubungi kutu. Kutukutu itu tampaknya
hanya menggangguku. Pada malam harinya, ketika kubersihkan debudebu dari
sepraiku untuk bersiap tidur, debu itu melompat dan kembali menutupi
sepraiku. Saat itulah kusadari bahwa itu bukan debu, melainkan kutu.
Melayari sungai, aku dapat mendengarkan nyanyian para pendayung perahu
untuk menyamakan gerakan dayungnya. Aku ingat mengangkat tangan dan
memasukkannya ke dalam sungai berwarna hijau tua. Terbenamnya matahari
memancarkan warna merah, kemudian abuabu, kemudian tibatiba langit jadi
gelap. Air menyusuri jari-jariku, begitu hangat dan lembut.
Yung Lu mengunjungiku dalam mimpi. Dia selalu berdiri di puncak benteng di
tengahtengah gurun. Bertahuntahun kemudian, ketika kujelaskan padanya apa
yang dilihat oleh mataku dalam mimpi, dia terkejut oleh ketepatannya.
Kulitnya kering tergerus cuaca, dan dia mengenakan seragam Pemegang

http://ac-zzz.blogspot.com/
Panjinya. Posturnya tegak bagai patung penjaga batu yang dibuat untuk makam
kubur.
Pada tengah malam, kudengar suara sesuatu menghantam atapku. Sebuah
ranting busuk jatuh dari pohon yang tua. Aku menuruti nasihat ahli nujumku
untuk menghindari pertanda buruk dan pindah dari Istana Kecantikan Tak
Terlarai ke Istana Kedamaian dan Panjang Umur, yang letaknya jauh di timur
Kota Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Terlarang. Istana
yang baru lebih tenang dan jaraknya yang jauh dari balairung membuat
Guanghsu jadi lebih mandiri karena sekarang akan lebih sulit baginya untuk
berkonsultasi denganku.
Pada usia lima puluh satu, kusadari betapa aku menginginkan Yung Lu kembali.
Tidak hanya karena alasan pribadi: kehadirannya akan dapat menenangkan
Gunghsu dan Dewan Istana. Aku membutuhkannya untuk melakukan peran yang
sama sebagaimana yang dulu dilakukan oleh Pangeran Kung bagi Kaisar Muda.
Dalam surat yang kutulis untuk Yung Lu, kuberitakan mengenai kematian
Nuharoo, upacara kenaikan takhta Guanghsu yang akan segera dilangsungkan,
dan pengunduran diri Pangeran Kung. Aku tak menyebutkan bagaimana aku bisa
bertahan selama tujuh tahun tanpa kehadirannya. Untuk memastikan
kepulangannya, aku menyertakan salinan petisi yang ditandatangani oleh para
menteri Istana yang isinya menuntut pemancungan Li Hungchang.
Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa ini akan menjadi peristiwa reuni
kami: Yung Lu melahap kuekue bola di ruang makanku, kelaparannya
memberiku kesempatan untuk mengamatinya. Garisgaris keriput kini melintangi
wajahnya seperti bukit dan sungai. Akan tetapi, perubahan terbesar yang
kudapati adalah sikapnya yang tak lagi terlalu formal dan kaku.
Waktu, jarak, dan pernikahan tampaknya membuatnya lebih tenang. Aku tak
menemui ketegangan yang sudah kuantisipasi. Aku telah membayangkan
kepulangannya berkalikaliseperti berbagai variasi dari adegan yang sama dalam
pertunjukan opera, dia akan memasuki ruangan berulangulang, tetapi dengan
latar dan kostum yang beda, juga dengan mengucapkan katakata yang beda
padaku.
Willow memintaku untuk meminta maaf. Yung Lu mendorong piring yang
kosong dan menyeka mulutnya. Dia masih sibuk berbenah.
Aku tak yakin Yung Lu memahami pengorbanan istrinya. Atau dia berpurapura
tak tahu.
Yung Lu melanjutkan, Guanghsu menginginkan kebebasan dan aku ingin tahu
apakah menurutmu dia sudah siap untuk itu.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kaulah penasihat terakhir Kaisar, ujarku.


Jika Dewan Istana menginginkan pemenggalan Li, dia berkata pelan, maka
masih banyak yang harus dikerjakan oleh Kaisar Guanghsu.
Aku setuju. Aku harap aku bisa mundur sebelum mati.

23

GUANGHSU MEMILIH dua saudari dari klan Tatala yang memiliki hubungan dekat
dengan klan Yehonalasebagai selirnya. Gadisgadis itu merupakan muridmurid
kesayangan Guru Weng. Awalnya, Guanghsu mendengar gurunya memuji
mereka, kemudian begitu terkesan saat bertemu dengan mereka. Ayah para
gadis itu adalah Sekretaris Biro Hukum Kerajaan, teman Pangeran Kung, yang
terkenal akan pandanganpandangan liberalnya.
Aku tak tahu harus bersikap apa saat Guanghsu mengenalkan gadisgadis itu
padaku. Gadis yang lebih muda, Zhen, atau Mutiara, belum genap empat belas
tahun. Dia cantik dan sikapnya lebih seperti adik perempuan Guanglisu
daripada selirnya. Mutiara penuh keingintahuan, cerdas, dan riang. Gadis yang
lebih tua, Chin, atau Cahaya, berusia lima belas. Tubuhnya gemuk dengan
wajah yang tenang, tetapi kaku. Guanghsu tampak senang dengan pilihannya
dan meminta persetujuanku.
Meski ada banyak nama gadis yang direkomendasikan, dan yang menurut
pendapatku jauh lebih memenuhi kualifikasi dalam hal kecantikan dan
kecerdasan, aku sudah berjanji pada diri sendiri untuk tak mencampuri
keputusan Guanghsu. Aku bersikap sedikit egois dan mengira bahwa semakin
kurang menariknya gadisgadis yang terpilih, akan lebih aman jadinya bagi
keponakanku, Lan. Aku akan mencelakai Lan jika mengelilingi suaminya dengan
kecantikan. Walaupun senantiasa berdoa agar Guanghsu dan Lan kelak jatuh
cinta, aku selalu bertanya pada diri sendiri, tetapi bagaimana jika tidak?
Mutiara dan Cahaya melengkapi sebuah paket yang harmonis. Ketika
kuderetkan dengan Lan, kupikir susunan itu begitu ideal: Mutiara masih belia,
Cahaya pasif, dan Lan memperoleh kesempatannya untuk bercahaya.
Keinginanku sekarang adalah mendorong Guanghsu untuk memiliki anak dari
mereka semua.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ketiga gadis itu hadir untuk jamuan teh dengan gaungaun indah mereka.
Mereka mengingatkanku akan masa mudaku. Aku ingin mereka mengetahui
akan penyesalanku atas hubunganku dengan Alute. Mereka tak menyangka akan
keterusteranganku dan terkejut karenanya.
Maafkan aku telah memaksa kalian mendengarnya, jelasku. Jika kalian
belum mendengarkan kisahnya, cepat atau lambat kalian akan mendengarnya
dari gosip istana. Alangkah baiknya, bila kuberi tahu kalian dari sudutku
sendiri.
Kuperingatkan mereka untuk menyingkirkan impian-impian mereka akan
kehidupan di dalam Kota Terlarang. Jangan terlalu memikirkan akan
bagaimana hidup seharusnya, tetapi terimalah hidup seperti apa adanya.
Kubiarkan Lan tahu bahwa aku sangat senang memiliki kesenangan yang sama
dengannya terhadap sastra dan opera, tetapi kuingatkan dia bahwa puisi dan
opera hanya pengalih pikiran, bukan kesenangan sesungguhnya.
Gadisgadis itu tampak tak sepenuhnya mengerti, tetapi mereka semua
menganggukangguk dengan patuh. Alute dan Tung Chih jatuh cinta pada kali
pertama mereka bertemu, aku melanjutkan. Namun, Tung Chih
mengabaikannya setelah sekian bulan demi wanitawanita lain. Kusebutkan
bagaimana aku telah kehilangan suamiku oleh selirselir Cina. Dibutuhkan
karakter, tekad baja, dan ketahanan untuk bisa bertahan di dalam Kota
Terlarang. Untuk menjelaskan maksudku, kutekankan bahwa aku tak akan
menoleransi kehadiran Alute yang lain.
Sementara Lan, yang sudah mengetahui ceritanya, mendengarkan, Cahaya dan
Mutiara membelalakkan mata mereka saat aku membicarakan mendiang
menantuku, Alute. Aku harus berhenti untuk menyeka air mataku karena
ingatan akan Tung Chih begitu menyesakkan.
Mutiara menangis saat aku menceritakan akhir hidup Alute yang begitu
memilukan.
Aku tak akan pernah melakukan apa yang dilakukan Alute meskipun aku begitu
kecewa terhadap hidupku dan ingin mengakhirinya! tangisnya. Alute salah
menginginkan kematian bayinya!
Mutiara, Cahaya menyela. Tolong, hentikan. Emosi negatif akan menCelakai
kesehatan Baginda Ratu.
Akankah kau menyebut dirimu sendiri sudah berhasil bertahan dan sukses?
Lan bertanya padaku pada perjamuan teh kami yang ketiga.
Bertahan, mungkintentu saja belum sukses, adalah jawabanku.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Semua orang di negeri ini mengira kehidupanmu bagai kisah dongeng,


Mutiara berkata. Apa itu tak benar?
Untuk sebagian hal, kurasa ada benarnya, aku menyetujuinya. Aku tinggal
di Kota Terlarang, ribuan orang melayaniku, lemari pakaianku sungguh tak
terbayangkan, tetapi
Kau dipuja ribuan orang, sela Lan.
Bukankah begitu, Baginda Ratu? kedua saudari mengikuti.
Aku terdiam, memikirkan apakah sebaiknya aku mengungkapkan pikiran
terdalamku. Aku akan mengatakan begini: Aku telah memperoleh kedudukan
tinggi, tetapi kehilangan kebahagiaan.
Meski disikut oleh saudaranya, Mutiara mengungkapkan ketidakpercayaannya
dan memohon padaku untuk menjelaskannya.
Ayahku seorang Gubernur Wuhu ketika aku berusia tujuh tahun, aku
memulainya. Aku bermain dengan temanteman kampungku di lapangan
rumput, bukit-bukit, dan sungai. Kondisi keuangan keluargaku lebih baik
dibandingkan dengan sebagian besar penduduk kota itu, yang mengandalkan
hidupnya hanya pada hasil panen tahunan. Keinginan terbesarku saat itu adalah
untuk bisa memberikan hadiah Tahun Baru pada sahabat terbaikku, seorang
gadis kerempeng berkaki panjang yang biasa disebut Belalang. Belalang bilang
bahwa jika aku sungguh-sungguh ingin membuatnya senang, yang harus
kulakukan hanyalah membiarkannya membersihkan lubang tinja keluargaku.
Apa? gadisgadis kerajaan itu terkejut. Dia menginginkan tinjamu?
Aku mengangguk. Memperoleh suplai tinja yang tetap untuk menyuburkan
lahan mereka merupakan impian setiap petani.
Sembari menghirup teh terbaik, kujelaskan bagaimana Belalang dan
keluarganya mendatangi rumah kami untuk menerima hadiah itu. Bagaimana
setiap anggota keluarganya membawa ember kayu dan tiang bambu. Bagaimana
mereka bernyanyinyanyi saat tengah mengosongkan lubang itu. Bagaimana
Belalang akan berlutut di dalam lubang, menggerus pinggirannya hingga bersih.
Ketiga gadis lembut itu membelalakkan matanya. Mutiara tampak begitu
terkejut hingga menutup mulut dengan tangannya, seolah takut pada katakata
yang akan dikeluarkannya.
Aku tak akan melupakan senyum yang terlukis di wajah Belalang, Kuhabiskan
tehku. Dia membuatku menyadari arti kebahagiaan itu. Aku tak pernah

http://ac-zzz.blogspot.com/
menemui kebahagiaan yang begitu sederhana, semenjak memasuki Kota
Terlarang,
Kau mengatakannya seolah kau tak beruntung! Mutiara tak dapat menahan
diri untuk tak berkomentar.
Benar, desahku.
Guanghsu dan Guru Weng bergabung dengan kami untuk makan malam.
Mutiara, dengan segala kepolosan dan daya tarik alaminya, memohon pada
Guanghsu untuk membagi apa yang telah dipelajarinya hari itu. Sebagai murid
Guru Weng sendiri, mereka saling meledek. Guang hsu tampaknya menikmati
tantangan Mutiara dan hubungan pertemanan mereka berkembang di depan
kedua mataku.
Aku meyakini bahwa satusatunya harapan bagi Cina, akan keselamatannya
adalah dengan belajar dan meniru ilmu dan teknologi dari negaranegara
Barat, Guanghsu berkata dengan nada tinggi dan Mutiara mengangguk-angguk
setuju.
Saat Mutiara meminta Kaisar menunjukkan bagaimana cara kerja sebuah jam,
Guanghsu meminta kasimnya untuk membawakan sebagian koleksi jamnya.
Seperti pelakon pertunjukan, dia membongkar jamnya, menunjukkan cara
kerja bagian dalamnya. Gadis itu terpana akan kepandaiannya, kedua kepala
mereka bagai menempel selagi mereka berdua melanjutkan penelitiannya.
Aku bisa merasakan bahwa Lan berkeinginan memiliki kesempatan untuk
berbincang dengan Kaisar mengenai puisi dan sastra. Pada kesempatan
berikutnya, ketika sedang bersama keponakanku, aku menanyakan bagaimana
perasaannya. Kami berdua sedang duduk di depan cermin riasnya.
Guanghsu lebih memerhatikan selirnya ketimbang Permaisurinya, keluh Lan.
Aku tak ingin menjadi orang yang harus mengatakan hal ini padanya, tetapi
tahu bahwa dia harus mempersiapkan dirinya: Ini mungkin baru awalnya saja,
Lan.
Keponakanku mengangkat mata kecilnya dan menatap bayangannya di cermin.
Dia menilai dirinya dengan saksama. Semenit kemudian, dia merendahkan
kepalanya dan mulai menangis. Aku jelek.
Kutaruh tanganku di atas kedua bahunya.
Tidak! Dia mengibaskan tanganku. Lihat gigiku. Begitu tonggos!

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kau cantik, Lan. Kuusap lengannya lembut. Kau ingat Nuharoo, bukan? Siapa
yang lebih cantik, dia atau aku? Semua orang berpikir dialah yang lebih cantik,
temasuk aku sendiri, karena memang itulah kenyataannya. Aku bukanlah
saingan bagi Nuharoo. Namun, Kaisar Hsien Feng meninggalkannya untukku.
Keponakanku mengangkat matanya yang berkacakaca.
Semua bergantung pada usahanya, aku menyemangatinya.
Apa yang dilihat Guanghsu pada Mutiara?
Keriangannya, mungkin
Bukan, itu karena wajahnya.
Lan, dengarkan aku. Guanghsu dibesarkan dengan kecantikan di pekarangan
belakangnya. Baginya, itu sudah tak ada artinya kecuali hiasan berjalan.
Seperti yang kautahu, Tung Chih meninggalkan tiga ribu kecantikan dari seluruh
dunia demi pelacur di rumah bordil.
Aku tak tahu bagaimana jadi lebih riang! Air mata Lan mengaliri pipinya.
Semakin memikirkannya, semakin tegang aku jadinya. Aku bahkan tak bisa
membuat Guang-hsu menatapku.
Selagi kami berpamitan, kukatakan pada Lan bahwa masih ada waktu baginya
jika dia ingin membatalkan pernikahannya.
Tetapi aku ingin menjadi Permaisuri Cina, ujar Lan, nada suaranya begitu
tegas.
Itu kali pertamanya aku menyadari kekeraskepalaannya.
Aku ingin menjadi sepertimu, tambahnya.
Pada 26 Februari 1889, pernikahan Guanghsu dirayakan seantero negeri. Kaisar
belum genap delapan belas tahun. Sama seperti Nuharoo, Lan memasuki Kota
Terlarang dari Gerbang Utama, Gerbang Keselarasan Surgawi. Cahaya dan
Mutiara masuk dari sampingnya, gerbang yang sama yang kumasuki tiga puluh
tujuh tahun sebelumnya.
Seminggu kemudian, 4 Maret, aku mundur sebagai Wali. Ini kali kedua aku
melakukannya. Usiaku lima puluh empat tahun. Semenjak itu, panggilan
resmiku menjadi Janda Kaisar. Aku senang bisa kembali mengurusi tamantaman di Istana Musim Panas, meninggalkan urusan Istana yang memusingkan
Guanghsu dan ayahnya, Pangeran Ch'un.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kelompok gariskeras Manchu mengkhawatirkan komitmen Guanghsu akan


reformiasi, yang ditunjukkannya dalam dekrit pertamanya: Aku akan
mengubah aturan lama Cina dan menghapuskan kekuatan reaksioner yang tak
bisa membawa diri mereka untuk melihat kenyataan. Dan ini artinya demosi,
pemindahan, pengasingan, dan eksekusi bagi mereka yang keras kepala.
Meskipun aku tak memberi dukungan secara publik bagi Guanghsu, sikap
diamku sudah cukup berbicara.
Membenci cara memerintah Guanghsu dan meragukan keputusanku untuk
mundur dari kekuasaan, salah satu perwakilan gariskeras, seorang hakim
provinsi, menyerahkan petisi yang memintaku untuk meneruskan perwalian.
Yang mengejutkanku adalah jumlah tanda tangan yang mereka kumpulkan.
Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Orangorang pasti
berpikir hahwa aku tak bersungguhsungguh dengan apa yang kukatakan.
Kusadari bahwa hakim itu pasti berpikir bahwa aku tengah menunggu
datangnya proposal semacam itu. Alihalih memberi penghargaan pada hakim
itu dengan kenaikan pangkat, aku malah membatalkan rencana Dewan Istana
untuk membahas petisi itu. Aku menyebutnya sebagai pemborosan waktu dan
memecat sang hakim provinsi sambil memastikan bahwa itu merupakan
pemiecatan permanen. Kujelaskan pada negara, Tugas perwalian tak pernah
menjadi keinginanku dari awalnya.
Aku ingin membiarkan orangorang tahu bahwa pikiranpikiran yang buruk akan
tumbuh layaknya rumput liar di Istana.
Kutandai hari pengunduran diriku dengan mengadakan perayaan, yang di sini
aku akan membagi penghargaan pada banyak orang. Kukeluarkan setengah lusin
dekrit untuk mengungkapkan rasa terima kasihku pada semua orang, mereka
yang hidup dan mati, yang telah memberikan sumbangsihnya selama masa
perwalianku. Di antara tokoh penting yang kuanugerahi penghormatan adalah
seorang warga Inggris, Robert Hart, atas pengabdian dan prestasinya sebagai
Inspektur Jenderal Layanan Bea Cukai Cina. Dekrit itu dikeluarkan meski
mendapatkan tentangan kuat dari para menteri Istana. Kuanugerahi Hart
sebuah gelar paling istimewa, peringkat leluhur akan Tingkat Pertama dari
Kelas Pertama untuk Tiga Generasi. Itu artinya bahwa penghargaan itu berlaku
surut, terlimpah pada para leluhurnya, bukan pada keturunannya. Hal ini
mungkin tampak aneh dari sudut pandang orang Barat, tetapi bagi orangorang
Cina, tak ada penghargaan lain yang bisa melebihinya.
Aku memilih berpurapura bisu dan tuli saat Penasihat Klan mengeluh, Iblis
Barat kini mempunyai status lebih tinggi daripada sebagian besar dari kita,
bahkan dari para leluhur kita sendiri!

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku meyakini bahwa Robert Hart mewakili suatu perubahan revolusioner yang
sangat dibutuhkan oleh Cina. Namun, Dewan Istana secara bulat menolak
permintaanku untuk bertemu dengannya secara langsung. Menteri Urusan
Bidang Etika mengancam akan mengundurkan diri, selagi dia mengemukakan
buktibukti catatan yang menunjukkan bahwa sepanjang sejarah Cina, seorang
wanita dengan statusku tak pernah menerima tamu lelaki asing. Tiga belas
tahun akan berlalu, sebelum aku akhirnya menemui Robert Hart.
Aku tak pernah menyangka sebelumnya bahwa pemugaran rumah
peristirahatanku akan menjadi suatu skandal. Rencana itu bermula dari sikap
kemurahan hati. Ketika aku memutuskan untuk menetap di Istana Musim Panas
yang sebelumnya bernama Ch'ing I Yuan, Taman Air Jernih BeriakPangeran
Ch'unlah yang mendesak untuk memugarnya. Sebagai Kepala Menteri, dia
berbicara atas nama Kaisar. Ch'un bermaksud menyediakanku tempat tingggal
yang nyaman, yang dengan senang hati kuterima. Aku tak ingin
mempermalukan Pangeran Ch'un dengan mengungkit bahwa dia telah menolak
ide yang sama, saat diajukan oleh Tung Chih setelah dia naik takhta pada 1873.
Saat itu, Ch'un menyebutkan bahwa mereka tak memiliki cukup dana untuk
melakukannya. Aku tak habis pikir, bagaimana mereka bisa berhasil
mengumpulkan dananya sekarang. Aku hanya bisa menyimpulkan bahwa dia
ingin aku betah menghabiskan waktu berjalanjalan di tamanku daripada
mencampuri urusan negara. Aku tetap pasif karena aku merasa sudah
saatnyalah bagi Pangeran Ch'un untuk merasakan bagaimana jika berada di
posisiku. Sebagai menteri yang membawahkan Angkatan Laut, dia telah
menjadi singa buas, selalu menggagalkan upaya Li Hungchang untuk
memodernisasi Cina. Yang tak kuduga sebelumnya adalah teman komplotannya
sekarang, Guru Weng. Weng adalah seorang liberal dan penganjur utama
reformasi yang dulu mendukung inisiatif Li. Namun, ketika dia menjabat
sebagai Menteri Pendapatan baru Pangeran Ch'un, Weng menyadari bahwa dia
tak menyukai berbagi kekuasaan dengan Li. Pangeran Ch'un dan Guru Weng
telah mengirim sejumlah memorandum yang mengkritik Li, dan membatalkan
persetujuanku akan proyekproyek yang digagas Li. Kedua lelaki itu meyakini
bahwa mereka bisa melakukan pekerjaan lebih baik jika diberikan kekuasaan
penuh.
Aku telah memperingatkan pada Li Hungchang akan apa yang bisa terjadi saat
aku mundur. Sangat menyedihkan melihat bagaimana Li terpaksa bertahan
menghadapi penghinaan, penyerangan atas karakter, bahkan upaya
pembunuhan. Satusatunya hal yang bisa kulakukan adalah untuk menunjukkan
padanya betapa aku menghargainya. Dalam sebuah pesan yang dikirimkan Yung
Lu untuk Li, sekutu terdekatnya di Istana, aku menulis, Jika semua ini tak
kuasa lagi kauterima, kau mendapatkan izinku untuk meninggalkan posisimu
untuk alasan apa pun, Kukatakan padanya bahwa aku bersedia memberikan
kompensasi berapa pun besarnya yang dia tuntut.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Li Hungchang meyakinkanku bahwa hal itu tak penting dilakukan, dan bahwa
pemahamanku atas pengorbanannya sudah cukup untuk membuatnya bertahan.
Sama sekali bukanlah waktu yang baik untuk mengamati atau membiarkan
para TopiBesi yang keras kepala menggunakan waktunya untuk menyadari
semuanya dengan sendiri, aku menulis padanya, tetapi itulah yang terjadi
denganku saat ini.
Aku pernah tinggal dengan suamiku di Istana Musim Panas. Istana ini dipisahkan
oleh sungai, yang disebut Sungai Utara, Sungai Selatan, dan Sungai Tengah. Tak
sama seperti Yuan Ming Yuan, yang dibangun oleh kepandaian tangan manusia,
Istana Musim Panas dirancang untuk menyelaraskan dengan keajaiban alam.
Taman Air Jernih Beriak yang mengelilingi istana itu sendiri hanyalah bagian
kecil dari area taman yang lebih luas. Di hamparan area luas ini,
paviliunpaviliun terbuka berdiri di tengah lanskap hijau yang memukau, dan
ketiga sungai besar itu berkilatan di antara bebukitan rendah. Kenanganku akan
istana ini begitu menyenangkan.
Guanghsulah yang akhirnya meyakinkanku untuk mengizinkan pelaksanaan
pemugaran itu. Dia secara pribadi membacakan pernyataannya pada Dewan
Istana, mendesak untuk segera memulai pelaksanaannya. Hanya itulah yang
setidaknya bisa diberikan oleh Cina pada Baginda Ratunya, yang telah memikul
begitu banyak penderitaan. Aku bisa melihat Guanghsu tengah berusaha
meneguhkan kemandiriannya, dan aku merasa harus mendukungnya.
Ketika menterimenteri kerajaan menulis untuk memperingatkanku akan
plotayahdananak yang berencana untuk mengisolasiku secara politik, aku
menuliskan di belakang surat mereka, Jika plot itu ada, itu adalah
rancanganku sendiri. Aku lebih mengkhawatirkan mengenai dari mana sumber
dana itu akan datang. Prioritas utama Biro Angkatan Laut dan Pendapatan
adalah membangun armada Laut Cina, dan aku menginginkan prioritas itu
dihargai.
Pada Juni, Guanghsu memublikasikan dekritnya mengenai pemugaran tempat
tinggalku: ... Aku kemudian teringat bahwa di sekitar Taman Barat, pernah
berdiri sebuah istana. Sebagian besar gedungnya berada dalam kondisi buruk
dan memerlukan pemugaran untuk membuatnya menjadi tempat yang tenang,
dan menyenangkan bagi Ibu Suri Yang Mulia. Dia memberi nama baru pada
Taman Air Jernih Beriak: mulai dari sekarang, ia akan disebut sebagai Taman
untuk Pemenuhan Keselarasan Masa Tua.
Setelah ragu sejenak, akhirnya kukeluarkan jawaban resmi: Aku sadari bahwa
keinginan Kaisar untuk memugar istana di area Barat mucul dari perhatiannya
yang patut dihargai akan kesejahteraanku, dan atas alasan itu, aku tak mampu
membalas permintaannya yang tulus dengan penolakan tajam. Lebih lagi, biaya

http://ac-zzz.blogspot.com/
konstruksi telah disediakan dari surplus dana yang terkumpul akibat kukuhnya
perekonomian pada masa lalu. Dana di bawah pengawasan Biro Pendapatan tak
akan disentuh dan tak akan mencederai pendapatan negara.
Pernyataanku dimaksudkan untuk menjelaskan pada mereka yang menentang
rencana tersebut, tetapi pada akhirnya aku terjatuh dalam perangkap. Segera,
aku akan terjepit di antara dua peperangan, hal yang membuatku nyaris tak
bertahan.
Peperangan pertama akan dipicu oleh Guru Weng. Ketika sang cendekiawan
penggagas reformasi ini diberikan kekuasaan tertinggi, dia mendorong
Guanghsu yang selama ini telab memiliki semangat besar akan reformasi. Saat
dia bisa saja memainkan peranan yang lebih moderat, Guru Weng sebaliknya
mendorong dia lebih kuat, mengarahkan Kaisar pada jalan yang kelak terbukti
membawa bencana, baik pada keluarga kami maupun pada Cina.
Peperangan kedua merupakan perlawananku untuk bertanggung jawab
terhadap kekalahan Cina dalam perang melawan Jepang. Bertahuntahun
kemudian, saat semua orang melarikan diri dari tuduhan, akulah yang akan
menanggung kehinaan itu. Apa yang bisa kulakukan? Aku selalu terjaga, tetapi
aku tak juga bisa melepaskan diri dari mimpi buruk ini.
Pada akhirnya, seorang sejarawan pada masa datang akan menulis, dana
Biro Pendapatan memang tak digunakan, tetapi danadana penting, yang
diestimasikan sekitar tiga puluh ribu tael, dirampas dari Biro Angkatan Laut
demi Ibu Suri Tzu Hisjumlah itu bisa melipatgandakan seluruh armada, yang
akan membuat Cina mampu mengalahkan musuhnya.
Malangnya, aku masih hidup untuk membaca kritik ini. Saat itu, aku sudah tua
dan sekarat. Aku tak mampu dan juga tak ingin berteriak, Pergi dan lihatlah
tempat tinggalku! Uang yang dituduh telah kucuri akan dapat membangunnya
tiga kali lipat dengan emas murni.

24

PERMASALAHAN KAMI dengan Jepang atas Korea telah berlangsung selama satu
dekade. Saat Ratu Min dari Korea meminta pertolongan, aku mengirimkan Li
Hungchang. Sang Ratu tengah diancam oleh gerombolan pendukung Jepang.
Aku mengambil masalah ini secara pribadi. Aku sadar bahwa aku akan mencari
pertolongan yang sama jika hal itu terjadi padaku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dibutuhkan waktu dua tahun bagi Li Hungchang untuk menyelesaikan
persetujuan dengan Perdana Menteri Jepang, Ito Hirobumi. Li meyakinkanku
bahwa persetujuan itu bisa mencegah memanasnya situasi Korea, yang bisa
berubah menjadi konfrontasi militer penuh antara Cina Jepang.
Aku berusaha keras melakukan apa yang kubisa agar draft persetujuan Li
mendapatkan keabsahan. Penasihat Klan Manchu sangat membenci Li
Hungchang secara pribadi dan melakukan apa pun untuk merintangi upayanya.
Pangeran Ch'un dan Pangeran Ts'eng mengatakan bahwa hidupku yang begitu
lama dihabiskan di Kota Terlarang telah menyesatkanku akan kenyataan, dan
bahwa kepercayaanku pada Li Hungchang salah besar. Akan tetapi, naluriku
mengatakan bahwa aku akan berakhir dengan masalah yang sama seperti Ratu
Min jika aku menyandarkan kepercayaanku pada anggota kerajaan Manchu,
bukannya Li Hungchang.
Sebagai hasil dukunganku, Konvensi LiIto ditandatangani. Cina dan Jepang
menjaga kedamaian untuk sementara. Orangorang Manchu menghentikan
kampanye mereka atas pemenggalan Li Hungchang.
Akan tetapi, pada Maret 1893, Li meminta diadakan audiensi darurat denganku
di Istana Musim Panas. Aku sudah bangun sebelum fajar untuk menyambutnya.
Di taman luar, udara begitu kering dan dingin, tetapi bunga-bunga camelia
bermekaran. Kusuguhi Li teh hijau panas, mengingat dia telah menempuh
perjalanan sepanjang malam.
Yang Mulia. Suara Li Hungchang terdengar tegang. Bagaimana keadaanmu?
Aku merasakan kegelisahan dan memintanya untuk langsung ke pokok
permasalahan.
Dia membenturkan keningnya ke lantai sebelum mengeluarkan katakatanya.
Ratu Min telah disingkirkan, Yang Mulia,
Aku terkejut. Bagaimana ... bagaimana itu bisa terjadi?
Aku belum mendapatkan semua informasinya. Li Hungchang bangkit. Aku
hanya tahu bahwa menteri-menteri Paduka Ratu telah dibunuh secara keji. Dan
persis pada saat ini, orangorang radikal Korea sedang melancarkan kudeta.
Apakah Jepang punya andil dalam hal ini?
Benar, Yang Mulia. Agen rahasia Jepang menyelundup ke dalam istana Ratu
Min dengan menyamar sebagai pengawal keamanan Korea.
Li Hungchang meyakinkanku bahwa tak ada yang bisa kulakukan untuk
menolong Ratu Min. Bahkan jika kami menyiapkan misi penyelamatan, kami tak

http://ac-zzz.blogspot.com/
tahu di mana Ratu ditahan atau bahkan jika dia masih hidup. Jepang sudah
bertekad untuk menelan Korea. Konspirasi ini telah dipersiapkan selama
sepuluh tahun. Selama ini, Cina dan Jepang saling bergantian dalam menyokong
golongangolongan bertikai di Seoul.
Aku khawatir Cina sendiri tak tagi dapat menghentikan agresi militer Jepang,
ujar Li.
Mingguminggu berikutnya penuh dengan ketegangan. Harihariku sangat
melelahkan, sementara malammalamnya kulalui tanpa tidur. Terlalu letih, aku
berusaha mengalihkan kekhawatiranku pada saat itu dengan kembali ke sesuatu
yang lebih menenangkan, memutar ulang kenangan awal dari kota asalku di
Wuhu.
Sembari menatap langitlangit naga emas di atas ranjangku, aku mengingat saat
terakhirku bersama sahabatku Belalang. Dia sedang menendang debu dengan
kakinya yang sekurus dahan bambu.
Aku tak pernah pergi ke Hefei, ujarnya. Apa kau pernah, Anggrek?
Tidak, jawabku. Ayahku bilang tempatnya lebih besar daripada Wuhu.
Mata Belalang berbinar. Aku mungkin akan beruntung di sana. Dia
menyingkap bajunya untuk memperlihatkan perutnya. Aku bosan makan
batu.
Perutnya besar , seperti panci masak.
Aku tak bisa buang air besar, ujarnya.
Aku merasa sangat bersalah. Sebagai anak gubernur setempat, aku tak pernah
mengenal lapar.
Aku akan mati, Anggrek. Nada suara Belalang datar. Aku akan disantap oleh
orangorang yang memenuhi meja makan. Apa kau akan merindukanku?
Sebelum aku bisa menjawab, dia melanjutkan. Adik lakilakiku meninggal
semalam. Orangtuaku menjual mayatnya tadi pagi. Aku penasaran keluarga
mana yang sedang memakannya.
Tibatiba tungkaiku melemah dan aku terjatuh.
Aku akan pergi ke Hefei, Anggrek.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Hal terakhir yang kuingat adalah Belalang mengucapkan terima kasihnya
padaku atas kotoran yang didapatkannya dari lubang tinja keluargaku.
Pohonpohon raksasa yang mengelilingi istanaku menimbulkan suara desir
ombak. Aku berbaring di kegelapan, masih tak bisa tidur. Meninggalkan masa
lalu, aku kembali terlontar ke masa kini dan memikirkan Li Hung-chang, lelaki
dari Hefei. Hefei, bahkan, merupakan nama panggilannya. Kurasa, dia juga
tahu bencana kelaparan yang menimpa para petani, dan hal itu mungkin yang
memengaruhi terjalinnya kesepahaman di antara kami dan munculnya ambisi
untuk membawa perubahan di pemerintahan. Hal itu telah menyatukan kami.
Aku memandang dengan penuh harap, sekaligus menyimpan ketakutan akan
audiensiaudiensi yang diadakan dengan Li. Aku tak tahu kabar buruk apa lagi
yang akan dia bawakan untukku. Satusatunya hal yang pasti hanyalah bahwa
kabar buruk itu akan datang.
Li Hungchang adalah lelaki yang penuh kesopanan dan elegan. Dia memberiku
hadiahhadiah, baik yanp eksotis maupun yang praktis; sekali waktu, dia
memberiku kacamata baca. Setiap hadiah itu datang dengan sebuah cerita,
tentang tempat dibuatnya atau pengaruh kebudayaan di balik desainnya. Tak
sulit untuk mengerti mengapa dia begitu terkenal. Selain Pangeran Kung, Li
satusatunya pegawai pemerintah yang dipercayai orangorang asing.
Aku masih belum bisa tidur. Aku memiliki perasaan bahwa Li Hungchang sedang
berjalan menuju kemari lagi. Kubayangkan keretanya berderak melalui
jalanjalan gelap Peking. Gerbang Kota Terlarang membuka untuknya, satu demi
satu. Bisikan para penjaga. Li diantar melewati bermilmil jalur masuk,
melewati koridor balairung dan tamantaman, kemudian memasuki bagian
dalam istana.
Kudengar bunyi bel kuil berdentang empat kali. Pikiranku jernih tapi aku sangat
letih, dan pipiku serasa terbakar, sementara kedua kakitanganku dingin. Aku
duduk, dan kukenakan baju luarku. Kudengar suara langkah kaki, mengenali
bunyi seretan sol sepatu tipis, dan mengetahui itu kasimku. Dalam keremangan
cahaya bulan, Li Lienying masuk. Dia mengangkat tiraiku dengan lilin di tangan
kanannya. Tuan Putri, panggilnya.
Apakah itu Li Hungchang? tanyaku.
Li berlutut di depanku, mengenakan topi berbulu merak bermatadua
kesayangannya dan seragam panglima tinggi berbahan sutra kuning. Aku takut
pada apa yang akan dikatakannya. Rasanya belum lama semenjak dia
membawakanku kabar buruk tentang Ratu Korea Min.
Dia tetap berlutut sampai aku memintanya bicara.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Cina dan Jepang sedang bertempur, adalah yang dia katakan padaku.
Meski sudah bisa kuduga, aku masih saja terkejut.
Selama beberapa hari terakhir ini, Kaisar telah memerintahkan pada pasukan,
di bawah komando Yung Lu, untuk bergerak ke Utara demi membantu Korea
menahan laju revolusi. Dekrit Guanghsu berbunyi, Jepang telah mengirim
tentaranya ke Korea, berusaha memadamkan apa yang mereka sebut dengan
api, yang sesungguhnya mereka nyalakan sendiri.
Aku tak terlalu memercayai kekuatan militer kami. Dewan Istana tidaklah salah
saat menyebut aku sebagai orang yang digigit oleh ular sepuluh tahun lalu,
dan sejak itu jadi takut dengan seutas tali tambang.
Aku kehilangan suamiku dan nyaris hidupku sendiri pada masa Perang Opium
1860. Jika Inggris dan sekutunya lebih superior daripada kami pada masa itu,
tak bisa kubayangkan bagaimana kekuatan mereka sekarang, lebih dari tiga
puluh tahun semenjak itu. Kemungkinan aku tak akan bertahan hidup, begitu
nyata bagiku. Semenjak kepulangannya dari Sinkiang, Yung Lu telah bekerja
diam-diam dengan Li Hungchang untuk memperkuat kekuatan militer kami,
tetapi aku tahu mereka sudah tertinggal jauh. Pikiranku melayang ke Yung Lu
dan pasukannya yang kini sedang melaju ke Utara.
Li berupaya mencuri waktu untuk menyertakan upaya gabungan dari Inggris,
Rusia, dan Jerman, yang setelah permohonannya berkalikali untuk
mendapatkan dukungan, telah menyetujui untuk membujuk Jepang
memadamkan api peperangan.
Baginda Yang Mulia Kaisar Guanghsu meyakini bahwa dia harus mengambil
tindakan, ujar Li. Pihak Jepang telah menembakkan dua meriam dan
torpedo, menenggelamkan kapal militer Kowshing, yang sedang berlayar keluar
dari Pelabuhan Arthur dengan para pasukan kita di dalamnya. Mereka yang tak
tenggelam ditembaki dengan senapan mesin. Aku paham akan kemarahan Yang
Mulia, tetapi kita tak bisa mengambil tindakan atas dasar emosi.
Apa yang kauharap kulakukan, Li Hungchang?
Tolong mintakan pada Kaisar agar bersabar karena aku tengah menantikan
sikap dari Inggris, Rusia, dan Jerman untuk menanggapi. Aku khawatir setiap
tindakan yang salah di pihak kita akan mengakibatkan hilangnya dukungan
internasional.
Kupanggil Li Lienying.
Ya, Tuan Putri.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kereta, ke Kota Terlarang!
Li Hungchang dan aku tak mengira bahwa Jepang telah menerima janji dari
Inggris untuk tak turut campur dan bahwa Rusia pun mengikuti dengan tindakan
serupa. Kami telah melukai bibir kami, berusaha keras membujuk Guanghsu
yang terbakar amarah untuk memberi lebih banyak waktu sebelum
mengeluarkan dekrit perang.
Selagi mingguminggu berlalu, Jepang menjadi lebih agresif. Sikap menunggu
Cina tak tampak membuahkan hasil. Aku dituduh membiarkan Li Hungchang
menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga untuk menyiapkan pertahanan
yang kuat. Aku terus memercayai Li, tetapi kusadari juga bahwa aku harus
memberi perhatian pada golongan pendukungperangPartai Perangyang kini
dipimpin oleh Kaisar Guanghsu sendiri.
Sekali lagi, aku kembali ke istana lamaku di Kota Terlarang. Aku harus
menghadiri audiensiaudiensi yang diadakan dan hadir untuk Kaisar. Walaupun
aku memuji TopiBesi atas sikap patriotik mereka, aku enggan memberi
dukungan penuh karena aku ingat tiga puluh tahun lalu mereka meyakini dapat
mengalahkan Inggris.
Mereka yang menolak perang, Partai Damai, yang dipimpin oleh Li Hungchang,
khawatir aku akan menarik dukunganku.
Jepang telah mencontoh budaya Barat dan telah tumbuh lebih maju, Li
berusaha meyakinkan Dewan Istana. Hukum Internasional harus bertindak
sebagai pemutus terhadap setiap tindak kekerasan yang disengaja. Hanya
orang idiotlah yang memercayai serigala akan berhenti memangsa domba!
Guru Weng, yang kini menjabat sebagai Penasihat Perang, berbicara di tengah
gemuruh sorakan. Dari kekuatan jumlahnya saja, Cina dapat dan akan
mengalahkan Jepang!
Butuh waktu lama buatku untuk memahami karakter Guru Weng. Di satu sisi,
dia mendorong Guanghsu untuk menjadikan Cina mencontoh Jepang, tetapi di
sisi lain, dia membenci kebudayaan Jepang. Dia merasa superior terhadap
orangorang Jepang dan memercayai bahwa Cina seharusnya mendidik Jepang,
sebagaimana yang telah dilakukan sepanjang sejarahnya. Dia juga meyakini
bahwa Jepang berutang pada Cina atas bahasa, seni, agama, bahkan
modenya. Yun Lu menyebut Guru Weng sebagai seorang yang pandai
memimpin tentara di atas secarik kertas. Yang lebih parahnya, cendekiawan
itu mengatakan pada rakyatnya bahwa program reformasi Cina akan seperti
menaruh setangkai bambu di bawah matahari bayangbayangnya akan langsung
muncul.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Meskipun dia tak pernah memimpin pemerintahan sebelumnya, Guru Weng
sangat percaya diri akan kemampuannya. Pandanganpandangan liberalnya
menginspirasi begitu banyak orang sehingga dia dikenal sebagai pahlawan
nasional. Aku menemui kesulitan berkomunikasi dengannya karena dia
menganjurkan perang, tetapi menghindar dari menghadapi keputusan
menggunung yang diperlukan untuk menjalankannya. Dia menasihatiku untuk
memusatkan perhatian pada gambar di sulamannya, bukan pada jahitannya.
Membahas strategi merupakan kesenangannya. Dia mengajari Dewan Istana
saat audiensi dan bisa berlanjut hingga berjamjam. Namun pada akhirnya, dia
hanya akan tersenyum dan berkata, Mari kita tinggalkan taktiknya bagi para
jenderal dan perwira.
Para jenderal dan perwira di medan tempur dibingungkan oleh instruksi Guru
Weng. 'Kita adalah sebagaimana yang diri kita sendiri yakini bukanlah saran
yang bisa kita berikan untuk anak buah kita ikuti, mereka mengeluhkan. Yung
Lu, dalam surat pribadi yang dilayangkannya dari medan tempur, merasa begitu
kesal dengan Weng. Namun, tanganku terikat.
Memahami moral di balik pertempuran akan membuat kita memenangi
pertempuran itu, sang Guru Utama membalas. Tak ada instruksi yang lebih
baik selain ajaran Konfusius: 'Manusia bijak tak akan menjalani hidup dengan
mengorbankan kemanusiaan.'
Ketika kusarankan agar dia setidaknya mendengarkan Li Hungchang, Guru Weng
hanya berkata, Jika kita gagal bertindak dalam waktu yang tepat, Jepang
akan memasuki Peking dan membakar habis Kota Terlarang, sama seperti
ketika Inggris membakar Yuan Ming Yuan.
Ayah Kaisar, Pangeran Ch'un, membeo, Tak ada pengkhianatan yang lebih
buruk selain melupakan apa yang sudah diperbuat bangsa asing itu pada kita.
Kutinggalkan Guru Weng sendiri, tetapi mendesak agar segera mendirikan Biro
Angkatan Laut untuk perang yang baru dibawah kendali Pangeran Ch'un,
Pangeran Ts'eng, dan Li Hungchang. Enam tahun sebelumnya, Li mengontak
perusahaan asing untuk membangun pelabuhan-pelabuhan pertahanan,
termasuk markas utama Pelabuhan Arthur di Manchuria dan Weihaiwei di
Semenanjung Yiantung. Kapalkapal dibeli dari Inggris dan Jerman. Sekarang ini,
kami memiliki dua puluh lima kapal perang. Tak ada satu orang pun yang mau
mendengarkan saat Li Hung-chang, Angkatan Laut jauh dari siap untuk
berperang. Akademi Angkatan Laut baru selesai menyusun draft kurikulumnya
dan mengangkat instrukturnya. Generasi pertama dari perwira muridnya baru
mengikuti pelatihan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Persenjataan Cina sudah lengkap! Pangeran Ch'un meyakinkan dirinya
sendiri. Yang kita butuhkan sekarang hanyalah menempatkan orangorang kita
untuk maju berperang.
Li Hungchang memperingatkan, Kapal perang modern tak akan ada gunanya
jika berada di tangan yang salah.
Aku tak dapat menghentikan Dewan Istana yang meneriakkan sloganslogan
patriotik untuk menanggapi Li.
Kaisar Guanghsu mengatakan bahwa dia sudah siap berperang: Aku sudah
menunggu cukup lama.
Aku berdoa agar anakku akan melakukan apa yang telah dilakukan oleh para
leluhurnya, mengambil kendali, dan mengusir musuhmusuhnya. Namun, jauh
dalam lubuk hatiku, rasa takut menyelusup. Dari semua kualitas yang baik dari
diri Guanghsu, aku tahu dia tak mampu memegang peran kepemimpinan.
Guanghsu telah berusaha keras, tetapi dia kekurangan strategi dinamis dan rasa
kejam yang diperlukan. Sebuah rahasia yang kusimpan dari publik adalah
masalah kesehatan dan emosi Guang-hsu. Aku hanya tak bisa melihatnya
mengendalikan watak pemarah saudaratirinya, pemimpin TopiBesi. Dan aku
juga tak mampu melihatnya mengendalikan Penasihat Klan Manchu. Aku
berharap Guanghsu akan mengatakan bahwa aku salah, bahwa di balik semua
kekurangannya, dia akan beruntung dan memenangi pertarungan.
Aku menyesali diriku sendiri yang tak berhasil mengakhiri ketergantungan
Guanghsu. Dia terusmenerus mencari dukungan dan persetujuanku. Aku tetap
diam saat seluruh Penasihat Klan menyarankan agar aku meneruskan tugas
pengawasan harian negara. Aku mencoba memancing anakku. Aku ingin dia
menantangku, dan aku ingin melihatnya meledak dalam amarah. Aku
memberinya kesempatan untuk bangkit dan bicara atas namanya sendiri.
Kukatakan padanya bahwa dia bisa saja menentang para penasihat jika dia
merasa semestinya dialah yang memegang kendali kekuasaan. Itulah kasus yang
terjadi pada para Kaisar paling sukses di dinasti, seperti Kang Hsi, Yung Cheng,
dan kakek buyutnya, Chien Lung.
Namun, hal itu tak terjadi. Guanghsu terlalu perasa, terlalu lembut. Dia akan
meragukan dirinya, jatuh dalam konflik dengan dirinya sendiri dan pada
akhirnya, menyerah.
Mungkin aku sudah bisa merasakan tragedi Guang-hsu. Aku mulai merasakan
derita atas rasa takutnya. Aku merasa telah gagal terhadapnya. Aku jadi begitu
marah melihat saudaratiri dan sepupunya, Pangeran Ch'un Junior dan Pangeran
Ts'eng Junior, yang mengambil keuntungan dari dirinya. Mereka berbicara
dengan Guanghsu seolah dia lebih rendah daripada mereka. Bosan

http://ac-zzz.blogspot.com/
mendengarkan diriku sendiri, aku terusmenerus menyuruh anakku untuk
bersikap layaknya seorang Kaisar.
Aku pasti telah membuat Guanghsu bingung. Jika memandang ke belakang, aku
bisa melihat bahwa sang Kaisar sebenarnya telah bersikap sesuai dengan diri
sejatinya. Akulah yang menuntutnya menjadi seseorang yang lain. Dia sangat
ingin melihatku bahagia.
Aku kembali ke Istana Musim Panas, lelah oleh percekcokan yang tak kunjung
selesai antara Partai Perang dan Partai Damai. Beban untuk menengahi
diletakkan di pundakku, bukan karena aku memilki kemampuan yang lebih,
melainkan karena tak ada orang lain yang bisa melakukannya dengan lebih
baik.
Di balik sepengetahuanku, dan di tengah berlarutnya krisis nasional, Pangeran
Ch'un mengambil alih dana yang dipinjam oleh Li Hungchang untuk Akademi
Angkatan Laut. Ch'un membangun kapal motor untuk hiburan kalangan
Kerajaan di IstanaIstana Sungai di Peking dan di Sungai Kun Ming, dekat tempat
tinggalku.
Nantinya, Li Hungchang akan mengakui, Ayah Kaisar memiliki posisi yang
memungkinkannya untuk menuntut uang dariku kapan pun. Aku menuruti
keinginannya sebagai ganti agar dia tak ikut campur dengan urusan-urusan
bisnisku.
Dana dari Angkatan Laut lainnya digunakan oleh Pangeran Ch'un dan Pangeran
Ts'eng untuk membanjiriku dengan hadiahhadiah, menjamin limpahan dan
proyek-proyek tak penting untuk memenangi dukunganku. Perbaikan Perahu
Pualam merupakan contohnya.
Dengan marah, kudatangi Pangeran Ch'un: Kesenangan macam apa yang bisa
diberikan perahu mahal sialan itu untukku?
Kami kira Yang Mulia akan senang berjalan di air tanpa harus membasahi
sepatu, saudara iparku berkata. Dia kemudian menjelaskan bahwa Perahu
Pualam itu asalnya dibuat oleh Kaisar Chien Lung untuk ibunya, yang takut
pada air.
Tetapi aku senang dengan air! teriakku. Aku akan berenang di sungai jika
saja diizinkan!
Pangeran Ch'un berjanji untuk menghentikan proyek itu, tetapi dia berbohong.
Susah baginya untuk menghentikannyadia telah memanfaatkan sebagian besar
dananya, dan dia memerlukan alasan yang berkelanjutan untuk mendesak Li
agar mencairkan uang tambahan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Li Hungchang akhirnya mengelak dari Pangeran Ch'un. Alihalih pergi ke bank


asing untuk memperoleh pinjaman, Li meluncurkan Pengumpulan Dana
Pertahanan Angkatan Laut. Dia tak berusaha menutupi kenyataan bahwa uang
yang terkumpul pada akhirnya akan dimanfaatkan untuk pesta ulang tahun
keenam puluh janda Kaisar. Li bermaksud membalas Pangeran Ch'un dengan
menjatuhkannya, tetapi namaku digunakan seolah sebagai komplotannya. Li
Hungchang pasti berpikiran bahwa aku patut mendapatkan perlakuan itu karena
akulah yang bertanggung jawab menyuruhnya bekerja sama dengan Pangeran
Ch'un pada awalnya.
Guanghsu mengumumkan perang dengan Jepang, tetapi dia memiliki sedikit
keyakinan untuk memimpinnya. Dia bergantung pada Guru Weng, yang
mengenal peperangan hanya lewat buku. Aku baru mulai mengetahui
terganggunya dia sebagai seorang lelaki. Lan memberi tahuku bahwa suaminya
seorang yang berhati lembut, tetapi takut terhadap wanita.
Kami telah menikah selama lima tahun, Bibir Lan bergetar dan dia meledak
dalam tangis. Kami hanya tidur bersama sekali dan sekarang dia ingin
berpisah.
Aku berjanji untuk membantunya. Hasilnya adalah pasangan itu melanjutkan
hidup bersama di satu kompleks. Yang membuatku sedih adalah mengetahui
Guanghsu membangun tembok yang mengelilingi tempat tinggalnya untuk
mencegah Lan masuk.
Ketika aku berbicara dengan Guanghsu, dia menjelaskan bahwa sikapnya
meninggalkan Lan adalah bentuk pertahanandiri. Dia mengatakan padaku
bahwa aku berutang anak padanya.
Dia menjelaskan gangguan Lan pada tengah malam.
Dia menakutnakuti kasimku yang mengira bayangannya sebagai seorang
pembunuh.
Ketika aku berusaha menerangkan padanya bahwa Lan memiliki haknya sebagai
istri, Guanghsu berkata bahwa dia merasa tidak bisa melakukan tugasnya
sebagai seorang suami.
Aku belum disembuhkan, ujarnya, dengan maksud pada masalah ejakulasi
dininya. Aku merasa tak akan pernah sembuh.
Guanghsu dengan berani pernah mengernukakan kondisinya padaku
sebelumnya, tetapi aku berharap segala sesuatunya akan membaik seiring
bertumbuhnya perasaan cintanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku tak bisa menghindar dari merasakan bahwa aku telah menciptakan satu
tragedi. Yang membuatku merasa lebih buruk adalah mengetahui bahwa Lan
meyakini aku bisa memaksa Guanghsu untuk mencintainya.
Pada siang hari, Guanghsu dan aku akan mengadakan audiensi mengurusi
masalah perang melawan Jepang; pada malam harinya, kami membenamkan
diri dalam dokumen-dokumen dan rancangan dekrit. Satusatunya kesempatan
bagi kami untuk bisa beristirahat lebih adalah pada saat rehat larut malam. Aku
berusaha berbicara ringan mengenai Lan, tetapi Guanghsu mengetahui niatku.
Aku yakin Lan tak sepantasnya mendapatkanku, Guanghsu berkata.
Penyesalan di matanya begitu tulus. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tak
bisa memberikan keturunan dan berkata bahwa terkadang dia merasa begitu
lemah dan letih. Aku tak meminta Ibu untuk memaafkanku. Dia berusaha
menahan air matanya. Aku telah mengecewakan lbu... Dia mulai menangis.
Sebagai lelaki Kerajaan, aku benarbenar malu. Tak lama, seluruh dunia akan
tahu.
Kondisimu akan tetap jadi rahasia sampai kita temukan obatnya. Aku
berusaha menenangkan dirinya, tetapi kini kusadari bahwa selain tak bahagia,
dia mungkin sungguhsungguh sakit.
Bagaimana dengan Lan? Guanghsu mengangkat matanya yang berkacakaca.
Aku takut suatu saat dia akan menyerangku secara publik.
Biarkan aku yang mengurusinya.
Lan menolak menerima penjelasanku akan kondisi kesehatan Guanghsu. Dengan
keras kepala, dia meyakini bahwa suaminya sengaja menolak dirinya. Dia tak
tertarik denganku, tetapi dia begitu bersemangat saat bersama dengan
selirselirnya, terutama Mutiara.
Aku memastikan agar Lan tak akan membiarkan rasa frustrasi menguasai
dirinya. Kita adalah wanitawanita bertopeng, kukatakan padanya.
Menyelubungi diri kita sendiri dengan kemuliaan agung dan pengorbanan
merupakan takdir kita.
Aku senang Guanghsu mengizinkanku membawakan tabib untuk memeriksanya,
dan dia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang paling pribadi. Dia
telah menanggung begitu banyak kepedihan dan rasa malu. Kukagumi
kemampuannya menakhlukkan penderitaan pribadinya.
Hasil diagnosis pun dikeluarkan, dan hal itu meresahkan hatiku: Guang-hsu
memiliki masalah dengan paru-parunya. Dia telah terjangkit bronkitis dan

http://ac-zzz.blogspot.com/
rentan terhadap tubercolosis. Bayangan Tung Chih terbaring di tempat tidurnya
kembali mendatangiku. Kurangkul Guang-hsu, dan menangis.

25

KOTA PEKING KEHABISAN kayu bakar pada Tahun Baru 1894. Kayu yang kami
peroleh berwarna hijau lembab dann menghasilkan asap tebal. Kami terbatukbatuk saat menyelenggarakan audiensi. Menteri Urusan Interior dipanggil dan
dimintai keterangan. Dia terus meminta maaf dan menjanjikan kayu yang
diangkut berikutnya akan bebas asap. Menurut Yung Lu, bagian utara jalur
kereta api yang bertanggungjawab mengangkuti kayu-kayu telah dihancurkan
oleh petani-petani pemberontak yang putus asa. Jalur itu dialihkan dan
gelondongan kayunya dijual untuk pembakaran. Pasukan yang dikirim Yung Lu
tak dapat mengatasi masalah itu dengan cepat.
Pada awal Tahun Baru, sebuah pesan penting membangunkanku: Pangelan
Chun telah meninggal. Ayah Kaisar mengalami stroke saat sedang
menginspeksi instalasi Angkatan Laut, adalah bunyi pesan itu.
Tabib Sun Pao-tien mengetikan bahwaa keletihanlah yang telah menyebabkan
kematian Pangeran Chun. Pangeran itu begitu bertekad untuk menunjukkan
kesiapannya meluncurkan serangan balasan terhadap Jepang. Dia telah
mengkritik saudaranya, Pangeran Kung dan Raja Muda Li Hungchang. Dia
membanggakan kemampuannya untuk merampungkan pekerjaannya, seperti
cara orang Mongol bermain lompattali tanpa mengeluarkan keringat.
Pangeran Ch'un tak akan berkonsultasi dengan Kung ataupun Li. Dia tak akan
mengambil sebongkah batu dan mematahkan jempol kakinya sendiri
dengannyadia menolak menghina dirinya sendiri. Aku sudah melihat sikap
menghancurkandiri sendiri yang sama dari anggota keluarga kerajaan lainnya.
Pangeran Ch'un mungkin telah menutupi rumahnya dengan tulisantulisan
kaligrafi yang menekankan prinsip akan pencarian hidup yang bersahaja, tetapi
kekuasaan berarti segalagalanya buatnya.
Aku ingat, merasa cemas melihat bibir Pangeran Ch'un yang berubah warna. Dia
meyakini bahwa kepalanya yang pusing pada pagi hari hanya akibat dari terlalu
banyak minum arak malam harinya. Dia terusterusan mengadakan perjamuan,
meyakini bahwa perbincangan ringan dan transaksi pribadi merupakan cara
untuk mewujudkan keinginannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Guanghsu sangat terpukul. Dia jauh lebih dekat dengan ayahnya dibandingkan
dengan ibunya, tentu saja. Berlutut di antara pamanpamannya, dia tak sanggup
menyelesaikan pengumuman kematiannya pada audiensi pagi hari.
Nantinya, saat resepsi sebelum pemakaman dilangsungkan, saudariku membuat
ulah dengan menuntut agar anak bungsunya, Pangeran Ch'un Junior, diberikan
posisi ayahnya.
Ketika kutolak permintaannya, Rong beralih pada Guanghsu dan berkata, Mari
kita dengarkan apa yang akan dikatakan oleh Kaisar.
Guanghsu menatap kosong pada ibunya, seolah tak mengerti dengan apa yang
dikatakannya.
Itu hak lahirku! tuntut Pangeran Ch'un Junior. Dia berdiri di hadapan
Guanghsu, tingginya lebih dari setengah kepala Guanghsu. Sebagai pemimpin
dari generasi Manchu baru, Ch'un muda seorang lelaki yang tak memiliki baik
kesopanan maupun kesabaran. Matanya merah dan napasnya berbau alkohol.
Dia mengingatkanku pada banteng yang tengah siap bertarung.
Disiplinkan anak bungsumu, ujarku pada saudariku.
Guanghsu bukanlah apaapa selain sarung bantal sulam yang diisi dengan
jerami, ujar Rong. Ch'un Junior mestinya yang duduk menjadi Kaisar!
Aku tak dapat memercayai sikap saudariku. Aku beralih memandangi Guanghsu,
yang tampak begitu terganggu. Lalu aku mengangguk pada Li Lienying, yang
kemudian berteriak, Tandu untuk Baginda Kaisar dan Ratu yang Mulia sudah
siap!
Dalam perjalanan,pulang menuju istana, kusadari bahwa aku telah melihat
keruntuhan dari seluruh kelas Kerajaan. Tak terpikirkan oleh Pangeran Ch'un
muda bahwa dia bisa saja gagal seperti ayahnya.
Rong dan aku telah tumbuh begitu jauh, hingga pertemuan dengannya selalu
berlangsung sulit. Hal yang mengkhawatirkanku adalah menyadari bahwa
Pangeran Ch'un Junior bisa menjadi pengganti Kaisar jika sesuatu terjadi pada
Guanghsu. Ch'un junior memiliki fisik yang pantas, tetapi tidak secara pikiran.
Meskipun aku telah mendorong anakanak muda Manchu untuk mengikuti jejak
para leluhur mereka dan telah menganugerahi mereka dengan promosi, aku
begitu kecewa dengan keponakanku. Kudesak agar dia mau bekerja sambil
mencari pengalaman di bawah pengawasan Pangeran Kung atau Li Hungchang.
Karena anak itu menolak untuk mengikuti instruksi Li, posisinya di Dewan Istana
tetap tak dianggap penting.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Selama beberapa minggu ke depan, sementara Guang-hsu mengadakan
audiensi, aku duduk pada salah satu kursi kerajaan atau yang lain, menerima
para tamu yang datang berkabung atas Pangeran Ch'un. Diiringi oleh bunyi
genderang, musik yang keras, dan lantunan rapalan doa para biksu Tibet, aku
melakukan beberapa ritual dan memberikan persetujuanku atas beragamnya
permintaan menyangkut acara pemakaman Pangeran: jumlah jamuan dan tamu
yang diundang, jenis dan wangi lilinnya, warna kain pembungkus jenazahnya,
dan ukiran pada kancingkancing hiasan jenazahnya. Tak ada yang tampaknya
peduli pada perang yang masih berkecamuk. Jumlah rakyat yang tewas tiap
harinya dari medan tempur tampaknya tak mengganggu Ch'un Junior atau
temanteman TopiBesinya. Mereka minumminum hingga mabuk dan bertengkar
memperebutkan pelacur.
Aku merasa semakin pesimis. Pandangan suramku akan masa depan membuat
perutku mual.
Itu karena kau tak meminum sup kalajengkingnya, Tuan Putri, ujar Li
Lienying.
Kukatakan padanya, Kau tampak seperti memiliki topeng dengan senyum
terjahit di wajahmu.
Li Lienying tak mengacuhkanku dan melanjutkan nasihatnya. Teori di balik sup
kalajengking ini adalah bahwa dibutuhkan racun untuk melawan racun.
Pada 17 September 1894, di mulut Sungai Yalu, pihak Jepang menghancurkan
setengah dari kekuatan kapal laut kami pada suatu sore, dan tak ada satu pun
kapal mereka yang rusak parah. Pantai sekarang telah aman dan Jepang dapat
mendaratkan pasukannya dan bergerak menuju Peking.
Pada 16 November, Li Hungchang melaporkan bahwa putra Pangeran Manchu,
yang dengan mereka dia terpaksa melakukan bisnis, telah mengambil
keuntungan dari perang dengan menyediakan amunisi berkualitas buruk bagi
pasukan kami. Hanya sebulan sebelum pertempuran, Pelabuhan Arthur telah
direbut. Daripada menyerah, para Komandan Lapangan yang ditugasi Li
Hungchang malah memimpin pasukannya untuk melakukan aksi bunuh diri.
Berkat mendiang Pangeran Ch'un, yang telah memalsukan laporan dari lapangan
kemudian hanya memberikan kabar yang baik padaku, dengan bodohnya aku
merasa cukup aman untuk mulai menyiapkan pesta ulang tahunku yang keenam
puluh. Berpikir bahwa itu akan jadi momen untuk merayakan pengunduran
diriku, aku telah berencana menggunakan kesempatan itu untuk berkenalan
dengan istriistri para duta besar asing. Aku belum pernah bisa mengundang
mereka hingga saat ini ketika aku tak lagi memangku jabatan resmi. Dalam
pandangan Dewan Istana, harga diri Cina tak akan terlalu dicederai. Para duta

http://ac-zzz.blogspot.com/
besar asing tampaknya juga merasakan kenyamanan yang sama. Tak memangku
jabatan sama artinya bahwa aku tak perlu disikapi terlampau serius.
Mungkin aku memang tak pernah disikapi dengan serius, baik saat memegang
kekuasaan ataupun tidak. Harga diri apa lagi yang masih tersisa bagi Cina untuk
dicederai? Selama aku bebas untuk membantu putraku, aku tak peduli dengan
apa yang dipikirkan orangorang. Jika dengan mundur berarti aku akan memiliki
banyak peluang untuk berteman dengan orangorang yang dapat membantu
negara, aku tidak hanya akan menerimanya, tetapi juga akan menikmatinya.
Namun yang terjadi, agresi Jepang yang berkelanjutan memaksaku untuk
membatalkan seluruh renacanaku. Hal ini mengecewakan banyak bangsawan
dan pejabat yang sudah mengharapkan pemberian limpahan buah tangan.
Kulanjutkan perananku sebagai penengah Kerajaan dan terkejut saat
menyadari bahwa aku telah menjadi target Dewan Istanadituduh
membangkrutkan negara. Aku baru mengetahui bahwa selama periode
singkatku lepas dari jabatan, Guru Weng menyalahgunakan kekayaan Kerajaan
yang sudah genting. Ketika ditanyakan akan tanggung jawabnya, dia mengaku
bahwa semua dana telah dihabiskan oleh mendiang Pangeran Ch'un untuk
restorasi Istana Musim Panastempat tinggalku.
Kudesak agar Dewan Istana memeriksa semua buku dan catatan Guru Weng
sebagai bukti, tetapi tak ada tindakan yang diambil. Hal yang tak kusadari
adalah bahwa Guru Weng, yang selama ini tak pernah menerima sedikit
kekayaan untuk dirinya pribadi, telah mengembungkan begitu banyak kantong
hingga dia mampu menciptakan jaringan pendukung yang luaskekayaan yang
jauh lebih besar daripada yang bisa dibeli oleh uang. Mengabaikan kesalahan
Guru Weng, negara mulai menyalahkanku atas kekalahan mereka. Rumor
tentang gaya hidup mewahku, termasuk nafsu berahiku, menyebar dengan
cepat.
Aku telah memercayai Guru Weng bagi kedua putraku. Jika saja dia mau
mengakui kesalahannya, aku akan bersedia menanggung sebagian tanggung
jawab. Lagi pula, padakulah, Dewan Istana dan Kaisar akan meminta
persetujuan akhir.
Sementara rumor terus berlanjut, konflik antara Guru Weng dan aku mulai
diketahui publik. Kuingatkan diri sendiri untuk tak kehilangan perspektif, tetapi
aku sudah bertekad untuk melanjutkan pemeriksaan pada Weng.
Guanghsu tak bisa memihak. Baginya, Guru Weng selalu menjadi kompas
moralnya, dewa pribadinya. Guanghsu merasa frustrasi karena aku menolak
untuk mengubah pikiran mengenai proses penyidikan gurunya.
Untuk membuktikan bahwa Guru Weng tak bersalah, Guanghsu memutuskan
untuk mengadakan penyidikannya sendiri. Semua orang terkejut saat Guru

http://ac-zzz.blogspot.com/
Weng akhirnya terbukti bersalah. Ilmuwan Konfusius itu, bersama dengan
mendiang Pangeran Ch'un, tidak hanya telah salah menggunakan dana Angkatan
Laut, tetapi juga telah memanfaatkan momen ulang tahunku untuk meminta
uang dalam jumlah banyak, yang akhirnya raib begitu saja. Setelah Guanghsu
memperoleh semua laporan keuangan dan bukti materi lainnya, dia
mendatangiku untuk meminta maaf. Kukatakan padanya bahwa aku bangga
dengan kejujurannya.
Kuputuskan untuk mengumumkan bahwa aku tak akan menerima hadiah untuk
hari ulang tahunku. Tindakanku membongkar kecurangan Guru Weng:
orangorang berkerumun dari sepenjuru negeri, seperti nyamuk mengerubungi
darah, berusaha mendapatkan uang mereka kembali.
Kaisar Guanghsu mendatangi gurunya. Kau adalah orang yang kupercaya dan
pilar spiritualku yang kukuh! ujarnya, menuntut penjelasan. Guru Weng tak
mengakui kesalahannya. Dia lanjutkan sikap lelakibijaksananya, dan
memperingatkan Guanghsu dari memiliki pikirantumpul akibat mendengarkan
seorang wanita tua Pada akhirnya, guru utama itu dipecat. Dia diberi waktu
seminggu untuk berbenah dan angkat kaki. Dia tak akan diperbolehkan untuk
kembali memasuki Kota Terlarang.
Guanghsu merasa malu karena telah memilih Guru Weng sebagai Kepala Arsitek
dalam peperangan melawan Jepang. Dia mengunci dirinya di ruangannya,
sementara Guru Weng berlutut di luar, memohonmohon untuk diberi
kesempatan menjelaskan. Saat upayanya tak juga berhasil, lelaki tua itu
melakukan aksi mogok makan.
Kaisar akhirnya membuka pintunya dan kedua lelaki itu menghabiskan satu hari
penuh untuk berdamai. Dan di ruang kelasnya, Guanghsu mendengarkan ketika
Guru Weng membahas sumbersumber masalah yang mengakibatkan kegagalan
perang. Kesimpulannya adalah bahwa Li Hungchanglah yang harus disalahkan.
Meskipun aku mengerti kepekaan Guanghsu, aku sangat membenci kelihaian
guru itu mengalihkan pikiran Kaisar. Dalam pandanganku, tak ada yang bisa
dijadikan alasan atas kesalahan Guru Weng. Dan ketika Weng membuat Li
Hungchang sebagai kambing hitam, aku sudah kehilangan seluruh rasa hormatku
padanya. Aku tak bermaksud menciptakan musuh dengan memihak Li secara
terbuka, tetapi aku melihat pentingnya mengemukakan pendapatku pada
Kaisar.
Dalam sikap diamku terhadap tuntutan Dewan Istana untuk mengadilinya, Li
Hungchang menantang Kaisar akan hak untuk mengadili para Pangeran Manchu
yang telah menyediakan amunisi yang buruk. Li juga menuntut hak untuk
memilih anggota komisinya sendiri pada masa mendatang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Atas saran Guru Weng, Guanghsu memanggil Li Hungchang untuk dilakukan
audit resmi. Para Pangeran Manchu diundang sebagai saksi.
Li datang dengan siap. Dokumentasinya yang terperinci tak hanya membantu
kasusnya, tetapi juga mengundang banyak simpati dari negeri. Suratsurat
dukungan berdatangan dari setiap gubernur provinsi. Tekanan pun menguat.
Sebagian mulai mengkritik Guanghsu sendiri.
Kaisar yang frustrasi datang padaku meminta pertolongan. Dia merasa begitu
malu dan terhina, dan dia merasa telah kehilangan rasa hormat dari rakyatnya.
Sudah jelas bahwa Li Hungchanglah yang sepantasnya menjadi pemimpin
Cina, Guanghsu mengeluh padaku.
Saatnya tiba ketika aku harus memilih antara Guang-hsu dan Li Hungchang. Aku
sudah lama menantikan saat datangnya takdir ini, tetapi baru sekaranglah aku
dapat melihat kedalaman tragedinya. Akal sehatku berkata bahwa Li
Hungchang diperlukan bagi rakyat dan bahwa dia sendiri bisa memimpin Cina.
Namun, Cina saat ini adalah Cinanya Manchuaku harus melawan prinsipku
sendiri demi menyelamatkan Guanghsu.
Setelah bermalammalam tak tidur menimbang pilihanku dan mengumpulkan
keberanianku, aku mengambi tindakan yang tak masuk akal dan tak bisa
dipahami: Aku tanda tangani dekrit menurunkan Li Hungchang. Lelaki itu
ditelanjangi dari semua kehormatannya. Dia didakwa menyalahgunakan dana
Angkatan Laut dan penyebab kekalahan perang.
Aku malu pada diriku sendiri.
Aku berpikir telah melakukan hal yang cukup bagi Guang-hsu, tetapi ini adalah
pikiran yang siasia. Di bawah pengaruh pamannya, Pangeran Ts'eng; sepupunya,
Pangeran Ts'eng Junior; dan saudaranya, Pangeran Ch'un Junior, Guanghsu yang
mudah terpengaruh, dibujuk bahwa hukuman yang diterima oleh Li Hungchang
belumlah setimpalbahwa dia harus benarbenar dihabisi.
Ketika diminta menyetujui pemberian hukuman lanjutan bagi Li, aku tak dapat
lagi menahan rasa marahku. Raut wajahku yang penuh amarah pasti telah
menakuti Kaisar karena dia mulai tergagap dan jatuh berlutut.
Sebenarnya aku marah pada diriku sendiri. Aku telah membiarkan Guru Weng
dan Pangeran Ch'un lepas dari tanggung jawabnya. Bagaimana mungkin ada
orang Cina waras yang masih mau melayani pemimpin Manchunya, setelah
rnelihat apa yang terjadi pada Li Hungchang?
Kuterangkan pada Guanghsu bahwa Li terlalu berharga untuk dihancurkan,
tanpa melumpuhkan pemerintahan. Dia bisa memukul balik dengan merebut

http://ac-zzz.blogspot.com/
kekuasaan sendiri! Itu akan semudah mengibaskan tangannya. Kau akan
menemukanku sedang menonton opera di Istana Musim Panas saat itu terjadi!
Keadaan di Istana terasa begitu sulit ditebak dan berbahaya. Tibatiba kusadari
bahwa aku sendirian dan aku bisa saja disingkirkan oleh klanku sendiri. Yang
perlu dilakukan hanya tinggal meyakinkan Guanghsu. Untuk melindungi diriku
sendiri, aku berunding. Sebagai ganti mempertahankan kedudukan Li
Hungchang di pemerintahan, termasuk kewenangannya di Chihli dan
kepemimpinannya di Angkatan Bersenjata Utara dan Angkatan Laut Cina,
kusarankan pada Dewan Istana untuk mengambil bulu burung merak
bermatadua kesayangan Li dan seragam Panglima Tertinggi sutra kuningnya.
Itu akan membuat Li kehilangan harga dirinya. Akan tetapi, hukuman yang
lebih dari itu merupakan tindakan yang gegabah dan berlebihan.
Saat Pangeran Ts'eng menuduhku menghilangkan kesempatan langka bagi kaum
Manchu untuk menjatuhkan Li, aku beranjak meninggalkan audiensi yang
tengah berlangsung.
Aku dapat mendengar suara percikan anak sungai di balik taman istana di Kota
Terlarang. Aku bangun sebelum fajar dan mengirim kasimku untuk memanggil
Li Hungchang.
Li tiba saat fajar mengenakan jubah biru katun sederhana yang membuatnya
tampak seperti orang lain.
Kau sudah berbenah? Kubuka percakapan, mengetahui bahwa dia akan segera
meninggalkan Peking.
Benar, jawabnya. Keretaku akan berangkat sejam lagi.
Ke mana kau akan pergi? tanyaku. Chihli? Hunan? Atau kota asalmu, Hefei?
Tak mampu menjawab, Li jatuh berlutut.
Aku ingatkan dirinya bahwa etika hanya mengizinkan kami bertemu sebentar
dan aku harus mengutarakan pikiranku.
Li mengangguk, tetapi bersikukuh untuk tetap berlutut.
Kubiarkan dirinya dan berkata, Tolong mengerti betapa bencinya aku harus
melakukan hal ini padamu. Meski tak ada alasan yang pantas, aku tak punya
pilihan. Aku mengerti, Yang Mulia. Suara Li terdengar tenang dan datar.
Kau melakukan apa yang akan dilakukan setiap Ibu.
Air mataku tumpah dan aku mulai menangis.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Jika bisa membantu Penguasa, aku merasa terhormat, ucap Li.


Tidakkah kau setidaknya bisa membiarkanku membantumu dalam perjalanan
jauhmu ke Selatan?
Itu tak perlu, ujarnya. Aku sudah memiliki cukup harta untuk keluargaku.
Istriku tahu bahwa jika aku dituduh berkhianat dan terbukti bersalah, hidupku
akan jadi tebusannya. Dia hanya ingin agar aku memastikan bahwa kehidupan
anakanak kami tak akan terganggu.
Apakah masalahnya sudah diatasi? Kuseka wajahku dengan saputangan.
Ya, semuanya telah disiapkan.
Kasimku datang dan mengumumkan pelan, Yang Mulia, Kaisar sudah
menunggu.
Baiklah.
Li Hungchang bangkit. Dia mundur selangkah dan berlutut untuk melakukan
kowtow.
Tradisi tak membolehkanku untuk menemaninya mengantarkan ke gerbang,
tetapi kuputuskan untuk sekali ini tak mengacuhkannya.
Tirai pintu diangkat dan kami keluar ke pekarangan. Para kasim masih sibuk
bersihbersih pada pagi hari. Mereka dengan tergesa menghilangkan diri dari
pandangan kami. Mereka yang kebetulan melintasi jalur kami memohon maaf.
Langit mulai terang. Sayap atap yang berglasir bermandi cahaya emas. Tak
sama seperti Istana Musim Panas, yang udaranya membawa wangi bunga
melati, suasana pagi di Kota Terlarang begitu dingin dan berangin.
Kudengar suara jejak kakiku sendiri, alas kayu sepatuku mengetuk jalur batu.
Li Hungchang dan aku berjalan bersisian. Di belakang kami enam belas kasim
mengangkut tandu upacaraku yang seukuran kamar.
Dua minggu kemudian, Pangeran Kung yang kini berusia enam puluh lima
dipanggil dari masa istirahatnya. Kaisar Guanghsu menerbitkan dekrit atas
desakanku. Kung enggan pada awalnya. Selama sepuluh tahun, dia terus
menyimpan dendam terhadap orangorang yang telah menyingkirkannya dari
kepemimpinannya, termasuk pada kedua saudara tirinya. Aku memohonmohon
padanya, mengatakan bahwa kematian Pangeran Ch'un semestinya bisa

http://ac-zzz.blogspot.com/
menutup kesalahan yang terjadi pada masa lalu. Kaisar yang berusia dua puluh
empat tahun memerlukannya.
Guanghsu dan aku bertemu dengan Pangeran Kung di taman krisannya, yang
tanahnya tertutupi dengan bungabunga ungu berbentuk bintang. Pangeran Kung
memungut satu daun. Dia menaruhnya datar di telapak tangannya dan
menepuknya dengan telapaknya yang lain, menimbulkan suara seperti kembang
api.
Keseimbangan kekuatan di Asia telah berubah semenjak pihak Jepang berhasil
merebut benteng pelabuhan kami di Weihaiwei. Suara Pangeran Kung telah
melemah selama bertahuntahun ini, tetapi semangatnya, perspektif, dan
kecemerlangannya masih bertahan. Perbuatan salah pada masa lalu telah
mengakibatkan kelemahan pada masa sekarang. Dalam pandangan dunia,
peperangan sesungguhnya telah usai dan Cina telah kalah.
Tetapi semangat kita belum! Wajah Guanghsu berubah merah dan dadanya
mengembang. Aku menolak menyebutnya sebagai kekalahan. Para admiral,
perwira, dan tentara kita melakukan bunuh diri untuk menunjukkan pada dunia
bahwa Cina tidak menyerah!
Pangeran Kung tersenyum sinis. Para admiral kita bunuh diri untuk menebus
diri mereka, dan menyelamatkan keluarga mereka dari kematian dan penyitaan
harta mereka. Kaucopot jabatan dan gelar mereka, tetapi menyuruh mereka
untuk tetap bertahan di medan. Kau katakan pada mereka bahwa mereka akan
dipenggal jika kalah berperang. Kematian bukanlah pilihan mereka, tetapi
kau!
Pamanmu benar, kataku. Aku yakin bahwa Kaisar juga menyadari bahwa
jiwa patriotisme bangsa kita tak mampu mencegah Jepang untuk menduduki
Semenanjung Liaotung. Kami mengerti bahwa Jepang sedang menargetkan
benteng di Pelabuhan Arthur dan mengambil alih seluruh Korea.
Guanghsu bersandar makin dalam pada kursinya. Seolah mengalami kesulitan
bernapas, dia menghela napas dalamdalam.
Kung terus saja memungut daun dan menepuknya, membuat suara yang
mengganggu dengan telapak tangannya.
Aku senang Pangeran Kung mengungkit masalah bunuh diri itu. Aku telah
berselisih dengan Guanghsu beberapa kali mengenai perintah kematiannya. Aku
berusaha keras meyakinkannya bahwa pengabdian tak bisa dipaksakan. Tak
akan ada loyalitas jika pengampunan dan kebaikan tak mendapatkan kepastian
terlebih dulu. Namun, aku harus mengakhiri pembahasan itu karena Guanghsu
tak mampu memahaminyadia telah dibesarkan untuk menerima pengabdian
dan loyalitas begitu saja. Hal pertama yang dipelajarinya tentang manusia

http://ac-zzz.blogspot.com/
adalah dari gurunya yang menampilkan sikap ketulusan dan dedikasi. Aku
menyerah saat Guanghsu mengeluhkan sikapku yang terlalu mencampuri
kewenangannya.
Ibu, apa kau baikbaik saja? tanya Guanghsu lembut. Aku telah mengatakan
padanya bahwa aku merasa letih dan lemah.
Kemudian dia berkata, Aku telah membuang petisi yang menuntut hukuman
bagi Li Hungchang.
Aku tahu dengan melakukan hal itu, anakku berusaha menyenangkanku. Tetapi
aku tak ingin membicarakannya. Terutama tidak di depan Pangeran Kung.
Maka, aku mengalihkan topik. Apa kita sudah mencoba pilihan lain pada
medan perang menghadapi Jepang?
Kami sudah mencoba melalui berbagai penengah, termasuk pada diplomat
Amerika, jawab Pangeran Kung. Kami coba meraih persetujuan dengan
Jepang, tetapi Tokyo menolaknya,
Aku tak melihat ada gunanya dengan membuang-buang waktu dalam
perundingan, ujar Guanghsu. Seolah berusaha menahan emosinya, dia
mengalihkan pandangannya. Aku tak berunding dengan orangorang barbar!
ucapnya dengan gigi bergemeretuk.
Lalu, apa yang kau ingin aku lakukan? Pangeran Kung tampak kesal.
Aku butuh bantuanmu untuk mempersiapkan pertahanan, ujar Kaisar.
Aku tak yakin bisa membantu, ujar Pangeran Kung. Kau salah jika berpikir
bahwa aku bisa lebih baik dari Li Hungchang.
Aku beralih pada mereka berdua. Tidakkah lebih baik bagi kita untuk berjalan
dengan dua kaki? Melanjutkan untuk mengupayakan perundingan dengan
Jepang dan pada waktu bersamaan, mempersiapkan pertahanan kita?
Guanghsu mengikuti nasihat Pangeran Kung dan menawarkan untuk menugasi
orangorang asing untuk mengerjakan pertahanan kami. Seorang perancang
Angkatan Bersenjata Jerman yang pada 1881 telah mengawasi pembangunan
benteng Pelabuhan Arthur diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata Cina.
Guanghsu berharap bahwa di bawah kepemimpinan Jenderal Barat, dia akan
mampu membalikkan situasi dengan Jepang.
Baik Pangeran Ts'eng maupun Pangeran Ch'un Junior mendesak bahwa menyewa
musuh lama sama saja dengan aksi pengkhianatan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Guanghsu tetap bertahan dari tekanan, hingga menit terakhirnya. Lalu dia
berubah pikiran dan membatalkan penugasan itu.
Jika saja rencana itu dilaksanakan, Pangeran Kung yang kecewa mengeluh
kemudian, Cina akan aman dan Jepang pada akhirnya harus membayar ganti
rugi perang pada kita.
Saat itu aku tak menyadarinya, tetapi ketika Kaisar mengubah pikirannya,
pamannya sangat kecewa. Begitu kecewanya, hingga selama berharihari dan
berminggu-minggu ke depan Pangeran Kung perlahan akan menarik diri. Kukira
harga dirinya sedang terluka dan bahwa pada akhirnya, dia akan melupakannya
dan melanjutkan perjuangannya demi Dinasti. Namun, hati Pangeran Kung
kembali ke taman krisannya, dan dia tak akan pernah kembali lagi.
Pada penghujung Januari 1895, Guanghsu menyadari bahwa dia sudah tak
punya lagi pilihan kecuali berunding dengan pihak Jepang. Yang lebih
memalukan dirinya, Jepang menolak membahas traktat dengan siapa pun
kecuali dengan Li Hungchang yang sudah. disingkirkan.
Pada 13 Februari, Guanghsu melepaskan Li dari tugasnya sebagai Gubernur
Chihli dan menyuruhnya untuk memimpin upaya diplomatik Cina. Sekali lagi,
aku akan menerima Li Hungchang atas nama Kaisar.
Li tidak ingin datang ke Peking. Dia memohon agar dibebaskan dari tugas itu.
Merasa bahwa Kaisar dan Topi Besi cepat atau lambat akan menjadikannya
kambing hitam, dia tak memiliki keyakinan akan bertahan. Dia mengutarakan
bahwa banyak hal telah berubah. Kami sudah kehilangan aset negosiasi. Sudah
tak mungkin lagi membawa Jepang ke meja perundingan.
Siapa pun orang yang mewakili Cina dan menandatangani traktat itu harus
menyetujui lepasnya sebagian dari Cina, Li memprediksi. Itu akan jadi tugas
yang siasia dan negara akan menyalahkannya apa pun alasannya atas hasil
negosiasi yang diterima.
Aku memohon agar dirinya memikirkan ulang dan mengiriminya undangan
pribadi untuk menghadiri jamuan makan malam denganku.
Li menanggapi, mengatakan dalam pesannya bahwa dia tak pantas
mendapatkan kehormatan itu dan bahwa usianya yang semakin menua dan
masalah kesehatannya membuatnya sulit melakukan perjalanan jauh.
Aku berharap bahwa aku bukanlah Permaisuri Cina, aku menulis balik pada
Li. Pihak Jepang sudah menuju Peking, dan aku tak mampu membayangkan
bagaimana mereka akan merusak tanah leluhur Kerajaan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Mungkin karena nada desakan dari suratku, mungkin karena rasa tanggung
jawabnya sebagai seorang berbudiluhur yang memanggilnyaapa pun alasannya
Li Hung-chang memberiku kehormatan dengan kehadirannya, dan dengan
segera dia ditunjuk sebagai Ketua Negosiator Cina. Dia tiba di Shimonoseki,
Jepang, pada 19 Maret 1895. Sekitar sebulan kemudian, negosiasi yang tengah
berkingsung mengambil putaran yang mengejutkan: saat meninggalkan salah
satu sesi pertemuan dengan Perdana Menteri Ito Hirobumi, Li tertembak pada
wajahnya oleh seorang ekstremis Jepang.
Aku hampir lega dengan kejadian itu, Li menanggapi ketika kutanyakan
kondisinya. Peluru itu hanya menggores pipi kiriku. Peristiwa itu memberiku
apa yang tak akan mungkin kudapatkan dari meja perundingansimpati dunia.

Penembakan itu membawa reaksi keras dunia internasional agar Jepang


melunakkan tuntutannya terhadap Cina.
Aku merasa telah mengirim Li untuk tewas dan dia bertahan hanya karena
beruntung.
Juga, dalam pesannya, Li Hungchang mempersiapkan Kaisar Guanghsu atas
keputusan tersulit: untuk menyetujui prasyaratprasyarat negosiasi, termasuk
menyerahkan Pulau Taiwan, Semenanjung Peseadores, dan Liaotung pada
Jepang untuk selamanya; pembukaan tujuh pelabuhan bagi perdagangan
Jepang; pembayaran dua ratus juta tael, dengan izin bagi Jepang untuk
menduduki Pelabuhan Weihaiwei hingga pembayaran itu lunas; dan pengakuan
atas otonomi penuh dan utuh, dan kemerdekaan Korea, yang artinya
melepaskannya pada Jepang.
Guanghsu duduk di Kursi Naga dan menangis. Ketika Li Hungchang kembali ke
Peking untuk berkonsultasi, dia tak bisa membuat Kaisar berkatakata.
Saat itulah aku mengatakan pada Li akan apa yang tengah kupikirkan:
Serahkan apa yang harus dilepaskan oleh Cina dalam bentuk uang, bukan
tanah.
Dia mengangkat tatapannya. Baik, Yang Mulia.
Kukatakan padanya bahwa sekalinya kita menerima pendudukan Jepang di
daratan, sebagaimana kita biarkan terjadi pada Rusia di kawasan Ili, Cina akan
selamanya kalah.
Li memahaminya dan bernegosiasi atas dasar prinsip itu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Bayangan Li Hungchang di balairung dengan kening menyentuh lantai masih
melekat di benakku setelah dia pergi. Aku duduk mematung. Suara jam besar di
aula mengesalkanku.
Korea dan Taiwan hilang, Guanghsu bergumam sendiri terusmenerus.
Dia tak tahu, tentu saja, bahwa hanya dalam beberapa bulan, kami juga akan
kehilangan Nepal, Burma, dan Indocina.
Perampasan lagi. Dan lagi.
Jepang tak punya niat untuk berhenti. Kakitangannya kini telah menyebar jauh
ke dalam Manchuria.
Ukiran naga di pilarpilar istana tak lagi bisa dicat tahun ini. Cat yang lama
sudah mengelupas dan warna emasnya sudah berubah menjadi cokelat kering.
Biro Interior telah lama kehabisan uang. Masalahnya tidak hanya pada
kebusukannya yang begitu jelas, tetapi pada rayap yang tak terlihat.
Suatu pagi, Kepala Kasim Li Lienying berupaya mengajukan permohonan resmi
pada Kaisar: Tolong, Yang Mulia, lakukan sesuatu untuk menyelamatkan Kota
Terlarang karena ia dibangun dengan kayu semua.
Bakar saja! merupakan jawaban Guanghsu.
Audiensiaudiensi terus berlanjut. Dalam telegram terbaru Li Hungchang, pihak
Jepang menuntut hak untuk membangun pabrik di pelabuhanpelabuhan yang
tengah disengketakan. Terima klausul ini atau akan ada perang, Jepang
mengancam.
Guanghsu dan aku mengerti jika kami mengabulkan tuntutan Jepang,
tuntutantuntutan yang sama akan dibuat oleh kekuatan asing lainnya.
Konsesi terakhir juga mengungkap masalah hak atas mineral, isi lanjutan dari
telegram Li, dan tak banyak yang bisa kita lakukan untuk menolaknya
Sinar matahari menyusupi jendelajendela kamarku, melemparkan bayangan
seperti dedaunan yang bergemeresik, ke lantai dan furnitur. Labalaba hitam
besar bergantung pada benang di panel berukir. Ia bergelantungan maju
mundur di tengah desir lembut angin. Ia adalah labalaba hitam pertama yang
kulihat di dalam Kota Terlarang.
Aku mendengar suara seseorang menyeret kakinya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kemudian Guanghsu muncul dari ambang pintu. Posturnya seperti seorang
lelaki tua dengan punggung bongkok.
Ada kabar apa? tanyaku.
Kita kehilangan divisi terakhir kita atas pasukan berkuda Muslim. Guanghsu
memasuki kamarku dan duduk di kursi. Aku dipaksa membubarkan berpuluh
puluh ribu tentara karena aku harus membayar ganti rugi pada pihak asing.
'Atau perang,' mereka bilang. 'Atau perang'!
Kau belum makan, ujarku. Mari kita sarapan.
Jepang sudah. membangun jalan menghubungkan Manchuria dengan Tokyo.
Dia menatapku, mata hitam lebarnya tak berkedip. Aku akan jatuh bersamaan
dengan kejatuhan Kaisar Rusia.
Guanghsu, cukup.
Kaisar Meiji akan segera tak tertandingi di Asia Timur.
Guanghsu, tolong, makan dulu.
Ibu, bagaimana aku bisa makan? Jepang telah memenuhi perutku!

26

DAPUR KERAJAAN BERUSAHA mencari alasan untuk tak membatalkan perjamuan


ulang tahunku. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Dewan Istana yang
melihat momen pengunduran diriku sebagai peluang bagi setiap orang untuk
mengumpulkan uang.
Kusimpulkan bahwa satusatunya cara agar tak masuk dalam perangkap ulang
tahunku adalah dengan mengumumkan pada negara dalam sebuah surat
terbuka:
Kesempatan yang menguntungkan dari ulang tahunku yang keenam puluh akan
menjadi peristiwa yang menggembirakan dan aku mengerti bahwa para pejabat
dan sebagian warga telah menyumbangkan dana yang akan digunakan untuk
mendirikan suatu monumen peringatanaku diberitahukan sebesar dua puluh

http://ac-zzz.blogspot.com/
lima persen dari pendapatan tahunan kalian untuk menghormatiku dengan
menghias Kanal Kerajaan sepanjang Peking hingga ke tempat tinggalku .... Aku
tak ingin bersikap keras kepala secara berlebihan dan mendesak untuk menolak
kehormatan ini, tetapi aku merasa berutang pada kalian semua, di atas
segalanya, untuk mengungkapkan perasaanku sejujurnya. Sejak awal musim
panas lalu, negaranegara pembayar upeti telah direbut, armadaarmada kita
dihancurkan dan kita dipaksa memasuki perang terbuka yang menyebabkan
kehancuran yang demikian hebat. Bagaimana aku punya hati untuk
menyenangkan diriku sendiri? Karena itulah, kuperintahkan agar upacara publik
dan semua persiapan yang tengah dilakukan dibatalkan dari sekarang.
Kukirim naskah surat itu secara langsung ke pencetak tanpa melalui Penasihat
Agung. Aku takut maksud kata-kataku akan diubah, terutama keputusanku
untuk membatalkan perjamuan ulang tahunku.
Aku juga ingin berbagi dengan negara akan rasa penyesalanku dengan
mengabaikan nasihat Li, yang telah membuat semakin beratnya penalti yang
mesti dibayar oleh Cina. Aku tak bisa menahan kemarahanku, melihat Li
Hungchang, yang pada usia tujuh puluh dua, kembali ke rumahnya dari Jepang
hanya untuk dipanggil sebagai pengkhianat. Orangorang di jalan akan meludah
ke tandunya saat dia lewat.
Sebagai bentuk dukunganku bagi Li, aku mernbujuk Dewan Istana untuk
mengirimnya ke St. Petersburg tak lama setelah upacara kenaikan takhta Tsar
Nicholas II.
Li meminta agar sebuah peti jenazah kosong menemaninya dalam perjalanan
dia ingin bersiapsiap. Dia memintaku untuk menuliskan namanya pada
tutupnya, yang kuturuti.
Sebagai hasil kunjungan Li Hungchang, sebuah kesepakatan rahasia antara
Rusia dan Cina dirundingkan, kemudian ditandatangani. Masingmasing negara
menyetujui untuk membela yang lain, saat menghadapi agresi dari Jepang.
Harga yang harus kami bayar adalah untuk menerima klausul yang mengizinkan
Rusia untuk meluaskan jalur kereta TransSiberia melintasi Manchuria ke
Vladivostok. Kami juga akan mengizinkan pihak Rusia menggunakan jalur itu
untuk memindahkan pasukannya dan peralatan perang mereka melalui wilayah
Cina.
Itu merupakan hal terbaik yang bisa dicapai oleh Li Hungchang di bawah
kondisinya. Namun, naluriku dan dia menyatakan bahwa Rusia tak bisa
dipercaya. Dan kenyataannya, begitu kami membiarkan Rusia melabuhkan
armada mereka di Pelabuhan Arthur kami yang bebases, mereka menolak
meninggalkannya, bahkan sesudah Jepang sudah terusir.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Pada saat ini, selagi Guanghsu dan aku sedang sibuk meneliti kegunaan program
penyewaanlahan untuk menghasilkan pembayaran bagi pinjaman asing kami,
istrinya, keponakanku Lan, datang tibatiba.
Begitu Guanghsu melihat kedatangan Lan, dia memohon diri dan meninggalkan
ruangan.
Lan mengenakan jubah bersulam polapola mawar. Hiasan mawar kecil serupa
yang terbuat dari pita, menghias rambutnya. Kerah jubahnya yang tinggi
memaksa dagunya tegak dan maju, membuatnya tampak tak nyaman.
Tampaknya dia telah berhenti memulas pipinya dengan bedak putih;
kesedihannya begitu nyata pada wajahnya. Ujung mulutnya tertarik ke bawah.
Air mata tumpah, sebelum dia mampu berkata,
Menyaksikan masalah dalam pernikahan mereka lebih buruk daripada hidup
dengan kematian suami dan anakku. Kematian Hsien Feng dan Tung Chih tak
bisa sepenuhnya kulupakan, tetapi tahap penyembuhan atas hal itu hadir
dengan sendirinya. Kenangan bisa dipilih dan berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Aku tak lagi ingat akan adanyu perasaan kebencian. Dalam mimpiku,
anakku menyayangiku sepenuhnya dan Hsien Feng begitu pengasih.
Dengan Guanghsu dan Lan, kesengsaraan mereka seperti lumut yang tumbuh
pada musim penghujan: ia bermula dari sudut atap dan perlahanlahan
menguasai seluruh sudut Istana.
Aku baru kembali dari pembaringan ibu mertuaku. Lan tentu saja sedang
membicarakan saudariku. Rong makin memburuk.'
Saudariku harus terus berbaring dan telah menolak kunjunganku. Rong yakin
bahwa akulah penyebab kesakitannya. Karena itu, kukirim Lan sebagai gantiku.
Aku tahu kau ke sini bukan untuk membicarakan saudariku, kataku pada Lan.
Yang bisa kukatakan padamu hanyalah bahwa Guanghsu sedang mengalami
banyak tekanan.
Lan menggeleng, membuat hiasan di kepalanya berkibas. Dia harus
menghabiskan waktu denganku.
Aku tak bisa memaksanya, Lan.
Tentu kau bisa, Bi, jika kau sungguhsungguh peduli padaku.
Aku merasa bersalah dan berjanji padanya akan mencoba lagi. Kupindahkan
Lan dan penghuni rumahnya ke kompleks tepat di belakang Guang,hsu,

http://ac-zzz.blogspot.com/
menggunakan masalah rayap sebagai alasannya. Aku berpikir bahwa pasangan
itu dapat saling mengunjungi melalui pintu lengkung yang menghubungkan
keduanya. Namun, pada hari esoknya, Guanghsu menutup jalan masuk dengan
furnitur. Ketika Lan memindahkan furnitur itu, Guanghsu memerintahkan agar
pintu masuk ditutupi batu bata secara permanen.
Sementara itu, aku bisa lihat bahwa Guanghsu jatuh hati pada Mutiara,
selirnya, yang baru saja genap sembilan belas tahun dan tampak begitu
memesona. Rasa keingintahuan dan kecerdasannya mengingatkanku pada masa
mudaku. Aku senang dengannya karena dia menginspirasi Guanghsu untuk
memenuhi ekspektasi bangsanya.
Aku merasa iba pada Lan saat dia berusaha bersaing dengan Mutiara. Lan
terlalu banyak membawa darah abangku. Dia memiliki ambisi, tetapi tidak
memiliki tekad untuk mewujudkannya. Saat dia mengancam bunuh diri,
Guanghsu malah semakin jijik dengannya.
Kuminta bantuan pada Kuei Hsiang, tetapi dia hanya berkata, Kau mak
comblangnya, Anggrek. Kaulah yang mesti membereskannya.
Aku merencanakan perjamuan teh bagi kami bertiga. Saat Lan meminta
Guanghsu mencicipi kue persik yang dibuatkan untuknya, dia tampak gelisah
dan bangkit berdiri. Kupegang sikunya dan berkata, Mari kita jalan jalan di
taman. Aku berjalan di belakang mereka, berharap agar mereka memulai
percakapan. Namun, Guanghsu tetap menjaga jarak, seolah istrinya membawa
penyakit. Lan bertahan pada harga dirinya dan tetap diam,
Kau harus mengambil pilihan, Lan, kataku setelah Guanghsu pergi menghadiri
pertemuan Istana. Kau sudah tahu bahwa halhal yang terjadi bisa tak sesuai
dengan keinginanmu. Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya.
Ya, itu benar. Keponakanku menyeka wajahnya dengan saputangan. Aku
selalu meyakini bahwa rasa cintaku akan mengubahnya,
Yah, dia belum berubah. Kau harus terima itu.
Apa yang harus kulakukan?
Sibukkan dirimu dengan tugastugasmu sebagai Permaisuri. Memimpin upacara
dan menyampaikan penghormatan pada para leluhur. Kau juga bisa melakukan
apa yang kulakukan: belajar tentang dunia dan jadikan dirimu berguna.
Apa hal itu bisa membuat Guanghsu mengasihiku?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak tahu, jawabku. Tetapi tak seharusnya kau menutup diri dari
kemungkinan itu.
Lan memulai kegiatan belajarnya denganku. Pertama-tama, kutugasi dia untuk
membacakan laporan terbaru akan kematian Ratu Min dari Korea.
'Dipimpin oleh para informan, para agen Jepang menerobos masuk ke dalam
istana Ratu.' Lan terkejut, menutup mulutnya dengan saputangan.
Teruskan, Lan, perintahku.
'Setelah... setelah membunuh dua dayangdayangnya, mereka mengepung Ratu
Min. Menteri Urusan Kerumahtanggaan Istana datang menyelamatkannya,
tetapi penyusup menebas habis kedua tangannya dengan sebilah pedang.
Lan tampak begitu takut. Bagaimana bagaimana dengan pengawalnya? Di
mana mereka?
Mereka pasti telah dibunuh atau dijebak atau disogok, jawabku. Teruskan
dan selesaikan, Lan.
... Ratu Min ditikam berkalikali dan diangkut keluar ......
Lan melanjutkan membaca, tetapi suaranya sudah tak lagi terdengar. Dia
beralih padaku dengan kepala ditelengkan ke satu sisi, seperti boneka dengan
tali yang rusak.
Apa yang terjadi? tanyaku.
Orangorang Jepang menyiapkan tumpukan kayu bakar yang disiram dengan
bensin di luar pekarangan.
Dan kemudian?
Mereka melemparkan dirinya ke atasnya dan menyalakan api. Bibir Lan
bergetar.
Kuambil kembali laporan itu dari tangannya dan menaruhnya di mejaku.
Lan duduk terdiam seolah membeku. Tak lama, dia bangkit dan berjalan keluar
seperti hantu.
Lan tak pernah lagi mengancam akan bunuh diri meskipun dia terus mengeluh
tentang suaminya. Lan percaya bahwa dia tak perlu mempelajari urusanurusan
Istana, tetapi hal itu tak menghentikannya bermimpi dipujapuja oleh rakyat.
Dia tak pernah berbagi ranjang dengan Kaisar atau berteman dengan Mutiara.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dia mencari pelariannya dengan memanjakan diri sendiri dan menghabiskan
waktu bersama saudara Mutiara, Selir Cahaya, yang begitu bertolak belakang
dengan Mutiara. Cahaya tak punya banyak minat dalam hampir segala hal. Dia
sangat menggemari makanan dan bisa duduk mengudap makanannya seharian
penuh.
Pada 18 Juni 1896, Rong meninggal. Hal itu terjadi setelah dia menuduh para
tabib telah meracuninya. Kesehatan jiwanya mulai terdengar pihak Istana
sehingga keputusanku bertahuntahun sebelumnya untuk mencegahnya
mengunjungi Guanghsu kini dimengerti. Sayangnya, Kaisar kini dianggap
sebagai anak seorang wanita sinting, dan Penasihat Klan menggunakan alasan
ini untuk mulai memikirkan penggantinya.
Aku sudah muak dengan perselisihan yang terjadi antara para Pangeran
Manchu, para saudara, dan sepupu yang tampaknya tak memiliki kesamaan satu
sama lain, kecuali rasa tamak dan kebenciannya. Ketika aku berusaha
menjelaskan begitu besarnya kasih sayang antara Kaisar Hsien Feng dan
Pangeran Kung, para pemuda TopiBesi langsung jemu. Dengan jubah istana
megahnya, generasi kerajaan Manchu ini bertengkar layaknya segerombol
serigala memperebutkan tempat tinggal, proyek sepele, dan gaji tahunan.
Aku kehilangan kendaliku pada acara keluarga saat pemakaman saudariku. Hal
itu mungkin ada kaitannya dengan kenyataan bahwa aku tak berkesempatan
untuk berpamitan dengan Rongpembalasannya. Dan perselisihan antara
Pangeran Ch'un Junior dan kelompok TopiBesinya memperebutkan warisannya
memancing kemarahanku, hingga akhirnya aku meledak.
Kematian ibumu sama artinya kau tak lagi terlindungi. Kukatakan dengan
suara dingin. Sekali lagi kau menyinggung kemarahan Kaisar, aku tak akan
segan memerintahkan pemindahanmu dan jika kau menentangku, eksekusi atas
dirimu.
Ch'un menyadari bahwa aku bersungguhsungguh dengan ucapankulagi pula,
aku sudah pernah mengeksekusi Su Shun, mantan Penasihat Agung, dan
komplotannya yang berkuasa.
Katakata ancamanku
ditinggalkan sendiri.

berhasil

meredamkan

perselisihan

itu

dan

aku

Sambil menyandarkan pipiku di atas peti jenazah Rong, aku teringat dua biji
kenari yang dia letakkan di telapak tanganku pada hari aku meninggalkan
rumah untuk menetap di Kota Terlarang. Aku menyesal tak berusaha lebih
keras untuk merawatnya. Rong telah ditaklukkan oleh penyakitnya, tetapi ada
harihari ketika pikirannya jernih dan sikapnya penuh kasih. Aku ingin tahu
apakah dia mengetahui tentang masalah pernikahan antara Guanghsu dan Lan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak akan pernah tahu perasaannya. Betapa aku rindu berbincang
dengannya saat kita masih kecil dulu! Aku ingin bisa bicara dengan Kuei Hsiang,
menghabiskan waktu mengenang Rong bersama, tetapi dia tak tertarik. Bagi
abangku, kematian Rong adalah anugerah.
Lan dan Guanghsu tampak bagai pasangan rukun di pemakaman Rong. Setelah
membungkuk ke arah peti jenazah bersama, mereka melempar bijibiji emas
padi ke udara. Hal itu membuatku berpikir untuk tak pernah melepaskan
harapan.
Sepanjang kesulitan yang kami hadapi, Yung Lu terus melanjutkan kerja
samanya dengan Li Hungchang, memperkuat Angkatan Bersenjata. Pada
saatsaat seperti ini, kami sangat jarang bertemu; Yung Lu bertekad tak
menyulut api ke dalam rumor apa pun mengenai kami yang bisa mencederai
upayanya bagi Kaisar. Aku harus merasa puas dengan cukup mengetahui
keberadaan Yung Lu dari laporanlaporan yang datang.
Namun suatu pagi, Yung Lu datang ke hadapanku untuk meminta izin
meninggalkan jabatannya kini sebagai Kepala Komando Angkatan Bersenjata
untuk memimpin Angkatan Laut negara. Kukabulkan permintaannya, tahu
bahwa dia pasti sudah berpikir masak akan keputusannya, tetapi kuperingatkan
dia bahwa banyak orang mungkin akan melihat pemindahannya sebagai
penurunan jabatan.
Aku tak pernah hidup berdasarkan prinsipprinsip orang lain adalah
tanggapannya.
Angkatan Laut telah menemui banyak kesulitan semenjak kepergian Li
Hungchang ke luar negeri, kuingatkan dirinya.
Itulah sebabnya mengapa aku menginginkan pekerjaan ini.
Li telah mengatakan padaku, 'Dibutuhkan orang dengan kepemimpinan seperti
Yung Lu untuk memengaruhi Angkatan Laut.' Apakah dia yang menyarankanmu
mengambil tanggung jawab ini?
Benar.
Aku berusaha tak memikirkan jika tugastugas baru Yung Lu akan membuatnya
lebih sering meninggalkan Peking.
Siapa yang akan menjadi penggantimu? tanyaku.
Yuan Shihkai. Dia akan melapor padaku secara langsung Tentu saja, aku sudah
cukup tahu akan kemampuan Yuan. Sebagai jenderal Muda, dia telah berjuang

http://ac-zzz.blogspot.com/
melawan Jepang dan berhasil menjaga perdamaian di Korea selama sepuluh
tahun.
Jadi, kau akan mengerjakan dua tugas sekaligus.
Ya, begitulah. Dia tersenyum. Begitu pula denganmu.
Aku tak akan merasa aman dengan kepergianmu
Aku akan berada di Tientsin.
Itu ratusan kilometer jaraknya dari sini.
Dibandingkan Sinkiang, itu tak begitu jauh.
Kami duduk diam menghirup teh. Kutatap dirinya, mata, hidung, mulut, dan
tangannya.

27

GUANGHSU MEMINTAKU pindah bersamanya ke Ying-tai, Paviliun Berteras Laut,


yang bertempat di suatu pulau di Sungai Laut Selatan di sebelah Istana Musim
Panas. Letaknya yang terpencil, ujarnya, akan membantunya berkonsentrasi.
Yingtai adalah surga yang sudah lama tak ditempati. Gedunggedung elegannya,
yang sangat butuh perbaikan, terhubung dengan daratan melalui jalur tanah
yang meninggi dan jembatan tarikan. Paviliun itu memiliki teras dari marmer
yang melandai hingga ke sungai, dengan kanalkanal merentang disisipi oleh
jembatanjembatan cantik.
Pada musim panas, sungai di sekelilingnya akan dipenuhi sekumpulan teratai
hijau. Pada Agustus, bunga-bunga merah jambu besar akan menjulang dari alas
hijaunya. Pemandangannya sungguh menakjubkan. Ketika pekerjaan restorasi
dilangsungkan, aku diminta untuk menamai ruangruang tinggalnya. Aku memilih
nama Balairung Penuh Keanggunan, Ruang Istirahat Tenang, Ruang Perenungan
Masalah, dan Ruang Hati Sunyi.
Aku mulai berpikir bahwa martabat bisa dimiliki tanpa kehadiran seorang
teman. Aku jadi mulai tertarik pada ajaran Buddha. Ajaran yang menjanjikan
kedamaian ini menarik minatku dan dia tidak mendiskriminasi wanita,
sebagaimana halnya dengan ajaran Konfusius. Dewa-dewa Buddha menyertakan

http://ac-zzz.blogspot.com/
sosok wanita, salah seorang yang terkenal di antaranya adalah Dewi WelasAsih,
KuanYin, yang kurasa memiliki kesamaan denganku. Sejujurnya, aku tak punya
tempat lagi untuk berpaling.
Aku percaya pada belas kasih, tetapi aku mulai kehilangan kepercayaan pada
orangorang di sekitarku. Sebagai contohnya, dulunya kupikir bahwa sikap adilku
terhadap kasimkasim rumah akan memastikan kejujuran dan mendapatkan
kesetiaan mereka, tetapi dengan pandangan menusuk, aku tetap saja akan
mendapatkan seorang pembohong.
Aku pernah meminta kasimku Chow Tee untuk mengirimkan kue kacangmadu
pada Li Lienying, yang saat itu tengah pergi berlibur untuk kali pertamanya
dalam dua puluh sembilan tahun. Ketika Chow Tee menyampaikan terima kasih
Li Lienying padaku, kutanyakan, Apa kau sendiri yang kirimkan kue itu?
Aku yang kirimkan, tentu saja. Aku berlari agar Kepala Li dapat menerima kue
itu saat masih hangat.
Bukankah di luar turun hujan? kutanya.
Benar.
Bagaimana mungkin pakaianmu tetap kering?
Pada akhirnya, pembohong itu menerima sepuluh dera cambukan tongkat
bambu.
Mencoba menenangkan diri sendiri, aku menatap keluar jendela pada
bungabunga cameliaku yang tengah mekar. Pepohonan dipenuhi kuncup bunga.
Sulit dipercaya, kini Li Lienying telah berusia lima puluh. Dia baru tiga belas
tahun, saat Antehai kali pertama membawanya padaku.
Kini aku sudah enam puluh satu tahun, aku menjadi penuh kecurigaan pada
orang lain dan semakin ragu pada penilaianku sendiri. Berkalikali aku
memperingatkan bahwa aku tak akan menoleransi pembohong, tetapi
berbohong telah menjadi bagian dari kehidupan di Kota Terlarang. Sejak
peperangan kami dengan Jepang, aku tak pernah menerima laporan akan
kekalahan militer kami. Satusatunya kabar yang dikirim ke Istana hanyalah
kemenangan yang dengan gegabahnya kuterima dan kuanugerahi dengan
promosi dan bonus.
Berdasar gerakan hati, aku akan mengambil satu momen untuk menguji
kasimkasim dan dayangdayangku. Aku merasa sedih melakukannya, tetapi aku
tak bisa bertindak lain. Aku harus bersikap tak terduga dan menguasai. Aku
membuat peraturan untuk tangkas menggunakan cambuk. Ini telah menjadi
caraku untuk bertahan secara mental.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Aku berusaha meninggalkan halhal sepele. Sebagai contoh, aku tak menghukum
saat Li Lienying membuat lubang (untuk mengeluarkan udara) pada seluruh
botol sampanyeku hadiahhadiah Li Hungchang dari Prancis. Kasim itu
memercayai suara letupannya akan mencelakakanku.
Sepanjang 1896, aku bekerja dengan Kaisar Guanghsu setiap harinya dan
senang dengan kemajuannya. Dia berusaha sekeras mungkin untuk mengejar
ketertinggalan urusanurusan Istana tetapi menemui hambatan yang besar dan
membuat segalanya jadi teratur merupakan langkah pertama kami. Aku bangun
lebih awal dan berjalan menyusuri jembatan batu untuk menyiapkan pikiranku
untuk hari itu. Aku memandangi teratai mulai dari awal kuncupnya hingga akhir
berseminya. Aku menemukan bunga pertamanya, yang merekah pada satu fajar
musim panas.
Aku merasa janggal dengan ketenangan lingkungannya. Selagi memandang
kasimku terjun ke dalam lumpur setinggi pinggang untuk mengambil akar
teratai buat sarapanku, pikiranku berkutat memikirkan apakah sebaiknya aku
menekan Kaisar untuk menyetujui proposal terakhir Li Hungchang mengajukan
pinjaman tambahan.
Kami tertinggal dalam pembayaran rutin kami dan bank-bank asing sudah
memberikan ancaman. Sangat jelas bagi kami bahwa kekuatan asing tengah
mengincar wilayah kami dan berusaha mencaricari sebuah alasan untuk
memulai penyerangan.
Saat akar teratai panggang disuguhkan, Guanghsu tak berselera. Aku duduk di
sisinya, tetapi tak memiliki kata-kata untuk menenangkannya. Sekarang ini,
aku sudah memahami kebiasaan Guanghsu yang lebih senang menyendiri. Aku
mencemaskan kesehatannya, tetapi aku tak ingin menanyakannya atau bahkan
menyuruhnya untuk mengambil sumpitnya.
Setelah menghabiskan makananku, aku membilas mulutku dengan cepat dan
pergi menuju ruang kerjaku untuk menyiapkan audiensi pagi. Guanghsu akan
mengikuti beberapa menit kemudian. Aku akan menunggu kasim menyiapkan
pakaiannya dan kami berdua akan memasuki tandu kami.
Mengakhiri audiensi pada sore hari, Guanghsu dan aku akan meneruskan diskusi
tentang masalahmasalah hari itu. Sering kali, kami harus memanggil beberapi
menteri dan penjabat untuk meminta informasi lebih terperinci. Saat Guanghsu
melihatku mulai menguap, dia akan memintaku untuk berhenti dan
beristirahat. Aku akan meminta cerutu, dan dia akan menyalakannya untukku.
Sambil mengisap cerutu, aku akan meneruskan pekerjaanku hingga larut.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Cina tak pemah menyulut masalah, tak pernah melakukan kesalahan, tak ingin
berperang, dan bersedia memberikan pengorbanan, isi artikel yang ditulis oleh
Robert Hart. Ia adalah orang besar yang tengah 'sakit', perlahanlahan memulih
dari pengaruh buruk yang dideritanya semenjak ratusan tahun lalu, dan kini
tengah diterkam oleh Jepang yang tangkas, sehat, dan memiliki persenjataan
lengkaptak adakah yang akan menolongnya?
Guanghsu dan aku berharap komentar Hart akan membantu Cina merebut
simpati dan dukungan dari belahan dunia lain. Sayangnya, yang terjadi justru
sebaliknya. Kekalahan kami oleh Jepang hanya mendorong kekuatan Barat
untuk mengambil keuntungan lebih jauh dari kami. Cacing itu telah
menghabisi bangunan Cina yang kukuh, hingga tinggal menjadi segenggam
debusisa-sisanya menanti diambil oleh siapa saja.
Kami telah kehilangan Korea dan Angkatan Laut kami yang baru tengah menuju
kehancuran. Setelah meniru habishabisan peradaban Cina selama ratusan
tahun, orangorang Jepang dengan angkuhnya memandang hina mata air
kebijaksanaan Timur yang sesungguhnya. Dunia sepertinya telah lupa bahwa
pada 1871, Jepang masih membayar upeti pada Cina sebagai negara jajahan.
Sama seperti yang lain, Guanghsu mencurigai Li Hungchang telah membuat
transaksi yang menguntungkan pihak Barat demi keuntungannya sendiri. Li
bisa menghasilkan traktat yang lebih baik daripada itu, ujarnya. Satusatunya
bukti yang dimiliki oleh Guanghsu adalah bahwa Li Hungchang memercayakan
menantu lelakinya dengan tugas menyediakan perlengkapan militer bagi
Angkatan Bersenjata.
Itu karena pengalaman Li dengan paman, saudara, dan sepupumu begitu
buruk, kukatakan padanya. Li tak melakukan korupsiyang merupakan cara
Cina untuk mengandalkan koneksi pribadi. Pikirkan apa yang telah kauterima.
Li telah berhasil mengumpulkan dana untuk membangun kembali Angkatan
Laut.
Aku tak dapat memaafkannya karena menyianyiakan kesempatan atas
pertahanan yang lebih awal! Suara Guanghsu meninggi menyusuri aula. Dia
menjual kita habishabisan!
Guanghsu tak bisa menerima fakta bahwa kita telah dipaksa untuk
menandatangani Traktat Shimonoseki, traktat paling memalukan yang pernah
ditandatangani oleh seorang Kaisar sepanjang sejarah Cina.
Jepang memberi peluang baginya untuk mengumpulkan uang. Apakah aku tak
benar bahwa Li Hungchang merupakan orang terkaya di Cina?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak akan menyingkirkan anggota keluarga, kuucapkan pelan. Lebih baik
bagiku melawan tetangga yang menindas. Li tak ingin ambil bagian dalam
negosiasi dari awalnya. Dia ditugaskan, kuingatkan Guanghsu, oleh kau dan
aku. Pihak Jepang telah menolak perwakilan yang kaukirimkan sebelumnya. Li
satusatunya orang yang dipercaya Jepang memiliki kemampuan.
Tepat! Guanghsu berujar. Mereka memilihnya karena dia seorang teman.
Jepang tahu Li akan memberi mereka kesepakatan yang menguntungkan.
Demi Langit, Guanghsu, peluru nyaris menewaskannya! Jika bukan karena aksi
pembunuhan yang nyaris terjadi, Jepang akan tetap menuntut pada permintaan
asalnya, dan kita akan kehilangan seluruh Manchuria ditambah tiga ratus juta
tael!
Bukan aku sendiri yang menuduh Li. Guanghsu menunjukkan padaku sebuah
dokumen. Pemeriksa dari Dewan Istana juga telah menyelidikinya.
Dengarkan. Dia membacakan, 'Li Hungchang menanam banyak investasi pada
bisnis Jepang dan dia tak ingin kehilangan keuntungannya dengan berlarutnya
perang. Dia sepertinya khawatir jika sejumlah besar uang dari hasil
spekulasinya, yang telah dia depositokan di Jepang, akan hilang; karena itu, dia
menolak perang.
Jika kau tak bisa terima fakta bahwa aksi penyerangan Li Hungchang sebagai
perlawanan terhadap Kaisar, aku tak akan bisa atau tak seharusnya bekerja
denganmu! Aku sungguh kesal.
Ibu, Guanghsu jatuh berlutut. Aku hanya berbagi denganmu apa yang
kuketahui. Kau terlalu bergantung pada Li. Bagaimana jika dia tidak seperti
yang Ibu pikirkan?
Jika saja kita memiliki pilihan, Guanghsu. Aku mendesah. Kita
membutuhkannya. Jika Li tidak cermat memanfaatkan rasa kewaspadaan dunia
internasional, Jepang belum akan mundur dari Semenanjung Liaotung.
Tetapi jepang menuntut kita tiga puluh juta tael lagi sebagai kompensasi dan
ganti rugi, Guanghsu berkata sinis.
Kita adalah negara yang dikalahkan, Anakku. Itu bukan kesalahan Li
Hungchang.
Guanghsu duduk diam, menggigiti bibirnya.
Aku memohon padanya agar tak menyianyiakan Li begitu saja. Hanya kita yang
bisa mernanfaatkan kecerdikannya untuk memberikan manfaat pada Kerajaan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Saat kutanyakan bagaimana pertemuan
berlangsung, Guanghsu menjawab datar,

dengan

para

delegasi

asing

Tak baik. Dia duduk dan meregangkan lehernya. Aku yakin pihak asing itu
sama kecewanya. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu dan tenaga untuk
meminta audiensi, hanya untuk menemukan betapa membosankannya aku.
Aku ingat komentar suamiku, Hsien Feng, saat pihak asing meminta audiensi
dengannya. Dia merasa bahwa dia hanya akan memberikan pada mereka
kesempatan untuk meludahi wajahnya.
Aku tak tahan memandangi mereka, ujar Guanghsu. Aku berusaha
mengatakan pada diriku sendiri, aku akan bertemu dengan individuindividu,
bukannya dengan bangsabangsa yang telah merendahkanku.
Kauterima semua delegasi? tanyaku.
Guanghsu mengangguk. Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman bertingkah seperti
anjing. Mereka berusaha membuatku terpaksa meminjam lebih banyak uang.
Apa yang harus kulakukan? Kukatakan pada mereka, Cina sudah tak sanggup
lagi menanggungnya. Kukatakan pada mereka bahwa seluruh penghasilanku
dihabiskan untuk membayar ganti rugi Jepang.
Para bankir asing merupakan pembuat transaksi yang kejam. Aku ingat akan
apa yang pernah dikatakan Li Hung-chang, pada saat aku bertanya, Apa yang
terjadi pada akhirnya?
Pada akhirnya? Aku meminjam dari mereka semua, menjanjikan pendapatan
bea cukai dan transit serta pajak garam sebagai jaminannya.
Kepedihan dalam suaranya tak tertahankan. Aku merasa tak berdaya dan
sangat sedih.
Aku tak siap dengan apa yang akan terjadi. Anakku mendesah lagi. Pihak
Rusia terus mengangkut pasukan dan perlengkapan melalui jalur kereta kami
melewati Manchuria ke laut.
Kami memberi mereka hak hanya untuk saat perang, bukan saat damai. Aku
bisa dengar keletihan pada suaraku sendiri.
Guanghsu menggelengkan kepalanya. Pihak Rusia berniat tetap menggunakan
jalur TransSiberia pada saat-saat tenang, Ibu.
Berjalan keluar ke teras untuk mencari udara segar, aku memegang kedua
pundak anakku. Mari kita berharap rencana Li memanfaatkan satu orang
barbar untuk mengendalikan yang lain akan berhasil.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Guanghsu tak yakin. Jepang sudah mendekati Peking, ujarnya, dan kita
telah kehilangan pertahanan laut secara keseluruhan.
Aku berdiri menyambut terpaan angin dan berharap bisa melewati momen ini.
Bagi anakku, setiap hari mendatangkan keputusan baru, beserta kekalahan dan
kehinaan baru. Dia telah menjalani hidupnya dalam lubang tinja. Tung Chih
beruntung: kematian membantunya meraih kedamaian.
Kegelapan memenuhi ruangan setelah Li Lienying pergi. Aku berbaring di
bantalbantal empuk dan teringat suatu kali Li Hungchang pernah menasihatiku
untuk menyimpan emas dan perakku di bankbank luar Cina.
Seandainya Jepang... Aku ingat dia takut melanjutkan ucapannya, tetapi aku
sudah paham maksudnya: Aku mungkin akan dipaksa meninggalkan Cina.
Bayangan Ratu Min dibakar hiduphidup selalu tersimpan dalam benakku. Li
Hungchang pasti mengira aku wanita kaya. Dia tak tahu betapa miskinnya aku.
Aku terlalu malu untuk membiarkan orang lain tahu, bahwa aku telah menjual
grup opera kesukaanku. Aku nyaris tak memiliki apa pun selain tujuh gelar
kehormatan dari Kekaisaran. Li tak mendesak agar aku berkonsultasi dengan
para manajer bank Inggris, di Hongkong dan Shanghai. Namun, saat dia
meninggalkan istanaku, dia tak lagi bingungdia sudah benarbenar paham akan
prinsipku menghadapi kelangsungan hidup Cina.
Guanghsu dan aku mengira kekuatan Barat akan menghentikan agresinya begitu
perjanjian yang telah disepakati mulai dilaksanakan. Namun, pada Mei 1897,
pihak Jerman menemukan alasan lain untuk menyerang kami. Insiden itu
bermula ketika bandit Cina merampok desa di Shantung, dekat pelabuhan
Kiaochow, tempat pemukiman Jerman. Rumahrumah dibakar dan penduduknya
dibunuh, termasuk dua orang misionaris Katolik Roma Jerman.
Sebelum pemerintah kami memiliki kesempatan untuk menyelidiki, skuadron
Jerman melanjutkan ke Kiaochow dan merebut pelabuhan. Cina diancam
dengan penindasan yang berat, kecuali jika kami dengan segera menyetujui
untuk membayar kompensasi dalam emas dan mengadili para bandit.
Kaisar Jerman memastikan protesnya didengar dunia: Dengan tekad penuh,
kuputuskan untuk membatalkan sejak saat ini kebijakan penuh kehatihatian
yang dinilai Cina sebagai bentuk kelemahan, dan untuk menunjukkan pada
Cina, dengan kekuasaan penuh dan jika diperlukan, dengan kekerasan brutal,
bahwa Kaisar Jerman tak bisa diperolokolok dan sangatlah buruk
menjadikannya sebagai musuh.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Empat hari kemudian, anakku datang padaku membawa kabar bahwa garnisun
Cina di Kiaochow telah dipukulmundur. Setelah penaklukannya, Guanghsu
dipaksa menyewakan pelabuhan itu beserta daratan di sekitarnya, dalam radius
sejauh lima puluh kilometer, pada Jerman. Penyewaan sembilan puluh
sembilan tahun itu menyertakan hak istimewa pertambangan dan jalur kereta
yang berada di area tersebut.
Guanghsu gemetar saat mendengarkan Li Hungchang menjelaskan apa yang
akan terjadi, jika dia menolak menandatanganinya.
Dalam beberapa bulan berikutnya, Li akan membawakan lebih banyak kabar
buruk: Kapal perang Rusia berlabuh di benteng Pelabuhan Arthur, sebagaimana
mereka diizinkan oleh traktat tahun 1896, dan mengumumkan bahwa mereka
akan menetap di sana selamanya. Pada Maret 1898, Pelabuhan Arthur dan
pelabuhan dagang Talienwan di dekatnya juga disewakan pada Rusia untuk
jangka waktu dua puluh lima tahun, dengan hak atas pertambangan dan jalur
kereta sejauh enam puluh mil di sekitarnya.
Menambah kekacauan ini, Perdana Menteri Inggris mengeluhkan bahwa
keseimbangan kekuasaan di Teluk Pechili terganggu, Inggris menuntut bahwa
Weihaiwei, yang memiliki cakupan sama dengan Kiaochow, dikuasai oleh
Jerman, yang akan dialihkan ke Inggris begitu uang ganti rugi Jepang lunas
dan kota telah dievakuasi. Pihak Inggris juga menganugerahi dirinya sendiri
perluasan area Kowloon, di daratan seberang Hongkong.
Tak ingin ketinggalan, Prancis juga menuntut hak sewa sembilan puluh
sembilan tahun yang sama pada Pelabuhan Kwangchowan, di selatan Hongkong.
Ketika Dewan Istana memohon agar Kaisar mengambil alih situasi, Guanghsu
memberikan setiap menteri salinan yang diterimanya dari Li Hungchang.
Salinan itu berisi pengumuman yang dibuat oleh kekuatan Barat bersatu
mengenai lingkup pengaruh di Cina. Jerman dan Rusia menyetujui bahwa
seluruh lembah Sungai Yangtze dari Szechuan ke Delta Kiangsu menjadi milik
Inggris. Inggris menyepakati bahwa bagian Selatan Kanton dan Selatan Yunnan
menjadi milik Prancis. Area dari Kausu melalui Shensi, Shansi, Hunan, dan
Shantung menjadi milik Jerman. Manchuria dan Chihli milik Rusia. Amerika
Serikat yang mencintai kebebasan menjaminkan hak dan kesempatan yang
sama bagi semua negara di area yang disewakan dan menyebut sikap mereka
sebagai Politik Pintu Terbuka

28

http://ac-zzz.blogspot.com/

AKU TAK MENGIRA akan bertemu Pangeran Kung untuk kali terakhirnya. Hari itu
mendung menggayuti langit pada Mei 1898, saat aku menerima undangan
darinya. Walaupun sakit, Pangeran Kung adalah lelaki dengan tubuh kuat dan
semangat besar, dan semua orang mengharapkan dia akan sembuh. Saat aku
tiba di sisi pembaringannya, aku terkejut melihat kondisinya dan segera tahu
bahwa hidupnya akan segera berakhir.
Aku harap kau tak keberatan jika ikan yang sekarat terus membuat
gelembunggelembung udara, ucap Pangeran Kung dengan suara lemah.
Kutanyakan jika dia ingin aku memanggil Kaisar.
Pangeran Kung menggeleng dan memejamkan matanya untuk mengumpulkan
tenaga.
Aku menebar pandangan ke sekeliling ruangan. Ada gelas, mangkok,
tempolong, dan baskom diatur di sekitar tempat tidur. Wangi obatobatan
herbal di ruangan tersebut begitu menusuk.
Pangeran Kung berusaha duduk, tetapi dia sudah tak lagi memiliki kekuatan.
Saudara Keenam, ujarku, sambil membantu menegakkan sandarannya, tak
seharusnya kausembunyikan kondisimu.
Ini sudah kehendak Langit, Saudari Ipar, Pangeran Kung terengah. Aku lega
bisa menemuimu.
Dia mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan dua jemarinya yang
bergetar.
Aku mendekat.
Pertama, aku menyesal akan kematian Tung Chih. Penyesalan memenuhi
suara Pangeran Kung. Aku tahu bagaimana penderitaanmu... aku meminta
maaf. Putraku Tsaichen mendapatkan akhir yang sepantasnya.
Hentikan, Saudara Keenam. Air mata menggenangi kedua mataku.
Aku tak pernah memaafkan Tsaichen dan dia mengetahuinya, ujar Pangeran
Kung.
Namun, dirinya sendirilah yang tak bisa dimaafkannya. Aku tak pernah bisa
menanyakan bagaimana Pangeran Kung melewati hariharinya setelah kematian
putranya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sungguh kasihan hati orangtua, ucapku, sambil menyodorkannya sebuah
handuk.
Aku berutang banyak pada Hsien Feng. Pangeran Kung menyeka wajahnya
dengan handuk. Aku gagal dalam tugasku. Aku telah mengecewakan Tung Chih
dan sekarang aku harus meninggalkan Guanghsu.
Kau tak berutang apa pun pada Hsien Feng. Dia telah mencoretmu dari surat
wasiatnya. Jika pun ada tugas untuk membesarkan dan mendidik Tung Chih,
Hsien Feng menyerahkan kekuasaan itu pada Su Shun dan komplotannya.
Pangeran Kung akhirnya menyetujui perkataanku meski dia memilih untuk
memercayai bahwa Su Shunlah, dan bukan saudaranya, yang telah
memanipulasi surat wasiat Kekaisaran.
Lelah, dia kembali memejamkan matanya seolah hendak tidur. Memandang
wajah Pangeran yang begitu pucat, aku teringat pada harihari ketika dia masih
kuat, tampan, dan begitu penuh semangat. Impianimpiannya untuk Cina begitu
hebat dan begitu pula dengan kemampuannya. Bahkan, aku pernah sekali
berimajinasi, bahwa aku menikahi dirinya dan bukan Kaisar Hsien Feng.
Kurasa aku selalu meyakini bahwa Kung akan menjadi Kaisar yang lebih baik.
Seharusnya dialah yang dianugerahi takhtadan memang itulah yang
semestinya terjadi jika bukan karena kecerdikan Guru Utama Hsien Feng, yang
menasihati muridnya untuk berpurapura menampilkan rasa iba terhadap
hewanhewan pada perburuan musim gugur. Pangeran Kung berhasil
mengalahkan semua saudaranya hari itu, tetapi ayahnya justru tersentuh oleh
hati adiknya. Merupakan kemalangan bagi negeri saat takhta diberikan pada
Hsien Feng. Dan kemalangan satu, melahirkan kemalangankemalangan yang
lain.
Aku ingin tahu apakah Pangeran Kung membenci hidup di bawah bayangbayang
Hsien Feng, mengetahui dirinya telah dikhianati.
Jika kau memiliki pertanyaan, sebaiknya kautanyakan sebelum terlambat,
Pangeran Kung berkata saat dia membuka matanya lagi.
Bayangan akan kehilangan dirinya sungguh berat. Aku rasa kau tak ingin tahu
pertanyaan yang kumiliki, ujarku. Kurasa bahkan tak pantas bagiku untuk
menanyakannya.
Anggrek, kita berdua telah menjadi sahabat terbaik sekaligus kutukan
terburuk bagi satu sama lain. Pangeran Kung tersenyum. Apa lagi yang
kautakutkan akan mengancam hubungan kita?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Maka, kutanyakan apakah dia pernah merasa sakit hati atas sikap ketidakadilan
ayahnya dan adiknya yang mencuri takhta Kekaisaran.
Kalaupun aku menyimpan sakit hati, rasa penyesalan diriku sendiri telah
menghilangkan rasa sakitnya, jawabnya. Apa kauingat dengan September
1861?
Bulan kematian Hsien Feng?
Benar. Ingatkah kau pada perjanjian yang kita buat?
Bukankah itu perjanjian yang baik?
Pada masa itu, saat kami berusia dua puluhan, tak ada pikiran dalam benak
kami berdua bahwa kami sedang mengukir sejarah. Saat itu, Pangeran Kung
baru mengetahui bahwa namanya telah dicoret dari surat wasiat Hsien Feng.
Dia ditinggalkan tak berdaya untuk dibantai oleh Su Shun. Dan aku menghadapi
kemungkinan akan dibakar hiduphidup untuk menemani suamiku dalam
perjalanannya menuju kehidupan selanjutnya.
Su Shun telah berhasil melumpuhkan kita, ucapku.
Kaukah atau aku, yang kali pertama memunculkan ide untuk saling
meminjamkan legitimasi masingmasing? tanyanya.
Aku sudah tak ingat. Aku hanya ingat kita sudah tak punya pilihan, selain
untuk saling menolong.
Kaulah yang menulis penunjukanku sebagai pengganti Su Shun, ujar Pangeran
Kung.
Benarkah?
Ya. Itu merupakan tindakan yang berani dan tak terduga.
Kau pantas mendapatkan jabatan itu, ucapku lembut. Itu sudah menjadi
kehendak Langit dari mulanya.
Aku merasa bersalah karena bukan itu yang diinginkan oleh ayahku dan
saudaraku, Hsien Feng.
Dinasti tak akan seperti sekarang tanpamu, ujarku menekankan.
Kalau begitu, aku ingin berterima kasih padamu atas kesempatan yang
diberikan, Anggrek.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kau adalah rekan yang baik, meski kau bisa begitu sulit
Apakah kaubisa memaafkanku atas kematian Tung Chih?
Kau menyayanginya, Kung, dan hanya itu yang akan kuingat,
Hal kedua yang diinginkan Pangeran Kunog adalah janjiku untuk terus
menghormati Robert Hart, seorang lelaki yang telah bekerja sama erat
dengannya selama bertahuntahun.
Dia adalah koneksi paling berharga yang bisa dimiliki Cina. Posisi kita di dunia
pada masa depan bergantung pada bantuannya. Kung merasa yakin Dewan
Istana tak akan mengikuti instruksinya begitu dia meninggal. Aku takut
mereka akan mengusir Robert Hart.
Aku akan pastikan Li Hungchang menjalani perintahmu,janjiku.
Aku tak berhasil meyakinkan Dewan Istana untuk mengadakan audiensi pribadi
dengan Robert Hart, ujar Pangeran Kung. Akankah kau mau menerimanya?
Apakah jabatannya memungkinkannya untuk bertemu denganku?
Jabatannya cukup tinggi, hanya saja dia bukan orang Cina, Kung berucap
pahit. Para menteri iri dengannya, karena aku memercayakan banyak hal
padanya. Dia di benci bukan karena dia orang Inggris, melainkan karena dia tak
bisa disuap.
Pangeran Kung dan aku bermimpi andai kita memiliki lebih banyak orang
dengan karakter seperti Robert Hart.
Kudengar dia mendapatkan penghormatan dari Ratu Inggris? Apa itu benar?
tanyaku.
Pangeran Kung mengangguk. Sang Ratu menjadikannya sebagi kesatria, tetapi
Ratu lebih memedulikan prestasinya membuka Cina bagi Inggris daripada
karena jabatannya.
Aku tak akan pernah menyianyiakan jasa Robert Hart, janjiku.
Hart mencintai Cina. Dia telah bersikap begitu toleran dan menerima saja
sikap penghinaan Dewan Istana. Aku khawatir kesabarannya akan segera habis
dan dia akan berhenti. Cina sangat bergantung pada kepemimpinan Hart. Kita
akan kehilangan sepertiga dari pendapatan bea cukai, dan..., dinasti kita

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak tahu bagaimana cara meneruskan pekerjaan Pangeran Kung. Aku tak
bisa berkomunikasi dengan Robert Hart dan aku begitu ragu bisa meyakinkan
Dewan Istana akan peranan pentingnya.
Aku tak bisa melakukannya tanpamu, Saudara Keenam. Aku menangis.
Tabib Kung membungkuk di dekatku dan mengatakan bahwa sebaiknya aku
pergi.
Pangeran tampak tenang saat dia melambaikan tangan perpisahannya ke
arahku.
Aku kembali keesokan harinya dan diberitahukan bahwa kesadaran Pangeran
Kung melemah. Beberapa hari kemudian, dia memasuki koma.
Pada 22 Mei, dia meninggal.
Aku membantu merancang pemakaman sederhana untuk Pangeran Kung,
sebagaimana yang dia minta. Kaisar memberitahukan secara pribadi pada
Robert Hart akan kematian rekannya.
Sungguh sulit bagiku melepaskan Pangeran Kung. Sehari setelah
pemakamannya, aku bermimpi akan kepulangannya. Dia bersama Hsien Feng.
Keduanya tampak berusia dua puluh kembali. Pangeran Kung mengenakan
jubah ungu, sementara suamiku mengenakan jubah satin putihnya.
Hidup adalah menjalani sekarat dan lebih buruk daripada kematian, ucap
suamiku dengan nada depresi seperti biasanya.
Benar, Pangeran Kung berkata, tetapi 'menjalani kematian' bisa juga
diartikan sebagai 'kekayaan spiritual.
Aku membuntuti mereka dengan gaun tidurku selagi mereka berbicara berdua.
Aku memahami katakatanya, tetapi tidak maknanya.
Pemahaman akan penderitaan memampukan penderitanya untuk berjalan di
jalan keabadian, suamiku melanjutkan. Keabadian artinya kesanggupan
untuk menanggung yang tak tertanggungkan.
Pangeran Kung menyetujui. Hanya setelah mengalami kematianlah, seseorang
akan memahami kesenangan hidup.
Masih dalam dunia mimpiku, kusela percakapan mereka. Tetapi tak ada
kesenangan dari hidupku. Hidup sama artinya dengan mati berulangulang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kepedihannya sudah tak mungkin lagi untuk ditanggung. Ia seperti hukuman
yang berlangsung terusmenerus, kematian yang tak kunjung usai.
Mati berulangulang akan memberikanmu kegairahan hidup, ujar suamiku.
Sebelum aku bisa membantahnya, kedua lelaki itu menghilang. Di tempat
mereka berdiri tadi, aku melihal seorang wanita yang sangat tua berjongkok di
atas tumitnya di pojok ruangan yang luas dan gelap. Itu adalah diriku sendiri.
Aku mengenakan pakaian pelayan dan tampak sakit. Tubuhku mengecil serupa
ukuran anak kecil. Kulitku dipenuhi keriput dan rambutku abuabu dan putih.

28

AKU TAK MENGIRA akan bertemu Pangeran Kung untuk kali terakhirnya. Hari itu
mendung menggayuti langit pada Mei 1898, saat aku menerima undangan
darinya. Walaupun sakit, Pangeran Kung adalah lelaki dengan tubuh kuat dan
semangat besar, dan semua orang mengharapkan dia akan sembuh. Saat aku
tiba di sisi pembaringannya, aku terkejut melihat kondisinya dan segera tahu
bahwa hidupnya akan segera berakhir.
Aku harap kau tak keberatan jika ikan yang sekarat terus membuat
gelembunggelembung udara, ucap Pangeran Kung dengan suara lemah.
Kutanyakan jika dia ingin aku memanggil Kaisar.
Pangeran Kung menggeleng dan memejamkan matanya untuk mengumpulkan
tenaga.
Aku menebar pandangan ke sekeliling ruangan. Ada gelas, mangkok,
tempolong, dan baskom diatur di sekitar tempat tidur. Wangi obatobatan
herbal di ruangan tersebut begitu menusuk.
Pangeran Kung berusaha duduk, tetapi dia sudah tak lagi memiliki kekuatan.
Saudara Keenam, ujarku, sambil membantu menegakkan sandarannya, tak
seharusnya kausembunyikan kondisimu.
Ini sudah kehendak Langit, Saudari Ipar, Pangeran Kung terengah. Aku lega
bisa menemuimu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dia mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan dua jemarinya yang
bergetar.
Aku mendekat.
Pertama, aku menyesal akan kematian Tung Chih. Penyesalan memenuhi
suara Pangeran Kung. Aku tahu bagaimana penderitaanmu... aku meminta
maaf. Putraku Tsaichen mendapatkan akhir yang sepantasnya.
Hentikan, Saudara Keenam. Air mata menggenangi kedua mataku.
Aku tak pernah memaafkan Tsaichen dan dia mengetahuinya, ujar Pangeran
Kung.
Namun, dirinya sendirilah yang tak bisa dimaafkannya. Aku tak pernah bisa
menanyakan bagaimana Pangeran Kung melewati hariharinya setelah kematian
putranya.
Sungguh kasihan hati orangtua, ucapku, sambil menyodorkannya sebuah
handuk.
Aku berutang banyak pada Hsien Feng. Pangeran Kung menyeka wajahnya
dengan handuk. Aku gagal dalam tugasku. Aku telah mengecewakan Tung Chih
dan sekarang aku harus meninggalkan Guanghsu.
Kau tak berutang apa pun pada Hsien Feng. Dia telah mencoretmu dari surat
wasiatnya. Jika pun ada tugas untuk membesarkan dan mendidik Tung Chih,
Hsien Feng menyerahkan kekuasaan itu pada Su Shun dan komplotannya.
Pangeran Kung akhirnya menyetujui perkataanku meski dia memilih untuk
memercayai bahwa Su Shunlah, dan bukan saudaranya, yang telah
memanipulasi surat wasiat Kekaisaran.
Lelah, dia kembali memejamkan matanya seolah hendak tidur. Memandang
wajah Pangeran yang begitu pucat, aku teringat pada harihari ketika dia masih
kuat, tampan, dan begitu penuh semangat. Impianimpiannya untuk Cina begitu
hebat dan begitu pula dengan kemampuannya. Bahkan, aku pernah sekali
berimajinasi, bahwa aku menikahi dirinya dan bukan Kaisar Hsien Feng.
Kurasa aku selalu meyakini bahwa Kung akan menjadi Kaisar yang lebih baik.
Seharusnya dialah yang dianugerahi takhtadan memang itulah yang
semestinya terjadi jika bukan karena kecerdikan Guru Utama Hsien Feng, yang
menasihati muridnya untuk berpurapura menampilkan rasa iba terhadap
hewanhewan pada perburuan musim gugur. Pangeran Kung berhasil
mengalahkan semua saudaranya hari itu, tetapi ayahnya justru tersentuh oleh
hati adiknya. Merupakan kemalangan bagi negeri saat takhta diberikan pada

http://ac-zzz.blogspot.com/
Hsien Feng. Dan kemalangan satu, melahirkan kemalangankemalangan yang
lain.
Aku ingin tahu apakah Pangeran Kung membenci hidup di bawah bayangbayang
Hsien Feng, mengetahui dirinya telah dikhianati.
Jika kau memiliki pertanyaan, sebaiknya kautanyakan sebelum terlambat,
Pangeran Kung berkata saat dia membuka matanya lagi.
Bayangan akan kehilangan dirinya sungguh berat. Aku rasa kau tak ingin tahu
pertanyaan yang kumiliki, ujarku. Kurasa bahkan tak pantas bagiku untuk
menanyakannya.
Anggrek, kita berdua telah menjadi sahabat terbaik sekaligus kutukan
terburuk bagi satu sama lain. Pangeran Kung tersenyum. Apa lagi yang
kautakutkan akan mengancam hubungan kita?
Maka, kutanyakan apakah dia pernah merasa sakit hati atas sikap ketidakadilan
ayahnya dan adiknya yang mencuri takhta Kekaisaran.
Kalaupun aku menyimpan sakit hati, rasa penyesalan diriku sendiri telah
menghilangkan rasa sakitnya, jawabnya. Apa kauingat dengan September
1861?
Bulan kematian Hsien Feng?
Benar. Ingatkah kau pada perjanjian yang kita buat?
Bukankah itu perjanjian yang baik?
Pada masa itu, saat kami berusia dua puluhan, tak ada pikiran dalam benak
kami berdua bahwa kami sedang mengukir sejarah. Saat itu, Pangeran Kung
baru mengetahui bahwa namanya telah dicoret dari surat wasiat Hsien Feng.
Dia ditinggalkan tak berdaya untuk dibantai oleh Su Shun. Dan aku menghadapi
kemungkinan akan dibakar hiduphidup untuk menemani suamiku dalam
perjalanannya menuju kehidupan selanjutnya.
Su Shun telah berhasil melumpuhkan kita, ucapku.
Kaukah atau aku, yang kali pertama memunculkan ide untuk saling
meminjamkan legitimasi masingmasing? tanyanya.
Aku sudah tak ingat. Aku hanya ingat kita sudah tak punya pilihan, selain
untuk saling menolong.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kaulah yang menulis penunjukanku sebagai pengganti Su Shun, ujar Pangeran
Kung.
Benarkah?
Ya. Itu merupakan tindakan yang berani dan tak terduga.
Kau pantas mendapatkan jabatan itu, ucapku lembut. Itu sudah menjadi
kehendak Langit dari mulanya.
Aku merasa bersalah karena bukan itu yang diinginkan oleh ayahku dan
saudaraku, Hsien Feng.
Dinasti tak akan seperti sekarang tanpamu, ujarku menekankan.
Kalau begitu, aku ingin berterima kasih padamu atas kesempatan yang
diberikan, Anggrek.
Kau adalah rekan yang baik, meski kau bisa begitu sulit
Apakah kaubisa memaafkanku atas kematian Tung Chih?
Kau menyayanginya, Kung, dan hanya itu yang akan kuingat,
Hal kedua yang diinginkan Pangeran Kunog adalah janjiku untuk terus
menghormati Robert Hart, seorang lelaki yang telah bekerja sama erat
dengannya selama bertahuntahun.
Dia adalah koneksi paling berharga yang bisa dimiliki Cina. Posisi kita di dunia
pada masa depan bergantung pada bantuannya. Kung merasa yakin Dewan
Istana tak akan mengikuti instruksinya begitu dia meninggal. Aku takut
mereka akan mengusir Robert Hart.
Aku akan pastikan Li Hungchang menjalani perintahmu,janjiku.
Aku tak berhasil meyakinkan Dewan Istana untuk mengadakan audiensi pribadi
dengan Robert Hart, ujar Pangeran Kung. Akankah kau mau menerimanya?
Apakah jabatannya memungkinkannya untuk bertemu denganku?
Jabatannya cukup tinggi, hanya saja dia bukan orang Cina, Kung berucap
pahit. Para menteri iri dengannya, karena aku memercayakan banyak hal
padanya. Dia di benci bukan karena dia orang Inggris, melainkan karena dia tak
bisa disuap.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pangeran Kung dan aku bermimpi andai kita memiliki lebih banyak orang
dengan karakter seperti Robert Hart.
Kudengar dia mendapatkan penghormatan dari Ratu Inggris? Apa itu benar?
tanyaku.
Pangeran Kung mengangguk. Sang Ratu menjadikannya sebagi kesatria, tetapi
Ratu lebih memedulikan prestasinya membuka Cina bagi Inggris daripada
karena jabatannya.
Aku tak akan pernah menyianyiakan jasa Robert Hart, janjiku.
Hart mencintai Cina. Dia telah bersikap begitu toleran dan menerima saja
sikap penghinaan Dewan Istana. Aku khawatir kesabarannya akan segera habis
dan dia akan berhenti. Cina sangat bergantung pada kepemimpinan Hart. Kita
akan kehilangan sepertiga dari pendapatan bea cukai, dan..., dinasti kita
Aku tak tahu bagaimana cara meneruskan pekerjaan Pangeran Kung. Aku tak
bisa berkomunikasi dengan Robert Hart dan aku begitu ragu bisa meyakinkan
Dewan Istana akan peranan pentingnya.
Aku tak bisa melakukannya tanpamu, Saudara Keenam. Aku menangis.
Tabib Kung membungkuk di dekatku dan mengatakan bahwa sebaiknya aku
pergi.
Pangeran tampak tenang saat dia melambaikan tangan perpisahannya ke
arahku.
Aku kembali keesokan harinya dan diberitahukan bahwa kesadaran Pangeran
Kung melemah. Beberapa hari kemudian, dia memasuki koma.
Pada 22 Mei, dia meninggal.
Aku membantu merancang pemakaman sederhana untuk Pangeran Kung,
sebagaimana yang dia minta. Kaisar memberitahukan secara pribadi pada
Robert Hart akan kematian rekannya.
Sungguh sulit bagiku melepaskan Pangeran Kung. Sehari setelah
pemakamannya, aku bermimpi akan kepulangannya. Dia bersama Hsien Feng.
Keduanya tampak berusia dua puluh kembali. Pangeran Kung mengenakan
jubah ungu, sementara suamiku mengenakan jubah satin putihnya.
Hidup adalah menjalani sekarat dan lebih buruk daripada kematian, ucap
suamiku dengan nada depresi seperti biasanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Benar, Pangeran Kung berkata, tetapi 'menjalani kematian' bisa juga


diartikan sebagai 'kekayaan spiritual.
Aku membuntuti mereka dengan gaun tidurku selagi mereka berbicara berdua.
Aku memahami katakatanya, tetapi tidak maknanya.
Pemahaman akan penderitaan memampukan penderitanya untuk berjalan di
jalan keabadian, suamiku melanjutkan. Keabadian artinya kesanggupan
untuk menanggung yang tak tertanggungkan.
Pangeran Kung menyetujui. Hanya setelah mengalami kematianlah, seseorang
akan memahami kesenangan hidup.
Masih dalam dunia mimpiku, kusela percakapan mereka. Tetapi tak ada
kesenangan dari hidupku. Hidup sama artinya dengan mati berulangulang.
Kepedihannya sudah tak mungkin lagi untuk ditanggung. Ia seperti hukuman
yang berlangsung terusmenerus, kematian yang tak kunjung usai.
Mati berulangulang akan memberikanmu kegairahan hidup, ujar suamiku.
Sebelum aku bisa membantahnya, kedua lelaki itu menghilang. Di tempat
mereka berdiri tadi, aku melihal seorang wanita yang sangat tua berjongkok di
atas tumitnya di pojok ruangan yang luas dan gelap. Itu adalah diriku sendiri.
Aku mengenakan pakaian pelayan dan tampak sakit. Tubuhku mengecil serupa
ukuran anak kecil. Kulitku dipenuhi keriput dan rambutku abuabu dan putih.
Ketika Guanghsu memohon padaku untuk ketiga kalinya atas kesempatan
bertemu dengan Kang Yuwei, dia berlinang airmata. Merah matanya
menunjukkan bahwa berharihari belakangan, dia tak bisa tidur. Seperti yang
kauketahui, Ibu, aku seorang 'kasim'. Sudah hampir mustahil aku bisa memberi
keturunan, jadi reformasi yang sukses akan jadi satusatunya peninggalanku.
Aku terkejut mendengar kejujuran dan rasa putus asanya. Tetapi aku harus
bertanya: Apa maksudmu kau tak bisa bercinta dengan Mutiara?
Suara Guanghsu dipenuhi kesedihan dan rasa malu saat dia bergumam, Tidak
Bu, aku tak bisa. Aku akan dibenci oleh seluruh rakyat karena semua orang
memercayai bahwa Langit akan menganugerahi seorang putra hanya bagi
mereka yang berperilaku mulia.
Anakku, kularang kau berbicara seperti itu. Kau baru dua puluh enam tahun.
Kau masih punya banyak waktu.
Ibu, tabibtabib memberi tahuku bahwa sudah tak ada lagi harapan.
Itu bukan artinya bahwa hidupmu sudah berakhir.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dia menangis dan kurentangkan tanganku untuk memeluknya. Kau harus


membiarkanku membantumu, Guanghsu.
Biarkan aku bertemu dengan Kang Yuwei, Ibu. Itu satusatunya jalan!
Atas permintaanku, sebuah sesi wawaneara dengan Kang Yuwei telah diatur.
Pihak penanya yang kupilih adalah Li Hungchang, Yung Lu, Guru Weng, dan
Chang Yinhuan, mantan duta besar untuk Inggris dan Amerika Serikat. Aku
menginginkan evaluasi pada orang yang berpikiran serupa dengan Kaisar ini.
Kang Yuwei dipanggil oleh Biro Urusan Luar Negeri pada hari terakhir Januari.
Tanyajawab itu berlangsung hingga empat jam. Kukira wawaneara itu akan
mengecilkan nyali warga Kanton itu, tetapi hasil catatan menunjukkan bahwa
keberanian lelaki itu sungguh besar. Kang menunjukkan kepandaiannya sebagai
pembicara yang dinamis dan sangat agresif dalam mengemukakan pandanganpandangannya. Kini kupahami mengapa Mutiara dan Guanghsu begitu terpikat
padanya. Seorang lelaki yang besar di istana seperti Guanghsu, tak pernah
menemui seseorang yang begitu blakblakan seperti dirinya, seseorang yang
sepertinya tak takut kehilangan apa pun.
Menurut Li Hungchang, Kang Yuwei memiliki wajah bulat dan berusia akhir tiga
puluh. Evaluasi dari Li memaparkan bahwa pihak yang ditanya menampilkan
dirinya dengan begitu dramatis dan bahwa dia menghabiskan seluruh
waktunya menerangkan topik reformasi dan keuntungan dari monarki
konstitusi, seolah dia seorang guru di ruang kelasnya sendiri.
Aku harus memberi penghargaan lebih atas keteguhan keempat lelaki berkuasa
itu, yang dengan terpaksa mendengarkan ceramah Kang.
Li Hungchang mengatakan pada Kang bahwa ide-idenya tidaklah orisinal dan
bahwa dia telah mengeksploitasi hasil kerja orang lain, yang tak diakui oleh
Kang. Saw Li menanyakan pada Kang Yuwei akan idenya untuk mencari sumber
pendapatan guna membayar pinjaman asing dan mendanai pertahanan
nasional, Kang malah bicara melantur dan tak jelas. Saat Li menekannya, Kang
menanggapi bahwa traktat tersebut ditandatangani secara tak adil dan karena
itu tak pantas dihargai Saat ditanya bagaimana tindakannya mengatasi
serangan Jepang, Kang Yuwei memberikan tawa dramatisnya sembari berlagak
seperti orang bijak. Kau tak bisa melimpahkan tanggung jawab padaku untuk
membetulkan kesalahan kalian!
Sebagai kesimpulannya, Li Hungchang menganggap sikap orang itu sangat
mengesalkan dan Li meyakininya sebagai seorang oportunis, seorang fanatik,
dan kemungkinan besar seorang yang terganggu jiwanya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Guru Weng, dalam laporannya, untuk sebagian besar, sepakat dengan Li
Hungchang, meski dialah yang pada awalnya membanggabanggakan temuannya
atas seorang genius politik yang sesungguhnya. Kesombongan Kang Yuwei
telah menyinggung para leluhur pendiri institusi Akademi Cina terkemuka. Guru
Weng juga tersinggung ketika Kang mengkritik Kementerian Pendidikan dan
menyebut para lulusan Kerajaan sebagai bebekbebek mati yang mengambang
di kolam tenang.
Dia merasa marah atas kegagalannya sendiri, Guru Weng menilai dalam hasil
evaluasinya. Aku adalah Ketua Penguji saat dia mengikuti ujian negara itu
meskipun aku tak pernah menilai hasil tesnya secara pribadi. Kang telah
mencoba berulangulang kali dan dia telah membuktikan dirinya gagal setiap
kalinya. Dia tidak menentang sistem itu sebelum sistemnya menendangnya
habishabisan.
Menurut deskripsi Kang akan dirinya sendiri, lanjut Guru Weng, dia telah
ditakdirkan untuk menjadi seorang guru besar seperti Konfusius. Hal ini begitu
tak pantas dan tak bisa diterima. Kusimpulkan bahwa KangYuwei adalah
seorang yang haus ketenaran dan yang memiliki tujuan utama hanya mengincar
popularitas dan kemasyhuran.
Duta besar Chang Yinhuan mengekspresikan lebih sedikit kekesalan dalam
komentarnya, tetapi dia juga tidak memberikan hasil evaluasi yang positif.
Padahal, sudah merupakan tugasnya untuk mengumpulkan orangorang menarik.
jika pertemuan itu membawa hal positif, dia tentunya akan ingin mengambil
kesempatan untuk mendapatkan pujiannya.
Yung Lu, yang baru kembali dari Tientsin secara khusus untuk sesi wawanCara
itu, menyerahkan padaku sehelai kertas kosong sebagai hasil evaluasi. Kurasa
dia telah kehilangan minatnya begitu Kang mulai berkelit dari
pertanyaanpertanyaan Li Hungchang.
Aku memercayai Li Hungchang, Yung Lu, Guru Weng, dan Duta Besar Chang;
tetapi, aku merasa bahwa mereka, sama sepertiku, berasal dari masyarakat
lama dan pastinya akan memiliki pandangan yang konservatif. Kami tidak
senang dengan aturan yang ada, tetapi kami sudah terbiasa dengannya.
Rencana reformasi Guanghsu tentu akan menimbulkan masalahmasalah, bahkan
kesulitan bagi orangorang seperti kami. Anakku memiliki alasan untuk
mengingatkanku bahwa akan ada rasa sakit yang menyertai kelahiran dari
sistem baru.
Aku memiliki harapan besar, bahkan mungkin sebuah keyakinan, pada diri
Guanghsu. Dengan memilih untuk berada di sisinya, aku meyakini akan
memberikan kesempatan bagi Cina untuk bertahan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Ketika Guanghsu memohon padaku untuk ketiga kalinya atas kesempatan


bertemu dengan Kang Yuwei, dia berlinang airmata. Merah matanya
menunjukkan bahwa berharihari belakangan, dia tak bisa tidur. Seperti yang
kauketahui, Ibu, aku seorang 'kasim'. Sudah hampir mustahil aku bisa memberi
keturunan, jadi reformasi yang sukses akan jadi satusatunya peninggalanku.
Aku terkejut mendengar kejujuran dan rasa putus asanya. Tetapi aku harus
bertanya: Apa maksudmu kau tak bisa bercinta dengan Mutiara?
Suara Guanghsu dipenuhi kesedihan dan rasa malu saat dia bergumam, Tidak
Bu, aku tak bisa. Aku akan dibenci oleh seluruh rakyat karena semua orang
memercayai bahwa Langit akan menganugerahi seorang putra hanya bagi
mereka yang berperilaku mulia.
Anakku, kularang kau berbicara seperti itu. Kau baru dua puluh enam tahun.
Kau masih punya banyak waktu.
Ibu, tabibtabib memberi tahuku bahwa sudah tak ada lagi harapan.
Itu bukan artinya bahwa hidupmu sudah berakhir.
Dia menangis dan kurentangkan tanganku untuk memeluknya. Kau harus
membiarkanku membantumu, Guanghsu.
Biarkan aku bertemu dengan Kang Yuwei, Ibu. Itu satusatunya jalan!
Atas permintaanku, sebuah sesi wawaneara dengan Kang Yuwei telah diatur.
Pihak penanya yang kupilih adalah Li Hungchang, Yung Lu, Guru Weng, dan
Chang Yinhuan, mantan duta besar untuk Inggris dan Amerika Serikat. Aku
menginginkan evaluasi pada orang yang berpikiran serupa dengan Kaisar ini.
Kang Yuwei dipanggil oleh Biro Urusan Luar Negeri pada hari terakhir Januari.
Tanyajawab itu berlangsung hingga empat jam. Kukira wawaneara itu akan
mengecilkan nyali warga Kanton itu, tetapi hasil catatan menunjukkan bahwa
keberanian lelaki itu sungguh besar. Kang menunjukkan kepandaiannya sebagai
pembicara yang dinamis dan sangat agresif dalam mengemukakan pandanganpandangannya. Kini kupahami mengapa Mutiara dan Guanghsu begitu terpikat
padanya. Seorang lelaki yang besar di istana seperti Guanghsu, tak pernah
menemui seseorang yang begitu blakblakan seperti dirinya, seseorang yang
sepertinya tak takut kehilangan apa pun.
Menurut Li Hungchang, Kang Yuwei memiliki wajah bulat dan berusia akhir tiga
puluh. Evaluasi dari Li memaparkan bahwa pihak yang ditanya menampilkan

http://ac-zzz.blogspot.com/
dirinya dengan begitu dramatis dan bahwa dia menghabiskan seluruh
waktunya menerangkan topik reformasi dan keuntungan dari monarki
konstitusi, seolah dia seorang guru di ruang kelasnya sendiri.
Aku harus memberi penghargaan lebih atas keteguhan keempat lelaki berkuasa
itu, yang dengan terpaksa mendengarkan ceramah Kang.
Li Hungchang mengatakan pada Kang bahwa ide-idenya tidaklah orisinal dan
bahwa dia telah mengeksploitasi hasil kerja orang lain, yang tak diakui oleh
Kang. Saw Li menanyakan pada Kang Yuwei akan idenya untuk mencari sumber
pendapatan guna membayar pinjaman asing dan mendanai pertahanan
nasional, Kang malah bicara melantur dan tak jelas. Saat Li menekannya, Kang
menanggapi bahwa traktat tersebut ditandatangani secara tak adil dan karena
itu tak pantas dihargai Saat ditanya bagaimana tindakannya mengatasi
serangan Jepang, Kang Yuwei memberikan tawa dramatisnya sembari berlagak
seperti orang bijak. Kau tak bisa melimpahkan tanggung jawab padaku untuk
membetulkan kesalahan kalian!
Sebagai kesimpulannya, Li Hungchang menganggap sikap orang itu sangat
mengesalkan dan Li meyakininya sebagai seorang oportunis, seorang fanatik,
dan kemungkinan besar seorang yang terganggu jiwanya.
Guru Weng, dalam laporannya, untuk sebagian besar, sepakat dengan Li
Hungchang, meski dialah yang pada awalnya membanggabanggakan temuannya
atas seorang genius politik yang sesungguhnya. Kesombongan Kang Yuwei
telah menyinggung para leluhur pendiri institusi Akademi Cina terkemuka. Guru
Weng juga tersinggung ketika Kang mengkritik Kementerian Pendidikan dan
menyebut para lulusan Kerajaan sebagai bebekbebek mati yang mengambang
di kolam tenang.
Dia merasa marah atas kegagalannya sendiri, Guru Weng menilai dalam hasil
evaluasinya. Aku adalah Ketua Penguji saat dia mengikuti ujian negara itu
meskipun aku tak pernah menilai hasil tesnya secara pribadi. Kang telah
mencoba berulangulang kali dan dia telah membuktikan dirinya gagal setiap
kalinya. Dia tidak menentang sistem itu sebelum sistemnya menendangnya
habishabisan.
Menurut deskripsi Kang akan dirinya sendiri, lanjut Guru Weng, dia telah
ditakdirkan untuk menjadi seorang guru besar seperti Konfusius. Hal ini begitu
tak pantas dan tak bisa diterima. Kusimpulkan bahwa KangYuwei adalah
seorang yang haus ketenaran dan yang memiliki tujuan utama hanya mengincar
popularitas dan kemasyhuran.
Duta besar Chang Yinhuan mengekspresikan lebih sedikit kekesalan dalam
komentarnya, tetapi dia juga tidak memberikan hasil evaluasi yang positif.
Padahal, sudah merupakan tugasnya untuk mengumpulkan orangorang menarik.

http://ac-zzz.blogspot.com/
jika pertemuan itu membawa hal positif, dia tentunya akan ingin mengambil
kesempatan untuk mendapatkan pujiannya.
Yung Lu, yang baru kembali dari Tientsin secara khusus untuk sesi wawanCara
itu, menyerahkan padaku sehelai kertas kosong sebagai hasil evaluasi. Kurasa
dia telah kehilangan minatnya begitu Kang mulai berkelit dari
pertanyaanpertanyaan Li Hungchang.
Aku memercayai Li Hungchang, Yung Lu, Guru Weng, dan Duta Besar Chang;
tetapi, aku merasa bahwa mereka, sama sepertiku, berasal dari masyarakat
lama dan pastinya akan memiliki pandangan yang konservatif. Kami tidak
senang dengan aturan yang ada, tetapi kami sudah terbiasa dengannya.
Rencana reformasi Guanghsu tentu akan menimbulkan masalahmasalah, bahkan
kesulitan bagi orangorang seperti kami. Anakku memiliki alasan untuk
mengingatkanku bahwa akan ada rasa sakit yang menyertai kelahiran dari
sistem baru.
Aku memiliki harapan besar, bahkan mungkin sebuah keyakinan, pada diri
Guanghsu. Dengan memilih untuk berada di sisinya, aku meyakini akan
memberikan kesempatan bagi Cina untuk bertahan.
Kaisar terjepit di tengah saat Dewan Istana pecah ke dalam dua golongan:
golongan reformis melawan golongan konservatif. Temanteman Kang Yuwei
menyebutkan bahwa mereka mewakili Kaisar dan mendapatkan dukungan dari
masyarakat, sementara pihak TopiBesi Manchu, dipimpin oleh Pangeran Ts'eng,
anak Pangeran Ts'eng junior, dan saudara Kaisar Pangeran Ch'un Junior,
menyebut lawannya sebagai ahli gadungan dalam reformasi dan
masalahmasalah Barat Pihak konservatif melabeli Kang Yuwei sebagai
Serigala Liar dan si Mulut Besar.
Sikap yang ditunjukkan TopiBesi masuk tepat dalam perangkap Kang. Dalam
waktu semalam, serangan yang mereka gencarkan justru berhasil mengangkat
nama cendekiawan Kanton yang gagal itu dari sosok tak dikenal menjadi tokoh
nasionalPenasihat Utama Kaisar dalam reformasi .
Golongan moderat Istana terjepit di tengahtengah. Reformasi yang sudah mulai
dijalankan oleh Yung Lu dan Li Hungchang tersingkirkan begitu saja oleh
rencana-rencana Kang yang lebih radikal, dan kini mereka pun didorong untuk
memihak salah satu. Yang makin memperburuk masalah, Kang Yuwei
menggembargemborkan pada wartawan Barat bahwa dia mengenal akrab sang
Kaisar.
Pada 5 September 1898, Guanghsu mengeluarkan dekrit baru yang menyatakan
bahwa dia telah berhenti memikirkan pemangkasan dahandahan
menggunakan bahasa Kang Yuweidan akan berencana untuk membabat habis
akarakar yang membusuk.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Beberapa hari kemudian, Kaisar memecat para Penasihat Kerajaan bersamaan


dengan Gubernur dari Provinsi Kanton, Yunan, dan Hupeh. Gerbang istanaku
dijaga karena para gubernur dan keluarga mereka telah mendatangi Peking,
mencari dukunganku. Mereka memohon padaku untuk mengendalikan Kaisar.
Kantorku penuh dengan memorandum yang dikirimkan Guanghsu dan
lawanlawannya. Aku berkonsentrasi mempelajari temanteman baru anakku.
Meski tersentuh oleh sikap patriotisme mereka, aku menecmaskan kenaifan
politik mereka. Pandanganpandangan radikal Kang Yuwei tampaknya telah
mengubah jalan pikiran anakku. Guanghsu kini meyakini bahwa dirinya bisa
mewujudkan reformasi dalam waktu semalam jika dia berupaya keras.
Selagi dedaunan berganti ke warna musim gugur, makin sulit bagiku untuk
menahan diriaku sangat terdorong untuk mencampuri urusan putraku.
Di tengahtengah kekacauan yang terjadi, Li Hungchang kembali dari
perjalanannya ke Eropa. Dia memintakan audiensi pribadi, dan dengan senang
hati aku menerimanya. Membawakanku sebuah teleskop Jerman dan kue dari
Spanyol, Li menyebut perjalanannya sebagai pengalaman yang makin membuka
matanya. Li bahkan tampak berbeda; dia membiarkan janggutnya tak tercukur.
Menjawab sarannya agar aku juga melakukan perjalanan sendiri, aku hanya bisa
mengeluhkan bahwa Dewan Istana telah menolak ide itu; Guanghsu juga
mengkhawatirkan aku akan tertembak. Dewan Istana meyakini bahwa aku
mungkin akan ditangkap dan harga dari pembebasanku merupakan kedaulatan
Cina.
Kuduga Li Hungchang membiarkan janggutnya tumbuh lebat untuk menutupi
bekas luka tembaknya. Kutanyakan apakah rahangnya masih mengganggunya
dan dia meyakinkanku bahwa rahangnya tak lagi sakit. Kuminta dirinya untuk
menunjukkan padaku cara menggunakan teleskop. Dia menunjukkan lubang
matanya, menyuruhku memusatkan mataku, dan mengatakan bahwa pada
malam hari aku dapat melihat planetplanet dan bintang-bintang yang jauh.
Kaisar akan menyenangi ini, aku begitu takjub.
Aku mencoba membawakan satu untuk Yang Mulia, ujar Li, tetapi aku
ditolak masuk.
Kenapa? tanyaku.
Yang Mulia memecatku sejak 7 September. Li Hung-chang berbicara
seadanya. Sekarang aku tak punya pekerjaan dan gelar apa pun.
Memecatmu? Aku hampir tak percaya dengan apa yang kudengar.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Benar.
Tetapi ... anakku tak pernah memberi tahuku.
Nanti juga dia akan memberi tahumu, aku yakin itu.
Apa ... apa yang akan kaulakukan? Aku tak tahu apa lagi yang harus
kukatakan. Aku merasa begitu buruk.
Dengan izinmu, aku ingin tinggalkan Peking. Aku ingin pindah ke Kanton.
Apakah karena itu kau datang, Li Hungchang? tanyaku. Untuk memberi
tahuku?
Ya, aku datang untuk mengucapkan perpisahan, Yang Mulia. Rekan dekatku,
S.S. Huan, sudah siap melayanimu dalam segala hal. Akan tetapi, lebih baik
jika dia tetap dijauhkan dari politik kerajaan.
Kutanyakan pada Li Hungchang siapakah yang akan menggantikannya dalam
medan diplomasi. Li menjawab,
Pangeran Ikuang merupakan orang pilihan Istana menurut dari yang
kuketahui.
Aku merasa begitu ditinggalkan.
Li mengangguk pelan dan tersenyum. Dia tampak lemah dan begitu berserah
pada nasib.
Kami duduk menatap kue eksotis yang ada di hadapan kami.
Setelah melihat temanku menghilang di balik koridor panjang, aku duduk di
ruanganku sepanjang sisa sore hari itu.
Sebelum menjelang malam, aku mendengar suara berisik di depan gerbangku.
Li Lienying datang dengan membawa pesan dari Yung Lu, yang telah bergabung
dalam keramaian di luar, menuntutku untuk menghentikan Kaisar.
Kang Yuwei telah meyakinkan Kaisar untuk memberi hukuman mati bagi para
pejabat yang menolak pemecatan mereka, bunyi pesan Yung Lu. Aku telah
diperintahkan untuk menangkap Li Hungchang, yang dipercayai oleh golongan
reformis sebagai penghalang utama. Aku yakin tak akan lama lagi bagiku
menerima perintah untuk eksekusiku sendiri.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Haruskah kubuka gerbang itu? Tampaknya semua sudah begitu tak terkendali.
Bagaimana Dinasti bisa bertahan tanpa Li Hungchang dan Yung Lu?
Para pejabat dan menteri yang baru dipecat datang untuk berlutut di depan
gerbang istana. Li Lienying tampak begitu terkesima.
Aku pergi keluar melintasi pekarangan dan melihat melalui gerbang. Dengan
bayangbayang terpapar matahari senja, kulihat keramaian itu tengah berlutut.
Bukakan gerbangnya! kukatakan pada Li Lienying.
Dua kasimku mendorong gerbangnya untuk membuka.
Kerumunan itu menjadi hening saat aku muncul di teras.
Aku diharapkan berbicara dan aku harus menggigit lidahku untuk menelan
katakataku.
Aku teringat janjiku pada Guanghsu. Anakku hanya menjalankan haknya
sebagai Kaisar, kukatakan pada diri sendiri. Dia patut mendapatkan
kewenangan penuh.
Kerumunan itu tetap berlutut. Sungguh menyakitkan melihat begitu banyak
orang menaruh harapannya padaku.
Aku berbalik dan menyuruh Li Lienying menutup gerbangnya.
Di belakangku, kerumunan itu mulai riuh, bangkit, dan mengeluh makin keras
dan keras.
Di kemudian hari, aku akan mengetahui bahwa Yung Lu memiliki alasan lain
untuk bergabung dengan pejabat-pejabat yang baru dipecat. Saat tengah
bekerja membangun Angkatan Laut, dia mengawasi penuh pemerintah asing
untuk memastikan bahwa mereka tidak berhubungan dengan elemenelemen
subversif di Cina. Akan tetapi, ditemukan fakta bahwa para misionaris Amerika
dan Inggris dan petualang Amerika dengan latar belakang militer secara
diamdiam mengampanyekan pembentukan negara monarki konstitusional.
Meskipun tujuan utama Yung Lu adalah menghindarkan dirinya dari tekanan
untuk mengambil tindakan keras dalam reformasi, yang saat itu telah menjadi
gerakan yang meluas ke sepenjuru negeri, dia terutama kaget dengan aktivitas
subversif di tingkat atas yang berlangsung di kedutaan Jepang. Agenagen
tersangka adalah para anggota dari Masyarakat Genyosha, golongan
ultranasionalis yang bertanggung jawab atas pembunuhan Ratu Min di Korea.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pangeran Ts'eng, putranya, dan Pangeran Chun Junior merasa yakin bahwa
Kang Yuwei mendapatkan sokongan dari kekuatan asing untuk menutupi aksi
kudeta bersenjata sesungguhnya.
Yung Lu mengatakan dalam pesannya padaku, Kepercayaan Kaisar terhadap
Kang Yuwei telah membuat pekerjaanku jadi mustahil.
Aku tak punya pilihan selain mendukung Kaisar, kutulis balasan untuk Yung
Lu. Terserah padamu untuk menghentikan aksi pemberontakan yang ada.

33

REFORMIS ITU MENGHABISKAN malammalamnya di Kota Terlarang dan


mendiskusikan implementasi dari rencana reformasi dengan Kaisarharian
asing mencetak kebohongankebohongan Kang Yuwei setiap harinya. Siapa pun
yang kenal dengan hukum Kerajaan akan tahu bahwa rakyat biasa tak akan
dapat bermalam di Kota Terlarang. Barulah saat aku membaca Solusi untuk
reformasi Cina adalah penyingkiran janda Kaisar dari kekuasaan untuk
selamanya, aku baru memahami niatan Kang Yuwei.
Aku tak ingin membiarkan dunia berpikir bahwa Kang merupakan ancaman
bagiku atau bahwa dia memiliki kekuasaan untuk memanipulasi anakku.
Kebohongan-kebohongannya akan dibongkar begitu anakku memantapan
posisinya dan aku sudah mundur sepenuhnya. Warga dunia akan melihat dengan
mata mereka sendiri akan apa yang selama ini kurencanakan.
Aku menyenangkan hatiku sendiri dan mulai mengenakan rambut palsu. Berkat
Li Lienying, yang sudah terlatih sebagai penata rambut, aku bisa tidur setengah
jam lebih banyak pada pagi hari. Rambut palsu buatannya begitu mewah
dengan hiasanhiasan cantik dan nyaman dikenakan.
Pada Juni, aku memutuskan untuk kembali ke Istana Musim Panas. Walaupun
aku senang tinggal dengan Guanghsu di Yingfai, paviliun pulau kami yang tak
jauh, kusadari bahwa dia perlu keluar dari lingkup pengawasanku. Guanghsu
tak pernah menunjukkannya, tetapi aku tahu dia tidak menyukai fakta bahwa
para kasimku dapat melihat semua orang yang masuk dan keluar dari
ruangannya. Guanghsu khawatir memperlihatkan temantemannya ke TopiBesi,
yang hanya ingin mencelakakannya. Aku mengerti bahwa Kaisar memiliki alasan
untuk khawatir: kasimkasimku bisa disuap untuk mengkhianati siapa pun.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Golongan konservatif Istana tidak senang dengan kepindahanku karena mereka
mengharapkan aku akan mematamatai Kaisar untuk mereka. Aku tahu bahwa
anakku menyadari niatku, tetapi dia memercayaiku meski kami terus saja
berselisih. Membiarkan Guanghsu dengan caranya sendiri berarti memberikan
kepercayaan penuh padanya yang merupakan bantuan terbesar yang bisa
kuberikan.
Pada malammalam hari, setelah aku selesai mandi, Li Lien-ying akan
menyalakan lilinlilin dengan wangi vanila. Selagi aku membaca laporan terbaru
Guanghsu, kasimku duduk di kaki tempat tidurku dengan keranjang bambu
berisikan peralatannya. Di sana, dia akan mulai mengerjakan rambut palsu
baruku. Ketika mataku mulai letih membaca, aku memandangnya menjahitkan
perhiasan, potonganpotongan kaca, dan giok berukir ke rambut palsu itu. Tak
seperti Antehai, yang mengekspresikan dirinya dengan menantang nasibnya, Li
Lienying menemukan ekspresi dengan membuat rambut palsu. Beberapa tahun
setelah Antehai terbunuh, aku begitu kesepian dan depresi, bahkan menduga Li
Lienying memiliki peran dalam kematiannya. Kau cemburu pada Antehai, aku
pernah menuduhnya. Apa kau diamdiam memantramantrainya agar kaubisa
menggantikannya? Kukatakan pada Li Lienying bahwa dia tak akan
mendapatkan apa yang diinginkannya jika kuketahui bahwa dia terlibat dalam
pembunuhan Antehai.
Kasimku membiarkan rambut palsunya berbicara atas dirinya. Dia tak pernah
menaruh sakit hati akan cara-caraku yang sering kali penuh emosi. Baru saat
aku melihat bagaimana rambut palsunya telah membantu penampilanku, aku
mulai benarbenar memercayainya. Setelah menginjak usia enam puluh,
semakin sulit bagiku untuk memenuhi ekspektasi agar penampilanku
menyerupai sosok Dewi Kuanyin. Li Lienying telah menolongku dengan banyak
cara, yang membuatnya sebanding dengan Antehai.
Saat kutanyakan mengapa dia masih tahan denganku, dia menjawab, Mimpi
terbesar seorang kasim adalah dirindukan oleh Tuannya setelah kematiannya.
Sungguh menenangkanku melihat Yang Mulia belum juga bisa melupakan
Antehai. Itu artinya kau akan merindukanku juga jika aku mati esok.
Aku khawatir kau mesti terus hidup untuk menampilkan rambutrambut
palsumu yang indah, godaku. Aku begitu miskin sampaisampai rambut palsu
ini mungkin hanya akan jadi satusatunya barang yang bisa kutinggalkan
untukmu saat aku mati.
Tak ada keberuntungan yang melebihi itu, Tuan Putri.
Pada saat bunga wisteria memanjat teralis, aku masih belum juga bisa mundur.
Ketidakmampuan Guanghsu menggunakan kekuasaannya pada Dewan Istana
membuat posisinya begitu rentan. Dia telah membuat musuh dengan setiap

http://ac-zzz.blogspot.com/
anggota senior dari orang lama Istana dan para penasihat barunya tak memiliki
pengaruh politik ataupun kekuasaan militer untuk mengambil tindakan efektif
Tak ada langkah kritis reformasi yang telah dijalankan dan tampaknya seluruh
program perubahan Guanghsu mulai menuju penghabisannya.
Aku akan kehilangan semuanya jika reformasi Guanghsu salah dijalankan. Aku
akan dipaksa untuk menggantikannya dan itu akan mengorbankan masa tenang
pensiunkuaku harus memulai segalanya dari awal lagi, memilih dan
membesarkan seorang bayi lelaki lagi yang kelak akan memerintah Cina.
Yang memicu rasa frustrasiku juga adalah menyadari bahwa konsekuensi
pemecatan Li Hungchang mulai menampakkan akibatnya. Harapan akan
industrialisasi negara mulai menemukan kebuntuan. Semua orang menanti Li
Hungchang, satusatunya orang dengan koneksi dalam dan luar negeri yang
diperlukan untuk mengerjakannya.
Yung Lu melanjutkan tugasnya di medan militer, tetapi hanya karena aku turut
campur pada menitmenit akhir untuk menghentikan anakku dari memecatnya.
Di bawah pengaruh sihir sang Reformis, tindakantindakan Guanghsu menjadi
lebih radikal. Makin sulit untukku mengikuti jalan pikirannya.
Kaisar terus menyatakan bahwa kemajuan reformasi terhambat oleh Yung Lu
dan Li Hungchang. Tetapi di atas segalanya, ucapnya dengan air mata
kemarahan menggenangi matanya, itu karena bayangan Ibu masih duduk di
balik tirai!
Aku tak lagi menjelaskan. Aku tak bisa lagi membuat Guanghsu menyadari
mengapa aku harus tetap terlibat. Aku telah memberinya izin untuk memecat
Li Hungchang, tetapi dengan segera mulai menyiapkan rencana untuk
kepulangannya kembali. Hanya masalah waktu saja sebelum Kaisar menyadari
bahwa dia tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik tanpa peran Li dan perlu
membenahi hubungan dengannya, sebagaimana pula dengan Yung Lu. Aku akan
berfungsi sebagai perekatnya agar tak ada pihak yang akan berisiko kehilangan
muka dan reputasi. Nyatanya, betapapun anakku telah membuat mereka marah
dan terhina, kedua lelaki itu selalu kembali.
Kegagalan dari bendungan sepanjang ribuan kilometer berawal dari satu
koloni semut. Itulah bunyi pesan dari Li Hungchang pada musim gugur 1898,
yang memperingatkanku akan konspirasi asing untuk menyingkirkanku. Tujuan
mereka adalah untuk menjadikan Guanghsu sebagai raja boneka.
Aku tak bisa mengatakan bahwa aku terkejut. Aku sadar bahwa anakku telah
begitu larut dengan visinya akan Cina baru yang diwujudkan oleh tangannya
sendiri. Namun, aku tetap memilih untuk berpurapura tak aculi karena aku tak

http://ac-zzz.blogspot.com/
sanggup lagi bertengkar dengannya. Aku hanya ingin menyenangkannya agar dia
tak akan berpikiran macammacam selain menyadari rasa cintaku.
Saat aku tengah mengagumi goyangan bungabunga teratai diterpa semilir angin
di Sungai Kun Ming, sang Reformis Kang Yuwei diamdiam mengontak fenderal
Yuan Shihkai, tangan kanan Yung Lu di militer. Aku tak tahu bahwa izin
Guanghsu akan akses tak terbatas di Kota Terlarang menjamah hingga ke
kamar tidurku.
Seminggu setelah serangan keji terhadapku di sebuah surat kabar asing, aku
menerima surat resmi dari Guanghsu. Melihat segel yang begitu kukenal dan
membuka amplopnya, aku tak percaya dengan apa yang kubaca: sebuah
permintaan untuk mernindahkan ibu kota ke Shanghai.
Aku tak bisa tetap tenang. Kupanggil anakku dan mengatakan padanya bahwa
dia harus memberiku satu alasan bagus atas ide gilanya.
Feng shui di Peking bekerja menentangku, adalah yang hanya bisa dia
katakan.
Aku mencoba menghentikan kata keras Tidak, bergulir dari dadaku.
Guanghsu berdiri di depan pintu seolah bersiapsiap melarikan diri.
Aku berjalan mengitari ruangan, kemudian berputar untuk menatapnya. Sinar
matahari menerpa jubahnya, membuat aksesorisnya berkilauan. Dia tampak
pucat.
Tatap mataku, anakku.
Dia tak bisa. Dia hanya memaku tatapannya ke lantai.
Dalam sejarah, ujarku, hanya seorang Kaisar di tengah keruntuhan
dinastilah, seperti Soong, yang memindahkan ibu kotanya. Dan hal itu juga tak
mampu menyelamatkan dinastinya.
Aku memiliki tamu audiensi yang sedang menunggu, ucap Guanghsu datar.
Dia tak lagi ingin mendengarkan. Aku harus pergi.
Apa yang akan kaulakukan terhadap inspeksi militer Tientsin? Itu sudah
dijadwalkan. Aku memburunya hingga ke gerbang.
Aku tak akan pergi.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kenapa? Kau bisa mengetahui apa yang sedang dikerjakan Yung Lu dan
Jenderal Yuan Shihkai.
Guanghsu berhenti. Dia memutar tubuhnya dalam sudut yang ganjil dan
tangannya mengarah ke tembok. Tentu Ibu akan pergi, bukan? Dia
menatapku dengan tegang, mengedipkan matanya. Siapa lagi? Pangeran
Ts'eng? Pangeran Ch'un Junior? Siapa lagi?
Guanghsu, ada apa denganmu? Itu adalah idemu.
Berapa banyak orang yang pergi?
Memangnya kenapa?
Aku ingin tahu!
Hanya kau dan aku.
Mengapa Tientsin? Mengapa inspeksi militer? Apakah ada sesuatu yang ingin
Ibu kerjakan di sana? Wajanya hanya sekian inci dariku. Ini hanya
bikinbikinan, bukan?
Seolah tibatiba dicengkeram rasa takut, tubuh Guanghsu mulai bergetar. Dia
menahan dirinya dengan menekan tubuhnya ke tembok seolah sedang berusaha
mengalahkannya. Momen ini membawaku kembali ke masa kecilnya saat dia
pernah berhenti bernapas ketika mendengarkan cerita hantu.
Ini alasan kepergianku, ujarku. Pertama, aku ingin mengetahui jika
pinjaman asing yang kita ambil telah digunakan benarbenar untuk
pembelanjaan pertahanan kita. Kedua, aku ingin menghargai para pasukan
kita. Aku ingin seluruh dunia, terutama jepang, tahu bahwa Cina akan segera
memiliki kekuatan militer yang modern.
Guanghsu tetap tegang, tetapi dia akhirnya membiarkan dirinya bernapas.
Dibutuhkan waktu sepuluh hari baginya untuk menjelaskan apa yang ada di
pikirannya. Para penasihatnya mengatakan padanya bahwa aku telah berencana
menggunakan acara militer untuk menggulingkannya dari takhta. Mereka
mengkhawatirkan keselamatanku.
Aku tertawa. Jika pun aku ingin menggulingkanmu, akan lebih mudah bagiku
untuk melakukannya dari dalam Kota Terlarang sendiri.
Guanghsu menyeka keringat dari wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tak
ingin mengambil kesempatan itu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Seperti yang kauketahui, sudah ada proposal diajukan terkait dengan
penggantianmu.
Apa yang kaupikirkan tentang proposalproposal itu, Ibu?
Apa yang kupikirkan? Apa kau masih duduk di Kursi Naga?
Guanghsu memandang ke bawah, tetapi berkata dengan jelas: Sikap Ibu
mendengarkan TopiBesi membuatku cemas bahwa Ibu akan mengubah pikiran
tentangku.
Tentu saia kudengarkan. Itu harus kulakukan untuk bertindak adil. Aku harus
mendengar atau setidaknya berpurapura mendengarkan semua orang. Itulah
caraku untuk melindungimu.
Apakah Ibu akan mengikuti ide Pangeran Ts'eng?
Itu bergantung. Aku akan tampak bodoh jika itu harus terjadi. Aku ingin dunia
berpikir bahwa aku tahu apa yang kulakukan saat aku memilihmu sebagai Kaisar
Cina.
Dan memindahkan ibu kota ke Shanghai?
Siapa yang akan bertanggung jawab atas keselamatanmu di Shanghai? Lagi
pula itu lebih dekat dengan Jepang. Pembunuhan Ratu Min dan penembakan Li
Hungchang tentu bukan kecelakaan.
Itu tak akan terjadi padaku, Ibu.
Apa yang akan kulakukan jika itu terjadi? Aku hanya tahu apa yang akan
diminta Jepang sebagai ganti nyawamu. Ito akan berhasil memperoleh
kemegahan arsitektur dari Kota Terlarang.
Kang Yuwei telah menjamin keselamatanku.
Memindahkan ibu kota ke Shanghai adalah ide buruk.
Aku telah menjanjikan Kang Yuwei untuk melakukan apa pun yang dirasa perlu
demi menyukseskan reformasi.
Biarkan aku menemui Kang Yuwei sendiri. Sudah waktunya.

33

http://ac-zzz.blogspot.com/

REFORMIS ITU MENGHABISKAN malammalamnya di Kota Terlarang dan


mendiskusikan implementasi dari rencana reformasi dengan Kaisarharian
asing mencetak kebohongankebohongan Kang Yuwei setiap harinya. Siapa pun
yang kenal dengan hukum Kerajaan akan tahu bahwa rakyat biasa tak akan
dapat bermalam di Kota Terlarang. Barulah saat aku membaca Solusi untuk
reformasi Cina adalah penyingkiran janda Kaisar dari kekuasaan untuk
selamanya, aku baru memahami niatan Kang Yuwei.
Aku tak ingin membiarkan dunia berpikir bahwa Kang merupakan ancaman
bagiku atau bahwa dia memiliki kekuasaan untuk memanipulasi anakku.
Kebohongan-kebohongannya akan dibongkar begitu anakku memantapan
posisinya dan aku sudah mundur sepenuhnya. Warga dunia akan melihat dengan
mata mereka sendiri akan apa yang selama ini kurencanakan.
Aku menyenangkan hatiku sendiri dan mulai mengenakan rambut palsu. Berkat
Li Lienying, yang sudah terlatih sebagai penata rambut, aku bisa tidur setengah
jam lebih banyak pada pagi hari. Rambut palsu buatannya begitu mewah
dengan hiasanhiasan cantik dan nyaman dikenakan.
Pada Juni, aku memutuskan untuk kembali ke Istana Musim Panas. Walaupun
aku senang tinggal dengan Guanghsu di Yingfai, paviliun pulau kami yang tak
jauh, kusadari bahwa dia perlu keluar dari lingkup pengawasanku. Guanghsu
tak pernah menunjukkannya, tetapi aku tahu dia tidak menyukai fakta bahwa
para kasimku dapat melihat semua orang yang masuk dan keluar dari
ruangannya. Guanghsu khawatir memperlihatkan temantemannya ke TopiBesi,
yang hanya ingin mencelakakannya. Aku mengerti bahwa Kaisar memiliki alasan
untuk khawatir: kasimkasimku bisa disuap untuk mengkhianati siapa pun.
Golongan konservatif Istana tidak senang dengan kepindahanku karena mereka
mengharapkan aku akan mematamatai Kaisar untuk mereka. Aku tahu bahwa
anakku menyadari niatku, tetapi dia memercayaiku meski kami terus saja
berselisih. Membiarkan Guanghsu dengan caranya sendiri berarti memberikan
kepercayaan penuh padanya yang merupakan bantuan terbesar yang bisa
kuberikan.
Pada malammalam hari, setelah aku selesai mandi, Li Lien-ying akan
menyalakan lilinlilin dengan wangi vanila. Selagi aku membaca laporan terbaru
Guanghsu, kasimku duduk di kaki tempat tidurku dengan keranjang bambu
berisikan peralatannya. Di sana, dia akan mulai mengerjakan rambut palsu
baruku. Ketika mataku mulai letih membaca, aku memandangnya menjahitkan
perhiasan, potonganpotongan kaca, dan giok berukir ke rambut palsu itu. Tak
seperti Antehai, yang mengekspresikan dirinya dengan menantang nasibnya, Li
Lienying menemukan ekspresi dengan membuat rambut palsu. Beberapa tahun

http://ac-zzz.blogspot.com/
setelah Antehai terbunuh, aku begitu kesepian dan depresi, bahkan menduga Li
Lienying memiliki peran dalam kematiannya. Kau cemburu pada Antehai, aku
pernah menuduhnya. Apa kau diamdiam memantramantrainya agar kaubisa
menggantikannya? Kukatakan pada Li Lienying bahwa dia tak akan
mendapatkan apa yang diinginkannya jika kuketahui bahwa dia terlibat dalam
pembunuhan Antehai.
Kasimku membiarkan rambut palsunya berbicara atas dirinya. Dia tak pernah
menaruh sakit hati akan cara-caraku yang sering kali penuh emosi. Baru saat
aku melihat bagaimana rambut palsunya telah membantu penampilanku, aku
mulai benarbenar memercayainya. Setelah menginjak usia enam puluh,
semakin sulit bagiku untuk memenuhi ekspektasi agar penampilanku
menyerupai sosok Dewi Kuanyin. Li Lienying telah menolongku dengan banyak
cara, yang membuatnya sebanding dengan Antehai.
Saat kutanyakan mengapa dia masih tahan denganku, dia menjawab, Mimpi
terbesar seorang kasim adalah dirindukan oleh Tuannya setelah kematiannya.
Sungguh menenangkanku melihat Yang Mulia belum juga bisa melupakan
Antehai. Itu artinya kau akan merindukanku juga jika aku mati esok.
Aku khawatir kau mesti terus hidup untuk menampilkan rambutrambut
palsumu yang indah, godaku. Aku begitu miskin sampaisampai rambut palsu
ini mungkin hanya akan jadi satusatunya barang yang bisa kutinggalkan
untukmu saat aku mati.
Tak ada keberuntungan yang melebihi itu, Tuan Putri.
Pada saat bunga wisteria memanjat teralis, aku masih belum juga bisa mundur.
Ketidakmampuan Guanghsu menggunakan kekuasaannya pada Dewan Istana
membuat posisinya begitu rentan. Dia telah membuat musuh dengan setiap
anggota senior dari orang lama Istana dan para penasihat barunya tak memiliki
pengaruh politik ataupun kekuasaan militer untuk mengambil tindakan efektif
Tak ada langkah kritis reformasi yang telah dijalankan dan tampaknya seluruh
program perubahan Guanghsu mulai menuju penghabisannya.
Aku akan kehilangan semuanya jika reformasi Guanghsu salah dijalankan. Aku
akan dipaksa untuk menggantikannya dan itu akan mengorbankan masa tenang
pensiunkuaku harus memulai segalanya dari awal lagi, memilih dan
membesarkan seorang bayi lelaki lagi yang kelak akan memerintah Cina.
Yang memicu rasa frustrasiku juga adalah menyadari bahwa konsekuensi
pemecatan Li Hungchang mulai menampakkan akibatnya. Harapan akan
industrialisasi negara mulai menemukan kebuntuan. Semua orang menanti Li
Hungchang, satusatunya orang dengan koneksi dalam dan luar negeri yang
diperlukan untuk mengerjakannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Yung Lu melanjutkan tugasnya di medan militer, tetapi hanya karena aku turut
campur pada menitmenit akhir untuk menghentikan anakku dari memecatnya.
Di bawah pengaruh sihir sang Reformis, tindakantindakan Guanghsu menjadi
lebih radikal. Makin sulit untukku mengikuti jalan pikirannya.
Kaisar terus menyatakan bahwa kemajuan reformasi terhambat oleh Yung Lu
dan Li Hungchang. Tetapi di atas segalanya, ucapnya dengan air mata
kemarahan menggenangi matanya, itu karena bayangan Ibu masih duduk di
balik tirai!
Aku tak lagi menjelaskan. Aku tak bisa lagi membuat Guanghsu menyadari
mengapa aku harus tetap terlibat. Aku telah memberinya izin untuk memecat
Li Hungchang, tetapi dengan segera mulai menyiapkan rencana untuk
kepulangannya kembali. Hanya masalah waktu saja sebelum Kaisar menyadari
bahwa dia tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik tanpa peran Li dan perlu
membenahi hubungan dengannya, sebagaimana pula dengan Yung Lu. Aku akan
berfungsi sebagai perekatnya agar tak ada pihak yang akan berisiko kehilangan
muka dan reputasi. Nyatanya, betapapun anakku telah membuat mereka marah
dan terhina, kedua lelaki itu selalu kembali.
Kegagalan dari bendungan sepanjang ribuan kilometer berawal dari satu
koloni semut. Itulah bunyi pesan dari Li Hungchang pada musim gugur 1898,
yang memperingatkanku akan konspirasi asing untuk menyingkirkanku. Tujuan
mereka adalah untuk menjadikan Guanghsu sebagai raja boneka.
Aku tak bisa mengatakan bahwa aku terkejut. Aku sadar bahwa anakku telah
begitu larut dengan visinya akan Cina baru yang diwujudkan oleh tangannya
sendiri. Namun, aku tetap memilih untuk berpurapura tak aculi karena aku tak
sanggup lagi bertengkar dengannya. Aku hanya ingin menyenangkannya agar dia
tak akan berpikiran macammacam selain menyadari rasa cintaku.
Saat aku tengah mengagumi goyangan bungabunga teratai diterpa semilir angin
di Sungai Kun Ming, sang Reformis Kang Yuwei diamdiam mengontak fenderal
Yuan Shihkai, tangan kanan Yung Lu di militer. Aku tak tahu bahwa izin
Guanghsu akan akses tak terbatas di Kota Terlarang menjamah hingga ke
kamar tidurku.
Seminggu setelah serangan keji terhadapku di sebuah surat kabar asing, aku
menerima surat resmi dari Guanghsu. Melihat segel yang begitu kukenal dan
membuka amplopnya, aku tak percaya dengan apa yang kubaca: sebuah
permintaan untuk mernindahkan ibu kota ke Shanghai.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak bisa tetap tenang. Kupanggil anakku dan mengatakan padanya bahwa
dia harus memberiku satu alasan bagus atas ide gilanya.
Feng shui di Peking bekerja menentangku, adalah yang hanya bisa dia
katakan.
Aku mencoba menghentikan kata keras Tidak, bergulir dari dadaku.
Guanghsu berdiri di depan pintu seolah bersiapsiap melarikan diri.
Aku berjalan mengitari ruangan, kemudian berputar untuk menatapnya. Sinar
matahari menerpa jubahnya, membuat aksesorisnya berkilauan. Dia tampak
pucat.
Tatap mataku, anakku.
Dia tak bisa. Dia hanya memaku tatapannya ke lantai.
Dalam sejarah, ujarku, hanya seorang Kaisar di tengah keruntuhan
dinastilah, seperti Soong, yang memindahkan ibu kotanya. Dan hal itu juga tak
mampu menyelamatkan dinastinya.
Aku memiliki tamu audiensi yang sedang menunggu, ucap Guanghsu datar.
Dia tak lagi ingin mendengarkan. Aku harus pergi.
Apa yang akan kaulakukan terhadap inspeksi militer Tientsin? Itu sudah
dijadwalkan. Aku memburunya hingga ke gerbang.
Aku tak akan pergi.
Kenapa? Kau bisa mengetahui apa yang sedang dikerjakan Yung Lu dan
Jenderal Yuan Shihkai.
Guanghsu berhenti. Dia memutar tubuhnya dalam sudut yang ganjil dan
tangannya mengarah ke tembok. Tentu Ibu akan pergi, bukan? Dia
menatapku dengan tegang, mengedipkan matanya. Siapa lagi? Pangeran
Ts'eng? Pangeran Ch'un Junior? Siapa lagi?
Guanghsu, ada apa denganmu? Itu adalah idemu.
Berapa banyak orang yang pergi?
Memangnya kenapa?
Aku ingin tahu!

http://ac-zzz.blogspot.com/
Hanya kau dan aku.
Mengapa Tientsin? Mengapa inspeksi militer? Apakah ada sesuatu yang ingin
Ibu kerjakan di sana? Wajanya hanya sekian inci dariku. Ini hanya
bikinbikinan, bukan?
Seolah tibatiba dicengkeram rasa takut, tubuh Guanghsu mulai bergetar. Dia
menahan dirinya dengan menekan tubuhnya ke tembok seolah sedang berusaha
mengalahkannya. Momen ini membawaku kembali ke masa kecilnya saat dia
pernah berhenti bernapas ketika mendengarkan cerita hantu.
Ini alasan kepergianku, ujarku. Pertama, aku ingin mengetahui jika
pinjaman asing yang kita ambil telah digunakan benarbenar untuk
pembelanjaan pertahanan kita. Kedua, aku ingin menghargai para pasukan
kita. Aku ingin seluruh dunia, terutama jepang, tahu bahwa Cina akan segera
memiliki kekuatan militer yang modern.
Guanghsu tetap tegang, tetapi dia akhirnya membiarkan dirinya bernapas.
Dibutuhkan waktu sepuluh hari baginya untuk menjelaskan apa yang ada di
pikirannya. Para penasihatnya mengatakan padanya bahwa aku telah berencana
menggunakan acara militer untuk menggulingkannya dari takhta. Mereka
mengkhawatirkan keselamatanku.
Aku tertawa. Jika pun aku ingin menggulingkanmu, akan lebih mudah bagiku
untuk melakukannya dari dalam Kota Terlarang sendiri.
Guanghsu menyeka keringat dari wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tak
ingin mengambil kesempatan itu.
Seperti yang kauketahui, sudah ada proposal diajukan terkait dengan
penggantianmu.
Apa yang kaupikirkan tentang proposalproposal itu, Ibu?
Apa yang kupikirkan? Apa kau masih duduk di Kursi Naga?
Guanghsu memandang ke bawah, tetapi berkata dengan jelas: Sikap Ibu
mendengarkan TopiBesi membuatku cemas bahwa Ibu akan mengubah pikiran
tentangku.
Tentu saia kudengarkan. Itu harus kulakukan untuk bertindak adil. Aku harus
mendengar atau setidaknya berpurapura mendengarkan semua orang. Itulah
caraku untuk melindungimu.
Apakah Ibu akan mengikuti ide Pangeran Ts'eng?

http://ac-zzz.blogspot.com/

Itu bergantung. Aku akan tampak bodoh jika itu harus terjadi. Aku ingin dunia
berpikir bahwa aku tahu apa yang kulakukan saat aku memilihmu sebagai Kaisar
Cina.
Dan memindahkan ibu kota ke Shanghai?
Siapa yang akan bertanggung jawab atas keselamatanmu di Shanghai? Lagi
pula itu lebih dekat dengan Jepang. Pembunuhan Ratu Min dan penembakan Li
Hungchang tentu bukan kecelakaan.
Itu tak akan terjadi padaku, Ibu.
Apa yang akan kulakukan jika itu terjadi? Aku hanya tahu apa yang akan
diminta Jepang sebagai ganti nyawamu. Ito akan berhasil memperoleh
kemegahan arsitektur dari Kota Terlarang.
Kang Yuwei telah menjamin keselamatanku.
Memindahkan ibu kota ke Shanghai adalah ide buruk.
Aku telah menjanjikan Kang Yuwei untuk melakukan apa pun yang dirasa perlu
demi menyukseskan reformasi.
Biarkan aku menemui Kang Yuwei sendiri. Sudah waktunya.

33

REFORMIS ITU MENGHABISKAN malammalamnya di Kota Terlarang dan


mendiskusikan implementasi dari rencana reformasi dengan Kaisarharian
asing mencetak kebohongankebohongan Kang Yuwei setiap harinya. Siapa pun
yang kenal dengan hukum Kerajaan akan tahu bahwa rakyat biasa tak akan
dapat bermalam di Kota Terlarang. Barulah saat aku membaca Solusi untuk
reformasi Cina adalah penyingkiran janda Kaisar dari kekuasaan untuk
selamanya, aku baru memahami niatan Kang Yuwei.
Aku tak ingin membiarkan dunia berpikir bahwa Kang merupakan ancaman
bagiku atau bahwa dia memiliki kekuasaan untuk memanipulasi anakku.
Kebohongan-kebohongannya akan dibongkar begitu anakku memantapan

http://ac-zzz.blogspot.com/
posisinya dan aku sudah mundur sepenuhnya. Warga dunia akan melihat dengan
mata mereka sendiri akan apa yang selama ini kurencanakan.
Aku menyenangkan hatiku sendiri dan mulai mengenakan rambut palsu. Berkat
Li Lienying, yang sudah terlatih sebagai penata rambut, aku bisa tidur setengah
jam lebih banyak pada pagi hari. Rambut palsu buatannya begitu mewah
dengan hiasanhiasan cantik dan nyaman dikenakan.
Pada Juni, aku memutuskan untuk kembali ke Istana Musim Panas. Walaupun
aku senang tinggal dengan Guanghsu di Yingfai, paviliun pulau kami yang tak
jauh, kusadari bahwa dia perlu keluar dari lingkup pengawasanku. Guanghsu
tak pernah menunjukkannya, tetapi aku tahu dia tidak menyukai fakta bahwa
para kasimku dapat melihat semua orang yang masuk dan keluar dari
ruangannya. Guanghsu khawatir memperlihatkan temantemannya ke TopiBesi,
yang hanya ingin mencelakakannya. Aku mengerti bahwa Kaisar memiliki alasan
untuk khawatir: kasimkasimku bisa disuap untuk mengkhianati siapa pun.
Golongan konservatif Istana tidak senang dengan kepindahanku karena mereka
mengharapkan aku akan mematamatai Kaisar untuk mereka. Aku tahu bahwa
anakku menyadari niatku, tetapi dia memercayaiku meski kami terus saja
berselisih. Membiarkan Guanghsu dengan caranya sendiri berarti memberikan
kepercayaan penuh padanya yang merupakan bantuan terbesar yang bisa
kuberikan.
Pada malammalam hari, setelah aku selesai mandi, Li Lien-ying akan
menyalakan lilinlilin dengan wangi vanila. Selagi aku membaca laporan terbaru
Guanghsu, kasimku duduk di kaki tempat tidurku dengan keranjang bambu
berisikan peralatannya. Di sana, dia akan mulai mengerjakan rambut palsu
baruku. Ketika mataku mulai letih membaca, aku memandangnya menjahitkan
perhiasan, potonganpotongan kaca, dan giok berukir ke rambut palsu itu. Tak
seperti Antehai, yang mengekspresikan dirinya dengan menantang nasibnya, Li
Lienying menemukan ekspresi dengan membuat rambut palsu. Beberapa tahun
setelah Antehai terbunuh, aku begitu kesepian dan depresi, bahkan menduga Li
Lienying memiliki peran dalam kematiannya. Kau cemburu pada Antehai, aku
pernah menuduhnya. Apa kau diamdiam memantramantrainya agar kaubisa
menggantikannya? Kukatakan pada Li Lienying bahwa dia tak akan
mendapatkan apa yang diinginkannya jika kuketahui bahwa dia terlibat dalam
pembunuhan Antehai.
Kasimku membiarkan rambut palsunya berbicara atas dirinya. Dia tak pernah
menaruh sakit hati akan cara-caraku yang sering kali penuh emosi. Baru saat
aku melihat bagaimana rambut palsunya telah membantu penampilanku, aku
mulai benarbenar memercayainya. Setelah menginjak usia enam puluh,
semakin sulit bagiku untuk memenuhi ekspektasi agar penampilanku
menyerupai sosok Dewi Kuanyin. Li Lienying telah menolongku dengan banyak
cara, yang membuatnya sebanding dengan Antehai.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Saat kutanyakan mengapa dia masih tahan denganku, dia menjawab, Mimpi
terbesar seorang kasim adalah dirindukan oleh Tuannya setelah kematiannya.
Sungguh menenangkanku melihat Yang Mulia belum juga bisa melupakan
Antehai. Itu artinya kau akan merindukanku juga jika aku mati esok.
Aku khawatir kau mesti terus hidup untuk menampilkan rambutrambut
palsumu yang indah, godaku. Aku begitu miskin sampaisampai rambut palsu
ini mungkin hanya akan jadi satusatunya barang yang bisa kutinggalkan
untukmu saat aku mati.
Tak ada keberuntungan yang melebihi itu, Tuan Putri.
Pada saat bunga wisteria memanjat teralis, aku masih belum juga bisa mundur.
Ketidakmampuan Guanghsu menggunakan kekuasaannya pada Dewan Istana
membuat posisinya begitu rentan. Dia telah membuat musuh dengan setiap
anggota senior dari orang lama Istana dan para penasihat barunya tak memiliki
pengaruh politik ataupun kekuasaan militer untuk mengambil tindakan efektif
Tak ada langkah kritis reformasi yang telah dijalankan dan tampaknya seluruh
program perubahan Guanghsu mulai menuju penghabisannya.
Aku akan kehilangan semuanya jika reformasi Guanghsu salah dijalankan. Aku
akan dipaksa untuk menggantikannya dan itu akan mengorbankan masa tenang
pensiunkuaku harus memulai segalanya dari awal lagi, memilih dan
membesarkan seorang bayi lelaki lagi yang kelak akan memerintah Cina.
Yang memicu rasa frustrasiku juga adalah menyadari bahwa konsekuensi
pemecatan Li Hungchang mulai menampakkan akibatnya. Harapan akan
industrialisasi negara mulai menemukan kebuntuan. Semua orang menanti Li
Hungchang, satusatunya orang dengan koneksi dalam dan luar negeri yang
diperlukan untuk mengerjakannya.
Yung Lu melanjutkan tugasnya di medan militer, tetapi hanya karena aku turut
campur pada menitmenit akhir untuk menghentikan anakku dari memecatnya.
Di bawah pengaruh sihir sang Reformis, tindakantindakan Guanghsu menjadi
lebih radikal. Makin sulit untukku mengikuti jalan pikirannya.
Kaisar terus menyatakan bahwa kemajuan reformasi terhambat oleh Yung Lu
dan Li Hungchang. Tetapi di atas segalanya, ucapnya dengan air mata
kemarahan menggenangi matanya, itu karena bayangan Ibu masih duduk di
balik tirai!
Aku tak lagi menjelaskan. Aku tak bisa lagi membuat Guanghsu menyadari
mengapa aku harus tetap terlibat. Aku telah memberinya izin untuk memecat
Li Hungchang, tetapi dengan segera mulai menyiapkan rencana untuk

http://ac-zzz.blogspot.com/
kepulangannya kembali. Hanya masalah waktu saja sebelum Kaisar menyadari
bahwa dia tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik tanpa peran Li dan perlu
membenahi hubungan dengannya, sebagaimana pula dengan Yung Lu. Aku akan
berfungsi sebagai perekatnya agar tak ada pihak yang akan berisiko kehilangan
muka dan reputasi. Nyatanya, betapapun anakku telah membuat mereka marah
dan terhina, kedua lelaki itu selalu kembali.
Kegagalan dari bendungan sepanjang ribuan kilometer berawal dari satu
koloni semut. Itulah bunyi pesan dari Li Hungchang pada musim gugur 1898,
yang memperingatkanku akan konspirasi asing untuk menyingkirkanku. Tujuan
mereka adalah untuk menjadikan Guanghsu sebagai raja boneka.
Aku tak bisa mengatakan bahwa aku terkejut. Aku sadar bahwa anakku telah
begitu larut dengan visinya akan Cina baru yang diwujudkan oleh tangannya
sendiri. Namun, aku tetap memilih untuk berpurapura tak aculi karena aku tak
sanggup lagi bertengkar dengannya. Aku hanya ingin menyenangkannya agar dia
tak akan berpikiran macammacam selain menyadari rasa cintaku.
Saat aku tengah mengagumi goyangan bungabunga teratai diterpa semilir angin
di Sungai Kun Ming, sang Reformis Kang Yuwei diamdiam mengontak fenderal
Yuan Shihkai, tangan kanan Yung Lu di militer. Aku tak tahu bahwa izin
Guanghsu akan akses tak terbatas di Kota Terlarang menjamah hingga ke
kamar tidurku.
Seminggu setelah serangan keji terhadapku di sebuah surat kabar asing, aku
menerima surat resmi dari Guanghsu. Melihat segel yang begitu kukenal dan
membuka amplopnya, aku tak percaya dengan apa yang kubaca: sebuah
permintaan untuk mernindahkan ibu kota ke Shanghai.
Aku tak bisa tetap tenang. Kupanggil anakku dan mengatakan padanya bahwa
dia harus memberiku satu alasan bagus atas ide gilanya.
Feng shui di Peking bekerja menentangku, adalah yang hanya bisa dia
katakan.
Aku mencoba menghentikan kata keras Tidak, bergulir dari dadaku.
Guanghsu berdiri di depan pintu seolah bersiapsiap melarikan diri.
Aku berjalan mengitari ruangan, kemudian berputar untuk menatapnya. Sinar
matahari menerpa jubahnya, membuat aksesorisnya berkilauan. Dia tampak
pucat.
Tatap mataku, anakku.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dia tak bisa. Dia hanya memaku tatapannya ke lantai.


Dalam sejarah, ujarku, hanya seorang Kaisar di tengah keruntuhan
dinastilah, seperti Soong, yang memindahkan ibu kotanya. Dan hal itu juga tak
mampu menyelamatkan dinastinya.
Aku memiliki tamu audiensi yang sedang menunggu, ucap Guanghsu datar.
Dia tak lagi ingin mendengarkan. Aku harus pergi.
Apa yang akan kaulakukan terhadap inspeksi militer Tientsin? Itu sudah
dijadwalkan. Aku memburunya hingga ke gerbang.
Aku tak akan pergi.
Kenapa? Kau bisa mengetahui apa yang sedang dikerjakan Yung Lu dan
Jenderal Yuan Shihkai.
Guanghsu berhenti. Dia memutar tubuhnya dalam sudut yang ganjil dan
tangannya mengarah ke tembok. Tentu Ibu akan pergi, bukan? Dia
menatapku dengan tegang, mengedipkan matanya. Siapa lagi? Pangeran
Ts'eng? Pangeran Ch'un Junior? Siapa lagi?
Guanghsu, ada apa denganmu? Itu adalah idemu.
Berapa banyak orang yang pergi?
Memangnya kenapa?
Aku ingin tahu!
Hanya kau dan aku.
Mengapa Tientsin? Mengapa inspeksi militer? Apakah ada sesuatu yang ingin
Ibu kerjakan di sana? Wajanya hanya sekian inci dariku. Ini hanya
bikinbikinan, bukan?
Seolah tibatiba dicengkeram rasa takut, tubuh Guanghsu mulai bergetar. Dia
menahan dirinya dengan menekan tubuhnya ke tembok seolah sedang berusaha
mengalahkannya. Momen ini membawaku kembali ke masa kecilnya saat dia
pernah berhenti bernapas ketika mendengarkan cerita hantu.
Ini alasan kepergianku, ujarku. Pertama, aku ingin mengetahui jika
pinjaman asing yang kita ambil telah digunakan benarbenar untuk
pembelanjaan pertahanan kita. Kedua, aku ingin menghargai para pasukan

http://ac-zzz.blogspot.com/
kita. Aku ingin seluruh dunia, terutama jepang, tahu bahwa Cina akan segera
memiliki kekuatan militer yang modern.
Guanghsu tetap tegang, tetapi dia akhirnya membiarkan dirinya bernapas.
Dibutuhkan waktu sepuluh hari baginya untuk menjelaskan apa yang ada di
pikirannya. Para penasihatnya mengatakan padanya bahwa aku telah berencana
menggunakan acara militer untuk menggulingkannya dari takhta. Mereka
mengkhawatirkan keselamatanku.
Aku tertawa. Jika pun aku ingin menggulingkanmu, akan lebih mudah bagiku
untuk melakukannya dari dalam Kota Terlarang sendiri.
Guanghsu menyeka keringat dari wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tak
ingin mengambil kesempatan itu.
Seperti yang kauketahui, sudah ada proposal diajukan terkait dengan
penggantianmu.
Apa yang kaupikirkan tentang proposalproposal itu, Ibu?
Apa yang kupikirkan? Apa kau masih duduk di Kursi Naga?
Guanghsu memandang ke bawah, tetapi berkata dengan jelas: Sikap Ibu
mendengarkan TopiBesi membuatku cemas bahwa Ibu akan mengubah pikiran
tentangku.
Tentu saia kudengarkan. Itu harus kulakukan untuk bertindak adil. Aku harus
mendengar atau setidaknya berpurapura mendengarkan semua orang. Itulah
caraku untuk melindungimu.
Apakah Ibu akan mengikuti ide Pangeran Ts'eng?
Itu bergantung. Aku akan tampak bodoh jika itu harus terjadi. Aku ingin dunia
berpikir bahwa aku tahu apa yang kulakukan saat aku memilihmu sebagai Kaisar
Cina.
Dan memindahkan ibu kota ke Shanghai?
Siapa yang akan bertanggung jawab atas keselamatanmu di Shanghai? Lagi
pula itu lebih dekat dengan Jepang. Pembunuhan Ratu Min dan penembakan Li
Hungchang tentu bukan kecelakaan.
Itu tak akan terjadi padaku, Ibu.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Apa yang akan kulakukan jika itu terjadi? Aku hanya tahu apa yang akan
diminta Jepang sebagai ganti nyawamu. Ito akan berhasil memperoleh
kemegahan arsitektur dari Kota Terlarang.
Kang Yuwei telah menjamin keselamatanku.
Memindahkan ibu kota ke Shanghai adalah ide buruk.
Aku telah menjanjikan Kang Yuwei untuk melakukan apa pun yang dirasa perlu
demi menyukseskan reformasi.
Biarkan aku menemui Kang Yuwei sendiri. Sudah waktunya.
Sambil berlutut, Guanghsu memohon izin untuk mengakhiri hidupnya. Dia
sedang mengenakan piamanya. Dia bahkan belum selesai menggosok giginya.
Bibirnya putih oleh pasta gigi.
Melihat dirinya, aku harus mengalihkan wajahku dan menghela napas.
Akhirnya, aku bangkit dari dudukku, kembali ke kamarku dan menutup pintu.
Harihari berlalu dan aku jatuh sakit. Perutku serasa terbakar. Lidahku
meradang dan terasa sakit untuk menelan.
Bagian dalam tubuh Yang Mulia terbakar. Tabib Sun Paotien menyarankan
agar aku tetap berbaring di ranjangku. Minumlah hanya sup bijiteratai untuk
meredakannya.
Aku sedang demam dan tak memiliki keinginan untuk sembuh.
Permaisuri Lan tiba, mata dan pipinya merah dan bengkak. Dia melaporkan
bahwa Guanghsu telah berencana bunuh diri.
Walaupun nyaris tak bisa duduk tegak, aku mengantarkan diriku ke anakku. Aku
ingin dirinya menjelaskan padaku alasannya.
Aku mungkin tak sabar, marah. Dan benar, aku ingin memecat Yung Lu dan
menghilangkan kekuasaanmu, ujar Guanghsu, tetapi aku tak pernah berpikir
untuk mengambil nyawamu. Dia merogoh bagian dalam jubahnya dan
menyorongkan beberapa lembar kertas. Ini dekritku untuk menahan dan
memenggal Kang Yuwei dan komplotannya.
Bagaimana kaujelaskan tindakan mereka? tanyaku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku tak tahu mengapa proyek reformasiku bisa berubah menjadi rencana
pembunuhan. Kang mengajukan satu hal dan melakukan yang lain. Aku bersalah
dan pantas mati karena telah memercayainya.
Guanghsu lebih putus asa daripada marah. Aku ber harap dia akan membela
dirinya sendiri dan menyatakan ketidaksalahannya. Meskipun tak akan pernah
menemukan kebenarannya, aku perlu memercayai bahwa dia telah dikelabui.
Jauh di lubuk hatiku, aku tahu anakku telah dimanfaatkan.
Binar terang di mata Dewi-Kz Guanghsu menghilang. Kaisar menghabiskan
berharihari berlutut memohon padaku untuk memberinya kematian. Agar
negara bisa terus berjalan, ujarnya dan menangis. Agar kau bisa terus
berjalan. Bukan Kang Yuwei yang mengundang dirinya sendiri ke Kota
Terlarang, tetapi aku.
Dia begitu terluka, matanya cekung, dan punggungnya membungkuk. Aku
muak pada diriku sendiri dan muak akan hidup. Berikan maaf dan belas
kasihmu, Ibu.
Sebelum memiliki kesempatan untuk mengeluarkan amarahku sendiri, aku
dipaksa menghadapi kesedihan Guanghsu. Dia menolak makan dan minum.
Ceceran darah ditemukan di tempolongnya.
Baginda Kaisar ingin menghukum dirinya sendiri dengan berat, ujar Tabib Sun
Paotien. Dia ingin sekali mati. Aku sudah pernah melihat hal ini pada
pasienpasien sebelumnya. Sekalinya keputusan telah dibuat, tak ada yang bisa
menghentikan mereka.
Perintah untuk menangkap Kang Yuwei dan komplotannya, yang ditandatangani
oleh Guanghsu, memicu huru-hara di tengah masyarakat. TopiBesi dan golongan
konservatif Istana mengambil tempat duduk mereka di Balairung Hukuman,
tempat proses pengadilan akan segera dimulai. Mereka telah siap menegangkan
otototot mereka dan memberikan pelajaran brutal.
Golongan moderat akan terancam begitu proses pengadilan dibuka, ujar Yung
Lu. Namanama mereka, sekalinya diungkapkan, akan selalu dikaitkan dengan
para reformis. TopiBesi sedang mengincar darah.
Baik Yung Lu dan aku cemas akan munculnya konfrontasi bersenjata. Kami
menerima informasi mengenai rencanarencana kerusuhan yang dihasut oleh
TopiBesi.
Kerusuhan itu akan dipimpin oleh fenderal Tung dari pasukan Muslim. Tung
menerima perintahnya dari Pangeran Ts'engdan dia bukanlah orang yang
memihak Kaisar.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Di mana pasukan Jenderal Tung sekarang? tanyaku.


Mereka sedang berkemah di pinggir Selatan Kota Peking. Jika konfrontasi
terjadi, mereka akan berkuda melintasi jalanjalan Peking. Aku khawatir pada
kedutaan Inggris dan Amerika.
Bisa kubayangkan Jenderal Tung mengundang dirinya sendiri ke Kota
Terlarang. Pangeran Ts'eng sudah tak sabar menanti kesempatan untuk
mengintimidasiku. Dia akan memaksaku untuk menggulingkan Guanghsu dari
kekuasaan.
Itulah yang juga kuperkirakan, ucap Yung Lu.
Sebuah tourniquet [ Alat bantu terakhir untuk menghentikan pendarahan,
biasanya berupa bahan balutan kuat yang mengikat antara pusat luka dan
jantung, dan dipilin dengan semacam tongkat. ] yang menyakitkan harus
dikenakan untuk menghentikan pendarahan kritis ujarku pada Yung Lu.
Berikan padaku namanama orang yang harus dieksekusi dan kupastikan Kaisar
akan menandatanganinya. Aku harap itu akan membantu menghentikan
ketidakpuasan rakyat yang menyulut kerusuhan terjadi.
Para sejarawan masa depan secara bulat menuduhku sebagai penjahat dengan
kekuasaan besar dan berdedikasi pada halhal keji saat mengacu pada
reformasi yang direncanakan oleh Guanghsu, yang akan disebut sebagai Seratus
Harimenghitung dari tanggal dekrit pertamanya hingga yang terakhir.
Pada 28 September 1898, hanya selang sehari sebelum proses pengadilan
dilangsungkan, prosedur itu terpaksa dihentikan ketika kabar tentang
pembebasan diri Kang Yuwei datangdia telah diselamatkan oleh agen militer
Inggris dan Jepang yang beroperasi di belakang layar. Khawatir akan adanya
penyelamatan internasional lebih banyak, Guanghsu mengeluarkan dekrit
tentang pemenggalan enam tahanan, termasuk saudara Kang Yuwei, Kuangjen.
Mereka nantinya dikenal sebagai Enam Martir Seratus Hari.
Yang bisa kukatakan dalam membela anakku adalah bahwa pengorbanan itu
dilakukan untuk mencegah terjadinya tragedi yang jauh lebih besar.
Pemenggalan itu berfungsi sebagai pernyataan jelas akan posisi Kaisar
Guanghsu dan membuktikan bahwa dia bukan lagi ancaman bagiku. Sebagai
hasilnya, Jenderal Tung yang sebenarnya sangat independen dari Pangeran
Ts'eng menarik mundur pasukan Muslimnya seratus tiga puluh kilometer ke
Timur Peking, yang artinya kemungkinan terjadi kericuhan, atau bahkan
pembunuhan, di kedutaan Inggris dan Jepang telah disingkirkan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Eksekusi keenam orang itu telah mengamankan posisi golongan moderat,
mencegah terjadinya konfrontasi polarisasi yang bisa dengan mudahnya
memanas menjadi perang saudara. Dan hukuman kematian itu membuat para
penganjur pembalasan jadi waspada. Eksekusi memungkinkan golongan
moderat mengambil peranan kembali agar mereka dapat meraih apa yang
ditakuti TopiBesimembuka sistem politik yang ada.
Aku sedang duduk di pekaranganku menatap pepohonan pistachio saat
pemenggalan keenam orang itu berlangsung. Dedaunan berwarna kuning terang
mulai berguguran. Aku diberitahukan bahwa keenam orang itu begitu berani.
Tak ada seorang pun dari mereka yang mengungkapkan katakata penyesalan.
Dua orang dari mereka telah menyerahkan diri. Tan Shihtung, anak Gubernur
Hupeh, telah diberi kesempatan untuk melarikan diri, tetapi menolaknya.
Anak buah Yung Lu akan berhasil menangkap Kang Yu-wei jika saja pelarian
dirinya tidak dibantu oleh John Otway Perey Bland, koresponden Shanghai di
Times London. Jenderal Konsul Inggris mengirim instruksi ke konsulat di
sepenjuru pesisir Cina untuk mencari Kang, saat Yung Lu sedang memburunya.
Pada 27 September, dengan ditemani kapal perang Esk, agenagen Inggris
mengantarkan mesin uap bersama dengan Kang Yuwei dalam kapal, ke
pelabuhan Hongkong.
Sementara itu, konsulat Inagris di Kanton membuat kesepakatan agar ibu Kang,
istrinya, selirselirnya, anakanak perempuannya, dan keluarga saudaranya untuk
segera diberangkatkan. Di Hongkong, Kang dijemput oleh Miyazaki Torazo,
sponsor Jepang terkuat dari Genyosha dan berlayar langsung menuju Tokyo.
Eksekusi itu membuat Tan, sang anak Gubernur, menjadi kekal. Simpati rakyat
mengikuti orangorang tertindas. Janda Kaisar membenci putra adopsinya dan
karena itulah dia memenggal temantemannyaitulah opini publik.
Sebuah puisi yang dibacakan Tan sebelum kematiannya menjadi begitu
terkenal, hingga diajarkan di sekolahsekolah dasar selama bertahuntahun:
Aku bersedia meneteskan darahku
Jika dengannya negaraku bisa terselamatkan.
Namun, bagi semua yang gugur hari ini
Seribu lagi akan bangkit untuk melanjutkan tugasku.

http://ac-zzz.blogspot.com/

36

KAISAR CINA TERBUNUH. Mungkin Telah DisiksaSebagian Menduga Dia Diracun


oleh Konspirator. Beritaberita ini datang dari New York Times. Itu merupakan
versi realita dari Kang Yuwei. Aku telah membunuh Kaisar Guanghsu dengan
racun dan cekikan.
Anakku disiksa secara keji, besi panasmerah dimasukkan ke tubuhnya melalui
lubang duburnya.
Kang Yuwei telah memberi tahuku lewat tulisan J.O.P. Bland di Times
London, bahwa dia meninggalkan Peking untuk memenuhi pesan rahasia dari
Kaisar yang memperingatkannya pada bahaya yang akan datang. Dia kemudian
menyebutkan bahwa kejadian terakhir sepenuhnya terjadi akibat tindakan
golongan Manchu yang dipimpin oleh Janda Kaisar dan Raja Muda Yung Lu...
Kang Yuwei menekan agar Inggris mengambil kesempatan untuk ikut campur
dan mengembalikan posisi Kaisar untuk menduduki takhtanya kembali...
Kecuali jika perlindungan terjamin bagi korbankorban kudeta, akan mustahil
bagi para pejabat lokal untuk selanjutnya mendukung kepentingankepentingan
Inggris.
Aku telah memberitahukan Li Hungchang untuk berhenti mengirimiku
korankoran itu, tetapi dia berpura-pura tuli. Aku tak bisa menyalahkannya
untuk berusaha mendidik Kaisar. Li memastikan dua salinan tiba pada waktu
bersamaan, satu untukku dan satu lagi untuk Kaisar. Aku berusaha untuk tetap
tenang, tetapi apa pun yang kubaca membuatku makin sedih. Sungguh
menyakitkan mengingat Guanghsu menyebut Kang Yuwei sebagai genius,
sahabat terbaiknya, dan orang berpikiran serupa.
Kang melanjutkan tur keliling dunianya. Sebuah surat kabar mengutip pidato
yang dia berikan di sebuah konferensi yang diselenggarakan di Inggris:
Semenjak Kaisar mulai menaruh minat dalam urusanurusan kenegaraan, Janda
Kaisar telah merancang skenario penurunan diri Kaisar dari takhta. Dia biasa
bermain kartu dengannya dan memberinya minuman memabukkan untuk
mencegahnya menghadiri urusanurusan negara. Selama dua tahun terakhir,
peran Kaisar telah direndahkan hanya sebagai kepala boneka yang
bertentangan dengan keinginannya sendiri.
Baik anakku maupun aku sendiri telah diracuni oleh rasa penyesalan kami.
Betapapun aku berusaha mencari pembenaran situasinya, yang tertinggal
adalah fakta yang tak terelakkan bahwa Guanghsu telah membiarkan sebuah
plot pembunuhan terhadap diriku menanti waktu menetasnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Kang Yuwei melanjutkan perjalanan kampanyenya: Kalian semua tahu bahwa


Janda Kaisar tidaklah terdidik, bahwa dia sangatlah konservatif... bahwa dia
telah menghindar untuk memberikan Kaisar bentuk kekuasaan sesungguhnya
dalam mengatur urusanurusan kerajaan. Pada 1887, telah diputuskan untuk
mengalokasikan uang sejumlah tiga puluh juta tael untuk membangun Angkatan
Laut Cina ... Sang Janda Kaisar menggunakan sisa dana itu untuk keperluannya
sendiri, untuk memugar bangunan (Istana Musim Panas). Fitnah semacam itu
terus berdatangan.
Anakku duduk berdiam diri di kursinya sepanjang hari. Aku tak lagi mengharap
dia akan datang padaku, atau memohon agar aku mau bicara padanya. Aku
sudah kehilangan keberanianku untuk menghadapinya. Jarak merentang di
antara kami. Hal itu sungguh menakutkanku. Makin sering Guanghsu membaca
surat kabar, semakin dia menarik diri. Ketika diminta melanjutkan audiensi, dia
menolak. Dia tak lagi bisa menatap mataku dan aku tak lagi bisa mengatakan
padanya betapa aku tetap menyayanginya meski apa pun yang telah terjadi.
Kemarin, aku menemukannya tengah menangis setelah membaca fitnah terbaru
Kang Yuwei: Ada seorang kasim bohongan di istana yang sebenarnya memiliki
kekuasaan lebih besar dari seluruh menteri. Li Lienying adalah nama kasim
gadungan itu .... Seluruh gubernur telah mendapatkan jabatan resminya berkat
menyuap lelaki itu, yang begitu kaya raya.
Jika pun kelak aku bisa memaafkan anakku, apa yang terjadi berikutnya
membuatnya jadi begitu sulit. Aku tak diberikan kesempatan untuk membela
diriku sendiri, sementara Kang Yuwei bebas mencelakaiku dengan menyebut
dirinya sendiri sebagai juru bicara Kaisar Cina dan aku sebagai perampok keji
dan bencana bagi rakyat.
Para penerbit ternama dunia mencetak tuduhantuduhan keji Kang yang
memerinci kehidupanku. Tulisan itu kemudian diterjemahkan dalam bahasa
Cina dan beredar di kalangan rakyatku. Beritaberita itu dipercaya sebagai
sebuah kebenaran yang terkuak. Di kedaikedai teh dan pestapesta jamuan kisah
tentang bagaimana aku telah meracuni Nuharoo dan membunuh Tung Chih
serta Alute menyebar seperti penyakit.
Publikasi bawahtanah mengenai reformasi Seratus Hari versi Kang Yuwei
menjadi sebuah sensasi. Dalam publikasi tersebut, Kang menulis: Dengan
persetujuan dari satu atau dua negarawan pengkhianat, Janda Kaisar telah
menyembunyikan Kaisar kita, dan diamdiam merancang skenario untuk
merebut takhtanya, berpurapura menyatakan dirinya sedang melakukan
konsultasi di pemerintahan.... Seluruh cendekiawan di negaraku marah atas
tindakan selir istana yang suka ikut campur ini dengan mengasingkan (sang
Kaisar).... Dia telah menggunakan secara pribadi pendapatan yang diterima

http://ac-zzz.blogspot.com/
pemerintah dari Surat Obligasi Kepercayaan Baik untuk membangun lebih
banyak istana demi memanjakan hasrat libidonya. Dia tak memiliki perasaan
atas kemunduran negeri dan penderitaan rakyatnya.
Putraku mengurung dirinya sendiri di dalam kantornya di Yingt'ai. Di luar pintu,
bertumpuk surat kabar yang telah selesai dibacanya. Di antaranya adalah
laporan kehidupan Kang Yuwei di pengasingan Jepang bersama pemimpin
pemberontakan Sun Yat Sen dari Kanton yang dijadikan Genyosha sebagai
pelakon utama untuk membunuhku.
Atas nama Kaisar Cina, Kang meminta Kaisar Jepang agar mengambil tindakan
untuk menghilangkan Janda Kaisar Tzu Hsi.
Selama delapan tahun kemudian, bahkan setelah putraku mengeluarkan dekrit
berulangulang yang mengutuk mantan gurunya, Kang Yuwei akan tetap
melanjutkan rencana pembunuhanku.
Kini aku memohon pada Guanghsu untuk membuka pintu. Kukatakan bahwa aku
sudah kehilangan Tung Chih dan aku tak akan bisa meneruskan hidup jika aku
juga harus kehilangan dirinya.
Guanghsu mengatakan padaku bahwa dia malu dan tak akan pernah memaafkan
dirinya sendiri atas apa yang telah diperbuatnya. Guanghsu bilang bahwa dia
bisa melihat di mataku bahwa aku tak lagi memiliki rasa cinta untuknya.
Namun, aku tak bisa mengatakan padanya bahwa cintaku padanya tetap tak
terpengaruh. Aku tak menjadi diriku sendiri karena aku terluka, kuakui. Aku
tak ingin bicara lebih jauhaku merasakan kemarahan di balik kulitku. Namun,
mengeluarkan kemarahanku hanya akan memperburuk keadaan. Aku sedang
berusaha menjaga agar kerusakan itu tetap pada diriku sendiri dan tak
memengaruhi orangorang di sekitarku sebisa mungkin.
Guanghsu menanyakan apa yang kuinginkan dari sampah tak berguna seperti
dirinya.
Kukatakan bahwa aku bersedia untuk berusaha memperbaiki hubungan kami.
Kubiarkan dia tahu bahwa penolakannya untuk bangkit kembali jauh lebih
menyakitkanku dari apa pun. Akan tetapi, aku juga bisa merasakan diriku
menyerah. Aku sadar telah mengecewakan anak ini yang kuadopsi dan
kubesarkan sejak umur empat tahun. Aku juga telah gagal menepati janjiku
pada saudariku, Rong. Setelah kematian Tung Chih, aku menaruh harapan
besar padamu, ucapku pada Guanghsu. Tidak saja aku telah kehilangan
harapan, tetapi juga keberanian untuk mencoba lagi.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sebagian dari diriku tak akan memercayai bahwa Guanghsu berencana
membunuhku. Namun, dia telah melakukan satu kesalahan memilukan dan
kesalahan itu bahkan terlalu besar untuk kuperbaiki.
Guanghsu memohon diturunkan dari jabatannya dan mengatakan bahwa yang
dia inginkan hanyalah mundur dari pandangan publik dan tak akan pernah
terlihat lagi.
Itu momen tersedih dalam hidupku. Aku menolak untuk menerima kekalahan
seperti ini. Berusaha bersikap dingin dan tegas, kukatakan padanya, Tidak,
aku tak akan memberikanmu izin untuk berhenti.
Kenapa? tangisnya.
Karena itu hanya akan membuktikan pada dunia bahwa apa yang dikatakan
Kang tentangku benar.
Tidakkah segelku pada perintah penangkapannya belum cukup sebagai bukti?
Tibatiba aku tak tahu apa yang lebih disesali oleh anakku, kehilangan kasih
sayangku ataukah ketidakmampuan Kang untuk membunuhku. Yung Lu
menghentikan pencarian atas Liang Chichaotangan kanan dan murid Kang
Yuweikarena buronan itu telah berhasil melarikan diri ke Jepang.
Liang Chichao adalah seorang wartawan dan penerjemah yang pernah bekerja
sebagai sekretaris Cina bagi Timothy Richard, seorang aktivis Gereja Baptis
[ Aliran Protestan yang dicirikan antara lain oleh penolakannya terhadap
baptisan yang diberikan kepada bayi dan anak kecil. Mereka memercayai bahwa
baptisan hanya diberikan kepada orang dewasa yang sudah dapat mengakui
imannya secara sadar dan bertanggung jawab. ] dari Welsh sekaligus aktivis
politik, yang memiliki tujuan menumbangkan rezim Manchu. Liang terkenal
atas tulisantulisannya yang mampu memengaruhi orang dan disebut oleh Dewan
Istana sebagai pena racun.
Ketika dekrit memerintahkan penangkapan dan pemenggalan Liang Chichao
dikeluarkan, dia masih berada di Peking. Anak buah Yung Lu mengamankan
gerbang-gerbang kota dan Liang mencari perlindungan di kedutaan Jepang.
Pasti menjadi sebuah kejutan manis bagi sang buronan saat mengetahui Ito
Hirobumi sedang menjadi tamu di sana.
Liang menyamar sebagai orang Jepang dan diantarkan ke Tientsin, Yung Lu
melapor. Pengawalnya adalah seorang agen yang terkenal berdarah dingin dari
Genyosha.
Anakku tampak seperti orang buta, menatap kosong ke tengah ruangan selagi
mendengar Yung Lu.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Di bawah perlindungan dari konsulat Jepang, Liang Chichao berhasil mencapai


pelabuhan di Taku dan menaiki kapal meriam Oshima, lanjut Yung Lu. Karena
kita telah mengawasi gerakannya dari dekat, kami berhasil mengejar Oshima di
laut lepas. Anak buahku menuntut buronan itu untuk menyerah, tetapi Kapten
Jepang menolak menyerahkannya. Dia mengatakan bahwa kami telah
melanggar hukum internasional. Tak mungkin bagi kami untuk melanjutkan
pencarian meski kami tahu Liang tengah bersembunyi pada salah satu
kabinnya.
Anakku membuang muka saat Yung Lu meletakkan salinan Kobe Chronide dari
Jepang di depannya. Harian itu menyebutkan bahwa pada 22 Oktober, Oshima
membawakan bagi Jepang sebuah hadiah tak ternilai.
Jepang memiliki alasan untuk merayakannya. Di pengasingan, Kang Yuwei dan
Liang Chichao bergabung kembali. Sebagai tamurumah dari Perdana Menteri
Jepang, Shigenobu Okuma, selama lima bulan, Kang tampak bugar dan
kepangan rambutnya, menurut salah satu laporan, begitu sehatberkilau
Selama beberapa tahun kemudian, dua lelaki itu bekerja sama tak kenal letih.
Mereka berhasil merangkai sebuah potret diriku sebagai seorang tirani jahat
dan membenarkan anggapan dan prasangka terburuk dari setiap orang.
Kang dan Liang memperoleh pengakuan intemasional sebagaimana yang mereka
inginkan. Barat menganggap mereka sebagai pahlawan dari gerakan reformasi
Cina. Si wajah bulat dewi-kz Kang Yuwei dideskripsikan sebagai guru besar
Cina modern. Hasil wawancara dan artikelartikelnya dibuat menjadi buku yang
terjual hingga ribuan salinan di berbagai negara. Pembaca jauh dari Cina untuk
kali pertamanya, memperoleh gambaran dari sumber tepercaya akan siapa
diriku sebenarnya.
Tetapi tidak hanya harga diriku yang tengah dipertaruhkan. Seranganserangan
sensasional Kang dan Liang memberikan kesempatan bagi mereka yang
berkeinginan melancarkan perang terhadap Cina. Karena pemimpin Cina
sesungguhnya memohon agar negaranya diselamatkan, alasan apa lagi yang
diperlukan bagi siapa pun untuk menyingkirkan seorang diktator wanita yang
korup, gila, dan berdarahdingin?
Audiensi Barat yang berkumpul untuk mendengarkan Kang Yuwei sangat ingin
melihat Cina bertransformasi menjadi sebuah utopia Kristen, hingga mereka
begitu mudah dipengaruhi oleh kebohongankebohongan Kang. Dari Li
Hungchang kuketahui bahwa Jepang telah menyediakan dana bagi Kang Yuwei
untuk melakukan tur terpisah di Amerika Serikat, yang di sana dia dipuji oleh
para kritikus dan cendekiawan setempat sebagai orang yang akan memberi
Cina demokrasi gayaAmerika.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Langit memberi kami orang suci ini untuk menyelamatkan Cina, Kang akan
membuka pidatonya dengan memuji anakku. Walaupun Baginda Kaisar telah
dikungkung dan digulingkan dari takhtanya, untungnya dia masih bersama kami.
Langit belum meninggalkan Cina!
Mengumpulkan lebih dari 300.000 dolar dari para pedagang Cina di luar negeri
yang ingin menjamin niat baik dari rezim baru apa pun yang terbentuk, dan
dengan bantuan agenagen rahasia Genyosha Jepang yang beroperasi dari
daratan Cina, Kang Yuwei mulai mempersiapkan sebuah pemberontakan
bersenjata.
Duet Kang Yuwei dan Liang Chichao dimuat dalam New York Times, Chicago
Tribune, dan Times London. Yang diketahui oleh Janda Kaisar Tzu Hsi
hanyalah hidup penuh kesenangan dan yang diketahui Yung Lu hanyalah nafsu
akan kekuasaan. Pernahkah Permaisuri memikirkan sedikit akan kebaikan
negaranya? Kurakura takkan bisa menumbuhkan rambut, kelinci takkan bisa
memunculkan tanduk, ayam jantan takkan bisa mengerami telur, dan pohon
layu takkan bisa bersemi karena bukan watak alamnya untuk melakukannya
begitu pula, kita tak bisa mengharapkan apa yang tak pernah ada dalam
hatinya!

37

SELAIN PUNCAK DARI bencana reformasi, 1898 juga ternyata menjadi tahun
panjang dan pahit dengan adanya bencana banjir dan kelaparan. Awalnya,
panen gagal di Shantung dan provinsiprovinsi di sekitarnya, kemudian Sungai
Kuning membenam ratusan desa dalam banjir bandang. Ribuan orang
kehilangan rumah, membuatnya mustahil menanam panen tahun depan. Lebih
buruk lagi, kerumunan belalang datang tibatiba untuk menghabisi sisa panen.
Para penghuni liar, para pengangguran, orangorang yang frustrasi dan baru
kehilangan, menginginkan suatu alasan yang merupakan penyebab semua hal
ituseorang kambing hitam.
Aku disibukkan untuk memadamkan kobaran api. TopiBesi mengusulkan untuk
menggantung Selir Mutiara sebagai cara untuk membuat Kaisar menerima
tanggung jawab. Mutiara terbukti bersalah melanggar beberapa aturan Istana.
Aku menolak dakwaan yang dibuatbuat itu tanpa ada penjelasan lebih lanjut.
Kerusuhan antiwarga asing terus berlanjut. Seorang misionaris Inggris terbunuh
di provinsi Barat Daya Kweichow dan seorang pendeta Prancis disiksa dan
dibunuh di Hupeh. Di provinsiprovinsi tempat warga asing tinggal berdekatan

http://ac-zzz.blogspot.com/
dengan orangorang Cina, rasa marah memicu huruhara, terutama di Kiaochow
yang dikuasai Jerman, tempat kelahiran Konfusius. Penduduk lokal menolak
ajaran Kristen. Di wilayah Weihaiwei dan Liaotung yang dikuasai Inggris dan
Rusia kekerasan terjadi ketika orangorang asing memutuskan bahwa mereka,
selaku pemilik sewa, berhak mengambil keuntungan dari pajak orang Cina.
Dengan alasan untuk melindungiku, Pangeran Ts'eng dan putraputranya
meminta pada Kaisar untuk mengundurkan diri. Golongan Ts'eng didukung oleh
Penasihat Klan Manchu dan tentara Muslim Jenderal Tung. Meski sulit bagiku
untuk terus mendukung Guanghsu, aku tahu dinasti akan jatuh jika Pangeran
Ts'eng berkuasa. Seluruh jaringan industri dan hubungan internasional yang
telah dibangun oleh Li Hungchang, termasuk hubungan diplomatik kami dengan
negaranegara Barat, akan berakhir. Sebuah perang saudara akan memberi
alasan yang tepat bagi kekuatan asing untuk turut campur.
Stabilitas menuntut Guanghsu melanjutkan perannya selaku Kaisar. Kukabulkan
sebuah rencana alternatif yang diajukan golongan konservatif yang menyuruhku
melanjutkan kuasa Perwalian. Guanghsu menandatangani namanya, tetapi tak
ingin memiliki sangkut paut dengannya lebih lanjut.
Urusan negara saat ini sedang dalam posisi sulit, bunyi dekrit itu, dan
semua menantikan reformasi. Aku, selaku Kaisar, bekerja siang dan malam
dengan segenap kekuatan. Namun, di balik upaya keras yang penuh kehatihatian, aku terus khawatir akan kewalahan oleh tekanan kerjaku. Tergerak
oleh perhatian mendalam akan kesejahteraan negara, aku telah berkalikali
memohon pada Ratu Yang Mulia untuk berkenan menasihatiku dalam urusan
pemerintahan. Dan dengan kebaikan hatinya, aku telah menerima persetujuan
darinya. Ini merupakan jaminan kesejahteraan bagi seluruh warga, baik
pejabat maupun rakyatnya.
Dekrit ini merupakan tindakan memalukan, baik bagi Guanghsu maupun aku.
Hal itu menunjukkan ketidakcakapan Kaisar, selain pula penilaian burukku
dalam menempatkannya di singgasana pada awalnya.
Tak lama setelah dekrit diterbitkan, Guanghsu jatuh sakit. Aku harus
mempercepat audiensiku untuk menemaninya. Anakku harus berbaring di
tempat tidurnya. Seluruh upaya Tabib Sun Paotien sudah gagal, obatobatan
herbalnya sudah tak berguna. Rumor bahwa Kaisar tengah sekarat, atau sudah
meninggal, segera meluas. Tampaknya, sakitnya Kaisar akan membuktikan
pernyataan Kang Yuwei sebelumnya bahwa racun yang dia katakan kuberikan
pada Guanghsu sudah mulai menunjukkan pengaruh mematikannya.
Ikuang, Menteri Urusan Luar Negeri kami, menerima banyak pertanyaan
mengenai menghilangnya Kaisar. Ikuang bukanlah Pangeran Kung. Yang bisa

http://ac-zzz.blogspot.com/
dia katakan padaku hanyalah bahwa Invasi telah dibahas di kalangan
kedutaan.
Anakku tahu bahwa dia harus menunjukkan dirinya di Istana, tetapi dia tak
mungkin bangun dari ranjangnya.
Jika kau mendesak Yang Mulia hadir, dia akan langsung pingsan di
tengahtengah audiensi, Sun Paotien memperingatkan.
Yung Lu setuju. Kehadiran
mencelakakannya.

Baginda

Yang

Mulia

hanya

akan

lebih

Setelah melihat sendiri anakku muntahmuntah yang membuatnya letih dan


menangis, aku melakukan panggilan penting ke seluruh provinsi untuk mencari
tabib yang cakap. Tak ada tabib Cina yang berani mengajukan diri.
Anehnya, aku menerima permintaan kolektif dari pihak kedutaan asing. Dari
katakata dalam suratnya, kedutaan itu tampaknya memercayai kejadian versi
Kang Yuwei: Hanya dengan pemeriksaan medis menyeluruh dari kondisi
Kaisarlah, akan menjernihkan rumorrumor yang merajalela dan mengembalikan
kepercayaan dari Inggris dan dunia internasional terhadap rezim saat ini.
Surat itu menawarkan bantuan dari dokterdokter Barat.
Namun, pihak Istana dan Guanghsu sendiri menolak tawaran itu. Bagi Dewan
Istana, kesehatan Kaisar merupakan masalah harga diri nasional dan kondisinya
saat ini harus tetap dirahasiakan. Sementara bagi Guanghsu, dia telah
menderita banyak penghinaan sebagai Kaisar, dan tak ingin menderita lebih
banyak lagi sebagai lelaki. Dia mengetahui kondisinya sendiri dan tidak ingin
seluruh dunia tahu akan alasan mengapa dia tidak juga memiliki keturunan.
Aku enggan menjadikan anakku dan Cina sebagai objek penghinaan lebih jauh,
tetapi sebagai seorang Ibu, aku bertekad untuk mencoba apa pun yang kubisa
demi menyelamatkan nyawa anakku. Dokter dari Barat mungkin jadi harapan
terakhir bagi Guanghsu untuk mendapatkan kesehatannya kembali. Aku
mungkin bukanlah seorang wanita berpengalaman, tetapi aku tidaklah bodoh.
Aku memercayai bahwa dengan melihat satu titik kecil pada kulit, orang sudah
bisa membayangkan seekor macan tutul secara keseluruhan. Cat rambut
Prancisku, jamjam Inggris, dan teleskop Jerman mengungkapkan kepandaian
orangorang yang membuatnya. Keajaiban dari kemajuan industri Barat
telegram, rel kereta, persenjataan militerbahkan berbicara lebih keras.
Kutanya dengan hatihati jika Guanghsu bersedia mengungkapkan kenyataan
yang ada, yakni menyebutkan masalah disfungsi seksualnya. Putraku
memberikan jawaban positif. Aku lega dan pergi untuk membagi kabar baik ini
pada menantumenantuku. Kami jadi begitu berharap dan bersamasama kami
pergi ke Kuil Istana untuk memanjatkan doa.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Pada minggu akhir Oktober, seorang dokter Prancis, Dokter Detheve, diantar ke
Kota Terlarang dan ke dalam kamar Kaisar. Aku hadir sepanjang tanyajawab
medis itu. Dokter menduga adanya gejala sakit ginjal dan menyimpulkan bahwa
Guanghsu menderita berbagai gejala komplikasi yang diakibatkan oleh
penyakitnya.
Saat pemeriksaan awal, isi evaluasi dari Dokter Detheve, kondisi Baginda
Yang Mulia sungguh lemah, sangat kurus, terlihat depresi, wajah pucat. Selera
makannya baik, tetapi pencernaannya lambat.... Muntahmuntah berlangsung
sering. Mendengarkan paruparunya dengan stetoskop, yang diizinkan oleh Yang
Mulia, tidak menunjukkan tandatanda kesehatan yang baik. Masalah peredaran
darah banyak. Detak jantung lemah dan cepat, kepala pusing, rasa panas di
dada, bunyi dengung di telinga, dan gerak terjatuh menandakan kakinya yang
tak imbang. Gejalagejala ini ditambah dengan sensasi dingin di seluruh lengan
dan lututnya, jarijari terasa kaku, keram pada betis, gatalgatal, gangguan
pendengaran dan penglihatan, serta sakit pada ginjal. Tetapi yang terpenting,
ada masalah pada fungsi kencingnya... Yang Mulia sering buang air, tetapi
hanya sedikit tiap kalinya. Dalam jangka dua puluh empat jam, jumlahnya
kurang dari normal.
Guanghsu dan aku senang dengan hasil analisis dokter itu dan menaruh harapan
besar pada pengobatannya. Yang tidak kami kira sebelumnya adalah bahwa
hasil evaluasinya akan terungkap ke publik. Kami tak bisa tahu apakah itu
disengaja atau tidak. Akan tetapi, hasil pemeriksaan itu menjadi sumber gosip
di Cina, Eropa, dan Amerika Serikat. Itu menjadi pukulan terakhir terhadap
citra diri Guanghsu. Dari seringai wajah orangorang di Istana saat audiensi, aku
bisa tahu bahwa menterimenteri kami telah membaca terjemahan dari opini
Dokter Detheve.
Surat kabar dan majalahmajalah Cina murahan menyebarkan gosip itu sebagai
bahan berita: Baginda Kaisar secara kebiasaan mengalami ejakulasinya pada
malam hari, diikuti oleh sensasi menyenangkan. Evaluasi Dolter Detheve
menyimpulkan, 'Pelepasan pada malam hari ini mengakibatkan kurangnya
kemampuan untuk meraih ereksi yang diharapkan pada siang hari.' Menurut
opini Dokter Detheve, penyakit Kaisar tak memungkinkannya melakukan
persetubuhan. Sang Kaisar tak bisa bercinta dengan Permaisuri dan
selirselirnya. Dan tanpa itu, Baginda Kaisar tak akan pernah memiliki
keturunan, yang artinya tak akan ada penerus bagi Kerajaan. Laporanlaporan
seperti itu membuat TopiBesi menuntut penggantian Guanghsu.
Aku menyaksikan pengorbanan hargadiri anakku. Walaupun hasil pemeriksaan
doleter Prancis itu menunjukkan bahwa Guanghsu masih hidup dan karenanya,
aku tak mungkin menjadi pembunuhnya, aku begitu terguncang.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Meskipun Guanghsu masih terus sakitdemam tinggi, kurang nafsu makan,


tenggorokan dan lidahnya bengkak dan perihdemi menampilkan diri ke publik,
dia menawarkan diri untuk duduk di sisiku saat audiensi.
Bagi para reformis radikal, bayangan kami duduk bersisian memberi bukti akan
ketiranianku. Surat kabar memublikasi pengamatan mereka, menggambarkan
bagaimana perasaan Kaisar yang telah diperlakukan tak adil ini terhadap
kehidupan nerakanya. Dalam versi populer, Guanghsu diperlihatkan sedang
melukis potret besar seekor naga raksasa, emblemnya sendiri, dan
menyobeknyobeknya dengan sedih.
TopiBesi, di sisi lain, menemukan justifikasi dalam pemikiran tradisional Cina:
Guanghsu nyatanyata telah merancang pembunuhan ibunya sendiri dan tak ada
kejahatan lain dalam kitab undangundang Konfusianisme yang lebih keji
daripada pengabaian ketaatan seorang anak pada orangtuanya, terutama bagi
seorang Kaisar, yang merupakan contoh moral rakyatnya.
Aku diharapkan menunjukkan pada Guanghsu kebajikan moral yang
sepantasnya. Tetapi aku tak bisa tak mengacuhkan penderitaannya. Anakku
sudah cukup menunjukkan keberaniannya dengan menghadapi orang-orang yang
telah dia pecat sebelum berlangsungnya aksi kudeta. Kini, setiap harinya
putraku duduk di alas lantai yang terbuat dari ribuan jarum. Dia bisa saja masih
menerima loyalitas dari Dewan Istana, tetapi akankah dia masih menerima
penghormatan dari mereka?
Mengingat kondisi kesehatan anakku, aku terdorong untuk menerima proposal
TopiBesi menyangkut penggantiannya. Aku bersikap terbuka sepanjang
perdebatan dan pada akhirnya, mengumumkan P'uchun, putra remaja Pangeran
Ts'eng Junior, anak dari keponakanku, sebagai pewaris baru. Akan tetapi,
sebelumnya, aku mendorong agar P'uchun menjalani evaluasi karaleter, sebuah
tes yang kuyakin akan digagalkan oleh bocah manja itu. Sebagaimana telah
kuramalkan, dia memang gagal dengan payah dan dia pun disingkirkan dari
pertimbangan.
Singgasana Guanghsu aman, setidaknya untuk saat ini, tetapi dia tampak
demikian bosan dan akan menyelinap keluar dari audiensi tiap kali ada
kesempatan. Setelahnya, aku akan menemukannya bermainmain dengan
jamnya. Dia tak akan membuka pintu ataupun berbicara denganku. Mata
sedihnya menunjukkan kehampaan dan dia mengatakan padaku bahwa
pikirannya berkelana ke sana kemari seperti hantu tanpa tempat tinggal.
Satusatunya perkataan yang tak bosan diucapkannya adalah andai aku mati.
Aku memanggil para menantuku. Kita harus berusaha menolong, ucapku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Seharusnya kautinggalkan Baginda Kaisar sendiri, Selir Mutiara menanggapi
dengan cepat.
Kutanyakan mengapa aku harus melakukan hal itu, yang dijawab oleh Mutiara,
Mungkin sebaiknya Baginda Ratu mulai kembali memikirkan untuk
mengundurkan diri. Kaisar adalah lelaki dewasa. Dia tahu bagaimana
menjalankan kerajaannya.
Kuingatkan Mutiara bahwa dirinyalah. yang mengenalkan Kang Yuwei pada
anakku.
Gadis itu begitu marah. Reformasi gagal karena Guanghsu tak pernah
dibiarkan untuk menjalankan urusannya sendiri. Gerakgeriknya selalu diamati,
dia dipenjara di ruang tempat tinggalnya sendiri, dan dipisahkan dariku. Aku
mohon maaf... ini sepertiaku tak bisa mencari kata lain untuk mengatakannya
sebuah konspirasi melawan Kaisar Guanghsu.
Aku tak sepenuhnya mengerti akan ledakan amarah itu. Apakah dia benarbenar
tengah berusaha memprovokasiku?
Saat Mutiara meminta menemani Guanghsu, aku menolaknya. Tidak akan
kuizinkan, dengan ketidakwarasanmu seperti itu. Putraku tak akan lagi bisa
menanggung celaka.
Kau takut aku akan mengungkapkan kebenaran padanya.
Aku pikir kau sendiri tak tahu akan kebenaran itu.
Kukatakan pada Mutiara bahwa jika dia tidak mau bekerja sama denganku dan
mengakui kesalahankesalahannya yang lalu, dia tak akan diizinkan untuk
kembali menemui Guanghsu.
Yang Mulia Kaisar akan menanyakanku, Mutiara protes. Aku tak akan
menjadi tawanani.

38

TERIAKANTERIAKAN semakin keras membahana di jalanjalan Peking:


Pertahankan Dinasti Ch'ing yang agung! Basmi orangorang barbar! Topi Besi
memanfaatkan reaksi keras ini untuk memaksaku memihak mereka. Hingga saat
niat Kang Yuwei, sang Reformis, untuk membunuhku terungkap, aku belum
sempat bertanya pada diriku sendiri: Siapakah teman-teman sejatiku?

http://ac-zzz.blogspot.com/

Upaya Kang memanggil keterlibatan internasional telah mengecewakan


sekaligus menyadarkan kekeliruan anakku. Pada saat buronan ketujuh dari
komplotan Kang tertangkap atas usahanya menghabisi nyawaku, anakku
bersumpah untuk membalas si serigala licik.
Tak ada satu negara pun yang menyambut permintaan Guanghsu untuk
menahan Kang Zusi Yuwei. Inggris, Rusia, dan Jepang menolak memberikan
informasi apa pun tentang tempat persembunyiannya. Sebaliknya, surat kabar
asing terus mencetak kebohongankebohongan Kang bahwa Kaisar Cina sedang
ditahan dan disiksa.
Jepang juga mulai menggunakan tekanan militer dengan menugaskan agar aku
dihilangkan selamanya. Guanghsu dipercaya telah diracun, diseret, dan
diikat di Kursi Naganya untuk menghadiri audiensi bersamaku. Di mata dunia,
dia telah diberikan sarapan beracun dengan jamur mematikan sebagai
lapisan atasnya. Yang sangat dibutuhkan oleh Kaisar Cina saat ini, mereka
berkata, adalah serangan dari kekuatan Barat.
Situasi ini mendorong anakku semakin murung. Dia meneruskan kesendiriannya
dan menolak kontak dalam bentuk apa pun, termasuk perhatian dari Selir
Mutiara kesayangannya.
Tak ada katakata yang bisa menerangkan perasaanku saat melihat
kehancurannya. Setiap pagi, sebelum menduduki singgasana, aku akan
menanyakan bagaimana dia menghabiskan malamnya dan memberi penjelasan
singkat mengenai masalahmasalah yang akan dibahas oleh Dewan Istana. Sekali
waktu, Guanghsu akan menjawab pertanyaanku dengan sopan, tetapi suaranya
seolah datang dari kejauhan. Biasanya dia hanya akan menjawab, baiklah.
Dari kasimkasimnya, aku mengetahui bahwa dia telah berhenti minum obat
yang diresepkan oleh dokter Baratnya. Dia memerintahkan agar kamar tidurnya
ditutupi tirai beledu hitam untuk menghalangi masuknya sinar matahari. Dia
berhenti membaca surat kabar dan menghabiskan sepanjang waktu
mengutakatik jamjamnya. Tubuhnya jadi sangat kurus, hingga dia tampak
seperti bocah lima belas tahun. Saat duduk di singgasana, dia akan segera jatuh
tertidur.
Saat aku berkonsultasi dengan ahli nujumku, dia meminta izin untuk bicara
terbuka.
Minat anakmu pada jam sangat penting, ujarnya padaku. 'Jam', dalam
bahasa Mandarin, diucapkan sama seperti 'zone' Kata itu memiliki bunyi dan
nada yang sama dengan karakter zhong, yang artinya 'akhir.
Apa maksudmu akhir ... dari hidupnya? tanyaku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tak ada yang bisa kaulakukan untuk membantunya, Yang Mulia. Itu sudah
kehendak Langit.
Aku ingin mengatakan pada ahli nujum itu bahwa sepanjang hidupku, aku telah
berjuang melawan kehendak Langit. Diriku sendiri saat ini merupakan bukti
dari perjuangan panjangku. Aku telah selamat dari yang semestinya menjadi
waktu kematianku berkalikali dan aku bertekad untuk berjuang demi anakku.
Harapanlah yang menjadi tujuanku untuk hidup. Saat suamiku meninggal, Tung
Chih menjadi harapanku. Ketika Tung Chih meninggal, harapanku mewujud
dalam diri Guanghsu.
Tatanan rambut dan rambut palsuku tak pernah menggangguku sebelumnya,
seperti sekarang ini. Aku mengeluhkan pada Li Lienying bahwa rancangannya
membosankan dan bahwa ornamen perhiasannya terlampau berat. Warnawarna
yang dulu jadi kesukaanku kini membuatku kesal. Mencuci dan mengecat
rambutku jadi beban. Li Lien-ying menggantikan seluruh perlengkapan rias
rambutnya. Menggunakan kawatkawat ringan dan jepitan untuk menyematkan
perhiasan ke papan rambutku yang berbentuk kipas, dia meningkatkan
penampilanku, menciptakan apa yang disebutnya dengan payung tigatingkat.
Upaya untuk menampilkan diriku lebih hebat daripada kenyataannya
tampaknya berhasilDewan Istana begitu menghormati penampilan baruku
tetapi rasa sedih itu datang dari dalam diriku sendiri. Semangatku semakin
surut bersamaan dengan kemunduran anakku. Air mataku akan menggenang di
tengahtengah perbincangan saat aku teringat akan harihari ketika Guanghsu
merupakan anak yang begitu penyayang dan berani.
Aku menolak menerima kesimpulan Dewan Istana bahwa Kaisar telah
mengakibatkan kemunduran negara. Jika Guanghsu telah mengguncang kapal
negara ini, kuingatkan audiensi, kapal ini sudah lama akan kehilangan
kendali, terombangambing di lautan yang kacau, dan akan tenggelam oleh
terpaan angin perubahan apa pun.
Tak ada yang memikirkan kemungkinan bahwa Guanghsu mengalami kejatuhan
mental. Mengingat sejarah malang ibunya (kehidupan Rong bahkan lebih rentan
penderitaan), akulah seharusnya yang pertama memahami. Tetapi aku tak
menyadarinya, atau pikiranku menolaknya. Fokus Guanghsu pada dunia telah
beralih ke bawah dan menetap di antara kedua tungkainyaketika orangorang
menatapnya, dia merasa begitu terganggu.
Duduk dengan pikirankosong, dia tampak mendengarkan audiensi tanpa
mengikuti jalannya diskusi. Begitu Guanghsu bangkit dari kursinya, dia akan
membayangkan sebuah serangan. Mungkin dia bukan membayangkannyaapa
pun itu, yang jelas dia merasa itu nyata dan membuat tubuhnya gemetar. Dia

http://ac-zzz.blogspot.com/
akan pergi begitu saja, kadang di tengahtengah pembahasan penting, dan tak
kembali.
Mungkin ahli nujumku ada benarnya saat memercayai bahwa Kaisar telah
memilih untuk menghilang dan mati. Akan tetapi, hanya akulah yang dengan
tega memaksanya untuk terus menunjukkan wajahnya.
Saat memandang kembali pada Seratus Hari, kusimpulkan bahwa ketertarikan
anakku pada Kang Yuwei tentu ada kaitannya dengan pesona dari mitos asing.
Sang cendekiawan memainkan fantasinya terhadap Barat dan Guanghsu tak
menyadari akibat bagi dirinya. Li Hungchang benar saat dia mengatakan bahwa
bukan pasukan asinglah yang mengalahkan Cina, melainkan sikap tak acuh dan
ketidakmampuan kita melihat kebenaran di tengahtengah lautan
kebohonganlah yang menjadi sebabnya.
Rencana inspeksi Kaisar pada Angkatan Laut dibatalkan karena reformasi yang
gagal. Semua orang meyakini rumor yang menyebutkan bahwa inspeksi itu akan
menandai hari penggulingan Guanghsu dari takhta. Informasi yang kami
dapatkan menyebutkan bahwa kekuatan asing sedang bersiap untuk melibatkan
diri.
Dengan dukungan Li Hungchang, aku menggunakan kereta untuk bertemu
secara pribadi dengan para gubernur dari provinsiprovinsi kunci, di Utara dan
Selatan. Aku berhenti di Tientsin dan mengunjungi Pameran Mesin Berat, yang
diadakan oleh rekan Li Hungchang, S.S. Huan.
Aku terutama sangat terkesan melihat sebuah mesin yang menarik helaian
benang dari kepompong sutra, sebuah tugas yang dikerjakan begitu berat
dengan tangan selama beratusratus tahun. Wadah keramik siram membuatku
ingin memasannya juga di Kota Terlarang.
Aku tak bisa memercayai saat membaca penjelasan yang menyebutkan bahwa
toilet ini dibuat oleh Pangeran Inggris untuk ibunya. Ebook by : Hendri Kho by
Dewi KZ http://kangzusi.com/ Benar atau tidak, kisah itu menyiratkan bahwa
anakanak Kerajaan Inggris Raya diberikan pendidikan yang praktis. Tung Chih
dan Guanghsu diajari karyakarya Cina klasik, tetapi keduanya menjalani
kehidupan yang tidak efektif.
Rasa takutku makin membesar selagi aku mengagumi semua penemuan asing
ini. Bagaimana Cina bisa berharap untuk bertahan jika musuhmusuhnya begitu
menguasai sains dan tak letihletihnya mengejar kemajuan?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Cara memenangi perang adalah dengan mengenali musuhmu secara cermat
sehingga kaubisa meramalkan langkahnya selanjutnya, Sun Tzu menulisnya
dalam Seni Peperangan. Aku sendiri hampir tak bisa meramalkan langkahku
selanjutnya, tetapi menyadari akan bijak untuk mempelajarinya dari
musuhmusuhku. Kuputuskan bahwa pada pesta ulang tahunku yang keenam
puluh empat, aku akan mengundang sejumlah duta besar asing, ke Peking. Aku
ingin mereka melihat sang pembunuh dengan mata mereka sendiri.
Li Hungchang menyambut senang ide itu. Begitu warga Cina mengetahui
bahwa Janda Kaisar sendiri bersedia menemui dan menjamu orangorang asing,
sikap antipati mereka terhadap orang luar bisa diredakan.
Sebagaimana sudah dikira, Penasihat Klan Manchu menentang usulku. Aku
seharusnya tak boleh terlihat sama sekali, apalagi berbicara dengan kaum
barbar itu. Tak ada gunanya berdebat bahwa Ratu Inggris tidak hanya dilihat
oleh dunia, tetapi wajahnya bahkan tercetak di setiap uang logam.
Setelah proses negosiasi panjang, akhirnya aku diberikan izin untuk
mengadakan pesta jamuan khusus wanita dengan syarat Kaisar Guanghsu ikut
bersamaku agar aku ditemani oleh seorang lelaki Kerajaan. Pesta yang
diadakan itu menjadi kesempatan bagiku untuk memuaskan rasa
keingintahuanku terhadap gaya busana para wanita asing. Tamutamuku
termasuk para istri Menteri Ingaris Raya, Rusia, Jerman, Prancis, Belanda,
Amerika Serikat, dan Jepang.
Menurut Menteri Urusan Luar Negeri Ikuang, para menteri luar negeri meminta
agar istriistri mereka di sambut dengan penghormatan setinggitingginya.
Dibutuhkan enam minggu untuk menyiapkan segalanya, mulai dari gaya
tandunya hingga pilihan penerjemahnya. Orangorang asing itu memberi syarat
ketat akan hampir segala hal, lapor Ikuang. Aku khawatir nanti terpaksa
membatalkan undanganundangan tersebut, tetapi tampaknya minat para
wanita itu terbukti lebih kuat daripada sikap keengganan yang ditunjukkan oleh
suami mereka.
Pada 13 Desember 1898, wanitawanita asing itu dengan dandanan begitu rupa
diantar menuju Istana Musim Dingin, salah satu dari istanaistana laut di sisi
Kota Terlarang. Aku duduk di atas podium di belakang meja panjang sempit
yang dihiasi dengan buah dan bunga-bunga. Gaun emasku sangat berat dan
papan rambutku tertata begitu tinggi. Mataku menikmati pesta.
Selain istri duta besar Jepang, yang kimono dan obinya [Sabuk sutra yang
dikenakan di sekitar perut dan pinggang untuk mengencangkan kimono.]
mengingatkanku akan pakaian dari Dinasti Tang kami, para wanita itu
berpakaian seperti festival lampion yang megah. Mereka membungkuk sebagai
tanda hormat padaku. Saat kuucap bangkit ke masinginasing dari mereka,

http://ac-zzz.blogspot.com/
aku begitu terkesan dengan warna mata mereka, rambut mereka, dan lekuk
tubuh mereka. Mereka diperkenalkan padaku sebagai satu kelompok, tetapi
mereka menunjukkan ciri mereka sendiri sebagai individu.
Ikuang memperkenalkan istri dari Menteri Inggrris, Lady MacDonald, yang
memimpin kelompok tamu. Dia seorang wanita yang tinggi dan anggun pada
usia empat puluhan. Lady MacDonald mengenakan gaun satin biru muda cantik
dengan pita ungu besar terikat di balik punggungnya. Kepalanya penuh ikal
emas yang tertutupi oleh topi lonjong besar berhiaskan ornamen. Lady Conger
adalah istri Menteri Amerika. Dia adalah seorang anggota Christian Scientist
[Kelompok keagamaan Kristen yang berkembang pada awal 1900an. Salah satu
ajaran yang diyakini jemaahnya, adalah bahwa penyakit seharusnya
disembuhkan melalui keyakinan spiritual dan kekuatan doa, bukan dengan
obatobatan tradisional.] dan mengenakan gaun berwarna hitam dari kepala
hingga ujung kaki.
Kusuruh Ikuang untuk mempercepat pengenalannya dan agar meringkas
sambutan resmi dari penerjemah. Antarkan para tamu ke aula perjamuan dan
biarkan mereka mulai makan, ujarku. Aku begitu percaya diri dengan
hidangan yang kami suguhkan karena aku ingat Li Hungchang pernah berkata
bahwa tak ada yang dapat dimakan di Barat.
Aku mulai menyesali janjiku pada Dewan Istana untuk tak bicara atau
mengajukan pertanyaan. Setelah menyantap hidangan, ketika para tamu
dibawa ke belakang untuk, kuberikan hadiah, kujabat satusatu tangan mereka
sembari menyisipkan sebuah cincin emas di telapak tangan mereka. Kubiarkan
senyumku berkata bahwa aku ingin menjalin pertemanan dengan mereka. Aku
senang mereka datang untuk melihat wanita tamak dengan hati sedingin es
ini.
Aku sepenuhnya sadar bahwa aku tengah diamati layaknya hewan di kebun
binatang. Aku menantikan sikap arogansi mereka. Namun sebaliknya, para
wanita itu hanya menunjukkan kehangatan. Aku penasaran jika saja aku
memperlakukan mereka seperti saudarisaudari asingku, mungkin kami bisa
saling bertukar cerita. Aku ingin sekali menanyakan pada Lady MacDonald
tentang kehidupannya di London dan Lady Conger bagaimana rasanya menjadi
anggota jemaah Christian Scientist sekaligus sebagai ibu. Apakah dia senang
dengan cara anaknya dibesarkan?
Alangkah sayangnya, mengamati dan mendengarkan hanyalah satusatunya hal
yang boleh kulakukan. Mataku berkelana dari hiasanhiasan yang bergantungan
dari topi para wanita itu, hingga ke manikmanik yang terjahit di sepatu
mereka. Aku menatap tamutamuku dan mereka menatapku balik.
Kasimkasimku memalingkan wajah mereka saat tamutamuku bergerak dengan
bagian atas tubuh dan bahu mereka yang terbuka. Dayangdayangku, sebaliknya,
membelalakkan matanya. Gaya bicara wanitawanita asing itu yang terdengar

http://ac-zzz.blogspot.com/
anggun dan cerdas, serta reaksi mereka yang santun memberi arti baru untuk
kata barbar.
Saat Lady MacDonald memberikan pidato sambutan singkatnya, aku tahu dari
suara manisnya bahwa wanita ini tak pernah sehari pun merasakan kelaparan
sepanjang hidupnya. Aku iri pada senyum lebarnya yang seperti anak kecil.
Guanghsu nyaris tak mengangkat matanya selama pesta berlangsung. Para
wanita asing itu menatapnya penuh takjub. Walaupun merasa sangat
terganggu, dia tetap memenuhi janjinya untuk tetap tinggal hingga selesai.
Guanghsu sendiri pada awalnya menolak hadir karena dia tahu bahwa
wanitawanita ini pasti telah mengetahui kondisi medisnya dari suami mereka.
Aku telah berjanji untuk mengakhiri resepsi secepat yang kubisa.
Aku tak mengharapkan akan adanya pemahaman yang muncul dari pesta itu,
tetapi betapa terkejutnya aku saat mengetahui terwujudnya hal itu. Di
kemudian hari, wanitawanita ini, terutama Lady MacDonald, memberi
komentar positif tentang diriku, berlawanan dengan opini dunia. Editor Times
London memuat kritik akan pesta itu yang menyebutkan bahwa kehadiran para
wanita di sana menjijikkan, menghina, dan menggelikan. Sebagai
tanggapannya, Lady MacDonald menuliskan:
Aku bisa mengatakan bahwa Janda Kaisar adalah seorang wanita yang memiliki
kekuatan karakter, selain ramah dan baik hati.... Ini merupakan opini semua
wanita yang menemaniku. Aku beruntung memiliki penerjemah seorang
sekretaris Cina dari kedutaan kami, pria dengan pengalaman dua puluh tahun
yang mengenal Cina dan orangorangnya. Sebelum kunjungan kami, opininya
akan Janda Kaisar merupakan pendapat yang bisa kubilang paling umum
diterima. Suamiku telah memintanya untuk mencatat dengan cermat akan
segala hal yang terjadi, terutama jika melihat suatu hal yang akan
menampilkan karakter aslinya. Pada kepulangannya, dia melaporkan bahwa
kesan yang selama ini dia terima tentangnya sangat tak sesuai dengan apa yang
barusan dia lihat dan dengarkan.

39

PADA MUSIM SEMI 1899, segerombolan pemuda yang berkelana tak tentu arah
menjadi buah bibir semua orang: Kepalan Keselarasan Luhur, I Ho Ch'uan
singkatnya, Boxerstelah berubah menjadi sebuah gerakan antiorang asing
yang meluas ke sepenjuru negeri. Meskipun l Ho Ch'uan merupakan gerakan

http://ac-zzz.blogspot.com/
petani dengan akar pengikut Buddha yang kuat dan pengikut Taoisme sebagai
pendukungnya, gerakan ini telah meluas dengan menyertakan pengikut dari
semua lapisan masyarakat. Dengan pegangan keyakinannya pada kekuatan
supernatural, gerakan tersebut, meminjam katakata Yung Lu, merupakan
jalan orangorang malang menuju keabadian.
Gubernur seantero negeri telah menanti intruksiku bagaimana mengatasi
Gerakan Boxers ini. Mendukung atau menekan mereka merupakan pilihan yang
harus kuambil. Pengikut Boxers dilaporkan telah menyebar ke lebih dari
delapan belas provinsi dan mulai terlihat di jalan-jalan Kota Peking. Kaum
mudanya mengenakan turban merah dan mengecat pakaian mereka dengan
warna merah, dengan pita pada pergelangan tangan dan kaki berwarna senada.
Kaum mudanya menyatakan bahwa mereka menggunakan teknik pertempuran
yang unik. Terlatih dalam seni bela diri, mereka meyakini diri mereka sebagai
titisan dewa.
Seorang gubernur menulis dalam memorandum penting, Boxers telah
berkerumun mengitari gerejagereja Kristen di provinsiku. Mereka telah
mengancam untuk membunuh dengan pedang, kapak, tongkat, pisau, tombak,
dan beragam jenis senjata lainnya.
Dalam pandanganku, gerakan ini mengarah seperti Pemberontakan Taiping
dulu. Perbedaannya adalah bahwa kali ini pemimpin kelompok itu adalah para
TopiBesi Manchu, yang membuatnya makin sulit menahannya.
Pada pagi hari yang cerah pada Maret, Pangeran Ts'eng Junior meminta
audiensi secara langsung. Dia memasuki balairung dan mengumumkan bahwa
dia telah bergabung dalam Boxers. Sambil mengepalkan tangannya, dia
memberi sumpah setianya padaku. Berbaris di belakangnya adalah
saudarasaudara dan sepupunya, termasuk Pangeran Ch'un Junior.
Kutatap wajah Pangeran Ts'eng yang dinodai bekas luka cacar. Matanya yang
menyerupai musang memberi kesan ganas. Ts'eng terus menatap sepupunya
yang tampan dan gagah, Ch'un, yang memiliki penampilan seperti para leluhur
Pemegang Panji. Walaupun Pangeran Ch'un tumbuh menjadi karakter yang
tampak menyenangkan, kata-katanya yang kasar menunjukkan kelemahannya.
Kedua Pangeran itu adalah orangorang yang sangat antusias membuat slogan.
Ch'un bisa berderai air mata saat mengungkapkan bagaimana dia akan
mengorbankan hidupnya untuk mengembalikan supremasi Manchu
Apa yang kauinginkan dariku? tanyaku pada keponakanku.
Untuk menerima kami sebagai anggota Boxers dan mendukung kami, ujar
Pangeran Ts'eng.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Untuk mengizinkan Boxers mendapatkan bayaran seperti tentara pemerintah!
ujar Pangeran Ch'un.
Entah muncul
pekaranganku.

dari

mana,

orangorang

berseragam

Boxers

memasuki

Kenapa datang padaku saat kalian sudah menukar seragam militer Manchu
kalian yang megah dengan kain rombeng jembel? tanyaku.
Maafkan kami, Yang Mulia. Pangeran Ch'un berlutut. Kami datang karena
kami mendengar Kota Terlarang tengah diserang dan kau sedang dalam bahaya
besar.
Keluar! Kuperintahkan padanya. Militer kami bukan untuk para kriminal dan
pengemis!
Kau tak bisa mengusir begitu saja kekuatan pembela yang dikirimkan dari
Langit, Yang Mulia! Pangeran Ts'eng menantang. Para pemimpin Boxers
adalah orangorang dengan kekuatan gaib. Saat arwah memasuki mereka,
mereka bisa menghilang dan kebal terhadap racun, tombak, bahkan peluru.
Biar kuberi tahu padamu, Jenderal Yuan baru saja menjejerkan orangorang
Boxers di depan regutembak dan menembak mati mereka semua.
Jika mereka mati, berarti mereka bukan Boxers sejati, Ts'eng ngotot. Atau
mereka hanya kelihatannya saja matiarwah mereka akan kembali.
Setelah membubarkan pasukan Boxers jadijadian, aku pergi menuju Yingfai.
Sang Kaisar duduk di pojok ruangan seperti sebuah bayangan. Udara di
sekitarnya mengeluarkan bau pahit obatobatan herbal. Meski sudah berpakaian
dan bereukur rapi, dia tak memiliki semangat.
Aku takut jika kita tidak mendukung gerakan ini, ujarku, dia akan berbalik
menentang aturan kita dan menjatuhkannya.
Guanghsu tak memberi reaksi.
Apa kau tak peduli?
Aku lelah, Ibu,
Aku kembali ke tanduku, tak pernah merasa begitu marah dan sedih
bersamaan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Musim dingin pada 1899 adalah musim terdingin sepanjang hidupku. Tak ada
yang bisa menghangatkanku. Ahli nujumku mengatakan bahwa tubuhku telah
kehilangan apinya. Ujung jari yang dingin menandakan peredaran darah
yang terganggu, artinya ada masalah pada jantung, tabib menjelaskan.
Aku mulai bermimpi lebih sering akan orangorang yang telah mati. Yang
pertama hadir dalam mimpiku adalah orangtuaku. Ayahku akan muncul dengan
pakaian cokelat pudar yang sering dikenakannya dengan raut wajah tak senang.
Ibuku akan terus berbicara tentang Rong. Kau harus menjaga saudarimu,
Anggrek, dia akan mengulang nasihatnya berkalikali.
Nuharoo memasuki malammalamku dengan Hsien Feng di sisinya. Permata di
papan rambutnya semakin membesar di setiap mimpiku. Dia menggenggam
sekumpulan bunga peoni di tangannya. Sinar matahari menerangi bahunya
seperti sebuah aura. Dia tampak bahagia. Hsien Feng tersenyum meski tetap
diam.
Kunjungan Tung Chih tak bisa diramalkan. Biasanya dia akan muncul sejenak
sebelum fajar tiba. Sering kali aku tak akan mengenalinya, tidak hanya karena
dia telah tumbuh, tetapi juga karena dia memiliki karakter yang berbeda. Pada
malam terakhir, dia datang sebagai seorang Boxers dengan mengenakan turban
merah. Setelah dia memperkenalkan dirinya, Tung Chih akan menjelaskan
bagaimana dia telah ditembak oleh Yuan Shihkai. Dia menunjukkan padaku
lubang menganga di dadanya. Aku terkejut setengah mati dan langsung
terbangun.
Beberapa laporan lagi menyebutkan bahwa penduduk lokal menyalahkan orang
asing sebagai penyebab kesulitan mereka. Pengangguran besarbesaran para
juru perahu di Kanal Besar terjadi akibat makin meluasnya penggunaan kapal
uap dan rel kereta. Musimmusim tanam berikutnya yang buruk secara
berturutturut meyakinkan para petani bahwa arwaharwah sedang marah. Para
gubernur memohon pada Kaisar untuk meminta orangorang barbar itu
membawa pulang misionaris dan opium mereka.
Tak banyak yang bisa kuperbuat. Yung Lu tak perlu mengingatkanku akan
kosekuensi membunuh misionaris. Skuadron Angkatan Laut Jerman pernah
memanfaatkan insiden kekerasan menyangkut warga negara mereka untuk
merebut benteng yang melindungi Kota Tsingtao. Kiaochow kemudian diduduki
dan teluknya dijadikan markas Angkatan Laut Jerman.
Aku berusaha mengumpulkan informasi mengenai para misionaris dan
pengikutpengikutnya hanya untuk mendapatkan kisahkisah yang ganjil:
sebagian orang mengatakan bahwa para misionaris menggunakan obat-obatan
untuk mendapatkan pengikut, membuat ramuan obat dari janin bayi, dan

http://ac-zzz.blogspot.com/
membuka panti asuhan hanya untuk mengumpulkan bayibayi demi memuaskan
nafsu kanibalisme mereka.
Dalam laporan yang lebih logis dan bisa dipercaya, kutemukan bahwa perilaku
para misionaris dan pemerintah mereka sangat meresahkan. Gereja Katolik
sepertinya mau melakukan apa pun demi mengumpulkan pengikut
sebanyakbanyaknya, merekrut para tunawisma dan kriminal. Pemalas desa yang
tengah menghadapi tuntutan hukum memilih untuk dibaptis agar mendapatkan
keuntungan legalmelalui persetujuan traktat yang ada, orangorang Kristen
diberikan perlindungan Kerajaan.
Kekacauan yang ditinggalkan oleh gerakan reformasi yang gagal menjadi lahan
subur tumbuhnya kekerasan dan kerusuhan. Semakin banyak pencarimasalah
memunculkan diri di pentas politik, di antaranya adalah Sun Yatsen, yang
gagasannya akan pembentukan Republik Cina memikat banyak generasi muda
Cina. Bekerja dengan orang-orang Jepang, Sun Yatsen menyusun rencana
pembunuhan dan perusakan, terutama pada bidangbidang finansial pemerintah
yang mapan.
Aku sering memimpin audiensi seorang diri akhirakhir ini. Kondisi kesehatan
Guanghsu yang buruk membuatnya letih sehingga dia tak bisa diharapkan akan
lebih dari setengahterbangun. Aku tak ingin gubernur provinsi, yang terkadang
telah menanti seumur hidupnya untuk bertemu dengan Kaisar, menjadi
kecewa.
Aku ingin dunia meyakini bahwa rezim Guanghsu masih kuat. Aku menjaga agar
Cina dapat terus menghormati traktattraktat yang ada dan hakhak yang
diberikan bagi orang asing. Sementara itu, aku berusaha memahami gerakan
Boxers. Dekrit yang kukeluarkan untuk seluruh gubernur menyebutkan: Akibat
kegagalan membedakan antara yang baik dan buruk adalah pikiran yang akan
dipenuhi rasa takut dan keraguan. Hal ini membuktikan bahwa orangorang itu
bukannya berwatak tak patuh hukum, melainkan karena pemimpinpemimpin
kamilah yang telah gagal.
Aku memecat Gubernur Provinsi Shantung setelah dua misionaris Jerman
terbunuh di sana. Aku menggantinya dengan seorang yang penuh tindakan,
Yuan Shihkai. Aku tak memerintahkan untuk mengadili mantan gubernur itu
aku tahu tindakan seperti itu hanya akan membangkitkan kemarahan rakyat
dan membuat posisiku lebih rentan. Sebaliknya, aku memindahkannya ke
provinsi lain agar jauh dari tanggapan negatif pihak Jerman. Penyidikanku
mengungkapkan bahwa alasan utama mantan Gubernur Shantung menerima
tekanan dari pemerintah Jerman bukanlah karena kematian misionaris mereka,
melainkan karena masalah hakhak mereka akan kekayaan Cina.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Gubernur lain juga melaporkan masalah. Dia telah berusaha menerapkan
keseimbangan dengan membujuk Boxers agar tetap dalam posisi jinak dan
bukan menjadi kekuatan yang agresif. Namun tak lama, para kriminal Boxers
mulai membakar jalur kereta dan gerejagereja Kristen dan menduduki gedung
pemerintah. Langkah persuasif tak lagi mempan untuk membubarkan para
pemberontak, keluh Gubernur itu, memohon izin untuk menekan mereka.
Pejabat militer kami, jika bersikap ragu dan toleran, hanya akan membawa
kami pada bencana yang tak perlu.
Di Shantung, Gubernur baru, Yuan Shihkai, mengurusi masalah dengan
tangannya sendiri. Dia tak mengacuhkan nasihatku agar orangorang itu
dibujuk untuk membubarkan diri, tidak dihancurkan dengan kekuatan keras,
dan dia memburu Boxers itu hingga keluar dari provinsinya.
Orangorang Boxers ini, Yuan menulis setelahnya dalam telegram yang
dikirimkan ke Kaisar, mengumpulkan massa untuk mengitari jalanjalan.
Mereka tak bisa dikatakan sedang membela diri mereka sendiri dan keluarga
mereka. Mereka membakar rumahrumah, menculik orangorang, dan menolak
pasukan pemerintah; mereka dengan bebasnya melakukan aktivitas kriminal;
mereka menjarah dan membunuh rakyat sipil. Mereka tak bisa dikatakan hanya
sebagai anti orangorang Kristen.
Akibat kekacauan politik yang terjadi, pemerintah di pedesaan sepanjang alur
Sungai Kuning mengabaikan masalah yang senantiasa hadirmengendalikan
banjir. Pada musim panas 1899, sebuah bencana berskala besar terjadi. Ribuan
kilometer luas lahan di Utara Cina terbenam barijir, tanaman panen rusak, dan
kelaparan mengikutinya. Berikutnya datang masa kekeringan, mengakibatkan
ribuan keluarga petani kehilangan tempat tinggal. Pada masa inilah, jumlah
orang yang bergabung dengan Boxers makin melonjak tajam. Hingga seluruh
orang asing habis dibasmi, hujan tak akan mengunjungi kita, orang miskin
yang frustrasi memercayai hal itu.
Di bawah tekanan TopiBesi, Dewan Istana mulai condong untuk mendukung
Boxers. Setelah terusir keluar dari Shantung oleh Yuan Shihkai, Boxers bergerak
ke Utara, melintasi provinsi Chihli kemudian ke Peking. Diikuti oleh ribuan
petani di tengah perjalanan, yang meyakini Boxers tak akan terkalahkan,
Boxers menjadi kekuatan tak terhentikan di masyarakat Cina. Lindungi Dinasti
Manchu dan hancurkan orang asing! teriak orang-orang selagi mereka
mengelilingi kedutaan asing.
Yung Lu dan aku masih tak dapat menentukan akankah sebaiknya kami
menekan Boxers atau membiarkannya saja. Akan tetapi, sisa kalangan Istana
telah memilih untuk bergabung dengan mereka.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Yung Lu mengatakan padaku bahwa dia tak meyakini akan kemampuan Boxers
sesungghnya untuk memenangi peperangan melawan penyerbu asing. Namun,
aku tak bisa mendorongnya untuk menantang Dewan Istana. Kuminta padanya
untuk menyerahkan sebuah memorandum dan aku akan menjelaskan pada
Dewan Istana alasan Boxers harus dihentikan. Dia setuju.
Saat menerima draft Yung Lu, aku memikirkan betapa anehnya hubungan kami
kini. Dia adalah pejabat yang paling setia dan paling kupercaya dan aku
terusmenerus bergantung padanya. Kami berdua telah melalui banyak hal
bersama sejak kami masih begitu muda dan menyimpan cinta satu sama lain.
Kini, kami berdua telah tumbuh tua dan peranperan yang mempertemukan
kami terasa begitu nyaman dan kukuh. Perasaan itu masih ada di sana, tetapi ia
telah melunak dan makin mendalam serta tinggal bersisian dengan kenyataan
bahwa sekarang ini, di tengah kekacauan Cina, kehidupan dan ketahanan kami
bergantung pada satu sama lain.
Hari ketika aku membacakan draft Yung Lu pada audiensi, Pangeran Ts'eng dan
Ch'un menuduhku menghilangkan momentum untuk berperang melawan kaum
barbar. Dengan orangorang Boxers yang telah berkerumun di distrik kedutaan
Peking, para Pangeran berencana meminta izin Kaisar untuk memulai
penyerangan.
Kuawali dengan mengatakan bahwa sangat membanggakan bagi Kaisar melihat
rakyat kami menunjukkan keberaniannya dan menyaksikan semangat mereka
membalas tindakan bangsa asing terhadap Cina. Kemudian kuminta agar kaum
mudanya merenungkan konsekuensi tindakan mereka dan untuk meredakan
amarah mereka sebelum realitas menghantam mereka.
Kukatakan pada mereka apa yang diberitahukan Yung Lu padaku, Sebagai
kekuatan Perang, Boxers sungguh tak banyak gunanya walau pengakuan mereka
memiliki kekuatan gaib dan sihir bisa saja membantu menakutnakuti musuh.
Akan tetapi, merupakan kesalahan, kalau tidak bisa dibilang fatal, bagi kami
untuk memercayai pengakuan tak berdasar mereka, atau menganggap mereka
bisa digunakan sebagai alat efektif dalam perang.
Pidatoku menunjukkan pengaruh yang kuinginkan. Sebagian golongan
konservatif akhirnya memilih membatalkan tindakan tergesa terhadap
kedutaan asing. Walau demikian, gerakan Boxers terus memanas dan aku tahu
tak lama lagi aku akan kehabisan pilihan.
Permintaan akan instruksi untuk menangani situasi yang terjadi terus
berdatangan dari seantero negeri. Yung Lu dan Li Hungchang merancang sebuah
strategi. Kaisar akan memusatkan untuk menghentikan Boxers di Selatan Cina,
yang di sana negaranegara asing memiliki perusahaanperusahaan komersial
terbanyak dan kami akan paling rentan dengan intervensi asing. Dekrit itu

http://ac-zzz.blogspot.com/
berbunyi, Tujuan utamanya adalah untuk meneegah dekrit Kaisar dijadikan
alasan bagi berkumpulnya para pemicu kerusuhan.
Sekali lagi, dekrit itu terdengar ambigu. Ia tidak menolak sepenuhnya, tetapi
memberikan sedikit kewenangan agar Li Hungchang dan para Gubernur Selatan
lainnya bisa melanjutkan bisnisnya seperti biasa dengan negaranegara asing dan
menekan Boxers, jika perlu, dengan angkatan tentara di wilayah provinsinya.
Kaisar ingin mengingatkan warganya bahwa negara dipaksa untuk membayar
kompensasi atas pembunuhan warga asing. Dalam kasus Shantung sendiri, di
atas pemecatan menteri dan pembayaran enam ribu tael perak bagi para
keluarga yang ditinggalkan, Jerman mendapatkan hak istimewa atas jalur
kereta di Timur Laut, tambang batu bara, dan izin membangun pangkalan
Angkatan Laut di Kiaochow. Kami kehilangan Kiaochow dan Tsingtao; Jerman
mendapatkannya dalam bentuk haksewa selama sembilan puluh sembilan
tahun.

40

GUANGHSU TAK MENGANGKAT matanya dari jam yang tengah dia perbaiki
ketika kuberitahukan padanya bahwa sepuluh ribu pengikut Boxers telah
menguasai jalur rel di Kota Chochou, delapan puluh kilometer arah barat daya
Peking. Mereka menyerang dan membakar stasiun dan jembatan, bersama
dengan kawat telegram. Pejabat lokal dihajar berkalikali karena memberikan
iblis asing itu jalur persediaan.
Apa lagi yang baru? Guanghsu bergumam.
Guanghsu, kedutaan asing telah mengirim surat ancaman untuk mengambil
tindakan militer jika kita tidak menekan Boxers, tetapi jika kita melakukannya,
Boxers akan menggulingkan takhta. Aku berhenti, marah melihat sikap apatis
Guanghsu. Baginya, dunia terbungkus dalam jam dinding porselen Prancis,
dengan awan dan malaikat terlukis di permukaannya.
Menyadari emosiku, Guanghsu mengangkat pandangan dari jamnya.
Demi Langit, teriakku, katakan sesuatu!
Maafkan aku, Ibu...

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tolong, jangan memohon maaf padaku. Lawanlah aku atau lawanlah
bersamaku, Guanghsu. Pokoknya, lakukanlah sesuatu!
Anakku membenamkan wajahnya di balik kedua tangannya.
Pada awal 1900, jalanjalan Kota Peking menjadi ajang parade para Boxer.
Keramaian makin tebal ketika sihir dipentaskan. Orangorang Boxer itu berlari
bolakbalik, mengayunayunkan pedang dan tombak mereka. Senjata-senjata itu
bersinar mengancam di bawah kilatan sinar matahari.
Di timur ibu kota, dekat Tientsin, kekuatan Yung Lu berusaha mencegah
Boxers memotong jalursambungan kereta antara kapalkapal asing di Taku dan
kedutaan di kota. Yung Lu berhasil mencegah aksi mereka, tetapi penangkapan
yang dia lakukan atas orangorang Boxers itu membuatnya sangat tak disukai.
Pangeran Ts'eng Junior mengatakan pada temantemannya bahwa dia telah
menaruh Yung Lu pada daftar orang yang ingin dibunuhnya. Pada 8 Juni, Boxers
membakar bangkubangku penonton di jalur lintasan lari di Peking, tempat
populer berkumpulnya warga asing. Dalam semalam, krisis Cina telah
merebut perhatian dunia. George Morrison dari London Times menulis,
Sekarang sudah tak dapat dihindari bahwa kita harus berperang.
Keesokan harinya, Pangeran Ts'eng, dengan beberapa pemimpin Boxers
mengikutinya di belakang, memasuki Istana Musim Panas. Turban merah
Pangeran Ts'eng basah oleh keringat dan kulitnya sewarna dengan ubi. Aku
diberi tahu bahwa dia telah berusaha membangun otototot tubuhnya dengan
memukulkan palu godam di bawah terik sinar matahari. Dia berbau arak dan
mata musangnya bersinar.
Sebelum aku memiliki kesempatan untuk menanyakan padanya tentang
pembakaran tempat lintasan lari, Pangeran Ts'eng memerintahkan seluruh
kasimku ke pekarangan. Dia dan seorang pemimpin Boxers bernama Tuan
Pedang Merah melanjutkan memeriksa kepala mereka. Dia ingin melihat
apakah ada di antara mereka yang memiliki tanda salib pada kepalanya. Salib
ini tidak tampak bagi mata biasa, ujarnya pada Li Lienying. Hanya sedikit
orang yang dapat mengenali orang Kristen dengan cara ini.
Beberapa menit kemudian, Pangeran Ts'eng datang ke ruanganku bersama Tuan
Pedang Merah. Ts'eng memberitahuku bahwa Tuan Pedana Merah telah
menemukan dua orang kasimku yang memeluk Kristen. Dia memohon izinku
untuk mengeksekusi mereka.
Aku tak bisa memercayai apa yang terjadi. Aku duduk mematung saat Tuan
Pedang Merah melakukan kowtow. Aku bisa lihat lelaki itu begitu senang dan
tegang pada waktu bersamaanseorang petani biasa Cina hanya bisa bermimpi
untuk melihat wajahku.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Apa lagi yang kaujanjikan pada orang ini? kataku pada Pangeran Ts'eng. Apa
kau akan menjadikannya Menteri Bidang Pertahanan Nasional?
Tak tahu akan mengatakan apa, Pangeran Ts'eng menggosok hidungnya dan
menggaruk kepalanya.
Apakah Tuan ini pernah bersekolah? tanyaku.
Aku tahu cara membaca kalender, Yang Mulia, sang Boxers menjawab
sendiri.
Jadi kautahu tahun apa sekarang ini.
Ya, tentu saja. Sang Boxers tampak senang dengan kecepatan lidahnya
sendiri. Sekarang ini adalah tahun kedua puluh lima, Yang Mulia.
Tahun kedua puluh lima dari apa?
Dari ... dari era Guanghsu.
Apa kau mendengarnya, Pangeran Ts'eng? Sekali lagi, era apa, Tuan Pedang
Merah?
Guanghsu
Lebih keras!
Guanghsu! Era! Yang Mulia!
Aku beralih ke Pangeran Ts'eng. Apa maksudku sudah jelas bagimu? Guanghsu
masih Kaisar yang berkuasa.
Aku menyuruh Boxers yang kebingungan itu keluar.
Pangeran Ts'eng tampak tersinggoung. Yang Mulia, kau tak harus mendukung
Boxers, tetapi aku membutuhkan uang untuk memberikanmu kemenangan.
Diam hampir saja terlontar keluar mulutku. Aku harus menghela napas dalam
untuk menenangkan diri. Saat aku diminta mendanai bentengbenteng Taku,
aku diberitahukan bahwa itu akan mencegah kedatangan orang asing untuk
selamanya. Dan saat diminta mendanai Angkatan Laut baru, aku diberitahukan
hal yang sama. Katakan padaku, Ts'eng Junior, bagaimana tongkat bambumu
akan mengalahkan senapan dan meriam bangsa asing?

http://ac-zzz.blogspot.com/
Yang Mulia, akan ada lima puluh ribu Boxers melawan sekian ratus birokrat
asing. Aku akan memilih malam gelap gulita dan membanjiri kedutaan dengan
orangorangku. Kita akan berada sangat dekat, hingga meriam mereka tak akan
berguna.
Dan bagaimana kau akan mengatasi kekuatan penyelamatan bangsa asing yang
akan datang dari laut?
Kita akan mengambil sandera! Kedutaan menyediakan tempat yang paling pas
untuk melakukan negosiasi. Para sandera itu akan menjadi aset negosiasi kita.
Aku hanya harus memastikan agar anak buahku tak memenggal tahanan
mereka. Ts'eng tertawa seolah dia telah menang.
Pangeran
Ts'eng
mendesak
agar
dia
diberi
kesempatan
untuk
mendemonstrasikan sihirnya dan agar Kaisar juga hadir. Maka pada hari
berikutnya, di pekarangan luasku, di hadapan Guanghsu dan aku, para Boxers
itu mempertontonkan keahlian mereka. Kemampuan beladiri mereka sungguh
mengagumkan. Mereka membelah batu keras dengan tangan kosong. Dalam
pertarungan sengit antara satu melawan sepuluh orang, Tuan Pedang Merah
menaklukkan satudemisatu para ahli pedang, menjatuhkan mereka semua. Dia
kemudian diserang oleh tusukan tombak dan peluru serta dibakar api, tetapi
dia berhasil melewatinya tanpa terluka. Lawanlawannya, sebaliknya, tergeletak
semua di atas tanah, kaget dan berdarah. Tak memercayai mataku, aku
berusaha menerka tipuannya. Dari awal hingga akhir, Tuan Pedang Merah
tampak berada dalam kondisi kerasukan, yang disebut oleh Pangeran Ts'eng
sebagai penyatuan spiritual dengan dewa perang.
Aku terkesan, walau tetap tak yakin. Kupuji Boxers atas semangat patriotik
mereka. Perasaan aneh menyelubungiku saat aku beralih ke Guanghsu dan
melihat pandangan tak acuhnya. Aku berpikir tentang Pangeran Ts'eng:
Betapapun buruknya dia, setidaknya dia masih mau berjuang.
Aku telah mengecewakan kedua anakku dan kedua anakku telah mengecewakan
Cina. Setiap kalinya surat kabar asing menuduh Ts'eng sebagai biang
kejahatan sementara memuji Guanghsu sebagai Kaisar bijak, luka lamaku
akan kembali terbuka. Aku bayangkan bagaimana Guanghsu akan
diselamatkan oleh kekuatan asing dan mengoubahnya menjadi raja boneka.
Aku mulai mendengar suaraku melembut saat berbicara dengan orangorang
seperti Pangeran Ts'eng.
Keesokan paginya, setelah Pangeran Ts'eng pergi, kasimku muncul dengan
mengenakan seragam merah kumal Boxersnya. Saat Li Lienying menghadiahiku
sebuah seragam untukku sendirihadiah dari Pangeran Ts'engaku tampar
wajahnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Sekitar tengah hari, Guanghsu dan aku mendengarkan suara aneh seperti bunyi
gelombang dari kejauhan. Aku tak bisa menebak sumbernya: itu bukan suara
tupai memanjati pohon, bukan angin meniupi dedaunan, bukan arus sungai
mengalir di bawah bebatuan. Aku jadi waspada dan memanggil Li Lienying,
tetapi tak ada jawaban. Aku mencarinya ke seluruh ruangan. Akhirnya kasimku
datang, kehabisan napas. Dia menunjuk ke belakangnya dengan telunjuknya
dan membuka mulutnya tanpa mengeluarkan suara Boxers.
Sebelum aku menyadari apa yang tengah terjadi, Pangeran Ts'eng berdiri di
hadapanku.
Beraniberaninya kau memenuhi istanaku dengan gerombolan pembunuh
liarmu! bentakku.
Dia melakukan kowtow denan enggan. Semua orang ingin mendengarkan
dekrit darimu secara langsung, Ts'eng bertingkah seolah Kaisar sedang tak ada
dalam ruangan.
Siapa yang bilang aku akan mengumumkan dekrit?
Itu harus dilakukan tanpa menundanunda lagi, Yang Mulia. Tangan Pangeran
Tseng mengencangkan sabuk pinggangnya. Boxers tak akan pergi sampai
mereka mendengrarkan dekritmu.
Kusadari Li Lienying sekarang sedang menunjuk ke arah langitlangit. Saat aku
mendongak ke atas, aku tidak melihat sesuatu yang aneh. Aku kembali melihat
ke bawah dan menyadari sebuah tangga diposisikan tepat di depan jendelaku.
Beberapa menit kemudian, muncul suara jejak kaki dari atapku.
Para Boxers sudah bersiap menyerang kedutaan, Yang Mulia, Pangeran Ts'eng
mengumumkan.
Pergi dan hentikan mereka, perintahku.
Tetapi ... Yang Mulia!
Kaisar Guanghsu akan memerintahkan pada Pangeran Ts'eng Junior untuk
segera memindahkan para Boxers. Aku beralih ke Guanghsu yang menatap
kosong ke ruangan.
Guanghsu mengalihkan pandangan dan berkata,
Pangeran Tseng Junior diperintahkan untuk segera memindahkan para
Boxers.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Alis mata Ts'eng bertaut membentuk akar ginseng dan napasnya berat. Dia
pergi mencengkeram bahu Guanghsu dan membisik keras, Serangan akan
berlangsung dini hari dan itulah dekritmu!

41

KEBESARAN MANCHU telah jatuh sedemikian rendah hingga tak ada yang berani
membela kehormatan Kaisar dan Kaisar pun takut menuntutnya.
Pangeran Ts'eng Junior tidak malumalu mengungkapkan pikirannya. Dia
memercayai putranya seharusnya menjadi Kaisar berikutnya. Aku bisa
membayangkannya mengangkat sendiri anaknya. Apa yang tak bisa dilakukan
oleh seseorang ketika dia memiliki ratusan ribu pendukung Boxers dan pasukan
Muslim di bawah kendalinya? Ts'eng telah menanggalkan kepurapuraannya
bersikap setia padaku karena sekarang dia mengendalikan penjaga keamanan
istana dan Kementerian Hukum.
Bisikbisik terus berlangsung di balik tiraiku. Para kasim melakukan perjalanan
rahasia ke luar Kota Terlarang. Mereka telah mengumpulkan informasi cara
meloloskan diri. Para dayang dan pelayan telah mempersiapkan hal terburuk:
mereka menyimpan pakaian merah Boxers di bawah ranjang mereka.
Pangeran Ts'eng telah meminta agar aku memerintahkan pada Yung Lu untuk
memindahkan pasukannya, agar dia bisa bergerak maju tanpa perlu khawatir
tertembak di belakang.
Kuperingatkan Ts'eng bahwa serangan terhadap kedutaan asing akan berarti
akhir dari dinasti, yang dia jawab dengan, Kita akan mati jika berjuang dan
kita juga akan mati jika diam. Kekuatan asing tak akan berhenti, hingga melon
Cina dipotong dan dilahap habis!
Aku telah memerintahkan agar mengirimkan sebuah telegram untuk Li
Hungchang, tetapi saat pengirimannya, jaringan kawat transmisinya dipotong.
Sejak saat itu, Peking terisolasi sepenuhnya dari dunia luar.
Maafkan aku, Ibu, ucap Guanghsu saat kukatakan padanya bahwa kita telah
kehilangan kendali atas Boxers Pangeran Ts'eng dan pasukan Muslim Tenderal
Tung.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Guanghsu dan aku duduk berdampingan di balairung yang kosong. Saat itu
adalah pagi hari yang cerah pada awal musim panas. Kami menatap
cangkircangkir teh di hadapan kami. Aku tak ingat lagi berapa kali kasim-kasim
datang mengisi cangkir kami dengan air panas. Aku tak tahu apa yang akan
terjadi dalam situasi sekarang. Yang kutahu hanyalah situasinya makin
memburuk. Aku merasa seperti pesakitan pada waktuwaktu sunyi menanti
eksekusinya.
Pada pukul sepuluh, pesan dari Pangeran Tseng tiba. Pasukan Boxers telah
bergerak maju dengan pisau, tombak bambu, pedang antik, dan senapan
tembak. Di lingkar luar dua belas ribu Pejuang Muslim pimpinan Jenderal
Tung telah memasuki ibu kota. Mereka menghadapi kekuatan penyelamat
sekutu dan sedang berusaha merebut posisi lingkartengah.
Menurut Yung Lu, Iingkarpusat terdiri atas Macan Manchu pimpinan
Pangeran Ts'eng,, mantan pasukan Pemegang Panji dengan kulit macan
menutupi bahu mereka dan kepala macan menempel pada perisai pelindung
mereka.
Strategi Pangeran Tseng merupakan fantasi lain dari TopiBesi, ujar Yung Lu.
Tentaranya telah mengamati gerak pasukan Muslim Jenderal Tung. Panglima
Cina terbaik Yung Lu, Jenderal Nieh, dikirim untuk membubarkan Boxers.
Pada 11 Juni, Pangeran Tseng mengumumkan kemenangan pertamanya:
penangkapan dan pembunuhan Kepala Kedutaan Jepang, Akira Sugiyama.
Aku menerima kabar itu pada sore hari. Sugiyama telah lama menjadi target
yang paling diincar dalam daftar buron Cina. Dia bertanggung jawab atas
pembebasan Kang Yuwei dan Liang Chichao ke Jepang. Sugiyama telah
meninggalkan markas kedutaannya di Peking untuk menyambut kekuatan
penyelamat Sekutu di stasiun kereta api. Sebelum tiba, dia diserang oleh
sejumlah tentara Muslim Jenderal Tung, yang menyeretnya keluar dari kereta
dan mencincang tubuhnya hingga beberapa potong.
Pembunuhan itu makin menyulut kekacauan. Walaupunatas nama Kaisaraku
menyatakan permohonan maafku secara resmi pada pihak Jepang dan keluarga
Sugiyama, surat kabar asing meyakini bahwa akulah yang memerintahkan
pembunuhannya.
Koresponden Times London, George Morrison, menyatakan bahwa pembunuh itu
merupakan pengawal pribadi favorit dari Janda Kaisar. Beberapa hari
kemudian, Times menerbitkan artikel lanjutan oleh Morrison yang memuat
berita bikinbikinan: Sementara krisis tengahcmengancam, Janda Kaisar sedang
menikmati pertunjukan teater di Istana Musim Panas.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Dengan bantuan Li Lienying, aku memanjat puncak Bukit Kekayaan. Saat


melihat ke bawah pada lautan geteng rumah, aku mendengar suara tembakan
dari arah markas kedutaan asing. Kompleks kedutaan menempati area antara
tembok Kota Terlarang dan tembok yang mengelilingi pusat Peking. Kompleks
itu terdiri dari rumahrumah kecil dan jalanjalan, kanal, dan tamantaman. Aku
diberi tahu bahwa warga asing kedutaan telah membangun sebuah barikade.
Batas pinggir luar yang terlihat dan seluruh gerbang, perempatan jalan serta
jembatan, ditutup kantongkantong pasir.
Sementara itu, Yung Lu menarik divisinya dari pesisir dan berencana untuk
menempatkan mereka di tengah-tengah Boxers dan kedutaan. Yung Lu
membiarkan Boxers tahu dia tidak menentangnya, tetapi dia memberikan
perintah bahwa siapa pun yang merangsek masuk ke kedutaan akan segera
dieksekusi.
Selagi Yung Lu menarik mundur pasukannya, dia mencemaskan pertahanan
pesisir yang melemah, terutama perbentengan Taku. Andai kutahu berapa
banyak pasukan asing yang sedang menuju ke sini dia mengatakan padaku
kemudian. Aku takut akan apa yang bisa mereka lakukan demi menyelamatkan
diplomat mereka.
Kasimkasimku mengkhawatirkan keamananku. Semenjak Boxers memasuki
Peking, Li Lienying telah mendaki Bukit Kekayaan setiap harinya. Dari sanalah
dia menyaksikan katedral timur dan Selatan hangus terbakar. Para kasimku
juga memberi tahuku bahwa orangorang Amerika akan menembakkan misil dari
atap mereka setiap lima belas menit dengan harapan menembaki siapa pun
yang kebetulan sedang melintasi jalan. Hampir seratus orang Boxers telah
tewas dengan cara itu. Menurut media massa Barat, warga kedutaan telah
menembaki orang Cina mana pun yang menggunakan secarik warna merah.
Ultimatum pihak Sekutu diantarkan oleh Admiral armada Inggris, Seymour
melalui gubernur kami di Chihli. Ultimatum itu menyebutkan bahwa Sekutu
akan menduduki sementara, dengan persetujuan atau dengan paksa, benteng
pertahanan Taku mulai dari pukul dua dini hari pada 17 Juni.
Yang disembunyikan sang Gubernur dariku karena rasa takut akan dipecat
adalah bahwa garis pertahanan kami telah habis. Hanya selang beberapa hari
sebelumnya dia telah melaporkan secara mengadaada bahwa para Boxers di
provinsinya telah memukul mundur kapal-kapal perang asing kembali ke laut.
Pada saat aku membaca ultimatum itu, dua kapal perang Inggris tengah
berlabuh pelanpelan menuju benteng kami di bawah selubung kegelapan
malam. Benteng Taku akan direbut dalam hitungan hari.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dengan Guanghsu di sisiku, aku mengadakan audiensi darurat. Aku telah
menyusun dekrit sebagai tanggapan terhadap ultimatum itu: Pihak asing telah
meminta kita menyerahkan Benteng Taku untuk mereka duduki. Jika tidak
menurut, mereka akan merebutnya secara paksa. Ancaman ini merupakan bukti
dari watak agresif kekuatan Barat dalam segala hal yang berkaitan dengan
Cina. Lebih baik mengerahkan seluruh kemampuan kita dan mengawali
perjuangan daripada mencari perlindungandiri dengan menerima kehinaan
abadi. Dengan tetes air mata, kami umumkan di tempat suci para leluhur kita,
akan dimulainya perang.
Kenangan akan Perang Opium pada 1860 memenuhiku dengan kesedihan saat
aku membacakan draft untuk disetujui Dewan Istana. Bayangan memilukan
kembali berkelebat: akan pengasingan masa lalu, akan kematian suamiku, akan
traktat tak adil yang dengan terpaksa dia tanda tangani, akan kehancuran
rumahku, Yuan Ming Yuan.
Melihat aku tak mampu melanjutkan, Guanghsu mengambil alih. Semenjak
awal pendirian dinasti kita, bangsa asing yang datang ke Cina telah kita
perlakukan dengan baik. Suara anakku terdengar lemah tetapi jelas. Namun,
sejak tiga puluh tahun terakhir ini, mereka telah mengambil manfaat dari
kesabaran kita dengan merayapi wilayah kita, menginjakinjak warga Cina, dan
mengisap kekayaan Kerajaan. Setiap kesepakatan sewa yang dibuat hanya
menambah ketidakhormatan mereka. Mereka menekan warga sipil kita dan
menghina dewadewa dan para pemimpin kita, memicu kemarahan besar di
antara rakyat. Itulah yang mengakibatkan aksi pembakaran kapelkapel dan
pembunuhan para pengikut Kristen oleh pasukan patriotik.
Kaisar berhenti. Dia beralih padaku dan mengembalikan draftnya. Matanya
penuh kesedihan.
Aku melanjutkan. Kaisar telah berupaya sekuat mungkin untuk menghindari
perang. Kami telah mengeluarkan dekrit memerintahkan perlindungan terhadap
kedutaan dan ampunan terhadap pemeluk Kristen. Kami nyatakan bahwa
pengikut Boxers maupun perneluk Kristen merupakan warga yang memiliki
kedudukan setara di mata negara. Adalah kekuatan Barat yang memaksa kami
untuk memasuki perang.
Menteri Urusan Luar Negeri, Ikuang, ditugaskan untuk memberi pemberitahuan
kepada warga kedutaan bahwa mereka diberi waktu dua puluh empat jam
untuk meninggalkan Peking, di bawah pengawalan pasukan Yung Lu. Kantor
urusan luar negeri di Tientsin dan Sir Robert Hart dari kantor layanan bea
cukai Cina ditugaskan untuk menerima kedatangan warga asing dan
memastikan untuk mengantar mereka ke tempat aman.
Namun, pihak kedutaan menolak meninggalkan tempattempat kekuasaan
mereka di Cina. George Morrison dari harian Times mengatakan kepada warga

http://ac-zzz.blogspot.com/
kedutaan, Jika kautinggalkan Peking besok, kematian setiap lelaki, wanita,
dan anakanak dalam konvoi besar yang tak terlindungi itu akan jadi tanggung
jawabmu. Namamu akan jatuh dalam sejarah dan selamanya dikenal sebagai
pengecut paling keji dan lemah yang pernah hidup!
Pada 20 Juni, seorang menteri Jerman, Baron von Ketteler, terbunuh.
Klemens August von Ketteler merupakan seorang lelaki dengan
pandanganpandangan kuat dan bertemperamen keras, menurut mereka yang
mengenalnya. Hanya beberapa hari sebelum kematiannya, dia menghajar bocah
Cina berusia sepuluh tahun dengan tongkatjalannya hingga bocah itu tak
sadarkan diri. Aksi pemukulan itu terjadi di luar kedutaan Jerman dengan
disaksikan banyak orang. Ketteler mencurigai bocah itu sebagai anggota Boxers.
Setelah pemukulannya, anak itu diseret ke dalam markas kedutaan. Pada saat
keluarga anak itu diberi tahu dan datang untuk menjemputnya, bocah itu telah
tewas. Insiden itu mengobarkan kemarahan ribuan warga Cina yang segera
berkumpul di luar kedutaan menuntut pembalasan.
Aku tak mengerti mengapa Ketteler memilih menarik perhatian dengan menaiki
tandunya pada momen itu, mengingat ancaman bahayanya. Dia dan
penerjemahnya tengah menuju Kementerian Luar Negeri. Ketteler mengatakan
pada stafnya bahwa dia telah menanti cukup lama untuk Cina dalam memberi
tanggapannya terhadap ultimatum itu dan bermaksud memeriksa kemajuannya
sendiri.
Kerumunan Boxers melihat Ketteler saat dia bergerak dalam tandunya menuju
gedung Kernenterian Luar Negeri. Dalam hitungan menit, Ketteler ditembak
mati dalam jarakdekat. Penerjemahnya terluka di kedua kaki, tetapi masih
mampu menyeret dirinya kembali memasuki kedutaan Jerman.
Aksi pembunuhan terhadap menteri Jerman itu menandai awal dari apa yang
disebut oleh sejarawan masa depan sebagai Pengepungan Kedutaan. Di tengah
meningkatnya kekerasan, berbagai kedutaan bersatu, dan tiap harinya penjaga
mereka menembakkan senapan, membunuh warga Cina secara serampangan
hingga tak terhitung jumlahnya. Empat kali penjaga keamanan kedutaan
menyerang Gerbang Timur dari Kota Terlarang, tetapi berhasil diadang oleh
pasukan Jenderal Tung. Warga kedutaan bersenjata menduduki temboktembok
perbatasan yang membuatnya makin sulit bagi pasukan Yung Lu untuk menjaga
posisi pertahanannya dan menjalankan misinya untuk menecgah Boxers
melakukan pengepungan.
Saat itu tengah malam ketika aku terbangun oleh pembakaran gerbang utama
Kerajaan. Api itu disulut oleh pengikut Boxers sebagai akibat konfrontasi

http://ac-zzz.blogspot.com/
dengan pasukan Yung Lu, yang telah menghalangi tiga lingkar penyerangan
terhadap kedutaan.
Berikutnya, jalan masuk tigalapis yang luas menuju pusat Peking menyala di
kegelapan, asapnya menyelubungi area tempat tinggal terpadat di Peking.
Boxers hanya berniat membakar tokotoko yang menjual barangbarang asing,
tetapi pada musim kering itu dengan mudahnya semua ikut terlalap api.
Kuperintahkan dapur istana untuk membuat banyak kue-bola karena aku tengah
menantikan kedatangan para menteri, pejabat, dan Jenderal yang berderap
masuk dan keluar sepanjang hari. Etika makan pun ditinggalkan. Sebagian besar
orang itu tidak pernah duduk untuk makan selama berharihari. Tak ada tempat
untuk menaruh piringpiringmejaku dipenuhi berbagai peta, pesan, draft, dan
telegram.
Kini media massa Barat juga mulai melakukan penyerangan. Dunia mulai
menyebut pengepungan itu sebagai Pembunuhan Massal Peking, Surat kabar
meneriakkan, Janda Kaisar ingin orang barbar mati. Semuanya.
Sumbersumber yang tak jelas asalnya menyebutku sebagai pemimpin aksi
pembunuhan itu sendiri.
Kita sudah kehilangan kontak dengan reaksi dunia sejak kawat telegram
dirusak. Perbaikannya membutuhkan waktu terlalu lama, Ikuang
mengeluhkan.
Memahami baliwa tuduhantuduhan tersebut akan memberikan alasan yang
cukup untuk menyatakan perang terhadap Cina, aku jadi sangat tegang. Aku
terus memandang Yung Lu yang duduk di hadapan Ikuang.
Bagaimana kabar Kaisar Guanghsu? Ikuang bertanya. Dia telah lama absen
dari audiensi.
Guanghsu sedang kurang sehat belakangan ini jawabku.
Apakah istriistrinya bersamanya?
Aku merasa pertanyaan itu ganjil, tetapi tetap menjawabnya. Permaisuri Lan
dan selirselirnya mengunjungi Kaisar setiap harinya walaupun anakku lebih
senang sendiri.
Ikuang memberiku wajah penasarannya.
Apa ada masalah? tanyaku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Tidak, tetapi orangorane, asing telah mempertanyakan mengenai kesehatan
Kaisar. Sepertinya jawabanjawabanku tak lagi memuaskan mereka. Mereka
menduga Baginda Kaisar telah disiksa dan dibiarkan meninggal. Ikuang
menjeda, kemudian menambahkan, Rumor ini telah beredar di surat kabar
seluruh dunia.
Pergi dan lihatlah dengan matamu sendiri! Emosiku mulai terusik. Kunjungi
Kaisar ke Yingt'ai!
Wartawan asing meminta mengadakan wawancara secara langsung
Kami tak akan mengizinkan wartawan asing memasuki Kota Terlarang, Yung
Lu menanggapi. Mereka akan tetap mencaricari kesalahan apa pun yang kita
lakukan.
Serangannya makin menjadijadi, ujar Ikuang, menyodorkanku salinan Daily
Mail London.
Para warga kedutaan berdiri bersama selagi matahari mulai bersinar penuh,
seorang saksi mata mengatakan pada wartawan. Sekumpulan orang yang
tersisa, semuanya orang Eropa, menolak kematian dengan berani. Namun,
akhirnya dengan anehnya, seluruh orang Eropa yang tersisa menemui ajal
mereka dengan tebasan pedang dengan cara paling brutal.
Kemudian, Times London akan menerbitkan laporan khusus tentang upacara
berkabung yang diadakan di Katedral St. Paul bagi warga kedutaan Inggris yang
menjadi korban. Sir Daude MacDonaldsuami Lady MacDonald, Sir Robert
Hart, dan koresponden setia Times sendiri, George Morrison, semua hidup
untuk membaca berita kematian mereka sendiri.
Pada 23 Juni, pasukan Jenderal Tung mengepung kompleks kedutaan Inggris
seluas tiga ekar. Pasukan Muslimnya berusaha masuk dengan menghancurkan
tembok utara, tempat berdirinya Akademi Hanlin elite milik Cina. Saat seluruh
upaya gagal, Tung memerintahkan pada prajuritnya untuk melemparkan
puntung berapi ke akademi, berniat mengusir orangorang asing itu keluar
dengan kepungan asapnya. Tiupan angin kencang menerbangkan sumbu api
hingga membakar perpustakaan terkuno yang ada di dunia.
Yung Lu melihat para Boxers dengan siasia menerjang ke barikade kedutaan.
Tak ada yang menyadari bahwa Yung Lu, yang kini berusia enam puluh lima,
sedang jatuh sakit. Dia menutupi kondisinya dariku dan aku terlalu sibuk untuk
menyadarinya. Aku memperlakukannya seolah dia terbuat dari baja. Aku tidak
tahu bahwa dia hanya memiliki sisa tiga tahun untuk hidup.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Meyakini bahwa pembunuhan massal di kedutaan akan memicu aksi balasan


dari kekuatan Barat, Yung Lu menolak tuntutan Jenderal Tung untuk
menyediakan senjata yang lebih kuat. Dewi Yung Lu Kz menguasai satusatunya
unit dari artileri berat.
Aku tak habis pikir bagaimana wartawan Barat dan saksi mata mereka dapat
mengabaikan fakta bahwa sejak pengepungan bermula, hanya sedikit serangan
dilancarkan dari sektor yang dikuasai pasukan Yung Lu. Selain itu, merupakan
fakta yang sudah dikenal luas bahwa belum lama ini, Cina telah membeli
senjata mutakhir melalui koneksi diplomatiknyadi antaranya melalui Robert
Hart. Jika saja senjatasenjata itu sudah digunakan melawan kedutaan,
pertahanan mereka yang melibatkan sekitar seratus orang tentu akan dengan
mudahnya dihancurleburkan dalam waktu. beberapa jam saja.
Atas nama Kaisar Cina, Ikuang mengadakan konferensi untuk menyatakan
gencatan senjata. Dengan mempermalukan Kaisar, pernyataan itu tak
ditanggapi oleh kedutaan maupun Boxers. Perang tetap berlanjut.
Jenderal Tung dan pasukan Muslimnya mengubah strategi mereka: mereka
bergerak untuk memutuskan jalur suplai bagi kedutaan. Dari para pelayan Cina
yang telah melarikan diri dari kedutaan, kami mengetahui bahwa mereka sudah
kekurangan air dan makanan. Kekurangan itu semakin kritis saat perang makin
gencar. Dan selain yang terluka, kedutaan juga memiliki wanita dan anak-anak
yang sakit.
Yung Lu meminta izin untuk mengirimkan ke kedutaan persediaan air,
obatobatan, makanan, dan perlengkapan lain. Sulit bagiku untuk memberikan
persetujuan karena aku tahu itu artinya aku akan melakukan pengkhianatan.
Jumlah korban jatuh di antara Boxers dan pasukan kami sendiri jauh melebihi
dari pihak asing. Pembalasan dendam hanya satusatunya yang ada di pikiran
rakyatku saat ini.
Lakukan apa yang diperlukan, kukatakan pada Yung Lu. Aku tak ingin tahu
perinciannya. Sementara itu, aku ingin rakyatku mendengar suara meriam yang
kautembakkan ke arah kedutaan.
Yung Lu mengerti. Pada larut malam, tembakan meriamnya membakar angkasa
seperti kembang api Tahun Baru. Peluru meriam itu melesat ke atas atapatap
dan meledak di tamantaman belakang kedutaan. Sementara warga Peking
bersorak atas tindakanku, regu penyelamat Yung Lu mendorong sejumlah
kereta penuh perlengkapan melewati wilayah netral dan memasuki kompleks
kedutaan.
Namun, sikap baik yang kami tunjukkan tidak berbalas. Permintaan kami agar
orangorang asing mengosongkan kedutaan berkalikali tak diacuhkan.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Orangorang asing tahu bahwa bala bantuan telah tibakekuatan penyelamat


intemasional telah memasuki garis pertahanan terakhir Cina di benteng Taku.
Para kurirku menggambarkan awan debu yang begitu besar melayang di udara
di sekitar mulut Sungai Taku. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Gubernur
Chilili telah bunuh diri. (Untuk menambah rasa keterkejutanku, pada 11
Agustus, penggantinya juga melakukan aksi serupa.)
Aku menyalakan beberapa lilin dan duduk di depan mereka, pikiranku tersesaki
dengan pikiranpikiran kematian.
Aku telah mundur dari Ma'to ke Chanchiawan, bunyi laporan Gubernur
terakhir. Aku telah menyaksikan puluhan ribu pasukan memenuhi seluruh
jalan. Boxers telah melarikan diri. Selagi mereka melewati desadesa dan kotakota, mereka menjarah, begitu banyaknya hingga tak ada yang tersisa untuk
dibeli para prajuritku. Akibatnya, anak buahku dan kudakuda mereka kelaparan
dan letih. Dari masa kecil hingga usia tua, aku pernah mengalami banyak
perang, tetapi tak pernah melihat yang seperti saat ini .... Aku akan berusaha
sebisa mungkin mengumpulkan prajurit yang melarikan diri dan akan berjuang
hingga napas terakhir ......
Dalam sebuah memorandum, Yung Lu menyertakan sebuah pesan penting dari
Li Hungchang. Pesan itu menyebutkan agar aku mengirimkan sebuah telegram
ke Ratu Inggris untuk mengirim petisi bahwa sebagai sesama wanita tua, kami
sebaiknya bisa saling memahami kesulitan masingmasing, Dia juga
menyarankan agar aku mengirim permohonan pada Tsar Nicholas dari Rusia dan
Kaisar Jepang, untuk membantu menyelesaikan krisis dengan cara damai.
Aku tak menyangka berani menerikuti nasihat Li. Kutekankan pentingnya bagi
tiap negara untuk menjaga hubungan baik dengan Cina. Bagi Inggris,
kepentingan itu adalah perdagangan; bagi Jepang, adalah sebagai Sekutu
Timur melawan Barat; bagi Rusia adalah hubungan ketergantungan dan
persahabatan antar kedua negara dalam menghormati perbatasan
masingmasing.
Betapa bodohnya aku.

42

http://ac-zzz.blogspot.com/

FAJAR PADA 14 AGUSTUS 1900, tangisan yang kudengar seperti suara kucing
ternyata merupakan suara pelurupeluru beterbangan. Empat belas ribu
pasukan, termasuk dari Ingris, Prancis, Jepang, Rusia, Jerman, Italia, Belanda,
Austria, Hongaria, Belgia, dan Amerika telah menyerbu. Mereka tiba di Peking
dengan kereta Tientsin. Jenderal Nieh, yang telah dikirim oleh Yun Lu untuk
menjaga jalur kereta dari Boxers, terbunuh oleh tentara Sekutu.
Aku sedang mendandani rambutku ketika suara tangis kucing itu muncul. Aku
heran bagaimana bisa ada begitu banyak kucing. Kemudian, sesuatu menabrak
ujung atap rumahku yang berbentuk sayap dan sebuah ornamen jatuh pecah ke
pekaranganku. Sejenak kemudian, sebuah peluru berdesing melewati
jendelaku. Peluru itu jatuh ke lantai, terpelanting, dan mengelinding. Aku
mendekati untuk memeriksanya.
Li Lienying berlari masuk, tampak gemetar. Pasukan asing sudah masuk, Yang
Mulia!
Bagaimana mungkin? pikirku. Li
bernegosiasi dengan kekuatan Barat.

Hungchang

semestinya

sudah

mulai

Baru ketika putraku datang beserta istri dan selirselirnya, aku menyadari
Perang Opium terulang lagi.
Setelah berpakaian, aku pergi melihat Guanghsu. Dia tampak ketakutan.
Dengan panik, dia cepatcepat mencopot mutiaramutiara dari jubahnya dan
melemparkan topi merahrumbainya. Meskipun dia telah berganti dari jubah
emasnya ke biru, simbolsimbol naga pada sulamannya akan membuatnya
dikenali. Aku meminta Li Lienying untuk cepatcepat menemukan pakaian
pelayan untuk Kaisar. Lan, Mutiara, dan Cahaya membantu suami mereka
berganti ke mantel panjang polos abuabunya.
Suara desing peluru di atas kepala kami terdengar makin keras. Kubuka lacilaci
meja, lemari pakaian, dan lemari penyimpananku, lalu berusaha memutuskan
apa yang harus kubawa dan kutinggalkan. Kupilih beberapa pakaian dan
mantel, tetapi Li Lienying memberi tahu kotak barangbarang yang akan kubawa
sudah penuh. Sulit meninggalkan peti ukirkayu dari masa kecilku yang diberikan
ibu untukku dan buku latihantulis kaligrafi kepunyaan Tung Chih.
Sambil menggengam kotak perhiasanku, Li Lienying mengarahkan tugas para
kasim yang mengemas apa yang dapat mereka bawa ke dalam kereta.
Kulepas perhiasanku dan pelindungkuku dari giokku, lalu memerintahkan pada
Li Lienying untuk memotong kukukuku panjangku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ketika kusuruh dia memangkas rambutku yang sepanjang lutut, dia menangis
bersama dengan para menantuku.
Setelah rambutku yang sudah terpangkas pendek diikat konde, dia membantuku
mengenakan jubah desa biru tua. Kukenakan sepasang sepatu usang.
Mengikuti contohku, Lan dan Cahaya melepaskan perhiasan mereka,
memangkas rambut mereka, dan berganti ke pakaian pelayan, tetapi Mutiara
menolak. Dia beralih ke Guanghsu dan membisiki kupingnya. Anakku
menggelengkan kepalanya dan tetap membisu. Mutiara memaksa. Dia
menggeleng lagi. Mutiara tampak begitu kesal.
Kenapa kau tak bicara dengan Kaisar setelah kita keluar dari kota? kukatakan
pada Mutiara.
Seolah tak mendengarku, Mutiara terus mendesak Guanghsu untuk memberikan
tanggapan.
Guanghsu tampak enggan. Dia memandang ke sekeliling, menghindari mataku.
Seorang kurir yang dikirim Yung Lu menyuruh kami untuk segera berangkat.
Saat aku berjalan menuju gerbang, Mutiara menarik Guanghsu. Mereka mulai
berjalan kembali ke Kota Terlarang.
Li Lienying berlari menehampiri. Keretakereta yang kita pesan diadang oleh
Sekutu! Apa yang akan kita lakukan, Yang Mulia?
Kita harus berjalan, jawabku.
Kaisar tak akan pergi. Selir Mutiara menjatuhkan dirinya ke lantai di
depanku. Dengan anakku berdiri diam di belakangnya, Mutiara memberi tahuku
saat itu dan di situ juga bahwa dia dan Guanghsu akan mengucapkan
perpisahan. Mutiara, dengan mengenakan jubah satin merah dan syal warna
senada mengelilingi lehernya, tampak sangat cantik, seperti pohon mapel pada
musim gugur.
Saat dia mengangkat dagunya, kulihat kebulatan tekad di matanya.
Li Lienying memohon agar aku cepatcepat. Orangorang meregang nyawa
mereka untuk berusaha menjaga pintu keluarmu, Yang Mulia. Pelurupeluru
beterbangan dan kebakaran serta ledakan terjadi di luar kota.
Kau boleh saja tinggal, tetapi anakku harus ikut, ujarku pada Mutiara.
Baginda Kaisar akan tinggal, gadis itu menantang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Li Lienying menyela antara Mutiara dan aku. Putri Mutiara, kita harus pergi
sekarang atau tidak sama sekali! Anakbuah Yung Lu sudah siap mengawal
Kaisar!
Mutiara, ini bukan waktunya,ujarku, meninggikan suaraku.
Tetapi Kaisar sudah memutuskan, desak Mutiara.
Suruh selirmu segera berangkat, kusuruh Guanghsu.
Cukup keras hingga bisa terdengar oleh semua orang,
Mutiara berteriak, Melarikan diri adalah tindakan memalukan dan akan
membahayakan Kerajaan!
Kendalikan dirimu, Mutiara, ujarku. Kaisar Guanghsu punya hak untuk
membela kehormatan Dinasti!
Kaisar bisa bicara untuk dirinya sendiri! balasku berang.
Baginda Yang Mulia terlalu takut pada ibunya untuk bicara terus terang.
Aku meminta Mutiara untuk berhenti mempermalukan dirinya sendiri. Aku
mengerti tekanannya terlalu berat untuk kau tanggung. Aku berjanji untuk
mendengarkan begitu kita keluar dari kota dan tiba di tempat yang lebih aman.
Tidak! bentak Mutiara. Kaisar Guanghsu dan aku ingin meminta agar kami
ditinggalkan.
Selir Mutiara! Apa yang kau
Sebelum aku bisa menyelesaikan katakataku, sebuah mortir meledak di tengah
pekarangan. Bumi bergetar. Kedua sayap dari atap istanaku roboh.
Di bawah kepulan debu, kasimkasim dan dayang-dayangku berteriak dan berlari
untuk sembunyi.
Mutiara dan aku berdiri berhadapan di pusat pekarangan, terselubungi debu.
Guanghsu berdiri beberapa meter dari kami, tampak bingung dan dicekam rasa
bersalah. Aku sadari apa yang dipikirkan Mutiara: dia meyakini kekuatan Barat
datang untuk menyelamatkan Guanghsu. Bagi Mutiara, kepergianku berarti
pengembalian kekuasaan Guanghsu.
Dalam situasi lain, aku akan mempertimbangkan permintaan Mutiara. Aku
bahkan mungkin akan mengagumi kenekatannya. Tetapi untuk saat ini, yang

http://ac-zzz.blogspot.com/
bisa kulihat hanyalah kurangnya
keselamatanku dan putraku.

pemahaman

dan

pengertian

atas

Aku merasa sedikit iba pada Mutiara karena dia meyakini kekuatan karakter
yang tak ada dalam diri Guanghsu. Dia melihat diri suaminya dalam sosok
impiannya, dan bukan sosoknya yang sesungguhnya.
Bawa dia bersama kita, kusuruh Li Lienying.
Beberapa kasim mulai mengikat Mutiara. Dia meronta, memanggil Guanghsu
untuk menolongnya.
Guanghsu hanya memandangnya sedih.
Guanghsu, teriak Mutiara, kau adalah penguasa Cina, bukan ibumu!
Kekuatan Barat telah berjanji untuk memperlakukanmu dengan penuh hormat.
Bela dirimu sendiri!
Li Lienying mengosongkan kereta dan kasimkasim itu memasukkan Mutiara ke
dalamnya seperti sekarung beras.
Kuperintahkan anakku untuk menaiki tandunya, dan dia menuruti.
Sekali lagi, kami mulai berangkat.
Asap memenuhi udara. Pancipanci dan tutupnya bergemerencing keras selagi
pembawanya berjalan cepat menuju gerbang.
Kasimkasim mendorong kereta sementara dayangdayang berjalan di sisinya,
mengangkut bawaanku dengan keranjang dan tas katun.
Kami tak berhasil berjalan jauh. Sebelum kami mencapai gerbangku sendiri,
Mutiara membebaskan diri dari kereta dan berlari menuju tandu Guanghsu. Dia
menarik tirainya dan membenturkan kepalanya ke sisi tandu hingga
menjatuhkan salah seorang penandu.
Kuhentikan tanduku dan meneriakkan namanya. Kujelaskan bahwa dia tak akan
ditinggalkan.
Gadis itu mencium tumit Guanghsu dan sejurus kemudian, dia berlari kembali
ke Kota Terlarang.
Li Lienying berusaha mengejarnya.
Tinggalkan dia sendiri! teriakku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Yang Mulia, Mutiara berlari ke arah Gerbang Timur, tempat pasukan asing
berada.
Biarkan saja, ucapku.
Dia bisa diperkosa oleh tentara asing!
Itu pilihannya.
Yang Mulia, Putri Mutiara mungkin juga bermaksud menerjunkan dirinya ke
dalam sumur.
Dengan tak masuk akal, kuperintahkan tandutandu kami untuk berbalik arah.
Kami mengikuti Mutiara, kembali ke kota, menuju ke arah sumur. Kami tak
cukup cepat. Di depan mataku, Mutiara meloncat. Tetapi bukaan sumur itu
terlalu kecil. Mutiara berusaha menggunakan berat tubuhnya sendiri untuk
menarik seluruh tubuhnya ke bawah.
Guanghsu! aku berteriak.
Bersembunyi di balik tandunya, anakku tak bereaksi. Dia tidak tahu apa yang
terjadi, atau tidak mau tahu.
Menggunakan sebuah belati, Li Lienying memotong lepas tongkat bambu
terpanjang dari tanduku. Dengan bantuan kasimkasim lain, tongkat itu
diturunkan ke bawah sumur.
Li Lienying melontarkan seutas tali.
Tetapi Mutiara bertekad meneruskan niatnya.
Li Lienying mengutuki dan mengancam. Kasimkasim lain menyalakan bolabola
api dan melemparkannya ke sumur, berusaha mengasapi gadis itu agar keluar.
Biarkan saja dia melakukan keinginannya! Kaisar Guanghsu berteriak dari
dalam tandunya.
Dengan aksi bunuhdiri Mutiara dalam benak semua orang, kami memulai
perjalanan sejauh seribu seratus kilometer ke arah barat laut dan sepanjang
Tembok Besar. Kami mendorong kereta kami dan berjalan. Guanghsu menangis
dan menolak diriku yang hendak menghiburnya.
Aku tak habis pikir apa yang akan terjadi jika aku mengizinkan Mutiara
melakukan keinginannya. Tak akan berhasil, kusimpulkan. Begitu kekuatan
asing itu berhasil menyelamatkan Guanghsu dan menjadikannya sebagai

http://ac-zzz.blogspot.com/
sandera, kami akan kehilangan dasar untuk bernegosiasi. Aku akan dipaksa
untuk menyerahkan segalanya sebagai ganti nyawaku atau putraku akan
dipaksa untuk memerintahkan eksekusiku.
Aku tak akan bertahan, bagaimana pun, Guanghsu akan mengatakan padaku
kemudian.
Akan tetapi, pikiranku kembali pada Mutiara selagi membayangkan hal lain
yang bisa kukatakan padanya. Dia dan aku memiliki impian yang sama bahwa
anakku dan suaminya memiliki kekuatan dalam dirinya untuk berubah. Aku
telah berusaha keras melakukan transformasi itu sejak hari pertama aku
mengangkatnya. Aku telah mengenalkan Guanghsu pada ideide Barat dan
kekagumannya terhadap budaya Barat menjadi kebanggaanku. Tetapi kemudian
aku akan berpikir bahwa itu saja tak cukup.
Aku juga bisa saja memberitahukan Mutiara bahwa ada kebenaran yang
diketahui seorang ibu terhadap anaknya yang tak akan bisa dibaginya pada
orang lain. Fakta bahwa aku bangga pada Guanghsu tidak berarti aku tidak tahu
akan batasannya. Aku telah menantang kemampuannya sebisa mungkin.
Menyerahkan diriku sepenuhnya atas upaya reformasinya merupakan keputusan
pribadi yang kuambil sendiri. Aku telah melontarkan dadunya, bersiap
kehilangan segalanya, dan itulah yang terjadi.
Memercayai bahwa anakku dapat mengalahkan kecerdikan seorang Ito Hirobumi
merupakan kelemahanku. Membiarkan Guanghsu menunjuk Kang Yuwei sebagai
Kepala Menterinya juga merupakan bagian dari kesalahanku. Aku sudah tahu
bahwa Kang bukanlah orang sebagaimana yang dia tampilkan, tetapi aku
menuruti untuk menyenangkan putraku.
Aku telah dihancurkan oleh penderitaan anakku. Dia tak dapat menerima
kegagalannya sendiri, yang kuanggap lebih besar bagian kesalahanku
daripadanya. Jika pun aku harus terbunuh atas perintah anakku sendiri, aku
akan menganggapnya sebagai takdirku karena aku tahu betapa besar rasa
cintanya padaku.
Akan tetapi, hal terpenting yang seharusnya kukatakan pada Mutiara adalah
bahwa anakku, suaminya, tengah menghadapi kekuatan di luar kendali dirinya:
beban tradisi, kebutaan, kerakusan kekuasaan, dan sejarah itu sendiri.
Kekayaan besar Cina dan keagungan peradabannya telah membuatnya begitu
puas diri dan tidak siap dengan perubahan. Jepang yang miskin kekayaan alam
telah dipaksa untuk berkembang, maju, dan memodernisasi negaranya; Kaisar
Jepang sekadar mengarahkan jalan pada rakyatnya yang telah siap. Cina telah
dikalahi dan memerlukan perubahan, tetapi tak mungkin seorang Kaisar sendiri
dapat menggerakkan bangsanya yang baru saja terbangun akan pentingnya
perubahan. Tidak akan bisa dilakukan seorang lelaki sendiriupaya perubahan
itu telah menumbalkan banyak nyawa: suamiku, putraku, Pangeran Kung, yang

http://ac-zzz.blogspot.com/
lain, dan aku takut korban selanjutnya akan segera menyertakan putraku yang
lain.
Selama beberapa minggu berikutnya, kami berjalan siang dan malam. Jika kami
cukup beruntung untuk sampai di kota sebelum malam tiba, aku bisa tidur di
atas ranjang. Sering kali, kami harus bermalam di tengah lapangan dan hutan
dengan serangga mengerubungiku.
Walaupun Li Lienying memastikan bahwa aku tertutup rapat dari kepala hingga
ujung kaki, leher dan wajahku tetap digigiti. Satu bekas gigitan membengkak,
hingga aku terlihat seperti memiliki telur yang tumbuh dari daguku. Aku telah
memanagil Li Hungchang untuk memulai negosiasi dengan pihak asing, tetapi
diberi tahu bahwa dia belum meninggalkan Kanton.
Ada dua alasan mengapa Li Hungchang melambatkan upayanya, Yung Lu
meyakini. Pertama, dia beranggapan bahwa negosiasi itu merupakan tugas
yang mustahil. Kedua, dia tidak ingin bekerja dengan Ikuang.
Aku mengerti keengganannya. Aku memilih Ikuang karena Penasihat Klan
Manchu mendesak agar memasukkan salah seorang dari mereka untuk
memimpin Li.
Ikuang tidak efektif dan korup, ujar Yung Lu. Saat kutanyakan dirinya, dia
mengeluhkan tentang cara Li mendikte dirinya dan menyalahkan yang lain
karena memaksakan hadiahhadiah' pada dirinya.
Yung Lu dan aku merasa frustrasi karena yang bisa kami lakukan hanyalah
membahas kemalangan kami. Kukatakan padanya bahwa Ratu Min
mengunjungiku dalam mimpi. Mimpi itu dimulai dengan dirinya bangkit dari
tumpukan api setinggi dua tingkat. Kemudian dia duduk di sisi tempat tidurku
dengan pakaiannya yang hangus terbakar. Dia memberi tahuku caranya selamat
dari api. Dia sepertinya tak sadar bahwa dirinya sudah setengah daging dan
setengah rangkatulang. Aku tak bisa memahami satu pun katakata yang
diucapkannya karena dia tidak punya bibir.
Yung Lu berjanji akan selalu di dekatku.
Beberapa hari kemudian, Yung Lu mengetahui alasan sebenarnya mengapa Li
Hungchang begitu lambat datang. Pihak Sekutu memiliki daftar nama
orangorang yang mereka yakini bertanggung jawab atas kerusakan
kedutaankedutaan. Mereka menuntut penangkapan dan pemberian hukuman
sebelum negosiasi dilangsungkan.
Apa Li Hungchang tahu tentang adanya daftar itu? tanyaku.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Ya. Bahkan dia memilikinya, tetapi dia takut untuk memberikannya padamu
sendiri. Ini salinannya.
Aku memasang kacamataku untuk membacanya. Walaupun sudah kuduga
sebelumnya, aku masih saja terkejut: namaku adalah yang pertama tertera di
daftar.
Yung Lu menduga bahwa Li Hungchang juga enggan datang untuk membantu
Guanghsu kesekian kalinya. Kaisar telah berkalikali menjadi penyebab
kepergian terpaksa Li, yang mengakibatkan kerugian finansial dan politik yang
hebat baginya. Lawanlawan dan musuh-musuhnya, kebanyakan para Pangeran
Manchu, perlahan telah mengambil alih kepemilikan industri utamanya,
termasuk Perusahaan Navigasi Uap Pedagang Cina, Administrasi Telegram
Kerajaan, dan pertambangan Kaiping.
Setelah tak mengacuhkan beberapa panggilanku, yang menjanjikan
pengembalian jabatan aslinya dan kepemilikan bisnisnya, Li pindah ke Shanghai
selama beberapa minggu, menyebutkan bahwa usia tua dan penyakit telah
melambatkannya. Yung Lu mendesaknya dengan mengatakan bahwa sebuah
dekrit hukuman telah disusun dengan daftar nama yang diminta pihak asing.
Setelah lebih banyak lagi panggilan kulakukan yang menuntut kehadirannya, Li
Hungchang tiba di Tientsin pada 19 September. Hingga publikasi dari dekrit
dikeluarkan, tak banyak yang bisa kulakukan, bunyi pesannya pada Yung Lu.
Anehnya, saat ini, kemungkinan akan kematianku tidak lagi terasa mengancam
bagiku. Ide itu lebih muncul sebagai bahan negosiasi.
Apa kaukira Li Hungchang benarbenar mengharapkanku untuk menyerahkan
diri kepada pihak Sekutu? tanyaku pada Yung Lu.
Tentu saja tidak. Apa yang akan dilakukan Li tanpamu?
Lalu, apa yang diinginkannya?
Dia menggunakan momen ini untuk memastikan bahwa kau tidak menyerah
pada musuhmusuhnya, terutama Pangeran Ts'eng Junior dan Jenderal Tung.
Angin kuat dari utara meniupi padang rumput, membuat tandutandu kami
tampak bagai perahuperahu kecil yang mengambang di atas ombak hijau.
Boxers telah merusak musim tanam dan kami tak bisa memperoleh bantuan
sedikit pun karena para petani telah melarikan diri.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kami terus bergerak maju ke utara dan memasuki pedalaman, diburu oleh
pihak asing. Kami telah berjalan dengan susah payah menyusuri jalanjalan
berdebu yang tak rata selama lebih dari sebulan. Cerminku pecah dan aku
hanya bisa mengirangira bagaimana rupaku. Guanghsu dipenuhi debu dan dia
tak lagi merasa perlu mencuci mukanya. Kulitnya pucat dan kering. Rambut
kami berbau busuk dan kulit kepala kami gatal. Pakaianku ditumbuh kutu dan
hama lain. Suatu pagi, aku membuka rompiku dan menemukan ratusan telur
sebesar biji wijen di dalamnya. Telurtelur yang kecil tampak melekat pada
rompinya maka kusuruh Li Lienying membakarnya. Aku tak lagi memedulikan
kondisi rambutku. Kurendam kepalaku dalam air garam dan cuka, tetapi
kutukutu itu tetap berdatangan. Saat aku bangun di pagi hari, aku akan melihat
kutukutu dari rambutku terjatuh ke kasur jeramiku. Kami tidur di mana saja
kami bisa, satu malam di kuil terbengkalai, malam lainnya di gubuk tanpa atap
dengan ranjang batu bata.
Guanghsu jijik saat dia melihat Li Lienying menyisir keluar telurtelur kutu yang
menempel di rambutku. Kaisar mencukur habis rambutnya dan mengenakan
rambut palsu saat audiensi pengganti diadakan. Sulit bagi kami menjaga sikap
saat menerima para menteridorongan untuk menggaruk sangat kuat. Aku
memaksakan diri tersenyum. Aku melihat keanehan dari semua hal ini;
Guanghsu tidak.
Musim hujan mendatangkan badainya. Tandutandu kami bocor dan Guanghsu
serta aku segera kebasahan. Perjalanan ini mengingatkanku akan pengasingan
pertamaku menuju Jehol bersama Kaisar Hsien Feng. Aku tak ingin memikirkan
masa depan.
Pada 25 September, dekrit hukuman pertama dari Kaisar akan dipublikasikan.
Aku telah menderita dari rasa penyesalan. Pangeran Ts'eng dan Jenderal Tung
datang untuk memberi tahuku bahwa mereka mengerti akan alasan tindakan
yang harus kuambil. Aku diharuskan menyerahkan mereka pada Sekutu, sebuah
prasyarat untuk membebaskanku dari tanagung jawab.
Aku tak bisa memerintahkan pemenggalan mereka, ujarku pada Yung Lu.
Pangeran Ts'eng adalah saudara sedarah dan pasukan Jenderal Tung telah
melindungi keselamatanku. Aku mendesah. Apa yang terjadi pada Ratu Min
cepat atau lambat akan terjadi pula padaku.
Li Hungchang telah mendapatkan apa yang dia inginkan dan akan menemukan
jalan untuk menyelamatkanmu, ujar Yung Lu.
Pagi hari, kasimku menemukan sebuah telur bebek di dalam lemari di rumah
yang ditinggalkan. Guanghsu dan aku girang. Li Lienying merebus telur itu dan
Guanghsu serta aku mengupas kulit telur itu hatihati dan memakannya
segigitsegigit, mengorek habis cangkangnya hingga bersih. Ebook by : Hendri

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Kami telah kekurangan makanan dan
bertahan dengan seporsi kecil bubur gandum. Itu membuat kami makin
kelaparan. Dengan telur itu, kami merayakan kedatangan Li Hungchang di
Peking yang telah dinantikan sejak lama; dia telah berada di Tientsin selama
tiga minggu. Aku akan memastikan dia mengetahui tentang semua hama yang
telah kutemui sepanjang perjalanan.
Akhirnya, negosiasi dibuka. Teman kami, Robert Hart, berperan sebagai
penengah. Li Hungchang membuat kemajuan signifikan dengan meyakinkan
kekuatan asing bahwa ada lebih dari satu cara untuk memotong melon dan
bahwa menurunkanku dan pemerintahanku tidak hanya akan mencegah bangsa
asing menarik keuntungan lebih banyak dari Cina, tetapi juga akan memicu
kerusuhan, yang akan menimbulkan lebih banyak aksi pemberontakan.
Kekuatan asing ingin membagibagi Cina, tetapi Li memberi dalih pada mereka
bahwa Cina terlalu luas, populasinya terlalu banyak dan homogen sehingga
pemisahan Cina tak akan efektif, dan bahwa rencana membentuk pemerintahan
republik akan terlalu asing bagi Cina.
Guanghsu tampak menghargai upaya Li Hung-chang. Saat dia mulai memanggil
Li dengan jabatan lamanya sebagai Gubernur Chihli, aku menangis karena tidak
ada hal lain yang lebih menenangkanku daripada sikap ampunan Guanghsu
terhadap salah seorang dari orang lamanya. Lagi pula, kekuasaan Barat dan
kekuatan mfliter mereka telah menginjak tanah kami dan Guanghsu bisa saja
memanggil mereka untuk membantunya menyatakan kebebasannya.

42

FAJAR PADA 14 AGUSTUS 1900, tangisan yang kudengar seperti suara kucing
ternyata merupakan suara pelurupeluru beterbangan. Empat belas ribu
pasukan, termasuk dari Ingris, Prancis, Jepang, Rusia, Jerman, Italia, Belanda,
Austria, Hongaria, Belgia, dan Amerika telah menyerbu. Mereka tiba di Peking
dengan kereta Tientsin. Jenderal Nieh, yang telah dikirim oleh Yun Lu untuk
menjaga jalur kereta dari Boxers, terbunuh oleh tentara Sekutu.
Aku sedang mendandani rambutku ketika suara tangis kucing itu muncul. Aku
heran bagaimana bisa ada begitu banyak kucing. Kemudian, sesuatu menabrak
ujung atap rumahku yang berbentuk sayap dan sebuah ornamen jatuh pecah ke
pekaranganku. Sejenak kemudian, sebuah peluru berdesing melewati

http://ac-zzz.blogspot.com/
jendelaku. Peluru itu jatuh ke lantai, terpelanting, dan mengelinding. Aku
mendekati untuk memeriksanya.
Li Lienying berlari masuk, tampak gemetar. Pasukan asing sudah masuk, Yang
Mulia!
Bagaimana mungkin? pikirku. Li
bernegosiasi dengan kekuatan Barat.

Hungchang

semestinya

sudah

mulai

Baru ketika putraku datang beserta istri dan selirselirnya, aku menyadari
Perang Opium terulang lagi.
Setelah berpakaian, aku pergi melihat Guanghsu. Dia tampak ketakutan.
Dengan panik, dia cepatcepat mencopot mutiaramutiara dari jubahnya dan
melemparkan topi merahrumbainya. Meskipun dia telah berganti dari jubah
emasnya ke biru, simbolsimbol naga pada sulamannya akan membuatnya
dikenali. Aku meminta Li Lienying untuk cepatcepat menemukan pakaian
pelayan untuk Kaisar. Lan, Mutiara, dan Cahaya membantu suami mereka
berganti ke mantel panjang polos abuabunya.
Suara desing peluru di atas kepala kami terdengar makin keras. Kubuka lacilaci
meja, lemari pakaian, dan lemari penyimpananku, lalu berusaha memutuskan
apa yang harus kubawa dan kutinggalkan. Kupilih beberapa pakaian dan
mantel, tetapi Li Lienying memberi tahu kotak barangbarang yang akan kubawa
sudah penuh. Sulit meninggalkan peti ukirkayu dari masa kecilku yang diberikan
ibu untukku dan buku latihantulis kaligrafi kepunyaan Tung Chih.
Sambil menggengam kotak perhiasanku, Li Lienying mengarahkan tugas para
kasim yang mengemas apa yang dapat mereka bawa ke dalam kereta.
Kulepas perhiasanku dan pelindungkuku dari giokku, lalu memerintahkan pada
Li Lienying untuk memotong kukukuku panjangku.
Ketika kusuruh dia memangkas rambutku yang sepanjang lutut, dia menangis
bersama dengan para menantuku.
Setelah rambutku yang sudah terpangkas pendek diikat konde, dia membantuku
mengenakan jubah desa biru tua. Kukenakan sepasang sepatu usang.
Mengikuti contohku, Lan dan Cahaya melepaskan perhiasan mereka,
memangkas rambut mereka, dan berganti ke pakaian pelayan, tetapi Mutiara
menolak. Dia beralih ke Guanghsu dan membisiki kupingnya. Anakku
menggelengkan kepalanya dan tetap membisu. Mutiara memaksa. Dia
menggeleng lagi. Mutiara tampak begitu kesal.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kenapa kau tak bicara dengan Kaisar setelah kita keluar dari kota? kukatakan
pada Mutiara.
Seolah tak mendengarku, Mutiara terus mendesak Guanghsu untuk memberikan
tanggapan.
Guanghsu tampak enggan. Dia memandang ke sekeliling, menghindari mataku.
Seorang kurir yang dikirim Yung Lu menyuruh kami untuk segera berangkat.
Saat aku berjalan menuju gerbang, Mutiara menarik Guanghsu. Mereka mulai
berjalan kembali ke Kota Terlarang.
Li Lienying berlari menehampiri. Keretakereta yang kita pesan diadang oleh
Sekutu! Apa yang akan kita lakukan, Yang Mulia?
Kita harus berjalan, jawabku.
Kaisar tak akan pergi. Selir Mutiara menjatuhkan dirinya ke lantai di
depanku. Dengan anakku berdiri diam di belakangnya, Mutiara memberi tahuku
saat itu dan di situ juga bahwa dia dan Guanghsu akan mengucapkan
perpisahan. Mutiara, dengan mengenakan jubah satin merah dan syal warna
senada mengelilingi lehernya, tampak sangat cantik, seperti pohon mapel pada
musim gugur.
Saat dia mengangkat dagunya, kulihat kebulatan tekad di matanya.
Li Lienying memohon agar aku cepatcepat. Orangorang meregang nyawa
mereka untuk berusaha menjaga pintu keluarmu, Yang Mulia. Pelurupeluru
beterbangan dan kebakaran serta ledakan terjadi di luar kota.
Kau boleh saja tinggal, tetapi anakku harus ikut, ujarku pada Mutiara.
Baginda Kaisar akan tinggal, gadis itu menantang.
Li Lienying menyela antara Mutiara dan aku. Putri Mutiara, kita harus pergi
sekarang atau tidak sama sekali! Anakbuah Yung Lu sudah siap mengawal
Kaisar!
Mutiara, ini bukan waktunya,ujarku, meninggikan suaraku.
Tetapi Kaisar sudah memutuskan, desak Mutiara.
Suruh selirmu segera berangkat, kusuruh Guanghsu.
Cukup keras hingga bisa terdengar oleh semua orang,

http://ac-zzz.blogspot.com/
Mutiara berteriak, Melarikan diri adalah tindakan memalukan dan akan
membahayakan Kerajaan!
Kendalikan dirimu, Mutiara, ujarku. Kaisar Guanghsu punya hak untuk
membela kehormatan Dinasti!
Kaisar bisa bicara untuk dirinya sendiri! balasku berang.
Baginda Yang Mulia terlalu takut pada ibunya untuk bicara terus terang.
Aku meminta Mutiara untuk berhenti mempermalukan dirinya sendiri. Aku
mengerti tekanannya terlalu berat untuk kau tanggung. Aku berjanji untuk
mendengarkan begitu kita keluar dari kota dan tiba di tempat yang lebih aman.
Tidak! bentak Mutiara. Kaisar Guanghsu dan aku ingin meminta agar kami
ditinggalkan.
Selir Mutiara! Apa yang kau
Sebelum aku bisa menyelesaikan katakataku, sebuah mortir meledak di tengah
pekarangan. Bumi bergetar. Kedua sayap dari atap istanaku roboh.
Di bawah kepulan debu, kasimkasim dan dayang-dayangku berteriak dan berlari
untuk sembunyi.
Mutiara dan aku berdiri berhadapan di pusat pekarangan, terselubungi debu.
Guanghsu berdiri beberapa meter dari kami, tampak bingung dan dicekam rasa
bersalah. Aku sadari apa yang dipikirkan Mutiara: dia meyakini kekuatan Barat
datang untuk menyelamatkan Guanghsu. Bagi Mutiara, kepergianku berarti
pengembalian kekuasaan Guanghsu.
Dalam situasi lain, aku akan mempertimbangkan permintaan Mutiara. Aku
bahkan mungkin akan mengagumi kenekatannya. Tetapi untuk saat ini, yang
bisa kulihat hanyalah kurangnya pemahaman dan pengertian atas
keselamatanku dan putraku.
Aku merasa sedikit iba pada Mutiara karena dia meyakini kekuatan karakter
yang tak ada dalam diri Guanghsu. Dia melihat diri suaminya dalam sosok
impiannya, dan bukan sosoknya yang sesungguhnya.
Bawa dia bersama kita, kusuruh Li Lienying.
Beberapa kasim mulai mengikat Mutiara. Dia meronta, memanggil Guanghsu
untuk menolongnya.
Guanghsu hanya memandangnya sedih.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Guanghsu, teriak Mutiara, kau adalah penguasa Cina, bukan ibumu!


Kekuatan Barat telah berjanji untuk memperlakukanmu dengan penuh hormat.
Bela dirimu sendiri!
Li Lienying mengosongkan kereta dan kasimkasim itu memasukkan Mutiara ke
dalamnya seperti sekarung beras.
Kuperintahkan anakku untuk menaiki tandunya, dan dia menuruti.
Sekali lagi, kami mulai berangkat.
Asap memenuhi udara. Pancipanci dan tutupnya bergemerencing keras selagi
pembawanya berjalan cepat menuju gerbang.
Kasimkasim mendorong kereta sementara dayangdayang berjalan di sisinya,
mengangkut bawaanku dengan keranjang dan tas katun.
Kami tak berhasil berjalan jauh. Sebelum kami mencapai gerbangku sendiri,
Mutiara membebaskan diri dari kereta dan berlari menuju tandu Guanghsu. Dia
menarik tirainya dan membenturkan kepalanya ke sisi tandu hingga
menjatuhkan salah seorang penandu.
Kuhentikan tanduku dan meneriakkan namanya. Kujelaskan bahwa dia tak akan
ditinggalkan.
Gadis itu mencium tumit Guanghsu dan sejurus kemudian, dia berlari kembali
ke Kota Terlarang.
Li Lienying berusaha mengejarnya.
Tinggalkan dia sendiri! teriakku.
Yang Mulia, Mutiara berlari ke arah Gerbang Timur, tempat pasukan asing
berada.
Biarkan saja, ucapku.
Dia bisa diperkosa oleh tentara asing!
Itu pilihannya.
Yang Mulia, Putri Mutiara mungkin juga bermaksud menerjunkan dirinya ke
dalam sumur.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Dengan tak masuk akal, kuperintahkan tandutandu kami untuk berbalik arah.
Kami mengikuti Mutiara, kembali ke kota, menuju ke arah sumur. Kami tak
cukup cepat. Di depan mataku, Mutiara meloncat. Tetapi bukaan sumur itu
terlalu kecil. Mutiara berusaha menggunakan berat tubuhnya sendiri untuk
menarik seluruh tubuhnya ke bawah.
Guanghsu! aku berteriak.
Bersembunyi di balik tandunya, anakku tak bereaksi. Dia tidak tahu apa yang
terjadi, atau tidak mau tahu.
Menggunakan sebuah belati, Li Lienying memotong lepas tongkat bambu
terpanjang dari tanduku. Dengan bantuan kasimkasim lain, tongkat itu
diturunkan ke bawah sumur.
Li Lienying melontarkan seutas tali.
Tetapi Mutiara bertekad meneruskan niatnya.
Li Lienying mengutuki dan mengancam. Kasimkasim lain menyalakan bolabola
api dan melemparkannya ke sumur, berusaha mengasapi gadis itu agar keluar.
Biarkan saja dia melakukan keinginannya! Kaisar Guanghsu berteriak dari
dalam tandunya.
Dengan aksi bunuhdiri Mutiara dalam benak semua orang, kami memulai
perjalanan sejauh seribu seratus kilometer ke arah barat laut dan sepanjang
Tembok Besar. Kami mendorong kereta kami dan berjalan. Guanghsu menangis
dan menolak diriku yang hendak menghiburnya.
Aku tak habis pikir apa yang akan terjadi jika aku mengizinkan Mutiara
melakukan keinginannya. Tak akan berhasil, kusimpulkan. Begitu kekuatan
asing itu berhasil menyelamatkan Guanghsu dan menjadikannya sebagai
sandera, kami akan kehilangan dasar untuk bernegosiasi. Aku akan dipaksa
untuk menyerahkan segalanya sebagai ganti nyawaku atau putraku akan
dipaksa untuk memerintahkan eksekusiku.
Aku tak akan bertahan, bagaimana pun, Guanghsu akan mengatakan padaku
kemudian.
Akan tetapi, pikiranku kembali pada Mutiara selagi membayangkan hal lain
yang bisa kukatakan padanya. Dia dan aku memiliki impian yang sama bahwa
anakku dan suaminya memiliki kekuatan dalam dirinya untuk berubah. Aku
telah berusaha keras melakukan transformasi itu sejak hari pertama aku
mengangkatnya. Aku telah mengenalkan Guanghsu pada ideide Barat dan

http://ac-zzz.blogspot.com/
kekagumannya terhadap budaya Barat menjadi kebanggaanku. Tetapi kemudian
aku akan berpikir bahwa itu saja tak cukup.
Aku juga bisa saja memberitahukan Mutiara bahwa ada kebenaran yang
diketahui seorang ibu terhadap anaknya yang tak akan bisa dibaginya pada
orang lain. Fakta bahwa aku bangga pada Guanghsu tidak berarti aku tidak tahu
akan batasannya. Aku telah menantang kemampuannya sebisa mungkin.
Menyerahkan diriku sepenuhnya atas upaya reformasinya merupakan keputusan
pribadi yang kuambil sendiri. Aku telah melontarkan dadunya, bersiap
kehilangan segalanya, dan itulah yang terjadi.
Memercayai bahwa anakku dapat mengalahkan kecerdikan seorang Ito Hirobumi
merupakan kelemahanku. Membiarkan Guanghsu menunjuk Kang Yuwei sebagai
Kepala Menterinya juga merupakan bagian dari kesalahanku. Aku sudah tahu
bahwa Kang bukanlah orang sebagaimana yang dia tampilkan, tetapi aku
menuruti untuk menyenangkan putraku.
Aku telah dihancurkan oleh penderitaan anakku. Dia tak dapat menerima
kegagalannya sendiri, yang kuanggap lebih besar bagian kesalahanku
daripadanya. Jika pun aku harus terbunuh atas perintah anakku sendiri, aku
akan menganggapnya sebagai takdirku karena aku tahu betapa besar rasa
cintanya padaku.
Akan tetapi, hal terpenting yang seharusnya kukatakan pada Mutiara adalah
bahwa anakku, suaminya, tengah menghadapi kekuatan di luar kendali dirinya:
beban tradisi, kebutaan, kerakusan kekuasaan, dan sejarah itu sendiri.
Kekayaan besar Cina dan keagungan peradabannya telah membuatnya begitu
puas diri dan tidak siap dengan perubahan. Jepang yang miskin kekayaan alam
telah dipaksa untuk berkembang, maju, dan memodernisasi negaranya; Kaisar
Jepang sekadar mengarahkan jalan pada rakyatnya yang telah siap. Cina telah
dikalahi dan memerlukan perubahan, tetapi tak mungkin seorang Kaisar sendiri
dapat menggerakkan bangsanya yang baru saja terbangun akan pentingnya
perubahan. Tidak akan bisa dilakukan seorang lelaki sendiriupaya perubahan
itu telah menumbalkan banyak nyawa: suamiku, putraku, Pangeran Kung, yang
lain, dan aku takut korban selanjutnya akan segera menyertakan putraku yang
lain.
Selama beberapa minggu berikutnya, kami berjalan siang dan malam. Jika kami
cukup beruntung untuk sampai di kota sebelum malam tiba, aku bisa tidur di
atas ranjang. Sering kali, kami harus bermalam di tengah lapangan dan hutan
dengan serangga mengerubungiku.
Walaupun Li Lienying memastikan bahwa aku tertutup rapat dari kepala hingga
ujung kaki, leher dan wajahku tetap digigiti. Satu bekas gigitan membengkak,
hingga aku terlihat seperti memiliki telur yang tumbuh dari daguku. Aku telah

http://ac-zzz.blogspot.com/
memanagil Li Hungchang untuk memulai negosiasi dengan pihak asing, tetapi
diberi tahu bahwa dia belum meninggalkan Kanton.
Ada dua alasan mengapa Li Hungchang melambatkan upayanya, Yung Lu
meyakini. Pertama, dia beranggapan bahwa negosiasi itu merupakan tugas
yang mustahil. Kedua, dia tidak ingin bekerja dengan Ikuang.
Aku mengerti keengganannya. Aku memilih Ikuang karena Penasihat Klan
Manchu mendesak agar memasukkan salah seorang dari mereka untuk
memimpin Li.
Ikuang tidak efektif dan korup, ujar Yung Lu. Saat kutanyakan dirinya, dia
mengeluhkan tentang cara Li mendikte dirinya dan menyalahkan yang lain
karena memaksakan hadiahhadiah' pada dirinya.
Yung Lu dan aku merasa frustrasi karena yang bisa kami lakukan hanyalah
membahas kemalangan kami. Kukatakan padanya bahwa Ratu Min
mengunjungiku dalam mimpi. Mimpi itu dimulai dengan dirinya bangkit dari
tumpukan api setinggi dua tingkat. Kemudian dia duduk di sisi tempat tidurku
dengan pakaiannya yang hangus terbakar. Dia memberi tahuku caranya selamat
dari api. Dia sepertinya tak sadar bahwa dirinya sudah setengah daging dan
setengah rangkatulang. Aku tak bisa memahami satu pun katakata yang
diucapkannya karena dia tidak punya bibir.
Yung Lu berjanji akan selalu di dekatku.
Beberapa hari kemudian, Yung Lu mengetahui alasan sebenarnya mengapa Li
Hungchang begitu lambat datang. Pihak Sekutu memiliki daftar nama
orangorang yang mereka yakini bertanggung jawab atas kerusakan
kedutaankedutaan. Mereka menuntut penangkapan dan pemberian hukuman
sebelum negosiasi dilangsungkan.
Apa Li Hungchang tahu tentang adanya daftar itu? tanyaku.
Ya. Bahkan dia memilikinya, tetapi dia takut untuk memberikannya padamu
sendiri. Ini salinannya.
Aku memasang kacamataku untuk membacanya. Walaupun sudah kuduga
sebelumnya, aku masih saja terkejut: namaku adalah yang pertama tertera di
daftar.
Yung Lu menduga bahwa Li Hungchang juga enggan datang untuk membantu
Guanghsu kesekian kalinya. Kaisar telah berkalikali menjadi penyebab
kepergian terpaksa Li, yang mengakibatkan kerugian finansial dan politik yang
hebat baginya. Lawanlawan dan musuh-musuhnya, kebanyakan para Pangeran

http://ac-zzz.blogspot.com/
Manchu, perlahan telah mengambil alih kepemilikan industri utamanya,
termasuk Perusahaan Navigasi Uap Pedagang Cina, Administrasi Telegram
Kerajaan, dan pertambangan Kaiping.
Setelah tak mengacuhkan beberapa panggilanku, yang menjanjikan
pengembalian jabatan aslinya dan kepemilikan bisnisnya, Li pindah ke Shanghai
selama beberapa minggu, menyebutkan bahwa usia tua dan penyakit telah
melambatkannya. Yung Lu mendesaknya dengan mengatakan bahwa sebuah
dekrit hukuman telah disusun dengan daftar nama yang diminta pihak asing.
Setelah lebih banyak lagi panggilan kulakukan yang menuntut kehadirannya, Li
Hungchang tiba di Tientsin pada 19 September. Hingga publikasi dari dekrit
dikeluarkan, tak banyak yang bisa kulakukan, bunyi pesannya pada Yung Lu.
Anehnya, saat ini, kemungkinan akan kematianku tidak lagi terasa mengancam
bagiku. Ide itu lebih muncul sebagai bahan negosiasi.
Apa kaukira Li Hungchang benarbenar mengharapkanku untuk menyerahkan
diri kepada pihak Sekutu? tanyaku pada Yung Lu.
Tentu saja tidak. Apa yang akan dilakukan Li tanpamu?
Lalu, apa yang diinginkannya?
Dia menggunakan momen ini untuk memastikan bahwa kau tidak menyerah
pada musuhmusuhnya, terutama Pangeran Ts'eng Junior dan Jenderal Tung.
Angin kuat dari utara meniupi padang rumput, membuat tandutandu kami
tampak bagai perahuperahu kecil yang mengambang di atas ombak hijau.
Boxers telah merusak musim tanam dan kami tak bisa memperoleh bantuan
sedikit pun karena para petani telah melarikan diri.
Kami terus bergerak maju ke utara dan memasuki pedalaman, diburu oleh
pihak asing. Kami telah berjalan dengan susah payah menyusuri jalanjalan
berdebu yang tak rata selama lebih dari sebulan. Cerminku pecah dan aku
hanya bisa mengirangira bagaimana rupaku. Guanghsu dipenuhi debu dan dia
tak lagi merasa perlu mencuci mukanya. Kulitnya pucat dan kering. Rambut
kami berbau busuk dan kulit kepala kami gatal. Pakaianku ditumbuh kutu dan
hama lain. Suatu pagi, aku membuka rompiku dan menemukan ratusan telur
sebesar biji wijen di dalamnya. Telurtelur yang kecil tampak melekat pada
rompinya maka kusuruh Li Lienying membakarnya. Aku tak lagi memedulikan
kondisi rambutku. Kurendam kepalaku dalam air garam dan cuka, tetapi
kutukutu itu tetap berdatangan. Saat aku bangun di pagi hari, aku akan melihat
kutukutu dari rambutku terjatuh ke kasur jeramiku. Kami tidur di mana saja

http://ac-zzz.blogspot.com/
kami bisa, satu malam di kuil terbengkalai, malam lainnya di gubuk tanpa atap
dengan ranjang batu bata.
Guanghsu jijik saat dia melihat Li Lienying menyisir keluar telurtelur kutu yang
menempel di rambutku. Kaisar mencukur habis rambutnya dan mengenakan
rambut palsu saat audiensi pengganti diadakan. Sulit bagi kami menjaga sikap
saat menerima para menteridorongan untuk menggaruk sangat kuat. Aku
memaksakan diri tersenyum. Aku melihat keanehan dari semua hal ini;
Guanghsu tidak.
Musim hujan mendatangkan badainya. Tandutandu kami bocor dan Guanghsu
serta aku segera kebasahan. Perjalanan ini mengingatkanku akan pengasingan
pertamaku menuju Jehol bersama Kaisar Hsien Feng. Aku tak ingin memikirkan
masa depan.
Pada 25 September, dekrit hukuman pertama dari Kaisar akan dipublikasikan.
Aku telah menderita dari rasa penyesalan. Pangeran Ts'eng dan Jenderal Tung
datang untuk memberi tahuku bahwa mereka mengerti akan alasan tindakan
yang harus kuambil. Aku diharuskan menyerahkan mereka pada Sekutu, sebuah
prasyarat untuk membebaskanku dari tanagung jawab.
Aku tak bisa memerintahkan pemenggalan mereka, ujarku pada Yung Lu.
Pangeran Ts'eng adalah saudara sedarah dan pasukan Jenderal Tung telah
melindungi keselamatanku. Aku mendesah. Apa yang terjadi pada Ratu Min
cepat atau lambat akan terjadi pula padaku.
Li Hungchang telah mendapatkan apa yang dia inginkan dan akan menemukan
jalan untuk menyelamatkanmu, ujar Yung Lu.
Pagi hari, kasimku menemukan sebuah telur bebek di dalam lemari di rumah
yang ditinggalkan. Guanghsu dan aku girang. Li Lienying merebus telur itu dan
Guanghsu serta aku mengupas kulit telur itu hatihati dan memakannya
segigitsegigit, mengorek habis cangkangnya hingga bersih. Ebook by : Hendri
Kho by Dewi KZ http://kangzusi.com/ Kami telah kekurangan makanan dan
bertahan dengan seporsi kecil bubur gandum. Itu membuat kami makin
kelaparan. Dengan telur itu, kami merayakan kedatangan Li Hungchang di
Peking yang telah dinantikan sejak lama; dia telah berada di Tientsin selama
tiga minggu. Aku akan memastikan dia mengetahui tentang semua hama yang
telah kutemui sepanjang perjalanan.
Akhirnya, negosiasi dibuka. Teman kami, Robert Hart, berperan sebagai
penengah. Li Hungchang membuat kemajuan signifikan dengan meyakinkan
kekuatan asing bahwa ada lebih dari satu cara untuk memotong melon dan
bahwa menurunkanku dan pemerintahanku tidak hanya akan mencegah bangsa

http://ac-zzz.blogspot.com/
asing menarik keuntungan lebih banyak dari Cina, tetapi juga akan memicu
kerusuhan, yang akan menimbulkan lebih banyak aksi pemberontakan.
Kekuatan asing ingin membagibagi Cina, tetapi Li memberi dalih pada mereka
bahwa Cina terlalu luas, populasinya terlalu banyak dan homogen sehingga
pemisahan Cina tak akan efektif, dan bahwa rencana membentuk pemerintahan
republik akan terlalu asing bagi Cina.
Guanghsu tampak menghargai upaya Li Hung-chang. Saat dia mulai memanggil
Li dengan jabatan lamanya sebagai Gubernur Chihli, aku menangis karena tidak
ada hal lain yang lebih menenangkanku daripada sikap ampunan Guanghsu
terhadap salah seorang dari orang lamanya. Lagi pula, kekuasaan Barat dan
kekuatan mfliter mereka telah menginjak tanah kami dan Guanghsu bisa saja
memanggil mereka untuk membantunya menyatakan kebebasannya.

43

SEBAGAIMANA DILAKUKAN Dewan Istana suamiku empat puluh tahun


sebelumnya, kami sedang menuju Tanah Air Manchu yang aman. Setelah berada
dalam pelarian selama lebih dari enam bulan, kami tiba di ibu kota lama dari
Sian. Rencana awal adalah untuk melintasi Tembok Besar, tetapi kami terpaksa
mengubah rute saat Rusia menyerbu dari Utara dan mulai mencaplok
Manchuria. Kami beralih ke Barat Daya, tempat kami berharap barisan
pegunungan akan membentengi kami.
Aku memiliki sedikit kenangan akan lanskap yang kami lewati atau keindahan
dari ibu kota kuno. Aku begitu jengkel oleh masalahmasalah yang kecil yang
mengganggu. Tandutandu tidak dibuat untuk perjalanan jauh. Tanduku sudah
mulai rusak dari awal perjalanan. Selain memperbaiki atap yang bocor, Li
Lienying harus membenahi kerusakan lainnya terusmenerus. Begitu mendengar
bunyi decitan, dia tahu di mana letak masalahnya. Karena tidak punya
peralatan atau perlengkapan cadangan, dia harus memanfaatkan sebaik
mungkin apa pun yang bisa dia temukan di sepanjang perjalanandahan
bambu, seutas tali berjumbai, sebuah batu untuk memukul sesuatu ke
tempatnya.
Ketika tanduku akhirnya roboh, para penandu mengangkutku dengan kursitandu
tanpa atap. Itu juga tak berlangsung lama: Aku terpaksa berjalan, hingga
kursinya selesai diperbaiki. Dan sepatusepatu kami rusak dengan cepat sebelum
sempat menggantinya. Tentu saja tak mungkin membeli sepasang sepatu baru.
Pada akhir perjalanan, sebagian besar dari kami terpaksa berjalan

http://ac-zzz.blogspot.com/
telanjangkaki. Kami mendapatkan lukaluka di tumit kami yang terkadang jadi
infeksibeberapa penandu meninggal karenanya.
Guanghsu dan aku bergantian menunggangi keledai yang tampak begitu
menyedihkan. Ada harihari ketika Li Lienying tak bisa menemukan apa pun
untuk memberi makan hewan itu dan dia terusmenerus terjatuh.
Minum air menjadi masalah lain. Setelah perjalanan sepanjang lima ratus mil,
kami tiba di ibu kota Provinsi Taiyuan. Sumursumur di desa terdekat telah
diracun oleh Boxers yang bertekad meninggalkan kaum barbar itu hanya tanah
tandus.
Kaisar dan aku terserang luka lepuh di sekitar mulut akibat serangan virus. Dan
kami telah kehabisan obat-obatan. Sangat konyol mendengar nasihat tabib
untuk menyeimbangkan asupan makan saat kami nyaris tak bisa menemukan
makanan. Kami sudah begitu terbiasa tak memiliki meja dan kursi; kami makan
dengan berjongkok dan tak lagi merasa terganggu oleh serangan kutu.
Saat musim gugur tiba, udara jadi begitu dingin pada malam hari. Guanghsu
dan aku terserang batuk seratus hari dan kehilangan suara kami. Kami selalu
berusaha makan tiap hari, tetapi sering pula harihari kami lalui tanpa makan
sama sekali. Kaisar membantu mengubur beberapa kasim yang dia sukai. Untuk
kali pertama, anakku menumbuhkan rasa belas kasih pada orangorang di
bawahnya. Perjalanan yang keras telah mengguncangnya sekaligus
mendidiknya. Meskipun kesehatannya tidak baik, kondisi mentalnya tampak
membaik. Dia mencatat apa yang dia lihat di jalan dan terus sibuk menulis
dalam jurnalnya.
Li Lienying jadi panik ketika persediaan makan dan minum kami habis.
Gubernur Shantung, Yuan Shihkai-lah, datang pada waktunya dengan membawa
perlengkapan yang dibutuhkan. Anakku berbicara dengan lelaki yang dulu
disebutnya pengkhianat sejak reformasinya gagal. Meskipun dia tak akan
melupakan Yuan Shihkai atas pengkhianatan terhadap dirinya, Guanghsu
menunjukkan rasa terima kasihnya. Kami menyantap sup biji teratai yang sedap
dan kue dadar ayambawang hingga perut kami penuh, sampaisampai kami harus
membaringkan punggung kami hanya untuk bernapas.
Pada 1 Oktober, kami meninggalkan Taiyuan menuju Tung-kuan. Mengarah ke
barat yang seharusnya tinggal seratus sepuluh kilometer lagi, kami berjalan
melewati Provinsi Shanhsi untuk tiba di Sian, negara bagian Muslim yang masih
dikuasai oleh loyalis Jenderal Tung. Walau Dewan Istana meyakini bahwa kami
pasti bisa mengatasi mereka, Kaisar dan aku jadi mencurigai para Pengawal
Kerajaannyaorangorang yang hanya mengakui kekuasaan jenderal Tung.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sisir giokku hilang. Li Lienying, yang biasa membawanya, memercayai sisir itu
dicuri saat dia sedang tidur. Dia mengutuki dan bersumpah akan menangkap
pencurinya. Kukatakan padanya aku tak keberatan meminjam sisir orang lain,
tetapi Li Lienying menolaknya: Aku tak mau kau akhirnya mendapatkan
telurtelur kutu dari orang lain.
Saat kami tiba di Tungkuan, aku menerima telegram dari Li Hungchang yang
melaporkan bahwa proses negosiasi menemui jalan buntu. Pihak Sekutu
meminta kita menuniukkan bukti hukuman yang dijatuhkan, tulis Li.
Aku diharapkan menyerahkan Jenderal Tung dan Pangeran Ts'eng. Ebook by :
Hendri Kho by Dewi KZ
http://kangzusi.com/ Aku tak pernah merasa
dipermainkan seperti ini. Betapapun aku mencari alasan yang tepat, aku akan
menakhianati rakyatku sendiri.
Baru saat Yung Lu tiba, Jenderal Tung menuruti perintah Kaisar untuk
mengurangi kekuatan pasukannya sejumlah lima ribu personel. Dia menarik
mundur pasukannya dengan kejauhan sebagaimana yang diminta Sekutu, ke
luar Kota Peking, yang artinya kelemahan lagi di pihak kami.
Li Hungchang mengirim transkrip dari negosiasi hari itu sebagai jawaban atas
keluhanku atas tuntutan pihak asing:
SEKUTU:
Tidakkah orangorang seperti Pangeran Ts'eng dan orangorang
TopiBesinya pantas mendapatkan hukuman mati?
LI:

Mereka tak berhasil meraih tujuannya.

SEKUTU:
kedutaan.

Enam puluh orang terbunuh dan seratus enam puluh terluka di

LI:
Jumlah kematian orangorang TopiBesi, Boxers, dan warga sipil Cina
mencapai ribuan.
SEKUTU:
Apa yang akan kaulakukan jika Pangeran Wales dan
sepupusepupu Ratu telah menyerang menteri Cina di London?
LI:

TopiBesi bukanlah orangorang pandai.

Di bawah tekanan Li Hungchang, pada 13 November, kukeluarkan dekrit yang


mengumumkan hukuman. Pangeran Ts'eng Junior dan saudarasaudaranya
dipenjara seumurhidup di Mukelen, dekat Manchuria. Sepupu-sepupunya akan
ditempatkan dalam tahanan rumah atau mendapatkan penurunan jabatan dan
akan kehilangan seluruh hak istimewa mereka. Hukuman bagi mantan Gubernur

http://ac-zzz.blogspot.com/
Shantung diabaikan karena dia telah meninggal. Gubernurgubernur lain yang
gagal melindungi para misionaris Kristen akan dibuang seumur hidup,
diasingkan ke perbatasan terpencil di Turkistan, dan dihukum kerja paksa.
Tuan Pedang Merah dan dua pemimpin lainnya, yang merupakan kerabat jauh
kerajaan, akan dieksekusi. Pihak Sekutu menganggap hukuman itu tidak cukup.
Mereka menyebut bahwa apa yang baru terjadi di Cina, tak pernah ditemui
dalam sejarah manusia, kejahatan melawan hukumhukum negara, melawan
hukumhukum kemanusiaan, dan melawan peradaban.
Aku tak punya pilihan lain selain mengeluarkan dekrit lain yang menjatuhkan
hukuman lebih keras. Aku gagal memuaskan Sekutu sekali lagi karena
katakataku tak mereka percayaidan aku jelas akan mencari jalan untuk
membantu para kriminal itu menghindari hukuman.
Demi membuktikan diriku sendiri, aku mengundang media massa asing untuk
menyaksikan sebuah eksekusi terbuka yang akan diadakan di pasar sayur di
Jalan Penjual Hijau di pusat Kota Peking.
Penduduk lokal menderita rasa malu luar biasa saat orangorang asing yang
tinggi, berhidung mancung, dan berambut pirang datang dengan kamera potret
mereka. Mustahil mengetahui berapa besar upah yang dibayar bagi para algojo
itu, George Morrison dari harian Times menulis tentang kejadian itu. Dua alas
ditaruh. Ada keramaian besar, beragam wartawan, dan juru potret yang sibuk
mengambil foto. Jarang terjadi sebuah eksekusi disaksikan oleh begitu banyak
kebangsaan .... Satu tebas untuk tiap kasusnya sudah mencukupi.
Para wartawan bersorak saat batok kepala menggelinding.
Aku merasa sangat malu.
Atas permintaan Sekutu, kuperintahkan eksekusi dari sepuluh tambahan
pemimpin Boxers. Kecuali dua pemenggalan yang diadakan secara terbuka,
sisanya kuberikan kesempatan bunuhdiri secara terhormat.
Anggota keluarga datang memohon keselamatan nyawa orangorang yang
mereka kasihi. Yang Mulia mendukung Boxers, mereka menangis, berkumpul
di luar istanaku. Petisi mereka ditulis dengan darah.
Aku bersembunyi di balik gerbangku, mengintip keluar seperti seorang
pengecut. Kukirim Li Lienying untuk memberikan istri dan anakanak mereka
sejumlah tael untuk musim dingin. Mustahil memaafkan diriku sendiri.
Li Hungchang berdebat majumundur dengan Sekutu terkait nyawa Jenderal
Tung. Mereka akhirnya menyerah hanya setelah pemahaman diraih, bahwa
Jenderal itu akan berguna untuk menjamin kestabilan di barat laut Cina. Tung

http://ac-zzz.blogspot.com/
dicopot dari jabatannya, tetapi dia tetap diperbolehkan mempertahankan gelar
Panglima Kansu jika dia meninggalkan ibu kota segera dan selamanya.
Yung Lu mengumpulkan sejumlah uang dari dana Angkatan Bersenjatanya dan
mengirim tael itu ke Jenderal Tung. Jumlah itu akan mencegahnya dari
menyulut pemberontakan kembali.
Kaisar Guanghsu dan aku menerima Artikel Dua Belas, sebagaimana ia disebut,
dari negaranegara sekutu, menyangkut prasyarat akhir. Anggotaanggota
Penasihat Klan dan Dewan Istana mengirim telegram pada Li Hungchang untuk
meminta pengubahan substansial. Li menjawab bahwa dia tidak bisa melakukan
apa pun lagi. Sikap kekuatan asing begitu tegas dan muatannya tak terbuka
untuk diskusi, ujarnya. Pihak Sekutu telah mengancam untuk membatalkan
negosiasi dan menyuruh pasukan mereka untuk maju.
Pada musim semi 1901, Kaisar dan aku memberi izin bagi Li Hungchang untuk
menerima persyaratan itu. Tak ada katakata yang bisa digunakan untuk
menggambarkan rasa malu dan sakitku. Pada waktu bersamaan, aku
mengetahui bahwa Li sedang sakit parah, begitu sakitnya hingga dia harus
dibantu oleh para pelayannya ke meja perundingan. Li tidak mengungkapkan
pada saat itu akan hal yang paling mengecewakanku: bahwa Sekutu awalnya
memintaku mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan dan
mengembalikan kekuasaan Kaisar Guanghsu; bahwa seluruh pendapatan Cina
akan dikumpulkan oleh menteri luar negeri; dan bahwa urusan militer Cina
akan diawasi oleh orang asing.
Apa yang telah kuraih jauh dari harapan, bunyi memorandum Li. Alasan aku
tergesa menandatanganinya adalah karena aku takut waktuku hampir habis.
Alangkah sayangnya jika aku mati sebelum menyelesaikan tugas yang
dipercayakan oleh Yang Mulia padaku.
Pada 7 September 1901, setelah membuat Cina jatuh berlutut, Sekutu
menandatangani kesepakatan perdamaian. Aku akan menderita siksa abadi
karena Cina dipaksa meminta maaf pada Jerman dan Jepang, yang artinya ganti
rugi yang sangat besar dan penyerahan kekayaan alam. Cina diperintahkan
menghancurkan fasilitasfasilitas pertahanannya sendiri dan harus menerima
kehadiran militer asing secara permanen di Peking.
44
SUATU PAGI PADA 6 OKTOBER, Sekutu mulai menarik diri dari Peking dan aku
bisa berangkat meninggalkan Sian menuju kediamanku. Iringiringan kami akan
menempuh perjalanan sejauh seribu seratus kilometer dalam perjalanan

http://ac-zzz.blogspot.com/
pulang. Setelah hampir setahun di pengasingan, semua upaya dikerahkan untuk
mengembalikan harga diri. Tak ada tidur secara kasar kali ini. Guanghsu dan
aku masingmasing menaiki kereta tertutup berhias bendera dan panjipanji.
Kami dikelilingi pasukan berkuda dalam balutan sutra memukau.
Gubernurgubernur provinsi diberitahukan tentang iringiringan kami dan
memastikan setiap jengkal tanah bersih dari bebatuan. Dalam sebuah upacara
untuk mengusir rohroh jahat, kasim-kasim berjalan di depan menyapu jalanan
dan menabur serpih kapur kuning untuk mengundang rohroh baik. Setiap kami
berhenti untuk istirahat atau bermalam, perjamuan diadakan. Anggota Dewan
Istana bersulang atas keberuntungannya lepas dari cobaan berat.
Namun, aku tak bisa menahan rasa sedihku.
Cina telah mendapatkan tendangan keras dan beban berat utang akan terus
membuat kami berlutut hingga waktu yang tak terhitung. Tetapi menurut Li
Hungchang, bukanlah belas kasih dari kekuatan Baratlah yang telah mengurangi
tuntutannya. Yang mereka harapkan adalah gagasan bahwa Cina suatu hari
nanti akan menjadi pangsa pasar yang luas. Naluri bisnis mereka mengatakan
untuk tidak menanam benih kebencian di hati rakyat Cinapara pelanggan
masa depan merekaatau untuk menghancurkan kemampuan beli Cina atas
barangbarang asing. Pemerintahku merupakan alat yang berguna, terutama
ketika kekuatan asing mempertimbangkan kemungkinan Guanghsu dijadikan
sebagai kaisar boneka.
Guanghsu tak pernah mengatakan bahwa dirinya ingin mundur, tetapi
tindakannya menunjukkan demikian. Dia adalah tahanan dalam tandunya
sendiri. Naluriku mengatakan bahwa dia merasa begitu terperangkap, hingga
tak mau lagi mencari jalan keluarnya.
Aku berusaha menjelaskan padanya tentang mengawali proses peralihan bentuk
pemerintahan kita ke bentuk republik. Aku mulai dengan mengatakan,
Sebagaimana kau sendiri bisa lihat, upaya kita tak banyak hasilnya.
Tanggapan Guanghsu hanya, Semua terserah padamu, Ibu.
Tetapi aku ingin tahu pendapatmu, desakku.
Aku tak tahu apa yang kupikirkan, ujarnya. Hal terbesar yang kuketahui
menjadi Kaisar Cina adalah bahwa aku tak tahu apaapa.
Memang mudah dewi-kz berpurapura matiAku harus memaksa untuk menelan
katakata itu ke dalam tenggorokanku.
Menjadi republik akan membuatmu lebih berkuasa daripada sekarang. Aku
menghela napas dan melanjutkan.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Kekaisaran Jepang tumbuh makmur dan Cina pun bisa.
Anakku memberi tatapan letih dan mendesah.
Pergi bolakbalik dari ibu kota, Yung Lu bersemangat membahas kandidat yang
akan memimpin parlemen yang diajukan.
Aku tak mempertimbangkan orang lain saat Li Hun-chang dan kaulah yang
menjaga langit Cina dari keruntuhan, ujarku padanya. Bukankah jabatan
barumu sekarang sebagai Perdana Menteri Cina?
Benar, untuk saat ini. Tetapi aku ingin mengingatkan Yang Mulia bahwa Li
Hungchang dan aku sudah memasuki usia tujuh puluhan dan dalam kesehatan
yang kurang baik.
Kita bertiga tampaknya berada di perahu yang sama, sayangnya.
Kami saling tersenyum dan kutanyakan siapa yang ada di pikirannya.
Yuan Shihkai, ujar Yung Lu. Li Hungchang dan aku telah mempertimbangkan
beberapa nama dan pilihan kami berujung padanya.
Tentu aku kenal dengan Yuan Shihkai, yang barubaru ini datang membantuku
dalam perjalanan kami menuju pengasingan. Dia telah mengukir prestasinya di
Barat Daya pada masa Perang CinaJepang. Setelah kembali dari Indocina, dia
ditunjuk oleh Li untuk mengambil alih Angkatan Bersenjata Utara selaku
panglima mudanya. Yuan terkenal akan gaya mengajarnya yang tepatsasaran.
Beberapa tahun kemudian, saat Yung Lu menggabungkan kekuatannya dengan
Angkatan Bersenjata Utara dan membentuk Angkatan Bersenjata Baru, Yuan
ditunjuk sebagai Komandannya.
Yuan Shihkai telah membuktikan kesetiaannya padaku dengan menyelamatkan
nyawaku di tengah kekacauan reformasi Seratus Hari. Dia dipromosikan ke
jabatan Gubernur Senior dan menanggungjawabi provinsiprovinsi kunci,
sementara tetap memegang peran militernya. Bekerja bersama Li Hungchang
dan Yung Lu, Yuan telah belajar dari guruguru terbaik.
Peristiwa terkini juga telah menjadikan Yuan Shihkai sebagai tokoh yang
dikenal di Cina. Menurut persyaratan dari persetujuan traktat, Cina tak
diizinkan memiliki kehadiran militer di wilayah Peking yang lebih luas. Selain
menanggung hina, persyaratan itu membuat mereka yang semestinya berkuasa
segera akan merasa berada dalam posisi lemah dan tak masukakal.
Yuan mempelajari isi traktat itu dan hukum intemasional, serta memunculkan
gagasan untuk mendirikan kepolisian Cina. Tak ada butir dalam perjanjian

http://ac-zzz.blogspot.com/
yang menyatakan bahwa Cina tak bisa memiliki penegak hukumnya, dia
menyatakan dalam proposalnya.
Beberapa minggu setelah aku menyatakan persetujuanku atas usulnya, Yuan
Shihkai menyamarkan tentaranya dengan seragam polisimereka tampak
seperti anggota Kepolisian Inggris. Dalam seragam canggihnya, anak buahnya
berpatroli sepanjang pesisir dan berjalan mengelilingi kedutaan di Peking. Para
wartawan asing yang memiliki maksud buruk tak bisa mengomentari apa pun
akan hal itu.
Berkat Yuan Shihkai, aku sekarang bisa tidur.
Ketika arakarakan kepulangan tiba di kota dekat Tientsin, aku menaiki kereta,
yang masih menjadi pengalaman baru untukku. Lokomotif menarik dua puluh
satu kereta mengagumkan yang diberikan pada negara oleh Yuan Shihkai.
Ruangan bergerak adalah sebutan dari Li Lienying. Keretaku memiliki dinding
dilapisi sutra, sofa empuk, dan wastafel porselen yang menempel di dinding
dengan keran air panas dan dingin. Kereta ini bahkan memiliki toiletnya
sendiri.
Walaupun Guanhsu tak memberikan pendapatnya mengenai kepemimpinan
Yuan Shihkai dalam parlemen, dia mengerti bahwa kami tidak memilihnya
karena dia kenalan pribadi. Impian Yuan akan kemakmuran Cina adalah yang
terpenting. Kami sudah mulai mengandalkannya untuk melaksanakan dekrit.
Aku menyaksikan perjuangan anakku melawan dirinya sendirilogika melawan
perasaannya. Sering kali, suasana hati Guanghsu yang buruk akan kembali.
Aku lebih baik mati daripada mendukung pengkhianat ucapnya. Dia akan
memecahkan piringpiring dan menendangi kursinya.
Ini masalah memanfaatkan talenta dengan baik ujarku padanya. Kau boleh
saja menggantinya jika kautemukan orang yang lebih baik.
Saat kutahu Yung Lu jatuh pingsan dalam perjalanannya untuk bergabung
dengan kami di Tientsin, kukirimkan pesan doa agar kesehatannya segera pulih
dan meminta agar dia segera datang begitu kondisinya memungkinkan. Ketika
Yung Lu memasuki mobil pribadiku, ditemani dengan tabibnya, dia tersenyum
dan berujar, Aku telah ditendang keluar oleh dewa kematian! Dia berusaha
terdengar seolah tak pernah sakit. Mungkin karena aku belum makan dan
Neraka tak mau menerima hantu yang lapar.
Jangan pernah kautinggalkan aku. Aku tak bisa menahan air mataku.
Yah, aku juga tak diberi tahu jika tubuhku memilih untuk berhenti.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Bagaimana kondisimu?
Aku baikbaik saja. Tetapi dadaku bersiul seperti bunyi harpaangin. [Wind
harpa atau aeolian harp adalah alat musik berbentuk kotak dengan senar
berukuran sama yang membunyikan satu nada saat angin bertiup melewatinya.
Populer pada abad ke19.]
Itu paru-parumu.
Dia mengangguk. Karenanya, itu membuat masalah penggantian diriku jadi
penting. Kaubutuh bantuan dari Li Hungchang dan aku untuk membujuk Dewan
Istana agar menerima Yuan Shihkai.
Tetapi Guanghsu membencinya.
Yung Lu mendesah. Ya, aku tahu.
Dan Li Hungchang belum mengirimkan konfirmasi untuk Yuan, ujarku.
Apakah dia memiliki pertimbangan lain yang menahannya?
Li khawatir akan loyalitas Yuan setelah kepergianku. Dia meyakini bahwa Yuan
Shihkai kemungkinan tak akan mau mengabdi pada orang yang lebih rendahpikirannya.
Guanghsu? Beraniberaninya dia!
Yah, mungkin bukan lebih rendahpikirannya, tetapi lebih kurang motivasi.
Kaisar tidak bisa memberi inspirasi dan dia tidak peduli.
Aku tak bisa menyangkalnya. Itulah kemalanganku.
Aku mendesah. Tetapi dia anakku.
Bagaimana mungkin Guanghsu mengharapkan loyalitas Yuan? tanya Yung Lu.
Yuan Shihkai merupakan pilihan kita karena apa yang bisa dia berikan untuk
Cina. Tetapi begitu kau pergi, Yuan bisa berhenti menganggap Cina sebagai
Cina kepunyaan anakmu.
Apakah itu pula yang ditakuti Li Hungchang?
Yung Lu mengangguk.
Apa yang harus kulakukan?
Itu terserah pada Guanghsu untuk membiarkan Yuan Shihkai tahu siapa Kaisar
sesungguhnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Saat keretaku berangkat menuju Stasiun Paoting Peking, aku mendapatkan


kabar bahwa Li Hungchang telah meninggal.
Kelompok pemusik yang menyambut kedatangan kereta sedang memainkan
musik ceria saat kurir itu menjatuhkan dirinya ke depan kakiku. Aku harus
menyuruh lelaki itu mengulang pesannya sebanyak tiga kali. Pikiranku jadi
kosong selagi aku berusaha menahan emosiku.
Li Hungchang tidak meninggal! Aku terusmenerus menekankan. Dia tak bisa
meninggal!
Li Lienying menahan lenganku untuk menjagaku agar tidak terjatuh. Dinasti
Manchu sebagaimana kukenal telah berakhir.
Yuan Shihkai datang menemui Yang Mulia, seseorang mengumumkan.
Yuan muncul di hadapanku mengenakan pakaian berkabung putihnya. Dia
mengonfirmasi kabar kematian itu. Raja Muda telah lama sakit, dia berucap
dengan keyakinan. Dia terus memaksakan dirinya sampai proses negosiasinya
tuntas.
Mengapa aku tak diberitahukan lebih awal akan kondisi kritisnya? tanyaku.
Raja Muda tak ingin kau diberi tahu. Dia takut kau akan menghentikan
tugasnya jika diberi tahu.
Duduk di kursi sinagasana buatanku, kutanyakan apakah Kaisar telah diberi
tahu dan jika Li Hungchang meninggalkan pesan buatku. Yuan Shihkai
menjawab bahwa Raja Muda telah mengatur beberapa rencana sebelum
kematiannya, termasuk agar S.S. Huan mengambil alih tugas pendanaan
militer.
Aku tak ingat ketika Yuan Shihkai meninggalkanku. Yung Lu datang dan berkata
bahwa dia mengantarkan pesan terakhir temannya, Li Hungchang. Pesan itu
adalah konfirmasi finalnya pada Yuan Shihkai sebagai penggantinya.
Tampaknya selain diriku, hanya kekuatan Barat yang menyadari Li Hungchang
telah menjadi pemimpin sesungguhnya bagi Cina. Lilah yang telah melindungi
dan menjaga keutuhan Dinasti Manchu dan pengabdiannya telah membuatku
bertahan.
Aku tak perlu menggunakan imajinasiku untuk mengetahui bahwa proses
negosiasi yang demikian beratlah yang telah mengambil nyawa Li Hungchang.
Dia telah berjuang mempertahankan setiap inci dan setiap peser bagi

http://ac-zzz.blogspot.com/
kedaulatan Cina. Terlalu gegabah untuk menuduhnya sebagai pengkhianat. Dia
telah mengalami begitu banyak penghinaan dan rasa malu. Transkriptranskrip
negosiasi hariannya menunjukkan keberaniannya. Mungkin hanya generasi masa
mendatanglah yang bisa mengenali dan menghargai jasanya. Li Hungchang
maju ke meja perundingan dengan mengetahui dia tidak punya apa pun untuk
ditawarkan dan bahwa kerugian akan menjadi bagian dari setiap kesepakatan.
Negaraku diperkosa merupakan tanggapan pertamanya setelah menerima
draft traktat yang diajukan oleh kekuatan asing. Saat domba diserang oleh
segerombolan serigala, akankah serigalaserigala itu membiarkan domba untuk
berunding? Akankah sang domba membantu memutuskan bagaimana ia akan
dimakan nantinya?
Li Hungchang adalah seorang pakar bisnis dan kepandaiannya dalam berunding
telah menyelamatkan negaranya, tetapi dengan mengorbankan nyawanya.
Membagibagi Cina sama artinya dengan menciptakan negara Boxers baru, dia
memberi dalih kepada pihak asing saat mereka mengancam untuk
meninagalkan proses negosiasi. Menyuruh Ratu Yang Mulia untuk turun
membuat urusan bisnis memburuk karena semua orang di Cina akan memberi
tahu kalian bahwa Janda Kaisarlah, bukan Kaisar, yang akan memastikan semua
utang pada kalian terbayar lunas.
Li dengan sukarela mengambil peran sebagai kambing hitam agar Kaisar dan
aku bisa menyelamatkan harga diri kami.
Aku yakin Li memiliki penyesalan. Dia telah memberikanku begitu banyak,
tetapi yang bisa kuberikan sebagai balasannya hanyalah kekecewaan demi
kekecewaan. Sungguh mengherankan melihat dia belum menggulingkan rezim
Guanghsu. Dia tak akan memerlukan bala tentara untuk melakukannya. Selama
ini, dia sudah mengetahui kelemahanku. Integritas dan rasa kemanusiaannya
sungguh mengagumkanku. Dia adalah hadiah terbaik yang diberikan Langit pada
Dinasti Ch'ing.

45

PANJIPANJI SELAMAT DATANG di temboktembok Kota Terlarang menutupi


kerusakan yang diakibatkan oleh serangan artileri asing. Ketika tandu
mendekati istanaku, kulihat banyak patung dan ornamen yang telah dirusak
atau dicuri. Istana Laut, tempat semua barang berhargaku disembunyikan,
telah dijarah. Kantorkantor di Yingfai telah dibakar. Jarijari patung giokputih
Buddha patah. Panglima Komando Sekutu, Jenderal Count Waldersee dari

http://ac-zzz.blogspot.com/
Jerman, dikatakan telah tidur di ranjangku bersama seorang pelacur terkenal
bernama Kembang Emas.
Tak ingin diperingatkan akan penginjakan harga diriku, aku pindah ke Istana
Ketenangan yang paling sederhana, di ujung timur laut Kota Terlarang.
Lokasinya yang terpencil dan penampilannya yang tak terawat membuatnya
jadi satusatunya gedung yang tak dijamah oleh orangorang asing.
Tiga hari setelah kepulangan Dewan Istana, Guanghsu dan aku meneruskan
audiensi dan menerima utusanutusan asing. Kami berusaha memasang senyum
di wajah kami. Terkadang emosi kami lepas dan katakata tak terduga akan
tergelincir keluar. Akibatnya, penerjemah sering kali dipecat. Seorang Menteri
Luar Negeri di kemudian hari mengatakan raut wajahku seperti antara
menangis dan tersenyumsemacam seringai miring yang dia duga akibat
serangan stroke. Dia juga mendeteksi bengkak di seputar mata Yang Mulia
Ratu. Dia benaraku sering menangis pada malam hari. Yang lain menyadari
aku menggerakkan daguku dan terlihat sulit untuk duduk diam. Mereka juga
benar: Aku masih berusaha membebaskan diriku dari kutukutuku.
Aku memaksakan diriku untuk meminta maaf. Dengan upaya keras, aku berhasil
mengucapkan salam kebahagiaan dan kesehatan kepada para perwakilan asing
dan membubarkan mereka dengan anggukan anggun.
Saat nama Li Hungchang disebutkan pada audiensi-audiensi semacam itu, yang
sering kali terjadi, aku tak mampu mengendalikan air mataku.
Li Lienying terus mengawasiku dari dekat. Dia akan meminta waktu istirahat
dan membawaku ke belakang balairung dan di sanalah aku akan jatuh berlutut
dan menangis kencang. Dia menyimpan sebuah baskom berisi air dan peralatan
rias wajah di balik tirai. Aku berusaha tak menggosok mataku agar bengkaknya
mereda.
Anak perempuan Yung Lu akan menikah dan dia meminta restuku. Mempelai
prianya adalah Pangeran Ch'un Juniorputra bungsu saudariku dan saudara
Kaisar Guanghsu. Aku memiliki keraguan pada diri Ch'un, hingga baru-baru ini,
saat aku bertemu lagi dengannya. Ch'un baru saja kembali dari perjalanannya
ke Jerman untuk meminta maaf atas nama Kaisar atas kematian Baron van
Ketteler. Pangeran. Ch'un tampak banyak berubah. Dia tidak lagi begitu
memaksa dan lebih banyak mendengarkan. Untuk kali pertamanya, dia memuji
Li Hungchang dan mengakui serta menghargai pencapaian diplomatiknya. Aku
menyampaikan restuku tidak hanya karena Yung Lu telah menerima sebagai
menantunya, tetapi juga karena Pangeran Ch'un merupakan harapan terakhir
dari garis darah Dinasti.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku menghadiri pesta pernikahannya dan menemukan Yung Lu dan. istrinya,
Willow, tampak amat bahagia meskipun batuk Yung Lu semakin parah. Tak ada
seorang pun dari kami yang menyangka bahwa dia akan segera memperoleh
cucu, yang kelak menjadi Kaisar terakhir Cina.
Bukannya menghadirkan grup opera tradisional, para tamu dihibur dengan
pertunjukan. gambarbergerak tanpa suara yang menampilkan lomba pacuan
kuda. Gagasan itu datang dari Yuan Shihkai, tentu saja, yang telah meminjam
film itu dari seorang teman diplomatnya pada salah satu kedutaan. Itu
merupakan pengalaman menyenangkan bagiku. Awalnya, kukira apa yang kami
saksikan adalah bayangbayang hantu. Aku terusterusan memajumundurkan
kepalaku antara layar dan proyektor filmnya.
Yuan Shihkai memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta bantuanku. Dia
mengatakan, Yang Mulia, Angkatan Kepolisianku menemui kesulitan. untuk
mendisiplinkan pangeranpangeran kerajaan.
Kuberikan. Yuan izin menegakkan hukum dan sebaliknya kuminta padanya
untuk membantuku mengatasi skandal terbaru.
Muridmurid senior yang menentang kebijakanku untuk menghapuskan sistem
ujian kerajaan lama telah melancarkan protes di luar istanaku, ujarku.
Mereka menuntut agar aku menarik dukunganku terhadap sekolahsekolah
gayaBarat. Kemarin, tiga murid berusia tujuhpuluhtahun menggantung diri.
Yuan Shihkai memahami misinya. Dalam tempo seminggu, polisipolisinya
mengusir bersih para pengunjuk rasa.
Ketika Yung Lu sudah terlalu sakit untuk menghadiri audiensi, Yuan Shihkai
menggantikan posisinya. Aku tak terbiasa melihat orang lain menduduki tempat
Yung Lu dan sulit untuk tak mengacuhkan perasaan ganjil itu. Dewan Istana
tanpa Li Hungchang dan Yung Lu rasanya bukan seperti Dewan Istanaku.
Mungkin aku mulai merasakan bahwa tak lama lagi aku akan kehilangan Yung
Lu. Aku begitu rindu mendengarkan suaranya, tetapi dia tak bisa mendatangiku
dan etika melarangku untuk mengunjunginya di rumahnya. Willow berbaik hati
dengan terus memberi tahuku tentang kondisi suaminya, tetapi aku tak merasa
puas.
Aku tak pernah tak sesenang ini untuk menghadiri audiensi, tetapi situasinya
begitu rentan dan menuntut kehadiranku. Yuan Shihkai adalah seorang Cina
Han di tengahtengah Dewan Istana Manchu. Dia berkompeten, cerdas, dan
memiliki karisma, tetapi tetap saja, Kaisar Guanghsu menolak untuk sekadar
melihat ke arahnya saat berbicara padanya. Pangeran Ch'un juga tak akur
dengan Yuan. Perbedaan pendapat terkecil sekalipun bisa berubah jadi
pertikaian. Kedua pihak tak mau mengalah, kecuali jika aku ikut campur.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Pada pagi Februari 1902 yang sangat dingin, Robert Hart datang untuk sebuah
audiensi pribadi. Aku telah bertahun-tahun lamanya ingin bertemu dengan
orang ini. Aku bangun sebelum fajar terbit dan Li Lienying membantuku
berpakaian.
Menatap bayanganku di cermin, aku memikirkan apa yang akan kukatakan pada
lelaki Ingaris itu. Kita sudah akan bangkrut jika saja dia tak pandai
menjalankan jasa bea cukai yang telah menyumbangkan satu pertiga dari
pendapatan tahunan Cina. Bahkan Li Hungchang dan Yung Lu tak mampu
mengaturnya, jelasku pada Li Lien ying, karena separuh dari tugas Hart
adalah untuk mengumpulkan pajak dari pengusaha asing.
Robert Hart telah jadi teman baik Cina, ujar kasim. Aku bisa tahu Yang
Mulia pasti senang pada akhirnya bisa lihat seperti apa dirinya.
Tolong, jadikan aku sebaik yang kaubisa.
Bagaimana dengan tata rambut phoenix, Tuan Putri? Akan membutuhkan
waktu lebih lama dan berat perhiasannya mungkin akan membuat lehermu
sakit, tetapi itu akan sebanding dengan hasilnya.
Baiklah. Aku tak punya apaapa untuk menghargai Sir Robert. Penampilanku
akan mengungkapkan rasa terima kasihku, Andai aku lebih muda dan lebih
cantik.
Kau tampak mengagumkan, Tuan Putri. Satusatunya yang kauperlukan untuk
melengkapi penampilanmu adalah kuku panjang.
Kukuku belum tumbuh lagi semenjak kita meninggalkan Peking.
Aku punya ide, Tuan Putri. Mengapa tak kaukenakan sepasang kuku emasmu?
Pada pukul delapan, Sir Robert Hart diantar menuju balairung. Dia duduk
sepuluh kaki jaraknya dariku. Usianya enam puluh tujuh tahun. Kesan
pertamaku adalah dia tampak lebih seperti orang Cina daripada Inggris.
Badannya tak begitu tinggi dan tubuhnya tak sebesar yang kubayangkan.
Ukuran tubuhnya ratarata. Dia mengenakan jubah resmi kerajaan Cina
berwarna ungu berendaemas. Dia melakukan kowtow yang sempurna sembari
mendoakan keselamatan dan umur panjang dalam bahasa Mandarin fasih,
walaupun kusadari dia memiliki aksen Selatan.
Aku ingin sekali menanyakan banyak hal padanya, tetapi aku tak tahu
bagaimana memulainya. Karena ada beberapa pejabat dan menteri yang juga
hadir, aku tak bisa membicarakan apa yang ada di pikiranku begitu saja; aku

http://ac-zzz.blogspot.com/
harus berhatihati akan apa yang kukatakan pada orang asing. Aku mengawali
dengan formula basabasi kerajaan dan menanyakan perjalanannyawaktu
keberangkatannya, berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tiba di
Peking. Kutanyakan apakah perjalanannya lancear dan apakah cuacanya
menyenangkan. Aku juga menanyakan apakah dia sudah cukup makan dan
apakah tidurnya nyenyak.
Waktu dua puluh menit kami sudah hampir habis dan aku merasa belum
mengenal temanku dengan baik. Dia mengatakan padaku bahwa dia memiliki
kediaman di Peking, tetapi jarang berada di rumah karena kerjanya
menuntutnya untuk sering bepergian.
Setelah minum teh, aku memintanya untuk bergerak tiga langkah mendekat
demi menghormati tamuku, sekaligus aku ingin melihat wajahnya lebih jelas.
Lelaki itu memiliki mata lembut tetapi tajam. Aku menganggapnya lucu karena
dia tampaknya juga penasaran ingin melihat diriku lebih saksama. Mata kami
bertemu dan kami berdua tersenyum dan sedikit malu. Kubilang bahwa aku tak
bisa cukup mengucapkan terima kasihku atas apa yang telah diberikannya pada
Kaisar. Kukatakan padanya bahwa awalnya dia direkomendasikan oleh Pangeran
Kung, kemudian oleh Li Hungchang.
Aku mengagumi pengabdianmu ujarku. Kau telah bekerja untuk Cina selama
empat puluh satu tahun, benar?
Sir Robert tersentuh mengetahui aku mengingat tahun pengabdiannya.
Kau memiliki aksen Ningpo. Aku tersenyum. Apa kau pernah tinggal di
Selatan Cina? Aku dari Wuhu, di Provinsi Anhwei, tak jauh dari Ningpo.
Yang Mulia sangat perhatian. Aku mendarat di Ningpo saat kali pertama tiba di
Cina. Aku berusia dua puluh lima tahun saat itu dan jadi penerjemah murid.
Aku belum bisa meninggalkan gaya lamaku.
Aku senang dengan aksenmu, Sir Robert, Ujarku. Jangan pernah kau
perbaiki.
Seseorang selalu berusaha meninggalkan masa lalunya, tetapi dia tak akan
pernah bisa, ucapnya.
Kemudian waktu kami pun habis.
Pada 11 April 1903, aku terguncang oleh sebuah berita: Yung Lu telah
meninggal. Guanghsu dan aku tengah mempersiapkan sebuah proposal untuk
pembentukan pemerintahan parlemen saat kabar itu tiba. Aku merasa

http://ac-zzz.blogspot.com/
jantungku copot dan harus meminta anakku untuk menyelesaikan pemeriksaan
dokumendokumen yang ada. Li Lienying mengantarku ke ruangsamping tempat
aku bisa sendiri untuk sementara. Aku jadi pusing dan jatuh pingsan. Li
Lienying memanggilkan tabib. Guanghsu ketakutan. Dia mendatangi istanaku
dan menemaniku sepanjang malam.
Sebenarnya, Yung Lu telah menyiapkanku untuk menerima kematiannya sejak
berbulanbulan lalu. Dia telah bekerja tanpa kenal lelah dengan Kaisar yang tak
punya semangat, berusaha memuluskan hubungannya dengan Yuan Shihkai.
Baik kubu konservatif maupun radikal menggunakan teror sebagai cara untuk
memperoleh keinginannya. Sungguh sulit mengendalikan situasinya tanpa Li
Hungchang.
Tabib menemani Yung Lu pada saatsaat pertemuan kami di Kota Terlarang.
Dalam rangka mengenalkan Guanghsu dan aku pada orang yang dia percayai,
Yung Lu datang ke audiensi setiap harinya dan beberapa hari terakhir, dia
datang dengan menggunakan penyangga. Betapapun sakit dirinya, dia selalu
mengenakan jubah resminya dengan kerah putih yang kaku.
Bersamasama, kami menerima S.S. Huan, pria penghasil uang yang
direkomendasikan Li Hungchang dan yang hubungannya dengan Yuan Shihkai
akhirakhir ini tengah menjadi sensitif. Huan mengajukan proposal agar
tanggung jawab Yuan diperluas hingga menyangkut kepala perdagangan. Hal itu
menunjukkan adanya ketidakharmonisan antara keduanya. Yung Lu dan aku
mengerti ketakutan Huan terhadap Yuan Shihkai, yang Angkatan Kepolisiannya
digosipkan bertanggung jawab atas menghilangnya sejumlah rival kuatnya.
Di ranjang sakitnya, Yung Lu telah bicara dengan Yuan Shihkai dan S.S. Huan.
Kedua lelaki itu berjanji untuk berdamai dan menanggalkan perbedaan di
antara mereka.
Dua hari kemudian, Willow memberi tahuku akan kondisi kesehatan suaminya
yang memburuk. Dengan mengabaikan etika, aku pergi ke kediaman Yung Lu
dalam tanduku untuk menemuinya kali terakhir.
Yung Lu terlihat lemah dan kurus, kulitnya lebih pucat daripada seprai
putihnya. Tubuhnya terbaring kaku dan lurus, dengan kedua tangan di sisi
pahanya. Dia terserang stroke dan tak lagi dapat bicara. Matanya membuka
lebar dan bola matanya membesar.
Willow berterima kasih atas kedatanganku, kemudian meninggalkan kami. Aku
duduk di sisi Yung Lu dan berusaha bersikap tenang.
Dia mengenakan jubah keabadiannya. Di bawah topi upacaranya, rambutnya
diminyaki dan diwarnai hitam mengilat.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Aku mendekat dan menyentuh wajahnya. Susah untuk tak menangis dan aku
memaksakan diriku untuk tersenyum. Kau akan pergi dalam perjalanan
berburu dan aku akan bergabung denganmu. Aku akan menyiapkan busurnya
dan kau akan menembak. Aku ingin kau membawakanku bebek liar, kelinci dan
rusa. Mungkin bukan rusa, melainkan babi liar. Aku akan membuat api unggun
dan membakar hasil buruanmu. Kita akan minum anggur ubi manis dan kita
akan berbincang
Air mata menggenangi matanya.
Tetapi kita tak akan berbincang tentang Boxers atau kedutaan, tentu saja.
Hanya kenangankenangan manis kita bersama. Kita akan bicara tentang
temanteman kita, Pangeran Kung dan Li Hungchang. Aku akan mengatakan
padamu betapa rindunya aku saat kau pergi ke Sinkiang. Kau berutang tujuh
tahun yang manis padaku. Kau sudah tahu ini, tetapi aku akan tetap
mengatakannya padamu: Aku perempuan yang bahagia saat bersamamu.
Air mata perlahan turun dari ujung matanya.

45

PANJIPANJI SELAMAT DATANG di temboktembok Kota Terlarang menutupi


kerusakan yang diakibatkan oleh serangan artileri asing. Ketika tandu
mendekati istanaku, kulihat banyak patung dan ornamen yang telah dirusak
atau dicuri. Istana Laut, tempat semua barang berhargaku disembunyikan,
telah dijarah. Kantorkantor di Yingfai telah dibakar. Jarijari patung giokputih
Buddha patah. Panglima Komando Sekutu, Jenderal Count Waldersee dari
Jerman, dikatakan telah tidur di ranjangku bersama seorang pelacur terkenal
bernama Kembang Emas.
Tak ingin diperingatkan akan penginjakan harga diriku, aku pindah ke Istana
Ketenangan yang paling sederhana, di ujung timur laut Kota Terlarang.
Lokasinya yang terpencil dan penampilannya yang tak terawat membuatnya
jadi satusatunya gedung yang tak dijamah oleh orangorang asing.
Tiga hari setelah kepulangan Dewan Istana, Guanghsu dan aku meneruskan
audiensi dan menerima utusanutusan asing. Kami berusaha memasang senyum
di wajah kami. Terkadang emosi kami lepas dan katakata tak terduga akan
tergelincir keluar. Akibatnya, penerjemah sering kali dipecat. Seorang Menteri
Luar Negeri di kemudian hari mengatakan raut wajahku seperti antara

http://ac-zzz.blogspot.com/
menangis dan tersenyumsemacam seringai miring yang dia duga akibat
serangan stroke. Dia juga mendeteksi bengkak di seputar mata Yang Mulia
Ratu. Dia benaraku sering menangis pada malam hari. Yang lain menyadari
aku menggerakkan daguku dan terlihat sulit untuk duduk diam. Mereka juga
benar: Aku masih berusaha membebaskan diriku dari kutukutuku.
Aku memaksakan diriku untuk meminta maaf. Dengan upaya keras, aku berhasil
mengucapkan salam kebahagiaan dan kesehatan kepada para perwakilan asing
dan membubarkan mereka dengan anggukan anggun.
Saat nama Li Hungchang disebutkan pada audiensi-audiensi semacam itu, yang
sering kali terjadi, aku tak mampu mengendalikan air mataku.
Li Lienying terus mengawasiku dari dekat. Dia akan meminta waktu istirahat
dan membawaku ke belakang balairung dan di sanalah aku akan jatuh berlutut
dan menangis kencang. Dia menyimpan sebuah baskom berisi air dan peralatan
rias wajah di balik tirai. Aku berusaha tak menggosok mataku agar bengkaknya
mereda.
Anak perempuan Yung Lu akan menikah dan dia meminta restuku. Mempelai
prianya adalah Pangeran Ch'un Juniorputra bungsu saudariku dan saudara
Kaisar Guanghsu. Aku memiliki keraguan pada diri Ch'un, hingga baru-baru ini,
saat aku bertemu lagi dengannya. Ch'un baru saja kembali dari perjalanannya
ke Jerman untuk meminta maaf atas nama Kaisar atas kematian Baron van
Ketteler. Pangeran. Ch'un tampak banyak berubah. Dia tidak lagi begitu
memaksa dan lebih banyak mendengarkan. Untuk kali pertamanya, dia memuji
Li Hungchang dan mengakui serta menghargai pencapaian diplomatiknya. Aku
menyampaikan restuku tidak hanya karena Yung Lu telah menerima sebagai
menantunya, tetapi juga karena Pangeran Ch'un merupakan harapan terakhir
dari garis darah Dinasti.
Aku menghadiri pesta pernikahannya dan menemukan Yung Lu dan. istrinya,
Willow, tampak amat bahagia meskipun batuk Yung Lu semakin parah. Tak ada
seorang pun dari kami yang menyangka bahwa dia akan segera memperoleh
cucu, yang kelak menjadi Kaisar terakhir Cina.
Bukannya menghadirkan grup opera tradisional, para tamu dihibur dengan
pertunjukan. gambarbergerak tanpa suara yang menampilkan lomba pacuan
kuda. Gagasan itu datang dari Yuan Shihkai, tentu saja, yang telah meminjam
film itu dari seorang teman diplomatnya pada salah satu kedutaan. Itu
merupakan pengalaman menyenangkan bagiku. Awalnya, kukira apa yang kami
saksikan adalah bayangbayang hantu. Aku terusterusan memajumundurkan
kepalaku antara layar dan proyektor filmnya.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Yuan Shihkai memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta bantuanku. Dia
mengatakan, Yang Mulia, Angkatan Kepolisianku menemui kesulitan. untuk
mendisiplinkan pangeranpangeran kerajaan.
Kuberikan. Yuan izin menegakkan hukum dan sebaliknya kuminta padanya
untuk membantuku mengatasi skandal terbaru.
Muridmurid senior yang menentang kebijakanku untuk menghapuskan sistem
ujian kerajaan lama telah melancarkan protes di luar istanaku, ujarku.
Mereka menuntut agar aku menarik dukunganku terhadap sekolahsekolah
gayaBarat. Kemarin, tiga murid berusia tujuhpuluhtahun menggantung diri.
Yuan Shihkai memahami misinya. Dalam tempo seminggu, polisipolisinya
mengusir bersih para pengunjuk rasa.
Ketika Yung Lu sudah terlalu sakit untuk menghadiri audiensi, Yuan Shihkai
menggantikan posisinya. Aku tak terbiasa melihat orang lain menduduki tempat
Yung Lu dan sulit untuk tak mengacuhkan perasaan ganjil itu. Dewan Istana
tanpa Li Hungchang dan Yung Lu rasanya bukan seperti Dewan Istanaku.
Mungkin aku mulai merasakan bahwa tak lama lagi aku akan kehilangan Yung
Lu. Aku begitu rindu mendengarkan suaranya, tetapi dia tak bisa mendatangiku
dan etika melarangku untuk mengunjunginya di rumahnya. Willow berbaik hati
dengan terus memberi tahuku tentang kondisi suaminya, tetapi aku tak merasa
puas.
Aku tak pernah tak sesenang ini untuk menghadiri audiensi, tetapi situasinya
begitu rentan dan menuntut kehadiranku. Yuan Shihkai adalah seorang Cina
Han di tengahtengah Dewan Istana Manchu. Dia berkompeten, cerdas, dan
memiliki karisma, tetapi tetap saja, Kaisar Guanghsu menolak untuk sekadar
melihat ke arahnya saat berbicara padanya. Pangeran Ch'un juga tak akur
dengan Yuan. Perbedaan pendapat terkecil sekalipun bisa berubah jadi
pertikaian. Kedua pihak tak mau mengalah, kecuali jika aku ikut campur.
Pada pagi Februari 1902 yang sangat dingin, Robert Hart datang untuk sebuah
audiensi pribadi. Aku telah bertahun-tahun lamanya ingin bertemu dengan
orang ini. Aku bangun sebelum fajar terbit dan Li Lienying membantuku
berpakaian.
Menatap bayanganku di cermin, aku memikirkan apa yang akan kukatakan pada
lelaki Ingaris itu. Kita sudah akan bangkrut jika saja dia tak pandai
menjalankan jasa bea cukai yang telah menyumbangkan satu pertiga dari
pendapatan tahunan Cina. Bahkan Li Hungchang dan Yung Lu tak mampu
mengaturnya, jelasku pada Li Lien ying, karena separuh dari tugas Hart
adalah untuk mengumpulkan pajak dari pengusaha asing.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Robert Hart telah jadi teman baik Cina, ujar kasim. Aku bisa tahu Yang
Mulia pasti senang pada akhirnya bisa lihat seperti apa dirinya.
Tolong, jadikan aku sebaik yang kaubisa.
Bagaimana dengan tata rambut phoenix, Tuan Putri? Akan membutuhkan
waktu lebih lama dan berat perhiasannya mungkin akan membuat lehermu
sakit, tetapi itu akan sebanding dengan hasilnya.
Baiklah. Aku tak punya apaapa untuk menghargai Sir Robert. Penampilanku
akan mengungkapkan rasa terima kasihku, Andai aku lebih muda dan lebih
cantik.
Kau tampak mengagumkan, Tuan Putri. Satusatunya yang kauperlukan untuk
melengkapi penampilanmu adalah kuku panjang.
Kukuku belum tumbuh lagi semenjak kita meninggalkan Peking.
Aku punya ide, Tuan Putri. Mengapa tak kaukenakan sepasang kuku emasmu?
Pada pukul delapan, Sir Robert Hart diantar menuju balairung. Dia duduk
sepuluh kaki jaraknya dariku. Usianya enam puluh tujuh tahun. Kesan
pertamaku adalah dia tampak lebih seperti orang Cina daripada Inggris.
Badannya tak begitu tinggi dan tubuhnya tak sebesar yang kubayangkan.
Ukuran tubuhnya ratarata. Dia mengenakan jubah resmi kerajaan Cina
berwarna ungu berendaemas. Dia melakukan kowtow yang sempurna sembari
mendoakan keselamatan dan umur panjang dalam bahasa Mandarin fasih,
walaupun kusadari dia memiliki aksen Selatan.
Aku ingin sekali menanyakan banyak hal padanya, tetapi aku tak tahu
bagaimana memulainya. Karena ada beberapa pejabat dan menteri yang juga
hadir, aku tak bisa membicarakan apa yang ada di pikiranku begitu saja; aku
harus berhatihati akan apa yang kukatakan pada orang asing. Aku mengawali
dengan formula basabasi kerajaan dan menanyakan perjalanannyawaktu
keberangkatannya, berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tiba di
Peking. Kutanyakan apakah perjalanannya lancear dan apakah cuacanya
menyenangkan. Aku juga menanyakan apakah dia sudah cukup makan dan
apakah tidurnya nyenyak.
Waktu dua puluh menit kami sudah hampir habis dan aku merasa belum
mengenal temanku dengan baik. Dia mengatakan padaku bahwa dia memiliki
kediaman di Peking, tetapi jarang berada di rumah karena kerjanya
menuntutnya untuk sering bepergian.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Setelah minum teh, aku memintanya untuk bergerak tiga langkah mendekat
demi menghormati tamuku, sekaligus aku ingin melihat wajahnya lebih jelas.
Lelaki itu memiliki mata lembut tetapi tajam. Aku menganggapnya lucu karena
dia tampaknya juga penasaran ingin melihat diriku lebih saksama. Mata kami
bertemu dan kami berdua tersenyum dan sedikit malu. Kubilang bahwa aku tak
bisa cukup mengucapkan terima kasihku atas apa yang telah diberikannya pada
Kaisar. Kukatakan padanya bahwa awalnya dia direkomendasikan oleh Pangeran
Kung, kemudian oleh Li Hungchang.
Aku mengagumi pengabdianmu ujarku. Kau telah bekerja untuk Cina selama
empat puluh satu tahun, benar?
Sir Robert tersentuh mengetahui aku mengingat tahun pengabdiannya.
Kau memiliki aksen Ningpo. Aku tersenyum. Apa kau pernah tinggal di
Selatan Cina? Aku dari Wuhu, di Provinsi Anhwei, tak jauh dari Ningpo.
Yang Mulia sangat perhatian. Aku mendarat di Ningpo saat kali pertama tiba di
Cina. Aku berusia dua puluh lima tahun saat itu dan jadi penerjemah murid.
Aku belum bisa meninggalkan gaya lamaku.
Aku senang dengan aksenmu, Sir Robert, Ujarku. Jangan pernah kau
perbaiki.
Seseorang selalu berusaha meninggalkan masa lalunya, tetapi dia tak akan
pernah bisa, ucapnya.
Kemudian waktu kami pun habis.
Pada 11 April 1903, aku terguncang oleh sebuah berita: Yung Lu telah
meninggal. Guanghsu dan aku tengah mempersiapkan sebuah proposal untuk
pembentukan pemerintahan parlemen saat kabar itu tiba. Aku merasa
jantungku copot dan harus meminta anakku untuk menyelesaikan pemeriksaan
dokumendokumen yang ada. Li Lienying mengantarku ke ruangsamping tempat
aku bisa sendiri untuk sementara. Aku jadi pusing dan jatuh pingsan. Li
Lienying memanggilkan tabib. Guanghsu ketakutan. Dia mendatangi istanaku
dan menemaniku sepanjang malam.
Sebenarnya, Yung Lu telah menyiapkanku untuk menerima kematiannya sejak
berbulanbulan lalu. Dia telah bekerja tanpa kenal lelah dengan Kaisar yang tak
punya semangat, berusaha memuluskan hubungannya dengan Yuan Shihkai.
Baik kubu konservatif maupun radikal menggunakan teror sebagai cara untuk
memperoleh keinginannya. Sungguh sulit mengendalikan situasinya tanpa Li
Hungchang.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Tabib menemani Yung Lu pada saatsaat pertemuan kami di Kota Terlarang.


Dalam rangka mengenalkan Guanghsu dan aku pada orang yang dia percayai,
Yung Lu datang ke audiensi setiap harinya dan beberapa hari terakhir, dia
datang dengan menggunakan penyangga. Betapapun sakit dirinya, dia selalu
mengenakan jubah resminya dengan kerah putih yang kaku.
Bersamasama, kami menerima S.S. Huan, pria penghasil uang yang
direkomendasikan Li Hungchang dan yang hubungannya dengan Yuan Shihkai
akhirakhir ini tengah menjadi sensitif. Huan mengajukan proposal agar
tanggung jawab Yuan diperluas hingga menyangkut kepala perdagangan. Hal itu
menunjukkan adanya ketidakharmonisan antara keduanya. Yung Lu dan aku
mengerti ketakutan Huan terhadap Yuan Shihkai, yang Angkatan Kepolisiannya
digosipkan bertanggung jawab atas menghilangnya sejumlah rival kuatnya.
Di ranjang sakitnya, Yung Lu telah bicara dengan Yuan Shihkai dan S.S. Huan.
Kedua lelaki itu berjanji untuk berdamai dan menanggalkan perbedaan di
antara mereka.
Dua hari kemudian, Willow memberi tahuku akan kondisi kesehatan suaminya
yang memburuk. Dengan mengabaikan etika, aku pergi ke kediaman Yung Lu
dalam tanduku untuk menemuinya kali terakhir.
Yung Lu terlihat lemah dan kurus, kulitnya lebih pucat daripada seprai
putihnya. Tubuhnya terbaring kaku dan lurus, dengan kedua tangan di sisi
pahanya. Dia terserang stroke dan tak lagi dapat bicara. Matanya membuka
lebar dan bola matanya membesar.
Willow berterima kasih atas kedatanganku, kemudian meninggalkan kami. Aku
duduk di sisi Yung Lu dan berusaha bersikap tenang.
Dia mengenakan jubah keabadiannya. Di bawah topi upacaranya, rambutnya
diminyaki dan diwarnai hitam mengilat.
Aku mendekat dan menyentuh wajahnya. Susah untuk tak menangis dan aku
memaksakan diriku untuk tersenyum. Kau akan pergi dalam perjalanan
berburu dan aku akan bergabung denganmu. Aku akan menyiapkan busurnya
dan kau akan menembak. Aku ingin kau membawakanku bebek liar, kelinci dan
rusa. Mungkin bukan rusa, melainkan babi liar. Aku akan membuat api unggun
dan membakar hasil buruanmu. Kita akan minum anggur ubi manis dan kita
akan berbincang
Air mata menggenangi matanya.
Tetapi kita tak akan berbincang tentang Boxers atau kedutaan, tentu saja.
Hanya kenangankenangan manis kita bersama. Kita akan bicara tentang

http://ac-zzz.blogspot.com/
temanteman kita, Pangeran Kung dan Li Hungchang. Aku akan mengatakan
padamu betapa rindunya aku saat kau pergi ke Sinkiang. Kau berutang tujuh
tahun yang manis padaku. Kau sudah tahu ini, tetapi aku akan tetap
mengatakannya padamu: Aku perempuan yang bahagia saat bersamamu.
Air mata perlahan turun dari ujung matanya.
Melihat tubuhku meninggalkan dirinya sendiri merupakan pengalaman
menakutkan. Namun, tak ada yang dapat kulakukan. Aku terus mengikuti
nasihat tabib dan memaksakan diri menelan ramuan terpahit, tetapi tiap
paginya aku merasa lebih buruk daripada hari sebelumnya.
Tubuhku mulai menghancurkan dirinya sendiri dan aku tahu waktuku akan
segera tiba. Di hadapan Dewan Istana aku berusaha menutupi kondisiku. Riasan
wajah membantu. Begitu pula dengan bantalan kapas yang disumpal dalam
bajuku. Hanya Li Lienying yang tahu tubuhku tinggal tulangbelulang dan bahwa
fesesku hanya cairan. Aku pun mulai batuk darah.
Aku berusaha menyiapkan anakku, tetapi tak ingin mengungkapkan kondisiku
sesungguhnya. Kelangsunganmu bergantung pada dominasimu, kukatakan
padanya.
Ibu, aku merasa tak sehat dan tak yakin. Guanghsu menatapku dengan sedih.
Dinasti telah kehabisan jiwanya, adalah pikiran yang muncul di benakku.
Ahli nujumku menyarankan agar aku mengundang grup opera. untuk
membawakan lagulagu senang. Itu akan membantu mengusir keluar rohroh
jahat, ucapnya.
Surat perpisahan dari Robert Hart sampai padaku. Dia akan kembali ke tempat
asalnya di Inggris untuk selamanya. Dia akan berangkat pada 7 November 1908.
Aku hampir tak tahan memikirkan akan kehilangan teman baikku lagi. Meskipun
aku sedang tidak dalam kondisi memungkinkan untuk menerima tamu, aku
memanggilnya.
Mengenakan jubah resmi Mandarinnya, dia membungkuk khidmat.
Lihat kita, ujarku. Kita berdua sudah berambutputih. Aku bahkan tak
punya tenaga. untuk menyuruhnya duduk, maka aku hanya menunjuk ke arah
kursi.
Dia mengerti dan duduk.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Maafkan aku karena tak bisa menghadiri upacara perpisahanmu, ucapku.
Aku sedang tak sehat dan kematian tengah menantiku.
Juga aku. Dia tersenyum. Akan tetapi, kenangan-kenangan baiklah yang
berarti.
Aku sangat setuju, Sir Robert.
Aku datang untuk mengucapkan terima kasihku atas pemberianmu yang begitu
banyak selama bertahuntahun ini.
Aku hanya bisa mendapatkan pujian atas usahaku untuk menemuimu kali ini.
Sekali lagi, Dewan Istana menentangnya.
Aku tahu betapa sulitnya membuat pengecualian. Orangorang asing memiliki
reputasi buruk di Cina. Memang sudah sepantasnya.
Umurmu tujuh puluh dua tahun, bukan, Sir Robert?
Benar, Yang Mulia.
Dan kau telah tinggal di Cina selama ......
Empat puluh tujuh tahun.
Apa yang bisa kukatakan? Kau seharusnya bangga.
Tentu saja.
Aku percaya kau telah menyiapkan rencana. Untuk orang lain agar mengambil
alih tugastugasmu.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Yang Mulia. Layanan bea cukai merupakan
mesin yang sudah diminyaki dengan baik. Ia akan berjalan sendiri.
Sungguh mengejutkanku bahwa dia tak pernah menyebutkan penghargaan yang
dia terima dari Ratu Inggris atau membicarakan istrinya yang berkebangsaan
Inggris, yang telah berpisah darinya selama lebih dari tiga puluh dua tahun. Dia
menyebutkan tentang selir Cinanya selama sepuluh tahun dan ketiga anak yang
mereka miliki. Kematiannya. Penyesalannya. Dia menyebutkan kesedihannya.
Dialah yang lebih bijak, ujarnya, dan berharap andai dia lebih bisa
melindunginya.
Kukatakan padanya mengenai masalahku dengan kedua putrakuhal yang tak
pernah kubagi dengan orang lain. Kami sedih merenungi fakta bahwa mencintai
anak kami tak cukup untuk membantunya bertahan dalam hidup.

http://ac-zzz.blogspot.com/

Ketika kuminta Sir Robert memberi tahuku masa terbaiknya di Cina, dia
menjawab bahwa bekerja di bawah Pangeran Kung dan Li Hungchang adalah
masa terbaiknya. Mereka berdua adalah orang yang berani dan cerdas,
ujarnya, dan keduanya sangat keras kepala dengan cara mereka sendiri.
Terakhir, kami menyebut tentang Yung Lu. Dari cara Sir Robert memandangiku,
aku tahu dia memahami semuanya.
Kau pasti telah mendengarkan rumornya! ucapku.
Bagaimana tidak? Rumor dan kabar rekayasa dari hasil karya para wartawan
Barat dan sebagian dari kebenarannya.
Apa yang kaupikirkan?
Apa yang kupikirkan? Aku tak tahu apa yang harus kupikirkan, sejujurnya.
Kalian berdua tampak seperti pasangan. Maksudku, kalian bekerja dengan baik
berdua.
Aku mencintainya. Terkejut oleh pengakuanku sendiri, aku menatapnya.
Dia tidak tampak terkejut. Jika demikian, aku senang untuk arwah temanku.
Aku sudah lama merasa bahwa dia menyimpan perasaan padamu.
Kami berusaha sekuat yang kami bisa. Yang tampaknya masih kurang daripada
yang seharusnya. Itu sangat sulit.
Aku memiliki kekaguman besar pada Yung Lu. Walaupun kami berteman, aku
tak sempat mengenalnya dengan baik hingga saat kekacauan di kedutaan. Dia
menyelamatkan kami dengan menembakkan bolabola api ke atas atap.
Setelahnya, dia mengirim lima semangka untukku. Aku yakin kaulah yang telah
mengirimnya.
Aku tersenyum.
Hanya ingin tahu, ujar Robert Hart, bagaimana caramu membuat Dewan
Istana menyetujuinya?
Yung Lu dan aku tak pemah membahas untuk mengirim semangka.
Aku mengerti. Yung Lu sangat pandai menebak pikiranmu.
Benar.
Kau pasti merindukannya.

http://ac-zzz.blogspot.com/

'Kerja ulat sutra, hingga mati melepas benang terbaiknya. Aku membacakan
baris pertama dari sebuah puisi berusiaseributahun.
Sir Robert mengakhiri kalimatnya: 'Air mata lilin mengering saat ia menghabisi
dirinya.'
Kau orang asing yang sungguh luar biasa, Robert Hart.
Aku kecewa Yang Mulia tak menganggapku sebagai orang Cina. Aku sudah
menganggap diriku sebagai orang Cina.
Hal itu membuatku begitu senang.
Aku tak ingin kau pergi, kukatakan saat sudah waktunya untuk berpisah.
Tetapi aku mengerti bahwa sehelai daun harus jatuh dari akar pohonnya.
Ingatlah bahwa kau memiliki rumah dan keluarga di sini, di Cina. Aku akan
merindukanmu dan akan selalu menanti kepulanganmu.
Kami berdua hampir menangis. Dia berlutut dan menempelkan keningnya ke
lantai untuk waktu yang lama.
Aku ingin mengatakan sampai bertemu lagi di kemudian hari, tetapi sudah
jelas tak akan ada lagi kemudian hari.
Aku ingin mengantarmu pergi, Sir Robert, tetapi aku terlalu lemah untuk
berdiri dari kursiku. Pada saat kau tiba di Inggris, kau mungkin akan mendengar
berita kepergianku.
Yang Mulia ...
Aku ingin kau bergembira atas kebebasan yang akhirnya bisa dinikmati oleh
rohku.
Baik, Yang Mulia.

47

http://ac-zzz.blogspot.com/
AJALKU SUDAH TERLUKIS di seluruh wajah mereka ketika para tabib memohon
diberikan hukuman karena gagal menyembuhkanku. Kusuruh mereka pulang
agar aku bisa memiliki waktu untuk membuat rencana yang diperlukan.
Hal menyedihkan dari sekarat adalah kemuramannya. Orangorang di sekitarmu
tak lagi menggoda atau bercanda dan mereka menjaga suara mereka tetap
rendah dan berjalan secara jinjit. Semua orang menunggu saat datangnya ajal,
tetapi harihari belum juga menunjukkan habisnya.
Li Lienying satusatunya orang yang menolak untuk menyerah. Dia menjadikan
penyembuhanku sebagai panggilan agamanya dan menjagaku dari segala hal
yang dia percaya akan menggangguku. Dia menyembunyikan berita kondisi
Guanghsu dan aku tak mengira kesehatan anakku telah mencapai titik kritis.
Aku berencana mengunjungi Yingfai untuk menemuinya, begitu aku bisa bangkit
dari ranjangku.
Pada 14 November 1908, aku terbangun oleh suara tangisan keras. Aku pikir
saatku pasti telah tiba karena kelopak mataku terasa begitu berat. Sisi kanan
tubuhku terasa panas, sementara sisi kirinya dingin. Dengan pandangan
kaburku, aku melihat kasimkasim berlutut memenuhi ruangan.
Naga telah menaiki surga! Itu suara Li Lienying.
Aku belum mati, gumamku.
Ini putramu, Tuan Putri. Kaisar Guanghsu baru saja meninggal!
Aku dibawa ke kamar Guanghsu. Melihat anakku, membawa kembali
kenanganku akan hari ketika Tung Chih meninggal. Aku menengadah dan
berkata, Demi ampunan Langit! Guanghsu baru tiga puluh delapan tahun.
Mayatnya masih hangat. Wajahnya seabuabu seperti saat dia masih hidup.
Ini pasti bagaimana rasanya tenggelam. Airnya hangat. Paruparuku terasa
tertutup. Rohku menyambut kegelapan abadi.
Kembalilah, Yang Mulia, Li Lienying menangis. Kembali, Tuan Putri!
Kemudian aku teringat akan tugaskunama penerus yang belum kusebutkan.
Kupaksa diriku memanggil Penasihat Agung.
Aku tak tahu sudah berapa lama mereka menunggu di hadapanku. Saat kubuka
mata lagi, aku melihat Yuan Shihkai berdiri di sisi kiriku dan Pangeran Ch'un
Junior di sisi kanan. Ruangan dipenuhi orang.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Penerusnya, Yang Mulia? semua bertanya pada waktu bersamaan.
Puyi, hanya itu yang kukatakan.
Kunamakan putra Pangeran Ch'un Junior, Puyi yang berusiatigatahuncucu
Yung Lu dan anak keponakankusebagai Kaisar baru Cina. Garis darah Kerajaan
makin menipis.
Aku tak bisa menggerakkan lengan dan kakiku, hanya bisa mendengarkan napas
beratku sendiri. Badanku sudah terisi penuh obatobatan. Aku tak lagi merasa
sakit. Pikiranku sudah melambat, tetapi belum berhenti.
Kasimkasimku membantuku menduduki singgasana untuk audiensi terakhir.
Karena aku tak lagi bisa duduk tegak, tukang kayu meninggikan lengan kursiku
dengan tiang kayu yang panjang. Li Lienying menyangga lenganku dengan
sebuah tongkat dan menutupiku dengan kain emas.
Aku teringat hari terakhir Kaisar Hsien Feng saat dia diberdirikan dengan posisi
sama. Membuat orang yang sekarat tampak lebih hebat daripada keadaan
sebenarnya dimaksudkan untuk menggambarkan kekuasaan dan aku sendiri
telah melihat pengaruh yang diberikannya. Tetap saja, aku merasa konyol.
Suamiku pasti merasakan keganjilan yang sama. Akan tetapi, aku mengerti
bahwa jika aku ingin perintahku dijalankan, hal ini jadi keharusan.
Aku juga melakukannya demi orangorang yang masih menaruh keyakinannya
padaku, terutama pada para gubernur dan pejabat tingkatrendah yang
menghitung kalender mereka pertama pada masa pemerintahan Kaisar Tung
Chih dan kemudian pada masa pemerintahan Kaisar Guanghsu. Aku berutang
pada mereka akan penampilan akhirku.
Sekretaris Agung mendekat agar dapat mendengarkanku.
Li Lienying menatap hiasanhiasan di papan rambutku. Khawatir akan beratnya,
dia mengatur ulang beberapa kawat untuk menahan semua pada tempatnya.
Tampaknya usahanya berhasil, tetapi masih ada kemungkinan tubuhku akan
terjatuh.
Para kasim berdiri di belakang singgasana, tersembunyi dari pandangan. Li
Lienying telah memberi tahu mereka cara memegang talitali yang menahan
Kursi Naga dan diriku pada posisi yang tepat.
Aku tak menyangka atas kejernihan pikiranku. Tetapi penyampaiannyalah yang
harus kulalui.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Sudah kehendakku untuk mati, kumulai. Aku harap kalian bisa mengerti
bahwa tak ada ibu mana pun yang ingin hidup lebih lama daripada anaknya.
Aku tak mencapai apa pun sepanjang hidupku selain mempertahankan keutuhan
Cina. Memandang kembali kenangankenanganku sepanjang lima puluh tahun ke
belakang, aku telah menghadapi bencana dari dalam dan serangan dari luar
yang mendatangi kita bertubitubi. Dengan susah payah, aku menghela napas
dan mengeluarkan suaraku. Kaisar baru adalah seorang anak kecil, baru
menginjak usia ketika ajaran menjadi hal terpenting
Aku merasa malu untuk melanjutkan karena aku menggunakan katakata yang
sama saat Tung Chih menjadi Kaisar, kemudian dengan Guanghsu. Aku
menyesal aku tak akan berada di sini untuk membimbing Puyi, tetapi itu bukan
merupakan kemalangan baginya .... Aku harap kalian semua akan berusaha
lebih baik daripada yang kuraih dalam membentuk karakter Kaisar.
Kenangan Tung Chih dan Guanghsu memenuhi pikiranku. Aku bisa mendengar
suara Nuharoo membentakku untuk menghentikan usahaku mendisiplinkan Tung
Chih. Kemudian muncul mata berbinar Guanghsu saat dia bicara penuh
semangat tentang reformasi: Ito adalah temanku, Ibu!
Merupakan harapan terbesarku, kupaksa diriku melanjutkan, agar Kaisar
Puyi menekuni pelajarannya dengan rajin dan agar di kemudian hari dia
membawakan secercah sinar baru pada pencapaian agung dari para
leluhurnya.
Apa yang kukatakan selanjutnya tak hanya mengagetkan Dewan Istana, tetapi
juga seluruh rakyat. Kudeklarasikan bahwa permaisuri dan selir harus dilarang
memegang kekuasaan tertinggi. Hanya itu satusatunya cara untuk melindungi
Kaisar Muda dari orangorang seperti Nuharoo, Alute, dan Mutiara. Aku tak akan
membuat keputusan ini jika saja keponakanku, Lan, tak menyuarakan
kekecewaannya setelah mengetahui dia tak akan menjabat sebagai Wali untuk
Puyi. Dia memberi tahuku bahwa dia bertekad untuk mengincar kedudukannya
yang semestinya.
Kekuatanku mulai menghilang. Leherku mulai terberati oleh beban papan
rambutku. Seberapa pun kuatnya aku berusaha, aku tak lagi bisa
menggumamkan katakata.
Apa yang kaulihat, Tuan Putri? Li Lienying bertanya.
Aku melihat ukiran naga pada langitlangit. Aku ingat pernah memimpikan
naganaga ini sebelum aku memasuki Kota Terlarang. Kini aku telah melihat
mereka semua, seluruhnya yang berjumlah 13.844.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Apa
Aku teringat peringatan ahli nujumku tentang tanggal buruk untuk
meninggal.
Apa tanggal sekarang? Li Lienying menebak.
Aku ingin mengangguk, tetapi tak bisa.
15 November 1908, Tuan Putri. Itu tanggal yang baik.
Pikiranpikiran aneh mulai bermunculan dari dalam kepalaku: Aku salah telah
tinggal. Apa aku tahu langkah-langkahnya? Katakata tak akan bisa
menghentikan banjir.
Tuan Putri? Kudengar suara Li Lienying dan kemudian dalam sekejap, aku tak
bisa mendengar
Ini adalah akhir dari hidupku, tetapi tidak bagi yang lain, Anggrek. Aku bisa
melihat ayahku bicara di atas ranjang kematiannya.
Kupejamkan mataku dan menatap saksama diri Li Lienying. Aku merasa sedih
harus meninggalkannya.
Kabut putih tebal menyelubungiku. Di tengah kabut, ada cairan kuning telur
yang lembut seperti matahari merah. Kuningtelur itu mulai bergoyanggoyang
seperti lampion Cina di tengah terpaan angin lembut. Aku mendengar alunan
musik lama dan mengenali bunyinya. Itu berasal dari merpati putih Antehai.
Aku ingat dirinya mengikatkan peluit dan lonceng di kaki merpatinya. Aku
melihat mereka sekarang. Ratusan ribu merpati putih beterbangan mengitari
istanaku. Bunyinya adalah.Wuhu, Kota Kelahiranku nan Permai.

Lembar Akhir

ANGGREKPUTRI YEHONALA, Permaisuri Tzu Hsiwafat pada usia tujuh puluh tiga.
Cina mulai mengalami keruntuhan usai pemakamannya. Negara memasuki
masamasa kelam karena berkuasanya kembali panglima perang dan tak adanya
keteraturan hukum. Sementara kekuatan Barat membagibagi pesisir Cina
menjadi hak kepemilikan kolonial, jepang memasuki Utara Cina, mendirikan
apa yang akan kita sebut dengan Kerajaan Manchuria.

http://ac-zzz.blogspot.com/
Pada 1911, Sun Yatsen mendarat di Shanghai. Dia berhasil menyulut
pemberontakan militer dan mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Presiden
Pertama Sementara dari Republik Cina Baru.
Pada 12 Februari 1912, Kaisar Puyi menyerahkan kekuasaannya pada Yuan
Shihkai, yang menyatakan dirinya sebagai Presiden Republik, mengambilnya
dari Sun Yatsen, kemudian segera membentuk dinastinya sendiri. Yuan Shihkai
tak lama meninggal akibat stroke dan dia diejek sebagai Kaisar
delapanpuluhtigahari.
Pada 1919, seorang panglima perang bernama Chiang Kaishek menyebut dirinya
sebagai murid Sun Yatsen. Setelah kematian Sun pada 1925, Chiang Kaishek
menjadi presiden baru Republik. Dia menggantungkan pemerintahannya pada
dukungan militer dan keuangan dari Amerika serta berjanji untuk membangun
Cina yang demokratis.
Pada 1921, disokong oleh orangorang komunis Soviet, Mao Tsetung, seorang
pelajar pemberontak dan prajurit gerilya dari Provinsi Hunan, mendirikan,
bersama dua belas pengikutnya, Partai Komunis Cina.
Pada 1924, Jepang menjadikan Puyi sebagai kaisar boneka Manchuria dan
mendorongnya untuk merebut kembali Kekaisaran Cina.
Pada 1937, Jepang menyerang Cina. Sang Reformis Kang Yuwei melanjutkan
tinggal di Jepang. Dia berpisah dengan muridnya, Liang Chichao, yang
kemudian bergabung dengan Sun Yatsen, kemudian dengan Yuan Shihkai. Dia
akhirnya berhenti mengikuti keduanya dan memilih menjadi warga sipil.
Li Lienying meninggalkan Kota Terlarang setelah penguburan Janda Kaisar. Dia
pergi untuk tinggal di sebuah biara dekat makam Maharani kesayangannya
hingga ajalnya tiba.

Tentang Penulis

ANCHEE MIN dilahirkan di Shanghai pada 1957, saat Mao Zedong sang pemimpin
komunis berkuasa. Pada 1984 Min pindah ke Amerika, yaitu setelah kematian
Ketua Mao, eksekusi Nyonya Mao, dan kondisi politik yang semakin panas. Min
menerbitkan buku pertamanya, sebuah memoar berjudul Red Azalea, di
Amerika pada 1994, yang segera menjadi New York Times Notable Book. Karya
Anchee Min lainnya sebelum The Last Empress berturutturut adalah Katherine
(1995), Becoming Madame Mao (2000), Wild Ginger (2002), dan Empress Orchid

http://ac-zzz.blogspot.com/
(2004)yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan
Penerbit Hikmah pada Januari 2008.
Anchee Min tinggal di Los Angeles bersama suami dan anak perempuannya.
Selain menulis Min juga dikenal sebagai seorang pelukis, musisi, dan fotografer.

Anda mungkin juga menyukai