Anda di halaman 1dari 21

ALIRAN DALAM PIPA/

ALIRAN INTERNAL
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Tujuan
6.1 Sistem aliran dalam pipa
6.2 Tipe-tipe aliran
6.2.1 Aliran laminer
6.2.2 Aliran Turbulen
6.3 Kehilangan Energi karena gesekan (friksi)
6.3.1 Kehilangan gesek pada aliran laminer
6.3.2 Kehilangan gesek pada aliran turbulen
6.4 Kehilangan Minor
6.4.1 Kehilangan akibat sambungan pipa
6.4.2 Pembesaran dimensi
6.4.3 Pengecilan dimensi
6.5 Penambahan dan pengurangan energi
6.6 Analisis aliran pipa
6.6.1 Perpipaan sederhana
6.6.2 Perpipaan seri
6.6.3 Perpipaan paralel
6.6.4 Jaringan Pipa
Kesimpulan
2
PENDAHULUAN

Aliran air melalui pipa biasanya digunakan untuk jaringan


pipa air bersih, termasuk untuk air panas maupun air dingin,
dan air buangan.
Tekanan diperoleh dari pompa ataupun sistem gravitasi.
Contohnya di rumah, air yang dialirkan dari PDAM
menggunakan pompa ataupun dengan menara/tangki air
melalui suatu jaringan transmisi dan distribusi.
Tekanan ini dapat berkurang karena faktor gesekan, baik
karena pembesaran dimensi atau pengecilan, ataupun karena
ada sambungan-sambungan pipa, baik elbow, tee, dll.
Untuk itu perlu dipelajari aliran dalam perpipaan tersebut. 3
PENDAHULUAN
Aliran dalam pipa merupakan aliran yang tertutup, dimana
tekanan atmosfir tidak ada.
Arah aliran dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Tipe-tipe aliran dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Aliran steady dan unsteady  variasi kecepatan terhadap waktu
2. Aliran uniform dan non uniform  variasi kecepatan terhadap lokasi
3. Aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar, jika partikel-partikel fluida yang bergerak
mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak
dengan kecepatan sama.
Aliran turbulen, jika tiap partikel fluida bergerak
mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya
gerakan rata-ratanya saja yang mengikuti sumbu pipa. 4
TUJUAN
1. Membedakan antara aliran laminar dan turbulen.
2. Menentukan profil kecepatan pada aliran laminar dan
turbulen.
3. Menghitung bilangan reynolds untuk aliran dalam pipa.
4. Menentukan faktor gesekan dan menghitung kehilangan
tekanan akibat gesekan dalam pipa.
5. Menentukan kehilangan tekanan minor.
6. Menganalisis perpipaan sederhana, seri dan paralel, serta
jaringan pipa.

5
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN
• Osborne Reynolds (1842-1912) melakukan penelitian dengan
menggunakan zat pewarna.
• Zat pewarna digunakan Dye laminar
untuk menandai D
lintasan aliran. Q
transitional
A
• Untuk aliran laminar, turbulent
debit diatur tetap kecil,
sedang untuk aliran
turbulen, debit (Q)
uA

diatur bervariasi. turbulent

• Dalam kenyataannya, transitional


sebagian besar aliran laminar
merupakan aliran
turbulen. t

• Aliran laminar dapat


terjadi pada cairan yang
memiliki kekentalan
tinggi, cth aliran minyak
pada pipa kecil.
BILANGAN REYNOLDS
• Kecepatan, density, dan viskositas merupakan parameter-paramter yang
mempengaruhi garis aliran ini.

• Bilangan reynolds adalah:


VD VD
Re  
 

where  = density
 = dynamic viscosity
 = kinematic viscosity ( = /)
V = mean velocity
D = pipe diameter

Laminar Flow: Re <2000


Transitional Flow : 2000 < Re <4000
Turbulent Flow : Re >4000
DIAMETER DALAM BILANGAN REYNOLS

• Untuk aliran yang melalui pipa yang tidak


berbentuk lingkaran, maka digunakan
diameter hidrolik (Dh)
A = luas penampang (m2)
p = keliling basah (m)
PERKEMBANGAN SEMPURNA (FULLY DEVELOPED)
ALIRAN FLUIDA
• Saat suatu fluida memasuki sebuah pipa, aliran tidak akan langsung
terbentuk sempurna, akan tetapi berubah secara bertahap sehingga
mencapai profil kecepatan yang konstan.
PERKEMBANGAN SEMPURNA (FULLY DEVELOPED)
ALIRAN FLUIDA...
• Panjang pipa yang dibutuhkan agar aliran menjadi berkembang penuh (fully
developed) setelah masuk ke dalam pipa disebut Panjang hidrodinamis (Lh).
ALIRAN LAMINER
• Profil kecepatan aliran laminar yang telah
berkembang penuh (fully developed).
• Kerugian Head (Head Losses)
A. Kerugian Head Mayor
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu
mengalami kerugian head.
Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi
antara fluida dengan dinding pipa atau
perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran
fluida (kerugian kecil).
• Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan
menggunakan salah satu dari dua rumus berikut, yaitu :
1. Persamaan Darcy – Weisbach, yaitu :
KERUGIAN HEAD (HEAD
LOSS)
• Untuk penampang pipa berbentuk
lingkaran dan aliran laminer, nilai
koefisien friksi (f) adalah
PERSAMAAN HAGEN POISEUILLE

• Untuk menentukan debit aliran


dalam pipa dapat digunakan
Gambar 1
persamaan hagen Poiseuille. Gerakan elemen fluida
silindris dalam pipa
• Pada suatu pipa mendatar dapat
digunakan formula berikut:

Ket.:
p = tekanan
r = jari-jari silinder
l = panjang elemen fluida
D = diameter pipa
μ = viskositas dinamik
PERSAMAAN HAGEN POISEUILLE....

Pada pipa miring:

Gambar 2
Gerakan elemen fluida
silindris dalam pipa miring

Ada gaya berat w  Δp digantikan dengan


Sehingga menjadi: Ket.:
p = tekanan
r = jari-jari silinder
l = panjang elemen fluida
D = diameter pipa
μ = viskositas dinamik
Tabel 2. Nilai kekerasan dinding untuk berbagai pipa
komersil
2. Persamaan Hazen – Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung
kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang
seperti jalur pipa penyalur air minum.
• Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan aliran fluida di dalam pipa dengan
menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy –
Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold
kurang dari 2000, faktor gesekan dihubungkan dengan
bilangan Reynold, dinyatakan
dengan rumus :

Anda mungkin juga menyukai