Anda di halaman 1dari 13

MATEMATIKA DASAR 1B

Submodul 4: Turunan

Tim Matematika

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA - LAMPUNG SELATAN
30 SEPTEMBER 2019
1

PENDAHULUAN

Modul ini berisikan konsep dasar dalam mempelajari Matematika Dasar


(Kalkulus). Pada modul ini akan dijelaskan mengenai turunan yang
merupakan lanjutan dari pemahaman limit materi sebelumnya. Materi
meliputi aturan turunan, aturan rantai, turunan tingkat tinggi, turunan implisit
serta laju terkait.

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Mahasiswa dapat:

1. Memahami dan dapat menggunakan aturan turunan


2. Memahami dan dapat menggunakan aturan rantai
3. Menentukan turunan tingkat tinggi dari suatu fungsi

Definisi Turunan

Aturan Turunan

Aturan Rantai

Submodul 4

Turunan Tingkat
Tinggi

Turunan Implisit
2

MATERI PERKULIAHAN

4.1. Definisi Turunan dan Aturan Turunan


dy
Turunan dari sebuah fungsi f (x) yang dinotasikan f (x) atau atau Dx f ,
dx
didefinisikan:
f ( x + h) − f ( x)
f ' ( x) = lim
h→0 h
Pada dasarnya turunan dari sebuah fungsi dapat dicari dengan definisi
turunan. Namun, untuk mempermudah mencari turunan dari sebuah fungsi
tanpa harus selalu menggunakan definisi, maka dapat digunakan aturan-
aturan turunan berikut.

Aturan Turunan
Diberikan f dan g adalah fungsi yang diferensiabel dan k konstanta,
maka


1) f ( x) = k → f ( x) = 0 4)  f ( x) + g ( x) = f ( x) + g ( x)

2) f ( x) = x n → f ( x) = nx n −1 5) f ( x) g ( x) = f ( x) g ( x) + f ( x) g ( x)

  f ( x)  f ( x) g ( x) − f ( x) g ( x)
3) (kf ( x) ) = kf ( x) 6)   =
 g ( x)  g 2 ( x)

Aturan 1 menyatakan bahwa turunan sebuah fungsi konstan atau konstanta


adalah 0.
Aturan 2 tidak hanya berlaku untuk n bulat positif, tetapi dapat diperluas
untuk n ϵ R.
Aturan 3 menyatakan bahwa operator turunan dapat diterapkan langsung
pada fungsi atau variabel yang akan diturunkan.
Aturan 4 menyatakan bahwa turunan dari penjumlahan fungsi merupakan
penjumlahan dari masing-masing turunan fungsi tersebut. Aturan ini

berlaku juga untuk pengurangan:  f ( x) − g ( x) = f ( x) − g ( x)

Aturan 5 menyatakan bahwa turunan dari perkalian dua fungsi merupakan


penjumlahan dari turunan selang-seling dari perkalian fungsi
3
tersebut. Aturan ini dapat diperluas untuk perkalian lebih dari dua
fungsi, misalnya :

 f ( x) g ( x)h( x) = f ( x) g ( x)h( x) + f ( x) g ( x)h( x) + f ( x) g ( x)h( x)

Aturan 6 digunakan untuk fungsi rasional.

Pembuktian Aturan Turunan di atas tidak akan dibahas lebih lanjut dalam
Mata Kuliah ini. Berikut penerapan dari aturan-aturan turunan.

Contoh 4.1 Hitunglah turunan dari fungsi-fungsi berikut.

( )(
a) f ( x) = x3 + 3x 2 + x + 5 , b) h( x) = x 2 + 1 x 4 + x + 3 , c) h( x) =) 2x
x + x +1
4

Jawab
a) f ( x) = x3 + 3x 2 + x + 5

f ( x) = 3x 2 + 3  2 x + 1 + 0 = 3x 2 + 6 x + 1

( )(
b) h( x) = x 2 + 1 x 4 + x + 3 )
Untuk menyelsaikan soal ini, boleh saja mengalikan terlebih dahulu dan
mengerjakan seperti bagian (a), tetapi kita dapat juga
menyelesaikannya dengan Aturan 5,
Misal f ( x) = x 2 + 1 dan g ( x) = x 4 + x + 3 , maka f ( x) = 2 x dan g ( x) = 4 x 3 + 1 ,

sehingga:
h( x) = f ( x) g ( x) + f ( x) g ( x)

( ) ( )(
= (2 x ) x 4 + x + 3 + x 2 + 1 4 x 3 + 1 )
(
= 2 x5 + 2 x 2 + 6 x ) + (4 x + x
5 2
)
+ 4 x3 + 1

= 6 x 5 + 4 x 3 + 3x 2 + 6 x + 1

2x
c) h( x) = , dapat digunakan Aturan 6,
x + x +1
4

Misal f ( x) = 2 x dan g ( x) = x 4 + x + 1 , maka f ( x) = 2 dan g ( x) = 4 x 3 + 1 ,

sehingga:
4
f ( x) g ( x) − f ( x) g ( x)
h( x) =
g 2 ( x)
(2)(x 4 + x + 1) − (2 x )(4 x 3 + 1)
=
(x 4
+ x +1 )
2

2 x 4 + 2 x + 2 − 8x 4 − 2 x
=
(x 4
+ x +1 )
2

2 − 6x4
=
(x 4
+ x +1 )2

4.2. Aturan Rantai


Diberikan fungsi komposisi
y = ( f  g )(x) atau y = f (g (x))
Untuk mencari turunan dari fungsi komposisi dapat digunakan aturan rantai.
Misalkan,
y = f (u ) dan u = g (x)

Jika g terturunkan di x dan f terturunkan di u (dengan u = g(x)), maka fungsi


komposisi (f ◦g)(x) = f(g(x)) terturunkan di x . Turunan dari (f ◦g)(x) dinyatakan
sebagai:

( f  g ) ( x) = f ( g ( x))  g ( x)

Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x), maka bentuk di atas dapat
dituliskan:

dy dy du
=
dx du dx
Contoh 4.2 Diberikan f ( x) = (4 x − 5)11 . Tentukan u = g(x) dan h(u) agar f(x) =

h(g(x)), kemudian tentukan f’(x).


Jawab
f ( x) = (4 x − 5)11 , u = g ( x) = 4 x − 5 , dan h(u ) = u11 .

Dengan aturan rantai,


df dh du
=
dx du dx

=
( )
d u11 d (4 x − 5)
( )
= 11u10 (4) = 44u10 = 44(4 x − 5)10
du dx
5
4.3. Turunan Tingkat Tinggi
Pada bagian awal, telah dibahas turunan dari fungsi f dinotasikan f’. Notasi
tersebut disebut sebagai turunan pertama dari fungsi f. Jika f’ diturunkan
sekali lagi, maka akan diperoleh turunan kedua dari fungsi f yang dinotasikan
f”. Demikian seterusnya dapat dihitung turunan dari f sampai turunan ke-n
(untuk notasi dapat dilihat Tabel 4.1). Turunan mulai dari turunan pertama
sampai turunan ke-n disebut turunan tingkat tinggi.

Tabel 4.1 Notasi turunan tingkat tinggi


Notasi
Turunan Notasi f’ Notasi y’ Notasi D
Leibniz

pertama f’(x) y’ Dx y dy/dx

kedua f”(x) y” Dx2 y d2y/dx2

ketiga f’’’(x) y’’’ Dx3 y d3y/dx3

keempat f(4)(x) y(4) Dx4 y d4y/dx4

⁞ ⁞ ⁞ ⁞ ⁞

ke-n f(n)(x) y(n) Dxn y dny/dxn

Untuk mencari turunan ke-n dari sebuah fungsi, harus dicari turunan pertama,
kedua sampai turunan tertentu agar dapat dilihat polanya sehingga mudah
dalam menentukan rumusan umum turunan ke-n dari sebuah fungsi.

Contoh 4.3 Carilah f’, f”, f’’’ dan f(4) dari fungsi f ( x) = x 3 .

Jawab
Turunan pertama : f ( x) = 3x 2

Turunan kedua : f ( x) = ( f ( x) ) = (3x 2 ) = 3  2 x = 6 x
 
Turunan ketiga : f ( x) = ( f ( x) ) = (6 x ) = 6  1 = 6
 
Turunan keempat : f ( 4 ) ( x) = ( f ( x) ) = (6 ) = 0

Diperoleh f ( x) = 3x 2 , f ( x) = 6 x , f ( x) = 6 dan f ( 4) ( x) = 0 .


6
1
Contoh 4.4 Carilah turunan ke-n dari f ( x) = .
x
Jawab
1
Diberikan y = ,
x
−1
= (− 1) 2
1 1
Turunan pertama : Dx y = 2
x x
 − 1  − 1  (−2) 2 1 2
Turunan kedua : Dx2 y = Dx  2  = = (− 1) 3
x 
3
x x

 − 1  (−2)  − 1  (−2)  (−3) 3 1 2  3


Turunan ketiga : Dx3 y = Dx  = = (− 1)
 x 
3 4
x x4

Dari turunan pertama sampai ketiga, sudah dapat dilihat polanya. Sehingga
1
diperoleh turunan ke-n dari f ( x) = ,
x
1
Dxn   = (− 1) n +1 ; n = 1, 2, 3, ...
n n!

 x x

4.4. Turunan Implisit


Pada bagian sebelumnya, kita sudah belajar definisi turunan dan aturan
turunan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan turunan dari sebuah
fungsi yang diberikan. Pada bagian sebelumnya, fungsi-fungsi yang kita
turunkan secara umum berbentuk:

y = f (x)

yang merupakan bentuk eksplisit. Bagaimana cara mencari turunan sebuah


fungsi yang tidak dalam bentuk eksplisit, seperti x2 + xy + xy2 = 5?

Kita tidak harus mengubah bentuk tersebut menjadi bentuk eksplisit y = f(x),
karena hal ini tidak selalu mudah dilakukan.

dy
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencari jika y sebagai fungsi x
dx
dinyatakan secara implisit:

d
• Terapkan operator pada tiap suku di kedua ruas,
dx
7
dy
• Kelompokkan suku-suku yang mengandung ,
dx
• Analisis dan sederhanakan

dy
Contoh 4.5 Carilah dari xy = 5 .
dx
Jawab

Diberikan
xy = 5

d
Terapkan operator pada ke dua ruas:
dx

d
(xy ) = d (5)
dx dx
 
Dengan menerapakan aturan turunan (uv) = u v + uv dan (konstan) = 0 ,

maka
dy
1 y + x =0
dx
dy
x = −y
dx
diperoleh
dy y
=− ;x  0
dx x
dy
Dari hasil di atas, terdefinisi jika x  0 . Karena x = 0 bukanlah domain dari
dx
xy = 5 , maka hasil tersebut boleh saja dituliskan:

dy y
=−
dx x

dy
Contoh 4.6 Carilah dari x 2 y + y 2 + 1 = x .
dx
Jawab
Diberikan
x2 y + y2 + 1 = x
8
d
Terapkan operator pada ke dua ruas:
dx
d 2
dx
(
x y + y 2 + 1 = (x )
d
dx
)
d 2
dx
( )
x y +
d 2
dx
y + 0 =1 ( )
dy dy
2x  y + x2  + 2y =1
dx dx
dy
Kelompokkan bagian suku yang mengandung di ruas kiri dan yang
dx
lainnya di ruas kanan:

(x 2
+ 2y ) dy
dx
= 1 − 2 xy

diperoleh
dy 1 − 2 xy
= ; x 2  −2 y
dx x 2 + 2 y

d2y
Contoh 4.7 Carilah dari 4 x3 − 3 y 2 = 10 .
dx2
Jawab
d
Kita terapkan operator pada persamaan 4 x3 − 3 y 2 = 10 :
dx
d
dx
( d
dx
)
4 x3 − 3 y 2 = (10)

dy
12 x 2 − 6 y =0
dx
dy 2 x 2
= ;y0
dx y

d2y d
Agar dapat diperoleh bentuk 2
, terapkan kembali pada persamaan
dx dx
terakhir di atas,

d  dy  d  2 x 2 
 =  
dx  dx  dx  y 

u
Mencari turunan dari ruas kanan, dapat digunakan aturan turunan y =
v
u v − uv
→ y = , maka
v2
9

d (2 x 2 ) dy
2 y − 2x2
d y
= dx dx
dx2 y2
dy
2 4 xy − 2 x 2
d y dx
=
dx2 y2

dy 2 x 2
substitusi = , pada hasil di atas,
dx y

2x2
4 xy − 2 x  2
d2y y
2
= 2
dx y
diperoleh
(
d 2 y 4 x y 2 − x3
=
) ;y0
dx2 y3
10

RANGKUMAN

Definisi Turunan

Turunan dari suatu fungsi f adalah fungsi baru f ' yang nilainya pada tiap

bilangan x, diberikan oleh

f ( x + h) − f ( x)
f ' ( x) = lim
h→0 h
dy
Notasi turunan f ( x) atau atau Dx f ( x) ..
dx
Aturan Turunan
Diberikan f dan g adalah fungsi yang diferensiabel dan k konstanta, maka


1) f ( x) = k → f ( x) = 0 4)  f ( x) + g ( x) = f ( x) + g ( x)

2) f ( x) = x n → f ( x) = nx n −1 5) f ( x) g ( x) = f ( x) g ( x) + f ( x) g ( x)

  f ( x)  f ( x) g ( x) − f ( x) g ( x)
3) (kf ( x) ) = kf ( x) 6)   =
 g ( x)  g 2 ( x)

Aturan Rantai
Turuna fungsi komposisi y = ( f  g )(x) atau y = f (g (x)) dapat dicari dengan

menggunakan aturan rantai. Misalkan y = f (u ) dan u = g (x) , jika g terturunkan

di x dan f terturunkan di u, maka

( f  g ) ( x) = f ( g ( x))  g ( x)

Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x), maka bentuk di atas dapat
dituliskan:
dy dy du
=
dx du dx

Turunan Implisit
Turunan implisit dilakukan dengan menerapkan operatur turunan pada setiap
ruas fungsi.
11

SOAL LATIHAN

1. Gunakan aturan turunan untuk mencari turunan dari fungsi-fungsi berikut.


1
a) f ( x) = 2 x + 6 c) g (t ) = 2t 2 + t + 5 e) f ( x) =
x +1
2

b) f ( x) = 3x 3 − 4 x + 1 d) f ( x) =
x
( )(
f) f ( x) = x 2 + 1 x 5 + x + 2 )
x+2

2. Hitunglah f’(x) dari fungsi-fungsi berikut.


7
 x2 
(
a) f ( x) = 2 x + x )
3 101
b) f ( x) =  + 5  c) f ( x) =
1
 3  (x 3
−2 ) 4

dy d 2 y d 3 y
3. Carilah , , , dari persamaan-persamaan berikut.
dx dx 2 dx3

1
a) y = b) y = 2x 3
x2

dy
4. Carilah dari fungsi-fungsi berikut.
dx
a) x 2 y + xy 2 = 6 b) 2 xy + y 2 = x + y c) xy − y 3 = 1

d2y
5. Carilah dari fungsi-fungsi berikut.
dx 2
a) x 2 + y 2 = 1 b) y 2 − 2 x = 1 − 2 y
12

DAFTAR PUSTAKA

Neuhauser, C. 2011. Calculus for Biology and Medicine 3rd Ed. Prentice Hall.
Varberg, D. Purcell, E. and Rigdon, S. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai