Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SEMARANG


Jalan Candi Asri Raya Ungaran 50513
Telepon (024) 6921320 Faksimili. (024) 6922883
Website : http://semarang.kemenag.go.id email :kabsemarang@kemenag.go.id

KHOTBAH JUMAT

MENGHINDARI DAN MENCEGAH WABAH VIRUS CORONA


Oleh : H. Edi NUR WAHID, S.Ag
Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kabupaten Semarang
Diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah

‫ت‬ ‫اء‬ ‫ج‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫اَلِل‬ ‫اَن‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ن‬ َ‫أ‬ ‫َل‬
‫و‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ّ
‫د‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ن‬ّ‫ل‬ ‫ها‬
‫ن‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ّ ‫اْلمد ّهَلِلّ اله ّذي هداَن‬
‫ِل‬
‫ح‬
‫ََ َ ُ َ َ َ ح‬ َ ‫ه‬ ‫ح‬ َ َ
‫َ حَ َ ح‬ ُ َ
ََ َ َ َ َ ُ ‫حَ ح‬
‫وها ِّبَا ُكحن تُ حم تَ حع َملُو َن‬ ‫م‬ ُ‫ت‬ ‫ث‬
‫ح‬ّ
‫ر‬ ‫ُو‬
‫أ‬ ‫ة‬
ُ ‫ه‬
‫ن‬ ‫اْل‬
‫ح‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
‫ح‬ّ‫رسل ربّنَا ِّب حْل ّق ونُودوا أَ حن ت‬
َ ُ َ ُ ُ َ ِّ َ َِّ ُ ُ ُ
،ُ‫َعهز ُجحن َده‬ َ ‫ َوأ‬،ُ‫صَر َعحب َده‬ َ َ‫ َون‬،ُ‫ص َد َق َو حع َده‬ َ ،ُ‫أَ حش َه ُد أَ حن َلَ إّلَهَ إَّله هللاُ َو حح َده‬
‫ يَ حوَم يُ حس َحبُو َن ِّف النها ّر َعلَى‬:ُ‫ َوُه َو الح َقائّ ُل ُسحب َحانَه‬،ُ‫اب َو حح َده‬ َ ‫َحَز‬‫َوَهَزَم احأل ح‬
‫ َوَمآأ حَمُر ََن إَّله‬.‫ إّ هَن ُك هل َشى ٍء َخلَ حقنَاهُ بَّق َد ٍر‬.‫س َس َقَر‬ ‫ه‬ ‫م‬
َ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬
ُ‫و‬ ‫ذ‬
ُ ‫م‬ ّ
‫ه‬
‫ُُ ح‬
ّ ‫وج‬
‫وه‬
‫ح‬
ّ
َ َ‫َواح َدةٌ َكلَ حم ٍح ِّبلحب‬
.‫ص ّر‬

‫ض‬ّ ‫اْلَحو‬ ‫ب ح‬ ّ ‫ وص‬،‫وأَ حشه ُد أَ حن ُُم هم ًدا عب ُده ورسولُه وهو خي ر الحب َش ّر‬
‫اح‬
ُ َ َ َ ُ ‫َ َح ُ َ َ ُ ح ُ َ ُ َ َ ح‬ َ َ
،‫الح َك حوثَّر‬
‫ َو َعلَى‬،‫احبَهُ َوأ ََزَرهُ َوَوقَ َر‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬‫و‬ ، ّ
‫ر‬ ‫ه‬َ‫ط‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ح‬ ‫ا‬ ّّ‫صلهى هللا علَي ّه وعلَى آل‬
‫ه‬
َ َ ‫ََ َح‬ ُ ََ ‫َ ُ َح‬
.‫ إّ ََل يَ حوّم الح َم حح َش ّر‬،‫ان ّ حِف ُك ِّّل أَثٍَر‬
ٍ ‫التهابّعّْي َِلم ِبّّحس‬
َ ‫ح َ ُح ح‬
َ‫ فَاته ُقوا هللاَ َح هق تُ َقاتّّه َوَل‬،ّ‫ي بّتَ حق َوى هللا‬ ‫َّي‬
‫ه‬ ّ‫ أُو ّصحي ُكم وإ‬،ّ‫أَهما ب حع ُد؛ ّعب َاد هللا‬
َ َ‫ح ح‬ َ َ
.‫ََتُحوتُ هن إَّله َوأَنتُ حم ُّم حسلّ ُم حو َن‬

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia, yang dirahmati Allah SWT

Saat ini kita semua dihadapkan terjadinya wabah Covid 19 atau dikenal juga
dengan virus corona. Badan kesehatan dunia, WHO, menetapkan wabah
virus ini sebagai pandemi yang menjadi masalah global. Pemerintah
Indonesia pun telah menetapkan wabah virus corona ini sebagai bencana
nasional. Virus corona jenis baru yang mewabah mulai akhir tahun 2019 di
Wuhan China ini, kini telah menyebar berbagai negara, lebih dari 140
Negara/Wilayah di dunia sudah terserang wabah virus ini.. Massifnya
penyebaran virus ini menyebabkan beberapa negara atau wilayah telah
melakukan berbagai ikhtiar seperta kebijakan lockdown untuk memutus
mata rantai penyebaran virus ini, atau istilah indonesia dikenal dengan
Pembatasan Sosial Bersekala Besar ( PSBB ) atau Perlakuan Pembatasan
Kegiatan masyarakat( PPKM )

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,

Dalam perspektif ajaran Islam, bencana dapat dimaknai sebagai musibah


yang bisa menimpa kepada siapa saja, kapan dan di mana saja. Musibah
adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Sebagaimana
Allah tegaskan dalam alQur’an surat al-Baqarah ayat 155, yang berbunyi:

ٖ ‫ف َو ۡٱل ُجوعِ َون َۡق‬


ِ ِۗ ‫ص ِمنَ ۡٱۡلَمۡ َٰ َو ِل َو ۡٱۡلَنفُ ِس َوٱلثَّ َم َٰ َر‬
َّ َٰ ‫ت َوبَ ِش ِر ٱل‬
َ‫صبِ ِرين‬ ِ ‫َولَن َۡبلُ َونَّ ُكم بِش َۡي ٖء ِمنَ ۡٱلخ َۡو‬

Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar
Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa musibah atau bencana adalah hal
niscaya yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Bencana, apapun
bentuknya, sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada
manusia. Berbagai peristiwa yang menimpa manusia pada hakikatnya
merupakan ujian dan cobaan atas keimanan dan perilaku yang telah
dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ketauhidan seorang mukmin akan
menuntunkan bahwa berbagai peristiwa yang menimpa manusia bukanlah
persoalan, karena manusia hidup pasti akan diuji dengan berbagai
persoalan.

Peristiwa yang merupakan musibah merupakan takdir Allah.Takdir di sini


dimaknai dengan sebuah ketetapan dan ketentuan Allah yang telah terjadi di
hadapan kita. Hanya Allah saja yang mengetahui ketetapan dan ketentuan-
Nya. Manusia hanya dapat mengetahuinya ketika ketetapan dan ketentuan
tersebut terjadi. Adapun ketika ketetapan dan ketentuan yang akan terjadi
pada manusia juga tidak mengetahuinya, hanya Allah saja yang Maha Tahu.
Dengan demikian, manusia wajib memohon kepada Allah dan berusaha
untuk menyikapinya dengan penuh kesabaran dalam rangka merubah
keadaan yang dihadapinya menjadi lebih baik. Allah SWT menegaskan
dalam firman-Nya surat al-Anfaal ayat 53:

‫يم‬ٞ ‫س ِمي ٌع َع ِل‬


َ ‫ٱَّلل‬ َ َّ ‫َٰذَلِكَ ِبأ َ َّن‬
َ َّ ‫ٱَّلل لَ ۡم َيكُ ُمغ َِي ٗرا نِعۡ َمةً أَ ۡن َع َم َها َعلَ َٰى قَ ۡو ٍم َحت َّ َٰى يُغ َِي ُرواْ َما ِبأ َنفُ ِس ِه ۡم َوأَ َّن‬

Artinya : Yang demikian [siksaan] itu adalah karena sesungguhnya Allah


sekali-kali tidak akan merobah sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-
Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merobah apa yang ada pada diri
mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui

Hadirin sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah SWT

Kasus virus corona yang kita hadapi saat ini merupakan bagian dari bencana
non alam yang berupa epidemi atau wabah. Epidemi adalah kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sebagai
bagian dari bencana, maka kasus virus corona ini harus disikapi secara cepat
dan tepat. Seluruh pihak harus memiliki kepedulian untuk terlibat aktif
dalam pencegahan penyebaran virus ini. Tentunya diantara pihak yang
paling bertanggungjawab adalah pihak pemerintah. Karena pemerintah lah
yang mengemban amanat rakyat dalam pengaturan urusan hidup yang
berkaitan dengan publik dan karena pemerintah yang memiliki wewenang
untuk menggunakan dan menyalurkan segenap potensi dan sumberdaya
yang diperlukan terkait dengan penanganan bencana. Apabila pemerintah
abai akan tugas ini, maka Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Mu’awiyah;

Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menjadi


pemimpin yang mengemban amanat kaum muslimin, lalu dia menghindar
dari kebutuhan, kekurangan, dan kefaqiran rakyatnya, maka Allah akan
menutup diri darinya ketika ia kekurangan, membutuhkan, dan dalam
kefaqiran (H.R. Abu Dawud)

Hadirin, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani


pandemic Covid-19 ini. Walau penanganan bencana itu menjadi otoritas
pemerintah, kita sebagai warga masyarakat tidak boleh bersikap masa
bodoh dan berdiam diri dan hanya memikirkan diri sendiri. Kita harus
mengambil peran untuk ikut mengatasi pandemi ini semaksimal mungkin
dengan apa yang bisa kita lakukan. Jangan sampai kita justru bersikap
sebaliknya. Sebagai seorang manusia harus saling tolong menolong satu
sama lain, tanpa mengenal latar belakang suku, ras maupun agama
termasuk kepada warga yang terpapar covid-19 ini. Sesama manusia kita
harus memiliki sikap empati dan simpati kepada para korban, sehingga
kita senantiasa menjauhkan diri dari sikap menghakimi dan menyalahkan
korban. Dalam penyebaran virus corona, kita harus mampu menjadi pribadi
yang bisa memutus mata rantai penyebaran virus itu. Secara bersama kita
perlu membangun kesadaran, pemahaman dan sikap yang sama untuk
secara aktif terlibat dalam mencegah penyebaran virus corona semakin
meluas, sehingga semakin mempercepat wabah ini berakhir.

Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,

Di antara hal-hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim dan
sekaligus bagian dari anggota masyarakat dalam pencegahan wabah virus
corona ini adalah sebagai berikut:

Pertama,

Memperkuat dan mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Iman yang kuat
akan menuntun kita pada sikap hidup yang optimis dan yakin akan
pertolongan Allah. Seorang muslim yang istiqomah dalam iman kepada
Allah, maka akan ditiadakan rasa takut dalam dirinya. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Fushilat ayat 30:
َٰٓ
‫ٱستَ َٰقَ ُمواْ تَتَن ََّز ُل َعلَ ۡي ِه ُم ۡٱل َم َٰلَئِ َكةُ أَ ََّّل تَخَافُواْ َو ََّل تَ ۡحزَ نُواْ َوأَ ۡبش ُِرواْ ِب ۡٱل َج َّن ِة‬ َّ ‫ِإ َّن ٱلَّذِينَ قَالُواْ َربُّنَا‬
ۡ ‫ٱَّللُ ث ُ َّم‬
َ‫ٱلَّتِي ُكنت ُ ۡم تُو َعدُون‬

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata bahwa Tuhan kami adalah Allah


dan mereka istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dan
berkata; “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati,
dan bergembiralah kamu memperoleh surga yang telah dijanjikan
kepadamu”

Iman yang kuat akan menuntun pada sikap sabar. Bersabar bagi seorang
muslim hakekatnya adalah kesadaran bahwa apapun yang terjadi pada
dirinya adalah rahmat dari Allah dan selanjutnya dia akan berusaha untuk
merubah kondisi tidak baik yang dihadapi sekarang agar menjadi baik serta
berusaha mewujudkan kebaikan-kebaikan di masa yang akan datang.
Kebaikan yang dilakukan tidak hanya setelah musibah terjadi, tetapi lebih
dari itu, seorang muslim akan berusaha semaksimal mungkin menciptakan
kebaikan-kebaikan jauh sebelum musibah itu terjadi.

Kedua,

Menghindari atau menahan diri untuk tidak beraktifitas dengan banyak


orang. Tidak berkerumum dan menjaga jarak. Nabi Muhammad SAW telah
bersabda: Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka
janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu
berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Hadits ini mengajarkan bahwa kita harus berusaha menghindari keburukan


yang mungkin terjadi dari suatu wabah yang sedang berkembang di suatu
wilayah. Mengisolasi dan menahan diri untuk tidak bertemu dengan orang
banyak dan atau untuk tidak bepergian, terlebih ke daerah yang endemic
merupakan suatu pilihan yang harus diambil oleh setiap muslim. Dengan
kata lain, sebagai seorang muslim dituntut untuk mampu melakukan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sehingga dapat mengurangi
resiko bencana, terutama terkait korban manusia.

Adapun terkait kegiatan ibadah di masjid atau mushola. Upaya pembatasan


kegiatan ibadah berjama’ah dan pengajian di masjid atau mushola bukanlah
untuk menjauhkan umat muslim dari masjid. Tetapi justeru ini sebagai
ikhtiar menjemput takdir Allah yang lain. Dalam sebuah hadits dari Imam
Bukhori diriwayatkan bahwa Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam,
saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar
adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian
mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata,

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian


memasukinya.Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan
tinggalkan tempat itu.”

Mendengar hadits tersebut, Umar memilih kembali ke Madinah. Keputusan


Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin
rombongan yang dibawa Khalifah Umar. Menurut Abu Ubaidah, Umar tak
seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar
menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju
ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan
keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit

Ketiga,

Saling menguatkan dan tolong menolong. Tidak ada seorang pun yang ingin
tertimpa musibah, terjangkit virus corona. Tetapi tidak ada seorang pun
yang bisa memastikan bahwa dirinya akan terbebas dari virus corona. Untuk
itulah setiap orang, terlebih seorang muslim, harus selalu menjaga diri,
harus mau untuk saling menguatkan dan saling tolong menolong satu sama
lain, bahu membahu bagaimana menciptakan kebaikan berupa melakukan
pencegahan agar virus corona tidak mewabah di keluarga kita, dilingkungan
kita maupun di banyak daerah atau tempat lain, dan tentu berharap tidak
semakin banyak memakan korban meninggal dunia. Berperan aktif dan ikut
mengawasi dan memastikan protokol kesehatan benar-benar terlaksana
sebagaimana mestinya. Saling bertukar informasi yang valid dan benar.
Bahkan bila suatu saat kebijakan lockdown harus diambil, maka setiap
anggota masyarakat harus tetap menjaga situasi yang kondusif, saling
memberi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Bukan sebaliknya malah
memanfaatkan kondisi bencana untuk meraup keuntungan pribadi. Al-
Qur’an tegas mengajarkan kepada kita.

ِ ‫شدِيدُ ۡٱل ِعقَا‬


‫ب‬ ٰۖ َّ ْ‫ٱۡل ۡث ِم َو ۡٱلعُ ۡد َٰ َو ِۚ ِن َوٱتَّقُوا‬
َّ ‫ٱَّللَ ِإ َّن‬
َ َ‫ٱَّلل‬ ِ ۡ ‫ۘ َوتَ َع َاونُواْ َعلَى ۡٱلبِ ِر َوٱلت َّ ۡق َو َٰٰۖى َو ََّل تَ َع َاونُواْ َعلَى‬

“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaranDan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (Q.S. Al -Maidah ayat 2)
Hadirin yang berbahagia, itulah tiga hal yang bisa kita jadikan pedoman
dalam menghadapi situasi-situasi sulit karena virus corona ini.Tetaplah kita
dalam iman kepada Allah, jangan panik dan terus berdoa dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Surat Edaran Gubernur Jawa


Tengah Nomor 443.5/0001159 tanggal 25 Januari 2021 yang diikuti dengan
Instruksi Bupati Semarang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perpanjangan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sebagai bagian ikhtiar
Pemerintah untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19 . Untuk itu
mari kita pahami dan kita patuhi serta kita awasi pelaksanaanya. Dengan
ikhtiar ini semoga Allah melindungi kita semua dan pandemic Covid-19
segera berakhir di muka bumi ini. Aamiin .

ِّّ ‫ِبرَك هللا َّل ولَ ُكم ِّف احل ُقراَ ّن احلع ّظي ّم ونَ َفع ِّن واّ هَّي ُكم ِّبحألََّيَ ّت و‬
‫الذ حك ّر‬ َ ‫ح َ ح َ َ َ ح‬ ‫ََ ُ َ ح‬
ً‫هها ّر َوُزلَفا‬
َ ‫صالََة طََر َِّف الن‬‫ َواَقّّم ال ه‬,‫ اَ ُع ْوذُ اِبهللا ّم َن الشحهيطاَ ّن الهرّجحي ّم‬.‫ا حْلَ ّكحي ّم‬
‫ب‬ ِّّ ‫ وقُل هر‬.‫ك ّذ حكرىّ لل هذكّ ّريحن‬ ّ‫ت ط ذَل‬ ّ َ‫ا‬ّ‫ي‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ْب‬ ّ
‫ه‬ ‫ذ‬‫ح‬ ‫ي‬ ّ
‫ت‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ْل‬
‫ح‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫ن‬ ّ‫ّمن الهي ّل ط ا‬
‫َ َ ح‬ َ َ ِّ ‫َ َ َ ُ ح َ ه‬ ‫َ ح‬
. ‫ْي‬ ّ ّ‫ا حغ ّفر وارحم واَنحت خي ر الهر‬
‫ِح‬
َ‫ح َ ح َ ح َ َ َحُ ح‬
Khutbah kedua:

‫ُّور ُثُه‬
‫ن‬ ‫ال‬
‫و‬ ‫ات‬ ّ ‫اْلم ُد ّهَلِلّ اله ّذي خلَق ال هسماو‬
ّ ‫ات و حاألَرض وجعل الظُّلُم‬
َ َ َ َ ََ َ ‫َ َ َ َ َ ح‬
َ ‫حَ ح‬
‫ين َك َفُروا بَّرِّّبّ حم يَ حع ّدلُو َن‬
َ
ّ ‫اله‬
‫ذ‬
.ُ‫َوأَ حش َه ُد أَ حن َلَ إّلَهَ إَّله هللاُ َوأَ حش َه ُد أَ هن ُُمَ هم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُه‬

‫ اته ُقوا هللاَ َح هق‬،‫هاس‬


‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫َي‬
ُّ ‫أ‬ . ‫م‬ ‫ص ححبّ ّه َو َسله‬ ‫و‬ ّّ‫اَللهه هم ص ّل علَى ُُم هم ٍد وعلَى آل‬
‫ه‬
ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ُ
‫ أَهما بَ حع ُد؛‬.‫تُ َقاتّّه َوَلَ ََتُحوتُ هن إَّله َوأَنحتُ حم ُم حسلّ ُم حو َن‬
‫َحيَ ّاء ّمحن ُه حم‬
‫ح‬ ‫أل‬ ‫ا‬ ‫ات والحمسلّ ّمْي والحمسلّم ّ‬
‫ات‬ ‫َ ُ ح حَ َ ُ ح َ‬
‫اَللهه هم ا حغ ّفر لّحلمؤّمنّْي والحمؤّمنَ ّ‬
‫ح ُح حَ َ ُح‬ ‫ُ‬
‫ات‬‫ات إّنهك ََّسيع قَ ّريب ُُّميب الدهعو ّ‬ ‫واحألَمو ّ‬
‫ََ‬ ‫حٌ ح ٌ ح ُ‬ ‫َ‬ ‫َ حَ‬
‫ِف قُلُ حوبّنَا ّغ اال لّله ّذيح َن‬
‫ّ‬
‫ح ح‬‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫َت‬
‫ح‬ ‫َ‬ ‫َل‬
‫و‬
‫َ‬‫َ‬
‫سب ُقو ََن ِّبحِّلحْيَ ّ‬
‫ان‬ ‫ََ ح‬ ‫َربهنَا ا حغ ّف حر لَنَا َوِّّل حخ َوانّنَا اله ّذيح َن‬
‫وف َرّح ٌيم‬‫ك َرءُ ٌ‬ ‫َآمنُوا َربهنَا إّنه َ‬
‫ك‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫اَللهه هم ّآمنها ِّف أَوطَانّنَا وأَصلّح أَئّ‬
‫ِف َم حن َخافَ َ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫َل‬
‫و‬
‫َ‬
‫َُ ُ ح َ ح َ ح َ ح‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫اج‬ ‫و‬ ‫َن‬
‫َ‬‫ر‬ ‫و‬‫ُم‬ ‫أ‬ ‫ة‬
‫َ‬ ‫َل‬
‫َ‬‫و‬‫و‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ه‬ ‫َ ح ح‬ ‫ح ح‬ ‫ُ‬
‫ب الحعالَ ّمْي‪ .‬اَللهه هم وفِّّق وِّل أَم ّرَن ّ‬
‫اك ََّي َر ه َ ح َ ُ َ ح َ ه ح َ ُ َ ح‬
‫اج َع حل َع َملَ ُه‬‫و‬ ‫اك‬
‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ِل‬ ‫ضَ‬ ‫اك َواتهبَ َع ّر َ‬ ‫َواته َق َ‬
‫ّ‬ ‫صا ّْلةَ النَ ّ‬
‫ْي‬
‫ب الح َعالَم ح َ‬
‫اص َحةَ ََّي َر ه‬ ‫اك‪َ ،‬و حارُزقحهُ الحبّطَانَةَ ال ه َ‬ ‫ضَ‬ ‫ِف ّر َ‬
‫ّح‬
‫صغَ ًارا‬‫اَن ّ‬ ‫ي‬‫ه‬‫ب‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ك‬‫َ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ه‬ ‫ِح‬ ‫ار‬
‫و‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ّ‬
‫ال‬‫و‬ ‫ربهنا ا حغ ّفر لَنا ولّ‬
‫َ َ ح َ َ َ َ حَ َ ح َح ُ َ َ َ َ َ‬
‫ص حرََن َعلَى‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬
‫َربهنَا ا حغ ح َ ُ ح ََ َ ح َ َ ح ح َ َ ِّ ح َ َ َ َ ُ‬
‫ن‬
‫ح‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ام‬‫د‬ ‫ق‬
‫ح‬ ‫َ‬
‫أ‬ ‫ت‬ ‫ب‬‫َ‬‫ث‬‫و‬ ‫َن‬‫ر‬ ‫َم‬‫أ‬ ‫ِف‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫اف‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫س‬ ‫إ‬‫و‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ن‬‫ُ‬‫ذ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫ر‬ ‫ف‬
‫الح َق حوّم الح َكافّ ّريح َن‬
‫اب النها ّر‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬‫ن‬‫ربهنا آتّنا ِّف الدُّنحيا حسنةً وِّف حاْل ّخرةّ حسنةً وقّ‬
‫َ َ ََ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ََ َ‬ ‫ََ َ‬
‫وصلى هللا على نبينا ُممد وعلى اله وصحبه أمجعْي‬
‫اْلَ حم ُد‬
‫ْي َو ح‬ ‫ص ُفو َن وس َالم علَى الحمرسلّ‬ ‫ب الحعّهزةّ ع هما ي ّ‬ ‫ك رّ‬ ‫ّ‬
‫َ َ ٌ َ ُح َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُسحب َحا َن َربِّ َ ِّ‬
‫َ‬
‫ْي‬‫م‬‫ب الحعالَ ّ‬
‫ّ‬ ‫ر‬ ‫ّهّ‬
‫َلِل‬
‫َ ِّ َ َ‬
‫للا اّ هن هللاَ ََيح ُمُر ِّبلح َع حد ّل َواح َّل حح َسان َواّيحتاَّء ّذى احل ُق حرََب َويَحن َهى‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫ع ّن الح َفحش ّاء والحمحن َك ّر واحلب غى يعّظُ ُكم لَعله ُكم تَ َذ هكرو َن‪ .‬ولَ ّذ حكر هللاّ‬
‫ح َ َ ُ َ َ ُ َ ح َ ح ُح َ ُ‬ ‫َ‬
‫اَ حك ََب ‪.‬‬

‫‪Diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah‬‬

Anda mungkin juga menyukai