(PENULISAN ARTIKEL)
Email: stevijesikasiagian@gmail.com
ABSTRAK
Pengangguran adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji
pengaruh inflasi dan investasi terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004
sampai 2018. Data yang digunakan adalah data time series. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan regresi berganda.
Hasil analisis menunjukan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap pengangguran berarti semakin tingginya inflasi pengangguran semakin menurun,
Investasi secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran berarti semakin
tinggi investasi, pengangguran akan menurun, serta Inflasi dan Investasi secara simultan
berpengaruh terhadap pengangguran berarti semakin tinggi laju Inflasi, investasi akan
meningkat dan pengangguran akan menurun. Dari hasil yang di dapat diharapkan mampu
memberikan masukan kepada pemerintah agar tetap menjaga stabiltas laju inflasi dan investasi
agar tingkat pengangguran menurun.
PENDAHULUAN
Di Sumatera Utara, masalah pengangguran masih saja terjadi, pada periode 2004–
2018, pengangguran di Provinsi Sumatera Utara berfluktuasi naik turun. Tahun 2004
jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara sebesar 758.092 jiwa secara umum
menurun menjadi 396.027 jiwa pada tahun 2018. Hal ini disebabkan karena
penyerapan tenaga kerja terlaksana dengan baik dan tepat sasaran selama periode 15
tahun tersebut jumlah pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar
758.092 jiwa sedangkan jumlah pengangguran terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu
sebesar 396.027 jiwa. Menurut Philips dalam Mankiw (2000:341) berpendapat bahwa
tingkat pengangguran dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Dengan tingginya laju inflasi
seharusnya tingkat pengangguran akan menurun. Inflasi di Sumatera Utara periode
2004-2005 meningkat tajam dari 6,80% menjadi 22,41% dalam kasus ini di Sumatera
Utara tingkat inflasi yang menaik tajam menyebabkan tingkat pengangguran menjadi
menurun.
Menurut Kurniawan (2012:5) dan Shaari et al. (2010:5), selain dipengaruhi oleh
inflasi, tingkat pengangguran juga dapat di pengaruhi oleh tingkat investasi.
Kurniawan (2011:5), menyatakan semakin tinggi tingkat investasi, tingkat
pengangguran akan menurun. Tapi yang terjadi di Sumatera Utara malah sebaliknya,
pada periode 2004-2005 tingkat investasi menurun dari Rp. 1.146,7 Milyar menjadi
Rp. 674,3 Milyar, jumlah pengangguran juga menurun dari 756.092 jiwa menjadi
636.980 jiwa. Menurut Sudikreta, 2011, hal ini disebabkan karena investasi belum
merata. Semua permasalahan tersebut bertolak belakang dengan teori yang
dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Philips dan Harrod Domar, sehingga dari
pokok permasalahan tersebut, topik mengenai masalah inflasi dan investasi
berpengaruh terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara menarik untuk
diteliti.
KAJIAN TEORI
1. Pengangguran
Maka menurut sebab terjadinya, pengangguran digolongkan kepada tiga jenis yaitu:
2. Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga yang meningkat secara umum dan
terus-menerus. Kenaikkan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikkan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-
barang lain. Definisi lain mengatakan bahwa inflasi merupakan suatu proses
kenaikkan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.
Menurut Irving Fisher dalam buku Sadono Sukirno (2002:25), kenaikkan harga-harga
umum atau inflasi (P) disebabkan oleh tiga faktor yaitu jumlah uang beredar (M),
kecepatan peredaran uang (V), dan jumlah barang yang diperdagangkan (T).
Menurutnya inflasi adalah proses kenaikkan harga barang umum yang berlaku dalam
perekonomian. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik
dengan persentase yang sama. Yang penting terdapat kenaikkan harga-harga umum
barang secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Kenaikkan yang terjadi
hanya satu sekali saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah
merupakan inflasi.
Veneris dan Sebol dalam Muana Nanga (2001:241) mendefinisikan inflasi sebagai
suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus-menerus
sepanjang waktu. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikkan tingkat harga umum
(general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai
inflasi. Dari definisi tersebut ada tiga hal penting yang ditekankan dari inflasi, yaitu :
3. Investasi
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana tersebut (Ahmad, 2004). Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penyaluran sumber dana
yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara
menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham
tersebut di bursa efek.
Menurut Jogiyanto (2003), investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan
cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham
dari perusahaan investasi yang membeli portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dengan mencari data
inflasi, investasi, dan pengangguran di Link Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara periode 2004 sampai 2018. Dan waktu peneitian ini dilaksanakan pada 10 Mei
2020.
Penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data time series antara lain data Inflasi,
Investasi dan Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018.
Datanya yang berbentuk laporan tahunan yang telah disusun serta diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: analisis regresi linier
berganda dengan model OLS (Ordinary Least Square), uji asumsi klasik diantaranya
uji multikolinieritas, uji normalitas, dan uji autokorelasi dan uji kebaikan model
diantaraya uji eksistensi model dan koefisien determinasi dan uji validitas pengaruh,
guna mengetahui pengaruh antara variabel dependen yaitu tingkat pengangguran
dengan variabel independen yaitu Inflasi dan Investasi.
HASIL PENELITIAN
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai data
pada sebuah variabel, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas berguna untuk menetukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi normal. Hasil data dari uji normalitas
menggunakan alat uji SPSS 22 adalah sebagai berikut:
b. Uji Multikolinearitas
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Berdasarkan hasil diatas dengan kriteria nilai VIF < 10 artinya di dalam model tidak
terdapat multikolinearitas, dengan demikian nilai VIF Inflasi sebesar 1,612<10 dan
nilai VIF Investasi sebesar 1,612<10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
permasalahan multikolinearity dalam data penelitian ini.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui
adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.
Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model prediksi,
maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas, melainkan berpasangan
secara autokorelasi. Hasil keluaran uji Autokorelasi menggunakan alat uji SPSS 22
adalah sebagai berikut:
Model Summaryb
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai Durbin Watson (DW) hitung sebesar 1,682
dibandingkan dengan tabel DW, maka diperoleh nilai dL sebesar 0,9455 dan dU
sebesar 1,5432 dan nilai 4-dU adalah sebesar 2,4568. Oleh karena nilai DW sebesar
1,682 berada diantara du dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
permasalahan autokorelasi dalam data penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial
Uji parsial (t-test) adalah uji yang mengukur perbedaan dua atau beberapa antar
kelompok. Uji parsial atau yang dikenal dengan uji t, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabelnya
atau dengan melihat kolom signifikansinya t hitung. Adapun hasil perhitungan uji
parsial dalam hasil penelitian diatas adalah sebagai berikut:
a) Variabel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pengangguran dengan perolehan nilai t hitung sebesar 0,590 dan perolehan nilai
Sig 0,566>0,05, maka Ho diterima pada taraf alpha 5 persen.
b) Variabel Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengangguran
dengan perolehan nilai t hitung sebesar 4,567 dan perolehan nilai Sig
0,001<0,05, maka Ho ditolak pada taraf alpha 5 persen.
b. Uji Simultan
Uji F digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel
bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya.
ANOVAa
Total .142 14
a. Dependent Variable: LOGPGG
b. Predictors: (Constant), LOGINV, LOGINF
Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 14,416 dan
perolehan nilai Sig. sebesar 0.001<0.05, sehingga Ho ditolak. Artinya secara simultan
Inflasi dan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Pengangguran pada taraf alpha
5 persen.
c. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Kurniawan (2014:8) bahwa investasi berpengaruh negatif terhadap pengangguran.
Apabila investasi naik satuan, maka tingkat pengangguran akan menurun sebesar satu
satuan. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Prasaja (2013) bahwa investasi berpengaruh negatif terhadap penganggguran.
Meningkatnya investasi akan menciptakan permintaan dan memperbesar kapasitas
produksi. Dengan meningkatnya kapasitas produksi maka akan banyak menyerap
tenaga sehinggga tingkat pengangguran dapat terserap.
REKAYASA IDE
Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk
karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah,
pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25.
Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak
Covid-19. Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga
memprioritaskan pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan
UMKM dan produk UMKM masuk e-catalog.
Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan
fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh
sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan
inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada
relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha
Rakyat (KUR).
IHSG di Bursa efek Indonesia selama dua bulan terakhir mengalami kemerosotan
sebesar 18,49 persen, dan nilai kapitalisasi pasar atau nilai saham perusahaan yang
tercatat di BEI menyusut Rp. 1.354,14 triliun atau tergerus 18,3 persen. Sementara
nilai rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi sekitar 3,5 persen. Sementara data dari
Bank Indonesia seperti diungkapkan Gubernur BI, dana asing investor asing yang
keluar (outflow) periode Januari-Februari 2020 mencapai Rp. 30,3 triliun terdiri dari
Rp. 26,2 triliun di SBN dan Rp. 4,1 triliun dipasar saham.
1. Simpulan
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disajikan saran
sebagai berikut : Laju inflasi dan tingkat investasi merupakan komponen yang penting
dalam menekan tingkat pengangguran. Pemerintah diharapkan bisa menjaga stabilitas
laju inflasi agar tetap terkendali. Dengan terjaga dan terkendalinya stabilitas laju
inflasi diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran di Sumatera Utara.
Pemerintah juga diharapkan tetap menjaga minat para investor agar tetap
berinvestasi. Dengan terjaganya minat investor untuk berinvestasi diharapkan dapat
mengatasi masalah pengangguran di Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/3117/2/Bab%202.pdf
http://digilib.unila.ac.id/4528/15/BAB%20II.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2336/1/BAB%20II.pdf
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Perkembangan-Langkah-
Langkah-BI-dalam-Hadapi-COVID-19.aspx
https://www.bareksa.com/id/text/2020/03/23/hadapi-covid19-ini-kebijakan-ekonomi-
pemerintahan-jokowi/24640/news
Kurniawan, Aditya Barry.2014.Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, dan Investasi terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Gesik. Jurnal
Ilmiah| Universitas Brawijaya| Malang.
Prayuda, Giri Mahanatha dan Made Henny Urmila Dewi.2015.Pengaruh Inflasi Dan
Investasi Terhadap Pengangguran Di Provinsi Bali Tahun 1994-2013. E-Jurnal EP
Unud| Vol. 05 No. 01| ISSN: 2303-0178.
Shaari, Shahidan, Mohd Ermawati Hussain, Mohd Suberi bin Ab. Halim.2012. The
Impact of Foreign Investmen on The Unemployment Rate and Economic Growth in
Malaysia. Journal of Applied Sciences Reaserch| vol. 8.