Anda di halaman 1dari 17

KETENTUAN TUGAS

PROJECT, MINI RISET DAN REKAYASA IDE

(PENULISAN ARTIKEL)

Dikarenakan berubahnya sistem pembelajaran Matematika Ekonomi dan adanya


perpanjangan masa belajar di rumah maka saya selaku dosen Matematika Ekonomi merubah
sistem tugas untuk 3 tugas terakhir yaitu Project, Mini riset dan Rekayasa Ide dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Tema artikel yang akan diangkat adalah KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA


DITENGAH WABAH COVID-19.
2. Judul yang akan diambil merupakan fenomena kondisi perekonomian Indonesia ditengah
merebaknya wabah COVID-19. Misalnya: permintaan atau penawaran harga barang
sembako seperti minyak goreng, beras, telur dan sebagainya.
3. Jumlah lembaran artikel minimal 7 lembar maksimum 15 lembar dimulai dari judul
hingga daftar pustaka.
4. Pengumpulan artikel terakhir yaitu pertemuan ke-16
5. Tugas dikerjakan secara kelompok (anggota kelompok dibentuk sesuai kesepakatan di
kelas)
6. Pembahasan REKAYASA IDE merupakan gagasan atau ide saudara dalam mengatasi
permasalahan yang saudara angkat. Penulisan dibuat sub bab tersendiri yaitu REKAYASA
IDE setelah sub bab PEMBAHASAN
7. FORMAT PENULISAN ARTIKEL mengikuti contoh format terlampir
8. Tulis dengan Times New Roman ukuran 11 kecuali abstrak ukuran 10
9. Kertas A4 dengan ketentuan rata kanan-kiri dan atas-bawah masing 3 cm
10. Spasi 1,5 kecuali abstrak 1 spasi
11. Nilai Tugas Project akan saya ambil melalui paparan data, informasi update yang saudara
gunakan dalam artikel yang saudara tulis.
12. Nilai Mini Riset dan Rekayasa Ide diambil melalui Kekuatan bahasa tulis dalam sub bab
Pembahasan pada artikel sadara.
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN INVESTASI TERHADAP
PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2004 SAMPAI 2018

Stevi Jesika Siagian

Fakultas Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi

Universitas Negeri Medan

Email: stevijesikasiagian@gmail.com

ABSTRAK

Pengangguran adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji
pengaruh inflasi dan investasi terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004
sampai 2018. Data yang digunakan adalah data time series. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dan regresi berganda.
Hasil analisis menunjukan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap pengangguran berarti semakin tingginya inflasi pengangguran semakin menurun,
Investasi secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran berarti semakin
tinggi investasi, pengangguran akan menurun, serta Inflasi dan Investasi secara simultan
berpengaruh terhadap pengangguran berarti semakin tinggi laju Inflasi, investasi akan
meningkat dan pengangguran akan menurun. Dari hasil yang di dapat diharapkan mampu
memberikan masukan kepada pemerintah agar tetap menjaga stabiltas laju inflasi dan investasi
agar tingkat pengangguran menurun.

Kata Kunci: Inflasi, Investasi, dan Pengangguran

PENDAHULUAN

Masalah pengangguran merupakan masalah yang tidak pernah habis untuk


diperbincangkan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran dapat diartikan sebagai seseorang
yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari
pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada (Sukirno, 2004:327).

Di Sumatera Utara, masalah pengangguran masih saja terjadi, pada periode 2004–
2018, pengangguran di Provinsi Sumatera Utara berfluktuasi naik turun. Tahun 2004
jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara sebesar 758.092 jiwa secara umum
menurun menjadi 396.027 jiwa pada tahun 2018. Hal ini disebabkan karena
penyerapan tenaga kerja terlaksana dengan baik dan tepat sasaran selama periode 15
tahun tersebut jumlah pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar
758.092 jiwa sedangkan jumlah pengangguran terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu
sebesar 396.027 jiwa. Menurut Philips dalam Mankiw (2000:341) berpendapat bahwa
tingkat pengangguran dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Dengan tingginya laju inflasi
seharusnya tingkat pengangguran akan menurun. Inflasi di Sumatera Utara periode
2004-2005 meningkat tajam dari 6,80% menjadi 22,41% dalam kasus ini di Sumatera
Utara tingkat inflasi yang menaik tajam menyebabkan tingkat pengangguran menjadi
menurun.

Menurut Kurniawan (2012:5) dan Shaari et al. (2010:5), selain dipengaruhi oleh
inflasi, tingkat pengangguran juga dapat di pengaruhi oleh tingkat investasi.
Kurniawan (2011:5), menyatakan semakin tinggi tingkat investasi, tingkat
pengangguran akan menurun. Tapi yang terjadi di Sumatera Utara malah sebaliknya,
pada periode 2004-2005 tingkat investasi menurun dari Rp. 1.146,7 Milyar menjadi
Rp. 674,3 Milyar, jumlah pengangguran juga menurun dari 756.092 jiwa menjadi
636.980 jiwa. Menurut Sudikreta, 2011, hal ini disebabkan karena investasi belum
merata. Semua permasalahan tersebut bertolak belakang dengan teori yang
dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Philips dan Harrod Domar, sehingga dari
pokok permasalahan tersebut, topik mengenai masalah inflasi dan investasi
berpengaruh terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara menarik untuk
diteliti.
KAJIAN TEORI

1. Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam


angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak
tergolong sebagai penganggur. Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh
tidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan jumlah tenaga kerja
yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan penduduk
yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang


dimaksudkan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam
angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Pengangguran
menunjukkan sumber daya yang terbuang. Para pengangguran memiliki potensi untuk
memberikan kontribusi pada pendapatan nasional, tetapi mereka tidak dapat
melakukannya.

Maka menurut sebab terjadinya, pengangguran digolongkan kepada tiga jenis yaitu:

a. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan


temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada.
Kesulitan temporer ini dapat berbentuk sekedar waktu yang diperlukan
selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau
kurangnya informasi.
b. Pengangguran struktural, terjadi karena ada problema dalam struktur atau
komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian memerlukan
perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak
pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru
tersebut.
c. Pengangguran konjungtur Pengangguran konjungtur terjadi karena kelebihan
pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengangguran dalam
permintaan agregat.

Sadono Sukirno mengklasifikasikan pengangguran berdasarkan cirinya, dibagi


menjadi empat kelompok:

a. Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang sungguh-


sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
b. Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
c. Setengah Menganggur, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
d. Pengangguran Bermusim, Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja karena terikat pada musim tertentu.

2. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga yang meningkat secara umum dan
terus-menerus. Kenaikkan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikkan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-
barang lain. Definisi lain mengatakan bahwa inflasi merupakan suatu proses
kenaikkan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian.

Menurut Irving Fisher dalam buku Sadono Sukirno (2002:25), kenaikkan harga-harga
umum atau inflasi (P) disebabkan oleh tiga faktor yaitu jumlah uang beredar (M),
kecepatan peredaran uang (V), dan jumlah barang yang diperdagangkan (T).
Menurutnya inflasi adalah proses kenaikkan harga barang umum yang berlaku dalam
perekonomian. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik
dengan persentase yang sama. Yang penting terdapat kenaikkan harga-harga umum
barang secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Kenaikkan yang terjadi
hanya satu sekali saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah
merupakan inflasi.
Veneris dan Sebol dalam Muana Nanga (2001:241) mendefinisikan inflasi sebagai
suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus-menerus
sepanjang waktu. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikkan tingkat harga umum
(general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai
inflasi. Dari definisi tersebut ada tiga hal penting yang ditekankan dari inflasi, yaitu :

a. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa saja


tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan
dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukan tendensi yang meningkat.
b. Bahwa kenaikkan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus-menerus
(sustained), yang berarti bukan hanya terjadi pada satu waktu saja, akan
tetapi bisa beberapa waktu lamanya.
c. Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga umum, yang
berarti tingkat harga yang mengalami kenaikkan itu bukan hanya pada satu
atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.

3. Investasi

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana tersebut (Ahmad, 2004). Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penyaluran sumber dana
yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara
menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham
tersebut di bursa efek.

Menurut Jogiyanto (2003), investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan
cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham
dari perusahaan investasi yang membeli portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan


pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model – model matematis, teori – teori dan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki. Sedangkan, pengertian
metode asosiatif adalah penelitian yang menyatakan hubungan antara dua variabel
atau lebih (Sugiyono, 2009:13).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dengan mencari data
inflasi, investasi, dan pengangguran di Link Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara periode 2004 sampai 2018. Dan waktu peneitian ini dilaksanakan pada 10 Mei
2020.

Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data time series antara lain data Inflasi,
Investasi dan Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018.
Datanya yang berbentuk laporan tahunan yang telah disusun serta diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.

Metode Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: analisis regresi linier
berganda dengan model OLS (Ordinary Least Square), uji asumsi klasik diantaranya
uji multikolinieritas, uji normalitas, dan uji autokorelasi dan uji kebaikan model
diantaraya uji eksistensi model dan koefisien determinasi dan uji validitas pengaruh,
guna mengetahui pengaruh antara variabel dependen yaitu tingkat pengangguran
dengan variabel independen yaitu Inflasi dan Investasi.
HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai data
pada sebuah variabel, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas berguna untuk menetukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi normal. Hasil data dari uji normalitas
menggunakan alat uji SPSS 22 adalah sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LOGPGG LOGINF LOGINV


N 15 15 15

Normal Parametersa,b Mean 5.6781 .7420 3.4546


Std. Deviation .10058 .30343 .42678
Most Extreme Differences Absolute .209 .158 .150
Positive .209 .104 .129
Negative -.142 -.158 -.150
Test Statistic .209 .158 .150
Asymp. Sig. (2-tailed) .077c .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas diketahui bahwa nilai signifikansi


Pengangguran sebesar 0,77>0,05, nilai signifikansi Inflasi sebesar 0,200>0,05 dan
nilai signifikansi Investasi sebesar 0,200>0,05. Maka dapat disimpulkan data yang
diolah dalam penelitian ini tidak terjadi pelanggaran uji normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas


antara variabel bebas sebagai syarat analisis linier berganda dalam menguji hipotesis.
Hasil keluaran uji Multikolinearitas yang diperoleh menggunakan alat uji SPSS 22
adalah sebagai berikut:
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) 6.446 .196 32.832 .000

LOGINF .039 .066 .117 -.590 -.566 .620 1.612

LOGINV -.214 .047 -.908 -4.567 .001 .620 1.612


a. Dependent Variable: LOGPGG

Berdasarkan hasil diatas dengan kriteria nilai VIF < 10 artinya di dalam model tidak
terdapat multikolinearitas, dengan demikian nilai VIF Inflasi sebesar 1,612<10 dan
nilai VIF Investasi sebesar 1,612<10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
permasalahan multikolinearity dalam data penelitian ini.

c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui
adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.
Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model prediksi,
maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas, melainkan berpasangan
secara autokorelasi. Hasil keluaran uji Autokorelasi menggunakan alat uji SPSS 22
adalah sebagai berikut:

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson

1 .840a .706 .657 .05890 1.682


a. Predictors: (Constant), LOGINV, LOGINF
b. Dependent Variable: LOGPGG

Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai Durbin Watson (DW) hitung sebesar 1,682
dibandingkan dengan tabel DW, maka diperoleh nilai dL sebesar 0,9455 dan dU
sebesar 1,5432 dan nilai 4-dU adalah sebesar 2,4568. Oleh karena nilai DW sebesar
1,682 berada diantara du dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
permasalahan autokorelasi dalam data penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial
Uji parsial (t-test) adalah uji yang mengukur perbedaan dua atau beberapa antar
kelompok. Uji parsial atau yang dikenal dengan uji t, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabelnya
atau dengan melihat kolom signifikansinya t hitung. Adapun hasil perhitungan uji
parsial dalam hasil penelitian diatas adalah sebagai berikut:
a) Variabel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pengangguran dengan perolehan nilai t hitung sebesar 0,590 dan perolehan nilai
Sig 0,566>0,05, maka Ho diterima pada taraf alpha 5 persen.
b) Variabel Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengangguran
dengan perolehan nilai t hitung sebesar 4,567 dan perolehan nilai Sig
0,001<0,05, maka Ho ditolak pada taraf alpha 5 persen.

b. Uji Simultan
Uji F digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel
bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya.

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .100 2 .050 14.416 .001b


Residual .042 12 .003

Total .142 14
a. Dependent Variable: LOGPGG
b. Predictors: (Constant), LOGINV, LOGINF

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 14,416 dan
perolehan nilai Sig. sebesar 0.001<0.05, sehingga Ho ditolak. Artinya secara simultan
Inflasi dan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Pengangguran pada taraf alpha
5 persen.
c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bermakna sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan


variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau dengan kata lain nilai koefisien
determinasi ini berguna untuk memprediksikan dan melihat seberapa besar kontribusi
pengaruh yang dberikan variabel X terhadap variabel Y secara simultan. Adapun hasil
perhitungan koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .840a .706 .657 .05890 1.682


a. Predictors: (Constant), LOGINV, LOGINF
b. Dependent Variable: LOGPGG
Berdasarkan hasil uji Determinasi diatas diketahui bahwa nilai nilai R2-squared
sebesar 0,706. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan Investasi berpengaruh
signifikan terhadap Pengangguran sebesar 70,6 persen. Serta sisanya 29,4 persen
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Langsung Inflasi Terhadap Pengangguran Di Sumatera Utara

Pengaruh Inflasi memiliki hubungan Negatif terhadap Pengangguran di Provinsi


Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018. Inflasi berpengaruh secara negatif terhadap
pengangguran karena inflasi tersebut terjadi dalam jangka panjang. Inflasi
diasumsikan sebagai kenaikan permintaan. Saat terjadi kenaikan permintaan,
produsen meningkatkan jumlah produksinya. Karena keterbatasan bahan baku,
produsen menaikan harga produknya agar mendapatkan laba. Saat terjadi situasi
seperti itu, masyarakat akan lebih memilih barang pengganti atau substitusi dengan
kualitas yang sama dengan harga yang lebih murah sehingga produsen mengalami
kerugian dan banyak memecat tenaga kerjanya sehingga tingkat pengangguran
menjadi meningkat. Tapi hal itu tidak akan terjadi untuk jangka panjang karena
persediaan barang pengganti juga akan habis. Sehingga dengan habisnya persediaan
barang pengganti menyebabkan masyarakat kembali pada produk pertamanya
walaupun harganya mahal agar tetap bisa memenuhi kebutuhan. Dengan kembali
banyaknya permintaan, produsen akan meningkatkan produksinya sehingga banyak
membutuhkan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran dapat terserap. Dan
apabila inflasi terjadi dalam jangka panjang, maka akan berpengaruh negatif terhadap
pengangguran.

Pengaruh Langsung Investasi Terhadap Pengangguran Di Sumatera Utara

Pengaruh Investasi terhadap Pengangguran bernilai signifikan sebesar 0,001 dan


menunjukan bahwa Investasi berpengaruh terhadap pengangguran. Investasi
memiliki hubungan Negatif terhadap Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2004 sampai 2018. Naiknya investasi dapat menyebabkan pengangguran
menurun karena disaat terjadinya kenaikan tingkat investasi, maka akan banyak
terdapat industri atau perusahaan. Dengan banyaknya terdapat industri dan
perusahaan akibat terjadinya kenaikan tingkat investasi, maka akan banyak menyerap
tenaga kerja karena investasi berorientasi pada padat karya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Kurniawan (2014:8) bahwa investasi berpengaruh negatif terhadap pengangguran.
Apabila investasi naik satuan, maka tingkat pengangguran akan menurun sebesar satu
satuan. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Prasaja (2013) bahwa investasi berpengaruh negatif terhadap penganggguran.
Meningkatnya investasi akan menciptakan permintaan dan memperbesar kapasitas
produksi. Dengan meningkatnya kapasitas produksi maka akan banyak menyerap
tenaga sehinggga tingkat pengangguran dapat terserap.

REKAYASA IDE

Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Inflasi Dan Investasi Di


Indonesia Masa Pandemik Covid-19

Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan di bidang fiskal dan moneter untuk


menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan kebijakan refocusing
kegiatan dan realokasi anggaran. Dengan itu Presiden RI menerbitkan Inpres
No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh Menteri dan Gubernur dan Bupati dan
Walikota mempercepat refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan
barang jasa penanganan Covid-19. Kementerian Keuangan juga akan merealokasi
dana APBN sebesar Rp62,3 triliun. Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan
dinas, belanja non operasional, honor-honor, untuk penanganan/pengendalian Covid-
19, perlindungan sosial (social safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga
diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk 3 hal tersebut.

Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk
karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah,
pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25.
Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak
Covid-19. Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga
memprioritaskan pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan
UMKM dan produk UMKM masuk e-catalog.

Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan
fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh
sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan
inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada
relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha
Rakyat (KUR).

IHSG di Bursa efek Indonesia selama dua bulan terakhir mengalami kemerosotan
sebesar 18,49 persen, dan nilai kapitalisasi pasar atau nilai saham perusahaan yang
tercatat di BEI menyusut Rp. 1.354,14 triliun atau tergerus 18,3 persen. Sementara
nilai rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi sekitar 3,5 persen. Sementara data dari
Bank Indonesia seperti diungkapkan Gubernur BI, dana asing investor asing yang
keluar (outflow) periode Januari-Februari 2020 mencapai Rp. 30,3 triliun terdiri dari
Rp. 26,2 triliun di SBN dan Rp. 4,1 triliun dipasar saham.

Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan stimulus moneter melalui kebijakan


intensitas triple intervention, dan menurunkan rasio giro wajib minimum valuta asing
bank umum konvensional. Presiden RI mengeluarkan kebijakan untuk memperluas
underlying transaksi bagi investor asing dan penggunaan bank kustodi global dan
domestik untuk kegiatan investasi. Selain itu, OJK juga menerbitkan beberapa
kebijakan, yaitu: pemberian keringanan dan/atau penundaan pembayaran kredit atau
leasing sampai dengan Rp10 miliar, termasuk untuk UMKM dan pekerja informal,
maksimal 1 tahun memberikan keringanan dan/atau penundaan pembayaran kredit
atau leasing tanpa batasan plafon, sesuai kemampuan bayar debitur dan disepakati
dengan bank atau lembaga leasing.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dari hasil pengujian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan:

a. Secara simultan Inflasi dan Investasi berpengaruh terhadap Pengangguran di


Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018.
b. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh negatif
terhadap Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018.
Inflasi berpengaruh negatif karena berlangsungnya dalam jangka panjang
akan menyebabkan Pengagguran terserap. Variabel Investasi berpengaruh
negatif terhadap Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara tahun 2004
sampai 2018. Investasi beprngaruh negatif terhadap Pengangguran karena
semakin banyak investasi yang diperoleh akan menimbulkan banyaknya
usaha ataupun industry baru sehingga akan menyerap pengangguran.
c. Variabel Inflasi dan Investasi mampu menjelaskan Pengangguran di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2004 sampai 2018 sebesar 70,6 persen.
d. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang signifikan dan paling
dominan terhadap Pengangguran di provinsi Sumatera Utara tahun 2004
sampai 2018 adalah Investasi.
2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disajikan saran
sebagai berikut : Laju inflasi dan tingkat investasi merupakan komponen yang penting
dalam menekan tingkat pengangguran. Pemerintah diharapkan bisa menjaga stabilitas
laju inflasi agar tetap terkendali. Dengan terjaga dan terkendalinya stabilitas laju
inflasi diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran di Sumatera Utara.
Pemerintah juga diharapkan tetap menjaga minat para investor agar tetap
berinvestasi. Dengan terjaganya minat investor untuk berinvestasi diharapkan dapat
mengatasi masalah pengangguran di Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2010.Sumatera Utara Dalam Angka 2010.Sumatera


Utara:Medan

Badan Pusat Statistik.2012.Sumatera Utara Dalam Angka 2012.Sumatera


Utara:Medan

Badan Pusat Statistik.2015.Sumatera Utara Dalam Angka 2015.Sumatera


Utara:Medan

Badan Pusat Statistik.2018.Sumatera Utara Dalam Angka 2018.Sumatera


Utara:Medan

Badan Pusat Statistik.2019.Sumatera Utara Dalam Angka 2019.Sumatera


Utara:Medan

Guretna, Elas Try.2018. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Dan Investasi


Terhadap Tingkat Pengangguran Di Indonesia.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

http://digilib.uinsby.ac.id/3117/2/Bab%202.pdf

http://digilib.unila.ac.id/4528/15/BAB%20II.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2336/1/BAB%20II.pdf

https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Perkembangan-Langkah-
Langkah-BI-dalam-Hadapi-COVID-19.aspx

https://www.bareksa.com/id/text/2020/03/23/hadapi-covid19-ini-kebijakan-ekonomi-
pemerintahan-jokowi/24640/news
Kurniawan, Aditya Barry.2014.Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, dan Investasi terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Gesik. Jurnal
Ilmiah| Universitas Brawijaya| Malang.

Mankiw.2000.Makro Ekonomi edisi keempat.Jakarta : Erlangga.

Prayuda, Giri Mahanatha dan Made Henny Urmila Dewi.2015.Pengaruh Inflasi Dan
Investasi Terhadap Pengangguran Di Provinsi Bali Tahun 1994-2013. E-Jurnal EP
Unud| Vol. 05 No. 01| ISSN: 2303-0178.

Shaari, Shahidan, Mohd Ermawati Hussain, Mohd Suberi bin Ab. Halim.2012. The
Impact of Foreign Investmen on The Unemployment Rate and Economic Growth in
Malaysia. Journal of Applied Sciences Reaserch| vol. 8.

Sukirno, Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan.Jakarta: FEUI.


DATA

TAHUN INFLASI PMA PMDN INVESTASI PENGANGGURAN


% Juta Rupiah Milyar Rupiah Milyar Rupiah Jiwa
PMA+PMDN
2004 6.80 100.7 1046.0 1146.7 758,092
2005 22.41 52.7 621.6 674.3 636,980
2006 6.11 54.2 594.3 648.5 632,049
2007 6.60 330.3 1672.5 2002.8 571,334
2008 10.72 255.2 391.3 646.5 554,539
2009 2.61 940.3 2645.0 3585.3 532,427
2010 8.00 321.8 1703.1 2024.9 491,806
2011 3.67 658.5 2004.1 2662.6 402,120
2012 3.86 645.3 2970.2 3615.5 379,980
2013 10.18 887.5 5068.9 5956.4 412,200
2014 8.17 550.8 5231.9 5782.7 390,710
2015 3.34 1246.1 4287.4 5533.5 428,794
2016 6.34 1057.9 4954.8 6012.7 371,680
2017 3.20 1514.9 11683.6 13198.5 377,288
2018 1.23 1227.6 8371.8 9599.4 396,027

Anda mungkin juga menyukai