Anda di halaman 1dari 14

KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KECERDASAN INTERPERSONAL

DENGAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS V SDN DI


WILAYAH BINAAN IV PULOGADUNGJAKARTA TIMUR

Elah Nurelah
Guru SD Negeri 11 Pisangan Pulogadung Jakarta Timur
nurelah_bprihantono@yahoo.com

Abstract The aim of the research is to determine the relationship among Independence of
learning and interpersonal intelligence and Social Studies learning outcomes of Grade 5
students in the State Elementary School of Area IV Pulogadung, East Jakarta, the amount
of students are 60 students. The method used in writing is a quantitative method. The
technique used to analyze the data is the statistical techniques of correlation and regression.
The research result showed that there was a correlation between: (1) Independence of
learning and Social Studies learning outcomes; (2) Interpersonal intelligence and Social
Studies learning outcomes; (3) Independence of learning, Interpersonal intelligence and
Social Studies learning outcomes. From the results of the research, it can be concluded
there is relationship among learning independence and interpersonal intelligence together
and Social Studies learning outcomes.

Keywords: Independence of learning, interpersonal intelligence, social studies learning


outcomes.

Abstrak : Penulisan ini bertujuan utuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dan
kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar IPS Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar
Negeri di Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur. Responden peserta didik yang
diteliti sebanyak 60 orang peserta didik. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah
metode kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik statistik
korelasi dan regresi. Hasil penulisan menunjukkan bahwa ada korelasi antara: (1)
Kemandirian belajar dengan Hasil Belajar IPS; (2) Kecerdasan interpersonal dengan Hasil
Belajar IPS; (3) Kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar
IPS. Dari hasil penulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal secara bersama–sama dengan hasil
belajar IPS.

Kata Kunci : kemandirian belajar, kecerdasan interpersonal, hasil belajar ilmu


pengetahuan sosial

13
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
Dunia pendidikan sedang diguncang oleh motivasi dan perasaan orang lain.
berbagai perubahan dengan tuntutan dan Kecerdasan interpersonal juga dapat
kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menjawab bebagai permasalahan lokal berlangsung antar dua pribadi, mencirikan
dan dan perubahan global yang begitu pesat, proses–proses yang timbul sebagai suatu
seperti perkembangan ilmu pengetahuan, hasil dari interaksi individu dengan individu
teknologi dan informasi, seni, dan budaya. lainnya. Adanya Sifat dan karakter masing–
Dengan perkembangan tersebut harus masing peserta didik yang berbeda–beda
dibarengi dengan perkembangan dunia dalam peroses belajar, maka kemandirian
pendidikan yaitu dalam suatu proses belajar dan kecerdasan interpersonal yang
pembelajaran. dimiliki oleh mereka akan sangat
Pembelajaran yang efektif dan berpengaruh dalam pencapaian hasil
efisien merujuk pada Fungsi dan tujuan belajarnya.
pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Sekolah Dasar (SD) merupakan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 lembaga pendidikan dasar yang memiliki
(Sidiknas, Pasal 3) yang berbunyi pendidikan tugas sangat berat dalam upaya
nasional berfungsi mengembangkan mempersiapkan peserta didik agar dapat
kemampuan dan membentuk watak serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
peradaban bangsa yang bermartabat dalam lebih tinggi. Kelas merupakan salah satu
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sarana dan tempat yang cocok bagi peserta
bertujuan untuk berkembangan potensi didik untuk mendapatkan pengalaman proses
peserta didik agar menjadi manusia yang pembelajaran yang efektif, sehingga akan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang mencapai hasil belajar yang maksimal.
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Ada delapan mata pelajaran dalam
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga proses pembelajaran di SD yang
Negara yang demokratis. menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Kemandirian belajar adalah aktivitas Pendidikan (KTSP). Agar lebih fokus dalam
belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, upaya mengetahui hubungan antara
pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri kemandirian belajar dan kecerdasan
tanpa bantuan orang lain serta mampu interpersonal dengan hasil belajar, artikel ini
mempertanggung jawabkan tindakannya. dibatasi hanya dalam pembelajaran IPS yang
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan mana peserta didik dipilh kelas V SD Negeri
untuk mengamati dan mengerti maksud, dalam Wilayah Binaan IV Pulo Gadung

14
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

Jakrta Timur. Hal ini dipilih karena pembelajaran IPS yang diberikan kepada
pembelajaran IPS dianggap sebagai peserta didik tidak membosankan.
pembelajaran yang keseluruhan isinya Hasil belajar bukan hanya perolehan
bermuatan materi semata sehingga kurang nilai dari ranah kognitif semata tetapi
mendapat perhatian oleh peserta didik dalam mencakup juga perolehan nilai ranah afektif
mempelajarinya dan pada kenyataannya (sikap) dan nilai ranah psikomotor
mulai dari jenjang SD sampai sekolah tingkat (keterampilan) yang dialami ketika proses
atas, peserta didik mayoritas nilai mereka pembelajaran berlangsung di kelas. Selama
rendah pada mata pelajaran IPS. Secara ini, guru hanya menekankan kepada ranah
umum kompetensi peserta didik dapat dilihat kognitif saja. Guru, pada umumnya,
dari hasil belajar seluruh mata pelajaran melakukan transfer pengetahuan kepada
termasuk mata pelajaran IPS. peserta didik dengan cara yang monoton
Menurut teori perkembangan kognitif yaitu ceramah, sehingga proses pembelajaran
Piaget bahwa peserta didik di kelas V SD hanya berlangsung secara satu arah dan pasif
berada pada tahap perkembangan operasional dan dampaknya terlihat pada hasil belajar
kongkret yang menuju kepada tahap IPS.
perkembangan operasional formal. Kemandirian belajar seharusnya
Berdasarkan hal tersebut pembelajaran IPS sudah dapat terlihat ketika peserta didik
di SD harus diberikan kepada peserta didik memasuki jenjang kelas tinggi di SD. Ketika
sesuai dengan perkembangannya, yaitu rasa ingin tahu dikelola dengan baik oleh
harus diberikan dari hal–hal yang bersifat dirinya sendiri dan didukung oleh
kongkret menuju ke hal–hal yang bersifat lingkungan sekitarnya dengan hal–hal yang
abstrak dan dapat diterapkan. positif akan memunculkan kemandirian
Umumnya peserta didik SD dalam belajar.
mempunyai karakter senang bermain, senang Selain kemandirian ada faktor lain
berkelompok dan senang mencoba sehingga yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran IPS di SD juga harus diberikan belajar dari dalam diri adalah kecerdasan.
kepada peserta didik dengan metode atau Kecerdasan mempunyai peranan penting
teknik yang mendorong peserta didik aktif dalam mencapai keberhasilan belajar. Peserta
untuk bereksplorasi, kreatif, efektif dan didik yang dianggap berhasil dalam
menyenangkan dan guru pun dituntut harus mencapai kompetensi mata pelajaran adalah
mempunyai inovasi yang tinggi sehingga peserta didik yang memperoleh nilai
intelektual (kognitif) tinggi. Seharusnya

15
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
peserta didik yang dianggap berhasil tidak menghambat peserta didik dalam mencapai
hanya dapat dilihat dari kecerdasan hasil belajarnya.
intelektual, tetapi juga kecerdasan emosi, Keberhasilan peserta didik dalam
kecerdasan musikal, kecerdasan matematik, belajar IPS dapat dilihat dari sikap peserta
kecerdasan bahasa, kecerdasan gerak badan, didik dalam mengatur dirinya sendiri (self
kecerdasan intrapersonal, kecerdasan regulation). Peserta didik dalam melakukan
interpersonal (sosial) dan kecerdasan ruang. proses pembelajaran IPS di kelas harus aktif
Ada faktor yang mempengaruhi dan mandiri dalam mempelajari, memahami
proses pembelajaran. Salah satunya adalah suatu peristiwa, fakta, konsep dan
yang berasal dari luar diri peserta didik generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
diantaranya adalah perhatian orang tua dimulai dari pengaturan diri sendiri dan
(keluarga), lingkungan bermain, sarana lingkungannya.
prasarana dan keadaan sosial keluarganya. Pengaturan diri yang baik akan
Faktor eksternal juga sangat mempengaruhi membangun kemandirian belajar (autonomys
hasil belajar peserta didik. Lingkungan learning) peserta didik dan kecerdasan yang
bermain merupakan salah satu faktor luar dimilikinya. Kemandirian belajar dapat
yang mempengaruhi hasil belajar peserta dijadikan sebagai alat ukur dalam melihat
didik. Lingkungan bermain yang mendidik hasil belajar peserta didik. Pada umumnya,
sangat membantu dalam tumbuh kembang peserta didik yang mandiri adalah peserta
peserta didik sehingga hasil belajar yang didik yang dapat mengatur dirinya sendiri
dicapainya meningkat. Sementara tanpa harus tergantung kepada guru. Peserta
lingkungan belajar yang buruk akan sangat didik yang mempunyai kemandirian belajar
mempengaruhi iklim belajar sehingga hasil tinggi akan mempunyai hasil belajar lebih
yang dicapai akan menurun. baik dari peserta didik yang hanya belajar di
Sarana dan prasarana juga menjadi kelas dengan bantuan guru saja. Kemandirian
faktor dalam keberhasilan belajar peserta belajar bagi peserta didik dapat terlihat
didik. Guru yang menggunakan sarana ketika peserta didik sudah mempunyai sikap
prasarana secara optimal akan membantu dan keyakinan dalam dirinya serta tampak
tumbuh kembang peserta didik sehingga dari hasil belajar yang diperoleh dengan hasil
proses pembelajaran di kelas menjadi usahanya dan akan bermanfaat untuk masa
optimal. Berbeda dengan guru yang tidak depannya.
menggunakan media pembelajaran dengan Begitu juga dengan kecerdasan
baik atau keterbatasan sarana prasarana akan peserta didik. Kecerdasan merupakan salah

16
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

satu yang menjadi penentu hasil belajar tidak bisa bekerja sama dengan teman
selain kemandirian belajar. Kecerdasan sebayanya, tidak dapat berdiskusi, kurang
merupakan faktor pendorong peserta didik komunikatif baik terhadap guru maupun
agar dapat berkembang sesuai dengan temannya.
perkembangannya. Kecerdasan bukan Namun pada kenyataannya, di
merupakan faktor genetik, karena kecerdasan sekolah dasar negeri khususnya di wilayah
dapat dikembangkan dengan self regulation. binaan IV Pisangan timur terutama SDN.
Setiap peserta didik mempunyai kecerdasan Pisangan Timur 11 Pagi, guru kurang
dan kecerdasan setiap manusia berbeda–beda mempunyai pemahaman mendalam
satu dengan yang lainnya. mengenai kecerdasan interpersonal sehingga
Setiap peserta didik dalam mata pelajaran dianggap selesai jika materi
pembelajaran IPS akan mendapatkan pelajaran sudah diberikan kepada peserta
pemahaman mengenai pengaturan diri yang didik seluruhnya (transfer of knowledge)
akan membentuk sikap kemandirian belajar tanpa melihat kemampuan peserta didik dari
dan pengembangan kecerdasan dalam hal kecerdasan interpersonalnya. Dampak
kecerdasan sosial seperti memahami orang ketidakpahaman guru dalam kecerdasan
lain, lingkungan sosial sekitar dan isu-isu interpersonal dapat dilihat dari proses
sosial. Kecerdasan yang dimaksud ini adalah pembelajaran yang searah (teacher center).
kecerdasan interpersonal atau kecerdasan Peserta didik tidak diberikan fasilitas dan
sosial. atau media dalam menumbuhkembangkan
Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan interpersonalnya. Selain itu juga
kecerdasan yang ada dalam diri setiap terlihat dari pemberian tugas–tugas yang
individu untuk dapat bersosialisasi dengan kurang dikontrol/diawasi. Pembelajaran IPS
individu lain di sekitarnya. Kecerdasan ini yang ditemukan di lapangan terbukti kurang
harus dikembangkan dengan baik agar setiap mendapat perhatian dan mempengaruhi
individu dapat memahami dan bekerja sama pencapaian hasil belajar. Apabila hal seperti
dengan individu lain. Kecerdasan ini dibiarkan dan terus berlanjut,
interpersonal dapat dilihat dari proses dikhawatirkan akan menimbulkan dampak
pembelajaran yang dilakukan secara negatif dalam kegiatan belajar mengajar
kolaboratif. Peserta didik yang cerdas maupun pencapaian hasil belajar peserta
intelektualnya belum tentu cerdas didik.
interpersonalnya. Terlihat masih banyak Berdasarkan penjelasan yang telah
peserta didik yang malu untuk bertanya, diuraikan di muka, kemandirian belajar,

17
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
kecerdasan interpersonal peserta didik Adapun pengambilan sampel penelitian
diduga mempunyai hubungan yang erat dilakukan dengan menggunakan teknik
dalam mencapai hasil belajar IPS peserta cluster random sampling.
didik. Untuk itu perlu dibuatkan arah dan Penilaian hasil belajar IPS dalam
ditetapkan tujuan yang akan dicapai dan bentuk soal tes pilihan ganda dengan 21 butir
kendala yang dihadapi cepat ditemukan soal. Penilaian kemandirian belajar dalam
pemecahan permasalahannya oleh guru dan bentuk kuesioner sebanyak 28 butir
diharapkan akan terbentuk sikap positif pernyataan. Penilaian kecerdasan
peserta didik terhadap mata pelajaran secara interpersonal dalam bentuk kuesioner dengan
umum dan khususnya pelajaran IPS. 28 butir pernyataan.
METODE Deskripsi data yang akan disajikan
Penelitian ini menggunakan dari hasil penelitian ini adalah untuk
pendekatan kuantitatif, dengan metode memberikan gambaran secara umum
survey dan teknik korelasional. Metode ini mengenai penyebaran data yang diperoleh.
dilakukan dengan cara mendeskripsikan Data yang disajikan berupa data mentah yang
hubungan keterkaitan antar variabel tanpa diolah dengan menggunakan teknik
memberikan perlakuan atau manipulasi deskripsi. Adapun dalam deskripsi data ini
terhadap variabel penelitian. Kekuatan dari yang disajikan dengan bentuk distribusi
metode korelasi dapat dilihat dari koefisien frekuensi dari skor jawaban peserta didik,
korelasi yang dihasilkan antara bariabel total nilai, nilai rata-rata, simpangan baku,
terikat yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan modus, median, nilai maksimum dan nilai
Sosial (IPS) dengan variabel bebasnya yaitu minimum yang disertai histogram.
kemandirian belajar dan kecerdasan Pengujian hubungan dua variabel
interpersonal. Variabel terikat adalah hasil dilakukan dengan menggunakan regresi
belajar IPS (Y) dan variabel bebasnya adalah sederhana yang meliputi: (1) menentukan
kemandirian belajar (X1) dan kecerdasan persamaan regresi variabel hasil belajar (Y)
interpersonal (X2). atas kemandirian belajar (X1) dan persamaan
Sampel yang digunakan dalam regresi variabel hasil belajar (Y) atas
penelitian ini adalah peserta didik kelas V kecerdasan interpersonal (X2); (2) melakukan
SDN Pisangan Timur 11 Pagi dan SDN uji signifikansi dan linearitas regresi dengan
Pisangan Timur 12 Pagi Kecamatan uji F; (3) Menghitung koefisien korelasi
Pulogadung Jakarta Timur tahun ajaran variabel X dan Y dan uji signifikansi
2014-2015 yang berjumlah 60 orang. koefisien korelasi dengan melakukan uji t;

18
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

(4) Menghitung koefisien determinasi dari skor minimum 62, rentang empirik antara 62
variabel hasil belajar (Y) dan kemandirian - 95, rata-rata 79,42, median (me) 79,5 ,
belajar (X1) atau kecerdasan interpersonal modus (mo) 79,625 , simpangan baku (SD)
(X2). Teknik korelasi sederhana yang 7,934, dan varians 62,95.
digunakan adalah Product Pearson Moment. Sebanyak 15 orang (25%) reponden
Pengujian hubungan dua variabel secara berada pada kelompok rata-rata, sebanyak 24
bersamaan ke variabel terikat dilakukan orang (40%) reponden berada di atas rata-
dengan regresi ganda. rata, dan sebanyak 21 orang (35%)
responden berada di bawah rata-rata.
HASIL
Data kemandirian belajar diperoleh
Data hasil belajar Ilmu Pengetahuan
melalui lembar pertanyaan yang diisi oleh
Sosial (IPS) diperoleh melalui tes tertulis
responden (kuisioner) dengan 28 butir
dengan 21 butir pertanyaan valid yang
pernyataan valid yang diujikan kepada 60
diujikan kepada 60 peserta didik kelas V.
peserta didik kelas V. Setiap butir pernyataan
Setiap butir pertanyaan yang dijawab dengan
mempunyai lima skala penilaian yaitu:
benar diberi skor 1 dan yang salah diberi
“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Ragu-ragu”,
skor 0. Skor penilaian menggunakan
“Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju”.
perhitungan skor betul dari butir soal dibagi
Untuk penskoran yang diperoleh peserta
skor total dikalikan seratus sehingga skor
didik dari 28 butir soal rentangnya antara 28
yang diperoleh oleh peserta didik dari 21
(Jika jawaban semua mempunyai nilai 1)
butir soal rentangnya antara 0 sampai dengan
sampai dengan 140 (Jika jawaban semua
100.
mempunyai nilai 5.
Dari data observasi yang terkumpul
Berdasarkan data hasil penelitian
dari 60 responden kelas V diperoleh jumlah
yang diperoleh dari 60 responden
total hasil belajar dalam rentang skor nilai
kemandirian belajar melalui non tes dalam
sebanyak 4.861 dengan skor maksimum 95
bentuk kuesioner sebanyak 28 butir soal
dan skor minimum 62.
valid dengan menggunakan rumus Sturgess
Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh jumlah total 6.357 dengan skor
tentang hasil belajar IPS pada 60 orang
maksimum 136 dan skor minimum 60,
peserta didik kelas V diperoleh melalui tes
rentang empirik antara 60 - 136, rata-rata
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 21
105,33, median (me) 106,43 , modus (mo)
butir soal valid dengan menggunakan rumus
106,25 , simpangan baku (SD) 17,12, dan
Sturgess diperoleh skor maksimum 95 dan
varians 293,09.

19
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
Nilai rata–rata kemandirian belajar dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = -
kelas V sebesar 105,39, median sebesar 46,3 + 0,328 X1. Persamaan ini menunjukan
106,43, dan modus juga sebesar 106,25 bahwa terdapat hubungan kemandirian
terdapat pada kelas ke 5 dengan data interval belajar dengan hasil belajar IPS kelas V di
104 – 114. SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
Data Kecerdasan Interpersonal Jakarta Timur. Persamaan regresi tersebut
diperoleh melalui kuesioner dengan 28 butir mengandung arti jika X1 bernilai nol, maka
pernyataan yang dikumpulkan dari 60 Y bernilai sebesar 46,3 dan setiap kenaikan
responden. Pemberian skor dilakukan dengan satu satuan X1 akan diikuti dengan kenaikan
skala Likert, menggunakan 5 alternatif Y sebesar 0,328 pada konstanta 46,3.
jawaban, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Ragu- Hasil analisis korelasi sederhana
ragu, Tidak setuju, dan Sangat Tidak Setuju. antara kemandirian belajar dengan hasil
Rentang skor teoritik berada antara 28 belajar IPS peserta didik kelas V di SDN
sampai dengan 140. Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta
Dengan menggunakan rumus Timur, diperoleh rx₁y sebesar 0,696. Dari
Sturgess diperoleh jumlah total 6.308 dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
skor maksimum 128 dan skor minimum 80, kedua variabel tersebut kuat dan searah.
rentang empirik antara 80 - 128, rata-rata Sedangkan hasil analisis koefisien
105,05, median (me) 104,49, modus (mo) determinasi antara variabel X1 dan Y sebesar
103,125 , simpangan baku (SD) 12,147, dan 0,485 atau 48,5%. Hal ini menunjukkan
varians 147,54. terdapat hubungan dari kemandirian belajar
Sebanyak 14 orang (23%) reponden peserta didik dengan hasil belajar IPS
berada pada kelompok rata-rata, sebanyak 24 peserta didik kelas V di SDN Wilayah
orang (40%) reponden berada di atas rata- Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur,
rata, dan sebanyak 22 orang (37%) sebesar 48,5% sedangkan sisanya 51,5%
responden berada di bawah rata-rata. merupakan faktor lain. Hipotesis kedua yang
Hipotesis pertama yang diajukan diajukan dalam penelitian ini menyatakan
dalam penelitian ini menyatakan bahwa bahwa terdapat hubungan yang signifikan
terdapat hubungan yang signifikan antara antara kecerdasan interpersonal dan hasil
kemandirian belajar dan hasil belajar IPS hal belajar IPS. Hal ini ditunjukan dengan
ini ditunjukan dengan thitung= 7,386 > ttabel thitung= 3,832 > ttabel = 1,672 pada taraf
1,672 pada taraf signifikan a=0,05. Pola signifikan α=0,05. Pola hubungan antara
hubungan antara kedua variabel ini kedua variabel ini dinyatakan oleh

20
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

persamaan regresi Ŷ = 41,644 + 0,374 X2. positif kemandirian belajar dan kecerdasan
Persamaan regresi tersebut mengandung arti interpersonal dengan hasil belajar IPS kelas
jika X2 bernilai nol, maka Y bernilai sebesar V di SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
41,644 dan setiap kenaikan satu satuan X2 Jakarta Timur secara bersamaan.
akan diikuti dengan kenaikan Y sebesar Hasil analisis korelasi ganda antara
0,374 pada konstanta 41,644. kemandirian belajar dan kecerdasan
Hasil analisis korelasi sederhana interpersonal dengan hasil belajar IPS
antara kecerdasan interpersonal dengan hasil peserta didik kelas V di SDN Wilayah
belajar IPS peserta didik kelas V di SDN Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur
Wilayah Binaan IV Pulogadung, Jakarta diperoleh Ry₁₂= 0,818. Dari hasil tersebut
Timur, diperoleh rx₂y sebesar 0,553. Dari dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tersebut kuat dan searah. Sedangkan hasil
kedua variabel tersebut kuat dan searah. analisis koefisien determinasi antara variabel
Sedangkan hasil analisis koefisien X₁ dan X2 dengan Y maka determinasi
determinasi antara variabel X2 dan Y sebesar sebesar 0,669 atau 66,9%. Hal ini
0,306 atau 30,6%. Hal ini menunjukan menunjukan adanya hubungan dari
terdapat hubungan dari kecerdasan kemandirian belajar dan kecerdasan
interpersonal peserta didik dengan hasil interpersonal dengan hasil belajar IPS
belajar IPS kelas V di SDN Wilayah Binaan peserta didik kelas V di SDN Wilayah
IV Pulogadung, Jakarta Timur, sebesar Binaan IV Pulogadung, Jakarta Timur
30,6% sedangkan sisanya 69,4% merupakan sebesar 66,9% sedangkan sisanya 33,1 %
faktor lain. merupakan faktor lain.
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
PEMBAHASAN
penelitian ini menyatakan bahwa terdapat
Hasil belajar (UU Sisdiknas, 2003)
hubungan yang signifikan antara
merupakan sasaran yang diharapkan akan
kemandirian belajar dan kecerdasan
dicapai oleh peserta didik setelah mengalami
interpersonal dengan hasil belajar IPS hal ini
proses pembelajaran di kelas. Kemudian,
ditunjukan dengan Fhitung= 57,573 > Ftabel=
menurut Hamalik (Omar Hamalik, 2006)
3,159 pada taraf signifikan a = 0,05. Pola
hasil belajar adalah “bila seseorang telah
hubungan antara kedua variabel ini
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
19,32 + 0,289 X1 + 0,296 X2. Persamaan ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan
21
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti decision for the public good as citizens of a
menjadi mengerti.” culturally diverse, democratic society in an
Bloom (Aunurrahman, 2010) interdependent world.
mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga Materi IPS merupakan gabungan dari
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan beberapa disiplin ilmu, bukan hanya ilmu
ranah psikomotor. Hasil belajar digunakan sosial melainkan juga humanitis,
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau matematika, ilmu alam bahkan ilmu agama.
penilaian dalam mencapai suatu tujuan Semua ilmu ini diberikan kepada peserta
pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila didik sejak dari TK sampai ke tingkat SLTA
peserta didik sudah mengalami belajar dengan tujuan agar peserta didik dapat
dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku mengembangkan potensinya menjadi warga
yang lebih baik lagi. Sementara itu, Kingsley negara yang baik dalam kehidupan
(Nana Sujana, 2009) membagi tiga macam masyarakat yang demokratis.
hasil belajar, yaitu 1) Keterampilan dan Rachlin (Howard S. Friedman, 2009)
kebiasaan, 2) Pengetahuan dan pengertian, 3) menyebutkan bahwa “if one goal of
Sikap dan cita-cita. education is to produce people who are
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial capable of educating themselves, then
menurut The National Council for Social students must learn to manage their own
Studies (NCSS) (Sapriya, 2014) adalah lives, set their own goals, and provide their
sebagai berikut: “Social studies is the own reinforcement.” Hal ini bermakna
integrated study of the social science and bahwa untuk mencapai salah satu tujuan
humanities to promote civic competence. pendidikan yaitu menciptakan manusia yang
Within the school program, social studies berkompeten di bidangnya dan peserta didik
provide coordinated, systematic study harus dapat mengatur dirinya sendiri
drawing upon such disciplines as (mandiri). Erikson (Anita Woolfolk, 2007)
anthropology, archeology, economics, memasukkan kemandirian (autonomy)
geography, history, law philosophy, political sebagai salah satu tahap dari delapan tahap
science, psychology, religion, and sociology, perkembangan psikologi. Menurutnya,
as all as appropriate content from the kemandirian ditandai dengan pengontrolan
humanities, mathematics, and natural diri (self control) dan kepercayaan diri (self
sciences. The primary purpose of social confidence).
studies is to help young people develop the Holec (TESL Journal, 2014)
ability to make informed and reasoned mengatakan bahwa autonomy is the ability to

22
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

take charge of one’s own learning. Dam Kecerdasan interpersonal (T. Safaria,
(Dam L, 1995) mengungkapkan bahwa 2005) mempunyai tiga dimensi utama yaitu:
learner autonomy as ‘a capacity and 1) social sensitivity, 2) social insight, 3)
willingness to act independently and in social communication. Kemudian, Smith
cooperation with others, as a social, Mengungkapkan bahwa: (Journal JOLT,
responsible person. 2015) Interpersonal intelligence is the ability
Kecerdasan interpersonal (Jarot to “read” people and understand their
Wijanarko, 2011) menunjukkan kemampuan motivations or desires. People with high
seseorang untuk peka terhadap perasaan interpersonal intelligence will be able to
orang lain. Peserta didik yang memiliki work successfully in groups, and nearly any
kecerdasan ini cenderung memahami dan profession that has any sort of interaction
berinteraksi dengan orang lain, sehingga with other people will require a certain
mudah bersosialisasi dengan lingkungan degree of interpersonal intelligence.
sekitarnya. Kecerdasan ini juga sering Educators, salespeople, and political leaders
disebut kecerdasan sosial. Selain itu, all need to develop interpersonal
kecerdasan interpersonal menurut Effendi intelligence. The last of Gardner’s original
(Effendi, 2005) adalah kecerdasan dalam domains is intrapersonal intelligence, and it
mencatat dan membedakan individu-individu can be represented by the capacity to
dan khususnya suasana (moods), understand oneself and appreciate one’s
temperamen, motivasi, dan maksud-maksud feelings. People with accurate views of
mereka; kecerdasan yang ditunjukan dengan themselves will have a high intrapersonal
kemampuan dalam memahami dan intelligence--it may not manifest itself in any
berinteraksi dengan orang lain. one specific job description but can be found
Kecerdasan interpersonal (Gardner, with anyone with an understanding of who
2003) menunjukkan kemampuan seseorang they are on the inside.
untuk peka terhadap perasaan orang lain. Peserta didik yang telah memiliki
Peserta didik yang memiliki kecerdasan ini kemandirian belajar mereka akan mampu
cenderung memahami dan berinteraksi berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif,
dengan orang lain, sehingga mudah tidak mudah terpengaruh oleh pendapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. orang lain, tidak lari atau menghindari
Kecerdasan ini juga sering disebut masalah, memecahkan masalah dengan
kecerdasan sosial. berfikir secara mendalam, apabila
menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa

23
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
meminta bantuan orang lain, tidak diperoleh peserta didik. Sebaliknya semakin
merasa rendah diri apabila berbeda dengan rendah kemandirian belajar maka semakin
orang lain, berusaha bekerja dengan penuh rendah pula hasil belajar yang diperoleh
ketekunan dan kedisiplinan dan bertanggung peserta didik. Demikian juga dengan
jawab atas tindakannya. kecerdasan interpersonal yang positif
Selain itu peserta didik yang memberikan gambaran adanya kecerdasan
mempunyai kecerdasan intrapersonal, sosial yang tinggi dalam mencapai hasil
mereka mempunyai ciri–ciri antar lain belajar maksimal. Sebaliknya, kecerdasan
1) Mengenal dirinya dengan baik termasuk interpersonal yang rendah tentu akan
kelebihan dan kekurangnnya, 2) Mampu menimbulkan rasa malu dan tidak percaya
merasakan dan mengamati reaksi atau diri yang pada akhirnya menjadi minder
perubahan yang ditimbulkan oleh orang lain, dengan orang lain. Dengan demikian dapat
3) Mudah menerima input bahkan kritikan dijelaskan bahwa hasil belajar peserta didik
terhadap dirinya dan 4) Mengetahui dengan salah satu faktor yang dapat ditentukan
jelas tentang sesutau yang ingin dicapainya. melalui kemandirian belajar dan kecerdasan
Kemandirian belajar dan kecerdasan interpersonal.
interpersonal bersama-sama memiliki
SIMPULAN
hubungan positif dengan hasil belajar
Berdasarkan paparan temuan di atas,
khususnya pada pembelajaran IPS. Dengan
maka disimpulkan bahwa hipotesis pertama
demikian, variabel kemandirian belajar dan
diterima yaitu terdapat hubungan yang
variabel kecerdasan interpersonal merupakan
positif variabel kemandirian belajar (X₁) dan
dua faktor yang harus diperhatikan untuk
hasil belajar IPS (Y) pada peserta didik kelas
meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan
V SDN Wilayah Binaan IV Pulogadung,
hasil pengujian statistik yang telah dibahas di
Jakarta Timur. Hipotesis kedua diterima
muka, menunjukan terdapat hubungan positif
yaitu terdapat hubungan yang positif
dan searah antara kemandirian belajar
variabel kecerdasan interpersonal (X₂) dan
dengan hasil belajar dan hubungan
variabel hasil belajar IPS (Y) pada peserta
kecerdasan interpersonal dengan hasil
belajar. Kedua faktor tersebut memberikan didik kelas V SDN Wilayah Binaan IV
Pulogadung, Jakarta Timur. Hipotesis ketiga
konstribusi yang cukup signifikan terhadap
hasil belajar khususnya pembelajaran IPS. diterima yaitu menunjukkan terdapat
hubungan positif antara variabel kemandirian
Semakin tinggi kemandirian belajar
semakin tinggi pula hasil belajar yang belajar (X₁) dan variabel kecerdasan

24
JURNAL MPENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

interpersonal (X₂) secara bersama-sama hari. Guru perlu memotivasi peserta didik
dengan variabel hasil belajar IPS (Y) pada dengan adanya kelompok–kelompok
peserta didik kelas V SDN Wilayah Binaan dalam belajar di kelas.
IV Pulogadung, Jakarta Timur. Sesuai
DAFTAR RUJUKAN
dengan temuan penelitian, peneliti
merekomendasikan beberapa hal–hal sbb: Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran.
1. Kemandirian belajar peserta didik Bandung: Alfabeta, 2010.
hendaknya dikembangkan kearah positif Dam L, Learner Autonomy 3: From Theory
dengan cara melakukan berbagai to Classroom Practice. Dublin:
kegiatan yang bermanfaat baik di sekolah Authentik. 1995.
maupun di luar sekolah. Guru Effendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad
bertanggung jawab atas perkembangan 21. Bandung: Alfabeta. 2005.
kemandirian belajar peserta didik Friedman, Howard S & Miriam.
sehingga sebaiknya memberikan tugas– Kepribadian_Teori Klasik dan Riset
tugas baik di sekolah maupun di luar Modern. Jakarta: Erlangga. 2009.
sekolah yang dapat mengembangkan Gardner, Howard. Multiple Intelegences.
kemandirian belajarnya sehingga Batam: Interaksara. 2003.
terbentuk pembiasaan/habituasi di dalam Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar.
dirinya. Bandung: Bumi Aksara, 2006.
2. Dalam hasil belajar IPS , banyak hal Jerome O, Ayeni. “Autonomy of Learning
yang harus guru kembangkan dalam and the Challenge of Existentialism:
membantu meningkatkan hasil belajar The Nigerian Experience” (Journal
peserta didiknya. Diantaranya dengan of Emerging Trends in Educational
menggunakan metode atau teknik yang Research and Policy Studies
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan (JETERAPS) 2 (6): 508-513 ©
menyenangkan. Dengan teknik tersebut, Scholarlink Research Institute
peserta didik menjadi termotivasi dalam Journals, 2011.
merubah tingkah lakunya sehingga Sapriya, Pendidikan IPS. Bandung: Remaja
terbentuk ke arah yang positif. Rosdakarya. 2014.
3. Kecerdasan interpersonal dalam hal Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses
bersosialisasi dengan teman, guru, dan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
orang yang lebih tua, harus terus Rosdakarya. 2008.
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

25
Kemandirian Belajar Dan Kecerdasan
Interpersonal Dengan Hasil Belajar IPS
Elah Nurelah
T. Safaria, Interpersonal Intelligence.
Yogyakarta: Amara Books. 2005.
Thanasoulas, Dimitrios. “What is Learner
Autonomy and How Can It Be
Fostered?” (The Internet TESL
Journal), Diunduh pada tanggal 2
Desember 2014.
Wijanarko, Jarot. Multiple
Intelligences_Anak Cerdas, Ceria,
Berakhlak. Jakarta: Happy Holy
Kids. 2011.
Woolfolk, Anita. Educational Psychology.
USA: Pearson Education. 2007.

26

Anda mungkin juga menyukai