Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN MEDIA CHART DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENYUSUN KERTAS KERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS XII


MIPA MAN 1 RAHA

Nasra Wati, SE.

Abstrak : Penelitian action research ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
menyusun kertas kerja perusahaan jasa pada mata pelajaran akuntansi MAN 1 Raha.
Penelitian dilakukan dikelas XII MIPA MAN 1 Raha. Pemecahannya dilakukan adalah
dengan memanfaatkan media cart sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menyusun kertas kerja akuntansi perusahaan jasa.
Penelitian menyimpulkan bahwa pemanfaatan media chart dalam pembelajaran akuntansi
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam menyusun kertas kerja perusahaan jasa .
Dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan bahwa hasil belajar akuntansi siswa mengalami
peningkatan yang sangat berarti.
Kata kunci : Pemanfaatan media chart, hasil belajar, kertas kerja perusahaan jasa.
Nasrawati, SE., Guru MAN 1 Raha.
Terutama pada rumpun IPS, mata pelajaran ekonomi/akuntansi adalah mata pelajaran yang
peranannya terhadap pengembangan kecerdasan hidup bagi pembelajar salah satu urgensi
kebutuhan. Sehingga merupakan suatu kewajaran jika senantiasa menjadi sorotan. Karena
dalam mempelajari akuntansi dibutuhkan pemahaman baik dari konsep, maupun
keterampilan dalam menyusun, dan menghitung khususnya kertas kerja baik perusahaan jasa
maupun perusahaan dagang. Sebab titik akhir dari pada proses pencatatan adalah tahap
pelaporan.
BAB I PENDAHULAN

A. Masalah dan Latar Belakang


Pentingnya kertas kerja (neraca lajur) sekalipun hanya sebagai alat bantu tapi sangat
signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan. Bahkan boleh dikatakan tanpa itu maka
penyusun laporan keuangan akan mengalami hambatan. Oleh karena itu peningkatan
kemampuan siswa dalam menyusun kertas kerja adalah merupakan sangat utama. Bagi siswa
kelas XII MIPA MAN 1 Raha. Sebagai bekal baik ketika mereka terjun kemasyarakat,
terutama jika dia sebagai usahawan, maupun ketika melangkah pada jenjang pendidikan lebih
tinggi.
Sekalipun kenyataannya kemanpuan siswa dalam menyususn kertas kerja masih mengalami
kesulitan. Akibatnya nilai maksimal sulit diwujudkan menjadi satu kenyatan. Hal ini
diakibatkan oleh disatu sisi karena keterbatasan waktu tersedia, disisi lainnya media/alat
pembelajaran belum sesuai dengan pokok bahasan. Oleh karena itu penggunaan media chart
dalam rangka peningkatan kemanpuan siswa dalam pembelajaran akuntansi pada pokok
bahasan kertas kerja perusahaan jasa adalah salah satu penentu kebehasilan pembelajaran.
Berdasar dari latar belakang masalah maka yang menjadi permasalahan adalah ; Apakah
dengan pemanfaatan media chart dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun
kertas kerja perusahaan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemanpuan siswa
dalam menyusun kertas kerja perusahaan jasa melalui pemanfaatan media chart. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat (1) bagi guru, sebagai bahan masukan untuk
meningkatakan kemampuan siswa dalam menyususn kertas kerja perusahaan jasa dengan
memanfaatkan media sederhana, (2) bagi siswa diharapkan dapat dengan mudah untuk
memahami, menguasai prosedur dalam penyusunan kertas kerja perusahaan jasa. (3) bagi
sekolah akan memberikan sumbangan yang berarti dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
(4) sebagai bahan referens bagi peneliti berikutnya.
Media pembelajaran menurut Arsyad (2007), Kosasih (2007) media pembelajaran, segala
sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat
membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan sehingga siswa senantiasa termotivasi
untuk berprestasi, memiliki dedikasi yang tinggi, optimis, dan dinamis. Adapun manfaat
media chart adalah dapat mempermudah baik cara belajar siswa, maupun cara mengajar guru.
Selain itu mudah dibuat, harga tidak terlalu mahal, dan bahannya mudah diperoleh, apalagi
mudah dipahami karena isinya menggambarkan fokus pembelajaran seperti : bahasan kertas
kerja mulai dari langkah-langkah sampai pada gambar kolom kertas kerja dan isi perkiraan
yang terkandung didalamnya. Dengan demikian maka penggunaan media chart dapat
mempercepat proses pencapaian, penangkapan, dan penguasaan materi penyusunan kertas
kerja. Dengan kondisi demikian maka secara pasti siswa dapat termotivasi untuk ; (1)
mencapai hasil yang optimal, selalu maju untuk menekuni pelajaran akuntansi, mendapat
nilai baik, menyelesaikan tugas – tugas akuntansi. (2) meningkatkan pengetahuan melalui
bacaan yang terkait dengan materi akuntansi. (3) munculnya rasa percaya diri dan kepuasan
siswa. Kertas kerja atau sering disebut neraca lajur (workshit), suatu daftar terdiri atas kolom-
kolom neraca sisa, ayat jurnal penyesuaian, dan laporan keuangan yang dibuat untuk
menyajikan secara keseluruhan data akuntansi yang diperlukan pada akhir periode akuntansi.
(Christianto. 2007). Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan pada akhir periode
akuntansi (Ritonga. 2007) Selanjutnya setelah kertas kerja dibuat, akun-akun nominal perlu
ditutup agar akun-akun itu bisa dibuka kembali pada periode akuntansi berikutnya. Hal
senada ungkapan Soemarso (1993) Neraca lajur merupakan alat untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan, melakukan penyesuaian dalam buku besar dan menutup
perkiraan laba rugi (perkiraan nominal). Makanya itu fungsi utama kertas kerja adalah
sebagai alat bantu dan mempermudah penyusunan laporan keuangan.
Tahapan Penyusunan Kertas Kerja Perusahaan Jasa
Stelah data akhir periode disesuaikan maka ; (1) siapkan kertas kerja sesuai dengan
kebutuhan, kemudian pindahkan saldo akun buku besar keneraca saldo kertas kerja, (2)
pindahkan ayat jurnal penyesuaian kekolom penyesuaian kertas kerja. (3) sesuaikanlah
dengan cara menambah atau mengurangi saldo masing – masing akun pada neraca saldo
sesuai dengan ayat jurnal penyesuaian pada akun bersangkutan, (4) pindahkan saldo akun
pada neraca saldo disesuaikan kelajur laporan laba rugi akun nominal (pendapatan dan beban)
, dan lajur neraca bagi akun riil (aktiva,kewajiban, dan modal) , (5) tentukan saldo laba / rugi
bersih pada lajur laporan laba rugi .Perusahaan memperoleh laba bersih jika sisi kredit lebih
besar dari sisi debet pada lajur laporan laba rugi dan rugi bersih jika sebaliknya Kemudia
pindahkan saldo laba/ rugi bersih kelajur neraca . Saldo laba bersih akan dipindahkan pada
sisi kredit di neraca agar tergambar bahwa keuntungan tersebut menambah modal .
Sedangkan saldo rugi bersih akan dipindahkan pada sisi debet neraca suatu pertandah bahwa
kerugian yang diderita mengurangi modal usaha.(6) Jika lajur – lajur pada kertas kerja telah
dijumlahkan dan masing-masing lajur itu telah sama besar, maka tutuplah kertas kerja
tersebut. .
Pemanfaatan media chart dalam Penyusunan Kertas Kerja
Penggunaan media chart menurut Kosasih 2007. Dalam menyusun kertas kerja perusahaan
dagang dapat dilakukan dengan multi metode (ceramah, peragaan, Tanya jawab, dan
penugasan) melalui prosedur berikut : (1)Kegiatan awal, terdiri dari penjelasan tentang
kegiatan pembelajaran, dan apresepsi untuk mengetahui pengalaman / keterampilan siswa
melalui Tanya jawab. (2) Kegiatan inti, terdiri dari penjelasan guru tentang materi yang
tertulis pada media chart, siswa membaca setiap penjelasan dan uraian materi dengan cermat
yang telah ditulis pada media chart, membaca pendukung yang telah disiapkan, mengerjakan
latihan penyusunan prosedur penyusunan kertas kerja perusahaan dagang yang telah
disediakan dengan dukungan media chart yang tersedia, kemudian mencocokkan hasil
pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disiapkan oleh guru. (3) Kegiatan penutup,
guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, kemudian
dilanjutkan dengan tes akhir untuk mengukur keterampilan siswa dalam menyusun kertas
kerja perusahaan dagang.
Berdasar dari uraian tersebut diatas maka yang perlu dilakukan oleh guru adalah : (1)
mengatasi kemungkinan keterbatasan penekanan persepsi sehingga siswa terpasung pada
persepsi indra mata, (2) menghindari variasi tulisan yang berlebihan sehingga berakibat
kurang efektifnya kegiatan pembelajaran, (3)menyesuaikan ukuran dengan luas ruangan, dan
jumlah siswa (4) pada saat menampilkan media chart diupayakan jangan sampai bergerak, (5)
menghindari angka yang sama terlalu banyak sebab kecenderungan berakibat membingunkan
siswa, (6) arahkan perhatian pada setiap tulisan kemudian ajukan beberapa pertanyaan
langsung berhubungan dengan tulisan yang ditunjuk, (7) tuliskan pertanyaan – pertanyaan
dan jawabannya disamping gambar, tetapi ditutup dengan kertas. Kemudian memberi
kesempatan tiap siswa untuk menguji sendiri kebenarannya.

Dalam kaitannya dengan peningkatan keterampilan menyususn kertas kerja Media chart,
menurut Aisyad (2007) salah satu dari sekian banyak media pajang. Pada umumnya
digunakan untuk menyampaikan pesan atau imformasi dalam proses pembelajaran dikelas,
selain itu mudah dibuka kembali manakala diperlukan. Media ini paling sederhana, dan
mudah diperoleh bahannya paling utama karton-karton lebar, serta sangat menguntungkan
untuk imformasi visual seperti gambar bagan jurnal penyesuaian, prosedur penyesuaian.
Selain itu gambar kolom kertas kerja, prosedur pengisian kertas keja, terutama pemindahan
data dari jurnal penyesuaian kekolom ajusmen pada kertas kerja. Begitupula pengisian kolom
neraca saldo setelah penyesuaian sampai kolom laba rugi dan neraca.
Prinsip umum penggunaan media chart menurut Kosasih (2007) ; (1) media harus berisi
dengan hal-hal yang realistis dan digunakan secara hati-hati, karena apabila isinya amat rinci
dengan realisme yang sangat sulit diproses dan dipelajari sering kali mengganggu perhatian
siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan (2) isi dari media berfungsi untuk
melukiskan perbedaan antara satu dengan lainnya dalam kertas kerja, (3) warna tulisan harus
digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponennya.

B. Rumusan Masala
Adapun Ruusan masalah ; Pemanfaatan media chart dalam pembelajaran akuntansi dapat
meningkatkan keterampilan menyusun kertas kerja akuntansi perusahaan jasa pada siswa
kelas XII MIPA 1 MAN 1 Raha semester genap tahun ajaran 2007 / 2008.

METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Untuk lebih memfokuskan orientasi dan persamaan persepsi dalam penelitian ini, penulis
merasa perlu menjelaskan jenis dan lokasi penelitian. (1) Jenis Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas (PTK) . Arkunto (2006) mengenai karakteristik
PTK, yakni; problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi guru di kelas, adanya
tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas, harus
menunjukkan adanya perubahan kearah perbaikan dan peningkatan secara positif. (2)
penelitian ini dilaksanakan di kelas XII MIPA MAN 1 Raha Propinsi Sulawesi Tenggara.
PTK ini hanya dilaksanakan di kelas XII MIPA 1 semester genap tahun ajaran 2007/2008,
(3)Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar dengan
menggunakan media chart dengan pokok bahasan kertas kerja perusahaan jasa. (4) Definisi
operasional : pertama ; Penggunaan media chart di dalam pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar akuntansi, kedua ; Motivasi adalah kemauan baik dari dalam maupun dari luar
untuk belajar sehingga terjadi suatu proses menuju peningkatan hasil belajar. Ketiga ; Hasil
belajar adalah perolehan nilai dari proses belajar pada setiap mata pelajaran dari setiap pokok
bahasan yang diwujudkan dengan nilai huruf atau angka. Keempat ; Media sebagai alat yang
menyampaikan atau menyatakan pesan-pesan pembelajar agar pesan tersebut dapat bermakna
yakni meningkatkan belajar secara maksimal. Kelima ; Peningkatan keterampilan adalah
usaha yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sistematis dalam proses
pembelajaran menuju pencapaian target kompetensi bagi siswa.

Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian kali ini adalah siswa kelas XII MIPA 1 semester genap MAN 1
Raha yang jumlahnya 41 orang. Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya maka dalam
penelitian ini tidak digunakan seluruh kelas, tetapi hanya memilih (satu) kelas atau sekitar
41orang siswa sebagai subyek penelitian. Kelas XII MIPA 1. dipilih karena baik tingkat
kemampuan akademik meupun latar belakang sosial kehidupannya siswa sangat heterogen

Sumber Data
Sebagai penelitian kualitatif instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. (1) Hasil
observasi, dokumen tertulis, proses pembelajaran maupun hasil belajar. (2) Hasil wawancara
adalah format untuk memperoleh data atau memperoleh klarifikasi dari guru tentang data-
data yang dianggap belum jelas. (3) lembar kerja siswa (LKS) adalah format khusus untuk
mengerjakan soal latihan, penilaian dalam praktik (seperti pencatatan data penyesuaian
kedalam jurnal penyesuaian dan posting ke kolom ajustman pada kertas kerja perusahaan
jasa).

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Prosedur pengumpulan data penelitian melalui (1) Studi Pendahuluan kelas XII MIPA 1. (2)
Perencanaan Tindakan secara kolaboratif (3) Pelaksanaan tindakan dilakukan secara
kolaboratif. (4) observasi, evaluasi, dan (5) refleksi.
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari rencana tindakan. Pada tahap ini, guru
dan peneliti melaksanakan proses pembelajaran di kelas XII MIPA 1 MAN 1 Raha.
Penerapan secara kolaboratif melalui Siklus pertama berlangsung dua kali pertemuan atau
tatap muka sedangkan siklus kedua 3 (tiga) kali pertemuan. Setiap pertemuan menggunakan
waktu 2 x 45 menit. Kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal pelajaran atau tanpa pengaturan
waktu secara khusus. Pertemuan pertama untuk menetapkan strategi dengan kerja kelompok
khususnya mengenai pencatatan data penyesuaian kedalam jurnal penyesuaian, sekaligus
posting kekolom ajustmen pada kertas kerja perusahaan jasa dengan beberapa contoh yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari bagi siswa.
Pembelajaran pada pertemuan 1 (satu) siklus satu diawali dengan mengabsen siswa,
kemudian pembentukan kelompok terdiri dari 4 – 5 orang tiap kelompok. Selanjutnya ; (1)
menuliskan dipapan tulis pokok bahasan, (2) menjelaskan secara singkat tahap penyelesaian
kertas keja akuntansi perusahaan jasa, (3) membagikan LKS data penyesuaian setiap
kelompok untuk dikerjakan bersama.
Pertemuan kedua siklus ini pembelajaran difokuskan kepada penuangan hasil kerja kelompok
ke dalam media chart. Dilanjutkan dengan penyajian Hasil kerja kerja kelompok dengan
media chart. kelompok lainnya diberi kesempatan untuk menanggapinya. Selama melakukan
kerja kelompok peneliti dan kelaboratif ikut bersama dalam membimbing siswa sekaligus
memberi komentar atas kerja kelompok. Selain itu guru memberi motivasi agar melakukan
refleksi dan komentar mengenai jalannya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kemudian evaluasi hasil kerja siswa secara menyeluruh. Penilaian tidak hanya oleh guru,
tetapi juga melibatkan siswa itu sendiri untuk mengemukakan pendapatnya mengenai proses
pembelajaran tersebut.
Penilaian hasil belajar pada siklus pertama sebagai gambaran tindakan dalam penelitian ini
terdiri dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses yakni : (1) guru mengamati
dengan cermat proses pembentukan kelompok, (2) guru mengamati kegiatan kerja kelompok
dalam menyelesaikan soal LKS, (3) guru mengamati kreatifitas siswa dalam kerja kelompok
ke dalam media chart, (4) guru mengamati soal berlangsungnya diskusi pada waktu
penayangan hasil kerja kelompok lain (penilaian teman sejawat). Hasil kerja individual
dengan memberikan catatan konstruktif tentang kelebihan dan kekurangan hasil kerja siswa.
Semua hasil kerja siswa di beri catatan dikembalikan kepada siswa sebagai penilaian porto
folio.
Pembelajaran pada pertemuan pertama siklus kedua aktivitas yang dilakukan adalah merevisi,
menambah atau menyelesaikan kendala-kendala pembelajaran. Setelah itu tindakan
selanjutnya variasi apresepsi agar motivasi siswa dan rasa optimisme semakin meningkat.
Kemudian dilanjutkan dengan (1) pengukuhan kelompok yang telah dibentuk pada siklus
pertama, (2) menuliskan dipapan tulis materi ajar; kertas kerja perusahaan jasa (3)
menjelaskan secara singkat pokok bahasan yang akan menjadi fokus pada pertemuan
tersebut, (4) kerja kelompok melalui lembar kerja siswa (LKS). Eksitensi peneliti dan
kelaborator setiap kegiatan senantiasa bertindak sebagai monitoring, motivator, sekaligus
sebagai komentator. Setelah itu tiap kelompok di beri kesempatan untuk mengajukan refleksi
terhadap jalannya kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pertemuan kedua pada siklus kedua. Fokus kegiatan kepada penayangan hasil kerja
kelompok, guru memotivasi para anggota kelompok penyaji untuk bertanggung jawab
terhadap kebenaran hasil kerja kelompoknya. Disamping itu guru memacu kelompok lainnya
untuk menilai dan mengoreksi hasil kerja kelompok penyaji, sekaligus memberi skor
berdasarkan petunjuk yang diterima dari guru dan peneliti. Selanjutnya setiap kelompok
diberi kesempatan untuk mengajukan kesimpulan materi ajar. Idealisme positif dalam
kelompok senantiasa ditanamkan. Sehingga pada gilirannya penuangan dan penayangan hasil
kerja kelompok betul-betul keikut sertaannya maksimal.

Kegiatan evaluasi secara menyeluruh pada pertemuan ketiga siklus kedua masih
menggunakan penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses ; (1) pengamatan secara
cermat jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, (2) pengamatan pada
saat kerja kelompok terutama pada saat penuangan hasil kerja kelompok kedalam media
chart, (3) pengamatan pada saat indifidu memberi kementar mengenai hasil kerja kelompokan
lainnya (penilaian teman sejawat) (4) pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam kegiatan
diskusi kelas (5) pengamatan terhadap kegiatan diskusi antar kelompok.
Penilaian hasil dilakukan porto folio. Guru mengoreksi setiap hasil kerja baik hasil kerja
indifidu maupun hasil kerja kelompok dengan memberikan catatan konstruktif serta
dikembalikan kepada setiap siswa sebagai penilaian porto folio. (4) Pengamatan (obsevasi)
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung secara bersamaan, sebagai ciri penelitian
kolaboratif, disamping peneliti sebagai guru akuntansi dikelas XII MIPA. Juga sebagai
penulis dengan memilih PTK sebagai pendekatan kali ini. Oleh karena peneliti dan guru mata
pelajaran akuntansi sebagai kolaborator saling berganti peran demi keakuratan perolehan
data. Pengamat melakukan pengamatan dan membuat catatan-catatan secara cermat sebagai
bahan diskusi setelah tindakan selesai setiap pertemuan. Observasi dilaksanakan terus
menerus sejak tindakan pada siklus satu sampai siklus berikutnya. Hasil pengamatan setiap
siklus dijadikan bahan pertimbangan refleksi pada siklus berikutnya. Karenanya setiap hasil
pengamatan didiskusikan bersama kelaborator agar perencanaan tindakan berikutnya dapat
lebih bermakna, (5) Refleksi; dilaksanakan setiap akhir siklus. Pada kesempatan ini peneliti
dengan kolaborator melakukan diskusi untuk membahas ; analisis hasil tindakan yang telah
ditetapkan, kasesuaian rencana dengan pelaksanaan tindakan, termasuk temuan – temuan lain
yang tak terduga, menyimpulkan hasil tindakan pada siklus yang telah dilaksanakan, dan
menyusun rencana tindakan untuk siklus berikutnya. (6) Evaluasi: Untuk mengetahui
seberapa jauh keberhasilan kuantitatif dari hasil pembelajaran setiap siklus, maka setiap
pertemuan terakhir pada setiap siklus dilakukan evaluasi agar pelaksanaan pembelajaran
dapat diketahui apakah ada peningkatan atau tidak dengan menggunakan media chart.

Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data


1. Tekhnik pengumpulan data
Melalui siklus – siklus tersebut, pengumpulan data digunakan tekhnik observasi, wawancara,
dan lembar kerja siswa (LKS).
Tekhnik observasi dengan langkah-langkah ; (1) pengamatan terhadap aktivitas kearah
peningkatan motivasi dan pemahaman terhadap pentingnya keterampilan menyusun kertas
kerja perusahaan jasa, (2) pengamatan terhadap keingin tahuan siswa terhadap tata cara
penyusunan kertas kerja perusahaan jasa dengan benar, (3) pengamatan terhadap aktivitas
dalam menentukan siapa saja mewakili kelompok dalam penayangan hasil kerja kelompok
melalui media chart, (4) pengamatan terhadap kegiatan diskusi kelompok pada saat
penyusunan kertas kerja perusahaan jasa, (5) pengamatan terhadap kegiatan penyusunan
jurnal penyesuaian , dan perkiraan yang memerlukan perkiraan tambahan, (6) pengamatan
terhadap kegiatan pada saat memposting dari jurnal penyesuaian kedalam kolom ajustman.
Pelaksanaan observasi dilaksanakan berdasarkan langkah tindakan pembelajaran pada tiap
tahap. Urutan langkah tersebut, pengamatan terhadap beberapa kegiatan yakni; (1) pada saat
diskusi mengenai penentuan karakteristik akuntansi perusahaan jasa, (2) diskusi mengenai
perbedaan mendasar jurnal umum dengan jurnal penyesuaian, (3) penyusunan kolom kertas
kerja, (4) posting jurnal penyesuaian kedalam kolom ajustman (5) menyelesaikan kertas kerja
perusahaan jasa, (6) memeriksa hasil kerja kelompok, (7) penuangan dan penayangan hasil
kerja kelompok melalui media chart.
Tekhnik wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru dikelas. Wawancara diarahkan untuk
melengkapi data observasi ,meminta tanggapan siswa dan guru pada setiap tahap kegiatan
pembelajaran akuntansi. Pada tahap kerja kelompok dalam menyelesaikan LKS. Wawancara
tersebut difokuskan pada tanggapan siswa tentang ; (1) apresepsi dan motivasi, tanya jawab
mengenai pengertian kertas kerja perusahaan jasa, (2) pemahaman terhadap pentingnya
keterampilan menyusun kertas kerja perusahaan jasa, (3) penulisan terhadap nama
perusahaan jasa yang ada di Kab. Muna, (4) pembuatan perkiraan dengan nama salah satu
perusahaan jasa yang telah disebutkan. Wawancara difokuskan pada ; (1) tanggapan
mengenai hasil kerja kelompok lain, (2) merevisi sendiri hasil kerja kelompoknya bersama
guru pembimbing dan peneliti, (3) menuliskan kembali hasil revisi.
Studi dokumentasi mengenai rencana pembelajaran guru, dan memeriksa Hasil pekerjaan
siswa. Penugasan merupakan salasatu teknik pengumpulan data Tentang pelaksanaan
pembelajaran akuntansi, selain itu penayangan hasil kerja Siswa dengan menggunakan media
chart. Untuk menilai sejauh mana keterampilan siswa terhadap penyusunan kertas kerja
perusahaan jasa. Penugasan dimulai dari tahap penemuan ciri khusus kertas kerja perusahaan
jasa, penyajian, tekhnik penugasan dengan menggunakan instrumen berupa lembaran yang
terdiri dari : (1) lembar kerja siswa (LKS 1) mengenai jurnal penyesuaian perkiraan-perkiraan
yang memerlukan penyesuaian, posting jurnal penyesuaian kedalam kolom ajustman,
menyelesaikan neraca saldo disesuaikan pada kertas kerja dengan sepuluh kolom. (2) LKS 2.
menyelesaiakan kertas kerja dari neraca saldo disesuaikan sampai pada laba rugi dan neraca .
(3) LKS 3. kertas kerja perusahaan jasa, jurnal penyesuaian perkiraan-perkiraan yang
memerlukan penyesuaian, posting jurnal penyesuaian kedalam kolom ajustman,
menyelesaikan kertas kerja sepuluh kolom.

2. Alat pengumpulan data


Agar pelaksanan PTK tidak terlalu menyulitkan baik peneliti,kelaborator, subyek terteliti
maka dibutuhkan alat pengumpulan data berupa lembar kerja siswa (LKS) dan lembaran soal
evaluasi, lembaran observasi. Selain itu demi kelengkapan data observasi, meminta
tanggapan siswa dan guru pada setiap tahap pembelajaran akuntansi, pada saat kerja
kelompok dalam rangka penyelesaian LKS, serta tanya jawab mengenai pengertian akuntansi
perusahaan jasa,penulisan nama – nama perusahaan jasa yang ada didaerahnya, wawancara.

Validitas Data Penelitian


Peneliti dan kolaborator saling mengecek / menilai kemudian memutuskan validitas atau
tidak alat pengumpul data dalam penelitian sehingga terjalin apa yang dikatakan proses
kelaborasi dalam penelitian. Selain itu dengan menggunakan berbagai sumber data guna
meningkatkan kualitas penelitian yakni ; data dari guru, data dari siswa itu sendiri baik dalam
proses maupun diluar proses pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan diskusikan dengan
bersama kolaborator.

Analisa Data
Tekhnik analisa data menurut Miller & Herman dalam aqib (2006) digunakan model alur,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tahapan analisa data
tersebut dapat terjadi secara bersamaan dan berulang selama penelitian dan sesudah tindakan
penelitian dilakukan. Statistik deskriptif untuk menggambarkan hasil evaluasi. Kemudian
untuk mengetahui motivasi belajar, serta keaktifan siswa baik dalam proses mampu diluar
proses pembelajaran denga melihat catatan akuntansi terutama pokok bahasan yang menjadi
obyek kajian.
Reduksi data dilakukan setelah data dikumpulkan melalui kegiatan observasi, penugasan, dan
wawancara. Kemudian dilanjutkan dengan penyeleksian ( reduksi ), pengkodean, dan
pengklasifikasian data. Data yang terkumpul diseleksi sehingga diperoleh data yang valid
sesuai dengan tahapan pelaksanaan tindakan. Data – data yang valid, relevan dengan masalah
penelitian dianalisis guna pengambilan kesimpulan.
Untuk memudahkan proses analisa data, maka setelah diseleksi sesuai dengan perolehan data
dan diberi kede. Hanya saja harus disadari bahwa pengklasifikasian dan pemberian kode data
diatur sesuai dengan jenis data perolehan. Pengklasifikasian dan pemberian kode tersebut :
(1) data proses penyajian materi akuntansi diberi kode (pros. Peny. M.A.), tahap
pembentukan kelompok diberi kode (pemb. klpk), data proses kerja kelompok
(pros.kerj.klpk), dan (2) data penayangan hasil kerja kelompok (pen. yang hk.klpk), data
pemberian tanggapan terhadap tayangan kelompok lain (penilaian sejawat) diberi kode
(penil.sej.).
Kegiatan reduksi data terhadap semua data perolehan dari seiap tindakan penelitian. Acuan
pereduksian data adalah masalah penelitian dan sesuai dengan kebutuhan data, sebab untuk
menjelaskan masalah terteliti.
Setelah reduksi data, serta penetapan data terpilih, kemudian disajikan melalui pemaparan
seluruh data terpilih. Pada tahapan ini, data penelitian sudah terorganisir dalam bentuk
satuan-satuan imformasi sesuai dengan jenis masalah.,
Penulisan, penyajian, dan penilaian disajikan secara terstruktur dan sistimatis. Selain itu
tergambar pula perkembangan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi pada
pokok bahasan kertas kerja perusahaan jasa. Begitupula kesulitan, serta hambatan selama
proses pembelajaran baik siswa, maupun guru. Sungguh pun demikian sangat diharapkan
penyajian data secara cermat agar penarikan kesimpulan, peneliti tidak mengalami kesulitan.
Refleksi data pada sajian tiap siklus adalah dasar utama bagi penyempurnaan pelaksanaan
tindakan pada siklus selanjutnya.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara penafsiran makna penyajian data. oleh karena
itu agar kesimpulan tidak terlalu melenceng keluar dari harapan maka sebelum kesimpulan
akhir diperlukan kesimpulan sementara. Hasil penafsiran makna data tersaji akan diverifikasi
untuk memperoleh simpulan akhir yang dapat dipercaya. Kegiatan verifikasi dilakukan
dengan uji keabsahan data sesuai dengan ketentuan. Petunjuk analisis data proses dan data
hasil digunakan untuk mempermudah kegiatan analisis data baik proses maupun hasil
tindakan pembelajaran akuntansi. Jelasnya kisi-kisi analisis data disesuaikan dengan jenis dan
sumber data yang akan dianalisis.

Indikator Kinerja
  
Penelitian kali ini dikatakan berhasil apabila berdasarkan kriteria berikut; (1) keaktifan siswa
dalam menanggapi hasil kerjakelompok mencapai 85 % dari 41 orang siswa (2) siswa yang
aktif mencatat materi akuntansi minimal 90% dari 41 siswa (3) siswa yang memperoleh  nilai
ulangan harian 6,5  keatas minimal 80% dari 41 siswa.
Sedangkan indikator keberhasilan guru sebagai berikut; (1) menyusun rancangan
pembelajaran,  melaksanakan pembelajaran sesuai dengan lankah-langkah yang telah
ditetapkan (2) menyusun pedoman observasi, (3) menyusun pedoman wawancara, (4)
menyusun LKS (5) menentukan bentuk soal, (6) menentukan berapa pertemuan tiap siklus,
dan berapa siklus yang akan ditempuh, (7) menentukan jadwal kegiatan(8) memmbuat media
sesuai dengan kebutuhan (9) guru berinteraksi dengan siswa didalam kelas dan siswa aktif
(10) guru memanfaatkan media yang telah dibuat dengan mengikuti langkah-langkah yang
telah ditetapkan.
Selanjutnya indikator keberhasilan bagi siswa adalah; (10 siswa aktif termotivasi dalam
belajar (20 siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal kertas kerja perusahaan jasa (3)
80 %  dari 41 siswa mencapai nilai ulangan harian diatas 65.  

HASIL PENELITIAN
Deskripsi kondisi awal responden atau subyek penelitian ini meliputi : jenis kelamin, dan
tingkat pemahaman siswa kelas XII MIPA MAN 1 Raha tahun ajaran 2006/2007 semister
genap.
a. Jenis kelamin
Berdasar data yang dihimpun melalui absen kelas, diperoleh jumlah responden 41 orang
siswa kelas XII MIPA. yang dijadikan sebagai subyek penelitian kali ini. 21 orang siswa (51
persen) jenis kelamin laki-laki dan 20 orang siswa (49 persen) jenis kelamin perempuan.
b. Tingkat pemahaman
Berdasar dari hasil wawancara mengenai materi pelajaran akuntansi ternyata sebagian besar
masih menganggap bahwa pelajaran tersebut sangat menyulitkan terutama pada pokok
bahasan kertas kerja perusahaan jasa . Hal ini lebih dibuktikan lagi hasil pre tes menunjukkan
masih sangat rendah pemahamannya terhadap prosedur penyusunan kertas kerja . Dari 10
nomor pertanyaan hanya 2 nomor yang mampu dijawab dengan benar. Yakni nomor 3 dan 5.
Sedangkan nomor lainnya masih belum mampu dijawab dengan benar. Agar lebih jelas
perhatikan tabel 1 berikut :

Tabel 1.Deskripsi hasil belajar studi pendahuluan


Interval Kategori F %
0 - 55 Buruk 26 63,41
56 - 65 Kurang 13 31,71
66 - 75 Cukup 1 2,44
76 - 85 baik 1 2,44
86 - 100 Amat baik 0 0
Jumlah 41 100

Sedangkan rata-rata hasil belajar 5,1 alias lebih rendah dari nilai enam < 6.
Pada awal tindakan guru adalah ; (1) memperkenalkan media chart dalam pembelajaran
akuntansi kepada siswa, (2) mengajak siswa agar mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan media chart dengan selalu kritis , kreatif dalam memahami konsep dan praktek
akuntansi terutama pada pencatatan data penyesuaian kedalam jurnal penyesuaian , dan
posting kekolom ajustmen pada kertas kerja perusahaan jasa , (3) membimbing siswa agar
dapat memahami konsep transaksi perusahaan jasa yang disajikan guru dengan menggunakan
madia chart ,(4) memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan ide-ide , dan pertanyaan
pada setiap proses pencatatan data penyesuaian kedalam jurnal penyesuaian yang belum
jelas , (5) tidak terlupakan selingan variasi bahasa guna mengurangi ketegangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran .Selain itu peneliti dan kolaborator bersifat
ramah,sabar,komunikatif,penuh perhatian terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar, (6) memberi pujian kepada siswa yang berhasil memahami suatu konsep dan praktek
transaksi keuangan perusahaan jasa atau memjawab dengan benar pertanyaan guru
,begitupula memberi semangat bagi siswa yang belum berhasil , (7) menugaskan siswa untuk
bekerja kelompok dengan mengacak siswa yang agak pintar dan belum mengerti agar dalam
diskusi untuk membahas suatu konsep dan penyusunan kertas kerja perusahaan jasa dengan
benar dapat tercapai.
2.. Siklus pertama .
Perencanaan tindakan ;(1) Siswa akan diminta belajar kelompok untuk mengerjakan LKS
pencatatan data penyesuaian perusahaan jasa kedalam jurnal penyesuaian , dan posting
kedalam kolom ajustmen pada kertas kerja perusahaan jasa (2)Guru akan membagikan LKS
kepada tiap kelompok,(3) Guru akan mengamati proses berlangsungnya belajar kelompok,
(4)Guru akan membuat catatan pribadi (catatan lapangan),(5)Guru akan memberikan tes
kepada siswa
Pelaksanaan tindakan 8 januari 2008, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran. Dilihat dari segi siswa , motivasi belajar mulai meningkat ,hal ini
dibuktikan bahwa perhatian siswa tertuju pada imformasi penayangan guru melalui media
chart . Beberapa siswa mulai aktif dengan menanggapi pertanyaan.Sekalipun pada siklus
pertama ini volume siswa untuk mengajukan pertanyaan masih sedikit.Terbukti keaktifan
siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan dengan media chart
sebagai berikut ;
Tabel. 2. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus 1
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus 1
Kelompok
F %
1. Aktif 22 54
2. Cukup Aktif 10 24
3. Kurang aktif 9 22
Jumlah 41 100
Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar
kelompok ada beberapa siswa dari kelompok II yang main-main sambil melihat kelompok
lain. Sementara itu seorang siswa pasif, karena ia murid terlambat hadir dikelas sehingga
informasi awal tidak dimengerti. Guru memotivasi supaya aktif berinteraksi dengan
kelompoknya. Pada setiap kelompok paling antusias menyelesaikan tugas rata-rata 2-3 orang.
Sedangkan anggota yang lain cukup aktif apabila diawasi oleh guru. Namun demikian
sebagian besar siswa setuju dengan model pembelajaran dengan menggunakan media chart
dalam pembelajaran akuntansi , bahkan ada juga mengatakan agar media tersebut digunakan
untuk seluruh mata pelajaran selain akuntansi .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku catatan masing-masing
siswa setelah penyajian materi. Terlihat pada tabel 3.Sebagai berikut :
Tabel .3. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus 1.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus 1
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 18 44
2. Cukup Aktif 20 49
3. Kurang Aktif 3 7

Jumlah 41 100
Dilihat dari segi guru ,hasil pemantauan oleh kolaborator dengan lembar observasi guru
(LOG) menunjukkan bahwa media chart yang disajikan belum mampu membangkitkan
motivasi siswa untuk aktif dan kreatif , dan bersemangat dalam mengikuti KBM .Hal ini
disebabkan karena media chart yang ditampilkan oleh guru untuk menuangkan materi
pembelajaran masih kurang bervariasi atau masih menoton. Guru belum menunjukkan
bimbingan yang optimal sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan media chart . Pada tahap ini guru sudah mulai membantu siswa membuat
rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan .Mengenai pemahaman akuntansi
,dengan PTK dengan media chart dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi
siswa ,telah mengantarkan siswa pada nilai rata-rata dari 5,1 menjadi 5,92
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel.4. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1.

Kelompok Interval Siklus 1 Kualitas


Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 19 46,34 Buruk 2 . 56 - 65 18 43,9 Kurang
3. 66 - 75 3 7,32 Cukup
4. 76 – 85 1 2,44 Baik
5. 86 - 100 0 0 Amat baik

Jumlah 41 100

Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus 1 ditemukan kegagalan,
yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat
penayangan melalui media chart , siswa yang kurang aktif ada 9 orang (22 persen) dari
41orang siswa,(2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi yang diberikan, siswa yang kurang
aktif mencatat 3 orang (7 persen) dari 41 siswa, (3)Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang
memperoleh nilai kurang (56 – 65) ada 18 orang(43,9 persen), tetapi memperoleh nilai buruk
(0 – 55) ada 19 orang siswa (46,34 persen) dari 41 siswa.Hal ini terlihat siswa kategori nilai
kuang belum terjadi perubahan yang signifikan , sekalipun nlai rata-rata meningkat dari 5,1
pada saat tes awal meningkat menjadi 5,92. Memperrhatikan kenyataan pada siklus I,
ternyata siklus kedua merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan.
Ditinjau dari analisis hasil observasi,catatan harian , dan wawancara singkat terhadap siswa
sebagai bahan untuk menentukan tindakan selanjutnya , setelah diadakan refleksi ,kemudian
didiskusikan bersama kolaborator ,serta peneliti maka diperoleh hasil sebagai berikut ; (1)
Guru harus meningkatkan kualitas KBM dengan media dan tekhnik pengajaran dengan
penekanan pemakaian media chart secara optimal agar minat dan motivasi belajar siswa
tumbuh dan berkembang kearah peningkatan,(2) penggunaan media chart agar lebih variatif
dengan menampilkan gambar atau bagan – bagan untuk memancing keaktifan , kreatifitas ,
dan gairah belajar siswa . Sehingga terwujud apa yang dikatakan pembelajaran
aktif,kreatif,efektif , dan menyenangkan , (3) Keaktifan guru dalam memantau KBM siswa
adalah turut menentukan dalam rangka mengetahui hanbatan – hambatan siswa dalam
memahami suatu masalah .(4) memberi nilai atau pujian bagi siswa yang berhasil dan
memotivasi untuk bangkit bagi siswa yang belum berhasil ,(5) memberi bimbingan bagi
siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami suatu konsep atau menyelesaikan tugas –
tugasnya .

3. Siklus Kedua
Hasil refleksi tindakan pada siklus 1 menunjukkan masih adanya ditemukan kelemahan atau
kekurangan , sehingga tindakan pada siklus kedua masih diperlukan pemantapan agar lebih
meningkat lagi . Oleh karena itu peneliti tetap melakukan langkah sebagai berikut :
Perencanaan tindakan ;(1) Tetap pada komitmen untuk meningkatkan kualitas KBM dengan
menggunakan berbagai metode,media chart lebih variatif , agar peningkatan motivasi belajar
siswa tetap lestari dalam peningkatan .(2) akan diminta belajar kelompok untuk mengerjakan
LKS pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang dari jurnal khusus kebuku besar dan
buku besar pembantu , kemudian menuangkan kedalam media chart , (3) Guru akan
membagikan LKS pada tiap kelompok, (4) Siswa diminta menayangkan hasil kerja
kelompoknya didepan kelompok lain dengan menggunakan media chart , (5) Guru akan
mengamati proses berlangsungnya belajar kelompok, (6) Peneliti dan kolaborator mengamati
jalannya penayangan hasil kerja kelompok,(7)Guru akan membuat catatan pribadi (catatan
lapangan),(8)Guru akan memberikan tes kepada siswa secara keseluruhan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.
Pelaksanaan tindakan 19 Februari 2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pengamatan kelaborator pada proses
belajar mengajar pada siklus kedua menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan ,sehingga
siklus ketiga diharapkan dapat mengantisipasi kekurangan tersebut.Baik guru maupun siswa
telah terbiasa dengan penggunaan media chart dalam proses belajara mengajar . Penyampaian
materi ajar melalui media chart sudah cukup optimal,semakin menarik dan lebih mudah
dipahami oleh siswa.
Pemanfaatan media chart pada siklus kedua dilakukan sendiri oleh siswa peneliti dan
kolaborator hanya bertindak sebagai pasilitator , diskusi antara siswa dengan siswa , tanya
jawab dengan guru berlansung elok dan dinamis.Terutama posting jurnal penyesuaian
kedalam kolom ajustmen pada kertas kerja , dan sekaligus menyusun kertas kerja dengan
benar . Pemakaian media chart atau penayangan melalui visualisasi data atau
gambar.Begitupula hasil pengamatan agar dalam merekam ilmu dapat difungsikan
mata,pendengaran ,dan gerkan tangan .
Suasana belajar mengajar cukup kondusif,guru dapat membuka kesempatan seluas-luasnya
bagi siswa untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan kemudian dilanjutkan kedalam
diskusi kelas baik guru maupun antar siswa dikelas.Gairah belajar siswa semakin
meningkat .Terbukti dari penampilan suasana KBM,keaktifan siswa mengajukan pertanyaan
maupun menanggapi suatu permasalahan semakin tampak.Hasil pengamatan mengenai
keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan dengan media
chart sebagai berikut ;
Tabel .8. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus II

No . Keaktifan Siswa belajar Siklus II


Kelompok
F %
1. Aktif 34 83 2 Cukup Aktif 7 17
3. Kurang Aktif 0 0
Jumlah 41 100

Melihat tabel 8 tersebut diatas , Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat
berlangsungnya belajar kelompok perhatian siswa terhdap penyajian materi pokok bahasan
kertas kerja perusahaan jasa dengan menggunakan media chart sangat antusias.Interaksi baik
antara guru dengan siswa,maupun antara siswa dengan siswa sudah optimal dan
akrab.Sebagian besar siswa sudah berani menjawab pertanyaan,maupun mengajukan
pertanyaan dalam forum diskusi.Pada siklus ketiga ini siswa sudah dapat menyusun
rangkuman secara sederhana mengenai materi pelajaran dengan menggunakan media chart .
Sementara itu siswa pasif berubah menjadi cukup aktif, karena murid terlambat hadir dikelas
sudah tidak ada lagi sehingga informasi awal dapat dimengerti. Tampa dimotivasi oleh guru
mereka tetap aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Setiap kelompok antusias
menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tidak ada lagi yang tidak aktif. Sedangkan anggota
yang cukup aktif sisa 5 (lima) orang ,sekalipun tidak diawasi oleh guru. Suatu kewajaran
manakala sebagian besar siswa setuju dalam setiap pembelajaran menggunakan media chart
terutama pembelajaran akuntansi ,dan bahkan ada juga yang mengusulkan sebaiknya media
tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selain akuntansi .
Suasana kelas mulai nampak bergairah , berkembang ,siswa pada pertemuan siklus pertama
terlambat memasuki ruang belajar berubah menjadi cepat hadir ,karena model pembelajaran
yang dialaminya betul-betul dirasakan mamfaatnya .Begitupula kepakuman berubah menjadi
aktif dan antusias .Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan ,dan banyaknya yang
bersedia menjawab pertanyaan guru atau menanggapi suatu permasalahan .Interaksi guru
dengan siswa ,maupun antara siswa dengan siswa semakin meningkat .KBM siswa tampak
lebih aktif ,kreatif, dan bergairah .
Dari segi guru,hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru (LOG) pada
siklus kedua ini aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat . Penayangan
media chart semakin bervariasi sehigga aktifitas mengajar guru terlihat bergairah dan
energik .Dengan penampilan demikian maka kejenuhan siswa dalam melakukan
pembelajaran dapat ditiadakan ,berubah menjadi aktif ,dan berani menjawab pertanyaan baik
dari guru maupun dari temannya sendiri .Pertanyaan bermunculan, dan mengemukakan
pendapat semakin marak ,dan semaki rasional .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing
siswa setelah penyajian materi. Ternyata tidak ada lagi siswa yang tidak mencatat . Agar
lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 9.Sebagai berikut :
Tabel 9. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus II.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus II
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 35 86
2. Cukup Aktif 6 14
3. Kurang Aktif 0 0

Jumlah 41 100

Pada tahap ini guru tidak lagi membantu siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan
atau sub pokok bahasan,akan tetapi siswa sudah mulai membuat rangkuman
sendiri.Kedudukan guru dan peneliti pada tahap ini hanya sebagai pemberi penguatan dari
hasil pemikiran siswa . Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 10 sebagai
berikut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus II.

Kelompok Interval Siklus II Kualitas


Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 2 4,88 Buruk
2. 56 - 65 18 43,9 Kurang
3. 66 - 75 17 42.56 Cukup
4. 76 – 85 2 4,88 Baik
5. 86 – 100 2 4,88 Amat baik
2
Jumlah 41 100

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang tidak ada ada lagi.
Jika dibanding dengan nilai awal hanya rata – rata 5,1 .Terjadi kenaikan secara berturut –
turut siklus I ke- siklus II . ini mengalami peningkatan dari 5,92 menjadi 6,89.
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa:
(1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan
melalui media chart , sebahagian besar siswa aktif (2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi
pelajaran seluruh siswa sudah menyadari bahwa catatan itu sangat penting ,dan sebagai alat
bantu dalam mengulangi kembali apa yang telah dipelajari.Hal inilah sehingga siswa aktif ,
sekalipun tampa diberi komando ., (3) Dilihat dari perolehan nilai tes dari kedua siklus
tersebut jika dilihat dari segi rata perolehan nilai mulai dari studi awal rata-rata nilai 5,1
.Hasil evaluasi siklus I rata-rata nilai 5,92..Sedangkan pada siklus II rata-rata nilai 6,89.Oleh
karena itu dapatlah dikatakan bahwa tejadi penungkatan hasil belajar akuntansi dengan
menggunakan media chart

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) Siklus pertama,dan kedua .Mengenai pembelajaran dengan
menggunakan media chart menunjukkan hasil menggembirakan yakni , motivasi belajar dan
hasil belajar akuntansi siswa juga ikut meningkat.Temuan dari penelitian menunjukkan
bahwa pada permulaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media chart
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa cukup baik,ditandai oleh perhatian siswa
,keaktifan siswa ,dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar .
Pelaksanaan siklus pertama ,siswa sudah mulai tertarik mengikuti kegiatan belajar dengan
media chart. Siswa sudah mulai aktif menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
oleh guru ,maupun mengajukan pertanyaan kepada guru manakala ada yang belum
dimengerti,ataupun kepada teman-temannya.Kendatipun jumlahnya masih sedikit yang
berani mengemukakan pendapatnya kepada guru. Sebagian besar perhatian siswa masih
tertuju pada model media chart yang disajikan oleh guru yaitu berupa tulisan,tabel(kolom)
gambar alat praga untuk menjelaskan suatu materi akuntansi.Sebagian besar dari siswa belum
menelaah isi materi pembelajaran saat itu.Disisi lain masih adanya siswa terlambat hadir
sehingga penjelasan awal kurang dipahami, maka pada gilirannya mereka hanya tinggal diam
, dan bahkan sempat mengganggu konsentrasi temannya . Berbagai alasan untuk membela
diri , kendatipun demikian guru hanya meberi motivasi agar mereka tidak terlambat lagi pada
pertemuan berikutnya,sekaligus diarahkan ke proses pembelajaran .
Pelaksanaan siklus kedua, motivasi belajar siswa meningkat,ditandai dengan meningkatnya
keaktifan ,dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.Pembelajaran dengan
menggunakan media chart menunjukkan bahjwa suasana kelas nampak bergairah dan
berkembang .Keberanian siswa menjawab pertanyaan semakin meningkat,begitupula
pertanyaan ,pendapat silih berganti terleontar suatu pertanda bahwa dinamika kelas semakin
nampak ,sehingga pada gilirannya tanya jawab mewarnai proses pembelajaran tidak dapat
dihindari.Apatah lagi media chart disajikan oleh guru semakin bervariasi,yaitu berupa gambar
tabel , alat praga , dan tahap penyelesaian kertas kerja perusahaan jasa . Kondisi proses
belajar mengajar semakin bergairah,hal ini sebagai akibat dari peningkatan motifasi dan
aktivitas peserta belajar semakin meningkat .Pada siklus kedua ini peneliti dan kelaborator
tidak lagi terlibat dalam penyusunan rangkuman materi pembelajaran ,akan tetapi siswa
sudah mulai menyususn sendiri secara sederhana dalam bentuk catatan dikertas maupun
dalam kartum madia chart .
Kegiatan belajar mengajar dengan media chart sudah cukup optimal.Model chart disajikan
dengan variasi berupa tulisan baik hurup maupun angka-angka , tabe l, gambar kolom kertas
kerja perusahaan jasa , warna gambar disesuaikan dengan kondisi kajian dan selera peserta
belajar.Selain itu pemberian contoh disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari maupun
gambaran kehidupan ketika pebelajar berhasil menamatkan diri disekolah lanjutan atas.
Baik guru , maupun siswa telah terbiasa dengan penggunaan media chart dalam pembelajaran
akuntansi . Pada siklus ini motivasi belajar siswa semakin meningkat ,hal ini dapat dilihat
dari suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) semakin antusias , dinamis ,serta keaktifan
dan kreatifitas ,diiringi dengan semangat optimis juga semakin meningkat.media chart
disajikan guru semakin menarik sehingga perhatian siswa semakin terfokus .Semangat
optimis dan inovasi siswa semakin menajam ,karena semakin banyak usulan dan pertanyaan
mengenai mengenai tahapan penyelesaian kertas kerja , terutama menyangku penyesuaian
data akhir periode akuntansi . Pada siklus ini siswa telah dapat memamfaatkan media chart
untuk berdiskusi baik dengan guru , maupun dengan siswa lainnya , terutama pada bahasan
yang membutuhkan visualisasi data-data atau gambar maupun hasil pengamatan , serta hasil
bacaan lainnya .Begitupula keaktifan siswa dalam mencatat materi pembelajaran tidak ada
lagi ditemukan yang tidak aktif , karena mereka sadar bahwa dengan mencatat materi ajar
adalah merupakan salah satu penunjang utama terhadap peningkatan hasil belajar
akuntansi.Tampa mencatat maka dapat dipastikan bahwa akan mengalami hambatan
manakala siswa belajar sendiri untuk mengulang hasil pembelajaran disekolah. Dengan inilah
sehingga hasil akhir siklus kedua upaya pelaksanaan tindakan kelas ini telah mendapatkan
hasil positif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui pembelajaran dengan media chart dapat
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan aktivitas belajar siswa sekaligus
meningkatkan hasil belajar di SMA Neg.2 Bantaeng kelas XII MIPA 1.Tahun ajaran 2007 /
2008.Perolehan nilai rata-rata nampak pada hasil tes pada setiap siklus sebagai berikut ; Studi
awal rata-rata nilai 4,9 . Rata-rata nilai silus satu 5,92Rata-rata nilai siklus kedua 6,89
Berdasar dari hasil analisis kuesioner yang dibagikan kepada siswa diperoleh hasil bahwa
sebagian besar dari siswa menyatakan belajar dengan menggunakan media chart ;
menyenangkan , menarik perhatian , menambah semangat belajar, merangsang keaktifan
siswa , tidak menjenuhkan , dapat meningkatkan hasil belajar , pelajaran mudah dipahami
karena telah tergambar prosedur penyelesaian , dalam belajar tidak mengantuk , tidak cepat
lelah,tidak terganngu penglihatan , mudah dilihat kembali manakala dibutuhkan .
KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran akuntansi dengan menggunakan
media chart dapat disimpulkan bahwa ; Proses belajar mengajar akuntansi dengan
menggunakan media chart. Dapat meningkatkan motivasi belajar sekaligus meningkatkan
keterampilan untuk menyusun kertas kerja perusahaan jasa siswa kelas XII MIPA I
.SMANeg.2 Bantaeng semister genap tahun ajaran 2007 / 2008.
SARAN
Maksimalisasi hasil pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka disarankan agar : (1).
Setiap guru diharapkan menggunakan media chart jika ingin mengoptimalkan proses belajar
mengajar terutama pada pokok bahasan yang banyak menggunakan lajur – lajur .(2).
Pembelajaran dengan media chart agar menggunakan tulisan yang jelas . (3) .Pembuatan
media chart diharuskan jelas,bervariasi,agar lebih menarik.(4) .Dalam penayangan media
chart diupayakan jangan terlalu cepat

DAFTAR PUSTAKA

Alipandi. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional.

Arikunto Suharsimi. 1992. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
_______________. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Aqib Zainal, 2006. Penelitian tindakan kelas untuk guru. Bandung : CV.Yrama Widya.

__________, 2004. Karya tulisilmiah bagi pengembangan profesi guru. Bandung : CV.
Yrama Widya.

Arsyad , 2002. Media Pembelajaran Jakarta;PT.Raja Grafindo Persada.

A.Kosasih . 2002. Optimalisasi Media Pembelajaran.Jakara ; PT.Grasindo.

Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas SMP. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama.

---------------,1983. Pengantar Akuntansi I B. Jakarta;DIRJEN DIKDASMEN.

Haryanto. 1989. Akuntansi Untuk SMA. Surakarta : PT Intanpariwara.

Kabai .Zaenuddin . 2006. Pengeruh siakap dan cara belajar siswa terhadap hasil belajar
akuntansi di SMA Neg. Bantaeng . Hasil penelitian untuk pengembangan profesi Guru.

---------------------. 2007. Stretegi peningkatan hasil belajar akuntansi melalui penggunaan


media transfaransi OHP .Pada siswa kelas XII MIPA 1 .Semister genap MAN 1 Raha .PTK
pengembangan profesi Guru .

---------------------.2007 . Peningkatan Keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal


persamaan akuntansi melalui pendekatan kelompok berdasarkan sosiometri pada siswa kelas
XII MIPA 1.Semister Ganjil SMA Neg. 2 .Bantaeng . PTK pengembangan profesi Guru .

Madya Suwarsih, 2006. Teori dan praktik penelitian tindakan (Action Research). Bandung :
Alfabeta.

Mantja, W. 2003. Etnograf : Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang
: Wineka Media.

Nasution, 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi
Aksara.

Nataatmadja. 1988. Akuntansi Untuk SMA. Bandung : Ganeca Exact.


Sudjana. 1988. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sukardi. 1983. Psikologi Pendidikan.
Bandung : FIP. FKIP.
_______. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Soemarso. R. 1993. Akuntansi Untuk SMTA. Buku 2 .Jakarta : Salemba empat.
Soemita , 1979. Dasar-Dasar Akuntansi. Bandung ; Tarsito.

Suryabrata , 2002. Psikologi Pewndidikan .Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada.

Siagian , 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta ;PT. Rineka Cipta.

Thoha , 2004 . Preilaku Organisasi .Jakarta ;PT. Raja Grafindo.


Walgito, Bimo. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta : Audi Off Set.

Wiriaatmadja. 2006 .Metode Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta ; PT.Remaja Rosdakarya.

Winataputra dkk, 2005.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.


Yusuf Haryono, 1981. Dasar-Dasar Akuntansi jilid 2.Yokyakarta ;YKPN.
Zuriah Nurul, 2003. Penelitian tindakan Publishing. Malang : Bayu Media.

Anda mungkin juga menyukai