Anda di halaman 1dari 110

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA MASYARAKAT RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN


KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO

Oleh:
RATNA SRI WIJAYANTI
(1824201070)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
T.A 2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional.Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu dikembangkan agar lebih
mendorong peran serta masyarakat. Selama lebih dari lima dekade Indonesia selalu
diharapkan dengan masalah kesehatan masyarakat yang cukup klasik yaitu masih
tingginya kekurangan kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Upaya untuk
mempercepat peningkatan kesehatan lingkungan hal ini dapat dicapai melalui
berbagai pendekatan, antara lain adalah melalui penyuluhan dan kerja bakti.
Keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan perlu berperan serta dalam
pembangunan bidang kesehatan dan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan
keperawatan di masyarakat. Pelayanan keperawatan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut dan dilaksanakan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satu bentuk upaya kesehatan
melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukannya, yang merupakan sistem
pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sistem kesehatan
nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Beberapa upaya kesehatan
masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain
adalah berbagai pelayanan dasar puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan
anak, perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular,  penyuluhan kesehatan dan lain-lain yang mencakup
18 usaha kesehatan pokok puskesmas dan upaya perawatan kesehatan masyarakat
melalui pos pelayanan terpadu (posyandu) (Effendy, 2012).
           

2
Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kesehatan dengan upaya
promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative, namun hasil dari kinerja pemerintah
belum semuanya berdampak positif karena masih perlunya dukungan dari berbagai
pihak untuk bekerjasama baik itu dari lintas sektoral maupun lintas program.
Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan  hanya dari
unsur pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi
pendidikan kesehatan seperti halnya studi keperawatan. Pengkajian data dilakukan
dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka melakukan pembinaan,
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
dan mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari
pengkajian dengan cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau
permasalahan dan menyusun rencana sesuai permasalahan yang ditemukan,
kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
Kota Mojokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di RW.
1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto

3
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners
dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik keperawatan komunitas
melalui kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi program Perkesmas untuk meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan komunitas.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola piker, atau model pengembangan
kesehatan yang bersifat  holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak factor yang bersifat lintas sector, dan upaya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau
pemulihan kesehatan. Secara makro, paradigm sehat berarti bahwa pembangunan
semua sector harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, paling tidak
harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat.secara mikro, paradigma sehat berarti bahwa pengembangunan kesehatan lebih
menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif
dan rehabilitative.
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor
yang sangat menentukan sumber daya manusia, disamping juga merupakan karunia
Tuhan yang patut kita syukuri.Oleh karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya serat dilindungi dari ancaman yang merupakannya.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyaknya factor, antara lain: 1)
lingkungan, 2) perilaku, 3) pelayanan kesehatan, dan 4) keturunan. Faktor
lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk
lingkungan adalah : a) keadaan pemukiman, b) tempat kerja, c) sekolah, d) tempat
umum, e) air, f) udara
D. Konsep Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai – nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin, 2009). Berikut juga
dijelaskan menurut WHO tahu 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu
kelompok social yang ditentukan oleh batas – bataswilayah, nilai – nilai keyakinan
dan minat yang sama serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.

5
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
preaktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk (American Nurses Association, 1973 ). Menurut
WHO 1974 Keperawatan Komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga juga
kesehatan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta batuan kepada
orang lain.
Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
bersar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan ( WHO, 1999).

Keperawatan  kesehatan komunitas mendefinisikan keperawatan kesehatan


komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dari populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kcsehatan masyarakat (American Nursing Assosiasion,
2004).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas, yaitu sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan pada keseluruhan komunitas.menurut American Public Health
Association (2004).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).

6
Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu.
Pelayanan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya
kesehatannya (Kemenkes RI, 2016).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Freeman, 2016)
E. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan kesehatan adalah sebagai pendekatan dalam
pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses
kesehatan masyarakat dan kepentingan masyarakat yaitu perawat spesialis
komunitas mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat, mengembangkan,
mendekatkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan kesehatan melalui
kemitraan dengan profesi terkait (Niees & MC, Ewary, 2001). Perawat spesialis
komunitas tidak bisa terlepas dari individu, keluarga dan kelompok.Dalam upaya

7
peningkatan perlindungan dan pemulihan masyarakat. Tujuan model pengembangan
kesehatan masyarakat adalah agar individu dan kelompok masyarakat:
1. Berperan aktif dalam proses keperawatan
2. Perubahan perilaku
3. Kemandirian masyarakat
      Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan kolaborasi dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran aktif masyarakat dalam perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi dan implementasi.
F. Model Kemitraan Keperwatan Komunitas dalam Pengembangan kesehatan
Msyarakat.
Focus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan dan kemitraan.
Konsep pemberdayaan yaitu proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi dengan masyarakat sedangkan kemitraan adalah kerjasama dua
pihak atau lebih. Kemitraan yang dijalani memiliki prinsip bekerjasama dengan
masyarakat, bukan bekerja untuk masyarakat. Perawat spesialis komunitas perlu
membina kemitraan dengan pihak terkait seperti profesi kesehatan lain seperti
puskesmas, donatur, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan lain-lain.
G. Analisa Pemanfaatan Model Kemitraan Komunitas
Berdasarkan penjelasan model kemitraan keperawatan komunitas dalam
pengembangan kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari beberapa aspek
yaitu:
1. Keperawatan spesialis komunitas
a. Dapat dikembangkan model praktek keperawatan komunitas yang trintegrasi
antara praktik keperawatn dengan basis riset ilmiah
b. Mengenalkan model praktek keperawatan komunitas
c. Menigkatkan proses berfikir kritis dan pengorganisasian pengembangan
kesehatan masyarakat
d. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sector terkait
e. Meningkatkan legalitas praktek keperawatn spesialis komunitas
f. Mendorong praktik keperawatan komunitas yang professional

8
2. System pendidikan keperawatan komunitas
a. System pendidikan keperawatan spesialis komunitas yang professional dan
aplikatif.
b. Meningkatkan kepercayaan diri perawat pada umumnya dan perawat
spesialis komunitas pada khususnya
c. Menunjukan peran baru perawat spesialis komunitas
d. Sejak awal mahasiswa komunitas dikanalkan dengan kegiatan intervensi
keperawatan pada pengembangan kesehatan masyarakat, yaitu: kolaborasi,
kemitraan, dan pengembangan jaringan kerja.
e. Meningkatkan kesiapan mahasiswa pendidikan keperawatan spesialis
komunitas dalam praktik keperawatan komunitas.
f. Merumuskan bentuk pembelajaran keperawatan komunitas yang inovatif.
3. Regulasi
a. Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait
lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik
keperawatan komunitas
b. Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan
jaminan pada penyelenggaran praktik keperawatan komunitas yang
profesional.
c. Mendorong terbentuknya system monitoring dan evaluasi yang efisien dan
efektif
4. System pelayanan kesehatan
a. Memperkenalkan dan meningkatkan system praktik keperawatan komunitas
sebagai subsistem kesehatan nasional
b. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kerja yang berbasis rumah sakit dan
masyarakat
c. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan keperawatan komunitas dengan
elemen-elemen dalam masyarakat.
d. Mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
paradigma sehat atau mengutamakan upaya prevemtif dan promotif

9
e. Mempercepat pencapaian Indonesia sehat 2010 melalui kabupaten/ kota
sehat, kecamatan sehat dan desa sehat.
f. Menuruinkan angka pelayanan dirumah sakit
g. Membentuk model praktik keperawatan komunitas bagi daerah-daerah lain
di Indonesia
h. Meningkattkan system informasi masyarakat berbasis pelayanan
keperawatan
i. Meningkatkan jaringan kerja dengan profesi keperwatan yang lainnya
5. Masyarakat
a. Meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan pelayanan pasca kesakitan (pasca hospitalisasi pada
masyarakat)
c. Meningkatkan peran serta aktif individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam pengembangan keehatan masyarakat
d. Meningkatkan kapsistas, partisipasi, dan kepemimpinan anggota masyarakat
dalam pengembangan kesehatan masyarakat
e. Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja antar elemn
masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat
f. Meningkatkan pengetahuan, kepercayaan dan.nilai-nilai masyarakat dalam
hidup berprilaku sehat
g. Meningkatkan perilaku hidup bersihdan sehat masyarakat terutama upaya
kesehatan mandiri yang bersifat preventif dan promotif
h. Menurunkan insiden penyakit menular berbasis masyarakat dan lingkungan
H. Implikasi Model Dan Pengembangan Kebijakan Keperawatan Komunitas
dan Promosi Kesehatan
1. Implikasi model pada pengembangan kebijakan keperawatan komunitas
a. Dorong penyusunan undang-undang tentang profesi perawat
b. Disusun kode etik dan standar kompetensi perawat spesialis komunitas
Indonesia
c. Disusun standar pelayanan praktek keperawatan komunitas

10
d. Disusun system keperawatan komunitas termasuk system pendidikan
berkelanjutan
e. Dibentuk kolegia perawat spesialis komunitas untuk meningkatkan standar
mutu pelayanan
f. Dibentuk suasana praktik  keperawatan komunitas yang berbasis pada
penelitian ilmiah
g. Menyusun integrasi antara system pendidikan perawat spesialis komunitas
dengan praktik perawat spesialis komunitas
2. Implikasi Model Pada Promosi Kesehatan
a. Meningkatkan peran dan fungsi perawat spesialis komunitas sebagai
coordinator, kolaborator, penghubung, advokad, penemu kasus, pemimpin,
pemberi pelayanan perawatan, role model, pengelola kasus, referral
resource, peneliti, community care agendan change agen.
b. Memberikn pelayanan keperawatan berupa ASKEP/ kesehatan individu,
keluarga, kelompok, masyarakat, dalam upya meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta
pembinaan peran serta masyrakat dalam rangka kemandirian dibidang
keperawatan/ kesehatan
c. Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja perawat spesialis
komunitas dengan masyarakat maupun elemen masyarakat terkait lainnya.
d. Meningkatkan upaya preventif dan promotif disbanding upaya kuratif dan
rehabilitative
e. Meningkatkan 3 upaya prefentif.
I. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat
maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir

11
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal
mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya
(Chayatin, 2012). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang
ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. (Efendi,
2012). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak & Chayatin, 2012) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan.
a. Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai- nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

12
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
4) Kualitas dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat
b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak & Chayatin, 2012):
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif

13
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
d. Cara pengumpulan data
1) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
2) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
3) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
e. Pengelolaan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
f. Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
g. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
h. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow :

14
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan
memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik
yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat
rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam
tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S). (Mubarak & Chayatin, 2012)
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan
dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak
& Chayatin, 2012) :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

15
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak & Chayatin, 2012).
Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat (Efendi, 2012), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak & Chayatin, 2012). Adapun tindakan dalam melakukan
evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

.
A. PENGKAJIAN DATA
1.  Profil Wilayah
RW. 01 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
termasuk dalam wilayah perkotaan yang berbentuk perumahan. Wilayah ini
merupakan kawasan padat penduduk yang sangat dekat dengan perkotaan,
sehingga sangat mudah mendapatkan akses air bersih, sarana kesehatan, dan
berbagai kebutuhan primer maupun sekunder.
2. Data demografis
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
No Umur (Tahun) Frekuensi %
1 0-5 7 10
2 6-11 10 14,3
3 12-25 19 27,1
4 26-45 20 28,6
5 46-55 4 5,7
6 >55 10 14,3
Total 70 100

Dari data tersebut berdasarkan kategori usia menurut WHO dibagi


menjadi balita 0-5 tahun sebanyak 7 balita (10%), masa kanak-kanak 6-11 tahun
sebanyak 10 anak (14,3%), masa remaja awal dan akhir 12-25 tahun sebanyak
19 orang (27,1%), masa dewasa awal dan akhir 26-45 tahun sebanyak 20 orang
(28,6%), masa lansia awal 46-55 tahun sebanyak 4 orang (5,7%) dan lansia akhir
>55 tahun sebanyak 10 orang (14,3%).
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 32 45,7
2 Perempuan 38 54,3
Total 70 100

17
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar warga adalah
perempuan yaitu 38 orang (54,3%), sedangkan laki-laki sebanyak 32 orang
(45,7%).
Tabel 3.2 Distribusi status kesehatan
No Status kesehatan Frekuensi %
1 Sehat 59 84,5
2 Sakit 10 14,1
3 ODGJ 1 1,4
Total 70 100%

Tabel 3.2 Hasil survei berdasarkan data status kesehatan dari 20 KK di RW


1 dengan jumlah anggota keluarga 70 orang menunjukkan sebagian besar
masyarakat dalam keadaan sehat fisik dan mental sebanyak 60 orang (84,5%),
keadaan sakit fisik sebanyak 10 orang (14,1%) dan orang dengan gangguan jiwa
atau ODGJ sebanyak 1 orang (1,4%).
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tamat Pendidkan Frekuensi %
1 Belum Sekolah 7 10
2 Tidak Sekolah/ Drop Out 0 0
3 TK 3 4,3
4 SD 10 14,1
5 SMP 13 18,6
6 SMA 35 50
7 Perguruan Tinggi 2 2,9
Total 70 100

Tabel 3.3 Hasil survei berdasarkan data tamat pendidikan dari 20 KK di


RW 1 dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 70 orang menunjukkan warga
yang belum sekolah sebanyak 7 orang (10%), TK sebanyak 3 orang (4,3%), SD
sebanyak 10 orang (14,1%), SMP sebanyak 13 orang (18,6%), SMA sebanyak
35 orang (50%) dan perguruan tinggi sebanyak 2 orang (2,9%).

18
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi %
1. Karyawan/Swasta 25 35,7
2. Wiraswasta 6 8,6
3. PNS 0 0
4. Tidak bekerja 37 52,9
5. Pensiunan 0 0
Total 70 100

Tabel 3.4 Hasil survei berdasarkan data pekerjaan dari 20KK di RW 1


dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 70 orang menunjukkan warga yang
bekerja sebagai karyawan/swasta sebanyak 25 orang (35,7%), wiraswasta
sebanyak 6 orang (8,6%), tidak bekerja sebanyak 37 (52,9%).
Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Frekuensi %
1 Islam 70 100
2 Kristen 0 0
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Khonghuchu 0 0
Total 70 100%

Tabel 3.5 Hasil survei berdasarkan data agama dari 20KK di RW 1 dengan
jumlah anggota keluarga sebanyak 70 orang menunjukkan seluruh masyarakat
beragam Islam (100%).
3. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
a) Kepemilikan
Tabel 3.6 Distribusi kepemilikan rumah
No. Tipe Rumah Frekuensi %
1 Sewa 2 10
2 Numpang 6 30
3 Milik Sendiri 12 60
Total 20 100

Tabel 3.6 Hasil survei berdasarkan data kepemilikan rumah dari


20KK di RW.1 menunjukkan sebagian besar masyarakat kepemilikan

19
rumah milik sendiri sebanyak 12 KK (60%), numpang sebanyak 6 orang
(30%), dan sewa sebanyak 2 orang (10%).
b) Tipe rumah
Tabel 3.7 Distribusi tipe rumah
No. Tipe Rumah Frekuensi %
1 Permanen 20 100%
2 Semi permanen 0 0
3 Tidak permanen 0 0
Total 20 100%

Tabel 3.7 Hasil survei berdasarkan data tpe rumah dari 20 KK di


RW.1 menunjukkan seluruhnya memiliki tipe rumah permanen yaitu 20
KK (100%).
Yang berarti seluruh warga di RW.1 khususnya 20 KK yang sudah
dikaji tipe rumahnya yaitu permanen. Tipe rumah permanen memiliki ciri
bangunan dindingnya dari tembok, berlantai semen/ keramik dan atapnya
berbahan genteng.
c) Jenis lantai
Tabel 3.8 Distribusi jenis lantai
No. Jenis Lantai Frekuensi %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Tegel/semen 20 100
Total 20 100

Tabel 3.8 Hasil survei berdasarkan data jenis lantai rumah dari 20
KK di RW.1 menunjukkan seluruhnya menggunakan jenis lantai yang
terbuat dari tegel/ semen sebanyak 20 KK (100%)

20
d) Sistem ventilasi rumah
Tabel 3.9 Distribusi sistem ventilasi rumah
No Jendela Frekuensi %
1 Dibuka setiap pagi 17 85%
2 Tidak dibuka 3 15%
Total 20 100

Tabel 3.9 Hasil survei berdasarkan data ventilasi rumah dari 20 KK


di RW.1 menunjukkan sebagian besar dibuka setiap pagi hari sebanyak
17 KK (85%) dan tidak dibuka sebanyak 5 KK (15%)
e) Sistem Pencahayaan Rumah di Siang Hari
Tabel 3.10 Distribusi sistem pencahayaan
No Sistem Pencahayaan Frekuensi %
1 Baik 7 35%
2 Cukup 10 50%
3 Kurang 3 15%
Total 20 100

Tabel 3.10 Hasil survei berdasarkan data sistem pencahayaan dari 20


KK di RW.1 menunjukkan pencahayaan baik sebanyak 7 KK (35%),
cukup sebanyak 10 KK (50%) dan kurang sebanyak 3 KK (15%)
2) Sistem pembuangan kotoran rumah tangga
a) Kebiasaan Keluarga Membuang Air Besar
Tabel 3.11 Distribusi Kebiasaan Keluarga Membuang Air Besar
No. Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Sungai 0 0
2 Selokan 0 0
3 Sembarang tempat 0 0
4 WC 20 100
5 Lain-lain (WC umum) 0 0
Total 20 100

Tabel 3.11 Hasil survei berdasarkan data kebiasaan keluarga


membuang air besar dari 20 KK di RW.1 menunjukkan seluruh
masyarakat membuang air besar di WC milik sendiri sebanyak 20 KK
(100%).

21
a) Kepemilikan jamban
Tabel 3.12 Distribusi kepemilikan jamban
No. Jenis Jamban Frekuensi %
1 Ya 20 100%
2 Tidak 0 0
Total 20 100

Tabel 3.12 Hasil survei berdasarkan data kepemilikan jamban dari


20 KK di RW.1 menunjukkan seluruh masyarakat memiliki jamban
sendiri sebanyak 20 KK (100%).
b) Jenis jamban
Tabel 3.13 Distribusi jenis jamban
No. Jenis Jamban Frekuensi %
1 Septi tank 20 100
2 WC cemplung 0 0
3 WC umum 0 0
Total 20 100

Tabel 3.13 Hasil survei berdasarkan jenis jamban dari 20 KK di


RW.1 menunjukkan seluruh masyarakat memiliki jamban sendiri berjenis
seperti tank sebanyak 20 KK (100%).
c) Jarak jamban dengan sumber air
Tabel 3.14 Distribusi jarak jamban
No Jarak Jamban Frekuensi %
1 < 10 meter 20 100
2 >10 meter 0 0
Total 20 100

Tabel 3.14 Hasil survei berdasarkan jarak jamban dari 20 KK di


RW.1 menunjukkan seluruh jarak jamban dengan sumber air bersih <10
sebanyak 20 KK (100%).
Jarak septik tank yang dekat dengan sumber air akan membuat
kualitas air buruk dan meningkatkan cemaran bakteri Eschericia coli
pada air.
d) Kondisi jamban

22
Tabel 3.15 Distribusi kondisi jamban
No. Kondisi Jamban Frekuensi %
1 Terawat 18 90
2 Tidak terawat 2 10
Total 20 100

Tabel 3.15 Hasil survei berdasarkan jarak jamban dari 20 KK di


RW.1 menunjukkan sebagian besar besar kondisi jamban terawat
sebanyak 18 KK (90%) dan yang tidak terawat sebanyak 2 KK (10%).
3) Sumber air bersih
a) Sumber Air Bersih Sehari-hari
Tabel 3.16 Distribusi sumber air bersih sehari-hari
No Sumber Air Bersih Frekuensi %
1 PDAM 7 35
2 Sumur Pompa 13 65
3 Sumur gali 0 0
4 Mata air 0 0
5 Sungai 0 0
Total 20 100

Tabel 3.16 Hasil survei berdasarkan sumber air bersih sehari-hari


dari 20 KK di RW.1 menunjukkan sebagian besar menggunakan air
sumur pompa sebanyak 13 KK (65%), dan PDAM sebanyak 7 KK
(35%).
b) Penyedian air minum
Tabel 3.17 Distribusi penyediaan air minum
No Penyediaan Air Minum Frekuensi %
.
1 PDAM 0 0
2 Sumur Pompa 2 10
3 Sumur gali 0 0
4 Mata air 0 0
5 Sungai 0 0
6 Beli 18 90
Total 20 100

23
Tabel 3.17 Hasil survei berdasarkan penyediaan air minum dari 20
KK di RW.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya menggunakan air
minum yang dibeli sebanyak 18 (90%).
c) Pengelolahan air minum
Tabel 3.18 Distribusi pengelolahan air minum
No. Pengelohanm Air Frekuensi %
1 Dimasak 5 25
2 Tidak dimasak 15 75
Total 20 100
Tabel 3.18 Hasil survei berdasarkan pengelolahan air minum dari 20
KK di RW.1 menunjukkan hampir seluruhnya menggunakan air tidak
dimasak sebanyak 15 KK (75%) dan dimasak sebanyak 5 KK (25%).
4) Tempat penampungan air
a) Jenis tempat penampungan air
Tabel 3.19 Distribusi jenis tempat penampungan air
No. Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Bak 13 65
2 Gentong 0 0
3 Ember 7 35
4 Lain-lain 0 0
Total 20 100

Tabel 3.19 Hasil survei berdasarkan jenis tempat penampungan air


dari 20 KK di RW.1 menunjukkan jenis tempat penampungan air
menggunakan bak mandi sebanyak 20 KK (100%).

24
b) Kondisi penampungan air
Tabel 3.20 Distribusi kondisi penampungan air
No Kondisi Penampungan Frekuensi %
Air
1 Terbuka 16 80
2 Tertutup 4 20
Total 20 100

Tabel 3.20 Hasil survei berdasarkan kondisi penampungan air dari 20


KK di RW.1 menunjukkan hampir seluruhnya dengan kondisi terbuka
sebanyak 16 KK (80%) dan tertutup sebanyak 4 KK (20%).
c) Kondisi jentik dalam penampungan air
Tabel 3.21 Distribusi kondisi jentik dalam penampungan air
No Kondisi jentik dalam Frekuensi %
Penampungan Air
1 Ada jentik 6 30
2 Tidak ada jentik 14 70
Total 20 100

Tabel 3.21 Hasil survei berdasarkan kondisi penampungan air dari 20


KK di RW.1 menunjukkan terdapat 7 rumah (35%) warga yang terdapat
jentik di penampungan airnya dan 13 rumah (65%) tidak terdapat jentik
d) Pengurasan
Tabel 3.21 Distribusi pengurasan
No Pengurasan dalam seminggu Frekuensi %
1 1 kali 3 15%
2 2 kali 11 55%
2 3 kali 6 30%
3 Lebih 3 kali 0 0
Total 20 100

Tabel 3.21 Hasil survei berdasarkan pengurasan dari 20 KK di RW.1


menunjukkan sebagian besar dilakukan 2 kali sebanyak 11 KK (55%), 3
kali sebanyak 6 KK (30%) dan 1 kali sebanyak 3 KK (15%).

25
e) Kondisi air dalam penampungan
Tabel 3.22 Distribusi kondisi air dalam penampungan
No. Kondisi Air Frekuensi %
1 Berbau 2 10
2 Berwarna 5 25
3 Berasa 0 0
4 Tidak berbau, berwarna, dan 13 65
berasa
Total 20 100

Tabel 3.22 Hasil survei berdasarkan kondisi air dalam


penampungan dari 20 KK di RW.1 menunjukkan sebagian besar
kondisi air tidak berbau, berasa dan berwarna sebanyak 13 KK
(65%) dan sisanya kondisi air berasa, berbau maupun berwarna
sebanyak 7 KK (35%).
Air yang kondisinya berbau dan berwarna dapat mengandung
kuman atau mikroorganisme patogen dan endapan logam yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan.
5) Pembuangan sampah dan limbah
a) Pembuangan sampah
Tabel 3.23 Distribusi pembuangan sampah
No Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Ditimbun 0 0
2 Dibakar 0 0
3 Tempat sampah umum 0 0
4 Sungai 0 0
5 Sembarang tempat 0 0
6 Diangkut petugas 20 100
Total 20 100

Tabel 3.23 Hasil survei berdasarkan pembuangan sampah dari 20


KK di RW.1 menunjukkan seluruhnya diangkut petugas sebanyak 20
KK (100%).

26
b) Tempat penampungan sampah sementara
Tabel 3.24 Distribusi pembuangan sampah
No Penampungan Sementara Frekuensi %
1 Ada 20 100
2 Tidak ada 0 0
Total 20 100

Tabel 3.24 Hasil survei berdasarkan penampungan sampah


sementara dari 20 KK di RW.1 menunjukkan seluruhnya memiliki
tempat sampah sebanyak 20 KK (100%)
c) Kondisi tempat penampungan sampah sementara
Tabel 3.25 Distribusi kondisi tempat penampungan sampah
sementara
No Kondisi Frekuensi %
1 Tertutup 15 75
2 Terbuka 5 25
Total 20 100

Tabel 3.25 Hasil survei berdasarkan kondisi tempat


penampungan sampah sementara dari 20 KK di RW.1 menunjukkan
sebagian besar kondisi tempat penampungan sampah sementara
terteutup sebanyak 15 KK (75%) dan terbuka sebanyak 5 KK (2%).
Pembuangan sampah sementara yang dalam keadaan terbuka
dapat menyebabkan dihinggapi vektor yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan.
d) Pembuangan air limbah
Tabel 3.26 Distribusi pembuangan limbah
No Sistem Pembuangan Air Frekuensi %
Limbah
1 Got 20 100
2 Sungai 0 0
3 Sembarang tempat 0 0
4 Penampungan 0 0
5 Lain-lain 0 0
Total 20 100

27
Tabel 3.26 Hasil survei berdasarkan pembuangan limbah dari 20
KK di RW.1 menunjukkan seluruhnya membuang limbah di got
sebanyak 20 KK (100%)
e) Kondisi saluran limbah
Tabel 3.27 Distribusi kondisi saluran limbah
No Kondisi Saluran Frekuensi %
. Limbah
1 Terbuka 0 0
2 Tertutup 0 0
3 Lancar 20 100
4 Tergenang 0 0
Total 20 100

Tabel 3.27 Hasil survei berdasarkan kondisi saluran limbah dari 20


KK di RW.1 menunjukkan seluruhnya kondisi lancar sebanyak 20 KK
(100%)
6) Hewan peliharaan
a) Kepemilikan hewan ternak
Tabel 3.28 Distribusi kepemilikan hewan ternak
No Hewan Peliharaan Frekuensi %
1 Ada 0 0
2 Tidak ada 20 100
Total 20 100

Tabel 3.28 Hasil survei berdasarkan kepemilikan hewan ternak dari


20 KK di RW 1 menunjukkan seluruhnya tidak memiliki hewan ternak
sebanyak 20 KK (80%).

28
4. Status Kesehatan
1) Sarana kesehatan
a. Sarana kesehatan dekat lingkungan
Tabel 3.31 Distribusi sarana kesehatan
No Sarana Kesehatan Frekuensi %
.
1 Rumah Sakit 1 14,3
2 Puskesmas 1 14,3
3 Balai Pengobatan 0 0
4 Posyandu 1 14,3
5 Dokter Praktek 2 28,5
6 Perawat 0 0
7 Bidan 2 28,6
Total 7 100

Tabel 3.31 Hasil survei berdasarkan sarana kesehatan dari 20 KK di


Dusun Setoyo RT 1 RW 1 menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang
berada di dekat lingkungan adalah rumah sakit 1 unit (14,3%),
puskesmas 1 unit (14,3%), Posyandu 1 (14,3%), dokter praktek 2 orang
(28,5%), dan bidan sebanyak 2 orang (28,6%).
2) Masalah kesehatan
a) Kebiasaan sebelum berobat
Tabel 3.32 Distribusi kebiasaan sebelum berobat
No Kebiasaan Sebelum Frekuensi %
Berobat
1 Beli obat bebas 11 55
2 Minum jamu 5 25
3 Lain-lain 4 20
Total 20 100

Tabel 3.32 Hasil survei berdasarkan kebiasaan sebelum berobat dari


20 KK di Dusun Setoyo RT 1 RW 1 menunjukkan sebagian besar
membeli obat bebas sebanyak 11 KK (55%), minum jamu sebanyak 5
KK (25%), dan lain-lain sebanyak 4 KK (20%).
Kebiasaan yang termasuk lain-lain ini adalah mengkonsumi susu,
minuman bervitamin, dan pijat badan.

29
30
b) Upaya kesehatan saat sakit
Tabel 3.33 Distribusi upaya kesehatan saat sakit
No Upaya saat sakit Frekuensi %
1 Ke Rumah Sakit 0 0
2 Ke Puskesmas 10 50
3 Ke Dokter praktek 0 0
4 Ke Bidan/ Perawat 10 50
5 Ke Dukun 0 0
6 Lain-lain 0 0
Total 20 100

Tabel 3.33 Hasil survei berdasarkan upaya kesehatan saat sakit dari
20 KK di Dusun Setoyo RT 1 RW 1 menunjukkan upaya yang dilakukan
saat sakit yaitu setengah dari masyarakat pergi ke puskesmas sebanyak
10 KK (50%), dan ke Bidan sebanyak 10 KK (50%).
b. KIA/KB
1) PUS
a) Adakah PUS
Tabel 3.34 Distribusi PUS
No PUS Frekuensi %
1 Ya 14 70
2 Tidak 6 30
Total 20 100

Tabel 3.34 Hasil survei berdasarkan data PUS dari 20 KK di Dusun


Setoyo RT 1 RW 1 menunjukkan sebagian besar PUS sebanyak 14 KK
(70%) dan tidak PUS sebanyak 6 KK (3-%)
b) KB yang digunakan
Tabel 3.35 Distribusi KB
No Akseptor Frekuensi %
1 IUD 5 35,7
2 Suntik 7 50
3 Pil 2 14,3
Total 14 100%

31
Tabel 3.35 Hasil survei berdasarkan data KB dari 20 KK di Dusun
Setoyo RT 1 RW 1 ada 14 KK yang menggunakan KB yaitu KB IUD
sebanyak 5 KK (35,7%), KB suntik sebanyak 7 KK (50%), dan KB pil
sebanyak 2 KK (14,3%),
c) Alasan tidak KB
Tabel 3.36 Distribusi alasan tidak KB
No Alasan tidak KB Frekuensi %
1 Dilarang suami 0 0
2 Agama 0 0
3 Tidak tahu 0 0
4 Lain-lain 6 100
Total 6 100

Tabel 3.36 Hasil survei berdasarkan data KB dari 20 KK di Dusun


Setoyo RT 1 RW 1 ada 6 KK yang tidak mengikuti KB karena faktor
lain-lain yaitu 6 orang (100%). Faktor lain-lain disini adalah faktor usia
yang sudah tidak masuk usia subur, dan istri sudah menopause, belum
punya anak.
d) DO KB
Tabel 3.37 Distribusi DO KB
No DO KB Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 0 0
Total 0 0

Tabel 3.37 Hasil survei diatas menunjukkan bahwa tidak ada warga
yang drop out KB.
2) Bumil
a) Adakah bumil
Tabel 3.38 Distribusi bumil
No Bumil Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 20 100
Total 20 100

32
Tabel 3.38 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK diDusun
Setoyo RT 1 RW 1 tidak ada ibu hamil.
3) Buteki
a) Adakah buteki
Tabel 3.39 Distribusi buteki
No Buteki Frekuensi %
.
1 Ya 2 30
2 Tidak 18 70
Total 20 100

Tabel 3.39 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK ada 2 KK


yang buteki
4) BALITA
a) Anak usia 0-1 tahun
Tabel 3.38 Distribusi anak usia 0-1 tahun
No Anak usia 0-1 tahun Frekuensi %
.
1 Ya 2 100
2 Tidak 0 0
Total 2 100

Tabel 3.38 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK ada 2 KK


yang memiliki anak balita berusia 0-1 tahun.
b) Imunisasi yang diberikan
Tabel 3.39 Distribusi imunisasi yang diberikan
No Imunisasi Frekuensi %
.
1 Lengkap 1 70%
2 Belum lengkap 1 70%
3 Belum diimunisasi 0 0
Total 2 100

Tabel 3.39 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK ada 1 KK


(70%) yang memiliki anak balita berusia 0-1 tahun dan imunisasi yang

33
diberikan belum lengkap, sedangkan 1 KK (70%) sudah mendapatkan
imunisasi lengkap.
c) Anak usia 1-5 tahun
Tabel 3.40 Distribusi Anak Usia 1-5 Tahun
No Anak usia 1- 5 tahun Frekuensi %
.
1 Ya 5 100
2 Tidak 0 0
Total 5 100

Tabel 3.40 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK ada 5 KK


yang memiliki anak balita berusia 1-5 tahun
d) Imunisasi yang diberikan
Tabel 3.41 Distribusi imunisasi yang diberikan
No Imunisasi Frekuensi %
.
1 Lengkap 5 100
2 Belum lengkap 0 0
3 Belum diimunisasi 0 0
Total 5 100

Tabel 3.41 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK ada 5 KK


yang memiliki anak balita berusia 1-5 tahun seluruhnya sudah diberikan
imunisasi lengkap.
e) Kepemilikan KMS
Tabel 3.42 Distribusi Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Frekuensi %
1 Ya 7 100
2 Tidak 0 0
Total 7 100

Tabel 3.42 Hasil survei diatas menunjukkan seluruhnya balita


memiliki buku KMS

34
f) Kunjungan posyandu perbulan
Tabel 3.43 Distribusi kunjungan posyandu perbulan
No Kunjungan Frekuensi %
1 Ya 5 71,4
2 Tidak 2 28,6
Total 7 100

Tabel 3.43 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK yang


memiliki anak balita sebanyak 7 KK, sebagian besar balita berkunjung
ke posyandu sebanyak 5 KK (71,4%), dan yang tidak melakukan
kunjungan Posyandu sebanyak 2 KK (29,6%)
g) Alasan tidak posyandu
Tabel 3.44 Distribusi alasan tidak kunjungan posyandu
No Alasan tidak posyandu Frekuensi %
1 Jauh dari posyandu 0 0
2 Merasa tidak ada manfaat 0 0
3 Tidak punya waktu 2 100
4 Lain-lain 0 0
Total 2 100

Tabel 3.44 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK yang


memiliki anak balita sebanyak 7 KK, terdapat 2 balita yang tidak
berkunjung ke posyandu dengan alasan tidak punya waktu sebanyak 2
orang (100%).
h) Status BB anak
Tabel 3.45 Distribusi BB anak
No BB anak Frekuensi %
.
1 Naik 5 71,4
2 Tetap 2 28,6
3 Turun 0 0
Total 7 100

Tabel 3.45 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK yang


memiliki anak balita sebanyak 7 KK. Berat badan balita yang naik tiap
bulannya sebanyak 5 anak (71,4%), tetap sebanyak 2 anak (28,6%).

35
i) Status gizi anak
Tabel 3.46 Distribusi gizi anak
No Alasan gizi anak Frekuensi %
.
1 Baik 7 100
2 Sedang 0 0
3 Buruk 0 0
Total 7 100

Tabel 3.46 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK yang


memiliki anak balita sebanyak 7 KK. Balita dengan status gizi baik
sebanyak 7 anak (100%).
j) Makanan tambahan
Tabel 3.47 Distribusi makanan tambahan
No Makanan tambahan Frekuensi %
1 Ya 7 100
2 Tidak 0 0
Total 7 100

Tabel 3.47 Hasil survei diatas menunjukkan 9 KK yang memiliki


anak Balita diberikan makanan tambahan
k) Vitamin A
Tabel 3.48 Distribusi Pemberian Vitamin A
No Vitamin A Frekuensi %
1 Ya 7 100
2 Tidak 0 0
Total 7 100

Tabel 3.48 Hasil survei diatas menunjukkan 7 KK yang memiliki


anak Balita yang sudah mendapat vitamin A sebanyak 7 KK (100%)

36
2) REMAJA
a) Anak usia remaja
Tabel 3.49 Distribusi anak usia remaja
No Anak usia remaja Frekuensi %
1 Ya 20 100
2 Tidak 0 0
Total 20 100

Tabel 3.49 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


yang memiliki anak berusia remaja ada 6 KK.
b) Kegiatan yang dilakukan
Tabel 3.70 Distribusi kegiatan yang dilakukan remaja
No Kegiatan Frekuensi %
1 Keagamaan 0 0
2 Karang taruna 0 0
3 Olahraga 7 70%
4 Lain-lain 3 30%
Total 10 100

Tabel 3.70 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


terdapat usia remaja sebanyak 19 orang, dan hanya 10 orang yang
mengikuti kegiatan yaitu 7 orang (70%) mengikuti kegiatan olahraga
dan 3 orang (30%) mengikuti kegiatan lain-lain.
c) Penggunaan waktu luang
Tabel 3.51 Distribusi penggunaan waktu luang
No Penggunaan waktu luang Frekuensi %
1 Begadang 7 36,8
2 Rekreasi 5 26,4
3 Kursus keterampilan 0 0
4 Lain—lain 0 0
5 Tidak ada 7 36,8
Total 19 100

Tabel 3.51 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


terdapat 28 orang remaja. Kegiatan yang dilakukan dalam waktu luang
adalah begadang sebanyak 7 orang (36,8%), rekreasi sebanyak 5 orang

37
(26,4%), dan 7 orang (36,8%) tidak ada kegiatan apa-apa yang bisa
mereka lakukan untuk mengisi waktu luang mereka selain bermain HP
di rumah. Kurangnya kegiatan positif bagi remaja dapat menimbulkan
masalah di komunitas.
d) Kebiasaan yang dilakukan
Tabel 3.52 Distribusi kebiasaan yang dilakukan
No Kebiasaan Frekuensi %
1 Merokok 10 100
2 Minum-minum 0 0
3 Penggunaan obat-obatan/ 0 0
narkoba
Total 10 100

Tabel 3.52 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


terdapat 19 orang remaja yang melakukan kebiasaan merokok yaitu 1
orang (52,6%). Hal tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan pada
remaja.
3) Lansia
a) Adakah Lansia
Tabel 3.53 Distribusi adakah lansia
No Lansia Frekuensi %
1 Ya 14 100
2 Tidak 0 0
Total 14 100

Tabel 3.53 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


yang memiliki lansia ada 14 orang yaitu yang berumur > 45 tahun.

38
b) Usia lansia
Tabel 3.54 Distribusi usia lansia
No Usia lansia Frekuensi %
1 46-55 tahun 4 28,6
2 56-65 tahun 8 57,1
3 70-70 tahun 2 14,3
2 >70 tahun 0 0
Total 14 100

Tabel 3.54 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


yang termasuk lansia sebanyak 18 orang. Paling banyak berusia pra
lansia (middle age) yaitu sebanyak 4 orang (28,6%), usia lansia awal
sebanyak 8 orang (57,1%), dan usia lansia akhir sebanyak 2 orang
(14,3%).
c) Keluhan penyakit
Tabel 3.55 Distribusi keluhan penyakit
No Penyakit Frekuensi %
1 Asma 1 7,2
2 Hipertensi 6 42,8
3 Rematik/Artritis 3 21,4
4 Osteoporosis 1 7,2
5 TBC 0 0
6 DM 3 21,4
7 Katarak 0 0
8 Penyakit kulit 0 0
9 Lain-lain 0 0
Total 14 100

Tabel 3.55 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


yang termasuk lansia adalah 14 orang. Keluhan yang dirasakan lansia
diantaranya asma sebanyak 1 orang (7,2%), hipertensi sebanyak 6 orang
(42,8%), rematik sebanyak 3 orang (21,4%), osteoporosis sebanyak 1
orang (7,2%) dan DM sebanyak 3 orang (21,4%).

39
d) Upaya yang dilakukan saat sakit
Tabel 3.56 Distribusi upaya yang dilakukan saat sakit
No Upaya saat sakit Frekuensi %
1 Periksa kesarana kesehatan 4 28,6
2 Dibiarkan 0 0
3 Kedokter praktek 0 0
4 Ke dukun 0 0
5 Perawat / bidan 10 71,4
6 Obat sendiri 0 0
7 Lain-lain 0 0
Total 14 100

Tabel 3.56 Hasil survei diatas menunjukkan dari 20 KK di RW 1,


yang termasuk lansia ada 18 orang. Ketika lansia sakit upaya yang
dilakukan yaitu pergi ke sarana kesehatan untuk memeriksakan
kesehatannya sebanyak 4 orang (28,6%) dan ke perawat/bidan sebanyak
10 orang (71,4%).
4) Pengetahuan Tentang Covid-19
Tabel 3.58 Distribusi pengetahuan tentang covid
No Pengetahuan Respon
Tentang Covid-19 Mengetahui % Kurang %
Tahu
1 Pengertian 13 65 7 55
2 Tanda dan gejala 12 60 8 40
3 Cara penularan 14 70 6 30
4 Cara pencegahan 18 90 2 10

Tabel 3.58 Hasil survei diatas menunjukkan bahwa dari 20 KK


menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat telah mengetahui
tentang pengertian, tanda dan gejala, penularan, dan pencegahan Covid
19. Hal ini disebabkan karena gencarnya pemberitaan media tentang
Pandemi Covid 19 sehingga pengetahuan masyarakat juga lebih baik.

40
B. ANALISIS DATA
NO Diagnosa
Data Subjetif Data Objektif
Keperawatan
1  Warga mengatakan  15% KK tidak membuka Resiko terjadinya
tidak bisa ventilasi rumah setiap penyakit yang
membuat septik hari disebabkan oleh
tank > 10 meter  15% kondisi karena sanitasi
dari sumber air pencahayaan rumah lingkungan yang
karena lokasi kurang kurang baik
perumahan yang  100% KK jarak sumber
sangat berhumpit air dengan septiktank
satu dengan yang <10 meter
lain  10% kondisi jamban
tidak terawat
 75% air minum tidak
dimasak
 80% kondisi
penampungan air
terbuka
 30% ditemukan
keberadaan jentik
nyamuk
 10% kondisi air berbau
 25% kondisi air
berwarna
 25% penampungan
sampah sementara
terbuka
 Tampak lalat dan
nyamuk di sekitar
penampungan sampah
sementara
2  Bidan mengatakan  28,6% balita tidak Risiko penurunan
ada beberapa melakukan kunjungan derajat kesehatan
warga yang tidak posyandu pada balita
datang ke  28,6% balita tidak
Posyandu setelah mengalami kenaikan
anaknya berat badan
mendapatkan
imunisasi lengkap
3  Warga mengatakan  81,9% remaja Resiko
saat ini libur menggunakan waktu penurunan
sekolah karena luang mereka untuk derajat
sekolah kegiatan lain-lain seperti kesehatan pada
dilaksanakan bermain HP remaja

41
secara daring  100% remaja
sehingga memiliki mempunyai kebiasaan
banyak waktu merokok
luang
4  Warga menyatakan - 14 dari 14 lansia (100 Risiko penurunan
tidak mengetahui %) mengalami keluhan derajat kesehatan
tentang penyakit penyakit pada lansia
degenerative - Keluhan yang dirasakan
 Beberapa warga lansia diantaranya asma
menyatakan tidak sebanyak 1 orang (7,2%)
mengetahui apa - Hipertensi sebanyak 6
penyakit yang orang (42,8%)
diderita. - Rematik sebanyak 3
 Kegiatan posyandu orang (21,4%)
lansia sementara - osteoporosis sebanyak 1
dihentikan karena orang (7,2%)
Pandemi - Dm sebanyak 3 orang
 Warga lansia (21,4%)
menyatakan jarang - Kurangnya kesadaran
melakukan olah warga untuk mencegah
raga penyakit yang diderita

5  Warga mengetahui - 35% warga kurang Defisit pengetahuan


bahwa saat ini mengetahui pengertian tentang Covid 19
sedang pandemi Covid 19
Covid 19 - 40% warga kurang
 Warga menyatakan mengetahui tentang
menyediakan tanda dan gejala Covid
masker untuk 19
keluarga - 30% warga kurang
mengetahui tentang cara
penularan Covid 19
- 10% warga kurang
mengetahui cara
pendegahan Covid 19
- Masih banyak
ditemukan warga
berkerumun di warung
kopi terutama remaja
- Masih banyak
ditemukan warga keluar
tanpa masker terutama
bila keluar jarak dekat
6. - 25% Keluarga - Tn “N” tampak gelisah Risiko terjadinya
pasien dengan - Tn “N” tampak kekambuhan pada
gangguan jiwa menyendiri Tn “N” di di RW

42
mengatakan, Tn - Keluarga Tn “N” 01
“N” terkadang tampak cemas karena
kambuh tiba-tiba takut Tn”I” kambuh dari
marah dan penyakitnya
berbicara sendiri, - ODGJ 1,4%
pengobatan tidak
dilakukan dengan
rutin karena dirasa
Tn “N” sudah
sembuh dari
gangguan jiwanya

43
C. PENAPISAN MASALAH
Dari hasil Analisa data , didapatkan data yang kemudian dilakukan
penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah Adapun penapisan tersebut
dapat dilihat sebagai berikut :

DIAGNOSA KRITERIA JUMLAH


NO
KEPERAWATAN A B C D E F G H I J K L
Resiko terjadinya
penyakit yang
disebabkan oleh
1 5 4 5 5 2 3 5 2 3 5 5 5 49
karena sanitasi
lingkungan yang
kurang baik
Resiko penurunan
2 kesehatan pada 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
balita
Resiko penurunan
3 kesehatan pada 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 59
remaja
Resiko penurunan
4 kesehatan pada 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 3 53
lansia
Defisit pengetahuan
5 warga tentang 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 56
Covid 19
Risiko kekambuhan
6 5 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
Tn “N”

Keterangan:
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi komunitas pemerintah
3 : Cukup B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
2 : Rendah C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu
1 : Sangat rendah D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana
pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas
E : Minat masyarakat L : Sumber daya orang
F : Kemungkinan untuk
diatasi
D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

44
Berdasarkan skoring diatas diagnose keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut :
NO
Priorita DIAGNOSA KEPERAWATAN JUMLAH
s
1 Resiko penurunan kesehatan pada remaja 59
2 Defisit pengetahuan warga tentang Covid 19 56
3 Resiko penurunan kesehatan pada balita 55
4 Resiko penurunan kesehatan pada lansia 53
Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh karena
5 49
sanitasi lingkungan yang kurang baik
6 Risiko kekambuhan Tn “N”

E. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Berikan penjelasan kepada remaja
penurunan 2x kunjungan rumah diharapkan derajat tentang bahaya merokok
derajat kesehatan remaja meningkat. 2. Berikan penjelasan kepada remaja
tentang kegiatan-kegiatan yang bisa
kesehatan Kriteria Hasil :
dilakukan untuk remaja
pada remaja 1. Remaja mengurangi kebiasaan 3. Berikan motivasi pada remaja untuk
merokok melakukan olahraga
2. Remaja bersedia untuk olahraga
3. Remaja mengikuti kegiatan positif di
desa
Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Berikan penjelasan kepada masyarakat
pengetahuan 2x kunjungan rumah diharapkan tentang apa itu Virus COVID-19
masyarakat pengetahuan masyarakat tentang wabah 2. Berikan penjelasan tentang tanda dan
gejala Covid 19
tentang Covid 19 meningkat.
3. Berikan penejelasan tentang
wabah Covid Kriteria Hasil : bagaimana cara penularan Virus
19 1. Mampu menjelaskan pengertian COVID-19
Covid 19 4. Berikan pencejalasan tentang
2. Mampu menjelaskan tanda dan gejala penularan COvid 19
Covid 19 5. Berikan penjelasan kepada remaja
3. Mampu menjelaskan cara penularan bagaimana cara menghindari Virus
Covid 19 COVID-19
4. Mampu menjelaskan pencegahan 6. Berikan penjelasan kepada remaja
Covid 19 bagaimana cara bagaimana penerapan
pembatasan fisik untuk pencegahan
Virus COVID-19
7. Ajarkan remaja mencuci tangan
dengan baik dan benar

45
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Berikan penjelasan kepada orang tua
penurunan 2x kunjungan rumah diharapkan derajat balita tentang pentingnya Posyandu
derajat kesehatan balita meningkat. 2. Ajarkan orang tua balita untuk
membuat makanan tambahan yang
kesehatan Kriteria Hasil :
dapat meningkatkan berat badan balita
pada balita 1. Pemanfaatan posyandu meningkat
2. Berat badan balita meningkat setiap
bulan
Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Berikan penjelasan kepada lansia
penurunan 2x kunjungan rumah diharapkan derajat tentang penyakit degeneratif
derajat kesehatan lansia meningkat. 4. Berikan penjelasan tentang
pencegahan penyakit degeneratif
kesehatan Kriteria Hasil :
5. Berikan penejelasan tentang cara
pada lansia 3. Keluhan penyakit berkurang mengurangi keluhan penyakit
4. Lansia bersedia untuk olahraga degenratif
5. Lansia memanfaatkan sarana 6. Ajarkan lansia untuk melakukan
pelayanan kesehatan senam lansia dan senam otak
Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Berikan penjelasan tentang sanitasi
terjadinya 2x kunjungan rumah diharapkan risiko lingkungan yang baik
penyakit terjadinya penyakit menurun 2. Berikan penjelasan tentang memasak
yang Kriteria Hasil : air sebelum diminum meskipun dari
disebabkan 1. Warga mengerti pengolahan sampah air yang dibeli
yang benar 3. Berikan penjelasan tentang
oleh karena
2. Warga mengerti tentang sanitasi pengolahan sampah
sanitasi
lingkungan yang baik 4. Berikan penjelasan untuk
lingkungan meningkatkan pencahayaan rumah
yang kurang
baik
Risiko Tujuan Umum: 1. Pertahankan lingkungan bebas dari
terjadinya Setelah dilakukan tindakan keperawatan bahaya secara rutin
kekambuhan komunitas selama 2 kali, masalah defisit 2. Masyarakat dan kader jiwa mampu
mendeteksi masalah kesehatan jiwa
pada Tn “N” kesehatan komunitas dberhubungan
3. Melakukan Rujukan masalah
dengan kekambuhan Tn “N” teratasi kesehatan jiwa
Tujuan Khusus: 4. Sosiaisasi pengenalan kesehatan jiwa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat
komunitas selama 2 kali, diharapkan 5. Menjelaskan tentang cara melindungi
masyarakat: diri dari ancaman bahaya
a. Masyarakat faham dengan masalah 6. Ajarkan keluarga dalam menghindari
kesehatan jiwa masyarakat kekerasan dengan cara menjauhkan
b. Adanya kader jiwa masyarakat dari benda berbahaya
7. Penyuluhan tentang jiwa masyarakat
8. Dapat berkolaborasi dengan panti
rehabilitasi di daerah setempat
9. Upaya peningkatan kesehatan jiwa
melakukan kunjungan rumah dengan

46
kader jiwa

A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal: 29-30 November 2020
N Diagnosa Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
1 Defisit kesehatan 1. Memberikan Evaluasi strukur
komunitas b/d penjelasan kepada 1. Rencana penyuluhan telah
terjadinya masalah remaja tentang bahaya dipersiapkan seminggu
merokok sebelum acara dilaksanakan
kesehatan pada
2. Memberikan Evaluasi proses
kelompok remaja penjelasan kepada 1. Peserta sebanyak 20 KK
di rs 04 RW.1 remaja tentang 2. Penyuluhan dilakukan door
kegiatan-kegiatan yang to door
bisa dilakukan untuk Evaluasi hasil
remaja
1. Masyarakat memahami
3. Memberikan motivasi
tentang remaja, serta
pada remaja untuk
penggunaan gadget berlebih
melakukan olahraga
pada remaja di masa
4. Memberikan informasi
pandemic covid 19
tentang COvid 19

2 Defisit kesehatan 1. Memberikan Evaluasi struktur


komunitas b/d penjelasan kepada 1. Rencana penyuluhan telah
penurunan masalah orang tua balita tentang dipersiapkan seminggu
pentingnya Posyandu sebelum acara dilaksanakan
kesehatan pada
2. Mengajarkan orang tua
balita ditandai balita untuk membuat Evaluasi proses
dengan kurangnya makanan tambahan
1. Peserta sebanyak 20 KK
terpapar informasi yang dapat
2. Penyuluhan dilakukan
tentang pentingnya meningkatkan berat
secara door to door
posyandu badan balita
Evalusi hasil
1. Masyarakat memahami
pentingnya Posyandu
3 Defisit kesehatan 1. Memberikan penjelasan Evaluasi struktur
komunitas b/d kepada lansia tentang 1. Rencana penyuluhan telah
resiko terjadinya penyakit degeneratif dipersiapkan seminggu
2. Berikan penjelasan sebelum acara dilaksanakan
penurunan
tentang pencegahan Evaluasi proses
kesehatan pada penyakit degeneratif 1. Peserta sebanyak 20 KK
kelompok lansia di 3. Berikan penejelasan 2. Penyuluhan dilakukan
RW.1 tentang cara secara door to door
mengurangi keluhan Evaluasi hasil
penyakit degenratif
1. Masyarakat memahami

47
4. Ajarkan lansia untuk tentang lansia / gambaran
melakukan senam lansia sehat
lansia
4 Perilaku kesehatan 1. Memberikan penjelasan Evaluasi struktur
cenderung beresiko tentang sanitasi 1. Rencana penyuluhan telah
b/d penurunan lingkungan yang baik dipersiapkan seminggu
masalah kesehatan 2. Memberikan penjelasan sebelum acara dilaksanakan
tentang memasak air Evaluasi proses
lingkungan di
sebelum diminum 1. Peserta sebanyak 20 KK
RW.1
meskipun dari air yang 2. Penyuluhan dilakukan
dibeli secara door to door
3. Memberikan penjelasan Evaluasi hasil
tentang pengolahan 1. Masyarakat memahami
sampah tentang kesehatan
4. Memberikan penjelasan lingunganm
untuk meningkatkan
pencahayaan rumah

5 Defisit kesehatan 1. Mempertahankan Evaluasi struktur


komunitas b/d lingkungan bebas dari 1. Acara penyuluhan
resiko terjadinya bahaya secara rutin dilaksanakan seminggu
2. Mengajarkan cara sebelum acara
kekambuhan pada
mendeteksi masalah dilaksanakan
Tn “N” kesehatan jiwa Evaluasi proses
3. Mengajarkan keluarga 1. Peserta sebanyak 20 KK
dalam menghindari 2. Penyuluhan dilakukan
kekerasan dengan cara door to door
menjauhkan dari benda Evaluasi hasil
berbahaya
1. Masyarakat memahami
tentang ODGT serta
cara-cara utk
menghindarinya

48
BAB IV
PEMBAHASAN

Kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh


Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan dilahan praktik yaitu di wilayah RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto merupakan salah satu
proses mengaplikasikan konsep ilmu dan teori mengenai asuhan keperawatan kominitas
yang telah didapatkan selama in dalam proses akademik. Oleh karena itu, untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan dan
pengaplikasian konsep ilmu tersebut, maka tanggal 29 Oktober 2020, mahasiswa
STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO unttuk melaksanakan kegiatan akademik
keperawatan komunitas sehingga pada tanggal 1 November 2020. Adapun Analisa yang
didapat kami laksanakan terhadap pelaksaan praktek kegiatan tersebut akan kami
laporkan sebagai berikut :
A. Praktek Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian kegiatan pertama yang kami laksanakan adalah
mengadakan pertemuan warga untuk membentuk kelompok kerja Kesehatan
dimana dengan terbentuknya kelompok kerja , dimana banyak akan membantu
pelaksanakan kegiatan pengumpulkan data komunitas.
Komunitas masyarakat di wilayah RW. 1 Kelurahan Panggreman
Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto sebagian besar kurang memperhatikan
keadakaan Kesehatan lingkungan diwilayah tempat tinggalnya. Dengan
bantuan dan kerja samadari anggota pokjakes, beberapa masalah dapat diatasi
dengan baik sehingga keseluruhan target pengkajian atau pengumpulan data
komunitas dapat terpenuhi. Total jumlah KK yang berhasil didata adalah
sebanyak 20 KK yang merupakan penduduk asli. Dari pengkajian data yang
dilaksanakan oleh mahasiswa bekerjasama dengan anggota pokjakes Kelurahan
Panggreman, didapatkan beberapa masalah Kesehatan yang dirasakan oleh
masyarakat yaitu :
1. Resiko penurunan kesehatan pada remaja

49
2. Defisit pengetahuan warga tentang Covid 19
3. Resiko penurunan kesehatan pada balita
4. Resiko penurunan kesehatan pada lansia
5. Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh karena
sanitasi lingkungan yang kurang baik
6. Risiko kekambuhan Tn “N”
Dari kelima masalah yang berhasil dikaji oleh mahasiswa, masalah tersebut
dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.
Dalam perumusan masalah Kesehatan tersebut, kami dari mahasiswa hamper
tidak merasaka kesulitan yang berarti. Karena anggota Pokjakes dan masyarakat
yang semenjak awal terlibat dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas
memang memiliikemampuan awal yang cukup menadai, sehingga dalam mahasiswa
menularkan ilmu dan konsep teori kepada masyarakat dapat diterima dengan baik.
B. Penentuan prirotas masalah
Setelah berhasil dikumpulkan masalah Kesehatan yang dirasakan oleh
masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan prioritas masalah kesahatn dengan tujuan
masalah Kesehatan yang diintervensi lebih dahulu atau yang benar-benar dirasakan
sangat mendesak oleh masyarakat untuk segera diambil suatu Tindakan.
Pada kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancer,
karena msyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model keperawatan
komunitas. Dengan berbekal latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
cuckup memadai maka tidak sulit bagi mahasiswa mengarahkan kepada masyarakat
mengenai teknis kegiatan perencanaan selanjutnya.
C. Perencanaan
Kegiatan prencaaan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dan masyarakat
dapat disepakati dan musyawarah masyarakat desa sehingga dapat mengehemat
waktu. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat :
1. POKJA KESLING
a. Kegiatan penyuluhan yang berjudul “ Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat”

50
2. POKJA REMAJA
a. Bahaya Merokok
b. Penyuluhan tentang pencegahan Covid-19 dan cara menerapkan 3M
(Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga Jarak)
3. POKJA LANSIA
a. Penyuluhan tentang Hipertensi, Rematik dan Diabetes Mellitus
4. POKJA KIA
a. Penyuluhan tentang Posyandu dan Makanan Tambahan
5. POKJA JIWA
a. Penyuluhan tentang Kesehatan Jiwa

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya antara mahasiswa
dan masyarakat dengan cara Door To Door dan meminta izin kepada RT setempat
untuk melakukan penyuluhan dari rumah ke rumah karena untuk menghindari
kerumunan sesuai protokol kesehatan.
Secara umum, kesulurahan kegiatan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik dan berhasil, dengan mengevaluasi dan antusias dari
masyarakat terhadap keselurhan kegiatan mahasiswa dilksankan dengan baik dan
sukses.

E. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan Bersama-sama dengan kegiatan masyarakat.
Dimana saat evaluasi dilaporkan seluruh hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
mahasiswa dengan masyarakat beserta hasil yang telah dicapai.

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Ners STIKES Majapait Mojokerto,
merupakan alah satu metode pengaplikasian konsep ilmu dan teori yang telah
didapatkan selama proses akademik.
Proses keperawatan komunitas telah diupayakan oleh mahasiswa
dilaksanakan sesui dengan konsep teori yang dibekalkan dari kampus yaitu
mulai dari proses pengkajian, penentuan masalah ksehatan, perencanaan,
pelaksanaan hingga tahap evaluasi dan terminasi kegiatan dengan masyarakat.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa banyak dibantu
oleh warga sehingga apa yang menjadi tujuan dari praktek keperawatan
masyarakat dapat tercapai dengan baik.
Secara umum, praktek komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa
bekerja sama dengan masyarakat di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan
Kranggan Kota Mojokerto dapat dikatakan berhasil dengan terlanaksanya
seluruh kegiatan yang telah direncanakan serta melihat respon dari masyarakat
terhadap kegiatan mahasiswa.
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak adalah :
1. Pihak Pendidikan
Dalam proses bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa sharusnya
memiliki suatu kesamaan ide, pendapat dan kesepakatan antara sesame
pembimbing, sehingga penyampaian kepada mahasiswa menjadi satu Bahasa
dan satu persepsi.

52
LAPORAN KEGIATAN DAN SAP KESLING “LINGKUNGAN SEHAT DAN
RUMAH SEHAT”
RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN
KOTA MOJOKERTO

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO


RATNA SRI WIJAYANTI
POKJA KESLING

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO

53
2020
LAPORAN KEGIATAN SAP KESLING “LINGKUNGAN SEHAT DAN
RUMAH SEHAT”
DI RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN
KOTA MOJOKERTO

A. PENDAHULUAN
Keperawatan komunitas saat ini menjadi perhatian bukan saja dari pihak
Departemen Kesehatan saja, tetapi menjadi juga perahatian masyarakat pada
umumnya. Bagaimanapun komunitas yang sehat dan sejahtera adalah menjadi
dambaan setiap orang, hal ini sejalan dengan Misi Indonesia Sehat 2020.
Dalam keperawatan komunitas terbagi menjadi beberapa pokja, diantaranya
adalah pokja lansia, pokja remaja, pokja Kesehatan lingkungan, pokja KIA, pokja
Kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan lingkungan adalah upaya dibidang
Kesehatan yang menyangkut pola Kesehatan dan kebersihan pada mayarakat. Ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran betapa meningkatkan
derajat Kesehatan pada setiap warga.

B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan praktik keperawatan komunits
dengan nama penyuluhan “Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat” di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
Kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan keluarganya untuk menjamin
Kesehatan setiap keluarganya yang optimal merupakan landasan bagi peningkatan
kualitas manusia seutuhnya di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan
Kranggan Kota Mojokerto
2. Tujuan Khusus

54
a. Meningkatkan upaya pembinaan Kesehatan lingkungan dan keluarga secara
mandiri
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat Kesehatan
lingkungan
c. Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi seht serta lingkungan yang tidak
sehat menjadi sehat
d. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah Kesehatan lingkungan
C. JENIS KEGIATAN
Memberikan penyuluhan berjudul “Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat”
kepada warga di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota
Mojokerto

D. TEKNIK KEGIATAN
1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa ,Bidan desa, serta masyarakat Desa
Gambiran Utara.
2. Memberikan penyuluhan berjudul “Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat”
kepada masyarakat pada saat dilakukannya kegiatan pengkajian di di RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
E. PELAKSANA
1. Melakukan pengkajian kepada masyarakat Desa Prajuritkulon yang terkait.
Hari/Tanggal : Jumat , 20 November 2020
Waktu : 16.00 WIB – selesai
Tempat : Door To Door ke rumah warga di RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
Melakukan penyuluhan berjudul “Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat” kepada
Warga Desa RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota
Mojokerto
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Waktu : 10.00 WIB – selesai

55
Tempat : Door To Door ke rumah warga di RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
PESERTA
1. Warga RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan Kota Mojokerto
2. Mahasiswa Stikes Majapait Mojokerto
F. SATUAN ACARA KEGIATAN
Terlampir
G. PENUTUP
Demikian LAPORAN ini disusun untuk dapat mewujudan kualitas
Kesehatan Lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat
khususnya kesehtan lingkungan di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan
Kranggan Kota Mojokerto

56
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat


SASARAN : Masyarakat
HARI/TANGGAL : Sabtu, 28 November 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 16.00 – 16.30 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan warga mampu menjelaskan tentang
Kesehatan lingkungan rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:
1. Pengertian Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
2. Letak, ruangan, tata ruang Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat

B. POKOK BAHASAN
Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat

C. SASARAN
Masyarakat

D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

57
E. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara : RATNA SRI WIJAYANTI
2. Peserta : Masyarakat

F. METODE
1. Ceramah
2. Leaflet

G. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
2. Letak, ruangan, tata ruang Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu
1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tujuan
4. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 1. Ceramah 1. Leaflet 20menit
a. Menjelaskan pengertian 2. Diskusi
Lingkungan Sehat dan Rumah 3. Tanya jawab
Sehat
b. Menjelaskan kepada
masyarakat tentang letak
rumah yang baik
c. Menjelaskan tentang tta
ruang, ventilasi rumah yang

58
baik
d. Menjelaskan tentang lantai,
dinding rumah yang baik
e. Menganjurkan masyarakat
untuk tentap mulai kebersihan
lingkungan dirumah masing-
masing
3 Penutup: Ceramah - 5 menit
1. Evaluasi
2. Menyimpulkan materi
3. Mengucapkan salam.

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Audien siap di ruangan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
J. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
2. Letak, ruangan, tata ruang Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
3. Ventilasi, lantai, air bersih
4. Pencahayaan, pembuangan limbah
5. Syarat-syarat Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
MATERI PENYULUHAN

59
LINGKUNGAN SEHAT DAN RUMAH SEHAT

A. Pengertian Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat


Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat adalah rumah yng memenuhi syarat-
syarat Kesehatan menguntungkan Kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah
Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat tidak harus merupakan rumah ang besar dan
mewah. Melainkan rumah yang biasa atau kecil bisa termasuk menjadi Lingkungan
Sehat dan Rumah Sehat jika bersih dan terawat dengan benar. Rumah tradisional
acap kali dapat memenuhi selera orang-orang serta kegiatan yang mereka lakukan
justru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.

B. Letak Rumah
Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi Kesehatan. Misalnya
tidak didirikan didekat sampah-sampah yang dikumpulkan atau yang dibuang
sembarangan. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum :
1. Dekat dengan air brsih
2. Jarak ≤ 100meter dari tempat pembuangan ampah
3. Dekat dengan sarana pembersihan
4. Ditempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang sehingga
menyebabkan banjir
C. Ruangan
Cukup Luas
D. Tata Ruang
Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin untuk
menyirami tanaman. Sampah padat dibuang dengan cara khusus dan ada petugas
yang mengangkutnya untuk dibawa dipenampungan sampah.
Binatang peliharaan dikandangkan dan pagar rumah untuk mencegah
masuknya binatang lain dari luar.

E. Ventilasi

60
Luas lubang ventilasi yang permanen minimal 100% luas lantai. Rumah
sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah
secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang benar dan tepat.
F. Lantai dan dinding harus aman
1. Lantai yang terbuat dari kayu, bamboo, ubin atau lainnya sehingga orang
berjalan diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah terbuka dan mudah
dibersihkan
2. Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada lubang
sehingga mudah dibersihkan
G. Air Bersih
1. Tidak berbau
2. Tidak berwarna/jernih
3. Tidak berasa/tawar
4. Tidak ada jentik nyamuk
H. Sumber Air Bersih
1. Sumur pompa
2. Penampungan air hujan jika sumber air lain tidak ada
3. Dari mata air terawatt atau dari air perpipaan
4. Dari sumur gali
5. Air PDAM
I. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung maupun tiak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
J. Kualitas Udara
1. Suhu udara nyaman antara 18-30 ̊C
2. Kelembapan udara antara 40-70%
3. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24jam
4. Pertukaran udara 5x3/menit untuk setiap penghuni
5. Gas CO kurang dari 100ppm/8jam
6. Gas formaldehid kurang dari 120mg/menit kubik

61
K. Vector penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang didalam rumah
L. Penyediaan Air
Tersedia saran penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60liter per
orang setiap hari.
Kualitas air harus memenuhi persyaratan Kesehatan air bersih/air minum
menurut permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
M. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulak bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulakn bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
N. Kepadatan Hunian
Luas kamar tidur minimal 8meter persegi, dan tidak dianjurkan untuk lebih
dari 2 orang tidur.
O. Syarat-syarat Lingkungan Sehat dan Rumah Sehat
Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai :
1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat
mereka sedang tidur.
2. Perlindung terhadap binatang-binatang buuas dan menempatkan binatang
ketempat peliharaan ke dalam kendang khusus seurangnya lebih dari 10meter
dari rumah.
3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mancuci pakaian serta alat-alat rumah
tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami
tanaman dihalaman atau dikebun.
4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang
dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus,
serangga serta binatang lainnya.
5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau aluran
pembuangan asap diatap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya
kebakaran.

62
6. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk kedalam ruangan sedhingga
udara kotor atau asap yang berada didalam rumah segera terbawa keluar.
7. Tempat-tempat terlindungi guna menyimpan barang-barang atau apapun yang
sekiranya tidak perlu diambil atau dilhat anak-anak.

63
64
65
KEGIATAN DAN SAP PADA REMAJA “COVID-19”
DESA RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN
KOTA MOJOKERTO

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

RATNA SRI WIJAYANTI


POKJA REMAJA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

66
LAPORAN KEGIATAN SAP PADA REMAJA “COVID-19”
DI RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN
KOTA MOJOKERTO

A. PENDAHULUAN
Coronavirus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi
pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Wabah pandemi ini memiliki dampak
negatif pada kesehatan fisik dan psikologis individu dan masyarakat (Banerjee,
2020; Brooke dkk., 2020; Zhang dkk., 2020). Saat ini, kekhawatiran kita meningkat
terkait terus menyebarnya wabah COVID-19 di beberapa bagian dunia dan
tantangan dalam menekan penyebaran wabah ini di bagian-bagian lain. Kalangan
pemerintah, pengusaha, pekerja dan organisasi mereka menghadapi berbagai
tantangan dalam memerangi pandemi COVID-19 serta melindungi keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja. Ketika seseorang menderita atau terinfeksi COVID-19
batuk atau bersin, mereka dapat melepaskan berupa cairan yang terdapat virus
korona, sehingga menepel di telapak tangan atau baju dan dapat menepel
diperumukaan atau benda di dekatnya seperti meja, kursi, uang, pegangan tangga
(handrail), telepon dan lain-lain. (Ilmiah et al., 2020).
Pencegahan penularan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara. physical
distancing, kebersihan tangan, etika batuk/bersin, pemakaian masker, pembatasan
aktivitas luar rumah, mempertimbangkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB),
dan nemastikan akses kebersihan tangan di depan gedung fasilitas umum dan pusat
transportasi (misalnya pasar, toko, tempat ibadah, lembaga pendidikan, stasiun
kereta atau bus). Tersedia fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun dalam jarak 5
m dari semua toilet, baik di fasilitas umum maupun swasta (Kemenkes RI, 2020).
B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan praktik keperawatan komunits
dengan nama penyuluhan “Covid-19” di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan
Kranggan Kota Mojokerto.

67
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Melaksanakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di
RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan protokol Pencegahan COVID-19 di RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan
b. Melaksanakan Langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan
penyebaran infeksi COVID-19 di RW. 1 Kelurahan Panggreman
Kecamatan Kranggan
c. Melaksanakan komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat dalam
bentuk peran serta kepedulian kepada masyarakat berdampak COVID-19

D. JENIS KEGIATAN
Memberikan penyuluhan berjudul “Covid-19” kepada warga RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
E. TEKNIK KEGIATAN
1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa ,Bidan desa, serta masyarakat Desa
Gambiran Utara
2. Memberikan penyuluhan berjudul “Covid 19” kepada masyarakat pada saat
dilakukannya kegiatan pengkajian di RW. 1 Kelurahan Panggreman
Kecamatan Kranggan

F. PELAKSANA
1. Melakukan pengkajian kepada masyarakat Desa Gambiran Utarayang terkait.
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Tempat : Door To Door ke rumah warga di RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan
Melakukan penyuluhan berjudul “Covid-19” kepada Warga RW. 1 Kelurahan
Panggreman Kecamatan Kranggan

68
Hari/Tanggal : Sabtu, 28November 2020
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Tempat : Door To Door ke rumah warga RW. 1 Kelurahan Panggreman
Kecamatan Kranggan
G. PESERTA
1. Warga Desa Prajurit Kulon
2. Mahasiswa Stikes Majapait Mojokerto

H. SATUAN ACARA KEGIATAN


Terlampir

I. PENUTUP
Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Dusun RW. 1
Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan , berjalan dengan lancar. Walaupun
ada beberapa hal dan kendala akibat Stok Masker, Handscoon, Desinfektan di
Pasaran sempat mengalami kelangkaan. Tujuan dan maksud diadakan Upaya
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Desa Prajurit kulon yaitu diharapkan
dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang menjadi pandemik Dunia
sehingga kita bisa bebas dari COVID-19 yang telah melemahkan Kesehatan dan
bahkan Ekonomi menjadi Lemah. Semoga Penyebaran COVID-19 dapat segera di
tangani dan COVID-19 sudah tidak ada di Indonesia. Kami dari Stikes Majapait
menyambut baik arahan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI serta
Badan PPSDM Kesehatan RI agar berupaya ikut serta dalam Pencegahan
Pengendalian Penyebaran COVID-19. Segala sumbangsih yang dapat kami lakukan
demi Kebaikan Bersama.
Demikian laporan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Desa
Prajuritkulon, kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada hal yang ditambahkan
maupun dikurangi. Semoga laporan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-
19 di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan dapat diterima
walaupun masih banyak kekurangannya.

69
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Virus Covid-19


SASARAN : Remaja
HARI/TANGGAL : Sabtu, 28 November 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 10.00-10.30 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu menjaga
kebersihan dan menerapkannya sehari-hari untuk mencegah terjadi nya virus
covid-19
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:
a. Menjelaskan pengertian virus covid-19
b. Menyebutkan cara mencegah virus covid-19
B. POKOK BAHASAN
Virus Covid-19
C. SASARAN
Remaja
D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto
E. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara : RATNA SRI WIJAYANTI
2. Peserta : Remaja

F. METODE
1. Ceramah
2. Leaflet

70
G. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian Virus Covid-19
2. Gejala Virus Covid-19
3. Penyebab Penularan Virus Covid-19
4. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19
5. Pengobatan Virus Covid-19
6. Komplikasi
7. Cara Pencegahan Virus Covid-19

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu
1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
d. Kontrak waktu penyuluhan
2 Pelaksanaan: 1. Ceramah 2. Leaflet 20
a. Menjelaskan pengertian 2. Diskusi menit
virus covid-19 3. Tanya jawab
b. Menyebutkan cara mencegah
virus covid-19
b. Menjelaskan hal yang
mendukung pentingnya
menjaga kebersihan
c. Menjelaskan bahaya
merokok
3 Penutup: Ceramah - 5 menit
a. Evaluasi
b. Menyimpulkan materi
c. Mengucapkan salam.

71
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Audien siap di ruangan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

J. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Virus Covid-19
2. Gejala Virus Covid-19
3. Penyebab Penularan Virus Covid-19
4. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19
5. Pengobatan Virus Covid-19
6. Komplikasi
7. Cara Pencegahan Virus Covid-19

72
MATERI PENYULUHAN
VIRUS COVID-19

A. Pengertian Virus Covid-19


Corona virus atau Covid-19 adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi
sistem pernapasan yang menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun virus ini juga bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumoni), Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami
penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan
perawatan khusus. Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang
memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
penyakit pernafasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena
penyakit parah hingga kematian.
B. Gejala Virus Covid-19
Menurut penelitian gejala Covid-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2
minggu setelah terpapar virus Corona. Namun, secara umum ada 3 gejala umum
yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Covid-19, yaitu :
1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)
2. Sesak nafas
3. Flu ( batuk, pilek, sakit tenggorokan, pusing)
4. Tidak dapat membau
5. Penurunan rasa
6. Diare
C. Penyebab Penularan Virus Covid-19
Virus Corona dapat terinfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang
yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Seseorang dapat
tertular Covid-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
Covid-19

73
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita Covid-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan
D. Cara Pemeriksaan Virus Covid-19
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum
gejala muncul. Guna memastikan diagnosis Covid-19, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan berikut :
1. Uji sampel darah
2. Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
3. Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat cairan di paru-paru
E. Pengobatan Virus Covid-19
1. Penderita menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit yang ditunjuk
2. Pemberian obat pereda demam dan nyeri sesuai kondisi penderita
3. Isolasi mandiri dan istirahat cukup
4. Banyak minum air putih untuk menjaga cairan tubuh
F. Komplikasi
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa
komplikasi serius berikut ini :
1. Pneumonia
2. Infeksi sekunder pada organ lain
3. Gagal ginjal
4. Acute cardiac injury
5. Kematian
G. Cara Pencegahan Virus Covid-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona
atau Covid-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu :
1. Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social
distancing).

74
2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di
tempat umum.
4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
5. Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan
hewan, cuci tangan setelahnya.
6. Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
8. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
9. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
H. Pengertian Social Distancing
Adalah tindakan yang bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak
dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.
Menurut Center For Disease Control (CDC) atau pusat pengendalian dan
pencegahan penyakit yang merupakan badan departeme kesehatan dan layanan
masyarakat Amerika Serikat adalah mematuhi perkumpula, menghidari pertemua
massal dan menjaga jarak antara manusia.
Menurut Katie Pearce dari John Hopkins University adalah praktek dalam
kesehatan masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang
sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit. Tidakan ini bisa dilakuka
dengan cara membatalkan acara kelmpk atau menutup ruang publik, serta
menghindari keramaian. Dalam menjalani social distancing anda dapat menajaga
jarak minimal 2 meter dengan orang lain dan dianjurkan tidak berjabat tangan atau
berpelukan saat bertemu orang lain

75
COVID 19

Oleh:

RATNA SRI WIJAYANTI

76
77
LAPORAN KEGIATAN DAN SAP “PENYAKIT DEGENERATIF” PADA
LANSIA DI RW. 1 KELURAHAN PANGGREMAN KECAMATAN
KRANGGAN KOTA MOJOKERTO

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

RATNA SRI WIJAYANTI


POKJA LANSIA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

78
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Penyakit Degeneratif


SASARAN : Lansia
HARI/TANGGAL : Minggu, 29 November 2020
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Di rumah
JAM : 16.30 – 17.00 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu menerapkan

Senam Otak sebagai kegiatan olahraga rutin.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan:

a. Menjelaskan pengertian penyakit degeneratif

b. Menjelaskan macam penyakit degeneratif

c. Menjelaskan apa yang harus dihindari dan dikonsumsi untuk penderita

penyakit degeneratif

d. Mengajarkan senam lansia dan manfaatnya

B. POKOK BAHASAN
Penyakit degeneratif dan senam lansia
C. SASARAN
Lansia

D. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Majapahit Mojokerto

E. PENGORGANISASIAN
1. Pembicara : RATNA SRI WIJAYANTI

79
2. Peserta : Lansia
F. METODE
1. Ceramah
2. Leaflet

3. Senam lansia

G. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian penyakit degeneratif
2. Macam penyakit degeneratif
3. Apa yang harus dihindari dan dikonsumsi untuk penderita penyakit
degeneratif
H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu
1 Pembukaan: Ceramah - 5 menit
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tujuan
4. Kontrak waktu penyuluhan

2 Kegiatan inti : 1. Ceramah 1. Leaflet 20


a. Menjelaskan pengertian 2. Diskusi menit
penyakit degeneratif 3. Tanya jawab

b. Menjelaskan macam
penyakit degeneratif
c. Menjelaskan apa yang
harus dihindari dan
dikonsumsi untuk penderita
penyakit degeneratif
d. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk
bertanya
e. Menjawab pertanyaan

80
3 Penutup: Ceramah - 5 menit
1. Evaluasi
2. Menyimpulkan materi
3. Mengucapkan salam.

B. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Audien siap di ruangan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian penyakit degeneratif
2. Macam penyakit degeneratif
3. Apa yang harus dihindari dan dikonsumsi untuk penderita penyakit degeneratif

81
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT DEGENERATIF

1. Pengertian
Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ
tubuh. Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon,
imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA) dan pembuluh darah.
Secara umum dikatakan bahwa penyakit ini merupakan proses penurunan fungsi
organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun ada kalanya juga
terjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan derajat
kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit
2. Macam Penyakit Degeneratif
a. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan
sistolik dan diastolik. Takanan sistolik dijumpai pada pertengahan usia diatas
65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun
sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala yang muncul yaitu:
a. Nyeri kepala sampai ke tengkuk
b. Kepala berat
c. Mimisan
d. Susah tidur
3. Diabetes Mellitus
Diabetes melitus (diabetes) adalah suatu kondisi terganggunya
metabolisme didalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat atau
menyuplai hormon insulin sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
gula darah melebihi normal
Manifestasi klinik diabetes mellitus antara lain poliuria, polidipsi,
polifagi, dan penurunan berat badan. Berat badan menurun disebabkan

82
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein,
karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak
sehingga klien dengan Diabetes Mellitus walaupun banyak makan tetap kurus
Gejala lainnya adalah penglihatan kabur, pusing, mual, lemah,
kesemutan, gatal-gatal, berkurangnya ketahanan selama melakukan olahraga dan
luka sulit sembuh.
4. Gout Artritis
Gout Artritis adalah sekelompok kondisi inflamasi kronis yang
berhubungan dengan defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan
hiperurisemia. Gejala berupa nyeri sendi, mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi antara jari kaki,
nyeri, sakit, dan kaku.
5. Penyakit Jantung
Penyakit jantung koroner disebut juga dengan kondisi ketika pembuluh
darah jantung ( arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Kolesterol,
lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh
darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit
aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah
menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga aliran darah pada pembuluh
darah koroner yang fungsinya memberi O2 ke jantung menjadi berkurang.
Kurangnya O2 akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah, sakit dada,
serangan jantung bahkan kematian. Obesitas meningkatkan kerja jantung dan
kebutuhan oksigen dan berperan gaya hidup yang pasif. Lemak tubuh yang
berlebih (terutama obesitas abdominal) dan ketidakaktifan fisik berperan dalam
terbentuknya resistensi insulin. Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit
jantung koroner adalah rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik
napas, biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua lengan,
atau ke leher dan rahang, dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau
tertekan (Maulana, 2013).

83
6. Stroke
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh (global) yang berlangsung selama 24
jam atau lebih atau menyebabkan kematian tanpa adanya sebab lain yang jelas
selain vaskuler
Gejala stroke yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak
bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat
gangguan peredaran darah terjadi, maka gejala-gejala tersebut adalah:
1) Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak
2) Gangguan sensitibilitas pada satu atau lebih anggota badan
3) Perubahan mendadak status mental
4) Afasia (tidak dapat bicara lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan
memahami ucapan)
5) Ataksia anggota badan
6) Vertigo, mual, muntah, dan nyeri kepala
i. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
1. Usia
2. Merokok
3. Konsumsi alkohol yang berlebih
4. Kurang aktifitas fisik (sedentary lifestyle)
5. Kurang konsumsi serat
6. Obesitas sentral (abdominal obesity).

84
1.
2. Jangan biarkan luka sekcil apapun
Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :
1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar  kurang lebih ½ inchi  lebih panjang dari
kaki
2. Bentuk : Ujung sepatu  jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

85
LAPORAN KEGIATAN DAN SAP “POSYANDU” DI RW. 1 KELURAHAN
PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

RATNA SRI WIJAYANTI


POKJA KIA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

86
SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA


Topik : Imunisasi Pada Bayi dan Balita
Bidang Studi : Keperawatan Komunitas
Sasaran : Ibu – ibu yang mempunyai bayi dan balita di wilayah
Posyandu RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
Hari/Tanggal : 1) Rabu, 18 November 2020
2) Kamis, 19 November 2020
Waktu : 1) 08.00 – 09.00 WIB
2) 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
Mojokerto Penyuluh : RATNA SRI WIJAYANTI (Mahasiswa STIKES Majapahit)

A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang dimiliki Posyandu RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan
Kranggan , presentase ibu yang memiliki bayi dan balita tahun 2019 mengalami
peningkatan masalah kesehatan pada balita ditandai dengan kurangnya terpapar
informasi tentang pentingnya imunisasi pada balita dan self efficay yang rendah.
Setelah dilakukan survey ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya
pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dan ketepatan dalam pemberian
imunisasi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat
memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke Posyandu maupun ke
Puskesmas guna mendapatkan imunisasi lengkap.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :
a. Menyebutkan Pengertian Posyandu.

87
b. Menyebutkan Manfaat Posyandu
C. Materi
1. Pengertian Posyandu
2. Manfaat Posyandu

D. Metode
· Ceramah
· Tanya jawab

E. Media
· Poster
· Leaflet

F. Evaluasi
1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian Posyandu.
2. Ibu-ibu dapat menyebutkan manfaat Posyandu.

G. KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien

1. 5 Menit Pembukaan - Memperhatikan


- Mengucapkan salam - Memperhatikan
- Memperkenalkan mahasiswa - Memperhatikan
- dan pembimbing - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan kontrak waktu

2. 15 Menit Materi - Memperhatikan


- Menjelaskan tentang pengertian Posyandu - Memperhatikan
- Menjelaskan tentang manfaat Posyandu
- Mengemukakan
- Menjelaskan tentang Jenis Imunisasi
- Menjelaskan tentang Jadwal pemberian pendapat

88
Imunisasi - Memperhatikan
- Menjelaskan tentang Efek samping
Imunisasi
- Menjelaskan tentang Tempat memperoleh
Imunisasi
3. 5 Menit Evaluasi - Mengemukakan
- Memberikan kesempatan pada ibu untuk pendapat
bertanya - Bertanya
- Menanyakan pada ibu tentang materi yang - Memperhatikan
diberikan dan reinforcement kepada ibu bila
dapat menjawab &menjelaskan kem bali
pertanyaan/materi
- Memberikan kesempatan pada ibu untuk
bertanya
- Menjawab & menjelaskan pertanyaan

4. 5 Menit Penutup - Menjawab


- Menyampaikan terima kasih atas perhatian salam
dan waktu yang telah diberikan kepada
audien
- Mengucapkan salam

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a. Audien diharapkan menghadap ke arah mahasiswa.
b. Audien turut serta dalam kegiatan.
c. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a. Audien antusiasi terhadap materi penyuluhan
b. Audien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.

89
c. Audien mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
H. Evaluasi Hasil
1. Ibu hamil , ibu menyusui dan bapak mengetahui tentang penitngnya Posyandu.
2. Penyaji mereview materi dan warga dapat menjawab dengan benar 75% dari
pertanyaan penyuluh.

90
Lampiran Materi
POSYANDU
1. Pengertian
Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. judul artikel
(Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan, Fungsi, Manfaat  dan Pelaksanaan
Posyandu. KMS). Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
2. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain: 
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
b. Membudayakan NKBS
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
3. Kegiatan Posyandu
a. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
b. Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan
khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali  tidak melakukan penimbangan,
pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang
pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
c. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A. 
d. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200
gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
e. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu
f. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
Pelayanan Tambahan yang Diberikan 
a. Pelayanan bumil dan menyusui. 

91
b. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan
dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
c. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan
sebagainya.
d. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
e. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
f. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
h. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan
lingkungan pemukiman.
i. pemanfaatan pekarangan.
j. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
k. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
4. Manfaat Posyandu  
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
penanggulangan diare.
a. Kesehatan ibu dan anak
 Ibu:  Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas,
Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,
Imunisasi TT untuk ibu hamil.
 Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan
Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari
kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit.
 Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu.
Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan
mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari   data tersebut dapat diketahui
status pertumbuhan balita, apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya
untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

92
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS
dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.  Kriteria Berat Badan balita di
KMS:
- Berat badan naik : Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna,
berat badan bertamabah ke pita warna diatasnya.
- Berat badan tidak naik : Berat badanya berkurang atau turun, berat badan
tetap, berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di
bawahnya.
- Berat badan dibawah garis merah. Merupakan awal tanda  balita gizi buruk
Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua
balita yang menimbang ke posyandu.
b. Keluarga Berencana.
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB,
dan suntik KB.
c. Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.  Macam imunisasi
yang diberikan di posyandu adalah
 BCG untuk mencegah penyakit TBC.
 DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
 Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
 Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
 Campak untuk mencegah penyakit campak
Masyarakat (UKBM) pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan bagi ibu, bayi dan
Apa itu oleh, dari dan anak balita
posyandu??? bersama masyarakat,
Posyandu (Pos untuk
Pelayanan Terpadu) memberdayakan dan
merupakan salah memberikan
satu bentuk Upaya kemudahan kepada
Kesehatan masyarakat guna
Bersumberdaya memperoleh

93
Bagi masyarakat kapsul
Vitamin A dan
1. Memperoleh tablet tambah
kemudahan darah (Fe).
untuk 7. Memperoleh
mendapatkan penyuluhan
informasi kesehatan
dan terkait
pelayanan tentang
kesehatan kesehatan
bagi ibu, bayi, ibu dan anak.
dan anak 8. Apabila
balita. terdapat
Siapa 2. Pertumbuhan kelainan pada
anak balita bayi, anak
Sasaran terpantau balita, ibu
sehingga hamil, ibu
Posyandu? tidak nifas dan ibu
menderita menyusui
?? gizi kurang dapat segera
atau gizi diketahui dan
Seluruh
buruk. dirujuk ke
masyarakat, 3. Bayi dan anak puskesmas.
terutama : balita 9. Dapat berbagi
mendapatkan pengetahuan
 Bayi dan anak kapsul dan
balita Vitamin A. pengalaman
 Ibu hamil, ibu 4. Bayi tentang
memperoleh kesehatan
nifas dan ibu imunisasi ibu, bayi, dan
menyusui lengkap. anak balita.
5. Ibu hamil
 Pasangan usia
akan
subur terpantau
 Pengasuh anak. berat
badannya dan
memperoleh
tablet tambah
darah (Fe)
serta
imunisasi
Manfaat Tetanus
Toksoid (TT).
6. Ibu nifas
Posyandu memperoleh

94
Manfaat bagi kader a
1. Mendapatkan n
berbagai a
informasi  I
kesehatan lebih m
dahulu dan lebih u
lengkap. n
2. Ikut berperan is
secara nyata a
dalam si
perkembangan  G
tumbuh kembang i
anak balita dan Apa saja z
kesehatan ibu. kegiatan i
3. Citra diri posyandu?  P
meningkat di Kegiatan utama, e
mata masyarakat mencakup: n
sebagai orang Kesehatan Ibu c
yang terpercaya Dan Anak e
dalam bidang  K g
kesehatan. e a
4. Menjadi panutan l h
karena telah u a
mengabdi demi a n
pertumbuhan r D
anak dan g a
kesehatan ibu. a n
B P
e e
r n
e a
n n
c g

95
g masyarakat MS
u desa lainnya. .
l  Meja V:
a Pel
n ay
g an
a System 5 meja an
n dalam posyandu Ke
D Meja I : lua
i Pendaftaran. rg
a Meja II : a
r Penimbangan. Br
e. Meja III : en

Pengisian KMS. ca

 Meja IV : na

Pe &

ny Ke
Kegiatan se
ul
pengembangan/pilihan ha
uh
 Bina Keluarga ta
an
Balita (BKB) n :
pe
 Tanaman Obat -I
ro
Keluarga m
ra
(TOGA) un
ng
 Bina Keluarga isa
an
Lansia (BKL) si,-
be
 Pos Pe
rd
Pendidikan m
as
Anak Usia Dini be
ar
(PAUD) ria
ka
 Berbagai n
n
program vit
K
pembangunan am

96
in ba
A gia
Do n
sis pil
Ti ata
ng u
gi ko
be nd
ru o
pa
ob
m,
-
Manfaa
at
tet
Pe
ng
at
es
ke
ob
ata
Posyan
m n du
ul rin
ut ga
tia n,-
p Ko
bu sul
lan tas
Fe i
br KB
ua -
ri Ke
da se
n ha
Ag ta OLEH:
RATNA SRI WIJAYANTI
ust n.
us,
-P
em

97
Umi Nurkhayati

Stikes Majapahit
Mojokerto

98
99
LAPORAN KEGIATAN DAN SAP “POSYANDU” DI RW. 1 KELURAHAN
PANGGREMAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO

Oleh :

MAHASISWA STIKES MAJAPAIT MOJOKERTO

RATNA SRI WIJAYANTI


POKJA KIA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020

100
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN JIWA

Topik : Kesehatan Jiwa di Masyarakt


Bidang Studi : Keperawatan Komunitas
Sasaran : Semua warga Posyandu RW. 1 Kelurahan Panggreman
Kecamatan Kranggan
Hari/Tanggal : Minggu, 29 November 2020
Waktu : 08.00 WIB sampai selesai
Tempat : RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan
Mojokerto Penyuluh : RATNA SRI WIJAYANTI (Mahasiswa STIKES Majapahit)

A. Latar Belakang
Terdapat 1 orang ODGJ di RW. 1 Kelurahan Panggreman Kecamatan Kranggan.
Menurut WHO masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah
yang sangat serius. Pendrita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan
diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu
yang menderita penyakit medis, diantaranya: dikeluarkan dari sekolah,
diberhentikan dari pekerjaan, diceraikan oleh pasangan, hingga ditelantarkan oleh
keluarga, bahkan sampai ada di pasung. Karena stigma bahkan keluarganya seakan
dikucilkan, membuat para orang dengan gangguan jiwa enggan bersosialisasi dan
menghilangkan martabat dalam hidup mereka. Alih-alih mereka dirangkul dan
diberi dukungan tetapi mereka dikucilkan dalam kehidupan sosial
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang kesehatan jiwa sehingga warga
mengerti tentang kesehatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang kesehatan ibu-ibu dapat :
a. Menyebutkan pengertian sehat jiwa.

101
b. Menyebutkan macam gangguan jiwa
c. Menjelaskan cara mengatasi stress
C. Materi
1. Pengertian sehat jiwa
2. Macam gangguan jiwa
3. Mengatasi stress

D. Metode
· Ceramah
· Tanya jawab

E. Media
· Poster
· Leaflet

F. Evaluasi
1. Warga dapat menyebutkan pengertian sehat jiwa.
2. Warga dapat menyebutkan macam gangguan jiwa
3. Warga dapat menjelaskan cara mengatasi stress.

G. KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien

1. 5 Menit Pembukaan - Memperhatikan


- Mengucapkan salam - Memperhatikan
- Memperkenalkan mahasiswa - Memperhatikan
- dan pembimbing - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan kontrak waktu

2. 16 Menit Materi - Memperhatikan

102
- Menyebutkan pengertian sehat jiwa. - Memperhatikan
- Menyebutkan macam gangguan jiwa - Mengemukakan
- Menjelaskan cara mengatasi stress pendapat
- Memperhatikan

3. 5 Menit Evaluasi - Mengemukakan


- Memberikan kesempatan pada ibu untuk pendapat
bertanya - Bertanya
- Menanyakan pada ibu tentang materi yang - Memperhatikan
diberikan dan reinforcement kepada ibu bila
dapat menjawab &menjelaskan kem bali
pertanyaan/materi
- Memberikan kesempatan pada ibu untuk
bertanya
- Menjawab & menjelaskan pertanyaan

4. 5 Menit Penutup - Menjawab


- Menyampaikan terima kasih atas perhatian salam
dan waktu yang telah diberikan kepada
audien
- Mengucapkan salam

VIII. Kriteria Evaluasi


3. Evaluasi Struktur
d. Audien diharapkan menghadap ke arah mahasiswa.
e. Audien turut serta dalam kegiatan.
f. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
4. Evaluasi Proses
d. Audien antusiasi terhadap materi penyuluhan

103
e. Audien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Audien mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
H. Evaluasi Hasil
a. Warga mengerti tentang kesehatan jiwa

104
Lampiran Materi
KESEHATAN JIWA

1. Pengertian
Sehat adalah kondisi yang meliputi sehat fisik, sehat jiwa dan sehat sosial
2. Sehat jiwa adalah:
a. Perasaan senang dan bahagia
b. Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan hidup sehari-hari
c. Dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri
d. Melakukan kegiatan yang bermanfaat
e. Aktif menyumbangkan tenaga, pikiran dan kepedulian kepada keluarga dan
masyarakat sekitar
3. Macam Gangguan Kejiwaan
a. Gangguan kecemasan, stress, depresi
Gangguan kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum, gangguan
kecemasan sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan merupakan gangguan
kejiwaan yang membuat penderitanya merasa cemas dan gelisah, serta sulit
mengendalikan perasaan tersebut.
Ketika mengalami gangguan kecemasan, seseorang bisa merasakan gejala berupa
banyak berkeringat, detak jantung yang cepat atau dada berdebar, merasa pusing,
susah berkonsentrasi, sulit tidur, serta merasa cemas dan khawatir hingga sulit
menjalani aktivitas sehari-hari.
b. Gangguan kepribadian
Seseorang dengan gangguan kepribadian cenderung memiliki pola pikir, perasaan,
atau perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Jenis
gangguan kepribadian terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
 Tipe eksentrik, seperti gangguan kepribadian paranoid, skizoid, skizotipal, dan
antisosial
 Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan kepribadian narsistik, histrionik,
dan ambang (borderline)

105
 Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian obsesif kompulsif,
menghindar (avoidant), dan ketergantungan (dependen)
c. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa parah yang menyebabkan
munculnya pemikiran dan persepsi yang tidak normal, misalnya penyakit
skizofrenia. Orang yang mengalami gangguan psikotik akan mengalami
halusinasi, mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi, dan bahkan
mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
d. Gangguan suasana hati
Perubahan mood yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal terjadi,
apalagi jika memang ada faktor pencetusnya, misalnya stres, kelelahan, atau
tekanan batin. Namun, orang yang menderita gangguan suasana hati bisa
mengalami perubahan mood atau suasana hati yang ekstrem dan dalam waktu
cepat. Misalnya, dari mood yang stabil, tiba-tiba sedih, lalu sangat bahagia dan
bersemangat dalam waktu yang cepat. Jenis gangguan jiwa yang membuat
suasana hati cepat berubah meliputi depresi, gangguan bipolar, dan gangguan
siklotimik.
e. Gangguan makan
Gangguan makan adalah gangguan jiwa serius yang membuat perilaku makan
seseorang terganggu. Kondisi ini sering kali dapat membuat penderitanya
mengalami masalah gizi, misalnya kurang gizi atau justru obesitas. Contoh dari
gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, serta binge-
eating disorder atau gangguan makan berlebihan.
f. Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan
Orang dengan gangguan pengendalian impuls tidak dapat menahan dorongan
untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang
lain, misalnya berjudi, mencuri (kleptomania), dan menyulut api (piromania).
Sedangkan gangguan perilaku adiksi atau kecanduan biasanya disebabkan oleh
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang atau narkoba. Tak hanya itu,
seseorang juga bisa kecanduan aktivitas tertentu, seperti seks, masturbasi, atau
berbelanja.

106
g. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Gangguan jiwa yang satu ini ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang
tidak terkendali terhadap sesuatu, sehingga mendorong penderitanya untuk
melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang.
Orang yang menderita OCD bisa terobsesi dengan angka tertentu, misalnya angka
3. Hal ini akan membuatnya merasa perlu melakukan aktivitas tertentu, seperti
mencuci tangan atau mengetuk pintu sebanyak 3 kali. Jika hal tersebut tidak
dilakukan, penderita OCD akan merasa risih dan khawatir secara berlebihan.
h. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
PTSD dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis atau
mengerikan, seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian orang terdekat, atau
bencana alam.
Orang yang menderita PTSD biasanya akan sulit melupakan pikiran atau peristiwa
yang tidak menyenangkan tersebut.
Apa pun jenisnya, macam-macam gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang
perlu diobati oleh psikolog atau psikiater. Apabila tidak ditangani dengan baik,
gangguan jiwa yang dialami bisa semakin parah dan berpotensi membuat mereka
menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala gangguan jiwa,
segera cari bantuan ke psikiater. Untuk menentukan diagnosis gangguan jiwa pada
penderita, psikiater akan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Setelah itu, penderita
akan mendapatkan penanganan dan pengobatan sesuai jenis gangguan jiwa yang
dialaminya.
4. Cara Mengatasi Stress
 Jaga kesehatan dengan cara:
o olahraga/aktivitas fisik teratur
o tidur cukup
o makan bergizi
seimbang,
o terapkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

107
 Lakukan kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuan
 Berpikir positif
 Tenangkan pikiran & kembangkan hobi
 Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
 Meningkatkan ibadah sesuai dengan agama masing-masing
Latihan untuk mengurangi Stress
 Duduk dengan posisi santai dan nyaman, bayangkan hal yang menyenangkan
dengan mata terpejam.
 Tarik napas dari hidung dalam 3 detik, lalu hembuskan napas dari mulut
dalam 3 detik, sambil membayangkan seolah-olah beban pikiran dilepaskan.
Tahan selama 3 detik sebelum ambil napas lagi. Ulangi selama 5 – 10 menit.
 Mensyukuri nikmat dari Tuhan YME, ikhlas dan sabar.

108
109
110

Anda mungkin juga menyukai