Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap masalah yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen
utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri. Analisa diri sendiri merupakan dasar utama
untuk dapat memberikan asuhan yang berkualitas. Dengan menyadari sistem nilai yang
dimilikinya seperti nilai budaya, nilai keluarga dan agama yang dianutnya, perawat akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang ia miliki.
Sebelum perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien perawat harus dapat
mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan.
Kesadaran diri akan membuat perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien.
Sebagai perawat kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya
agar kita dapat menggunakan diri kita secara terapeutik. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan perawat harus bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya.
Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya bertanggung jawab atas perilakunya
dan mampu mengatasi semua kelemahannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kesadaran diri?


2. Bagaimana untuk meningkatkan kesadaran diri?
3. Apa yang harus dilakukan perawat dalam menganalisa diri?

1
C. Tujuan

Tujuan Umum :

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran intrapersonal dalam hubungan
interpersonal perawat-klien.

Tujuan Khusus :

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu kesadaran diri.


2. Mahasiswa mampu untuk meningkatan kesadaran dirinya.
3. Mmahasiswa dapat meningkatkan hubungan interpersonal perawat-klien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesadaran Diri

Kesadaran diri merupakan salah satu prasyarat sebelum perawat melakukan komunikasi
terapeutik dengan klien. Untuk dapat meningkatkan kesadaran dirinya, perawat perlu menjawab
“Siapakah saya?” Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi
maupun sebagai pemberi pelayanan. Kesadaran diri akan membuat perawat dapat menerima
perbedaan dan keunikan klien.
Ada dua konsep (teori) relevan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kesadaran diri
yaitu Johari Window dan Iceberg model fo human personality.

Perilaku, Pikiran dan Perasaan Seseorang di Lihat dari Teori Johari Window.
Jendela Johari (Johari Window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh
Joseph Luth dan Harry Ingram (karenanya disebut Johari). Jendela Johari pada dasarnya
menggambarkan tingkat saling pengertian antar orang yang berinteraksi. Jendela Johari ini
mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat kuadran.
Johari Window dalam Stuart G.W. (1998) menggambarkan perilaku, pikiran dan perasaan
seseorang dalam 4 kuadran :
1 2
Diketahui oleh diri Hanya diketahui oleh
sendiri dan orang lain orang lain

3 4
 Kuadran 1 (Open)
Hanya diketahui oleh Tidak diketahui oleh
Merujuk kepada perilaku,
diri sendiri siapapun
perasaan, dan motivasi yang diketahui
oleh diri kita sendiri dan orang lain. Hal-
hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang yang
“Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat tangan atau

3
secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.

 Kuadran 2 (Blind)
Sering juga disebut kuadran buta karena hanya diketahui oleh orang lain. Merujuk kepada
perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri
kita sendiri. Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-
perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya. Sebagai contoh, ia
bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati
dan sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering
disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur
dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.

 Kuadran 3 (Hidden)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri,
tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi
orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan
hubungannya dengan orang lain.

 Kuadran 4 (Unknown)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak diketahui, baik oleh diri kita
sendiri ataupun oleh orang lain.
Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika
dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang
diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara
kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi.
Ada 3 prinsip yng dapat diambil dari Johan Window yaitu:
1. Perubahan satu kuadran dapat merubah kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya
kurang (perilaku dan perasaan rendah).
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran paling tinggi.

4
B. Peningkatan Kesadaran Diri

Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap masalah yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik.
Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri. Analisa diri sendiri merupakan dasar
utama untuk dapat memberikan asuhan yang berkualitas. Kesadaran diri dapat ditingkatkan
melalui tiga cara:
1. Mempelajari diri sendiri (self evaluation)
Untuk menjadi seseorang (diri yang utuh) ada empat aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
- Tubuh (struktur, fungsi, bentuk dan penggunaan bahasa tubuh).
- Pengalaman subjectif.
- Hubungan dengan orang lain.
- Perasaan-perasaan yg muncul tanpa disadari ketika berinteraksi atau mendapat pengalaman
baru.
2. Belajar dari orang lain
Banyak sekali sifat dan perilaku yg tidak kita sadari tetapi orang lain melihat atau
merasakannya. Dengn itu seseorang perlu mempelajari sikap dari orang lain yang lebih agar
dapat memperbaiki dirinya sendiri.
3. Mengembangkan sikap terbuka.
Dengan terbuka pada orang lain seseorang akan merasa aman ketika berinteraksi karena
tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Bisa dilatih dengan cara sering berkenalan dengan orang
baru.

C. Iceberg Model of human personality

Iceberg model of human personality adalah model ini menekankan adanya “sifat
berlawanan” dalam kepribadian seseorang, (Geldard, D. 1998). Dengan memahami model ini

5
perawat bisa menerima adanya “the hidden part of me” dari dirinya maupun klien yaitu adanya
sifat kurang baik dalam dirinya. Kesadaran ini akan memudahkan perawat dalam mengubah
perilakunya ke arah yang lebih baik. Kesadaran diri ini sangat penting kaarena anda dan
bagaimana orang lain memandang diri anda akan memengaruhi interaksi anda secara
keseluruhan (Rahmat, J. 1996).

D. Hal yang Perlu Diperhatikan Perawat dalam Menganalisa Diri

a. Kesadaran tentang Uniknya Sistem Nilai Tiap Individu.


Apa dan bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh seseorang akan memengaruhi dirinya
pada saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan menyadari sistem nilai yang dimilikinya seperti
nilai budaya, nilai keluarga dan agama yang dianutnya, perawat akan siap mengidentifikasi
situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang ia miliki.
b. Klarifikasi Nilai
Pelajaran bahwa individu mempunyai tata nilai, pengalaman, kepercayaan, dan
kehidupan yang berlainan.
c. Eksplorasi Perasaan.
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain. Sebagai perawat kita perlu terbuka dan
sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara
terapeutik. Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan membuat klien merasa
tidak nyaman dan karena adanya “pemindahan perasaan” (transfer feeling) mungkin klien akan
menjadi cemas juga.

d. Kemampuan Menjadi Model.


Seorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat diteladaninya dalam mengubah
perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu menjadi model bagi
klien dalam menjalani kehidupannya.
e. Panggilan Jiwa (Altruisme)

6
Perawat harus menjawab pertanyaan, “Mengapa saya ingin menolong orang lain?”.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas tanpa
pamrih. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena itu perawat
perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbangan antara altruisme dengan
reward akan memengaruhi bagaimana perawat menolong kliennya.
f. Etika dan Tanggung Jawab.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat harus bertanggung jawab terhadap
semua tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya
bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua kelemahannya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Kesadaran diri perawat merupakan dasar utama dalam membina hubungan terapeutik dengan
klien. Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap masalah yang dialami. Agar dapat memberikan pelayan kesehatan kepasa orang lain
untuk memperoleh kesembuhan.

B. Saran
Tingkatkanlah kesadaran diri dengan ketiga cara tersebut, karena kesadaran diri itu
sangatlah penting bagi seorang perawat.

DAFTAR PUSTAKA

- Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC


- Hamid, A.Y.S .1996. Komunikasi Terapeutik. Jakarta
- Keliat, B. A. 1996, Hubungan Trerapetik Perawat Pasien. Jakarta:EGC

8
9

Anda mungkin juga menyukai