Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

IMMUNOSEROLOGI - II
(Immunokromatografi)

Disusun Oleh :
Kelompok V

Adhy Ackmal
Ayu Astuti
Dian Islamiati
Ega Rezkina
Ega Wulandari

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Tugas makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Immunoserologi - II

Penulis menyadari bahwa dalam penuisan makalah ini masih terdapat banyak
kekeliruan. Untuk itu penulis membuka diri terhadap saran serta kritik yang sifatnya
kontruktif guna penyempurnaan makalah di hari esok

Akhirnya, semoga makalah ini memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan terkhusus kepada penyusunannya sendiri.

Kendari, Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….…1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………........1
1.3. Tujuan………………………………………………………………………..2
1.4. Manfaat………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Immunokromatografi.……………………………………………3
2.2. Pemeriksaan Laboratorium Metode Immunokromatografi……….…………3
2.3. Immunokromatografi Assay Terapan Pada Penyakit Infeksi Bakterial ..….13
2.4. Kekurangan dan Kelemahan Immunokromatografi...……...………………17
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………….……………...18
3.2. Saran…………………………………………………………….………….18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis dari
teknologi uji aglutinasi latex yang berwarna yaitu uji serologi yang telah
dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan piots untuk penyakit
Arthritisrheumatoid. Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran
samping (lateral flow test) atau dengan singkat disebut uji strip (strip test)
tergolong dalam kelompok imuno ASSAY berlabel sampel seperti imunofluerens
(IF) dan imuno enzim (EIA).
Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji laboratorium
yang handal sehingga amat dibutuhkan di negara sedang berkembang.
Imunokrimatografi assay tidak membutuhkan alat canggih (mikroskop kliorogens
dan radio conts) untuk membacanya cukup hanya dengan melihat adanya
perubahan warna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih pratktis.

1.2. Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan immunokromatografi ?
- Apa saja pemeriksaan laboratorium yang menggunakan metode
immunokromatografi ?
- Bagaimana immunokromatografi assay terapan pada penyakit infeksi
bakterial ?
- Bagaimana kekurangan dan kelemahan dari immunogromatografi ?

1
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari immunokromatografi
- Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium apa saja yang menggunakan
metode immunokromatografi
- Untuk mengetahui immunokromatografi assay terapan pada penyakit infeksi
bakterial
- Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari immunogromatografi

1.4. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang Immunokromatografi dan apa saja
manfaat immunokromatografi dalam masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Immunokromatografi


Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran samping (lateral
flow test) atau dengan singkat disebut uji strip (strip test) tergolong dalam
kelompok imuno ASSAY berlabel sampel seperti imunofluerens (IF) dan imuno
enzim (EIA).
Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis dari
teknologi uji aglutinasi latex yang berwarna yaitu uji serologi yang telah
dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan piots untuk penyakit
Arthritisrheumatoid.
Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji laboratorium
yang handal sehingga amat dibutuhkan di negara sedang berkembang.
Imunokrimatografi assay tidak membutuhkan alat canggih (mikroskop kliorogens
dan radio conts) untuk membacanya cukup hanya dengan melihat adanya
perubahan warna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih pratktis.

2.2. Pemeriksaan Laboratorium Metode Immunokromatografi


HbsAg
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan HbzAg Rapid test
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam serum
penderita

3
Prinsip :
Imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada bantalan
sampel bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs
(antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran
untuk berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan
menghasilkan garis warna.

Dasar teori :
HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan
serum atau plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg
dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg
antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel serum
atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg
antibodi, campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane
kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane dan menghasilkan
suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang
berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang negatif.

Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi
2. Serum
3. Strip HBsAg atau strip ACON

b) Analitik

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Siapkan serum dalam tabung reaksi

3. Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya

4. Celupkan kedalam seru, biarkan selama 15 menit

4
5. Amati hasil test yang terjadi

c) Pasca analitik
1. Positif (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan test
2. Invalid : tidak terjadi garis merah pada control test
3. Negatif (-) : terdapat satu garis pada control

Plano test
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan Plano Test
Metode : Imunokromatografi
Tujuan :
HCG merupakan suatu tahap tes yang menggunakan urine secara
imunokromatografi untuk mendeteksi adanya human karionik gonadotropin
dalam urine dan juga mendeteksi adanya kehamilan
Dasar teori :
HCG (hormone charionoc Gonadotronpin) merupakan hormone yang
dihasilkan oleh plasenta yang mencapai puncaknya pada 8 minggu kehamilan
kemudian untuk kembali keminggu-mingu berikutnya hormone ini adalah
hormone yang disekresi oleh sel-sel troboflas kedalam cairan ibu Negara
setelah nidasi terjadi. HCG dalam urin dapat digunakan untuk penentuan
kehamilan dengan cara sederhana penentuan kehamilan dengan menggunkan
urin dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara biologis dan
cara immunologic. Percobaan biologic dengan 3 cara yaitu cara ascheim
zondek, cara friendam,  dan caragali mainini.Sedangkan pemeriksaan secara
imunologic dapat dilakukan secara langsung dengan cara direct latex
aglutination  (DLA) atau cara tidak langsung denganlatex aglutination
inhibitor serta dengan cara hemaglutination inhibitiom  (HAI).

5
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Test strip
3. Urine

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Celupkan strip kedalam urine selama 10-15 detik
3. Keluarkan kemudian baca hasilnya setelah 3 detik

c) Pasca analitik
1. Positif : jika ada dua garis pada daerah control dan test
2. Negatif : jika terdapat satu garis pada daerah control
3. Terjadi aglutinasi

Narkoba
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan Test Narkoba
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya narkoba pada pasien
Prinsip :
Berdasarkan prinsip pemeriksaan Imunokromatografi methamphetamine
akan terbentuk garis merah jika terdapat narkoba jenis mertham pethamin.

Dasar Teori :
Berdasarkan reaksi imunokromatografi di mana urine yang mengandung
narkoba berkaitan dengan obatconjugate untuk mengikat antibody dalam strip.
Urine yang mengandung obat(narkoba) akan memberikan satu garis warna

6
pada strip, sedangkan urine yang tidak mengandung narkoba akan
memberikan 2 garis warna pada strip.

Alat dan Bahan


1. Strip test narkoba
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Timer
5. Urine

b) Analitik
. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
. Pipet sebanyak 100µl dalam tabung reaksi
. Celupkan strip kedalam tabung tersebut yang berisi urine
. Keluarkan kemudian baca hasilnya.

c) Pasca Analitik
1. Positif : jika terbantuk satu garis
2. Negative : jika terbentuk 2 garis
3. Invalid : tidak terbentuk garis warna pada control dan test

Pemeriksaan Dengue
Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan yang penting
di Indonesia, sebab prevalensinya maupun angka kematiannya tergolong tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang termasuk virus Arbo.
a) Pra Analitik
Judul : Pemeriksaan Dengue
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus dengue dalam tubuh

7
Prinsip :
Bila antibody lgM dan lgG dari virus dengue dalam sampel akan
ditemukan secara spesifik oleh antibody anti human lgM dan lgG yang terikat
pada membrane netro selulosa sebagai fase padat, kemudian berikatan dengan
anti dengue yang telah membentuk kompleks dengan gold babelled anti
dengue monokorald antibody dan member warba pink pada garis test.

Alat dan bahan


1. Tabung reaksi
2. Tes acon
3. Serum

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Teteskan serum atau plasma pada strip acon sebanyak 10 tetes
3. Tambahkan larutan buffer sebanyak 3 tetes
4. Baca hasil setelah 5-15 menit

c) Pasca analitik
1. Positif (+) : terrdapat2 garis warna pada daerah control dan test
2. Negative (-) : hanya terbentuk satu garus pada daerah control
3. Invalid : tidak terbentuk garis warna

Pemeriksaan HIV
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan HIV
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk Mengetahui Adanya Human Imuno Defisiensi Virus
pada serum pasien

8
Prinsip :
Ultra rapid test device (serum/plasma) adalah bersifat kualitatif
selaputnya memiliki kekebalan dengan system antigen ganda untuk
mendeteksi antibody terhadap antibody HIV dalam serum atau plasma

Dasar Teori :
HIV adalah agen penyebab acquired immunedefisiency syndrome (AIDS)
virus ini berkembang lewat lapisan luar lipid yang dibawah dari membrane sel
inang. Beberapa virus gliko protein menepati lapisan luar tersebut, setiap virus
memiliki 2 salinan anti positif genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien
denan AIDS dan AIDS hubungan kompleks dan dari orang sehat potensi
resiko yang tinggi untuk mengembangkan AIDS. HIV 2 terisolasi dari pasien-
pasien AIDS di afrika barat dan dari individu-individu yang tidak memiliki
gejala sero positif. Keduanya HIV 1 dan HIV 2 mndatangkan suatu respon
kekebalan. Pemeriksaan antibody HIV dalam serum atau plasma merupakan
cara yang umum yang lebih efisien untuk menentukan apakah seseorang tak
terlindungi dari HIV fan melindungi darah dan elemen-elemen yang
dihasilkan darah untuk HIV. Perbedaan dalam sifat-sifat biologis,aktifitas
serologis, dan deretan genom, HIV 1 dan 2 positif sera dapat diidentifikasi
dengan menggunakan tes serologis dasar HIV.

Alat dan Bahan :


1. Pipet tetes
2. Strip HIV
3. Tabung reaksi
4. Serum
5. Reagen HIV/Buffer HIV

9
b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pindahkan tes device dari kantung pembungkus dan gunakan sesegera
3. Mungkin hasil terbaik akan didapatkan jika pengujiannya dikerjakan
dalam satu jam
4. Tempatkan tes device pada permukaan yang bersih dan bermutu atau
permukaan yang tinggi
5. Pegang penetes secara partikel teteskan 1 tetes serum/plasma (sekitar 25
µl), kemudian tanbahkan satu tetes larutan beffer sekitar 40 ul.
6. Tunggu sampai garis merah terlihat. Hasil akan terbaca dalam 10 menit.

c) Pasca analitik
Intesitas dari warna merah garis daerah test (T) akan berubah tergantung
dari konsentrasi antibody HIV yang ada pada sampel. Oleh karena itu adanya
beberapa bayangan merah didaerah test dapat diperiksa positif.

Pemeriksaan HCV
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan anti HCV
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis C dalam serum
Dasar teori :
Tes human anti HCV lgG antibody dikembangkan untuk mendeteksi
sirkulasi anti HCV lgG antibody dinyatakan sebagai petunjuk infeksi hepatitis
C virus, tes ini berdasarkan prinsip yang menggunakan rekombinan HCV
protein sebagai viral antigen. Pada langkah pertama anti HCV lgG dalam
specimen bila ada akan terikat pada protein rekombin;an HCV yang dilabel
pada permukaan sumur microtitir.

10
Setelah inkubasi bagian specimen yang tidak terikat akan dipisahkan
melalui pencucian, pada pencucian ke dua anti human lgG konjugat
ditambahkan akan mengikat antibody spesifik manusia anti HCV lgG pada
permukaan sumur akan membentuk sandwich complex.

Alat dan bahan


1. Pipet tetes
2. Strip Anti HCV
3. Tabung reaksi
4. Serum sampel
5. Reagen HCV / buffer HCV

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tempatkan kemasan strip pada temperature ruangan sebelum dibaca
3. Siapkan serum dalam tabung reaksi kemudian diambil kurang lebih satu
tetes serum, lalu masukan strip HCV setelah itu masukan buffer HCV
kurang lebih 2 tetes.
4. Tunggu sampai muncul garis merah pada strip

c) Pasca analitik
1. (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2. (-) : terbentuk satu garis pada daerah control
3. Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

11
Pemeriksaan Anti HbsAg
a) Pra analitik
Judul : Pemeriksaan anti HBs
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui adanya antibody dalam serum.
Prinsip :
Serum diteteskan kedalam wadah dan reaksi yang terjadi
akan memberikan hasil dengan tanda garis

Dasar teori :
Viral hepatitis adalah penyakit infeksi yang umumnya sering disebabkan
oleh virus hepatitis B (HBV) yang menjangkit hampir 5% dari populasi dunia
dengan beberapa variasi setempat, penyakit ini dapat timbul tanpa gejala,
akut(dengan kasus berat dan kematian) atau hepatitis kronik yang akan
memburuk ke erisis dan atau hepatocalullar carcinoma dan kematian. Penyakit
ini biasanya ditularkan melalui pertikaran cairan tubuh antara seseorang yang
sehat dengan orang yang sakit.

Alat dan Bahan :


1. Strip anti HBs
2. Tabung reaksi
3. Tips
4. Tissue
5. Serum

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Darah dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
3. Buka strip anti HBs dari kemasannya

12
4. Celupkan strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum
5. Biarkan selama 15 menit , angkat dan baca hasilnya

c) Pasca analitik
1. (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2. (-) : hanya terdapat 1 garis pada daerah control
3. Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

2.3. Immunokromatografi Assay Terapan Pada Penyakit Infeksi Bakterial

Penyakit demam tipoid


Demam tifoid (typoid fever) atau yang lebih terkenal dengan penyakit tifus
ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyerang
anak-anak bahkan orang dewasa. Penyebab penyakit tersebut adalah bakteri
salmonella typhi.
Gejala-gejala yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual,
muntah, demam tinggi, sakit kepala dan diare kadang-kadang bercampur darah.
Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu di sebabkan oleh karena
melalui makanan atau pun minuman yang sudah tercemar oleh agen penyakit
tersebut. Biasa juga, karena penanganan yang kurang begitu higienis atau pun
juga disebabkan dari sumber air yang sering digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari.
1. Pemeriksaan Widal
a) Pra Analitik
Judul : Pemeriksaan widal
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap
antigen salmonella sp. dalam serum.
Metode : Slide
Prinsip :

13
Adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam
serum sampel akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen
widal. Reaksi dengan adanya aglutinasi.

Alat dan Bahan


1. Serum
2. Reagen Widal
3. Rotator atau batang pengaduk
4. Pipet tetes
5. Slide

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet satu tets serum (20µ) keadaan lingkaran yang terdapat dalam slide
dengan kode O,H,HA dan CP dan CN
3. Tambakan masing-masing satu tetes reagen widal sesuia dengan kode slide,
begitu pula pada CN dan Cp
4. Campur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda dan lebarkan
kemudian goyang-goyangkan selama satu menit
5. Amati reaksi yang terjadi.

14
c) Pasca Analitik
1. Positif : Bila terjadi aglutinasi
2. Negative : Bila tidak terjadi aglutinasi

Imunoassay untuk Penyakit Sifilis
Immunoassay untuk sifilis memegang peranan yang penting dalam diagnosis
laboratorium dari penyakit sifilis ,sebab perjalanan penyakit lama dan sampai
dewasa ini T. pallidum belum berhasil untuk dibenihkan pada suatu media
perbenihan . Sedangkan pemeriksaan secara langsung (mikroskopis) hanya dapat
dikerjakan pada bahan yang diambil dari lesi lues (ulcus durum,condylomata
lata,dan reseola) yang seringkali hanya muncul dalam waktu yang relative
singkat dan sering member hasil yang negative semu.
Suatu infeksi dengan suatu kuman,umumnya akan membangkitkan
pembentukan antibody pada tubuh penderita.Demikian juga halnya pada infeksi
dengan T.pallidum . pembentukan antibody pada penderita sifilis baru terjadi
setelah agak lama penderita menderita penyakit tersebut,yaitu dimulai pada akhir
stadium pertama atau permulaan stadium kedua.
Hal ini terutama disebabkan oleh karena kuman ini diliputi oleh suatu
selaput mucoid yang menyebabkan kuman ini menjadi kebal terhadap
fagositosis. Baru setelah kuman ini agak lama berada dalam tubuh atau telah
menyebar ke kelenjar lemfe regional(akhir stadium pertama), pembentukan
antibody humoral yang nyata mulai terjadi.

1. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Laboratory)

a) Pra Analitik
Judul     : Pemeriksaan VDRL(Veneral Disease Research Laboratory)
Metode : Kualitatif
Tujuan :Untuk menentukan ada tidaknya reaksi antara
serum penderita dengan antigen lipoid

15
Prinsip :
Adanya antibody regain (antibody non treponema) dalam serum
penderita akan bereaksi dengan antigen lipoid yang terkandung dalam
reagen VDRL membentuk presipitan.

Dasar teori :
Ada tiga jenis pemeriksaan sipilis yaitu VDRL (Veneral Disease
Reseach Laboratory) , RPR (Rapiud Plasma Reagin) , dan TPHA
(Treponema phalid hemaglutination). Untuk VDRL dan RPR mendeteksi
antibody non tropenema,sedangkan TPHA untuk mendeteksi antibody
troponema phalida. Pemeriksaan VDRL , yaitu pemeriksaan yang di pakai
untuk penyakit sifilis.

Alat dan Bahan


1. Slide
2. Clinipet
3. Batang pengaduk
4. Centrifuge
5. Tips
6. Tissue
7. Reagen VDRL
8. Serum

b) Analitik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet pada tempat berbeda 1 tetes serum sampel , control positif dan
control negative
3. Tambahkan masing-masing reagen VDRL lebarkan dan goyang-
goyangkan ± 8 menit

16
c) Pasca Analitik
1. Reaktif (+) : jika terbentuk agregan besar ditengah dengan
dipinggir lingkaran
2. Weak (positif lemah) : jika agregatnya halus pada pinggir lingkaran
3. Non Reaktif : jika terbentuk agregat

2.4. Kekurangan dan Kelemahan Immunokromatografi


1. Format yang disukai oleh pemakai (teknisy laboratorium)

2. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes amat singkat

3. Stabil untuk jangka panjang dan dalam tantangan iklim yang luas

4. Kerjanya amat praktis

5. Baru dalam pemeriksan kualitatif belum kuantitatif

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran samping (lateral
flow test) atau dengan singkat disebut uji strip (strip test) tergolong dalam
kelompok imuno ASSAY berlabel sampel seperti imunofluerens (IF) dan imuno
enzim (EIA).
Macam-macam imunokromatografi:
1.        HbsAg
2.        Narkoba
3.        Pemeriksaan dengue
4.        HIV
5.        Plano test
6.        Anti HbsAg
7.        HCV

3.2. Saran
Pembaca harus mengetahui mengenai pemeriksaan metode
immunokromatografi serta harus lebih teliti dalam pengaplikasian metode
tersebut

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahli Teknologi Laboratorium Medik. 2015. Immunokromatografi Assay (ICA).


Available at http://www.atlm.web.id/2015/04/makalah-
imunokromatografi-assay-ica.html (Diakses 11 Juni 2019)

Satriyani. 2011. Immunokromatografi. Available at


https://www.academia.edu/11345921/IMUNOKROMATOGRAFI_s
end (Diakses 11 Juni 2019)

iii

Anda mungkin juga menyukai