Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2


Dosen Pengampu : Reni Devianti Usman,M.Kep,Sp.KMB

“Asuhan Keperawatan Pada Klien Stroke”

Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Kelas : 2C
Nama :
- Nesi Arsita (P003200190127)
- Sri ramdina (P003200190140)
- Mega putri sinumo (P003200190120)
- Wilda hardianti (P003200190147)
- Ultri (P003200190142)
- Novi arista pratama (P003200190129)
- Wulandari (P003200190149)
- Farhan yuda Ananta (P003200190114)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
SEMESTER 4
2021
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur kita kepada Allah swt yang
telah
memberikan kekuatan, ketabahan, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada
kita dalam melaksanakan perkuliahan secara daring/online pada lingkup Poltekkes
Kemenkes Kendari, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan sebuah
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah 2 dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada klien Stroke” tepat pada waktunya. Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen pengampu yang telah memberikan topik makalah dan
gambaran mengenai topik tersebut sehingga kami dapat lebih terarah dalam
menyusun makalah ini. baik andilnya dalam mencari, memilah materi, dan
menyusun makalah serta kepada yang mengumpulkan print out makalah kami
terimakasih kepada dosen pengampu. Semoga kita semua selalu dalam lindungan
Allah subhana wata’ala dan diberkahi kesehatan dalam masa pandemi seperti
sekarang ini, dan semoga pandemic ini segera berlalu sehingga kita semua dapat
berkumpul kembali untuk melaksanakan perkuliahan secara normal di kampus
kita tercinta. Aamiin.
Selaku penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, apabila menemukan kekurangan dalam makalah ini, kami sangat
mengharapkan serta menerima kritik dan saran yang mendukung dari pembaca
khususnya dari dosen pengampu dan teman-teman sekalian, untuk dijadikan
pegangan dan upaya peningkatan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk
kelompok 4 dan teman-teman sekalian serta semua pihak yang sempat membaca.

Kendari, 10 Februari 2021


DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................…
C. TUJUAN.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI………………………………………………..…………………..
B. INSIDEN………….………………..………………………………………..
C. ETIOLOGI/PENYEBAB………………..…………………………………..
D. MANIFESTASI KLINIK………...…….……………………………………
E. PATOFISIOLOGI……………………….………………..…………………
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG……………………………………………
G. ASUHAN KEPERAWATAN……………….……………………...………

BAB III PENUTUP……….………………………………………………………..


A. KESIMPULAN……………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah infark miokard


dan kanker serta penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia. Dampak
stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga dan
masyarakat disekitarnya. Penelitian menunjukkan kejadian stroke terus
meningkat di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia (Endriyani, dkk.,
2011; Halim dkk., 2013). Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah
terjangkit stroke tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal
dunia. Diperkirakan jumlah stroke iskemik terjadi 85% dari jumlah stroke yang
ada. Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus
stroke di dunia. Di Indonesia stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga
setelah penyakit jantung dan kanker. Prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1000
penduduk, 60,7 persennya disebabkan oleh stroke non hemoragik. Sebanyak
28,5 % penderita meninggal dunia dan sisanya mengalami kelumpuhan total atau
sebagian. Hanya 15 % saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau
kecacatan (Nasution, 2013; Halim dkk., 2013). Dinas Kesehatan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa pravalensi stroke non hemoragik di Jawa Tengah tahun
2014 adalah 0,05% lebih tinggi dibandingkan dengan angka tahun 2013 sebesar
0,03%. Sedangkan pada tahun 2014 di RSUD Sukoharjo saja terdapat kasus
stroke non hemoragik 1.419 orang (DKK Sukoharjo, 2014).
Stroke non hemoragik dapat didahului oleh oleh banyak faktor pencetus
dan sering kali berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah
penyakit vaskular seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, obesitas,
kolesterol, merokok, dan stres. Pada kenyataannya, banyak klien yang datang ke
rumah sakit dalam keadaan kesadaran yang sudah jauh menurun dan stroke
merupakan penyakit yang memerlukan perawatan dan penanganan yang cukup
lama. Oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien stroke non hemoragik, serta diharapkan tidak hanya
fokus terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga psikologis penderita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi asuhan keperawatan pada klien stroke?
2. Apa insiden asuhan keperawatan pada klien stroke?
3. Bagaimanakah etiologi/penyebab asuhan keperawatan pada klien stroke?
4. Apa saja manifestasi klinik asuhan keperawatan pada klien stroke?
5. Bagaimna patofisiologi asuhan keperawatan pada klien stroke?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang asuhan keperawatan pada klien stroke?
7. Apa saja asuhan keperawatan pada klien stroke?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi asuhan keperawatan pada klien stroke
2. Untuk mengetahui insiden asuhan keperawatan pada klien stroke
3. Untuk mengetahui etiologi/penyebab asuhan keperawatan pada klien stroke
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik asuhan keperawatan pada klien stroke
5. Untuk mengetahui patofisiologi asuhan keperawatan pada klien stroke
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang asuhan keperawatan pada klien
stroke
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien stroke
BAB II
PEMBAHASA
N

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE

A. Definisi
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak (Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al,
2002).
B. Insiden
Pada tahun 2011 WHO memperkirakan sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia
menderita stroke, dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di
dunia (Nasution, 2013).
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan
kanker. Pada tahun 2007, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
data 8, 3 per 1000 penduduk menderita stroke. Sedangkan pada tahun 2013, terjadi
peningkatan yaitu sebesar 12,1%. Stroke juga menjadi penyebab kematian utama
di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni sebesar 14,5%. Jumlah penderita
stroke di Indonesia menurut diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) pada tahun 2013,
diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang dari seluruh penderita stroke yang terdata,
sebanyak 80% merupakan jenis stroke iskemik (Wicaksana,eatall, 2017).
C. Etiologi
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat
terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah
yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria,
basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis
adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan
atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut:
1). Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
2). Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
3). Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
4). Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan.
5). Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit
meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
b. Arteritis( radang pada arteri )
c. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli:
1. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease
(RHD).
2. Myokard infark
3. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan
sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-
embolus kecil.
4. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
b. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan
dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan
darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga
otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark
otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat
adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
1. Infark otak (80%)
a. Emboli : emboli kardiogenik, fibrilasi atrium dan aritmia lain, trombus
mural dan ventrikel kiri, penyakit katub mitral atau aorta, endokarditis
(infeksi atau non infeksi).
b. Emboli paradoksal (foramen ovalopaten) : emboli arkus aorta,
aterotrombotik.
c. Penyakit intacranial : arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri
basilaris, dan lakuner (oklusi arteri perforans kecil).
2. Perdarahan intraserebral (15%).
a. Hipertensi
b. Malformasi arteri vena
c. Angiopati amiloid
3. Perdarahan subarachnoid (5%)
4. Penyebab lain ( dapat menimbulkan infark atau perdarahan ) : trombus sinus
dura, diseksi arteri karotis, vaskulitis sistem saraf pusat, migren, kondisi
hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat, kelainan hematologis, dan miksoma
atrium.
5. Faktor risiko
a. Yang tidak dapat diubah : riwayat keluarga, riwayat TIA, riwayat jantung
koroner, usia, jenis kelamin, dan ras.
b. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan obat-
obatan, dan dislipidemia.

D. Manifestasi Klinis.
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya
deficit neeurologis secara mendadak/subakut, didahului gejala prodormal,
terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak
menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia >50 tahun.
Menurut WHO dalam international statistical dessification of disease and
realeted health problem 10th revition, stroke hemoragik dibagi atas :
1. Perdarahan intraserebral (PIS)
2. Perdarahan subarachnoid (PSA)
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri kepal
karena hipertensi, serangan sering sekali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat
pada permulaan serangan. Hemiparesis/ hemiplegi biasanya terjadi pada
permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60%
terjadi kurang dari setengah jam, 23% diantaranya setengah jam s.d 2 jam, dan
12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).
Pada pasien PSA gejala prodormal berupa nyeri kepala hebat dan akut,
kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada gejala/tanda rangsangan
meningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya
aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri karotis interna.
Gejala neurologis tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa :
1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis yang timbul
mendadak).
2. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan
hemiparesik).
3. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau
koma).
4. Afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan memahami ucapan).
5. Disartria (bicara pelo atau cadel).
6. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler, atau diplopia).
7. Ataksia (trunkal atau anggota badan).
8. Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala.

E. Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung). Atherosklerotik sering/ cenderung sebagai faktor penting terhadap otak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti
disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-
kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai
menunjukan perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak
terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler,
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral.
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu
4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti
jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan menyebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemen-
elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah
lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan
71
% pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan
volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 cit
Muttaqin 2008)

Pathway
1. Stroke non hemoragik
Thrombus / emboli

Peredaran darah otak terganggu

Suplai darah ke jaringan tidak adekuat

Iskemik / infark jaringan

Defisit neurologis reversible / irreversible


2. Stroke hemoragik
Peningkatan tekanan sistemik (sistole/ diastole)

Ruptur pembuluh darah serebral

Perdarahan subarachnoid/ ventrikel otak

Hematoma serebral

Herniasi otak / PTIK

Kesadaran menurun

Vasospasme arteri serebral saraf sentral

Iskemik/ infark jaringan otak, keluhan nyeri tekan

Defisit neurologi reversible/ irreversible

F. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi
arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi
dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

6. Penatalaksanaan
1. Demam
Demam dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus segera
diobati secara agresif dengan antipiretik (asetaminofen atau kompres dingin),
jika diperlukan. Penyebab demam tersering adalah pneumonia aspirasi,
lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intravena secara
empiris (sulbensilin, sepalosporin, dll) dan terapi akhir sesuai hasil kultur.
2. Nutrisi
Pasien stroke memiliki resiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar
penuh tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu
sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengan duduk dan kepala
fleksi kedepan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau
batuk dan apakah suaranya berubah (negative). Bila tes menelan negative dan
pasien dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa
nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.
3. Hidrasi intravena
Hipovolemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid
isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dekstrosa 5% dalam air, larutan NaCl
0,45%) dapat memperhebat edema serebri dan harus dihindari.
4. Glukosa
Hiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan eksaserbasi iskemia.
Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia beum jelas, tetapi para
ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar glukosa darah sewaktu >200mg/dl)
harus dicegah. Skala luncur (sliding scale) setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak
onset stroke.

5. Perawatan paru
Fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atelektasis
paru pada pasien yang tidak bergerak.
6. Aktivitas
Pasien dengan stroke harus dimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi
sedini mungkin bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamika stabil.
Untuk fisioterapi pasif pada pasien yang belum bergerak, perubahan posisi
badan dan ekstermitas setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus, latihan
gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah
kontraktur. Splin tumit untuk mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi
dan dapat juga mencegah pemendekan tendon achiles. Posisi kepala 30
derajat dari bidang horisontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke
otak dan aliran balik vena ke jantung, kecuali pada pasien hipotensi (posisi
datar), pasien dengan muntah-muntah (dekubitul lateral kiri), pasien dengan
gangguan jalan napas (posisi kepala ekstensi). Bila kondisi memungkinkan,
maka pasien harus diimobilisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah
kekursi sesuai toleransi hemodinamik dan neurologis.
7. Neurorestorasi dini
Stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi serta otak yang
terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini
mungkin.
8. Profilaksis trombosis vena dalam
Pasien stroke iskemik dengan imobilisasi lama yang tidak dalam
pengobatan heparin intravena harus diobati dengan heparin 5.000 unit atau
frakiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari untuk mencegah
pembentukan thrombus dalam vena profunda, karena insidennya sangat
tinggi. Terapi ini juga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intraserebral
setelah 72 jam onset stroke.
9. Perawatan vesika
Kateter urine menetap (kateter folay), sebaiknya hanya dipakai jika ada
pertimbangan khusus (kesadaran menurun, demensia, afasia global). Pada
pasien yang sadar dengan gangguan berkemih, kateterisasi intermiten secara
steril setiap 6 jam lebih disukai untuk mencegah kemungkinan infeksi,
pemebentukan batu, dan gangguan sfingter vesika terutama pada pasien laki-
laki yang mengalami retensi urine atau pasien wanita dengan inkontinensia
atau retensi urine. Latihan vesika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.

G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan, dan
keperawatan pasien baik mental, sosial, dan lingkungan.
a. Identitas diri klien
1). Pasien (diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, Tgl masuk RS, no CM,
alamat. 2). Penanggung jawab (diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaa, alamat.
b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama : keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian.
2). Riwayat penyakit sekarang : riwayat penyakit pasien yang diderita saat
masuk RS.
3). Riwayat kesehatan lalu : riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien.
4). Riwayat kesehatan keluarga : adakah riwayat penyakit yang sama
diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik
bersifat genetis maupun tidak)
c. Pemeriksaan fisik
1). Keadaan umum.
2). Pemeriksaan persistem
a). Sistem persepsi dan sensori :pemeriksaan 5 indera
b). Sistem persarafan : bagaimana tingkat kesadaran, GCS,
reflek bicara, pupil, orientasi waktu dan tempat.
c). Sistem pernafasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara dan jalan
nafas.
d). Sistem kardiovaskuler: nilai TD, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi.
e). Sistem gastrointestinal : nilai kemampuan menelan, nafsu
makan/minum, peristaltik usus, dan eliminasi.
f). Sistem integumen : warna kulit, turgor, tekstur dari kulit pasien.
g). Sistem reproduksi.
h). Sistem perkemihan : nilai frekuensi BAK, volume BAK
d. Pola fungsi kesehatan
1). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi
terdapat juga kebiasan merokok, minum alkohol dan pengunaan obat-
obatan.
2). Pola aktifitas dan latihan : pada klien hipertensi terkadang
mengalami lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan penurunan
kesadaran.
3). Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang
mengalami mual dan muntah.
4). Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami
oliguria. 5). Pola tidur dan istirahat.
6). Pola kognitif dan perceptual
7). Persepsi diri/ konsep diri.
8). Pola toleransi dan koping stres: pada pasien hipertensi biasanya
mengalami stress psikologi.
9). Pola seksual reproduktif
10). Pola hubungan dan peran.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
dan neurovaskuler.
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
3. Kriteria hasil/Luaran (SLKI)
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. maka mobilitas
fisik meningkat dengan kriteria hasil :
1). Pergerakan ekstermitas dari menurun menjadi meningkat
2). Kekuatan otot dari menurun menjadi meningkat
3). Rentang gerak dari menurun menjadi meningkat
b. Setelah dilakukan tindakan keprawatan selama 2x24 jam. Maka citra
tubuh meningkat dengan kriteria hasil :
1). Melihat bagian tubuh dari menurun menjadi sedang
2). Perbalisasi kecacatan bagian tubuh dari menurun menjadi membaik
3). Hubungan social dari memburuk menjadi membaik

4). Intervensi keperawatan (SIKI)


Diagnosa Kriteria hasil/luaran Intervensi
keperawatan (SLKI) keperawatan (SIKI)
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Label: dukungan
fisik berhubungan tindakan keperawatan mobilisasi
dengan gangguan selama 3x24 jam. maka
mobilitas fisik Observasi
muskuloskeletal dan meningkat dengan 1. Identifikasi adanya
neurovaskuler kriteria hasil : nyeri atau keluhan
1. Pergerakan fisik lainnya
ekstermitas dari 2. Identifikasi toleransi
menurun menjadi fisik melakukan
meningkat pergerakan
2. Kekuatan otot dari 3. Monitor frekuensi
menurun menjadi jantung dan tekanan
meningkat darah sebelum
3. Rentang gerak dari memulai mobilisasi
menurun menjadi 4. Monitor kondisi
meningkat umum selama
melakukan
mobilisasi

Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu (mis.
Pagar tempat tidur)
2. Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
yang harus
dilakukan (mis.
Duduk ditempat
tidur, duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur ke kursi)
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Label: promosi citra
berhubungan dengan tindakan keprawatan tubuh
perubahan fungsi selama 2x24 jam. Maka
tubuh citra tubuh meningkat Observasi
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi harapan
1. Melihat bagian tubuh citra tubuh
dari menurun berdasarkan tahap
menjadi sedang perkembangan
2. Perbalisasi kecacatan 2. Identifikasi budaya,
bagian tubuh dari agama, jenis
menurun menjadi kelamin, dan umur
membaik terkait citra tubuh
3. Hubungan social dari 3. Identifikasi
memburuk menjadi perubahan citra
membaik tubuh yang
mengakibatkan
isolasi social
4. Monitor frekuensi
pernyataan kritik
terhadap diri
sendiri
5. Monitor apakah
pasien bisa melihat
bagian tubuh yang
berubah

Terapeutik
1. Diskusikan
perubahan tubuh
dan fungsinya
2. Diskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadapharga diri
3. Diskusikan
perubahan akibat
pubertas,
kehamilan dan
penuaan
4. Diskusikan kondisi
stress yang
mempengaruhi
citra tubuh (mis.
Luka, penyakit,
pembedahan)
5. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
6. Diskusikan
persepsi pasien dan
keluarga tentang
perubahan citra
tubuh

Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
diri terhada citra
tubuh
3. Anjurkan
menggunakan alat
bantu (mis.
Pakaian, wig,
kosmetik)
4. Anjurkan
mengikuti
kelompok
pendukung (mis.
Kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
6. Latih peningkatan
penampilan diri
(mis. Berdandan)
7. Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok

5). Evaluasi
MASALAH TGL/JAM CATATAN PARAF
KEP/KOLABORATIF PERKEMBANGAN
Gangguan Mobilitas fisik Rabu, 10 S : Klien Ramdin
berhubungan dengan Januari mengatakan nyeri a
gangguan muskuloskeletal 2021 O : Klien sudah bisa
dan neurovaskuler WITA melakukan gerakan
sedikit demi sedikit,
klien sudah dapat
bangun dari tempat
tidur, klien dapat
berjalan dengan alat
bantu yang
digunakan
hilang timbul, TD :
130/90 mmHg

A : Masalah teratasi
Sebagian
P : rencana tindakan
2,3
,4,5,6 dihentikan
Rencana 1
dilanjutkan

MASALAH TGL/JAM CATATAN PARAF


KEP/KOLABORATIF PERKEMBANGAN

Gangguan citra tubuh Rabu, 10 S : Klien mengatakan Nesi


Februari tidak mau bertemu
2021 dengan orang lain
10.00 karena bagian
WITA tubuhnya cacat, klien
mengatakan mampu
melihat bagian tubuh
yang berubah

O : klien sudah
mampu
menggerakkan
kakinya, tangan
kanan pasien masih
belum bisa
digerakkan

A : Masalah teratasi
SebagIan

P : Rencana tindakan
1,2,3,4,5
diLanjutkan,
tindakan 6,7
dihentikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan
harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi
otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta
dan arteri iliaka. Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah,
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan
darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak
akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume
darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan
dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan
serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan
kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons
sudah berakibat fatal.

B. Saran
1. Bagi perawat
Sebagai perawat harus memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien, melakukan semua implementasi sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan dan berkolaborasi dengan tim medis yang lain.
2. Bagi pembaca
Pembaca disarankan banyak mencari informasi tentang penyakit yang
dialami, harus menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan sehat
sesuai kebutuhan, melakukan olahraga yang teratur, selalu memeriksa
keadaan kesehatan terdekat seperti puskesmas yang teratur untuk
mengetahui status kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2003. Rencana Asuhan & Dokumentasi


Keperawatan. Jakarta: EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI

Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC.

https://www.academia.edu/3895919/ASUHAN_KEPERAWATAN_STROKE
(pukul: 14.11, hari rabu, tgl 10/2/2021).

https://www.academia.edu/19716775/ASKEP_STROKE (pukul: 14.12, hari rabu,


tgl 10/2/2021)

https://drive.google.com/file/d/1MSXFYpQn4L6klhHZ2S2H-
V0dnqKh0dwL/view?usp=drivesdk (pukul: 15.44, hari rabu, tgl
10/02/2021)

BUKU SDKI, SLKI, dan SIKI (pukul: 22.38, hari rabu, tgl 10/02/2021)

Anda mungkin juga menyukai