Anda di halaman 1dari 7

RESUME PSIKOLOGI

Aquardo leovalentino.s.
Nim:po71201180004

DEFINISI KESADARAN DIRI


Kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu
menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan
orang lain.
MANFAAT KESADARAN DIRI
·         Memahami diri dalam relasi dengan orang lain
·         Menyusun tujuan hidup dan karir
·         Membangun relasi dengan orang lain
·         Memahami nilai-nilai keberagaman
·         Memimpin orang lain secara efektif
·         Meningkatkan produktivitas
·         Meningkatkan kontribusi pada perusahaan, masyarakat dan keluarga
CARA MENGEMBANGKAN KESADARAN DIRI
·         Analisis Diri: minta orang lain untuk menilai diri kita.
            Analisis diri dilakukan dengan cara refleksi diri (pikiran dan perasaan kita).
    Refleksi itu meliputi  perilaku, pribadi, sikap dan persepsi kita. 
·         Perilaku  berhubungan erat dengan tindakan-tindakan kita. Kitalah yang harus mengarahkan tiap
tindakan kita.
            Refleksi/analisis perilaku itu mencakup 4 komponen, yakni: motivasi, pola berpikir, pola
tindakan dan pola interaksi kita dalam relasi dengan orang lain. 
·         Kepribadian merupakan kondisi karakter/temperamen diri yang relatif stabil sebagai hasil
bentukan faktor sosial, budaya dan lingkungan sosial.

Para ahli psikologi menggagas “The Big Five Model” untuk mengkategorikan
kepribadian manusia (Ekstroversion/, Agreeableness, tipe orang yang emosinya stabil,
Conscentiousness/sifat hati-hati, orang yg terbuka pada pengalaman). 
·         Sikap merupakan cara respon kita terhadap terhadap rangsangan (stimulus) objek luar tertentu
(menyenangkan/tidak menyenangkan). Emosi menentukan sikap kita.

·         Persepsi sebenarnya suatu proses menyerap informasi dengan panca indera kita lalu memberikan
pemaknaan atasnya.

Persepsi dipengaruhi kuat oleh: stereotif, persepsi selektif, proyeksi, harapan, dan minat. 
Teori Atribusi berpendapat bahwa individu cenderung menganggap perilakunya dipengaruhi oleh
kejadian dan situasi khusus yang terjadi dalam kehidupannya.
Kelemahan teori ini:
a.      Menilai diri terlalu berlebihan saat sukses lalu mempersalahkan keadaan di luar diri jika gagal
(self-serving bias).
b.      Cenderung mementingkan faktor internal sementara itu mengabaikan faktor eksternal dalam
menilai prilaku orang lain.
·         Persepsi orang lain juga sangat baik membantu kita mengetahui cara pandang orang lain
terhadap kita dan apa pula yang orang lain pikirkan tentang diri kita.
            Stephen Covey menggunakan istilah “Social Mirror”.
·         Pengungkapan diri juga menjadi satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri kita. Akan sangat
membantu jika kita dapat mengungkakan pikiran, perasaan, dan ide kita kepada orang lain.
·         Pengalaman dapat juga menjadi sarana yang baik untuk meningkatkan kesadaran diri.  Kita
dapat belajar dari orang lain maupun dari peristiwa/kejadian yang hadir dalam lingkaran hidup
kita. 

 ANALISA DIRI PERAWAT


PENGERTIAN 

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen
utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri. Jadi, analisa diri sendiri merupakan dasar utama
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Fokus analisa diri yang penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi
perasaan, kemampuan menjadi model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam
berhubungan dengan klien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya
karena dapat mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat
dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.

ASPEK-ASPEK ANALISA KESADARAN DIRI PERAWAT


A.    Kesadaran Diri
Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah
orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologi dan sosiokultural dengan melihat
rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan,
kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perawat perlu menjawab pertanyaan “siapa
saya”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun
sebagai pemberi perawatan. Kesadaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan
keunikan klien.
Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara
holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :
1.      Komponen psikologi
Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.
2.      Komponen fisik
Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh,
gambaran diri dan potensial fisik.
3.       Komponen lingkungan
Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang
hubungan antara manusia dan alam.
4.      Komponen pilosopi
Adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian
baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga meliputi
tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.
Kesemua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti akan dirinya.
Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat perlu ditingkatkan agar penggunaan diri secara
terapeutik dapat lebih efektif.
 

Johari Window (Stuart dan Sunden. 1987, h.98) menggambarkan tentang perilaku,
pikiran, perasaan seseorang melalui gambar berikut:

1 2

Diketahui oleh diri sendiri dan Hanya diketahui oleh orang lain
orang lain

3 4

Hanya diketahui oleh diri sendiri Tidak diketahui oleh siapapun

Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari perilaku, pikiran dan perasaan yang
diketahui oleh individu dan orang lain disekitarnya. Kuadran 2 sering disebut kuadran buta
karena hanya diketahui oleh orang lain. Kuadran 3 disebut rahasia karena hanya diketahui oleh
individu. Ada 3 prinsip yang dapat diambil dari Johari Window yaitu :
1.      Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2.      Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya kurang.
3.      Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 – 99)
yaitu :
1.      Mempelajari diri sendiri.
Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk pengalaman yang
menyenangkan, hubungan hubungan interpersonal dan kebutuhan pribadi. Caranya
meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri. Individu perlu
menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan
personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dan spontan. Yang
termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.
2.      Belajar dari orang lain.
Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri.
Juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk
mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang lain. Kesediaan dan
keterbukaan menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri
sendiri.  Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk memperbaikinya sehingga
individu akan selalu berkembang setiap menerima umpan balik.
3.      Membuka diri.
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk ini harus ada teman
intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang merupakan rahasia.

Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah khususnya jika
ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.

B.     Klarifikasi Nilai


Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu
perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya.
Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi kebutuhan
klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang
cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya.
Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan
mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat – klien.
Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual,
ikatan keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem
nilai yang dimiliki.

C.     Eksplorasi Perasaan


Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara
dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

D.    Kemampuan Menjadi Model (Role Model)


Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan
interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien (Stuart dan
Sundeen, 1987, h.102)
Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan profesional
dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada asuhan kesehatan jiwa karena perawat
memakai dirinya secara terapeutik dalam menolong klien.
Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan memperlihatkan
perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.

Ciri perawat yang dapat menjadi role model


1.      Puas akan hidupnya
2.      Tidak didominasi oleh stress
3.      Mampu kembangkan kemampuan
4.       Adaptif

E.     Altruisme
Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang
baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia
tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan
penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua
kebutuhan tersebut.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri
sendiri.
 Efektif “helper”
o Interes pada orang lain
o Membantu dengan tulus dan cinta kasih
o Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara
altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau
pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.
Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua
profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan
kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya
untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam
meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

F.      Etik dan Tanggung Jawab


Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan
petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan
nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan
rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan
tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban,
risiko, komitmen dan keadilan.
Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah
perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga
dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali
pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna
dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai