Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT PERAWATAN PALIATIF DI INDONESIA

Perkembangan perawatan paliatif didunia sudah cukup pesat sekitar 20 negara


maju di dunia sudah menerapkan perawatan paliatif dengan optimal,tetapi di Negara
berkembang seperti Indonesia perawatan paliatif belum terlaksana secara optimal. Di
Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr.
Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais
(Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS
Sanglah (Denpasar).
Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan
Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap
(konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care.
Dari tahun 1992-2010 pelayanan perawatan paliatif baru ada di 6 ibu kota besar
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, JawaTimur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Perawatan paliatif kebanyakan terdapat di rumah sakit pemerintah seperti RS Hasan
Sadikin Bandung, RSCM, RSK Dharmais, RSU Dr Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali,
RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasardan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Betapa pentingnya perawatan paliatif untuk pasien pasien yang telah memasuki fase
terminal dari penyakit yang diderita. Menteri kesehatan sampai perlu menerbitkan sebuah
Kepmenker No. 812/Menkes/SK/VII/2007 yang isinya agar setiap rumah sakit
menyediakan perawatan paliatif di masing masing rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
Tetapi kenyataannya, perawatan paliatif hanya diterapkan secara optimal di RS.
Dr. Soetomo di Surabaya, sedangkan di Rumah sakit lainnya belum efektif.
Padahal,perawatan paliatif sangat diperlukan untuk pasien dalam kondisi terminal. Kota
Surabaya mengukuhkan dirinya sebagai kota paliatif pertama di Indonesia. Hal ini terlihat
dari program dan inovasi yang dikembangkan untuk mendukung perawatan paliatif sejak
dicanangkan sejak 2010. Puncaknya, Kota Surabaya menjadi tuan rumah Kongres Paliatif
Internasional yang digelar tahun 2010.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan sudah
ada 13 program dan inovasi perawatan paliatif yang telah dilakukan pihaknya. Mulai dari
membangun Taman Paliatif, pemberian makanan tambahan berupa susu, dan layanan
palilatif di 63 puskesmas di Kota Surabaya.
Rumah Sakit Kanker Dharmais yang juga dikenal dengan nama Pusat Kanker
Nasional adalah sebuah rumah sakit milik pemerintah pusat yang berada di Jakarta Barat,
Indonesia. Rumah sakit ini berada di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan. Rumah
Sakit Kanker Dharmais merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki unit pelayanan
paliatif lengkap dengan dokter, ahli spiritual dan lain-lain. Paliatif diperlukan untuk
menangani pasien dan keluarga pasien di mana kesembuhan pasien sudah tidak dapat
dilakukan lagi atau tidak mungkin diberikan pengobatan.
Selanjutnya pasien dengan penyakit terminal dapat meminta untuk diberi
perawatan di rumah sehingga dapat diberikan pelayanan kunjungan rumah. Dalam hal ini
RS St. Carolus mempunyai Unit Pelayanan Kesehatan di Rumah (PKR). Dalam
pelayanan ini, perawat akan datang ke rumah pasien secara berkala untuk memberikan
tindakan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien. Keluarga dapat diajari cara
merawat pasien di rumah. Dengan kata lain, kualitas pelayanan yang diberikan tidak
berbeda dengan perawatan di rumah sakit, hanya tempatnya yang berbeda, yaitu di rumah
yang nyaman untuk pasien.
Selain rumah sakit, peran lembaga non-pemerintah dalam memberikan perawatan
paliatif juga besar. Terlebih pada pasien kanker anak yang datang dari kalangan
masyarakat menengah bawah yang terkadang tak bisa berobat ke rumah sakit karena
alasan finansial. Lembaga non-pemerintah ini memberikan bantuan paliatif secara gratis.
Pelaksanaan perawatan paliatif berbeda dari perawatan kanker lain pada
umumnya. Perawatan paliatif bukanlah suatu pengobatan untuk menyembuhkan namun
meringankan penderitaan pasien kanker sebelum, saat dan setelah terapi. Dalam
perawatan ini, pasien kanker tidak lagi merasakan nyeri dan diupayakan tidak ada lagi
tindakan invasif yang dapat menyakiti pasien.
Menurut Penanggungjawab Program Paliatif Yayasan Kanker Indonesia Pusat dr.
Siti Anissa Nuhonni, SpKFR(K), komunikasi merupakan kunci dari perawatan kanker
ini, di mana penderita kanker akan ditangani melalui metode pendekatan terapeutik. Ini
karena psikologis para penderita kanker –khususnya yang sudah mencapai stadium
terminal- cenderung berubah negatif. Selain itu, ketiadaan support atau dukungan moril
juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan psikologis penderita
kanker.
Yayasan Kanker Indonesia telah mengadakan perawatan paliatif di rumah sejak
tahun 1995 yang berlokasi di Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus, Jakarta. Di sana,
YKI memiliki potensi sumber daya manusia dan memiliki hubungan baik dengan
organisasi profesi kesehatan untuk memberikan program pelatihan perawatan paliatif
kepada pasien kanker perawatan di rumah. Pengembangan program pun terus dilakukan,
sehingga sepanjang tahun 2017-2018, YKI telah melaksanakan kegiatan pelatihan di
beberapa cabang YKI di kota Kupang, Palembang, Makassar, Bandung dan Jakarta.
Lalu untuk perawatan paliatif bagi anak anak ada dua lembaga yang bisa
dikatakan sebagai pelopor dalam memberikan perawatan paliatif bagi anak-anak adalah
Rumah Rachel dan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia. Kendati masih berpusat di
daerah Jakarta, kedua yayasan ini juga menjadi salah satu pihak yang membantu
mensosialisasikan pentingnya memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker anak
agar mereka memiliki kualitas hidup yang baik.
Sumber :
https://www.academia.edu/8964341/USULAN_PROGRAM_KREATIVITAS_MAHASI
SWA_Penerapan_Konsep_DURATIF_Peduli_Perawatan_Paliatif_dengan_Sistem_Prom
otif
https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-4656721/surabaya-jadi-kota-paliatif-pertama-
di-indonesia
http://yayasankankerindonesia.org/article/perawatan-paliatif-untuk-penderita-kanker
http://www.rscarolus.or.id/article/perawatan-paliatif
https://www.neliti.com/id/rumah-sakit-kanker-dharmais?page=9

Anda mungkin juga menyukai