Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Administrasi Bisnis Terapan

Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020


P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

Evaluasi Pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja


Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon Pada Era Pandemi Covid-19

Ari Nurfikri1, Supriadi2 dan Badra Al Aufa3


1,2,3
Prodi Administrasi Rumah Sakit, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail: arinurfikri@ui.ac.id 1, supriadi15@vokasi.ui.ac.id2, : badraalaufa@vokasi.ui.ac.id

*)
Korespondensi: : radityokusumo@ui.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru Kota Cirebon pada era pandemi Covid-19 dilihat dari aspek komunikais, sumber daya, disposisi, dan struktur
birokrasi. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Subjek penelitian
berjumlah 8 orang kader Posbindu Penyakit Tidak Menular dengan menggunakan teknik random sampling,
pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Hasil Penelitian ini menunjukan evaluasi
pelayaanan dari aspek komunikasi kepada sasaran lanisa sudah tepat, namun belum menyentuh sasaran usia produktif.
Evaluasi dari aspek sumber daya dapat dilihat bahwa di era pandemi setiap Posbindu Penyakit Tidak Menular
membutuhkan alat pelindung diri dan alat kesehatan penunjang layanan serta belum adanya regernerasi kader di setiap
Posbindu. Evaluasi dari aspek disposisi, penerimaan kader selaku pelaksana sudah cukup baik karena di tengah
keterbatasan berkinerja baik dalam melayani peserta. Evaluasi dari aspek struktur birokrasi sistem pelaporan sudah
berjenjang dari kader kepada petugas puskesmas sampai ke Dinkes Kota Cirebon.
Kata kunci: Evaluasi, Puskesmas, Posbindu PTM

ABSTRACT

This study evaluates the Non-Communicable Disease Posbindu services in the Jagasatru Public Health Center in
Cirebon City during the Covid-19 pandemic era seen from the aspects of communication, resources, disposition, and
bureaucratic structure. The method used is a qualitative analysis method, with a case study design. The research subjects
were eight cadres of Posbindu Non-Communicable Diseases using random sampling technique; data collection was done
by in-depth interview technique. This study's results indicate that the evaluation of services from the aspect of
communication to the target of the analysis is correct, but has not yet reached the mark of productive age. Evaluation
from the aspect of resources can be seen that in the pandemic era, every Non-Communicable Disease Posbindu requires
personal protective equipment and health equipment to support services, and there is no cadre regeneration in every
Posbindu. Evaluation from the aspect of disposition, the acceptance of cadres as executors is quite good because they
perform well in serving participants in limitations. The evaluation of the reporting system's bureaucratic structure has
been graded from cadres to health centre officers to the Cirebon City Health Office.
Keyword: Evaluation, Public Health Center, Posbindu PTM

PENDAHULUAN yang terkonfirmasi Covid-19 dikarenakan adanya ko-


Data kasus Covid-19 yang terkonfirmasi secara morbiditas dari penyakit tidak menular cukup tinggi.
global pada tanggal 27 Desember 2020 sebesar Sebanyak 20-51% Covid-19 minimal memiliki satu
79.232.555 dengan 1.754.493 yang menjangkiti 221 komorbiditas dengan 10-20% menderita diabetes meli-
negara, sedangkan kasus Covid-19 terkonfor- tus, hipertensi 10-15% serta penyakit jantung dan pem-
masi sebanyak 713.365 dengan 21.237 (Kemenkes, buluh darah sebanyak 7-14%. Adanya komorbiditas
2020). Menurut Guan, kejadian kematian pada pasien akan meningkatkan risiko 3-4 kali lipat gangguan

15
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020
P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

pernafasan pada pasien Covid-19 (Fadilah et al., 2020). Manfaat Penelitian


Kementerian Kesehatan selaku regulator mengeluarkan Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan
kebijakan penyelenggaraan Pos Pembinan Terpadu dapat memberi tambahan literature mengenai evaluasi
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) dalam rangka pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular pada era
mengendalikan Penyakit Tidak Menular secara efektif Pandemi Covid-19. Bagi puskemas diharapkan dengan
dan efisien dengan melibatkan peran aktif masyarakat adanya penelitian ini bisa memberikan masukan bagi
(Febrianty & Prabawati, 2017). puskesmas dalam proses pembinaan kader Posbindu
Puskemas Jagasatru Kota Cirebon memiliki 10 Penyakit Tidak Menular.
Posbindu Penyakit Tidak Menular yang diharapkan
dapat melakukan pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular. Hal ini sesuai dengan peta jalan TINJAUAN PUSTAKA
dari BPJS Kesehatan yang sudah meninggalkan upaya
kuratif, dimana memasuki periode 2020-2025 Definisi Penyakit Tidak Menular
pendekatan yang digunakan adalah upaya-upaya pre- Penyakit Tidak Menular merupakan penyakit yang
ventif (Mboi, 2015). Sebelum era pandemi Covid-19, tidak dapat ditularkan dari orang ke orang, yang
pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular, setiap perkembangan penyakitnya berjalan perlahan dalam
bulannya para peserta mendatangi Balai Pertemuan jangka waktu panjang. Penyakit Tidak Menular tidak
Kampung (Baperkam) di RW masing-masing untuk disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikroorganisme
dilakukan pemantauan, deteksi dini, dan edukasi dari lain namun disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup
para kader yang didampingi petugas puskesmas. Sejak yang tidak sehat (Kemenkes, 2019).
bulan April 2020 pelayanan Posbindu Penyakit Tidak
Menular di Balai Pertemuan Kampung (Baperkam) Pelaksana Posbindu Penyakit Tidak Menular
tidak dapat dilaksanakan karena risiko bagi peserta Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Posbindu yang didominasi lansia yang memiliki dilakukan oleh kader kesehatan yang bersedia
penyakit tidak menular cukup tinggi terkena Covid-19. menyelenggarakan posbindu yang dilatih secara khusus,
Penundaan layanan Posbindu Penyakit Tidak dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan
Menular di satu sisi dapat mencegah penyebaran Covid- faktor risiko penyakit tidak menular di masing-masing
19, namun di sisi lain, para peserta kelompoknya. Menurut petunjuk teknis Posbindu
yang sebagian besar merupakan lansia yang memiliki Penyakit Tidak Menular Kemenkes, idealnya dalam
riwayat penyakit diabetes melitus dan wilayah puskesmas memiliki 5 orang kader dan
hipertensi tidak dapat dikontrol kondisi fisiknya karena didampingi oleh petugas puskesmas serta mengikuti
sehingga berisiko terhadap komplikasi yang dapat pelatihan Posbindu Penyakit Tidak Menular (Jayusman
menurunkan derajat kesehatannya. Di era & Widiyarta, 2018).
pandemi seperti saat ini, kondisi lansia sangat rentan
karena memiliki penyakit tidak menular yang akan Tahapan Pelayanan Posbindu Penyakit Tidak
memperburuk kondisi kesehatannya bila terkena virus Menular
Covid 19, sehingga tidak berani mengakases layanan Pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular
kesehatan untuk dapat mengontrol faktor risiko dari memiliki lima tahapan kegiatan, yakni :
penyakit tidak menular (Mas’udi &Winarti, 2020). 1. Tahap pendaftaran, peserta diberikan formulir
yang berisi data pribadi.
Masalah Penelitian 2. Tahap wawancara, peserta diberikan pertanyaan
Dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebe- lisan terkait riwayat penyakit tidak menular pada
lumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah keluarga dan diri pribadi.
bagaimana pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular 3. Tahap pengukuran faktor risiko, yang memuat
di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
pada era Pandemi Covid-19. perut, dan IMT.
4. Tahap pengukuran faktor risiko, yang memuat
Tujuan Penelitian pengukuran tekanan darah dan gula darah.
Untuk mendeskripsikan secara mendalam evaluasi 5. Tahap identifikasi faktor risiko, edukasi, tindak
pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular di wilayah lanjut risiko penyakit tidak menular (P2PTM,
kerja Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon pada era pan- 2019).
demi Covid-19.

16
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020
P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

Komunikasi Kesehatan
Dalam merubah model perilaku peserta Posbindu
Penyakit Tidak Menular menjadi perilaku sehat dalam
lima tahapan yakni :
1. Tahapan dimana individu belum mempunyai Gambar 1. Kerangka Konsep
keinginan untuk merubah perilaku hidup sehat,
melainkan sebatas membaca informasi.
2. Tahapan dimana individu mulai METODOLOGI PENELITIAN
mempertimbangkan merubah menjadi perilaku
sehat. Penelitian dilakukan di enam Posbindu Penyakit
3. Tahapan dimana individu menilai informasi yang Tidak Menular wilayah kerja Puskesmas Jagasatru Kota
didapatkan benar, namun belum Cirebon. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
mengapliaksikannya. bersifat deskriptif.
4. Tahapan dimana individu sudah melaksanakan, Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
namun belum secara konsisten. adalah data primer. Data primer yaitu data yang di-
5. Tahapan dimana individu sudah melaksanakan peroleh dari delapan kader sebagai informan melalui
perilaku hidup sehat secara konsisten dan menjadi wawancara mendalam. Peneliti akan menggunakan pe-
gaya hidupnya (Fadilah et al., 2020). doman wawancara dan melakukan pendokumen-
tasian dengan menggunakan recorder. Metode pengum-
Karakteristik Penderita Covid-19 pulan data dengan melakukan wawancara mendalam
Persentase kenaikan angka mortalitas Covid-19 terhadap kader Posbindu Penyakit Tidak Menular di
berbanding lurus dengan penambahan usia, dari RW 05, RW 06, Rw 08 dan Rw 09 serta melakukan
karakteristik jenis kelamin, diantara penderita Covid-19 observasi lapangan. Teknik pemeriksaan ke-
risiko mortalitas pada pria lebih tinggi dibandingkan absahan data dengan melakukan trianggulasi sumber,
wanita. Penderita dengan penyakit penyerta diabetes metode, dan teori (Creswell, 2017)
melitus dan hipertensi risiko mortalitasnya lebih tinggi
(Satria et al., 2020). HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Keberhasilan Pelayanan Posbindu Penyakit
Tidak Menular Gambaran Umum Informan
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelayanan Penelitian dilakukan dengan metode observasi, dan
Posbindu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini
Puskesmas Kota Cirebon adalah komunikasi, sumber terdiri dua kader dari Posbindu Penyakit Tidak Menular
daya, disposisi (penerimaan) dari pelaksana, dan Rw 05, Rw 06, Rw 08, Rw 09. Kader Posbindu Penya-
struktur birokrasi (Febrianty & Prabawati, 2017). kit Tidak Menular sebagai ujung tombak pelayanan
didominasi oleh ibu-ibu dengan rentang usia
Kerangka Konsep 45-60 tahun. Usia peserta Posbindu Penyakit Tidak
Untuk mengevaluasi pelayanan Posbindu Penyakit Menular pun didominasi rentang usia tersebut, sehingga
Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru edukasi dan pengelolaan penyakit dapat lebih efektif
Kota Cirebon di masa pandemi Covid-19 digunakan karena dilakukan oleh usia sebaya.
model implementasi kebijakan publik yang memiliki
empat variabel yakni komunikasi, sumber daya,
disposisi, dan struktur birokrasi (Febrianty & Komunikasi
Prabawati, 2017). Pelaksanan Posbindu Penyakit Tidak Menular di
wilayah kerja Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon pada
era Covid-19 dilakukan satu kali dalam satu bulan. Se-
Komunikasi tiap RW memiliki jadwal tersendiri yang dimulai pada
tanggal enam setiap bulannya. Berbeda dengan pelaksa-
naan sebelum pandemi yakni dilakukan di Balai Per-
temuan Kampung (Baperkam), pelayanan saat pandemi
Sumber daya dilakukan dengan mengunjungi rumah peserta.
Sosialisasi pelaksanan Posbindu Penyakit Tidak
Menular di era pandemi Covid-19 sudah cukup baik
Keberhasilan
Pelayanan 17
Disposisi Posbindu PTM

Struktur
birokrasi
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020
P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

dengan memberikan pengumuman pada satu hari Regenerasi yang diharapkan dari usia produktif
sebelum pelaksaan (H-1) melalaui pengeras suara yang sulit diharapkan karena pelayanan diberikan pada jam
memberikan informasi bahwa esok hari kader dan kerja sehingga kader dari usia produktif sulit didapat-
petugas Puskesmas Jagasatru akan melakukan kan. Kualitas dari kader Posbindu Penyakit Tid-
pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular dengan ak Menular dapat dilakukan melalui pelatihan yang
kunjungan rumah. Sasaran pelayanan Posbindu Penyakit dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,
Tidak Menular adalah masyarakat sehat, masyarakat namun karena keterbatasan anggaran tidak semua kader
yang berisiko, dan masyarakat penyandang penyakit dapat mengikuti pelatihan tersebut. Hal ini sesuai
tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, dan dengan Indarjo bahwa setelah dilakukan pelatihan,
juga jantung yang berusia lebih dari 15 tahun. Peserta pengetahuan kader dari sisi pengetahuan dan
pelaksanaan pelayanan Posbindu Penyakit Tidak keterampilan meningkat dibandingkan sebelumnya
Menular didominasi oleh lansia, sehingga sasaran pada (Indarjo et al., 2019). Pelatihan yang terbaru
usia produktif belum terpenuhi. Persiapan pelayanan dilaksanakan terkait pengelolaan penyakit diabetes
Posbindu Penyakit Tidak Menular sudah cukup baik, melitus dan hipertensi, pengelolaan stres di era
dimulai dengan persiapan satu hari sebelum pelaksanaan pandemi, dan simulasi pelayanan Posbindu Penyakit
dengan perangkat rukun warga dan koordinasi dengan Tidak Menular menggunakan alat body fat body mass
petugas Puskesmas Jagasatru yang akan mendampingi index sacle, body hidrotio, dan body bone ; alat cek gula
dengan alat kesehatan yang dibutuhkan. Pada masa darah, kolesterol, dan asam urat; stick gula darah,
persiapan ini juga dilakukan transfer knowledge dari kolestrol, dan asam urat; blood pressure monitor digital;
kader yang telah mengikuti pelatihan kepada kader lain, blood lancet; digital high scale serta lembar balik
sehingga pengetahuan dan keterampilan setiap kader konseling atau edukasi penyakit tidak menular. Biaya
dalam memberikan pelayanan dan edukasi kepada operasional pelayanan Posbindu Penyakit Tidak
masyarakat sama baiknya. Hal ini karena komunikasi Menular diluar alat kesehatan dan alat pelindung diri
kesehatan yang dapat merubah perilaku masyarakat ditanggung secara swadana oleh masyarakat melalui
membutuhkan pendekatan, strategi yang cocok, serta dana iuran masyarakat. Hal ini merupaka wujud peran
waktu yang relatif lebih lama (Fadilah et al., 2020). serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring, dan tindak lanjut faktor risiko penyakit
Sumber daya tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan
Sumber daya ini mencakup ketersediaan alat (Pranandari et al., 2017).
kesehatan, alat pelindung diri, jumlah kader, serta kuali-
tas kader Posbindu Penyakit Tidak Menular yang dimil- Disposisi
iki. Pada era pandemi ini, alat pelindung diri yang dibu-
tuhkan kader seperti masker, hand sanitizer, face shield, Sikap pelaksana yakni kader dalam melayani
sarung tangan disposible sangat dibutuhkan saat
peserta dan koordinasi dengan petugas pemegang
melakuka kunjungan rumah peserta. Puskesmas Jagasa-
program di Puskesmas pada era pandemi Covid-19
tru sebagai pembina menyediakan kebutuhan alat
sudah cukup baik. Di tengah keterbatasan anggaran,
pelindung diri tersebut untuk melindungi kader serta
tidak adanya insentif dari Puskesmas bagi kader tidak
peserta Posbindu Penyakit Tidak Menular. Kebutuhan menyurutkan semangat dan kinerja dari para kader da-
akan alat kesehatan seperti adalah timbangan berat lam melayani peserta Posbindu Penyakit Tidak
badan dewasa yang dilengkapi body fat body mass index
Menular. Dalam aspek pelaporan data dari kader ke
sacle, body hidrotio, dan body bone ; alat cek gula
pemegang program Puskesmas Jagasatru diperlukan
darah, kolesterol, dan asam urat; stick gula darah,
perubahan sistem karena masih dilakukan secara manual
kolestrol, dan asam urat; blood pressure monitor digital;
satu hari setelah dilakukan pelayanan. Menurut petunjuk
blood lancet; digital high scale serta lembar balik Posbindu yang Kemkes idealnya pelaporan dilakukan
konseling atau edukasi penyakit tidak menular berbasis web melalui Sistem Informasi Penyakit Tidak
jumlahnya belum dapat memenuhi seluruh Posbindu
Menular melalui website www.pptm.depkes.go.id dan
yang tersebar di 10 RW. Kebutuhan sumber daya
www.p2ptm.kemenkes.go.id. Pengumpulan data secara
manusia dalam hal ini kader sudah terpenuhi, namun
lebih baik ini dapat melihat jumlah data lansia yang
proses regenerasinya belum terlihat, sehingga bila ada
diskrining, cakupan pemeriksaan IMT, cakupan
kader yang berhalangan atau meninggal dunia tidak pemeriksaan tekanan darah, cakupan pemeriksaan gula
memiliki pengganti, sehingga pelayanan sedikit darah, kolesterol,asam urat, persentase orang yang
terhambat.
merokok (P2PTM, 2019).

18
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020
P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

tis agar pengetahuan dan keterampilan kader dapat


Struktur birokrasi terus ditingkatkan.
Struktur birokrasi pelayanan Posbindu 3. Memberikan pelatihan penginputan data berbasis
Penyakit Tidak Menular dimulai dari kader selaku website kepada kader Posbindu Penyakit Tidak
pelaksana yang melaporkan data kepada petugas Menular.
pemegang program Puskesmas, setelah direkap akan 4. Memberikan insentif kepada kader agar dapat
melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Cirebon. merangsang setiap Posbindu untuk melakukan
Output dari pencatatan dan pelaporan adalah data regenerasi kader.
informasi yang bias digunakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan atau membuat kebijakan. Hasil UCAPAN TERIMA KASIH
pencatatan dari skrining kesehatan wajib dilaporkan Kepada Kepala dan staf Puskesmas Jagasatru Ko-
kepada Puskesmas wilayah setempat untuk mendukung ta Cirebon serta seluruh Kader Posbindu Penyakit Tidak
target Standar Pelayanna Minimal (Kemenkes, 2019). Menular wilayah kerja Puskesmas Jagasatru Kota
Aspek pelaporan secara manual perlu ditingkatkan Cirebon
menjadi pelaporan berbasis online. Hal ini membuat
kesulitan dalam pencatatan dan pelaporan yang
sistematis, yang berakibat informasi yang diterima baik
DAFTAR PUSTAKA
oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan belum
komprehensif. Diperlukan pelatihan penginputan dari
format manual ke dalam media digital agar mudah Creswell, J. W. (2017). Research Design Pendekatan
diolah dan direkapitulasi dengan data lain. Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
Edisi 4.
KESIMPULAN
Fadilah, M., Jiawei, A. P., Cakra, M. P., & Syakurah, R.
Simpulan Penelitian A. (2020). Analisis Pengetahuan Keluarga
1. Aspek komunikasi kepada sasaran di era pandemi Terhadap Penyakit Komorbid di Era Covid-19
sudah baik, dimana satu hari menjelang pelayanan Melalui Seminar Online. Jurnal Ilmu Kesehatan,
diumumkan akan dilakukan kunjungan rumah, 9(1), 86–93.
namun sasaran program belum optimal, karena
peserta Posbindu Penyakit Tidak menular masih Febrianty, R., & Prabawati, I. (2017). Implementasi
didominasi lanisa. Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
2. Aspek sumber daya, regenerasi kader belum Tidak Menular (Posbindu Ptm) Di Puskesmas
berjalan, serta diperlukan pemenuhan kebutuhan Pucang Sewu Kota Surabaya. Publika, 5(5).
alat kesehatan dan alat pelindung diri di setiap
Posbindu Penyakit Tidak Menular. Indarjo, S., Hermawati, B., & Nugraha, E. (2019).
3. Aspek disposisi, sikap kader selaku pelaksana Upaya Pelatihan Pos Pembinaan Terpadu
pelayanan sudah cukup baik di tengah keterbatasan Penyakit Tidak Menular (posbindu ptm) pada
tetap memberikan kinerja yang optimal. Kader Posyandu Di Desa Kalikayen, Kec.
4. Aspek struktur birokrasi sudah sesuai dengan Ungaran Timur, Kab. Semarang. Jurnal Abdimas,
ketentuan yang berlaku, dimana kader melaporkan 23(2), 134–138.
data Posbindu Penyakit Tidak Menula kepada
petugas pemegang program Puskesmas lalu Jayusman, T. A. I., & Widiyarta, A. (2018). Efektivitas
melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kota Program Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
Cirebon namun masih dilakukan secara manual. Penyakit Tidak Menular (PTM) Di Desa
Saran Anggaswangi Kecamatan Sukodono Sidoarjo.
Untuk Puskesmas Dinamika Governance : Jurnal Ilmu Administrasi
1. Mengusulkan pos anggaran Posbindu Penyakit Negara, 7(2).
Tidak Menular kepada Dinas Kesehatan agar dapat https://doi.org/10.33005/jdg.v7i2.1207
mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat di
era pandemi Covid-19.
2. Memberikan pelatihan kepada kader Posbindu Kemenkes. (2019). Buku Pintar Kader Posbindu. Buku
Penyakit Tidak Menular secara reguler dan sistema- Pintar Kader Posbindu, 1–65.

19
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Volume 3 Nomor 1, Juli-Desember 2020
P-ISSN: 2622-1772
E-ISSN: 2621-5993

Kemenkes. (2020). Covid-19 - Infeksi Emerging. http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjR


https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi- zUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2019/03/Petunjuk_
infeksi-emerging/situasi-terkini-perkembangan- Teknis_POSBINDU_Bagi_Kader.pdf
coronavirus-disease-covid-19-28-desember-2020
Pranandari, L. L., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y.
Mas’udi &Winarti (Ed.). (2020). Tata Kelola (2017). Analisis Implementasi Program Pos
Penanganan Covid-19 di Indoensia : Kajian Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Awal. Gajah Mada University Press. (Posbindu PTM) Di Kecamatan Banguntapan
Kabupaten Bantul. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Mboi, N. (2015). Indonesia: On the way to universal (e-Journal), 5(4), 76–85.
health care. Health Systems and Reform, 1(2), :91-
97. Satria, R. M. A., Tutupoho, R. V., & Chalidyanto, D.
https://doi.org/10.1080/23288604.2015.1020642 (2020). Analisis Faktor Risiko Kematian Ddengan
Penyakit Komorbid Covid-19. Jurnal
P2PTM, D. (2019). Petunjuk teknis pos pembinaan Keperawatan Silampari, 4(1), 1689–1699.
terpadu posbindu bagi kader. 1–60.

20

Anda mungkin juga menyukai