0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan3 halaman
Tauhid adalah kepercayaan akan keesaan dan keagungan Allah sebagai satu-satunya objek ibadah. Terdiri dari tauhid rububiyah (keesaan Tuhan pencipta), tauhid uluhiyah (keesaan Tuhan sebagai objek ibadah), dan tauhid asma wa sifat (keesaan nama dan sifat Allah). Makrifatullah adalah mengenal Allah sebagai pencipta dan pengendali segala sesuatu, yang mendorong manusia untuk hidup tenang dan berk
Tauhid adalah kepercayaan akan keesaan dan keagungan Allah sebagai satu-satunya objek ibadah. Terdiri dari tauhid rububiyah (keesaan Tuhan pencipta), tauhid uluhiyah (keesaan Tuhan sebagai objek ibadah), dan tauhid asma wa sifat (keesaan nama dan sifat Allah). Makrifatullah adalah mengenal Allah sebagai pencipta dan pengendali segala sesuatu, yang mendorong manusia untuk hidup tenang dan berk
Tauhid adalah kepercayaan akan keesaan dan keagungan Allah sebagai satu-satunya objek ibadah. Terdiri dari tauhid rububiyah (keesaan Tuhan pencipta), tauhid uluhiyah (keesaan Tuhan sebagai objek ibadah), dan tauhid asma wa sifat (keesaan nama dan sifat Allah). Makrifatullah adalah mengenal Allah sebagai pencipta dan pengendali segala sesuatu, yang mendorong manusia untuk hidup tenang dan berk
Pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan. AlQur’an adalah kitab tauhid terbesar 1. Tauhid Rububiyah Percaya bahwa Allahlah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnahNya 2. Tauhid Uluhiyah Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarub (mendekatkan diri pada Allah) yang disyari’atkan, 3. Tauhid Asma Wa Sifat Tauhid Ama Wa Sifat yaitu menetapkan dan mengakui bahwa Allah mempunyai nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang tinggi dan sempurna yang semuanya termaktub dalam ayat-ayat Al Qur’an dan sunnah nabawiyah. Materi B: Makrifatullah Perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah (awwaluddin makrifatullah). Bermula dengan mengenal Allah, maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, dimanakah kedudukan kita berbanding mahluk-mahluk yang lain, apakah sama misi hidup kita dengan binatang-binatang yang ada di bumi ini, apakah tanggung jawab kita dan kemanakah kesudahan hidup kita. Semua persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul-betul Allah sebagai Rabb dan Ilah. Yang Mencipta, Yang Menghi-dupkan, Yang Mematikan dan seterusnya. Makrifatullah yang tepat itu mestilah bersandarkan dalil-dalil dan bukti-bukti kuat yang telah disediakan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar manusia berfikir dan membuat penilaian Dari sini akan dihasilkan pribadi muslim yang merdeka, tenang, penuh keberkahan dan kehidupan yang baik. Diantaranya: a. Ketenangan b. Barakah c. Kehidupan yang baik d. Surge e. Mardhatillah Penerapan ilmu tauhid, ilmu ma’rifatullah, dan ibrah yang dapat diambil dari kisah tedan Bilal Bin Rabbah dalam Kehidupan Sehari-hari a. Syirik Besar Berdoa kepada selain Berniat ibadah kepada selain Allah syariat b. Syirik Kecil Riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang) Bersumpah dengan nama selain Allah Memakai jimat Beranggapan sial (contoh 13 adalah angka sial) Mantra selain Al Quran dan Hadits yang diyakini bisa menolak bahaya Percaya tahayul Pengalaman hidup dengan tema “Alloh Bersama kami” Beberapa tahun yang lalu, ketika test seleksi masuk perguruan tinggi saya sangat berambisi untuk bisa lolos di PTN impian. Kebetulan saya saat itu bersekolah di pondok pesantren modern yang pada saat itu pimpinan pondok saya membuat keputusan bahwa untuk santri tingkat akhir sistem belajarnya lebih difokuskan ke pelajaran umum untuk test ke perguruan tinggi untuk sementara waktu . Pada saat itu saya lebih menghabiskan waktu saya untuk belajar dan mengerjakan contoh soal test masuk PTN . Dan itu terus berlangsung sampai tibanya semua pengumuman test masuk dan akhirnya saya tidak lolos di PTN impian saya itu. Disana saya sangat sedih bahkan sempat berfikir bahwa Alloh tidak adil kepada saya. Sampai tiba di suatu malam saya terbangun, lalu saya mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahjjud .ketika berdoa, saya hanya bisa menangis karena saya merasa selama ini perjuangan saya sia-sia, tapi entah kenapa pada malam itu hati saya tiba-tiba terbuka bahwa selama ini, saya telah melupsksn Alloh. Ketika waktu sholat, saya selalu kepikiran belajar bahkan soal pun selalu masuk dipikiran saya. Astagfirulloh. Saya banyak berusaha tapi saya kurang dalam berdoa. Betapa sombongnya saya saat itu. Secara tidak langsung saya menggangtungkan hidup saya ke soal-soal yang saya geluti itu. Dan darisana saya mulai ibadah hanya karena Alloh,berdoa dan berikhtiar dengan seimbang. Dan akhirnya saya diterima di suatu perguruan tinggi yang tidak terduga sebelumnya. Saya ikhlas. Dan hari demi demi saya lewati ternyata ini memang yang terbaik untuk saya, banyak sekali hikmah yang saya dapatkan dan saya benar-benar bersyukur atas izin Alloh ini. Alloh maha mengetahuiapa yang kita butuhkan.