Anda di halaman 1dari 7

Bina Pribadi Islam (BPI)

Ringkasan Buku “ Komitmen Muslim Sejati Bab


1

Nama : Callista Syakirah Putri


Kelas : 9F
Pembina BPI : Dessy Haryanti

“Komitmen Muslim Sejati” merupakan sebuah buku karangan Fathi Yakan, seorang
ulama Timur Tengah, yang diterbitkan oleh Intermedia.
BAB PERTAMA
APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM?

Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada
pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati.

Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim
sejati adalah sebagai berikut:

Pertama :

SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA

Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini
adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih,
selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw.

Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya:

1. Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim
(Mahabijaksana), Qadir (Mahakuasa), ‘Alim (Mahatahu), Qayum (Selalu Mengurus
Makhluknya), dan Al-‘Aliy (Yang Maha Tinggi).

2. Saya harus mengimani bahwa Al-Khaliq (Sang Maha Pencipta).

3. Saya harus meyakini bahwa Allah Swt. telah mengutus para rasul dan
menurunkan kitab – kitab untuk mengenalkan pengetahuan tentang Allah, tujuan
penciptaan manusia, awal kejadian manusia, dan tempat kembali manusia. Rasul
yang terakhir adalah Muhammad Saw. yang telah dikuatkan Allah Swt. dengan
Alquranul Karim yang merupakan “mukjizat abadi”.

4. Saya harus meyakini, menaati, dan beribadah kepada Allah SWT.

5. Saya harus meyakini bahwa balasan bagi orang mukmin yang taat adalah surga,
sedangkan balasan bagi orang kafir yang bermaksiat adalah neraka

6. Saya harus mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah yang selaras dengan
keagungan-Nya.
7. Saya harus meyakini bahwa pendapat para salaf lebih utama untuk diikuti,
khususnya dalam persoalan takwil dan ta’thil, serta menyerahkan pengetahuan
mengenai makna – makna ini kepada Allah Swt. Tanpa harus menyebabkan
dijatuhkannya vonis kafir atau fasik bagi takwil yang dikemukakan oleh orang –
orang belakangan (khlaf).

8. Saya harus beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu apapun.

9. Saya harus mengingat-Nya dan senantiasa mengingat-Nya. Diamku harus


merupakan kegiatan berpikir dan bicaraku merupakan dzikir.

10. Saya harus bertawakal kepada Allah dalam segala keadaan dan
menggantungkan diri kepada-Nya dalam segala urusan.

11. Saya harus bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia-Nya

12. Saya harus beristighfar memohon ampunan Allah dan senantiasa beristighfar.

Kedua :

SAYA HARUS MENGISLAMKAN IBADAH SAYA

Dalam islam, ibadah adalah puncak ketundukan dan puncak kesadaran


mengenai keagungan ma’bud(Tuhan yang di sembah), Ibadah juga memiliki
pengaruh-pengaruh yang mendalam dalam interaksi antar sesama hamba Allah.
Karena sejatinya seorang muslim diciptakan adalah untuk beribadah.

Konsekuensi dari mengislamkan ibadah adalah :

1. Ibadahku harus “hidup” dan “tersambung” kepada Ma’bud ( Tuhan yang


diibadahi).

2. Ibadahku harus khusyuk, sehingga saya bisa menghayati kehangatan


komunikasi dengan Allah dan nikmatnya kekhusyukan.

3. Dalam beribadah, hati saya harus hadir (sepenuh hati), melepaskan pikiran
tentang segala kesibukan dan keinginan duniawi.
4. Doa harus menjadi tangga bagiku untuk memohon kepada Allah dalam setiap
keadaan.

Ketiga :

SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKHLAK SAYA.

Berakhlak mulia merupakan tujuan pokok dari risalah Islam, serta merupakan
bukti dan buah keimanan, keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak. Akhlak akan
membuat timbangan seorang hamba akan menjadi berat pada hari kiamat. Akhlak
mulia adalah buah ibadah dalam islam. Tanpa itu, ibadah tak ubahnya upacara dan
gerakan yang tidak memiliki nilai dan faedah sama sekali. Sifat-sifat yang harus
dimiliki seseorang agar memiliki akhlak islami adalah sebagai berikut:

1. Bersikap Wara’ ( hati – hati) terhadap syubhat

2. Menahan Pandangan (Gadhul Bashar)

3. Menjaga Lidah (lisan)

4. Malu (haya)

5. Pemaaf dan Sabar

6. Jujur

7. Rendah hati

8. Menjauhi Prasangka, Ghibah, dan mencari cela sesama Muslim.

9. Dermawan dan Pemurah

10. Menjadi tauladan yang baik

Keempat :

SAYA HARUS MENGISLAMKAN KELUARGA DAN RUMAH TANGGA SAYA

Keshalihan dalam akidah, ibadah dan akhlak tidak akan sempurna kalau hanya
dimiliki sendiri. Tapi semua itu harus ada ditularkan kepada orang di sekeliling kita
terutama keluarga dan rumah tangga. Saya harus membawa risalah Islam kepada
“masyarakat kecilku” : kepada keluargaku, kepada istriku, kepada anak – anakku,
kemuadian kepada kerabat dekat, kemuadian yang terdekat. Karena itu, tugas
pertama bagi seorang Muslim setelah dirinya sendiri adalah bertanggung jawab
terhadap keluarga, rumah tangga, dan anak-anaknya.

A. Tanggung Jawab Pernikahan

1. Pernikahan harus saya laksanakan semata – mata karena Allah, yaitu dalam
rangka membentuk rumah tangga muslim.

2. Hendaklah salah satu tujuan pernikahanku adalah menahan pandangan,


memelihara kemaluan, dan bertakwa kepada Allah.

3. Saya harus memilih pasangan yang berakhlak dan beragama, sekalipun lebih
rendah dibandingkan wanita lain dalam hal harta dan kecantikan.

B. Tanggung Jawab Pascapernikahan

1. Saya harus bersikap baik dan menghargainya, agar tumbuh kepercayaan antara
saya dan dia.

2. Hubungan harus ada hubungan kesesuaian dalam pemikiran, spritual, dan


emosi.

3. Hubungan dengan pasangan harus mengikuti tuntunan syara’.

C. Tanggung Jawab Bersama dalam Mendidik Anak

Kelima :

SAYA HARUS MENGALAHKAN NAFSU SAYA

A. Sifat-Sifat Manusia

Dalam pergulatan melawan nafsu, manusia terbagi menjadi beberapa tipe:

1. Ada manusia yang dikalahkan oleh nafsu mereka. Cenderung kepada kehidupan
dunia.
2. Ada tipe – tipe orang yang bersungguh – sungguh memerangani nafsunya dan
melawan keinginannya. Mereka kadang berbuat kesalahan, tetapi kemudian
bertobat. Mereka kadang bermaksiyat kepada Allah, namun lantas menyesal dan
beristighfar.

B. Perangkat – Perangkat untuk Memenangkan Melawan Hawa Nafsu

1. HATI

2. AKAL

C. Indikasi – Indikasi Kekalahan Akhlak

Ketika hati manusia mati atau mengeras, dan ketika akalnya padam atau
menyimpang. Sehingga manausia itu akan dihinggapi penyakit was – was.

D. Sarana – Sarana untuk Membentengi Diri dari Masuknya Setan

Sepuluh pintu yang dijadikan setan sebagai sarana untuk mendatangi manusia:

1. Ambisi dan Buruk Sangka

2. Kecintaan kepada hidup dan panjang angan – angan

3. Keinginan untuk santai dan bersenang – senang

4. Bangga diri

5. Sikap meremehkan dan kurang menghargai orang lain

6. Dengki

7. Riya’ dan keinginan dipuji manusia

8. Kikir

9. Sombong

10. Tamak

Sepuluh sarana menutup pintu masuk untuk setan :


1. Sikap Percaya dan menerima

2. Rasa takut terhadap datangnya kematian secara tiba –tiba

3. Menyadari akan hilangnya nikmat dan keburukan hisab

4. Mengingat karunia dan takut akan akibat yang akan menimpa

5. Mengenali hak dan kehormatan orang lain

6. Sikap menerima dan rela dengan pemberian dari Allah kepada makhluk-
makhluknya

7. Keikhlasan

8. Sadar akan sirnanya semua yang ada di tangan makhluk dan kekalnya pahala di
sisi Allah Swt.

9. Rendah hati

10. Percaya dengan apa yang ada di sisi Allah dan Zuhud terhadap apa yang dimiliki
manusia.

Keenam :

SAYA HARUS YAKIN BAHWA MASA DEPAN ADALAH MILIK ISLAM

Kepercayaan saya kepada Islam harus mencapai tingkat keyakinan bahwa masa
depan adalah milik agama ini. Beberapa faktor yang mendorong keyakinan saya :

1. Rabaniyah Manhaj Islam

2. Universalitas Manhaj Islam

3. Elastisitas Manhaj Islam

4. Kelengkapan Manhaj Islam

5. Keterbatasan Sistem – Sistem “Wadh’iyah”

Anda mungkin juga menyukai